Teknik-teknik memahami potensi individu melalui testing dan non testing dapat dirangkum dalam 3 kalimat berikut:
Teknik testing menggunakan alat ukur standar seperti tes inteligensi dan minat untuk mengukur aspek psikis, sedangkan teknik non testing meliputi observasi, wawancara, angket, dan sosiometri untuk memperoleh data langsung dari individu dan pihak lain yang mengenalnya. Kedua teknik diperl
1. TEHNIK-TEHNIK MEMAHAMI POTENSI INDIVIDU
MELALUI TEHNIK TESTING DAN NON TESTING
Memahami individu dapat dilakukan dengan berbagai cara, secara garis besar
dibedakan secara testing dan non testing. Untuk memahami individu dari sudut
konselor, berarti konselor perlu mengumpulkan data yang selengkap dan sebaik
mungkin untuk kemudian ke diagnosa proses bimbingan karir.
Menurut pendapat Nina Syaod’ah Sukmadinata (1981) untuk memahami individu
dapat memperhatikan :
1) Segi yang perlu dipahami :
a. Fisik dan kesehatan
b. Psikis seperti kecerdasan (inteligensi), bakat, minat dll
c. Kecakapan nyatannya (prestasi belajar)
d. Latar Belakang (keluarga,asal sekolah, tempat tinggal dll)
2) Siapa yang dipahami: teerutama siswa yang bersangkutan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Juga orang yang berhubungan dengan siswa seperti
guru, orang tua, temannya dsb.
3) Bagaimana cara memahaminya, secara garis besar dibedakan :
a. Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik testing
b. Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik non testing
Secara lengkap dapat dijelaskan dibawah ini.
A. DATA YANG DIPEROLEH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
TESTING
Tes adalah suatu alat yang sudah distandarlisasikan untuk mengukur salah satu
sifat, tingkah laku seseorang. Baik tidaknya tes ditentukan dengan : validata,
reliabilita dan norma test tersebut. Test ini berguna untuk:
(1) Mengecek data yang diperoleh dari teknik lain
(2) Mengadakan diagnosa dan pragnosa tentang diri anak
(3) Memberikan arahan pada bimbingan lanjuan (follow up)
Test ini dapat digolongkan menjadi sebagai berikut :
1) Berdasarkan aspek jiwa yang ingin diketahui :
a. Test prestasi belajar
b. Test kecerdasan (inteligensi)
c. Test bakat (aptitude)
d. Test sikat (attitude)
e. Test kepribadian
f. Test minat (interest) dll.
2. 2) Berdasarkan banyaknya orang yang ditest, dibedakan :
a. Test individual adalah test satu demi satu dilayani oleh tester, seperti test
balok, Test Biner-Simon.
b. Test kelompok (group) adalah dalam waktu bersamaan tester dapat
melayani beberapa orang test sekaligus, seperti test P.M, test kraepelin.
3) Berdasarkan caranya menjawab atau melakukan tugas, dibedakan :
a. Test bahasa (verbal) yaitu mengerjakan test dengan menggunakan bahasa,
seperti tes binnet-simon.
b. Test peraga (performance) yaitu teste didalam menjawab atau mengerjakan
test dengan menggunakan perbuatan atau tingkah laku tertentu, seperti test
balok, test gambar orang.
4) Berdasarkan waktu yang dipergunakan, dibedakan :
a. Test batas waktu (speed test) yaitu dalam waktu yang ditentukan teste
harus menyelesaikan suatu tugas. Dan apabila teste menyelesaikan tugas
sebelum batas waktu habis, ada nilai tambah sebagai hadiah. Misalnya test
kraepelin, test WAIS.
b. Test batas kerja (power test ) yaitu teste harus menyelesaikan tugas itu
tidak peduli jumlah waktu yang digunakan. Makin lama menyelesaikan
akan mengurangi nilai. Dalam hal ini yang diukur kemampuan teste.
5) Berdasarkan pembuat test, dibedakan :
a. Test Biner – Simon
b. Test Kraepelin
c. Test Rorschach
d. Test Raven
e. Test Wechsler-Bellevue, dll.
Pengetahuan tentang test penting bagi jabatan pembimbing, karena
dengan test dapat diketahui suatu aspek jiwa tertentu, pembimbing dapat
mencari macam test tertentu. Secara mendalam test diberikan dalam
PSYCHODIAGNOSTIK
Tidak semua orang berwenang menggunakan test tersebut dinyatakan oleh H.
Koestoer (1981;4) sebagai berikut :
“ Bagaimanapun terdidik secara terlatih seorang konselor, selalu terdapat
kemungkinan ada satu atau lebih test yang ia tidak berwenang
menggunakannya, karena belum sempat mempelajarinya. Sopan santunnya
disini, adakah bahwa tiap konselor seyogyanya menyadari batas-batas
kompetensinya. Oleh karena itu diadakan pembatasan untuk menjaga
diperlukan test psikologis secara profesional ialah :
3. 1) Test psikologis hanya dapat digunakan oleh pemakai yang kompeten.
Mahasiswa jurusan BP boleh menggunakan untuk keperluan penelitian, asal
diawasi oleh orang yang kompeten.
2) Test psikologis hanya boleh diedarkan secara komersional, setelah didukung
oleh informasi penelitian yang memadai. Dipakai dalam penelitian saja, harus
jelas-jelas diberi tanda sebagi demikian.
3) Test psikologis tidak boleh dicetak dalam media massa, bahkan tidak boleh
diproduksi secara tesis.
4) Tidak dibenarkan melaksanakan test tanpa pengawasan yang kompeten. Jadi
seorang konselor tidak harus melakukan test psikologis tetapi dari hasil
pengukuran test psikologis. Misalnya : seorang siswa mendapatkan nilai
tertinggi dalam numerical ability akan berhasil dalam bidang angka, verbal
reasoning, language usage, spelling, language usage grammer, akan berhasil
dalam bidang bahasa, abstrak reasoning akan berhasil dalam bidang elektro,
komputer. Clerical speed and accuraey akan berhasil dalam bidang
dokumentasi, mecanikal reasoning akan berhasil dalam bidang mesin, space
relation akan berhasil dalam bidang arsitektur.
B. DATA YANG DIPEROLEH DENGAN TEKNIK NON TESTING
Selain data itu dapat diperoleh dari client dengan teknik testing, data tentang
diri client juga dapat diperoleh dengan berbagai cara. Dasar pemikirannya ialah
bahwa bila hanya dengan satu cara atau metode saja, maka validitas dan
reliabilitas data kurang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun metode-metode
yang dapat digunakan dalam bentuk non testing adalah :
I. Formulir untuk mengisi data pribadi (the personal information blank)
Sebelum mengadakan anlisa individual dan konseling, client diminta
mengisi formulir yang sangat penting bagi kesempurnaan data dan pengarahan
selanjutnya, seperti : cita-cita setelah tamat sekolah, pelajaran yang disenangi
atau tidak disenangi dll.cara ini telah menghemat waktu dan tenaga. Data ini
hanya bersifat sementara (bisa terjadi setelah banyak orientasi dan
pengalaman ada perubahan isi datanya).
II. Observasi
Didalam penyelidikan, observasi merupakan alat yang fundamentil.
Observasi tidak hanya selalu dengan indera saja tetapi dilengkapi dengan alat-
alat modern seperti : tape recorder, foto, film, slide dan sebagainya. Beberapa
macam alat observasi yang dapat digunakan dalam situasi yang berbeda –
beda menurut Drs. Soetrisno Hadi M.A yaitu sebagai berikut :
4. 1) Anecdotal record
Adalah catatan-catatan atau record yang bersifat komulatif dari tingkah
laku yang luar biasa dari seseorang
2) Catatan Berkala
Adalah catatan-catatan atau kejadian-kejadian dalam waktu tertentu.
Misalnya partisipasi anak dalam diskusi kelas.
3) Check list
Adalah daftar yang mengandung atau mencakup faktor-faktor yang ingin
diselidiki. Biasanya berbagai macam problem yang mungkin dialami oleh
seorang anak < sekolah >, jumlahnya makin bnyak dan lengkap makin
baik.
4) Rating scale
Adalah suatu data yang diharapkan atau diobservasi itu ditulis dalam
bentuk tingkatan-tingkatan < rating >, yang jadi sudah lebih jelas
kualitetnya. Dalam pengisian rating scale ini sering ada kekeliruan atau
kesesatan yang disebut :
a. Halo Effect
Adalah kesesatan yang disebabkan karena dalam pencatatannya
terpengaruh oleh kesan-kesan umum yang baik pada observe.
b. Generosity Effect
Adalah kesesatan karena adanya keinginan untuk berbuat baik kepada
observe. Biasanya observer cenderung menolong atau menguntungkan
observe
c. Carry Of Effact
Adalah kesesatan yang ditimbulkan karena observer tidak mampu
memisahkan atau membedakan secara jelas gejala satu dengan yang
lainnya. Kalau yang satu baik, maka yang lainnya dianggap baik juga
atau sebaliknya.
d. Mechanical devices
Adalah berbagai alat mechanis yang dapat membantu memperkuat
proses observasi. Misalnya : tape recorder, foto, film, slide dan
sebagainya.
III. BIOGRAFI
Didalamnya yaitu seperti buku harian, catatan pribadi dan auto biografi.
Data dari teknik ini besar artinya dalam mencangkup hal-hal yang mungkin
sudah tidak berada didaerah sadar.banyak data yang sudah tertekan atau
dilupakan, anmun tetap berpengaruh terhadap kehidupan pribadi individu
tersebut.
5. IV. QUESTIONNAIRE
Sering dikenal dengan angket. Yaitu suatu daftar yang berisi
pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang
menajdi sasaran Questionnaire . Questionnaire terdiri dari :
1) Bagian yang mengandung identifikasi subyek
2) Bagian yang mengandung pertanyaan sesuai dengan objek penelitian /
pengumpulan data.
Macam – macam Questionnaire yaitu :
a. Menurut cara menjawabnya :
- Closed question < pertanyaan terutup >
- Open question < pertanyaan terbuka >
- Pertanyaan tertutup dan terbuka
b. Menurut cara memberikan :
- Langsung
- Tidak langsung
Dengan Questionnaire ini dapat menghenat waktu, biaya dan tenaga. Tetapi
harus dicek kembali dan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh
subjeknya.
V. INTERVIEW
Adalah alat pengumpulan data dan dapat dijalankan tidak terbatas
kepada anak client saja, tetapi tidak dilaksanakan dengan pihak luar yang
mengenal client seperti : orang tuanya, temannya, dokter, tetangganya dan
sebagainya. Lngkah interview sebagai pengumpulan data adalah :
a. Persiapan
b. Pendahuluan atau pembukaan
c. Inti Interview
d. Penutup
e. Tindak Lanjut ( follow up )
Didalam melakukan interview juga harus membutuhkan pengalaman,
keramahan, keluwesan, pandai mengenal suasana dan harus dipersiapkan
benar baik psychis pembimbing maupun aspek materiil ( obyeknya ).
Menurut apa yang ingin dituju, interview dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
a. The employment inttervie
b. Informational interview
c. Administrative interview
d. Counseling interview
6. Menurut jumalah orang yang diinterview, interview dapat dibedakan menjadi
2, yaitu :
a. Interview Individuil < perorangan >
b. Interview Kelompok < group >
Menurut peranan yang dimainkan, interview dapat dibedakan menjadi 3,yaitu:
a. The non directive interview
b. The focused interview
c. The repeated interview
VI. SOSIOMETRI
Teknik ini sering disebut juga teknik “ GUESS WHO”. Sosiometri
adalah suatu teknik untuk mengetahui gambaran tentang hubungan sosial atau
interaksi sosial dalam suatru kelompok kecil seperti kelas. Melalui sosiometri
ini akan diketahui kedudukan anak dalam kelompoknya, mungkin populer,
terisolir atau biasa saja.
Manfaat teknik ini adalah :
1) Untuk pembentukan kelompok belajar, kelompok kerja, kelompok bermain,
kelompok rekreasi dan kelompok-kelompok lain.
2) Sebagai informasi adanya anak-anak yang terisolir, sehingga perlu
penanganan segera dalam pergaulan kelasnya
3) Untuk mengetahui ada tidaknya klik-klik yang dapat merugikan jalannya
pendidikan < yang bersifat negatif > misalnya klik anak “ the save “ dan “ the
have not “, klik anak pandai dan bodoh dan sebagainya.
4) Untuk dapat mengetahui teman karibnya seseorang anak yang suatu ketika
sapat untuk sumber informasi bagi temannya itu.
5) Untuk dapat menyusun tempat duduk anak atau memberikan pelayanan
khusus kepada anak tertentu.
Baik tidaknya hubungan sosial seseorang dengan orang lainnya dapat dilihat
dari beberapa segi antara lain :
1) Prequensi yaitu sering tidaknya anak atau orang itu bergaul. Makin sering
kita bergaul pada umumnya makin baik dalam segi pergaulannya.
2) Intensitet yaitu mendalam tidaknya anak itu didalam pergaulannya, yaitu intim
tidaknya hubungan mereka. Makin intim berarti intensitetnya makin banyak
dan mendalam.
3) Popularitet yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin populer makin
banyak temannya dan pada umumnya dipandang pergaulannya makin baik.
Sosiometri mula-mula dikemukakan oleh MORENO dalam bukunya “
WHO SHALL SURVIVE “. Kelemahan teknik ini yaitu hanya tepat untuk
mengenal hubungan antar individu dalam kelompok yang tidak terlalu besar <
7. kurang lebih maksimalnya : 100 anak >. Gambaran sosiometri disebut
SOSIOGRAM. Sedangkan hubungan atau relasi-relasi sosial dari individu
dalam suatu kelompok sehingga membentuk susunan yang tertentu disebut
KONFIGURASI.
Beberapa bentuk konfigurasi antara lain :
A Suatu bentuk hubungan yang erat,
intensitasnya cukup kuat.
B C
A
Hubungan sosial yang intenesionilnya lebih
Kuat dari contoh diatas
B C
D
Suatu bentuk konfigurasi yang kurang baik,
Sebab bila A tidak ada, tak ada yang
Menyatukan, kelompok dapat bubar
B A C
E
A
B Konfigurasi ini sangat kuat sekali
C
D E
8. Untuk mengetahui intensitas dan popularitas anak, maka hasil
sosiometri itu perlu dianalisa lebih lanjut yang disebut Analisa Index.
Analisa Index terdiri dari tiga status / kedudukan yaitu:
1) Status pemilihan ( choice status : cs )
Rumusnya :
Cs = jumlah anak yang memilih A
n - 1
dimana A = kode anak yang diselidiki dalam kelompok
n = jumlah anak didalam kelompok itu
Range cs bergerak dari anak 0 sampai 1
2) Status pemilihan dan penolakan ( cs dan rs )
Rumusnya :
Cs.rs = jumlah memilih A – jumlah menolak A
n – 1
Range rs bergerak dari -1 sampai 0. Jadi range cs.rs akan bergerak antara
-1 sampai 1. Yang paling populer < baik > mencapai nilai 1, sedang yang
paling ditolak < terisolir > nilainya -1.
3) Status penolakan ( rejection status : rs )
Rumusnya :
Rs = Jumlah anak yang menolak A
n – 1
VII. CASE STUDY
Case study adalah suatu metode dimana untuk menyelidiki atau
mempelajari suatu kejadian atau tentang seseorang yang dilakukan secara
mendalam dan dalam waktu yang relative lama.case study ini merupakan
suatu integrasi dari data-data yang diperoleh dengan metode-metode
lain.itulah sebabnya data case study ini akan mendapatkan tinjauan yang
mendalam dari penyelidik.
Aspek-aspek yang perlu diketahui melalui metode ini antara lain ialah :
1) Data identitas anak
2) Data tentang tanda-tanda atau gejala yang Nampak pada anak
3) Data-data sekitar client,meliputi :
a. Latar belakang keluarga (family background)
- Hubungannya dengan anggota keluarga
- Status ekonomi
- Disiplin dalam rumah dan sebagainya
9. b. Latar belakang jasmani dan kesehatannya :
- Kesehatan pada umumnya pada client
- Keadaan physical defect (kalau ada)
- Keadaan indranya dan sebagainya
c. Data mengenai pendidikannya :
- Record disekolah
- Kemajuan dan kemunduran di sekolah
- Keampuan dalam mengikuti pelajaran dan sebagainya
d. Social behaviour dan minatnya :
- Hobby
- Hubungan sosialnya
- Kepercayaan pada diri sendiri
- Inisiatif
- Kepimpinannya
- Rasa tanggung jawab terhadap tugasnyadan sebagainya
e. Data test psykhisnya :
- Minatnya
- Bakatnya
- In teligensinya
- Achievementnya
- Kepribadiannya
- Sikapnya dan sebagainya
4) Interpretasi data dan diagnosanya
5) Langkah-langkahnya yang akan diambil dalam memberikan konselingnya
6) Follow up setelah proses konseling selesai
Beberapa teknik diatas sebaiknya dilakukan secara saling mengisi dan
sekali kali janganlah dalam menyimpulkan itu hanya dengan satu teknik
pemahaman potensi individu hendaknya meliputi aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotornya, untuk mengetahui aspek kognitif umumnya
dengan test prestasi belajar yang bisa berbentuk lisan dan tertulis. Bentuk
tertulis dapat berupa esay dan objektif. Untuk aspek psikomtor dengan
atau berprilaku sesuai tugasnya.
10. b. Latar belakang jasmani dan kesehatannya :
- Kesehatan pada umumnya pada client
- Keadaan physical defect (kalau ada)
- Keadaan indranya dan sebagainya
c. Data mengenai pendidikannya :
- Record disekolah
- Kemajuan dan kemunduran di sekolah
- Keampuan dalam mengikuti pelajaran dan sebagainya
d. Social behaviour dan minatnya :
- Hobby
- Hubungan sosialnya
- Kepercayaan pada diri sendiri
- Inisiatif
- Kepimpinannya
- Rasa tanggung jawab terhadap tugasnyadan sebagainya
e. Data test psykhisnya :
- Minatnya
- Bakatnya
- In teligensinya
- Achievementnya
- Kepribadiannya
- Sikapnya dan sebagainya
4) Interpretasi data dan diagnosanya
5) Langkah-langkahnya yang akan diambil dalam memberikan konselingnya
6) Follow up setelah proses konseling selesai
Beberapa teknik diatas sebaiknya dilakukan secara saling mengisi dan
sekali kali janganlah dalam menyimpulkan itu hanya dengan satu teknik
pemahaman potensi individu hendaknya meliputi aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotornya, untuk mengetahui aspek kognitif umumnya
dengan test prestasi belajar yang bisa berbentuk lisan dan tertulis. Bentuk
tertulis dapat berupa esay dan objektif. Untuk aspek psikomtor dengan
atau berprilaku sesuai tugasnya.