Kisah Ayub menggambarkan bagaimana Allah berbicara kepada Ayub dalam badai untuk memberinya pengertian bahwa penderitaannya bukanlah jawaban atas pertanyaan mengapa, melainkan sebuah misteri yang tak terjangkau akal manusia. Penderitaan hanya dapat dihadapi dengan menyerahkan diri kepada kekuasaan dan kasih Allah.
2. Maka dari dalam badai TUHAN menjawab
Ayub (38:1)
Badai melambangkan misteri TUHAN
Bab 38-39, jawaban Allah adalah rentetan
pertanyaan
Ayub tidak diberi jawaban mengapa dia
menderita
3. Kehadiran Allah dalam badai == tidak
memberikan jawaban atas persoalan Ayub.
Allah membingungkan karena tidak
memberikan jawaban yang obyektif.
Kebanyakan orang ingin jawaban yang
obyektif dan tidak abu-abu sehingga
memuaskan.
4. Yesus juga sering diam terhadap musuh-
musuhnya dan tidak pernah memberikan
jawaban atas pertanyaan musuh-
musuhnya. Dia tidak pernah menjawab
secara langsung, tetapi berusaha
mengarahkannya pada dialog ke arah
yang lain yang bisa merangkum
pertanyaan itu. Yesus membiarkan orang
mencari jawabannya sendiri.
5. Ayub bersukacita karena Allah akhirnya
berbicara
Kehadiran lebih penting daripada kata-kata
Allah yang turut campur bernilai lebih
daripada jawaban atas mengapa ada
penderitaan
6. Kemungkinan reaksi Ayub: OK Tuhan, aku
tidak perlu jawaban lagi. Aku mencintaimu,
TUHAN, dan aku tahu engkau mencintai
aku. Akhirnya engkau berbicara padaku.
Ini yang aku inginkan. Hanya berkata
padaku. Aku tidak peduli apapun yang
engkau katakan.
[refleksikan dalam hubungan suami-istri,
dalam komunitas, maupun persahabatan].
7. Jawaban atas pertanyaan hanya satu:
TIDAK, atau tidak bisa dijawab
"Siapakah dia yang menggelapkan
keputusan dengan perkataan-perkataan
yang tidak berpengetahuan? 3 Bersiaplah
engkau sebagai laki-laki! Aku akan
menanyai engkau, supaya engkau
memberitahu Aku. (Job 38:2-3 ITB)
8. Ayub ditegur untuk mempersoalkan hikmat
Allah
Sebab, Ayub tidak akan dapat menyelamai
hikmat Allah
Hikmat Allah melampaui kemampuan
manusia
9. Apakah engkau hendak meniadakan
pengadilan-Ku, mempersalahkan Aku
supaya engkau dapat membenarkan
dirimu? 9 (40-4) Apakah lenganmu seperti
lengan Allah, dan dapatkah engkau
mengguntur seperti Dia? (Ayb 40:8-9 ITB)
Manusia tidak dapat membenarkan dirinya
dengan mempersalahkan Allah
10. Mengapa ada dua binatang ini?
Binatang mitologis (binatang tidak nyata;
terjemahan kuda nil dan buaya
menghilangkan gambaran mitologis ini
tentang behemoth dan leviathan).
Behemoth dan Leviathan adalah simbol
chaos.
11. Behemot dan Leviatan: binatang yang
tidak bisa dikontrol, tidak berguna, jelek.
Keduanya adalah gambaran sisi Allah
yang liar dan bebas, yang tidak bisa kita
pahami. Allah selalu misteri. [bandingkan
badut atau penipu dalam cerita-cerita
rakyat]
12. Kisah Dinosaurus (RR 160) makan rumput.
Ada bagian tidak logis dan kaotis alias tidak
teratur pada dunia ini yang kita biarkan tidak
terkontrol – tidak peduli kita ini pandai atau
saleh.
Allah bukan hanya seperti pembuat jam atau
pencipta keteraturan yang sempurna.
Allah kadang-kadang juga sedikit
mengejutkan dan curang [bdk pengalaman
Yeremia]. Allah sekalipus pribadi tetapi daya
yang tidak bisa ditebak.
13. Penyerahan diri bukanlah penyerahan
kepada sebuah otoritas, melainkan kepada
sebuah misteri yang tak terpahami.
Penderitaan orang benar hanya bisa dihadapi
dengan menyerahkan diri kepada sebuah
misteri.
“Allah macam apa yang membiarkan tanpa
sebab orang benar itu menderita.”
Jawabannya: “Allah satu-satunya yang
memiliki kontrol atas segalanya termasuk
kekacauan alam ciptaan yang tanpa logika
jelas.” (DR SJ).
14. (RR 176) Salah satu sebab kita berdosa
dan menderita bukan karena kita lemah,
tetapi karena kita itu manusia.
Menjadi manusia terus berada dalam
proses sepanjang hidup
Kematangan orang Kristen terletak dalam
kemampuan hidup secara gembira dalam
dunia yang tidak sempurna
15. Jangan terlalu cepat untuk menyalahkan
Allah ketika mengalami penderitaan dan
merasa diri benar
Ayub akhirnya mencabut perkataannya
yang menyalahkan Allah
Sebagai gantinya, hendaklah berani
mempercayakan kepada Allah
kehidupannya apapun situasinya
16. Sacrum facere (sacrifice) = membuat
kudus – memberikan diri untuk orang lain.
Ini tidak berarti bahwa Allah akan
disenangkan dengan penderitaan kita.
penyucian diri untuk orang lain. ---
redemptive suffering.
17. Jika kita diciptakan dalam rupa Allah, dan jika
ada penderitaan di dunia, pasti Allah juga
menderita.
Orang tidak bisa menerima penderitaan
karena berpikir bahwa Allah tidak sedang
menderita.
Allah itu sempurna, sangat berkuasa, dan
tidak menderita.
Banyak orang yang menderita terkadang
sangat begitu suci sebab mereka ditarik
begitu dekat dengan Allah.
18. Penderitaan dan keindahan = dua wajah
Allah (RR 182).
Orang diselamatkan oleh mereka yang
ingin kita selamatkan. [Fransiskus Assisi
mencium orang kusta]. Menderita bagi dan
bersama orang lain, tampaknya
merupakan satu-satunya cara yang
membuat kita tahu bahwa hidup kita bukan
tentang diri kita sendiri.
19. Allah adalah terang, tetapi terang ini
tampaknya berada dalam kegelapan. Kita
harus pergi ke dalam kegelapan supaya bisa
melihat terang.
“jalan turun” Dunia sekarang adalah dunia
yang berlomba untuk mencari jalan naik.
Akal budi, teknologi dsb membantu kita untuk
menghindari “jalan untuk jatuh”. Kejatuhan /
penderitaan menakutkan kita.
Kitab Ayub menggambarkan bagaimana
orang yang jatuh lalu menemukan terang.
20. Hanya suara ilahi dalam badai yang
membuat penderitaan kita memiliki arti.
Jika tidak ada Allah, maka penderitaan
manusia hanyalah kesia-siaan.