SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
ELEKTRONIKA DASAR
KODE MK : 11200006
TRANSISTOR
TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
2
TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
3
TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
4
• Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction).
• Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN.
• Ujung-ujung terminalnya berturut-turut disebut emitor, base
dan kolektor.
• Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor.
• Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip
kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif mengisi
kekurangan elektron (hole) di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup.
• William Schockley pada tahun 1951 yang pertama kali menemukan
transistor bipolar
TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
5
• Transistor adalah komponen
yang bekerja sebagai sakelar
(switch on/off) dan juga
sebagai penguat (amplifier).
• Transistor bipolar adalah
inovasi yang mengantikan
transistor tabung (vacum tube).
• Selain dimensi transistor bipolar
yang relatif lebih kecil, disipasi
dayanya juga lebih kecil
sehingga dapat bekerja pada
suhu yang lebih dingin.
BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
6
• Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan
dengan penggabungan 2 buah dioda.
• Emiter-Base adalah satu junction dan Base-Kolektor junction
lainnya.
• Seperti pada dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi
bias positif, yaitu hanya jika tegangan pada material P lebih
positif daripada material N (forward bias).
BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
7
• Pada gambar ilustrasi transistor
NPN berikut ini, junction base-
emiter diberi bias positif
sedangkan base-colector mendapat
bias negatif (reverse bias).
BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
8
Karena base-emiter mendapat bias positif maka
seperti pada dioda, elektron mengalir dari emiter
menuju base.
Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab
mendapat tegangan positif. Karena kolektor ini
lebih positif, aliran elektron bergerak menuju
kutup ini.
Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron
seluruhnya akan menuju base seperti pada dioda.
Tetapi karena lebar base yang sangat tipis,
hanya sebagian elektron yang dapat bergabung
dengan hole yang ada pada base.
BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
9
• Sebagian besar elektron akan menembus
lapisan base menuju kolektor.
• Inilah alasannya mengapa jika dua dioda
digabungkan tidak dapat menjadi sebuah
transistor, karena persyaratannya adalah lebar
base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang
oleh elektron.
• Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik
(reverse bias), maka tidak akan terjadi aliran
elektron dari emitor menuju kolektor
BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
10
• Jika pelan-pelan 'keran' base diberi bias maju
(forward bias), elektron mengalir menuju
kolektor dan besarnya sebanding dengan besar
arus bias base yang diberikan.
• Dengan kata lain, arus base mengatur
banyaknya elektron yang mengalir dari emiter
menuju kolektor.
• Ini yang dinamakan efek penguatan
transistor, karena arus base yang kecil
menghasilkan arus emiter-colector yang lebih
besar.
BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
11
• Istilah amplifier (penguatan) menjadi
salah kaprah, karena dengan penjelasan
sebelumnya sebenarnya yang terjadi bukan
penguatan, melainkan arus yang lebih kecil
mengontrol aliran arus yang lebih besar.
• Juga dapat dijelaskan bahwa base
mengatur membuka dan menutup aliran
arus emiter-kolektor (switch on/off).
BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
12
B
C E
B
C E 7.69V,14.55A
-8.08V,10.22A
18.88uV,4.33A
-8.06V,0.44A
8.19V,8.99A
7.53uA,1.46A
BIAS DC
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
13
Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias
transistor lebih lanjut, berikut adalah terminologi
parameter transistor. Dalam hal ini arah arus
adalah dari potensial yang lebih besar ke potensial
yang lebih kecil
IC : arus kolektor
IB : arus base
IE : arus emitor
VC : tegangan kolektor
VB : tegangan base
VE : tegangan emitor
VCC : tegangan pada kolektor
VCE : tegangan jepit kolektor-emitor
VEE : tegangan pada emitor
VBE : tegangan jepit base-emitor
ICBO : arus base-kolektor
VCB : tegangan jepit kolektor-base
IB
IC
IE
VCC
VEE
TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
14
Salah satu cara pemberian tegangan
kerja dari transistor dapat dilakukan
seperti pada gambar disamping.
Jika digunakan untuk transistor jenis
NPN, maka tegangan Vcc-nya positif,
sedangkan untuk transistor jenis PNP
tegangannya negatif
TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
15
Arus Ib (misalnya Ib1) yang diberikan
dengan mengatur Vb akan memberikan
titik kerja pada transistor. Pada saat itu
transistor akan menghasilkan arus
collector (Ic) sebesar Ic dan tegangan
Vce sebesar Vce1. Titik Q (titik kerja
transistor) dapat diperoleh dari
persamaan sebagai berikut :
Persamaan garis beban = Y = Vce = Vcc – Ic x RL
Jadi untuk Ic = 0, maka Vce = Vcc dan untuk Vce = 0, maka diperoleh Ic = Vcc/RL
TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
16
Apabila harga-harga untuk Ic dan
Ice sudah diperoleh, maka dengan
menggunakan karakteristik transistor
yang bersangkutan, akan diperoleh titik
kerja transistor atau titik Q.
TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
17
Pada umumnya transistor berfungsi
sebagai suatu switching (kontak on-off).
Adapun kerja transistor yang berfungsi
sebagai switching ini, selalu berada pada
daerah jenuh (saturasi) dan daerah cut off
(bagian yang diarsir pada gambar
karakteristik transistor diatas.
Transistor dapat bekerja pada daerah jenuh
dan daerah cut off-nya, dengan cara
melakukan pengaturan tegangan Vb dan
rangkaian pada basisnya (tahanan Rb) dan
juga tahanan bebannya (RL).
TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
18
Untuk mendapatkan on-off yang
bergantian dengan periode tertentu,
dapat dilakukan dengan memberikan
tegangan Vb yang berupa pulsa,
seperti pada gambar berikut
Apabila Vb = 0, maka transistor off (cut
off), sedangkan apabila Vb=V1 dan
dengan mengatur Rbdan
R1 sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan arus Ib yang akan
menyebabkan transistor dalam
keadaan jenuh. Pada keadaan ini
Vce adalah kira-kira sama dengan nol
(Vsat = 0.2 volt).
TEGANGAN KERJA TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
19
Bentuk output Vce yang terjadi pada gambar diatas. Apabila dijelaskan
adalah sebagai berikut :
Pada kondisi Vb = 0, harga Ic = 0, dan berdasarkan persamaan loop :
Vcc + Ic R1 + Vce= 0, dihasilkan Vce= + Vcc
Pada kondisi Vb = V1, harga Vce= 0 dan Iv = I saturasi
Untuk mendapatkan arus Ic, (I saturasi) yang cukup besar pada rangkaian
switching ini, umumnya RL didisain sedemikian rupa sehingga
RL untuk transistor tersebut mempunyai tahanan yang kecil.
UJI TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
20
UJI TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
21
UJI TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
22
UJI TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
23
UJI TRANSISTOR
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
24
Rangkaian Inverter Sederhana 12v ke
220V menggunakan Transistor 2N3055.
Kali ini saya akan membahas tentang
skema inverter dari DC ke AC yang
memiliki kapasitas daya skitar 20 Watt
yang di dapat dari sumber tegangan AKI 12
Volt DC ke tegangan 220 Volt AC.
Rangkaian ini menurut saya sangat
berguna dikala listrik PLN sering mati.
Rangkaian ini cukup sederhana. hanya
menggunakan Resistor, Transistor dan
Transformator yang digunakan untuk
menaikkan tegangan. Rangkaian inverter
ini menggunakan prinsip flip-flop, transistor
2N3055 akan mengalirkan arus ke trafo
secara bergantian. Gunakan heatsink yang
cukup untuk transistor 2N3055.
FORWARD & REVERSED BIAS
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
25
DISIPASI DAYA
• Disipasi daya adalah pemborosan daya listrik oleh resistor. Disipasi daya ini bisa
dihitung dengan menggunakan rumus :
P = V I
dimana P adalah disipasi daya, satuannya Watt (W). V adalah besar tegangan yang
terdapat pada kedua ujung kaki resistor, satuannya Volt (V). Sedangkan I adalah
besarnya arus yang mengalir melalui resistor tersebut, satuannya Ampere (A)
dan Radalah nilai hambatan listrik (resistansi), satuannya Ohm (Ω).
• Energi disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti
berubah menjadi energi lain yang tidak menjadi tujuan suatu sistem. Timbulnya
energi disipasi secara alamiah nggak dapat dihindari 100%.
Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana
26

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorkukuhruyuk15
 
Elektronika analog 1
Elektronika analog 1Elektronika analog 1
Elektronika analog 1Mujib Akhmad
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balikSimon Patabang
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanHerry SR
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaAdi S P
 
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliPenyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliUniv of Jember
 
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistorbaehaqi alanawa
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik TransistorRyan Aryoko
 
Induktor (29 september 2020)
Induktor (29 september 2020)Induktor (29 september 2020)
Induktor (29 september 2020)Pamor Gunoto
 
ELEKTRONIKA-Teori Rangkaian
ELEKTRONIKA-Teori RangkaianELEKTRONIKA-Teori Rangkaian
ELEKTRONIKA-Teori RangkaianSyarifah Ambami
 
Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Uchiha Setya
 
Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang PenuhPenyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang PenuhWahyu Pratama
 
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterRangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterAhmad Mukholik
 
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal DigitalMakalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal DigitalRisdawati Hutabarat
 

What's hot (20)

Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
rangkaian Opamp
rangkaian Opamprangkaian Opamp
rangkaian Opamp
 
Elektronika analog 1
Elektronika analog 1Elektronika analog 1
Elektronika analog 1
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan
 
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliPenyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
 
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Induktor (29 september 2020)
Induktor (29 september 2020)Induktor (29 september 2020)
Induktor (29 september 2020)
 
ELEKTRONIKA-Teori Rangkaian
ELEKTRONIKA-Teori RangkaianELEKTRONIKA-Teori Rangkaian
ELEKTRONIKA-Teori Rangkaian
 
Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
Ampifier & Op-Amp
Ampifier & Op-AmpAmpifier & Op-Amp
Ampifier & Op-Amp
 
Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang PenuhPenyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang Penuh
 
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterRangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
 
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal DigitalMakalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
 

Viewers also liked

Induksi Elektromagnetik - Materi 6 - Fisika Listrik dan Magnet
Induksi Elektromagnetik - Materi 6 - Fisika Listrik dan MagnetInduksi Elektromagnetik - Materi 6 - Fisika Listrik dan Magnet
Induksi Elektromagnetik - Materi 6 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnet
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik MagnetKapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnet
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnetahmad haidaroh
 
Semikonduktor 2 - Pertemuan 3
Semikonduktor 2 - Pertemuan 3 Semikonduktor 2 - Pertemuan 3
Semikonduktor 2 - Pertemuan 3 ahmad haidaroh
 
Pertemuan 0 - Sejarah Elektronika
Pertemuan 0 - Sejarah ElektronikaPertemuan 0 - Sejarah Elektronika
Pertemuan 0 - Sejarah Elektronikaahmad haidaroh
 
Pertemuan 5a gerbang kombinasi-maxtem-minterm
Pertemuan 5a   gerbang kombinasi-maxtem-mintermPertemuan 5a   gerbang kombinasi-maxtem-minterm
Pertemuan 5a gerbang kombinasi-maxtem-mintermahmad haidaroh
 
Radial Basis Function - Example
Radial Basis Function - ExampleRadial Basis Function - Example
Radial Basis Function - Exampleahmad haidaroh
 
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik KompilasiP 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasiahmad haidaroh
 
Notasi Bahasa - P 5,6,7
Notasi Bahasa - P 5,6,7 Notasi Bahasa - P 5,6,7
Notasi Bahasa - P 5,6,7 ahmad haidaroh
 
Radial Basis Function Network (RBFN)
Radial Basis Function Network (RBFN)Radial Basis Function Network (RBFN)
Radial Basis Function Network (RBFN)ahmad haidaroh
 
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7ahmad haidaroh
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Mapahmad haidaroh
 
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full AdderPertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adderahmad haidaroh
 

Viewers also liked (12)

Induksi Elektromagnetik - Materi 6 - Fisika Listrik dan Magnet
Induksi Elektromagnetik - Materi 6 - Fisika Listrik dan MagnetInduksi Elektromagnetik - Materi 6 - Fisika Listrik dan Magnet
Induksi Elektromagnetik - Materi 6 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnet
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik MagnetKapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnet
Kapasitor - Materi 4 - Fisika Listrik Magnet
 
Semikonduktor 2 - Pertemuan 3
Semikonduktor 2 - Pertemuan 3 Semikonduktor 2 - Pertemuan 3
Semikonduktor 2 - Pertemuan 3
 
Pertemuan 0 - Sejarah Elektronika
Pertemuan 0 - Sejarah ElektronikaPertemuan 0 - Sejarah Elektronika
Pertemuan 0 - Sejarah Elektronika
 
Pertemuan 5a gerbang kombinasi-maxtem-minterm
Pertemuan 5a   gerbang kombinasi-maxtem-mintermPertemuan 5a   gerbang kombinasi-maxtem-minterm
Pertemuan 5a gerbang kombinasi-maxtem-minterm
 
Radial Basis Function - Example
Radial Basis Function - ExampleRadial Basis Function - Example
Radial Basis Function - Example
 
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik KompilasiP 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
 
Notasi Bahasa - P 5,6,7
Notasi Bahasa - P 5,6,7 Notasi Bahasa - P 5,6,7
Notasi Bahasa - P 5,6,7
 
Radial Basis Function Network (RBFN)
Radial Basis Function Network (RBFN)Radial Basis Function Network (RBFN)
Radial Basis Function Network (RBFN)
 
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full AdderPertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
 

Similar to Cara Kerja Transistor dan Uji Transistor

Similar to Cara Kerja Transistor dan Uji Transistor (20)

Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarTransistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklar
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Kelompok iv eldas
Kelompok iv eldasKelompok iv eldas
Kelompok iv eldas
 
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyah
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyahKarakteristik Transistor aniftia nur ardiansyah
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyah
 
Materi Kuliah-Transistor.ppt
Materi Kuliah-Transistor.pptMateri Kuliah-Transistor.ppt
Materi Kuliah-Transistor.ppt
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Nashrul chanief.tmb
Nashrul chanief.tmbNashrul chanief.tmb
Nashrul chanief.tmb
 
Tugas transistor
Tugas transistorTugas transistor
Tugas transistor
 
karakteristik transistor_rohman
karakteristik transistor_rohmankarakteristik transistor_rohman
karakteristik transistor_rohman
 
Bjt
BjtBjt
Bjt
 
7. Transistor Bipolar
7. Transistor Bipolar7. Transistor Bipolar
7. Transistor Bipolar
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
Tr saklar
Tr saklarTr saklar
Tr saklar
 
Nashrul chanief.tmb
Nashrul chanief.tmbNashrul chanief.tmb
Nashrul chanief.tmb
 
Encep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lismaEncep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lisma
 
bjt-120428022909-phpapp02.pdf
bjt-120428022909-phpapp02.pdfbjt-120428022909-phpapp02.pdf
bjt-120428022909-phpapp02.pdf
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricity
 
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptxKomponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
 
Karakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_RohmanKarakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_Rohman
 

More from ahmad haidaroh

Materi 7 Context Free Grammar
Materi 7   Context Free Grammar Materi 7   Context Free Grammar
Materi 7 Context Free Grammar ahmad haidaroh
 
Materi 4 Regular Expression
Materi 4   Regular ExpressionMateri 4   Regular Expression
Materi 4 Regular Expressionahmad haidaroh
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automataahmad haidaroh
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automataahmad haidaroh
 
Pertemuan 4 Aljabar Boole
Pertemuan 4   Aljabar Boole Pertemuan 4   Aljabar Boole
Pertemuan 4 Aljabar Boole ahmad haidaroh
 
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan EncyptionPertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyptionahmad haidaroh
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukanahmad haidaroh
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3ahmad haidaroh
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan
Pertemuan 2 - Sistem BilanganPertemuan 2 - Sistem Bilangan
Pertemuan 2 - Sistem Bilanganahmad haidaroh
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - AhmadPertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmadahmad haidaroh
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan
Pertemuan 1 -  PendahuluanPertemuan 1 -  Pendahuluan
Pertemuan 1 - Pendahuluanahmad haidaroh
 

More from ahmad haidaroh (20)

Materi 7 Context Free Grammar
Materi 7   Context Free Grammar Materi 7   Context Free Grammar
Materi 7 Context Free Grammar
 
8 Rekursif
8 Rekursif8 Rekursif
8 Rekursif
 
6 ANTRIAN - QUEUE
6 ANTRIAN - QUEUE6 ANTRIAN - QUEUE
6 ANTRIAN - QUEUE
 
5 STACK
5 STACK5 STACK
5 STACK
 
4 Adt
4 Adt4 Adt
4 Adt
 
3 Linked List
3   Linked List3   Linked List
3 Linked List
 
2 Array
2 Array2 Array
2 Array
 
Materi 4 Regular Expression
Materi 4   Regular ExpressionMateri 4   Regular Expression
Materi 4 Regular Expression
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
 
Presentasi OSPEK 2018
Presentasi OSPEK 2018Presentasi OSPEK 2018
Presentasi OSPEK 2018
 
Pertemuan 4 Dioda1
Pertemuan 4   Dioda1Pertemuan 4   Dioda1
Pertemuan 4 Dioda1
 
Pertemuan 4 Aljabar Boole
Pertemuan 4   Aljabar Boole Pertemuan 4   Aljabar Boole
Pertemuan 4 Aljabar Boole
 
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan EncyptionPertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan
Pertemuan 2 - Sistem BilanganPertemuan 2 - Sistem Bilangan
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - AhmadPertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
 
Presentasi Ordik 2016
Presentasi  Ordik   2016Presentasi  Ordik   2016
Presentasi Ordik 2016
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan
Pertemuan 1 -  PendahuluanPertemuan 1 -  Pendahuluan
Pertemuan 1 - Pendahuluan
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Cara Kerja Transistor dan Uji Transistor

  • 1. ELEKTRONIKA DASAR KODE MK : 11200006 TRANSISTOR
  • 2. TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 2
  • 3. TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 3
  • 4. TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 4 • Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). • Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN. • Ujung-ujung terminalnya berturut-turut disebut emitor, base dan kolektor. • Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor. • Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif mengisi kekurangan elektron (hole) di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup. • William Schockley pada tahun 1951 yang pertama kali menemukan transistor bipolar
  • 5. TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 5 • Transistor adalah komponen yang bekerja sebagai sakelar (switch on/off) dan juga sebagai penguat (amplifier). • Transistor bipolar adalah inovasi yang mengantikan transistor tabung (vacum tube). • Selain dimensi transistor bipolar yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja pada suhu yang lebih dingin.
  • 6. BIAS DC Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 6 • Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan penggabungan 2 buah dioda. • Emiter-Base adalah satu junction dan Base-Kolektor junction lainnya. • Seperti pada dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif, yaitu hanya jika tegangan pada material P lebih positif daripada material N (forward bias).
  • 7. BIAS DC Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 7 • Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base- emiter diberi bias positif sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).
  • 8. BIAS DC Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 8 Karena base-emiter mendapat bias positif maka seperti pada dioda, elektron mengalir dari emiter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab mendapat tegangan positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju kutup ini. Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju base seperti pada dioda. Tetapi karena lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian elektron yang dapat bergabung dengan hole yang ada pada base.
  • 9. BIAS DC Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 9 • Sebagian besar elektron akan menembus lapisan base menuju kolektor. • Inilah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi sebuah transistor, karena persyaratannya adalah lebar base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh elektron. • Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor
  • 10. BIAS DC Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 10 • Jika pelan-pelan 'keran' base diberi bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya sebanding dengan besar arus bias base yang diberikan. • Dengan kata lain, arus base mengatur banyaknya elektron yang mengalir dari emiter menuju kolektor. • Ini yang dinamakan efek penguatan transistor, karena arus base yang kecil menghasilkan arus emiter-colector yang lebih besar.
  • 11. BIAS DC Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 11 • Istilah amplifier (penguatan) menjadi salah kaprah, karena dengan penjelasan sebelumnya sebenarnya yang terjadi bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus yang lebih besar. • Juga dapat dijelaskan bahwa base mengatur membuka dan menutup aliran arus emiter-kolektor (switch on/off).
  • 12. BIAS DC Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 12 B C E B C E 7.69V,14.55A -8.08V,10.22A 18.88uV,4.33A -8.06V,0.44A 8.19V,8.99A 7.53uA,1.46A
  • 13. BIAS DC Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 13 Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias transistor lebih lanjut, berikut adalah terminologi parameter transistor. Dalam hal ini arah arus adalah dari potensial yang lebih besar ke potensial yang lebih kecil IC : arus kolektor IB : arus base IE : arus emitor VC : tegangan kolektor VB : tegangan base VE : tegangan emitor VCC : tegangan pada kolektor VCE : tegangan jepit kolektor-emitor VEE : tegangan pada emitor VBE : tegangan jepit base-emitor ICBO : arus base-kolektor VCB : tegangan jepit kolektor-base IB IC IE VCC VEE
  • 14. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 14 Salah satu cara pemberian tegangan kerja dari transistor dapat dilakukan seperti pada gambar disamping. Jika digunakan untuk transistor jenis NPN, maka tegangan Vcc-nya positif, sedangkan untuk transistor jenis PNP tegangannya negatif
  • 15. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 15 Arus Ib (misalnya Ib1) yang diberikan dengan mengatur Vb akan memberikan titik kerja pada transistor. Pada saat itu transistor akan menghasilkan arus collector (Ic) sebesar Ic dan tegangan Vce sebesar Vce1. Titik Q (titik kerja transistor) dapat diperoleh dari persamaan sebagai berikut : Persamaan garis beban = Y = Vce = Vcc – Ic x RL Jadi untuk Ic = 0, maka Vce = Vcc dan untuk Vce = 0, maka diperoleh Ic = Vcc/RL
  • 16. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 16 Apabila harga-harga untuk Ic dan Ice sudah diperoleh, maka dengan menggunakan karakteristik transistor yang bersangkutan, akan diperoleh titik kerja transistor atau titik Q.
  • 17. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 17 Pada umumnya transistor berfungsi sebagai suatu switching (kontak on-off). Adapun kerja transistor yang berfungsi sebagai switching ini, selalu berada pada daerah jenuh (saturasi) dan daerah cut off (bagian yang diarsir pada gambar karakteristik transistor diatas. Transistor dapat bekerja pada daerah jenuh dan daerah cut off-nya, dengan cara melakukan pengaturan tegangan Vb dan rangkaian pada basisnya (tahanan Rb) dan juga tahanan bebannya (RL).
  • 18. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 18 Untuk mendapatkan on-off yang bergantian dengan periode tertentu, dapat dilakukan dengan memberikan tegangan Vb yang berupa pulsa, seperti pada gambar berikut Apabila Vb = 0, maka transistor off (cut off), sedangkan apabila Vb=V1 dan dengan mengatur Rbdan R1 sedemikian rupa, sehingga menghasilkan arus Ib yang akan menyebabkan transistor dalam keadaan jenuh. Pada keadaan ini Vce adalah kira-kira sama dengan nol (Vsat = 0.2 volt).
  • 19. TEGANGAN KERJA TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 19 Bentuk output Vce yang terjadi pada gambar diatas. Apabila dijelaskan adalah sebagai berikut : Pada kondisi Vb = 0, harga Ic = 0, dan berdasarkan persamaan loop : Vcc + Ic R1 + Vce= 0, dihasilkan Vce= + Vcc Pada kondisi Vb = V1, harga Vce= 0 dan Iv = I saturasi Untuk mendapatkan arus Ic, (I saturasi) yang cukup besar pada rangkaian switching ini, umumnya RL didisain sedemikian rupa sehingga RL untuk transistor tersebut mempunyai tahanan yang kecil.
  • 20. UJI TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 20
  • 21. UJI TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 21
  • 22. UJI TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 22
  • 23. UJI TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 23
  • 24. UJI TRANSISTOR Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 24 Rangkaian Inverter Sederhana 12v ke 220V menggunakan Transistor 2N3055. Kali ini saya akan membahas tentang skema inverter dari DC ke AC yang memiliki kapasitas daya skitar 20 Watt yang di dapat dari sumber tegangan AKI 12 Volt DC ke tegangan 220 Volt AC. Rangkaian ini menurut saya sangat berguna dikala listrik PLN sering mati. Rangkaian ini cukup sederhana. hanya menggunakan Resistor, Transistor dan Transformator yang digunakan untuk menaikkan tegangan. Rangkaian inverter ini menggunakan prinsip flip-flop, transistor 2N3055 akan mengalirkan arus ke trafo secara bergantian. Gunakan heatsink yang cukup untuk transistor 2N3055.
  • 25. FORWARD & REVERSED BIAS Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 25
  • 26. DISIPASI DAYA • Disipasi daya adalah pemborosan daya listrik oleh resistor. Disipasi daya ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus : P = V I dimana P adalah disipasi daya, satuannya Watt (W). V adalah besar tegangan yang terdapat pada kedua ujung kaki resistor, satuannya Volt (V). Sedangkan I adalah besarnya arus yang mengalir melalui resistor tersebut, satuannya Ampere (A) dan Radalah nilai hambatan listrik (resistansi), satuannya Ohm (Ω). • Energi disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti berubah menjadi energi lain yang tidak menjadi tujuan suatu sistem. Timbulnya energi disipasi secara alamiah nggak dapat dihindari 100%. Ahmad Haidaroh - STIKOM Artha Buana 26