SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PEKANBARU

PAPER
“SURAT KEPUTUSAN PAJAK”

OLEH :

ANGGA KUSUMA
1201112466

JURUSAN ADMINISTRASI
PRODI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
i

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Halaman

Daftar Isi ................................................................................................. i
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................... 2
A.Pengertian Pajak .................................................................................. 2
B. Fungsi Pajak…………………………………………………………..7
C.Yusdifikasi Pajak dan Prinsip Pemungutan Pajak ............................... 8
D. Hukum Pajak………………………………………………………… 9
E.Perbedaan Pajak dan Jenis Pungutan Lainnya ..................................... 11
F.Surat Ketetapan Pajak………………………………………………. 12
BAB II. Kesimpulan ............................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 19
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum
dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang
Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari
pengertian atau fakta diatas mengungkapkan bahwa tujuan pajak adalah untuk
memakmurkan rakyat atau membuat rakyat menjadi sejahtera. Ideal pemerintah
tentang pajak sebagai usaha untuk mencapai kemakmuran belum berjalan dengan
baik karena didalam pelaksanaannya masih banyak terdapat ketimpanganketimpangan yang menghambat proses tersebut. Menjadi suatu masalah yang
besar ketika Negara kehilangan kepercayaan dari rakyatnya karena pajak tidak
dapat mencapai tujuannya. Hal itu diakibatkan pengelolaan dan pelaksana
pengelolaan yang tidak transparaan serta adanya penyelewengan atau pelanggaran
ditubuh

instansi

yang

mengurus

pajak.

Jika Pajak didilihat dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber
daya dari sektor privatkepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan
gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah.
Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk
kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan
keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan
kebutuhan masyarakat. Ini juga berarti pemerintah mempunyai kuasa monopoli di
dalam perekonomian yang tercermin dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 2. Yang
mana sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai dan
dikelola oleh Negara. Pajak mempunyai fungsi Fungsi anggaran (budgetair)
merupakan sumber pendapatan Negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
melaksanakan pembangunan. Pajak juga berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan
ekonomidan menjaga stabilitas perekonomian dalam hal yang berhubungan
dengan stabilitas harga sehingga inflasidapat dikendalikan. Pajak mempunyai
andil dalam pembentukkan harga pasar.
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pajak
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus
menerus

dan

berkesinambungan

yang

bertujuan

untuk

meningkatkan

kesejahteraan rakyat baik material maupun spriritual. Untuk dapat merealisasikan
tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara dalam
pembiayaaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam
negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang
berguna bagi kepentingan bersama.
Sejak pajak mulai diperhitungkan sebagai salah satu pemasukan paling pengting
bagi sebuah negara, banyak para ahli ekonomi mengemukakan pendapatnya
tentang definisi tentang pajak. Berikut adalah definisi yang dikemukakan
beberapa ahli ekonomi :
Rifhi Siddiq
Pajak adalah iuran yang dipaksakn pemerintahan suatu negara dalam periode
tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh wajib
pajak kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung.
Leroy Beaulieu, seorang sarjana dari Perancis, dalam bukunya yang berjudul
Traite de la Science des Finances, 1906 mengemukakan “
“ Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh
kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja
pemerintah.”
Deutsche Reichs Abgaben Ordnung ( RAO – 1919 ), mendefinisikan pajak
sebagai bantuan uang secara incidental atau secara periodic (dengan tidak ada
kontraprestasinya), yang di pungut oleh bada yang ebrsifat umum(Negara), untuk
memperoleh pendapatan, di mana terjadi suatu tatbestand (sasaran pemajakan),
yang karena undang-undang menimbulkan utang pajak. Artinya pajak merupakan
iuran yang dipaksakan oleh pemerintah terhadap masyarakat dan tanda timbal
balik,

karena

berfungsi

sebagai

penambah

meningkatkan pembangunan suatu Negara.

penghasilan

Negara

demi
3

Prof. Edwin R.A Seligman dalam Essay Taxation ( New York, 1925 )
menyatakan
“ Tax is compulsory Contribution from the person, to the goverment to defray the
expenses incurred in the common interest of all, without reference to special
benefit conferred.”
Banyak yang keberatan atas kalimat “ without reference “ karena bagaimana pun
juga uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang dan jasa, sementara
“benefit” yang diperoleh akan diberikan kepada masyarakat, hanya tidak mudah
ditunjukan apalagi secara perrangan.
Phillip E. Taylor dalam bukunya yang berjudul The Economics of Public
Finance, 1984 mengganti kata “without reference “ menjadi “ with little reference
“
dalam bukunya yang berjudul De overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden (
1949 ) memberikan batasan bahwa pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak
dan terutang kepada penguasa ( menurut norma-norma yang ditetapkannya secara
umum ), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran pengeluaran umum.
Prof. Dr. M.J.H Smeets dalam bukunya de Economische Betekenis der
Belastingen, 1951 adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma
– norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontra-prestasi yang
dapat ditunjukkan dalam kasus yang bersifat individual yang maksudnya adalah
untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “ Pajak
Berdasarkan Asas Gotong-Royong “, Universitas Padjajaran, Bandung, 1964,
menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang
dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Prof. Dr. P.J.A Adriani beliau pernah menjabat guru besar hukum pajak pada
Universitas

Amsterdam

dan

pemimpin

International

Bureau

of

Fiscal

Documentation di Amsterdam mengatakan bahwa:
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa mendapat prestasi
kembaliyang langsung dapat ditunjuk dan yang kegunaanya untuk membayai
4

pengeluaran umum terkait dengan tugas negara dalam menyelenggaraan
pemerintahan.”
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam bukunya Dasar - Dasar Hukum Pajak
dan Pajak Pendapatan, mendefinisikan pajak sebagai iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal yang
langsung dapat dirasakan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
menurut Sommerfeld, pajak merupakan suatu pengalihan sumber-sumber yang
wajib di lakukan dari sektor swasta kepada sektor pemerintah berdasarkan
peraturan tanpa suatu imbalan kembali yang langsung dan seimbang, agar
pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya dalam menjalankan pemerintahan.
menurut R. Santoso Brotodihadrjo, pajak adalah bantuan, baik secara
langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan public dari penduduk
atau drai barang, untuk menutupi belanja pemerintah, yang artinya pajak
merupakan suatu pemungutan dari masyarakat yang berguna untuk kepentingan
Negara.
Mr. Dr. N.J Fieldmann dalam bukunya yang berjudul De overheidsmiddelen
van Indonesia, Leiden ( 1949 ) memberikan batasan bahwa pajak adalah prestasi
yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa ( menurut norma-norma
yang ditetapkannya secara umum ), tanpa adanya kontra-prestasi, dan sematamata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara
ekonomis (pajak adalah sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah) atau pengertian secara yuridis ( pajak adalah iuran yang dapat
dipaksakan ) dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat para ahli tentang
unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut:
1.

Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan

perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan pungutan
lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang."
2.

Tidak mendapatkan jasa timbal balik (konraprestasi perseorangan) yang dapat

ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak
kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang
tidak membayar pajak kendaraan bermotor.
5

3.

Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun
pembangunan.
4.

Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib

pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai
peraturan perundag-undangan.
5.

Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran

Negara yang

diperlukan

untuk

menutup

pembiayaan

penyelenggaraan

pemerintahan, selain itu pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi
mengatur / regulatif).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada
pengertian pajak adalah sebagai berikut :
1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya
yang sifatnya dapat dipaksakan
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah
3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari

pemasukannya

masih

terdapat

surplus,

dipergunakan

untuk

membiayai publik investment.
5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.
Cara melaksanakan hukum pajak diantaranya sebagai barikut:
1. Pajak dapat dipaksakan
Undang-undang memberikan wewenang kepada fiskus untuk memaksa wp
untuk mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya. Sebab undang
undang menurut sanksi-sanksi pidana fiscal (pajak) sanksi administrative yang
kususnya diatur oleh undang-undang no 19 tahun 2000 termasuk wewenang
dari perpajakan untuk mengadsakan penyitaan terhadap harta bergerak/ tetap
wajib pajak.
6

Dalam hokum pajak Indonesia dikenal lembaga sandera atau girling yaitu
wajib pajak yang pada dasarnya mampu membayar pajak namun selalu
menghindari pembayaran pajak dengan berbagai dalih, maka fiskus dapat
menyandera wp dengan memasukkannya kedalam penjara.
2. Pajak tidak menerima kontra prestasi
Ciri kas pajak dibandiong dengan jenis pungutan lainnya adalah wajib
pajak (tax payer ) tidak menerima jasa timbal yang dapat ditunjuk secara
langsung dari pemerintah namun perlu dipahami bahwa sebenarnya subjek
pajak ada menerima jasa timbal tetapi diterima secara kolektif bersama dengan
masyarakat lainnya.
3. Untuk membiayai biaya umum pemerintah
Pajak yang dipungut tidak pernah ditujukan untuk biaya khusus .
dipandang dari segi hokum maka pajak akan terutang apabila memenuhi
syarat subjektif dan syaratobjektif .
Syarat objektif : ,yang berhubungan dengan objek pajak misalnmya
adanya penghasilan atau penyeerahan barang kena pajak . syarat subjektif
adlah syarat yang berhubungan dengan subjek pajak , apakah orang pribadi
atau badan.
Struktur pajak di Indonesia berdasarkan urian diatas adalah sebagai
berikut:
1. pajak penghasilan (PPh)
2. pajak pertambahan nilaio barang dan jasa dan penjualan atas baeang
mewah
3. pajak bumi dan bangunan
4. pajak daerah dan retribbusi daerah
5. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
6. bea materai
Untuk mewujudkan pajak-pajak tersebut menjadi kenyataan, terdapat hokum
pajak formal yaitu UU RI NO 16 thn 2000 tentang perubahan kedua dari uu no 6
1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
7

Bagi wajib pajak yang menghindari pajak uu no 19 thn 2000 tentang
penagihan pajak dan surat paksa.
Bagi wajib pajak yang banding berdasarkan uu no 17 thn 1997 tentang badan
penyelesaian sengketa pajak BPSP tyelah disebutkan diatas telah diubah dan
diganti dengan uu no 14 thn 2002 tentang penaagihan pajak
B.

Fungsi pajak

1.

Fungsi budgetair
Fungsi budgeteir merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiscal yaitu

suatu

fungsi

dimana

pajak

dipergunakan

sebagai

alat

untuk

memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang
perepajakan yang berlaku “segala pajak untuk keperkuan negara berdasarkan
undang-undang.
Yang dimaksud dengan memasukkan kas secara optimal adalah sebagi
berikut:


jangan sampai ada wajib pajak/subjek pajak yang tidak membayar

kewajiban pajaknya.


Jangan sampai wajib pajak tidak melaporkan objek pajak kepada

fiskus


Jangan sampai ada objek pajak dai pengamatan dan perhitungan

fiskkus yang terlepas
Perwujudan fungsi budgetair dalam kehidupan kenegaraan dapat terlihat
dalam APBN yang setiap tyahun disahkan dengan undang-undang. Penerimaan
negara selalu meningkat dari tahun ketahun khususnya setelah reformasi uu
perpajakan thn 1983/1984.
2. Fungsi regulerend
Atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi pajak dipergunakan oleh
pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu , dan sebagainya
sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari
fungsi utama pajak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pajak dipakai
sebagai alat kebijakan, mis : pajak atas minuman keras ditinggikan untuk
mengurangi konsumsi fasilitas perpajakan sehingga perwujudan dari pajak
8

regulerend yang terdapat dalam UU No I tahun 1967 tentang penanaman
modal asing. Contoh:
a)

Bea materai modal

b)

Bea masuk dan pajak penjualan

c)

Bea balik nama

d)

Pajak perseroan

e)

Pajak devident

C.

Yusdifikasi Pajak Dan Prinsip Pemungutan Pajak

Dalam hal ini akan dikemukakan asas-asas pemungutan pajak dan alas analasan yang menjdi dasar pembenaran pemungutan pajak oleh fiskus negara,
sehingga fiskus negara merasa punya wewenang untuk memungut pajak dari
penduduknya.
Teori asas pemungutan pajak:
a)

Teori ansuransi

Negara berhak memungut pajak dari penduduk karena menurut teori ini
negara melindungi semua rakyat dan rakyat membayar premi pada negara.

b)

Teori kepentingan

Bahwa negara berhak memungut pajak karena penduduk negara tersebut
mempunyai kepentingan pada negara, makin besar kepentingan penduduk
kepada negara maka makin besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada
negara.
c)

Teori bakti

Mengajarkan bahwa pwnduduk adalah bagian dari suatu negara oleh
karena itu penduduk terikat pada negara dan wajib membayar pajak pada
negara dalam arti berbakti pada negara.
d)

Teori gaya pikul

Teori ini megusulkan supaya didalam hal pemungutan pajak pemerintah
memperhatikan gaya pikul wajib pajak.
e)

Teori gaya beli
9

Menurut teori ini yustifikasi pemungutan pajak terletak pada akibat
pemungutan pajak. Misalnya tersedianya dana yang cukup untuk mrmbiayai
pengeluaran umum negara, karena akibat baik dari perhatian negara pada
masyarakat maka pemuingutan pajak adalah juga baik.
f)

Teori pembangunan

Untuk Indonesia yustifikasi pemungutan pajak yang paling tepat adalah
pembangunan dalam arti masyarakat yang adil dan makmur
Disamping itu terdapat juga asas-asas pemungutan pejak seperti:
Asas yuridis yang mengemukakan supaya pemungutan pajak didasarkan
pada undang-undang
Asas ekonomis yang menekankan supaya pemungutan pajak jangan
sampai menghalangi produksi dan perekonomian rakyat
Asas finansial menekankan supaya pengeluaran-pengeluaran untuk
memungut pajak harus lebih rendah dari jumlah pajak yang dipungut.
Prisip-prinsip pemungutan pajak:
Menurut Era Saligman ada empat Prisip pemungutan pajak:
Prisip fiscal
Prinsip Administrativ
Prinsip ekonomi
Prinsip Etika
D.

Hukum Pajak

Adalah: Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang
pemerinth untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali
kepada masyarakat melalui kas negara. Sehingga hukum pajak tersebut
merupakan hukum publik yang mengatur hubungan negara dan orang-orang atau
badan-badan hukum yang berkewajiban membayar pajak.
Hukum pajak dibedakan atas:
10

1. Hukum pajak material
Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan tentang siapa yang dikenakan pajak dan
siapa-siapa yang dikecualikan dengan pajak dan berapa harus dibayar.
2. Hukum pajak formal
Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan bagaiman mewujudkan hukum pajak
material menjadi kenyataan.
Kutipan beberapa definisi Pajak dari para pakar.Prof. Erwin R.A. Seligman
dalam buku Esay in Taxation yang diterbitkan di Amerika menyatakan: “Tax is
compulsory Contribution from the person, to Government to depray the expenses
incurred in the common interest of all, without reference to special benefit
conperred” Secara garis besar terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditujukan
kepada Negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan khusus pada seseorang,
bagaimanapun pajak itu ditujukan manfaatnya kepada masyarakat.
Mr. Dr. N.J. Feldmann dalam bukunya De over heidsmiddelen Van Indonesia
(terjemahan): Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa
adanya kontra prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaranpengeluaran umum.
Menurut Nurmatu (2003) Pajak memiliki dua fungsi yaitu fungsi penerimaan
(budgeter) dan fungsi mengatur (regular). Fungsi budgeter merupakan fungsi
pajak sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaranpengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukannya pajak dalam APBN sebagai
penerimaan dalam negeri. Sedangkan fungsi regular merupakan fungsi pajak
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang
ekonomi dan social. Sebagai contoh yaitu dikenakan pajak yang lebih tinggi
terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan.
Ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut:
1.

Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya

yang sifatnya dapat dipaksakan
11

2.

Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi

individual oleh masyarakat
3.

Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah
4.

Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai
public investment.
5.

Pajak dapat pula pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu

mengatur.
6.

Retribusi

7.

Sumbangan

E.

Perbedaan Pajak Dan Jenis Pungutan Lainnya Pebedaan Hukum

Pajak Materiil Dan Hukum Pajak Formal
Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) selaku
pemungut pajak dengan Wajib Pajak. Apabila memperhatikan materinya Hukum
Pajak diedakan menjadi:
1. Hukum Pajak Materiil
Memuat norma-norma yang menerangkan keadaan, perbuatan , peristiwa
hukum yang dikenakan pajak (objek-objek), siapa yang dikenakan pajak
(subjek), berapa besar pajak yang dikenakan, segala sesuatu tentang timbul
dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hokum antara pemerintah dan wajib
pajak sebagai contoh : Undang-undang penghasilan
2. Hukum Pajak Formal
Memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hokum materiil menjadi
kenyataan, hokum pajak formal ini memuat antara lain
1. Tatacara penetapan utang pajak.
12

2. Hak-hak fiskus untuk mengawasi wajib pajak mengenai keadaan,
perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak.
3. Kewajiban Wajib Pajak sebagai contoh menyelenggarakan pembukuan /
pencatatan dan hak-hak wajob pajak mengajukan keberatan dan banding.
4.
F. Surat Ketetapan Pajak
Besarnya pajak yang terutang dalam satu tahun pajak sebagai ketetapan pajak
tertuang dalam surat yang diistilahkan dengan surat ketetapan pajak.
Pengertian surat ketetapan pajak sesuai Undang-Undang nomor 28 tahun 2007
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan(KUP) adalah surat
ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil atau Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat Ketetapan Pajak ini sebagai suatu
ketetapan tertulis yang menimbulkan hak dan kewajiban, memuat besarnya
utang pajak pada tahun tertentu bagi Wajib Pajak yang nama dan alamatnya
tercantum dalam surat ketetapan pajak. Surat ketetapan pajak ini merupakan
tembusan dari kohir sehingga bentuk dan isi kohir sama dengan surat
ketetapan pajak. Dengan modernisasi administrasi, istilah kohir tidak
digunakan lagi, tetapi dalam pengadministrasian masih bermakna penting
sebagai pengawasan penagihan pajak terulang.
Dari tinjauan teori yang disampaikan oleh R.Soemitro (1988) membedakan
surat ketetapan pajak sebagai berikut.
-

Surat Ketetapan Pajak Sementara

Surat ketetapan pajak sementara ini seperti yang pernah dijelaskan
sebelumnya sebagai surat ketetapan pajak yang dikeluarkan otoritas pajak
pada awal tahun yang memuat besarnya pajak terutang sementara yang harus
dibayar. Dengan ketetapan sementara inilah diharapkan uang pajak dapat
segera masuk dalam kas Negara untuk pembiayaan pengeluaran Negara.
Ketetapan pajak ini juga menimbulkan banyak masalah, terutama banyaknya
ragam pengadministrasiannya dan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk
untuk mengelola. Oleh karena itu, sistim ini diubah sejak adanya reformasi
pajak di Indonesia.
-

Surat Ketetapan Pajak Primitif
13

Surat ketetapan pajak primitif adalah surat ketetapan pajak yang didasarkan
pada data yang diberikan Wajib Pajak tanpa adanya koreksi atau perubahan
dari pihak otoritas pajak.
-

Surat Ketetapan Pajak Rampung

Surat ketetapan pajak rampung adalah sebagai kebalikan dari surat ketetapan
pajak sementara. Surat ketetapan pajak rampung diterbitkan pada akhir tahun
yang jumlahnya tentu dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil sehingga
wajib pajak dapat pula mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak
rampung ini
-

Surat ketetapan pajak tambahan

Surat ini diterbitkan sehubungan dengan pemungutan pajak sebagai contoh
pajak yang dipotong oleh pemberi kerja atas pembayaran gaji yang sekarang
dikenal dengan Pajak Penghasilan Pasal 21. Surat ketetapan pajak ini
dimaksudkan agar pemberi kerja membayar kekurangan pajak yang telah
dipotong.
-

Surat Ketetapan Pajak Tagihan Susulan

Surat ini diterbitkan apabila dikemudian hari ternyata ada hal baru yang
diketahui atau hal yang belum terungkap pada saat diterbitkan surat ketetapan
rampung.
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Definisi SKPKB
Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 1(16), Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok
pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya
sanksi administrasi dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
Penerbitan SKPKB
Menurut No.28 Tahun 2007 Pasal 13(1), SKPKB diterbitkan apabila :
a.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang
tidak atau kurang dibayar.
14

Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat tinggal, tempat kedudukan, dan tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak.
b.Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya
sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran
c.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak
seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif
0% (nol persen) bagi Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakan
di bidang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan barang mewah, yang
mengakibatkan pajak yang terulang tidak atau kurang dibayar dikenai sanksi
administrasi dengan menerbitkan Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar ditambah
dengan kenaikan 100%
d.Kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatn tidak dipenuhi
sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang ;atau,
e. kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan.
Sanksi Administrasi
a.Apabila SKPKB dikeluarkan karena alasan pada poin 2a dan 2e, maka
jumlah kekurangan pajak terutang ditambah dengan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% per bulan paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya
pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
b.Apabila SKPKB dikeluarkan karena alas an pada poin 2b, 2c, dan 2d,
maka dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :
 50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak
 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut,
tidak atau kurang disetor dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang
disetorkan.
 100% dari PPN dan PPn BM yang tidak atau kurang bayar


Fungsi SKPKB

a.

Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT-nya

b.

Sarana untuk mengenakan sanksi
15

c.

Alat untuk menagih
2.

Surat Ketetapan Pajak Nihil

Definisi SKPN
Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 1(18), SKPN adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak
atau pajak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Penerbitan SKPN
SKPN diterbitkan apabila setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit pajak atau
jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak
tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak.
3.

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan (SKPKBT) adalah surat ketetapan
pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan
.Penerbitan SKPKBT ini didasarkan pada :
Hasil

pemeriksaan

atau

pemeriksaan

ulang

terhadap

data

baru

yang

mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang termasuk data yang
semula belum terungkap atau penerbitan SKPKBT ini dalam jangka waktu 5
tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak,bagian tahun
pajak atau tahun pajak.Sebagai konsekuensinya jumlah pajak yang tidak atau
kurang dibayar dalam SKPKBT ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 100% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar


Hasil penelitian atau putusan pengadilan yang telah memperoleh keuatan

hukum tetap terhadap wajib pajak yang dipidanakarena melakukan tindak tindak
pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara.SKPKBT ini diterbitkan dalam jangka waktu 5
tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak,bagian tahun
pajak,tahun pajak sebagai konsekuensinya bahwa jumlah pajak yang tidak atau
kurang dibayar dalam SKPKBT ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 100% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar
16

4.

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar

Surat ketetapan pajak lebih bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau
seharusnya tidak terutang.Dirjen pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak
lebih bayar (SKPLB) berdasarkan hasil penelitian terhadap kebenaran
pembayaran pajak atas permohonan wajib pajak (pasal 17 UU KUP) terdapat
kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
17

KESIMPULAN
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara
dalam pembiayaaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari
dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang
berguna bagi kepentingan bersama.
Pajak adalah iuran yang dipaksakan pemerintahan suatu negara dalam
periode tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh
wajib pajak kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada
pengertian pajak adalah sebagai berikut :
1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya
yang sifatnya dapat dipaksakan
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah
3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari

pemasukannya

masih

terdapat

surplus,

dipergunakan

untuk

membiayai publik investment.
5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak (c.q. Kantor Pelayanan Pajak/KPP) berdasarkan hasil
pemeriksaan pajak maupun penelitian SPT (umumnya SKP diterbitkan
berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap SPT WP). SKP dapat berupa SKP-LB,
SKP-KB, SKP-KBT, atau SKP-Nihil.
1. SKP-LB atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan
pajak yang menyatakan adanya kelebihan pembayaran pajak (Lebih
Bayar/LB).
2. SKP-KB atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan
pajak yang menyatakan adanya kekurangan pembayaran pajak (Kurang
Bayar/KB). Jumlah KB yang tercantum dalam SKP-KB jatuh tempo
18

dalam satu bulan sejak SKP tersebut diterbitkan. Namun jika Wajib Pajak
mengajukan Keberatan, maka KB tersebut belum dianggap sebagai utang
pajak dan jatuh tempo pembayarannya diundur hingga satu bulan setelah
terbitnya Surat Keputusan Keberatan.
3. SKP-KBT atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah
surat ketetapan pajak susulan setelah SKP-KB yang pertama diterbitkan.
SKP

ini

bisa

muncul

manakala

kantor

pajak

mendapatkan

data/keterangan/informasi baru (novum) yang menyatakan adanya
kekurangan pembayaran pajak sementara terhadap Wajib Pajak tersebut
sebelumnya sudah diterbitkan SKP-KB.
4. SKP Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menyatakan bahwa jumlah
pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak yang dapat
diperhitungkan, alias tidak kurang maupun tidak lebih bayar.
19

DAFTAR PUSTAKA
Waluyo.

2011.

Perpajakan

Wikipidia.com/Pengertian Pajak.

Indonesia.

Jakarta

:

Salemba

Empat

More Related Content

What's hot

Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukumMakalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukumadeasuharja
 
Pratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaPratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaRickyshidiq
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraIr. Zakaria, M.M
 
Buku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraBuku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANTri Widodo W. UTOMO
 
Asas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraAsas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraNuelimmanuel22
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
Pengertian konstitusi
Pengertian konstitusiPengertian konstitusi
Pengertian konstitusiyamega
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)Abid Zamzami
 

What's hot (20)

Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Tm 1-dasar-dasar perpajakan
Tm 1-dasar-dasar perpajakanTm 1-dasar-dasar perpajakan
Tm 1-dasar-dasar perpajakan
 
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukumMakalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
 
Pratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaPratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlina
 
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negara
 
Buku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraBuku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negara
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
 
Bahan kuliah han
Bahan kuliah hanBahan kuliah han
Bahan kuliah han
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Koleksi soal-cpns-5 KABUPATEN MUNA
Koleksi soal-cpns-5 KABUPATEN MUNA Koleksi soal-cpns-5 KABUPATEN MUNA
Koleksi soal-cpns-5 KABUPATEN MUNA
 
Pemerintah Bukanlah Negara 2
Pemerintah Bukanlah Negara 2Pemerintah Bukanlah Negara 2
Pemerintah Bukanlah Negara 2
 
Negara dan konstitusi done
Negara dan konstitusi doneNegara dan konstitusi done
Negara dan konstitusi done
 
Asas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraAsas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negara
 
Bab 7 konstitusi
Bab 7 konstitusiBab 7 konstitusi
Bab 7 konstitusi
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Pengertian konstitusi
Pengertian konstitusiPengertian konstitusi
Pengertian konstitusi
 
Sistem perekonomian di indonesia
Sistem perekonomian di indonesiaSistem perekonomian di indonesia
Sistem perekonomian di indonesia
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
 

Viewers also liked

Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014herawadi
 
Keputusan kepala desa wlahar wetan no 12 tahun 2015 tentang pembentukan tpk p...
Keputusan kepala desa wlahar wetan no 12 tahun 2015 tentang pembentukan tpk p...Keputusan kepala desa wlahar wetan no 12 tahun 2015 tentang pembentukan tpk p...
Keputusan kepala desa wlahar wetan no 12 tahun 2015 tentang pembentukan tpk p...Pemdes Wlahar Wetan
 
SK Nomor 1 Tahun 2016 (PTPKD TA 2016)
SK Nomor 1 Tahun 2016 (PTPKD TA 2016)SK Nomor 1 Tahun 2016 (PTPKD TA 2016)
SK Nomor 1 Tahun 2016 (PTPKD TA 2016)Pemdes Wlahar Wetan
 
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_printPA_Klaten
 
2016 surat pengertian n jenis
2016 surat pengertian n jenis2016 surat pengertian n jenis
2016 surat pengertian n jenisWie SaLafie
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Bbe Mee
 
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknisSk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknisChristine Roberts
 
Surat permohonan
Surat permohonanSurat permohonan
Surat permohonanumum
 
Surat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanSurat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanblewly
 
Dokumen RKPDes 2015 desa wlahar wetan (review september 2014)
Dokumen RKPDes 2015 desa wlahar wetan (review september 2014)Dokumen RKPDes 2015 desa wlahar wetan (review september 2014)
Dokumen RKPDes 2015 desa wlahar wetan (review september 2014)Pemdes Wlahar Wetan
 
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)Pemdes Wlahar Wetan
 

Viewers also liked (16)

Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
 
Keputusan kepala desa wlahar wetan no 12 tahun 2015 tentang pembentukan tpk p...
Keputusan kepala desa wlahar wetan no 12 tahun 2015 tentang pembentukan tpk p...Keputusan kepala desa wlahar wetan no 12 tahun 2015 tentang pembentukan tpk p...
Keputusan kepala desa wlahar wetan no 12 tahun 2015 tentang pembentukan tpk p...
 
SK Nomor 1 Tahun 2016 (PTPKD TA 2016)
SK Nomor 1 Tahun 2016 (PTPKD TA 2016)SK Nomor 1 Tahun 2016 (PTPKD TA 2016)
SK Nomor 1 Tahun 2016 (PTPKD TA 2016)
 
Surat permohonan
Surat permohonanSurat permohonan
Surat permohonan
 
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
 
Surat kuasa
Surat kuasaSurat kuasa
Surat kuasa
 
2016 surat pengertian n jenis
2016 surat pengertian n jenis2016 surat pengertian n jenis
2016 surat pengertian n jenis
 
CONTOH SK KETUA RT
CONTOH SK KETUA RTCONTOH SK KETUA RT
CONTOH SK KETUA RT
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Surat kuasa mutasi
Surat kuasa mutasiSurat kuasa mutasi
Surat kuasa mutasi
 
Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan PerpajakanPengetahuan Perpajakan
Pengetahuan Perpajakan
 
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknisSk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
 
Surat permohonan
Surat permohonanSurat permohonan
Surat permohonan
 
Surat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanSurat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaan
 
Dokumen RKPDes 2015 desa wlahar wetan (review september 2014)
Dokumen RKPDes 2015 desa wlahar wetan (review september 2014)Dokumen RKPDes 2015 desa wlahar wetan (review september 2014)
Dokumen RKPDes 2015 desa wlahar wetan (review september 2014)
 
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
 

Similar to Surat Keputusan Pajak

Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakRizki Alyusra
 
9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teorivespa
 
tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan
tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakantugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan
tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakanilhamiii
 
Tugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajakTugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajakrhatnae23
 
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...Gunawan Adam
 
Falsafah dan ideologi ekonomi kerakyatan (nur rachmaniar)
Falsafah dan ideologi ekonomi kerakyatan (nur rachmaniar)Falsafah dan ideologi ekonomi kerakyatan (nur rachmaniar)
Falsafah dan ideologi ekonomi kerakyatan (nur rachmaniar)Nur Rachmaniar
 
PPT Perpajakan [TM1].pdf
PPT Perpajakan [TM1].pdfPPT Perpajakan [TM1].pdf
PPT Perpajakan [TM1].pdfBosku2
 
1. bukuhiuo[p[oiuytredfghjklloiuytrfvbnmliu
1. bukuhiuo[p[oiuytredfghjklloiuytrfvbnmliu1. bukuhiuo[p[oiuytredfghjklloiuytrfvbnmliu
1. bukuhiuo[p[oiuytredfghjklloiuytrfvbnmliu01NursyamArifaHaqKel
 
3, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and consumer protectio...
3, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and consumer protectio...3, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and consumer protectio...
3, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and consumer protectio...Imam Arifin
 
HUKUM PAJAK (1).pdf
HUKUM PAJAK (1).pdfHUKUM PAJAK (1).pdf
HUKUM PAJAK (1).pdfFalahisShufi
 
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGPENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGjohnfreddy75
 
Analisis Wacana Konstitusi Ekonomi
Analisis Wacana Konstitusi EkonomiAnalisis Wacana Konstitusi Ekonomi
Analisis Wacana Konstitusi EkonomiJefri Capriansyah
 

Similar to Surat Keputusan Pajak (20)

Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
4
44
4
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori
 
tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan
tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakantugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan
tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan
 
Tugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajakTugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajak
 
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Falsafah dan ideologi ekonomi kerakyatan (nur rachmaniar)
Falsafah dan ideologi ekonomi kerakyatan (nur rachmaniar)Falsafah dan ideologi ekonomi kerakyatan (nur rachmaniar)
Falsafah dan ideologi ekonomi kerakyatan (nur rachmaniar)
 
PPT Perpajakan [TM1].pdf
PPT Perpajakan [TM1].pdfPPT Perpajakan [TM1].pdf
PPT Perpajakan [TM1].pdf
 
1. bukuhiuo[p[oiuytredfghjklloiuytrfvbnmliu
1. bukuhiuo[p[oiuytredfghjklloiuytrfvbnmliu1. bukuhiuo[p[oiuytredfghjklloiuytrfvbnmliu
1. bukuhiuo[p[oiuytredfghjklloiuytrfvbnmliu
 
3, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and consumer protectio...
3, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and consumer protectio...3, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and consumer protectio...
3, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and consumer protectio...
 
HUKUM PAJAK (1).pdf
HUKUM PAJAK (1).pdfHUKUM PAJAK (1).pdf
HUKUM PAJAK (1).pdf
 
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGPENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
 
Analisis Wacana Konstitusi Ekonomi
Analisis Wacana Konstitusi EkonomiAnalisis Wacana Konstitusi Ekonomi
Analisis Wacana Konstitusi Ekonomi
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 

Recently uploaded (20)

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

Surat Keputusan Pajak

  • 1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA UNIVERSITAS RIAU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PEKANBARU PAPER “SURAT KEPUTUSAN PAJAK” OLEH : ANGGA KUSUMA 1201112466 JURUSAN ADMINISTRASI PRODI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013
  • 2. i DAFTAR ISI Daftar Isi Halaman Daftar Isi ................................................................................................. i BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................... 2 A.Pengertian Pajak .................................................................................. 2 B. Fungsi Pajak…………………………………………………………..7 C.Yusdifikasi Pajak dan Prinsip Pemungutan Pajak ............................... 8 D. Hukum Pajak………………………………………………………… 9 E.Perbedaan Pajak dan Jenis Pungutan Lainnya ..................................... 11 F.Surat Ketetapan Pajak………………………………………………. 12 BAB II. Kesimpulan ............................................................................... 17 3.1 Kesimpulan .................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 19
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian atau fakta diatas mengungkapkan bahwa tujuan pajak adalah untuk memakmurkan rakyat atau membuat rakyat menjadi sejahtera. Ideal pemerintah tentang pajak sebagai usaha untuk mencapai kemakmuran belum berjalan dengan baik karena didalam pelaksanaannya masih banyak terdapat ketimpanganketimpangan yang menghambat proses tersebut. Menjadi suatu masalah yang besar ketika Negara kehilangan kepercayaan dari rakyatnya karena pajak tidak dapat mencapai tujuannya. Hal itu diakibatkan pengelolaan dan pelaksana pengelolaan yang tidak transparaan serta adanya penyelewengan atau pelanggaran ditubuh instansi yang mengurus pajak. Jika Pajak didilihat dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privatkepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat. Ini juga berarti pemerintah mempunyai kuasa monopoli di dalam perekonomian yang tercermin dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 2. Yang mana sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai dan dikelola oleh Negara. Pajak mempunyai fungsi Fungsi anggaran (budgetair) merupakan sumber pendapatan Negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan. Pajak juga berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan ekonomidan menjaga stabilitas perekonomian dalam hal yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasidapat dikendalikan. Pajak mempunyai andil dalam pembentukkan harga pasar.
  • 4. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pajak Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spriritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara dalam pembiayaaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Sejak pajak mulai diperhitungkan sebagai salah satu pemasukan paling pengting bagi sebuah negara, banyak para ahli ekonomi mengemukakan pendapatnya tentang definisi tentang pajak. Berikut adalah definisi yang dikemukakan beberapa ahli ekonomi : Rifhi Siddiq Pajak adalah iuran yang dipaksakn pemerintahan suatu negara dalam periode tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung. Leroy Beaulieu, seorang sarjana dari Perancis, dalam bukunya yang berjudul Traite de la Science des Finances, 1906 mengemukakan “ “ Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah.” Deutsche Reichs Abgaben Ordnung ( RAO – 1919 ), mendefinisikan pajak sebagai bantuan uang secara incidental atau secara periodic (dengan tidak ada kontraprestasinya), yang di pungut oleh bada yang ebrsifat umum(Negara), untuk memperoleh pendapatan, di mana terjadi suatu tatbestand (sasaran pemajakan), yang karena undang-undang menimbulkan utang pajak. Artinya pajak merupakan iuran yang dipaksakan oleh pemerintah terhadap masyarakat dan tanda timbal balik, karena berfungsi sebagai penambah meningkatkan pembangunan suatu Negara. penghasilan Negara demi
  • 5. 3 Prof. Edwin R.A Seligman dalam Essay Taxation ( New York, 1925 ) menyatakan “ Tax is compulsory Contribution from the person, to the goverment to defray the expenses incurred in the common interest of all, without reference to special benefit conferred.” Banyak yang keberatan atas kalimat “ without reference “ karena bagaimana pun juga uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang dan jasa, sementara “benefit” yang diperoleh akan diberikan kepada masyarakat, hanya tidak mudah ditunjukan apalagi secara perrangan. Phillip E. Taylor dalam bukunya yang berjudul The Economics of Public Finance, 1984 mengganti kata “without reference “ menjadi “ with little reference “ dalam bukunya yang berjudul De overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden ( 1949 ) memberikan batasan bahwa pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa ( menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum ), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran pengeluaran umum. Prof. Dr. M.J.H Smeets dalam bukunya de Economische Betekenis der Belastingen, 1951 adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma – norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontra-prestasi yang dapat ditunjukkan dalam kasus yang bersifat individual yang maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “ Pajak Berdasarkan Asas Gotong-Royong “, Universitas Padjajaran, Bandung, 1964, menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Prof. Dr. P.J.A Adriani beliau pernah menjabat guru besar hukum pajak pada Universitas Amsterdam dan pemimpin International Bureau of Fiscal Documentation di Amsterdam mengatakan bahwa: “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa mendapat prestasi kembaliyang langsung dapat ditunjuk dan yang kegunaanya untuk membayai
  • 6. 4 pengeluaran umum terkait dengan tugas negara dalam menyelenggaraan pemerintahan.” Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam bukunya Dasar - Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, mendefinisikan pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal yang langsung dapat dirasakan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. menurut Sommerfeld, pajak merupakan suatu pengalihan sumber-sumber yang wajib di lakukan dari sektor swasta kepada sektor pemerintah berdasarkan peraturan tanpa suatu imbalan kembali yang langsung dan seimbang, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya dalam menjalankan pemerintahan. menurut R. Santoso Brotodihadrjo, pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan public dari penduduk atau drai barang, untuk menutupi belanja pemerintah, yang artinya pajak merupakan suatu pemungutan dari masyarakat yang berguna untuk kepentingan Negara. Mr. Dr. N.J Fieldmann dalam bukunya yang berjudul De overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden ( 1949 ) memberikan batasan bahwa pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa ( menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum ), tanpa adanya kontra-prestasi, dan sematamata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara ekonomis (pajak adalah sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis ( pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan ) dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat para ahli tentang unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut: 1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang." 2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (konraprestasi perseorangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.
  • 7. 5 3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan. 4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundag-undangan. 5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, selain itu pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut : 1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan 2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah 3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai publik investment. 5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur. Cara melaksanakan hukum pajak diantaranya sebagai barikut: 1. Pajak dapat dipaksakan Undang-undang memberikan wewenang kepada fiskus untuk memaksa wp untuk mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya. Sebab undang undang menurut sanksi-sanksi pidana fiscal (pajak) sanksi administrative yang kususnya diatur oleh undang-undang no 19 tahun 2000 termasuk wewenang dari perpajakan untuk mengadsakan penyitaan terhadap harta bergerak/ tetap wajib pajak.
  • 8. 6 Dalam hokum pajak Indonesia dikenal lembaga sandera atau girling yaitu wajib pajak yang pada dasarnya mampu membayar pajak namun selalu menghindari pembayaran pajak dengan berbagai dalih, maka fiskus dapat menyandera wp dengan memasukkannya kedalam penjara. 2. Pajak tidak menerima kontra prestasi Ciri kas pajak dibandiong dengan jenis pungutan lainnya adalah wajib pajak (tax payer ) tidak menerima jasa timbal yang dapat ditunjuk secara langsung dari pemerintah namun perlu dipahami bahwa sebenarnya subjek pajak ada menerima jasa timbal tetapi diterima secara kolektif bersama dengan masyarakat lainnya. 3. Untuk membiayai biaya umum pemerintah Pajak yang dipungut tidak pernah ditujukan untuk biaya khusus . dipandang dari segi hokum maka pajak akan terutang apabila memenuhi syarat subjektif dan syaratobjektif . Syarat objektif : ,yang berhubungan dengan objek pajak misalnmya adanya penghasilan atau penyeerahan barang kena pajak . syarat subjektif adlah syarat yang berhubungan dengan subjek pajak , apakah orang pribadi atau badan. Struktur pajak di Indonesia berdasarkan urian diatas adalah sebagai berikut: 1. pajak penghasilan (PPh) 2. pajak pertambahan nilaio barang dan jasa dan penjualan atas baeang mewah 3. pajak bumi dan bangunan 4. pajak daerah dan retribbusi daerah 5. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 6. bea materai Untuk mewujudkan pajak-pajak tersebut menjadi kenyataan, terdapat hokum pajak formal yaitu UU RI NO 16 thn 2000 tentang perubahan kedua dari uu no 6 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
  • 9. 7 Bagi wajib pajak yang menghindari pajak uu no 19 thn 2000 tentang penagihan pajak dan surat paksa. Bagi wajib pajak yang banding berdasarkan uu no 17 thn 1997 tentang badan penyelesaian sengketa pajak BPSP tyelah disebutkan diatas telah diubah dan diganti dengan uu no 14 thn 2002 tentang penaagihan pajak B. Fungsi pajak 1. Fungsi budgetair Fungsi budgeteir merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiscal yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perepajakan yang berlaku “segala pajak untuk keperkuan negara berdasarkan undang-undang. Yang dimaksud dengan memasukkan kas secara optimal adalah sebagi berikut:  jangan sampai ada wajib pajak/subjek pajak yang tidak membayar kewajiban pajaknya.  Jangan sampai wajib pajak tidak melaporkan objek pajak kepada fiskus  Jangan sampai ada objek pajak dai pengamatan dan perhitungan fiskkus yang terlepas Perwujudan fungsi budgetair dalam kehidupan kenegaraan dapat terlihat dalam APBN yang setiap tyahun disahkan dengan undang-undang. Penerimaan negara selalu meningkat dari tahun ketahun khususnya setelah reformasi uu perpajakan thn 1983/1984. 2. Fungsi regulerend Atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu , dan sebagainya sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan, mis : pajak atas minuman keras ditinggikan untuk mengurangi konsumsi fasilitas perpajakan sehingga perwujudan dari pajak
  • 10. 8 regulerend yang terdapat dalam UU No I tahun 1967 tentang penanaman modal asing. Contoh: a) Bea materai modal b) Bea masuk dan pajak penjualan c) Bea balik nama d) Pajak perseroan e) Pajak devident C. Yusdifikasi Pajak Dan Prinsip Pemungutan Pajak Dalam hal ini akan dikemukakan asas-asas pemungutan pajak dan alas analasan yang menjdi dasar pembenaran pemungutan pajak oleh fiskus negara, sehingga fiskus negara merasa punya wewenang untuk memungut pajak dari penduduknya. Teori asas pemungutan pajak: a) Teori ansuransi Negara berhak memungut pajak dari penduduk karena menurut teori ini negara melindungi semua rakyat dan rakyat membayar premi pada negara. b) Teori kepentingan Bahwa negara berhak memungut pajak karena penduduk negara tersebut mempunyai kepentingan pada negara, makin besar kepentingan penduduk kepada negara maka makin besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada negara. c) Teori bakti Mengajarkan bahwa pwnduduk adalah bagian dari suatu negara oleh karena itu penduduk terikat pada negara dan wajib membayar pajak pada negara dalam arti berbakti pada negara. d) Teori gaya pikul Teori ini megusulkan supaya didalam hal pemungutan pajak pemerintah memperhatikan gaya pikul wajib pajak. e) Teori gaya beli
  • 11. 9 Menurut teori ini yustifikasi pemungutan pajak terletak pada akibat pemungutan pajak. Misalnya tersedianya dana yang cukup untuk mrmbiayai pengeluaran umum negara, karena akibat baik dari perhatian negara pada masyarakat maka pemuingutan pajak adalah juga baik. f) Teori pembangunan Untuk Indonesia yustifikasi pemungutan pajak yang paling tepat adalah pembangunan dalam arti masyarakat yang adil dan makmur Disamping itu terdapat juga asas-asas pemungutan pejak seperti: Asas yuridis yang mengemukakan supaya pemungutan pajak didasarkan pada undang-undang Asas ekonomis yang menekankan supaya pemungutan pajak jangan sampai menghalangi produksi dan perekonomian rakyat Asas finansial menekankan supaya pengeluaran-pengeluaran untuk memungut pajak harus lebih rendah dari jumlah pajak yang dipungut. Prisip-prinsip pemungutan pajak: Menurut Era Saligman ada empat Prisip pemungutan pajak: Prisip fiscal Prinsip Administrativ Prinsip ekonomi Prinsip Etika D. Hukum Pajak Adalah: Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerinth untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui kas negara. Sehingga hukum pajak tersebut merupakan hukum publik yang mengatur hubungan negara dan orang-orang atau badan-badan hukum yang berkewajiban membayar pajak. Hukum pajak dibedakan atas:
  • 12. 10 1. Hukum pajak material Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan tentang siapa yang dikenakan pajak dan siapa-siapa yang dikecualikan dengan pajak dan berapa harus dibayar. 2. Hukum pajak formal Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan bagaiman mewujudkan hukum pajak material menjadi kenyataan. Kutipan beberapa definisi Pajak dari para pakar.Prof. Erwin R.A. Seligman dalam buku Esay in Taxation yang diterbitkan di Amerika menyatakan: “Tax is compulsory Contribution from the person, to Government to depray the expenses incurred in the common interest of all, without reference to special benefit conperred” Secara garis besar terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditujukan kepada Negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan khusus pada seseorang, bagaimanapun pajak itu ditujukan manfaatnya kepada masyarakat. Mr. Dr. N.J. Feldmann dalam bukunya De over heidsmiddelen Van Indonesia (terjemahan): Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontra prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaranpengeluaran umum. Menurut Nurmatu (2003) Pajak memiliki dua fungsi yaitu fungsi penerimaan (budgeter) dan fungsi mengatur (regular). Fungsi budgeter merupakan fungsi pajak sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaranpengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. Sedangkan fungsi regular merupakan fungsi pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan social. Sebagai contoh yaitu dikenakan pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan. Ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut: 1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan
  • 13. 11 2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh masyarakat 3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. 5. Pajak dapat pula pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur. 6. Retribusi 7. Sumbangan E. Perbedaan Pajak Dan Jenis Pungutan Lainnya Pebedaan Hukum Pajak Materiil Dan Hukum Pajak Formal Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) selaku pemungut pajak dengan Wajib Pajak. Apabila memperhatikan materinya Hukum Pajak diedakan menjadi: 1. Hukum Pajak Materiil Memuat norma-norma yang menerangkan keadaan, perbuatan , peristiwa hukum yang dikenakan pajak (objek-objek), siapa yang dikenakan pajak (subjek), berapa besar pajak yang dikenakan, segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hokum antara pemerintah dan wajib pajak sebagai contoh : Undang-undang penghasilan 2. Hukum Pajak Formal Memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hokum materiil menjadi kenyataan, hokum pajak formal ini memuat antara lain 1. Tatacara penetapan utang pajak.
  • 14. 12 2. Hak-hak fiskus untuk mengawasi wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak. 3. Kewajiban Wajib Pajak sebagai contoh menyelenggarakan pembukuan / pencatatan dan hak-hak wajob pajak mengajukan keberatan dan banding. 4. F. Surat Ketetapan Pajak Besarnya pajak yang terutang dalam satu tahun pajak sebagai ketetapan pajak tertuang dalam surat yang diistilahkan dengan surat ketetapan pajak. Pengertian surat ketetapan pajak sesuai Undang-Undang nomor 28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan(KUP) adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat Ketetapan Pajak ini sebagai suatu ketetapan tertulis yang menimbulkan hak dan kewajiban, memuat besarnya utang pajak pada tahun tertentu bagi Wajib Pajak yang nama dan alamatnya tercantum dalam surat ketetapan pajak. Surat ketetapan pajak ini merupakan tembusan dari kohir sehingga bentuk dan isi kohir sama dengan surat ketetapan pajak. Dengan modernisasi administrasi, istilah kohir tidak digunakan lagi, tetapi dalam pengadministrasian masih bermakna penting sebagai pengawasan penagihan pajak terulang. Dari tinjauan teori yang disampaikan oleh R.Soemitro (1988) membedakan surat ketetapan pajak sebagai berikut. - Surat Ketetapan Pajak Sementara Surat ketetapan pajak sementara ini seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya sebagai surat ketetapan pajak yang dikeluarkan otoritas pajak pada awal tahun yang memuat besarnya pajak terutang sementara yang harus dibayar. Dengan ketetapan sementara inilah diharapkan uang pajak dapat segera masuk dalam kas Negara untuk pembiayaan pengeluaran Negara. Ketetapan pajak ini juga menimbulkan banyak masalah, terutama banyaknya ragam pengadministrasiannya dan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk untuk mengelola. Oleh karena itu, sistim ini diubah sejak adanya reformasi pajak di Indonesia. - Surat Ketetapan Pajak Primitif
  • 15. 13 Surat ketetapan pajak primitif adalah surat ketetapan pajak yang didasarkan pada data yang diberikan Wajib Pajak tanpa adanya koreksi atau perubahan dari pihak otoritas pajak. - Surat Ketetapan Pajak Rampung Surat ketetapan pajak rampung adalah sebagai kebalikan dari surat ketetapan pajak sementara. Surat ketetapan pajak rampung diterbitkan pada akhir tahun yang jumlahnya tentu dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil sehingga wajib pajak dapat pula mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak rampung ini - Surat ketetapan pajak tambahan Surat ini diterbitkan sehubungan dengan pemungutan pajak sebagai contoh pajak yang dipotong oleh pemberi kerja atas pembayaran gaji yang sekarang dikenal dengan Pajak Penghasilan Pasal 21. Surat ketetapan pajak ini dimaksudkan agar pemberi kerja membayar kekurangan pajak yang telah dipotong. - Surat Ketetapan Pajak Tagihan Susulan Surat ini diterbitkan apabila dikemudian hari ternyata ada hal baru yang diketahui atau hal yang belum terungkap pada saat diterbitkan surat ketetapan rampung. 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Definisi SKPKB Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 1(16), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang masih harus dibayar. Penerbitan SKPKB Menurut No.28 Tahun 2007 Pasal 13(1), SKPKB diterbitkan apabila : a.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar.
  • 16. 14 Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat tinggal, tempat kedudukan, dan tempat kegiatan usaha Wajib Pajak. b.Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran c.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen) bagi Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakan di bidang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan barang mewah, yang mengakibatkan pajak yang terulang tidak atau kurang dibayar dikenai sanksi administrasi dengan menerbitkan Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar ditambah dengan kenaikan 100% d.Kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatn tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang ;atau, e. kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan. Sanksi Administrasi a.Apabila SKPKB dikeluarkan karena alasan pada poin 2a dan 2e, maka jumlah kekurangan pajak terutang ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar b.Apabila SKPKB dikeluarkan karena alas an pada poin 2b, 2c, dan 2d, maka dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :  50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak  100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan.  100% dari PPN dan PPn BM yang tidak atau kurang bayar  Fungsi SKPKB a. Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT-nya b. Sarana untuk mengenakan sanksi
  • 17. 15 c. Alat untuk menagih 2. Surat Ketetapan Pajak Nihil Definisi SKPN Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 1(18), SKPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak terutang dan tidak ada kredit pajak. Penerbitan SKPN SKPN diterbitkan apabila setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak. 3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan (SKPKBT) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan .Penerbitan SKPKBT ini didasarkan pada : Hasil pemeriksaan atau pemeriksaan ulang terhadap data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang termasuk data yang semula belum terungkap atau penerbitan SKPKBT ini dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak,bagian tahun pajak atau tahun pajak.Sebagai konsekuensinya jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam SKPKBT ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar  Hasil penelitian atau putusan pengadilan yang telah memperoleh keuatan hukum tetap terhadap wajib pajak yang dipidanakarena melakukan tindak tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.SKPKBT ini diterbitkan dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak,bagian tahun pajak,tahun pajak sebagai konsekuensinya bahwa jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam SKPKBT ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar
  • 18. 16 4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Surat ketetapan pajak lebih bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.Dirjen pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak lebih bayar (SKPLB) berdasarkan hasil penelitian terhadap kebenaran pembayaran pajak atas permohonan wajib pajak (pasal 17 UU KUP) terdapat kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
  • 19. 17 KESIMPULAN Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara dalam pembiayaaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pajak adalah iuran yang dipaksakan pemerintahan suatu negara dalam periode tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut : 1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan 2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah 3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai publik investment. 5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur. Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (c.q. Kantor Pelayanan Pajak/KPP) berdasarkan hasil pemeriksaan pajak maupun penelitian SPT (umumnya SKP diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap SPT WP). SKP dapat berupa SKP-LB, SKP-KB, SKP-KBT, atau SKP-Nihil. 1. SKP-LB atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menyatakan adanya kelebihan pembayaran pajak (Lebih Bayar/LB). 2. SKP-KB atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menyatakan adanya kekurangan pembayaran pajak (Kurang Bayar/KB). Jumlah KB yang tercantum dalam SKP-KB jatuh tempo
  • 20. 18 dalam satu bulan sejak SKP tersebut diterbitkan. Namun jika Wajib Pajak mengajukan Keberatan, maka KB tersebut belum dianggap sebagai utang pajak dan jatuh tempo pembayarannya diundur hingga satu bulan setelah terbitnya Surat Keputusan Keberatan. 3. SKP-KBT atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak susulan setelah SKP-KB yang pertama diterbitkan. SKP ini bisa muncul manakala kantor pajak mendapatkan data/keterangan/informasi baru (novum) yang menyatakan adanya kekurangan pembayaran pajak sementara terhadap Wajib Pajak tersebut sebelumnya sudah diterbitkan SKP-KB. 4. SKP Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menyatakan bahwa jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak yang dapat diperhitungkan, alias tidak kurang maupun tidak lebih bayar.