Pertamanan Bali atau Taman Tradisional Bali mempunyai filosofi yang sangat tinggi, sehingga dimuat di berbagai lontar dan kitab suci. Filosofi Taman Tradisional Bali diawali oleh cerita pemutaran Gunung/Mandara Giri di Ksirarnawa yang memunculkan beberapa komponen seperti tanaman dan hewan, yang kemudian menjadi dasar konsep taman di Bali.
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Materi ttb utk ma
1. SEJARAH PERKEMBANGAN TAMAN BALI
Sudah sejak dahulu kala keindahan alam Bali dipuja dan dipuji oleh
para leluhur. Dang Hyang Nirartha pada abad XV dari pulau Nusa
Dua mengungkapkan perasaannya akan betapa indahnya kawasan
Peti Tenget, Uluwatu, maupun Nusa Dua yang menjorok ke laut.
Keindahan Gunung Agung, terbitnya matahari, deburan ombak,
lambaian daun nyiur, nyanyian binatang dengan pasir putihnya,
merupakan pesona alam yang sangat mengagumkan dapat dilihat
dan dirasakan dari pulau ini.
2. Di dalam kekawin Ramayana Bab XXV.16 yang menyatakan binatang akan menjadi
saleh, burung siung tekun mempelajari pengetahuan keindahan.
Lebih jauh dalam Negara Kertagama karangan Prapanca pupuh XXXII yang
melukiskan berhamburan bunga naga kusuma di halaman yang dilindungi selokan
andung, karawira, menuh serta kayu puring yang dipagari batu giok.
Kekawin Bharatayudha Bab V. 2-3 menyebutkan, di sebelah Barat ada taman yang
dihias dengan batu-batuan dan dihiasi bunga tanjung, selalu bercahaya. Disinilah
wanita-wanita cantik bermain-main di bawah sinar rembulan.
3. Pertamanan Bali atau Taman Tradisional Bali
mempunyai filosofi yang sangat tinggi,
sehingga dimuat di berbagai lontar dan kitab
suci seperti tersebut di atas
Filosofi Taman Tradisional Bali diawali oleh
ceritra pemutaran Gunung/Mandara Giri di
Ksirarnawa
4. Dalam lontar Adi Parwa halaman 69 disebutkan bahwa dalam
pemuteran Mandara Giri di Ksirarnawa adalah pemutaran
“kolam susu” yang memunculkan beberapa komponen yaitu:
1. Ardha candra
2. Kayu kasta gumani
3. Air yang mengental/minyak
4. Dewi laksmi
5. Kuda oncer srawa
6. Bongkah
7. Prelawya
5. 1. Ardha candra atau bulan sabit
Adalah merupakan unsur keras dan keindahan. Setelah
dianalisis keluar sebagai aspek bangunan dengan segala
keindahannya.
6. 2. Kayu Kasta Gumani,
Sebagai unsur tanaman yang memberi
kehidupan atau kalpataru, memunculkan
Panca Wriksa yaitu lima tanaman pertama
yang tumbuh yang memberi kehidupan
7. Beringin (Ficus bengalensis)
Yang dapat memberikan keteduhan,
kenyamanan dan kedamaian hidup,
Habitus dari tanaman beringin
adalah : batangnya berkayu,
berdaun tunggal berbentuk oval
dan ujungnya meruncing.
Buahnya bulat kecil dengan
diameter sekitar 2 cm. Akarnya
merupakan akar tunjang
(ranting). Tingginya dapat
mencapai 30 m. Dapat tumbuh
sampai ketinggian lebih dari
1.500 m di atas permukaan laut.
8. • Tanaman beringin merupakan tanaman peneduh baik lingkungan
maupun jiwa, maka itulah barangkali yang menyebabkan dipakai
perlambang Dinas Pengadilan dengan harapan memberi keadilan
pada masyarakat sehingga pikirannya menjadi teduh dan sejuk.
Dahulu dagang biasanya berjualan di bawah pohon beringin
karena dengan habitusnya yang rindang dapat menyejukkan dan
melindungi banyak orang, akan tetapi dengan diupacarai dan
dikeramatkan sedemikian rupa, sehingga orang enggan berjualan
lagi di bawahnya.
• Beringin sebagai perlambang Dewa Dewi atau kekuatan magis
yang paling tinggi. Daun beringin banyak digunakan sebagai bahan
dalam upakara, di antaranya adalah digunakan dalam tetandingan
catur, pawintenan, adegan tukon, adegan patulangan, sekah,
bambang rsi gana, dan sebagainya.
• Tanaman beringin biasanya ditanam di “paempatan Agung” atau
“Catus Pata”, dekat pasar, penataran sisi pura. Tidak baik kalau
ditanam di pekarangan rumah, sebab kalau akarnya sampai masuk
ke dalam tanah dapat menjadi “Banaspati Raja” mengganggu
kenyamanan dan sering membikin kaget yang menyebabkan anak-
anak kecil sering menangis tengah malam tiada sebab yang jelas.
9. Ancak atau pohon bodhi
(Hemandia pellata)
Sebagai tempat meditasi untuk berhubungan
dengan Tuhan, memohon kehidupan dan
kedamaian
Habitus tanaman ancak adalah
rimbun batangnya melebar
kesamping, berkayu dan berdaun
tunggal. Bentuk daunnya oval
meruncing seperti jantung.
Akarnya adalah akar tunggang,
akan tetapi tidak terlalu dalam.
Merupakan tanaman tahunan,
dengan ketringgian dapat
mencapai 20 m.
10. • Ancak adalah tanaman yang diyakini dapat sebagai
media penghubung spiritual dengan yang di atas (Tuhan)
Merupakan tempat yang sangat baik bila kita melakukan
meditasi dan sejenisnya di bawah pohon ini. Bagi yang
sudah sering melakukan meditasi akan dapat
membuktikan bahwa meditasi di bawah pohon ancak
akan jauh lebih mudah dan cepat dapat berhubungan
atau kontak dengan tujuan yang kita inginkan
dibandingkan kalau kita melakukannya di bawah pohon
lain. Bhodi Satwa menyebutkan kalau meditasi
sebaiknya dibawah pohon ancak, sehingga tanaman ini
juga sering disebut sebgai tanaman “Bhodi”
• Dalam kelengkapan upakara, tanaman ini di antaranya
dipakai dalam tutuan don kayu, pamelaspas bade,
pancalayuan dan sebagainya.
• Tanaman ini umumnya ditanam di pelataran sisi pura,
pelataran sekolah, tempat umum dan sebagainya.
11. Pisang (musa sp) ,
Merupakan makanan yang memberikan
kehidupan,
Habitus tanamn berupa perdu,
berbentuk rumpun. Batangnya
tegak, sukulen atau lunak,
berwarna hijau kekuningan.
Daunnya tunggal lonjong dengan
panjang 1,5 – 2 m, lebar 30 -50
cm berwarna hijau, setelah tua
menguning akhirnya coklat
(keraras). Bunganya majemuk
bertandan, buahnya berupa buah
buni bulat memanjang tersusun
seperti sisir.
12. • Jenis tanaman pisang sangat banyak, diperkirakan di Bali
saja ada sekitar 146 jenis pisang, akan tetapi yang sering
dipakai sebagai kelengkapan upakara jumlahnya terbatas
seperti misalnya, pisang kayu, pisang emas, pisang temaga,
pisang sasih, pisang saba, pisang sudamala (jenis ini sangat
langka), sedangkan jenis lainnya juga bisa dipakai upakara
sebatas untuk tetandingan gebogan, reraka banten. Tanaman
pisang dapat dimanfaatkan dari bonggol sampai daun
maupun bunganya (jantung pisang). Tanaman ini juga harus
ada di surya tutuan berupa “biyu lalung” yaitu batang, daun,
bunga termasuk jantungnya dan buah diikat bersama dengan
tanaman peji dan uduh.
• Tanaman pisang diturunkan sebagai sumber kehidupan
bagi manusia maupun binatang penghuni jagat raya ini.
Bukan saja sebagai memenuhi kebutuhan perut/ jasmani,
akan tetapi kebutuhan spiritual dalam menjalankan
kehidupan bersama lingkungan di sekitar kita.
• Baik ditanam disekitar pekarangan rumah atau “teba”
sekitar dapur dan halaman depan rumah.
13. Tanaman uduh (Caryota mitis)
Merupakan tempat menerima
“pituduh/wangsit” atau petuah
Habitus pohon seperti pinang,
tinggi memanjang, mirip peji, tidak
bercabang. Daunnya berbentuk
majemuk, anak daun menempel
berlekuk-lekuk, tangkai daun
panjang, pelepah daun memeluk
batang dan berlapis. Berbunga
majemuk berwarna hijau
kekuningan, dengan buah
berwarna hijau kecil-kecil seperti
buah buni, Batangnya berbuku-
buku, berkayu dengan diameter 5-
10 cm, tingginya dapat mencapai 5
m berakar serabut.
14. • Tanaman uduh diyakini sebagai tempat “mituduhin”
memberi wejangan, pengarahan atau wahyu kepada
umat. Melalui sarana tanaman inilah wahyu
diturunkan, baik dalam bentuk ajaran tatwa agama,
kebajikan, kebijakan untuk menciptakan kedamaian
dunia beserta isinya. Daun tanaman uduh selalu
harus ada bersama dengan daun peji dan “biyu
lalung” di sanggar tawang atau surya tutuan kalau
melaksanakan upacara dalam tingkatan menegah ke
atas.
• Sama dengan tanaman peji, tanaman uduh baik
ditanam disamping atau pelataran pekarangan atau
tempat suci, akan tetapi tidak baik kalau ditanam di
“sikut natah” karena tanaman ini termasuk tanaman
yang berbuku-buku.
15. Tanaman peji
Sebagai tempat memuji atau menyembah
kebesaran Tuhan.
Habitus pohon seperti pinang, tinggi
memanjang, tidak bercabang.
Daunnya berbentuk majemuk berupa
roset batang dengan panjang sekitar
50 cm. Panjang pelepahnya sekitar
40 cm. Berbunga majemuk
berbentuk bulir dengan buah
berwarna hijau kecil-kecil sangat
banyak. Batangnya berbuku-buku,
berkayu dengan diameter 5-10 cm,
berakar serabut.
16. • Tinggi tanaman dapat mencapai 2-4 m dan tumbuh liar
di tepi jurang, sekarang sudah banyak dibudidayakan
sebagai tanaman hias.
• Tanaman peji diyakini sebagai sarana untuk
“memuji” kebesaran Tuhan, Hyang Widhi Wasa atas
berkah dan rakhmat Nya sehingga memberikan
kehidupan yang damai sejahtera dan harmonis bagi
semua umat.
• Daun tanaman peji selalu harus ada disetiap surya
tutuan yaitu bangunan surya yang tempatnya dibuat
tidak permanen (surya yang permanen disebut surya
ngadeg) biasanya dalam upacara dengan tingkatan
masorohan (guling bebangkit). Tanaman ini sebaiknya
ditanam disekitar tempat suci (pamerajan, pura), akan
tetapai kurang baik kalau ditanam di pelataran “natah”
karena diyakini akan dapat menyebabkan terputus-
putusnya materi ataupun kesehatan penghuninya.
17. 6. Nagasari (Mesua ferica L)
Tanaman nagasari tidak termasuk
dalam tanaman Panca Wreksa,
akan tetapi mempunyai peranan
yang sangat penting dalam
kelengkapan upakara maupun arti
spiritualnya.
Habitus tanaman cukup rindang,
dengan tinggi dapat mencapai 15
m. Batangnya berkayu, silendris
berwarna kecoklatan. Umurnya
dapat mencapai ratusan tahun.
18. • Daunnya kecil-kecil berbentuk oval dan ujungnya runcing. Saat muda berwarna
kemerahan dan setelah tua berwarna hijau dan akhirnya coklat. Bunganya berwarna putih berbau
harum. Buahnya bulat lonjong bagian ujungnya runcing. Di jaman kerajaan dahulu, buah nagasari
dipakai sebagai bedak oleh para putri raja. Batangnya sangat baik dipakai “teteken” untuk sulinggih
atau yang sudah memiliki spiritual tinggi.
• Tanaman nagasari mudah dibibitkan akan tetapi sangat sulit tumbuh setelah ditanam kembali
(transplanting). Saat ditanam memerlukan air yang cukup, kelembaban yang tinggi, tidak banyak
kena sinar matahari langsung sehingga perlu peneduh yang cukup.
• Tanaman nagasari diyakini sebagai simbul Naga Basukih dan Ananta Boga yang mengikat
“sarining gumi dan manah” yaitu mengikat dan menjernihkan pikiran-pikiran suci dan melepaskan
pikiran-pikiran buruk yang ada dalam diri kita, demikian pula hanya akan mengikat “sarining gumi”
atau materi yang didapat atas dasar kesucian. Melalui nagasari inilah dikeluarkan pastu bagi yang
menipu akan kehilangan sekian kali lipat dari jumlah yang ditipunya dan akan mendapat pahala
baik sesuai dengan pikiran, perbuatan kebajikan yang telah dilakukannya. Hanya pikiran-pikiran
baik dan suci serta hasil karya yang dilandasi oleh kejujuran, ketulusan dan sikap suci (sarinya hasil
karya) yang akan melekat dalam diri dan pikiran serta perbuatan tidak baik justru akan
menggerogoti sarinya hasil yang telah kita dapati.
• Tanaman nagasari mempunyai aora putih yang sangat bersih dan dingin, adalah tanaman
kesayangan para Dewi. Bunganya yang sudah dikeringkan sangat baik dipakai sebagai “darang
asep” tempat padupan.
• Karena sebagai tanaman suci dengan filosofi yang sangat tinggi, maka tanaman ini sebaiknya
ditanam di utamaning utama, yaitu disebelah Timur Laut, Timur atau Utara dekat dengan
bangunan Padma di Utama Mandala. Tidak baik kalau ditanam di pekarangan rumah apalagi di
nista mandala pekarangan rumah.
19. 7. Dapdap (Erythhrina microcarpa K&V)
Habitus pohon tidak rimbun tapi
cukup lebat. Tingginya dapat
mencapai 10-17 m dengan batang
tegak berkayu dan bercabang
berwarna hijau. Daunnya majemuk
berbentuk lonjong, bunganya
berupa bunga majemuk dengan
mahkota bunga berwarna merah.
Ada beberapa jenis yaitu dapdap
biasa, dapdap wong, daunnya
kekuningan, batangnya juga
kekuningan dan berduri, baik
dipakai sebagai penolak bala di
nista mandala.
20. • Dlungdung, sejenis dapdap dengan batang berduri dan daunnya berwarna
hijau, baik dipakai untuk obat penurun panas, akan tetapi tidak untuk
keperluar upakara.
• Dapdap disebut juga sebagai kayu sakti, karena kegunaannya sangat
utama di bagian-bagian yang mempunyai arti penting atau prinsip.
Kegunaan terpenting adalah sebelum membuat bangunan suci/pelinggih/
pejenengan penyawangan harus didahului dengan membuat bangunan
“asagan” atau bangunan sementara yang tangkai utamanya dari pohon
dapdap, sering setelah bangunan baru yang permanen terwujud, tanamn
dapdap yang semula dipakai sebagai asagan tetap dipelihara hidup.
Dapdap dipakai dalam kelengkapan upakara seperti misalnya dalam
penyeneng, pabuwu, tepung tawar, katik sibuh pepek, padangal, negtegan,
ngenteg linggih, jenak liwet, tebasan, pawintenan, pamegatan, isi pebuat,
kelir wayang lemah dan sebagainya.
• Tanaman dapdap dapat digunakan sebagai obat, baik akar, kulit kayu,
maupun daunnya sebagai obat penurun panas. Bunganya terutama
dapdap wong sebagai ceciren kalau bunganya lebat dan sudah mulai
berjatuhan, sebagai ciri bahwa disungai-sungai sedang musim udang.
• Tanaman ini sebaiknya ditanam di utama mandala atau sekitar
tempat suci dan dapat pula disekitar dapur.
21. 3. Air yang mengental/minyak
Pelambang air kehidupan yang merupakan unsur terpenting dari
kehidupan, serta memberikan kesejukan, baik kesejukan
pikiran maupun kesejukan lingkungan, jadi merupakan air
amertha atau air kamandalu, karena ada kata amertha, berarti
tidak mati atau kehidupan yang langgeng.
Penjabaran lebih jauh dari air ini, menghasilkan “pancara” yaitu
rekayasa air untuk lingkungan
22. Pancara
yang meliputi :
1. setu/jembatan,
2. tama/tetaman,
3. tambak/perikanan,
4. telaga/ekosistem dan
5. peken/pasar.
23. 1. setu/jembatan,
Sarana untuk menghubungkan satu tempat dengan
tempat lainnya. Tanpa ada jembatan/alat
penghubung, tidak akan ada kemajuan dalam hal :
- Kehidupan
- Karya
- Imajinasi
- Inovasi
- Teknologi
24. 3. tambak/perikanan,
Tambak, danau adalah tempat untuk
memelihara ikan.
Dilihat dari sisi lanskap, elemen tersebut akan
dapat mempermanis, memperindah,
mempersejuk, memberi kesan lebih damai
dan nyaman untuk lingkungan
Sebagai cerminan bahwa taman meliputi pula
perikanan/hewan
25. 5. peken/pasar.
Pasar adalah tempat untuk berinteraksi secara
sosial dan ekonomi.
Merupakan tempat dinamika hidup, adalah
merupakan aliran uang dan kebutuhan hidup,
bagaikan air yang mengalir dalam lingkungan
hidup kita
26. Dewi laksmi
Pelambang keindahan, baik dalam keindahan
kedamaian, keserasian, keharmonisan,
kesejukan hati dan lingkungan, yang bermuara
memberikan amertha kehidupan bagi manusia
dan makhluk hidup lainnya
27. Kuda oncer srawa
Pelambang kreatifitas tata ruang.
Kebebasan, kelincahan, penuh inovasi
dan kreasi dalam berekspresi
mengatur ruang dan massa tanpa lupa
mengikuti kaedah-kaedah yang
berlaku sehingga tercapai daya guna
yang lebih baik dan indah.
28. Bongkah
Pelambang bentuk yang tidak
beraturan seperti bebatuan, tanah,
tebing dll.
Bentuk yang non geometrik.
Tidak selalu harus formal akan tetapi
lebih banyak memberi kesan alami.
29. Prelawya
• Adalah kehancuran, kematian atau tidak utuh
• Undagi/tukang jaman dahulu, selalu akan
menyisakan bagian-bagian tertentu dari bangunan
yang dibuat (ukiran tidak sepenuhnya selesai,
cat/prada tidak selesai dll)
• Adanya tuntutan kepada undagi atau designer
berikutnya untuk berkreasi menciptakan bentuk-
bentuk atau konsep-konsep baru
• Adanya ujian bagi designer untuk mencari dan
mencari tujuan akhir yang paling baik (lontar
kawisesan Bali bagian mantram-mantram tertentu
umumnya tidak lengkap)
30. JIWA PERTAMANAN BALI
• Jiwa pertamanan Bali dilandasi oleh Satyam
Siwam Sundaram (kebenaran, kesucian,
keharmonisan)
• Pembagian atau pengaturan tamannya
didasarkan atas Tri Mandala, Tri Angga, Asta
Dala, Panca Maha Bhuta mmenuju Tri Hita
Karana (THK)
31. SATYAM
Satyam artinya adalah kebenaran :
- Benar dalam arti yang paling dalam/hati
nurani
- Benar sesuai dengan aturan/tata krama/adat
istiadat, awig-awig, perarem yang berlaku
- Benar dalam arti mengikuti
pedoman/persyarat an ideal dalam
memelihara atau membuat sebuah lanscape
Menuju ke lingkungan yang harmonis !!!
32. SATYAM DALAM TRI MANDALA
• Adanya pembagian ruang/batas yang jelas antara
tempat yang utama, madya dan nista
• Pembagian ruang bukan saja bagi hardscape akan
tetapi juga sofscape
• Adanya pembagian ruang/tapak utama, madya dan
nista di masing-masing mandala:
-utamaning utama, madyaning utama dan nistaning
utama
-utamaning madya, madyaning madya, nistaning
madya
-utamaning nista, madyaning nista, nistaning nista
33. SIWAM DALAM TRI MANDALA
Siwam artinya kesucian, kejujuran
• Apa yang dibangun berdasarkan atas pikiran yang
suci/yadnya, tidak adanya unsur tertentu yang
bersifat negatif di balik apa yang dibuat
• Taman yang dibangun di Utama Mandala semestinya
hanya mengharapkan keuntungan spiritual bukan
material
• Pembangunan di madya dan nista mandala,
kepentingan spiritualnya sedikit, akan tetapi
materialnya yang lebih banyak, tetap menjaga
kelestarian lingkungan (alam dan keluarga)
34. SUNDARAM DALAM TRI MANDALA
Sundaram berarti keharmonisan, kerukunan,
kebersamaan, keseimbangan
• Keharmonisan antar hardscape dan sofscape
• Keharmonisan hardscape antara masing-
masing bagian tri mandala
• Keharmonisan sesuai konsep pertamanan
Keharmonisan menuju lingkungan hidup yang
terbaik
35. SATYAM DALAM TRI ANGGA
• Menempatkan posisi gunung sebagai tempat suci/ulu dan
disucikan
• Menempatkan danau sebagai ruang suci dan disucikan
• Menjaga keseimbangan semua elemen lanscape yang ada,
baik di gunung maupun danau
• Kota sebagai pusat industri dan perdagangan, perkantoran,
perumahan (jantung) RTH (paru-paru) yang sesuai,
kepentingan lingkungan lebih utama dari kepentingan investor
• Pedesaan sebagai pusat perkampungan, budaya, pertanian,
peternakan, perkebunan, kehutanan
• Pesisir dan laut sebagai tempat membuang kotoran (spiritual)
bukan kotoran material !
Di Ulu untuk menjaga dan melindungi air dan udara
Di badan untuk menjaga kelestarian udara, air dan tanah
Di kaki untuk menjaga kelestarian ekosistem
36. SIWAM DALAM TRI ANGGA
Siwam berarti kesucian pikiran dari hati yang paling
dalam
• Mengutamakan kepentingan kesucian daripada
kepentingan pengusaha, mis. di gunung, dekat
tempat suci dan tempat yang disucikan tidak ada
usaha bisnis
• Menjaga kesucian perkotaan dan pedesaan sesuai
tata ruang yang telah disepakati/tidak merubah tata
ruang hanya untuk kepentingan usaha
• Atas dasar pikiran yang suci menjaga tata ruang
pesisir pantai (pantai untuk kepentingan umum)
Menjaga Bali agar tetap lestari tanpa ditumpangi
maksud lain didalamnya
37. SUNDARAM DALAM TRI ANGGA
Sundaram berarti keharmonisan
• Adanya keharmonisan antara pembagian angga
nyegara gunung
• Keharmonisan hutan dan danau di ulu akan
mempengaruhi kehidupan di badan dan kaki
• Keharmonisan lingkungan di badan akan
mempengaruhi kehidupan penghuni (manusia dan
binatang) di badan dan kaki
• Keharmonisan pesisir dan laut, akan mempengaruhi
lingkungan ekosistem secara keseluruhan
38. SATYAM SIWAM SUNDARAM DALAM ASTA DALA
Asta dala adalah delapan arah penjuru mata
angin yang menuju ke pusat kehidupan
Berdasarkan atas pengider bhuwana, walaupun
demikian, dalam pertamanan lebih banyak
melihat dari empat sisi
Di tingkat perumahan atau perkantoran lebih
banyak disimbulkan dalam penanaman teratai
biru, putih, merah dan kuning
39. SATYAM SIWAM SUNDARAM DALAM
PANCA MAHA BHUTA
Panca maha bhuta meliputi : pertiwi/bumi, apah/eter,
teja/sinar, bayu/angin, dan akasa/angkasa/ruang
terbuka
Dalam penempatan setiap elemen dalam TTB terutama
tanaman sangat memerlukan kelima unsur di atas.
Adanya tuntutan agar kita menghormati,
melindungi/menjaga dan melestarikan keberadaan
kelima unsur tersebut agar selalu tercapai
keharmonisan atas dasar ketulusan hati.
40. TAMAN DI SETIAP PROPINSI, KABUPATEN, KECAMATAN,
PEDESAAN, PERUMAHAN
Konsep dasarnya adalah mirip sama, akan
tetapi dalam pengembangannya mengalami
perbedaan, baik dalam penempatan, elemen
yang ada, penciri dari masing-masing daerah
dll
Adanya catus pata/paempatan agung,
41. NO KAB/KOTA PPT FAUNA FLORA
1 BALI PUCUK REJUNA Jalak Bali/
Leucopsar sp
MAJAGAU
2 BADUNG JEPUN BELIBIS KEMBANG BADUNG
3 DENPASAR JEMPIRING BURUNG RAJA
UDANG
PRAPAT
4 GIANYAR NAGASARI KOKOKAN LECI
5 BANGLI JARAK BANG ANJING KINTAMANI BAMBU
6 KLUNGKUNG JEPAKA CENDANA KAKAKTUA JAMBUL
KUNING
BONI
7 KARANGASEM MEDURI PUTIH LANDAK SALAK BALI
8 TABANAN RIJASA KIJANG CEMARA PANDAK
9 NEGARA KENYERI
PUTIH/JEPAKA
PENYU SISIK SAWO KECIK
10 BULELENG SANDAT ? GELATIK POH AMPLEM SARI