4. TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
4
• Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction).
• Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN.
• Ujung-ujung terminalnya berturut-turut disebut emitor, base
dan kolektor.
• Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor.
• Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip
kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif mengisi
kekurangan elektron (hole) di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup.
• William Schockley pada tahun 1951 yang pertama kali menemukan
transistor bipolar
5. TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
5
• Transistor adalah komponen
yang bekerja sebagai sakelar
(switch on/off) dan juga
sebagai penguat (amplifier).
• Transistor bipolar adalah
inovasi yang mengantikan
transistor tabung (vacum tube).
• Selain dimensi transistor bipolar
yang relatif lebih kecil, disipasi
dayanya juga lebih kecil
sehingga dapat bekerja pada
suhu yang lebih dingin.
6. BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
6
• Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan
dengan penggabungan 2 buah dioda.
• Emiter-Base adalah satu junction dan Base-Kolektor junction
lainnya.
• Seperti pada dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi
bias positif, yaitu hanya jika tegangan pada material P lebih
positif daripada material N (forward bias).
7. BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
7
• Pada gambar ilustrasi transistor
NPN berikut ini, junction base-
emiter diberi bias positif
sedangkan base-colector mendapat
bias negatif (reverse bias).
8. BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
8
Karena base-emiter mendapat bias positif maka
seperti pada dioda, elektron mengalir dari emiter
menuju base.
Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab
mendapat tegangan positif. Karena kolektor ini
lebih positif, aliran elektron bergerak menuju
kutup ini.
Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron
seluruhnya akan menuju base seperti pada dioda.
Tetapi karena lebar base yang sangat tipis,
hanya sebagian elektron yang dapat bergabung
dengan hole yang ada pada base.
9. BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
9
• Sebagian besar elektron akan menembus
lapisan base menuju kolektor.
• Inilah alasannya mengapa jika dua dioda
digabungkan tidak dapat menjadi sebuah
transistor, karena persyaratannya adalah lebar
base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang
oleh elektron.
• Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik
(reverse bias), maka tidak akan terjadi aliran
elektron dari emitor menuju kolektor
10. BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
10
• Jika pelan-pelan 'keran' base diberi bias maju
(forward bias), elektron mengalir menuju
kolektor dan besarnya sebanding dengan besar
arus bias base yang diberikan.
• Dengan kata lain, arus base mengatur
banyaknya elektron yang mengalir dari emiter
menuju kolektor.
• Ini yang dinamakan efek penguatan
transistor, karena arus base yang kecil
menghasilkan arus emiter-colector yang lebih
besar.
11. BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
11
• Istilah amplifier (penguatan) menjadi
salah kaprah, karena dengan penjelasan
sebelumnya sebenarnya yang terjadi bukan
penguatan, melainkan arus yang lebih kecil
mengontrol aliran arus yang lebih besar.
• Juga dapat dijelaskan bahwa base
mengatur membuka dan menutup aliran
arus emiter-kolektor (switch on/off).
12. BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
12
B
C E
B
C E 7.69V,14.55A
-8.08V,10.22A
18.88uV,4.33A
-8.06V,0.44A
8.19V,8.99A
7.53uA,1.46A
13. BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
13
Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias
transistor lebih lanjut, berikut adalah terminologi
parameter transistor. Dalam hal ini arah arus
adalah dari potensial yang lebih besar ke potensial
yang lebih kecil
IC : arus kolektor
IB : arus base
IE : arus emitor
VC : tegangan kolektor
VB : tegangan base
VE : tegangan emitor
VCC : tegangan pada kolektor
VCE : tegangan jepit kolektor-emitor
VEE : tegangan pada emitor
VBE : tegangan jepit base-emitor
ICBO : arus base-kolektor
VCB : tegangan jepit kolektor-base
IB
IC
IE
VCC
VEE
14. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
14
Salah satu cara pemberian tegangan
kerja dari transistor dapat dilakukan
seperti pada gambar disamping.
Jika digunakan untuk transistor jenis
NPN, maka tegangan Vcc-nya positif,
sedangkan untuk transistor jenis PNP
tegangannya negatif
15. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
15
Arus Ib (misalnya Ib1) yang diberikan
dengan mengatur Vb akan memberikan
titik kerja pada transistor. Pada saat itu
transistor akan menghasilkan arus
collector (Ic) sebesar Ic dan tegangan
Vce sebesar Vce1. Titik Q (titik kerja
transistor) dapat diperoleh dari
persamaan sebagai berikut :
Persamaan garis beban = Y = Vce = Vcc – Ic x RL
Jadi untuk Ic = 0, maka Vce = Vcc dan untuk Vce = 0, maka diperoleh Ic = Vcc/RL
16. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
16
Apabila harga-harga untuk Ic dan
Ice sudah diperoleh, maka dengan
menggunakan karakteristik transistor
yang bersangkutan, akan diperoleh titik
kerja transistor atau titik Q.
17. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
17
Pada umumnya transistor berfungsi
sebagai suatu switching (kontak on-off).
Adapun kerja transistor yang berfungsi
sebagai switching ini, selalu berada pada
daerah jenuh (saturasi) dan daerah cut off
(bagian yang diarsir pada gambar
karakteristik transistor diatas.
Transistor dapat bekerja pada daerah jenuh
dan daerah cut off-nya, dengan cara
melakukan pengaturan tegangan Vb dan
rangkaian pada basisnya (tahanan Rb) dan
juga tahanan bebannya (RL).
18. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
18
Untuk mendapatkan on-off yang
bergantian dengan periode tertentu,
dapat dilakukan dengan memberikan
tegangan Vb yang berupa pulsa,
seperti pada gambar berikut
Apabila Vb = 0, maka transistor off (cut
off), sedangkan apabila Vb=V1 dan
dengan mengatur Rbdan
R1 sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan arus Ib yang akan
menyebabkan transistor dalam
keadaan jenuh. Pada keadaan ini
Vce adalah kira-kira sama dengan nol
(Vsat = 0.2 volt).
19. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
19
Bentuk output Vce yang terjadi pada gambar diatas. Apabila dijelaskan
adalah sebagai berikut :
Pada kondisi Vb = 0, harga Ic = 0, dan berdasarkan persamaan loop :
Vcc + Ic R1 + Vce= 0, dihasilkan Vce= + Vcc
Pada kondisi Vb = V1, harga Vce= 0 dan Iv = I saturasi
Untuk mendapatkan arus Ic, (I saturasi) yang cukup besar pada rangkaian
switching ini, umumnya RL didisain sedemikian rupa sehingga
RL untuk transistor tersebut mempunyai tahanan yang kecil.
24. UJI TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
24
Rangkaian Inverter Sederhana 12v ke
220V menggunakan Transistor 2N3055.
Kali ini saya akan membahas tentang
skema inverter dari DC ke AC yang
memiliki kapasitas daya skitar 20 Watt
yang di dapat dari sumber tegangan AKI 12
Volt DC ke tegangan 220 Volt AC.
Rangkaian ini menurut saya sangat
berguna dikala listrik PLN sering mati.
Rangkaian ini cukup sederhana. hanya
menggunakan Resistor, Transistor dan
Transformator yang digunakan untuk
menaikkan tegangan. Rangkaian inverter
ini menggunakan prinsip flip-flop, transistor
2N3055 akan mengalirkan arus ke trafo
secara bergantian. Gunakan heatsink yang
cukup untuk transistor 2N3055.
26. DISIPASI DAYA
• Disipasi daya adalah pemborosan daya listrik oleh resistor. Disipasi daya ini bisa
dihitung dengan menggunakan rumus :
P = V I
dimana P adalah disipasi daya, satuannya Watt (W). V adalah besar tegangan yang
terdapat pada kedua ujung kaki resistor, satuannya Volt (V). Sedangkan I adalah
besarnya arus yang mengalir melalui resistor tersebut, satuannya Ampere (A)
dan Radalah nilai hambatan listrik (resistansi), satuannya Ohm (Ω).
• Energi disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti
berubah menjadi energi lain yang tidak menjadi tujuan suatu sistem. Timbulnya
energi disipasi secara alamiah nggak dapat dihindari 100%.
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
26