3. 3
PESAN
1. PTM sering muncul tanpa gejala oleh sebab itu penting
dilakukan deteksi dini untuk mengetahui kondisi tubuh sejak
awal, agar bisa dilakuakan pencegahan dan pengendalian jika
sudah jatuh pada kondisi PTM sehingga bisa segera
mendapatkan penanganan dan menghindari komplikasi
2. Deteksi dini penting dilakukan minimal 1 kali setahun untuk
populasi sehat, bagi populasi berisiko bisa melakukan
kunjungan ulang setiap 3-6 bulan ke posyandu/posbindu
3. Bagi Penderita PTM wajib melakukan pengobatan secara
teratur dan memantau kondisi tubuh setiap bulannya ke
faskyankes
CEK KESEHATAN
SECARA BERKALA
MANDIRI
UKBM
POSYANDU/
POSBINDU
FASYANKES
(PUSKESMAS
/FKTP)
4. 1. Klien yang memiliki
factor risiko merokok di
motifasi untuk berhenti
merokok
2. Arahkan mendapat
edukasi lebih lanjut
dengan memanfaatkan
quitline bebas pulsa
untuk konsultasi
3. Mengikuti program
UBM di Puskesmas
merupakan cara yang
paling terstruktur,
terpantau dan terarah
untuk berhenti
merokok.
4
PESAN
ENYAHKAN ASAP ROKOK
RUMAH
BEBAS ASAP
ROKOK
QUITLINE
0-800-177-
6565
UBM
(UPAYA
BERHENTI
MEROKOK)
5. 20
INDIVIDU
1. Melakukan aktivitas
fisik rutin minimal
30 menit sehari
(150 menit dalam
seminggu)
2. Aktivitas fisik rutin
dan intensitas
sedang per minggu
KELUARGA
1. Membudayakan
aktifitas fisik
bersama
minimal 1x
seminggu
2. Membagi
pekerjaan
rumahtangga
kepada semua
anggota
keluarga
1. Olahraga Bersama
Setiap kegiatan
posyandu/ setiap
Jumat di
Instansi/kegiatan
komunitas
POSYANDU/
KOMUNITAS
RAJIN AKTIVITAS FISIK
Aktivitas Fisik Latihan Fisik
RAJIN AKTIVITAS FISIK
6. Hal hal yang tidak Dianjurkan bagi Lanjut Usia
1.Waktu latihan inti lebih dari 60 menit.
2.Gerakan tubuh yang memantul (dihentak-hentakkan) dan melompat-lompat.
3.Latihan beban dengan beban berlebihan (mengangkat dumble).
4.Latihan fisik yang mengganggu keseimbangan, seperti berdiri di atas 1 kaki
tanpa berpegangan atau latihan di tempat yang tidak rata dan licin.
5.Gerakan menengadahkan kepala ke belakang dan memutar kepala.
6.Gerakan membungkukkan badan ke depan.
RAJIN AKTIVITAS FISIK
7. DIET SEHAT SEIMBANG
7
POSYANDU/
KOMUNITAS
KELUARGA
1. Membudayakan
pola makan sesuai
dengan pola
Makan Sehat dan
Gizi Seimbang
2. Mengendalikan
asupan lemak,
gula dan garam
3. meningkatkan
konsumsi buah
dan sayuran
INDIVIDU
1. Mengatur pola
makan sesuai
dengan pola
Makan Sehat dan
Gizi Seimbang
2. Mengendalikan
asupan lemak,
gula dan garam
3. meningkatkan
konsumsi buah
dan sayuran
1. Menu sehat untuk PMT
2. Kegiatan bersama di
Posyandu melalui
kegiatan demo masak
menu sehat
9. Pengaturan Pola Makan
9
Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan Yang di
Anjurkan untuk mencegah obesitas
Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan Yang di
Anjurkan untuk orang dengan berat badan
lebih/obesitas
14. Sosialisasi Melalui Kanal Youtube
Kanal Media Promosi P2PTM
1. Instagram @p2ptmkemenkesRI 217K Followers
2. Twitter @p2ptmkemenkesRI 16K Followers
3. Facebook @p2ptmkemenkesri 108.689 Likes
4. Website P2PTM (Infografis) p2ptm.kemkes.go.id
1. Zoom webinar
2. Live streaming
pada Youtube
Direktorat
P2PTM
Kemenkes RI
Kanal Media Promosi KEMENKES
1. Instagram @kemenkes_RI 2,4M Followers
2. Website Kemenkes kemenkes.go.id
3. Podcast
4. Talkshow
5. “Rehat”
Promosi Melalui Media Sosial
Video Informasi/ILM
MEDIA INFORMASI
UNTUK MATERI EDUKASI
https://bit.ly/KIElansia
https://bit.ly/flyerjantungkoroner
https://bit.ly/flyeranemia
https://bit.ly/flyerpikun
https://bit.ly/flyerosteoporosis
https://bit.ly/flyerhipertensi
https://bit.ly/flyerkencingmanis
15. TIPS EDUKASI
1. Berikan salam dan sapa klien dengan ramah
2. Gunakan bahasa yang sopan, mudah dimengerti,
jelas,sesuai dengan latar belakang klien
3. Menentukan dan menggunakan media pendukung
edukasi , seperti poster, lembar balik, leaflet, dll
disesuaikan dengan tujuan pemberian edukasi kepada
masyarakat.
4. Berikan edukasi sesuai dengan kondisi dan
permasalahan klien
5. Motivasi klien untuk hidup sehat dan berikan
semangat untuk klien dengan FR atau PTM
Tips Memberikan Edukasi
Yang Baik
Tips Menjadi Edukator
Yang Baik
1. Mampu berempati kepada pendengar
2. Menciptakan rasa nyaman dalam hubungan dua arah
3. Menimbulkan rasa saling percaya yang membuat klien
merasa nyaman untuk berkeluh kesah
4. Mampu mengenal hambatan sosio kultural setempat,
agar tidak menjadi penghalang komunikasi
5. Menyampaikan informasi dengan lengkap dan jelas
dengan bahasa yang baik.
6. Menjadi pendengar yang baik
7. Menguasi materi dan komunikasi efektif
8. Menjaga sikap selama menyampaikan materi
Berikut merupakan langkah-langkah deteksi dini yang dapat dilakukan individu, keluarga dan komunitas kampus. Setiap individu memiliki tanggung jawab pribadi untuk melakukan deteksi dini secara berkala serta memperhatikan kondisi kesehatannya masing-masing. Peran keluarga juga sangat berarti untuk membantu membudayakan deteksi dini anggota keluarganya. Komunitas kampus juga mempunyai peran untuk mendukung kegiatan deteksi dini mulai dari penyiapan sarana prasarana, tenaga, media KIE sampai kebijakan pendukungnya
Berikut merupakan langkah-langkah deteksi dini yang dapat dilakukan individu, keluarga dan komunitas kampus. Setiap individu memiliki tanggung jawab pribadi untuk melakukan deteksi dini secara berkala serta memperhatikan kondisi kesehatannya masing-masing. Peran keluarga juga sangat berarti untuk membantu membudayakan deteksi dini anggota keluarganya. Komunitas kampus juga mempunyai peran untuk mendukung kegiatan deteksi dini mulai dari penyiapan sarana prasarana, tenaga, media KIE sampai kebijakan pendukungnya
Poin penting berikutnya adalah langkah-langkah aktivitas fisik, yang dapat dilakukan di tingkat individu, keluarga serta komunitas kampus. Perlu dipertimbangkan untuk membiasakan aktivitas fisik menjadi kebiasaaan serta budaya. Komunitas kampus juga perlu meenyediakan lingkungan yang mendukung telaksananya kegiatan aktivitas fisik di kampus.
Poin penting dalam pengendalian obesitas salah satunya pengaturan perilaku makan baik di tingkat individu, keluarga, serta komunitas kampus. Bagaimana peran individu, keluarga dan komunitas kampus untuk memahami serta
mengimplementasikan pola makan sehat, gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan energinya.. Berikut merupakan contoh yang dapat dilakukan.
Poin penting dalam pengendalian obesitas salah satunya pengaturan perilaku makan baik di tingkat individu, keluarga, serta komunitas kampus. Bagaimana peran individu, keluarga dan komunitas kampus untuk memahami serta
mengimplementasikan pola makan sehat, gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan energinya.. Berikut merupakan contoh yang dapat dilakukan.
Poin penting dalam pengendalian obesitas salah satunya pengaturan perilaku makan baik di tingkat individu, keluarga, serta komunitas kampus. Bagaimana peran individu, keluarga dan komunitas kampus untuk memahami serta
mengimplementasikan pola makan sehat, gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan energinya.. Berikut merupakan contoh yang dapat dilakukan.