Proses perubahan organisasi menurut model Kurt Lewin terdiri dari 3 tahap, yaitu: (1) unfreezing, yakni mempersiapkan karyawan untuk menerima perubahan; (2) moving, meliputi persiapan sumber daya dan pelaksanaan perubahan; (3) refreezing, menetapkan perubahan sebagai standar baru.
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
Mengelola sebuah perubahan dalam organisasi tidaklah mudah
1. Mengelola sebuah perubahan dalam organisasi tidaklah mudah, sehingga
cukup sering perusahaan/organisasi membutuhkan konsultan OD (organizational
development) untuk terlibat dalam melaksanakannya. Berbagai konsep atau model
dalam melaksanakan perubahan di sebuah organisasi juga banyak dikemukakan oleh
para ahli. Konsep – konsep tersebut berfokus pada bagaimana perubahan dapat
diimplementasikan di organisasi atau disebut “theories of changing”. Teori ini
menggambarkan aktifitas – aktifitas yang semestinya dilakukan atau diambil dalam
rangka menyukseskan perubahan organisasi (Cumming & Worley, 2005)
Kurt Lewin (Cameron&Green,2009) mengembangkan model atau konsep
pemikirannya tentang perubahan dalam organisasi berdasar dari perspektif
metaphora organisme. Model ini diketahui telah banyak diadopsi para manajer sampai
pada hari ini. Model yang ia kembangkan berupa atau sering disebut sebagai force
field analysis dengan three step model. Prinsip dasar dari model ini adalah kekuatan
untuk bergerak atau berubah harus lebih besar dibandingkan kekuatan yang
menentangnya di situasi apapun. Lewin menyarankan sebuah jalan untuk melihat
proses keseluruhan dari suatu perubahan organisasi yang terdiri dari 3 (tiga) langkah.
Langkah pertama adalah unfreezing, yaitu mendefiniskan bagaimana keadaan
perusahaan sekarang (saat perusahaan akan mulai melakukan perubahan)
memetakan apa saja kekuatan penggerak dan penentang perubahan serta
menetapkan gambaran situasi akhir yang diinginkan dari perubahan yang akan
dilakukan. Kedua adalah move, yaitu mulai melakukan pergerakan kepada keadaan
baru yang diinginkan melalui partisipasi dan keterlibatan secara aktif karyawan. Ketiga
adalah refreezing, yaitu fokus kepada membekukan atau menstabilkan kondisi yang
baru melalui pengaturan kebijakan, penghargaan, dan membangun standar – standar
baru.
1. Unfreezing
Pada proses ini yang dilakukan adalah mulai mencairkan keadaan dan
penyadaran kepada karyawan tentang kebutuhan untuk berubah dan bersiap – siap
untuk menghadapinya. Unfreezing dapat dilakukan misalnya melalui komando atau
instruksi langsung dari Direktur Utama di mana seluruh pihak agar memberikan
komitmen dan dukungan maksimal serta memonitor dengan ketat semua aktifitas
yang terkait dengan perubahan atau implementasi program maupun sistem baru.
Setiap pihak maupun unit yang terlibat harus bekerjasama dan menjadikan perubahan
sebagai tantangan tersendiri bagi karyawan.
2. 2. Moving
Moving dimulai dari mempersiapkan segala sesuatu demi mendukung
kelancaran proyek perubahan. Mulai dari perencanaan sumber daya manusia yang
diperlukan untuk mendukung kerja proyek, yakni perekrutan, pengangkatan dan
sebagainya. Hal tersebut supaya di awal proyek segala sesuatu telah siap. Segala hal
berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung juga dipersiapkan. Kantor atau
base camp termasuk di dalamnya furniture, peralatan dan infrastructure dalam bekerja
seperti komputer, LCD projector, kelistrikan, LAN, tempat filing dokumen, server -
server, software dan sebagainya. Selain itu, mobilisasi tim juga sudah didefinisikan
dan di sepakati oleh fungsi – fungsi yang bekerja sama dalam mewujudkan proyek
perubahan baik dari pihak perusahaan maupun konsultan (apabila menggunakan jasa
konsultan). Begitu pula dengan rancangan jadwal kerja harus telah disepakati.
Dengan demikian, hal - hal spesifik dan teknis realisasi proyek perubahan siap
dijalankan.
3. Refreezing
Pada proses ini yang dilakukan adalah tidak membuka peluang kepada
karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya dengan cara – cara terdahulu. Segala
permasalahan terkait perubahan harus langsung coba di atasi. Jadikan karyawan
tidak memiliki pilihan selain mengikuti perubahan yang ada. Perubahan yang telah
berjalan di institutionalisasi sebagai standar dalam sistem kerja di perusahaan,
kemudian juga dibuatkan kompetensi yang menjadi standar kebutuhan kompetensi
dan pelatihan bagi berbagai jabatan yang ada di perusahaan.