SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
TUGAS ETNOBOTANI BALI
BAMBU DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN
           UPACARA AGAMA




                   OLEH:

     NI WAYAN MARSININGSIH (1005105050)




           FAKULTAS PERTANIAN
           UNIVERSITAS UDAYANA
                 DENPASAR
                    2010
KATA PENGANTAR

         Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Bambu dalam
Kehidupan Sehari-hari dan Upacara Agama. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Etnobotani Bali.
         Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
         Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
                                                    Denpasar, 13 Oktober 2010
                                                    Penyusun




                                                                                i
DAFTAR ISI


Kata pengantar........................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan................................................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II. Pembahasan...............................................................................................
1. Pengertian Bambu dan Klasifikasi Ilmiah.......................................................2
2. Filosofi Bambu................................................................................................3
3. Jenis-jenis Bambu............................................................................................3
4. Bambu Petung dalam Upacara Agama............................................................4
BAB III. Penutup...................................................................................................5
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................5
3.2. Saran...............................................................................................................5
3.3. Daftar Pustaka................................................................................................6




                                                                                                                               ii
BAB I: PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
       Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak digunakan
masyarakat Bali dalam kehidupan sehari – hari. Masyarakat Bali, umumnya
pemeluk agama Hindu tidak bisa lepas dari tanam – tanaman, bunga – bungaan, dan
kayu sebagai sarana dan prasarana sesaji saat ritual keagamaan. bambu satu dari
sekian tanaman yang dianggap suci dan wajib ada. Hampir disetiap upacara
keagamaan, bambu pasti digunakan baik daun maupun batangnya. Bambu juga
menjadi salah satu bagian dalam pembuatan bangunan adat di Bali. Banyak
penggunaan bambu dalam kehidupan sehari – hari membuat keberadaannya semakin
menipis. Sebenarnya masyarakat sudah berusaha melestarikan untuk kebutuhan
sendiri, tetapi karena tingginya jumlah penduduk dari masyarakat lokal maupun
terjadinya urbanisasi, maka pasokan tersebut tidak mencukupi. Apalagi banyak
lahan yang beralih fungsi, sehingga banyak tanaman yang tergerus.


1.2. Rumusan Masalah
       1. Pengertian bambu dan klasifikasi ilmiah
       2. Filosofi bambu
       3. Jenis – jenis bambu
       4. Bambu petung dalam upacara agama


1.3. Tujuan
       1. Mengetahui definisi bambu dan klasifikasi ilmiah
       2. Mengetahui filosofi bambu
       3. Mengetahui jenis – jenis bambu
       4. Mengetahui kegunaan bambu dalam upacara agama




                                                                             1
BAB II: PEMBAHASAN


1. Pengertian Bambu dan Klasifikasi Ilmiah
      Bambu adalah tanaman jenis rumput – rumputan yang mempunyai batang
      berongga dan beruas – ruas, banyak sekali jenisnya dan banyak juga
      memberikan manfaat pada manusia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur
      dan eru. Di dunia ini, bambu merupakan salah satu tanaman dengan
      pertumbuhan paling cepat, karena memiliki sistem rhizoma – dependen unik.
      Dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 inci) bahkan lebih,
      tergantung    kondisi    tanah      dan   klimatologi   tempat   ia   ditanam.
      Bambu/tiying/bambusa sp, memiliki tinggi 5-15 m, berkayu bulat berlubang,
      beruas – ruas, daun tunggal berseling berpelepah lanset ujung runcing tepi
      rata, bunga majemuk bentuk malai. Tumbuh liar pada lahan tegalan,
      terutama daerah lembab dari pantai hingga ketinggian 1000 m dpl. Memiliki
      adaptasi yang sangat luas terhadap berbagai jenis tanah dan musim. System
      perakaran yang intensif dapat mempertahankan atau menutup butiran tanah
      sehingga tidak mudah tererosi oleh air hujan. Oleh karena itu, bambu sering
      digunakan atau ditanam di pinggir sungai sebagai penahan erosi tanah.
      Sebagai jenis tanaman rumput – rumputan, bambu tumbuh menggunakan
      rimpang batang yang mengandung ruas dan mata cabang sehingga dapat
      menghasilkan batang baru atau rebung untuk tingkat pertumbuhan
      selanjutnya. Setiap rumpun menghasilkan 8-14 batang setiap tahun, sekitar
      2-3 bulan rebung mencapai pertumbuhan dewasa, dan 3 bulan kemudian
      batang mencapai tinggi maksimum. Fungsi kelestarian rumpun tersebut
      dapat dipertahankan dengan cara hanya menebang atau memanen batang
      yang telah dewasa.




      Klasifikasi Ilmiah:


      Kerajaan                : Plantae
      (tidak termasuk)        : Monocots



                                                                                  2
(tidak termasuk)        : Commelinids
      Ordo                    : Poales
      Famili                  : Poaceae
      Upafamili               : Bambusoideae
      Superbangsa             : Bambusodae
      Bangsa                  : Bambuseae
                                Kunth ex Dumort
      Diversitas sekitar 92 genera dan 5000 spesies Upasuku
          •    Arthrostylidiinae
          •    Arundinariinae
          •    Bambusinae
          •    Chusqueinae
          •    Guaduinae
          •    Melocanninae
          •    Nastinae
          •    Racemobambodinae
          •    Shibataeinae


2. Filosofi Bambu
      Bagi masyarakat Bali, bambu memang memiliki filosofi yang sangat
      mendalam. Sifat – sifat baik dan keunggulan bambu dibandingkan tanaman
      lainnya menjadi sepirit dan semboyan hidup bagi masyarakat Bali, terutama
      penganut agama Hindu. Bambu adalah tanaman serbaguna. Semasa kecil
      tegak, tetapi saat tua akan merunduk. Ini lambing sebuah filosofi Hindu yang
      selalu menjaga sopan santun. Filosofi lain dari bambu adalah sifatnya yang
      semakin lama semakin kuat, baik batang maupun akarnya, yang membentuk
      kesatuan rumpun. bambu juga tidak membutuhkan pemeliharaan yang
      intensif sehingga bias tumbuh dimana saja. Bahkan dari segi kegunaan,
      hampir setiap bambu berguna.


3. Jenis – Jenis Bambu



                                                                                3
Beberapa tanaman endemik Bali yang dianggap suci, contohnya bambu. Ada
      lima jenis bambu yang digunakan untuk ritual dan kehidupan sehari – hari.
      Tidak sembarangan bambu yang digunakkan sehingga kelima jenis bambu
      ini masih dijaga baik oleh masyarakat, diantaranya:
         1. Bambu yang disebut Jajang Aya (Giganthocloa aya), secara
              morfologi tanaman tersebut memiliki tinggi sekitar 15 m, diameter
              bias mencapai 12 cm. Daun bambu ini dianggap suci sehingga sering
              digunakan sebagai atap bangunan suci.
         2. Bambu yang disebut Jajang Taluh (Giganthocloa taluh), khas dengan
              batang berwarna hijau keputih-putihan. bambu jenis ini biasanya
              digunakan untuk gedek atau dinding dalam upacara kematian dengan
              kualitas paling bagus.
         3. Bambu yang disebut Tiying Ooh (Bambuca ooh), morfologi ruas
              buluhnya agak panjang, warna batang hijau, dan tebal buluhnya tidak
              mencapai setengah sentimeter. Bamboo jenis ini dipakai untuk
              tempat sesajen atau sanggar pucuk saat upacara agama.
         4.   Bambu yang disebut Kedampal (Sahizostachyum cestaneum), bambu
              ini banyak tumbuh di kabupaten Tabanan. Memiliki batang lebih
              pendek dan buluh tipis, tapi panjang. Buluh kedampal dipakai untuk
              tempat air suci dan alat musik khas Bali, gerantang.
         5. Bambu yang disebut Tiying Alas atau lip-lip (Dinocloa sepang),
              diantara bamboo endemik lainnya, hanya jenis ini satu-satunya jenis
              bambu yang masih tumbuh ditempat aslinya, yakni hutan alam
              Sepang Buleleng dan Jembrana. Diyakini sebagai tanaman suci dan
              obat-obatan.


4. Bambu Petung dalam Upacara Agama
      Sekitar 75 genus dan 1250 species bambu ditemui di seluruh dunia,
      sedangkan di Asia terdapat 14 genus dan 120species. Bambu Petung
      (Dendrocalamus asper) sebagai salah satu jenis dari genus Dendrocalamus,
      merupakan jenis bambu yang banyak dikenal karena berdimeter cukup besar
      bila dibandingkan dengan jenis bambu lain, sekitar 10-18 cm,berdinding



                                                                               4
tebal 11-18 mm, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku tusuk gigi,
       sumpit, bahan kerajinan tangan, kontruksi bangunan seperti usuk, reng,
       bahan baku kertas dan bubur kertas, lantai dan dinding komposit. Tinggi
       pohon mencapai 30 m berumpun, batang berkayu bulat berlubang besar,
       kayu tebal beruas- ruas, warna hijau keputihan bentuk agak rata, daun
       tunggal selang-seling berpelepah lanset ujung daun runcing. Rebung petung
       ukuran besar, rasanya manis, beat rata-rata 0,8 kg per batang, nilai kalorinya
       lebih rendah dari cendawan dan asparagus. Keberadaan petung dirasakan
       mulai berkurang karena beberapa faktor. Penebangan batang yang tidak
       mengikuti teknik yang benar, menyebankan kelangsungan hidup rebung atau
       batang baru terganggu. Frekuensi penanaman rumpun bambu yang sangat
       rendah disebabkan oleh beberapa faktor seperti, kurang pengetahuan tentang
       cara pembibitan yang benar, pengalihan fungsi lahan menjadi pemukiman
       dan lain-lain. Dalam upacara agama, batangnya digunakan untuk adegan
       tutuan, wadah, dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan bahan
       bangunan rumah Bali dan kelengkapan rumah tangga seperti, kursi, meja dan
       lain-lain.


                                 BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
       Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, bambu tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan masyarakat Bali dan akan selalu digunakan dalam
kehidupan di Bali baik kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan beragama.
Penggunaannya dari hari kehari akan selalu meningkat dengan bertambahnya jumlah
masyarakat itu sendiri.
3.2. Saran
       Dari makalah ini diharapkan, agar masyarakat dapat lebih meningkatkan
pembudidayaan bambu untuk keperluan sehari-hari maupun untuk kepentingan
upacara keagamaan.




                                                                                   5
DAFTAR PUSTAKA


Ensiklopedi tanaman upakara,Taman Gumi Banten
TRIBUNNEWS.COM, BALI
Mohamed,1992
Othman, 1995
Liese, 1985 dan Abd Razak, 1992
Mohamad, 1995
Kompas.com
Charomaini,2001




                                                6

More Related Content

Similar to BAMBU DALAM KEAGAMAAN

Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman HayatiMateri Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman HayatiKhaysanGibranFirzana
 
Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Norman Syarif
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaJoko Sriyatno
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaJoko Sriyatno
 
Buku martha alfiani(1113016100001)
Buku martha alfiani(1113016100001)Buku martha alfiani(1113016100001)
Buku martha alfiani(1113016100001)Martha Alfiani
 
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Afifah Khoirunnisa
 
observasi & tanggapan deskriptif
observasi & tanggapan deskriptifobservasi & tanggapan deskriptif
observasi & tanggapan deskriptifPratama Andy
 
Taksonomi Tumbuhan Tinggi Kebun Raya Bogor
Taksonomi Tumbuhan Tinggi Kebun Raya BogorTaksonomi Tumbuhan Tinggi Kebun Raya Bogor
Taksonomi Tumbuhan Tinggi Kebun Raya BogorBunga Naria
 
Kelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosferKelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosfernoviyulia2
 
RUMSES IPA KE 1.pptx
RUMSES IPA KE 1.pptxRUMSES IPA KE 1.pptx
RUMSES IPA KE 1.pptxssuser37ccad
 
Etnoritual, Etnofarma (Tugas Mhs)
Etnoritual, Etnofarma (Tugas Mhs) Etnoritual, Etnofarma (Tugas Mhs)
Etnoritual, Etnofarma (Tugas Mhs) denotsudiana
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiJessy Damayanti
 

Similar to BAMBU DALAM KEAGAMAAN (20)

Kantong semar
Kantong semarKantong semar
Kantong semar
 
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman HayatiMateri Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
 
Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesia
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesia
 
Buku martha alfiani(1113016100001)
Buku martha alfiani(1113016100001)Buku martha alfiani(1113016100001)
Buku martha alfiani(1113016100001)
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
 
Biodiversitas
BiodiversitasBiodiversitas
Biodiversitas
 
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
 
observasi & tanggapan deskriptif
observasi & tanggapan deskriptifobservasi & tanggapan deskriptif
observasi & tanggapan deskriptif
 
Taksonomi Tumbuhan Tinggi Kebun Raya Bogor
Taksonomi Tumbuhan Tinggi Kebun Raya BogorTaksonomi Tumbuhan Tinggi Kebun Raya Bogor
Taksonomi Tumbuhan Tinggi Kebun Raya Bogor
 
Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
Kelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosferKelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosfer
 
RUMSES IPA KE 1.pptx
RUMSES IPA KE 1.pptxRUMSES IPA KE 1.pptx
RUMSES IPA KE 1.pptx
 
Kerajinan bahan alami
Kerajinan bahan alamiKerajinan bahan alami
Kerajinan bahan alami
 
contoh Laporan praktikum ekologi
 contoh Laporan praktikum ekologi  contoh Laporan praktikum ekologi
contoh Laporan praktikum ekologi
 
Makalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nilaMakalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nila
 
Tanaman Pangan Sagu
Tanaman Pangan SaguTanaman Pangan Sagu
Tanaman Pangan Sagu
 
Etnoritual, Etnofarma (Tugas Mhs)
Etnoritual, Etnofarma (Tugas Mhs) Etnoritual, Etnofarma (Tugas Mhs)
Etnoritual, Etnofarma (Tugas Mhs)
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
 

More from Marsiningsih Yanyan

More from Marsiningsih Yanyan (8)

pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta ganggapembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
 
Pengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kelPengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kel
 
Etnobotani bali rumah adat bali
Etnobotani bali  rumah adat baliEtnobotani bali  rumah adat bali
Etnobotani bali rumah adat bali
 
Pkm kel.qu
Pkm  kel.quPkm  kel.qu
Pkm kel.qu
 
Serangga dalam pertanian
Serangga dalam pertanianSerangga dalam pertanian
Serangga dalam pertanian
 
Tugas kelompok pkn
Tugas kelompok pknTugas kelompok pkn
Tugas kelompok pkn
 
Tugas kelompok pkn
Tugas kelompok pknTugas kelompok pkn
Tugas kelompok pkn
 
Tugas kimia
Tugas kimiaTugas kimia
Tugas kimia
 

BAMBU DALAM KEAGAMAAN

  • 1. TUGAS ETNOBOTANI BALI BAMBU DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN UPACARA AGAMA OLEH: NI WAYAN MARSININGSIH (1005105050) FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Bambu dalam Kehidupan Sehari-hari dan Upacara Agama. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Etnobotani Bali. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Denpasar, 13 Oktober 2010 Penyusun i
  • 3. DAFTAR ISI Kata pengantar........................................................................................................i Daftar isi................................................................................................................ii BAB I. Pendahuluan................................................................................................ 1.1. Latar Belakang................................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................1 1.3. Tujuan.............................................................................................................1 BAB II. Pembahasan............................................................................................... 1. Pengertian Bambu dan Klasifikasi Ilmiah.......................................................2 2. Filosofi Bambu................................................................................................3 3. Jenis-jenis Bambu............................................................................................3 4. Bambu Petung dalam Upacara Agama............................................................4 BAB III. Penutup...................................................................................................5 3.1. Kesimpulan.....................................................................................................5 3.2. Saran...............................................................................................................5 3.3. Daftar Pustaka................................................................................................6 ii
  • 4. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak digunakan masyarakat Bali dalam kehidupan sehari – hari. Masyarakat Bali, umumnya pemeluk agama Hindu tidak bisa lepas dari tanam – tanaman, bunga – bungaan, dan kayu sebagai sarana dan prasarana sesaji saat ritual keagamaan. bambu satu dari sekian tanaman yang dianggap suci dan wajib ada. Hampir disetiap upacara keagamaan, bambu pasti digunakan baik daun maupun batangnya. Bambu juga menjadi salah satu bagian dalam pembuatan bangunan adat di Bali. Banyak penggunaan bambu dalam kehidupan sehari – hari membuat keberadaannya semakin menipis. Sebenarnya masyarakat sudah berusaha melestarikan untuk kebutuhan sendiri, tetapi karena tingginya jumlah penduduk dari masyarakat lokal maupun terjadinya urbanisasi, maka pasokan tersebut tidak mencukupi. Apalagi banyak lahan yang beralih fungsi, sehingga banyak tanaman yang tergerus. 1.2. Rumusan Masalah 1. Pengertian bambu dan klasifikasi ilmiah 2. Filosofi bambu 3. Jenis – jenis bambu 4. Bambu petung dalam upacara agama 1.3. Tujuan 1. Mengetahui definisi bambu dan klasifikasi ilmiah 2. Mengetahui filosofi bambu 3. Mengetahui jenis – jenis bambu 4. Mengetahui kegunaan bambu dalam upacara agama 1
  • 5. BAB II: PEMBAHASAN 1. Pengertian Bambu dan Klasifikasi Ilmiah Bambu adalah tanaman jenis rumput – rumputan yang mempunyai batang berongga dan beruas – ruas, banyak sekali jenisnya dan banyak juga memberikan manfaat pada manusia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur dan eru. Di dunia ini, bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat, karena memiliki sistem rhizoma – dependen unik. Dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 inci) bahkan lebih, tergantung kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. Bambu/tiying/bambusa sp, memiliki tinggi 5-15 m, berkayu bulat berlubang, beruas – ruas, daun tunggal berseling berpelepah lanset ujung runcing tepi rata, bunga majemuk bentuk malai. Tumbuh liar pada lahan tegalan, terutama daerah lembab dari pantai hingga ketinggian 1000 m dpl. Memiliki adaptasi yang sangat luas terhadap berbagai jenis tanah dan musim. System perakaran yang intensif dapat mempertahankan atau menutup butiran tanah sehingga tidak mudah tererosi oleh air hujan. Oleh karena itu, bambu sering digunakan atau ditanam di pinggir sungai sebagai penahan erosi tanah. Sebagai jenis tanaman rumput – rumputan, bambu tumbuh menggunakan rimpang batang yang mengandung ruas dan mata cabang sehingga dapat menghasilkan batang baru atau rebung untuk tingkat pertumbuhan selanjutnya. Setiap rumpun menghasilkan 8-14 batang setiap tahun, sekitar 2-3 bulan rebung mencapai pertumbuhan dewasa, dan 3 bulan kemudian batang mencapai tinggi maksimum. Fungsi kelestarian rumpun tersebut dapat dipertahankan dengan cara hanya menebang atau memanen batang yang telah dewasa. Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan : Plantae (tidak termasuk) : Monocots 2
  • 6. (tidak termasuk) : Commelinids Ordo : Poales Famili : Poaceae Upafamili : Bambusoideae Superbangsa : Bambusodae Bangsa : Bambuseae Kunth ex Dumort Diversitas sekitar 92 genera dan 5000 spesies Upasuku • Arthrostylidiinae • Arundinariinae • Bambusinae • Chusqueinae • Guaduinae • Melocanninae • Nastinae • Racemobambodinae • Shibataeinae 2. Filosofi Bambu Bagi masyarakat Bali, bambu memang memiliki filosofi yang sangat mendalam. Sifat – sifat baik dan keunggulan bambu dibandingkan tanaman lainnya menjadi sepirit dan semboyan hidup bagi masyarakat Bali, terutama penganut agama Hindu. Bambu adalah tanaman serbaguna. Semasa kecil tegak, tetapi saat tua akan merunduk. Ini lambing sebuah filosofi Hindu yang selalu menjaga sopan santun. Filosofi lain dari bambu adalah sifatnya yang semakin lama semakin kuat, baik batang maupun akarnya, yang membentuk kesatuan rumpun. bambu juga tidak membutuhkan pemeliharaan yang intensif sehingga bias tumbuh dimana saja. Bahkan dari segi kegunaan, hampir setiap bambu berguna. 3. Jenis – Jenis Bambu 3
  • 7. Beberapa tanaman endemik Bali yang dianggap suci, contohnya bambu. Ada lima jenis bambu yang digunakan untuk ritual dan kehidupan sehari – hari. Tidak sembarangan bambu yang digunakkan sehingga kelima jenis bambu ini masih dijaga baik oleh masyarakat, diantaranya: 1. Bambu yang disebut Jajang Aya (Giganthocloa aya), secara morfologi tanaman tersebut memiliki tinggi sekitar 15 m, diameter bias mencapai 12 cm. Daun bambu ini dianggap suci sehingga sering digunakan sebagai atap bangunan suci. 2. Bambu yang disebut Jajang Taluh (Giganthocloa taluh), khas dengan batang berwarna hijau keputih-putihan. bambu jenis ini biasanya digunakan untuk gedek atau dinding dalam upacara kematian dengan kualitas paling bagus. 3. Bambu yang disebut Tiying Ooh (Bambuca ooh), morfologi ruas buluhnya agak panjang, warna batang hijau, dan tebal buluhnya tidak mencapai setengah sentimeter. Bamboo jenis ini dipakai untuk tempat sesajen atau sanggar pucuk saat upacara agama. 4. Bambu yang disebut Kedampal (Sahizostachyum cestaneum), bambu ini banyak tumbuh di kabupaten Tabanan. Memiliki batang lebih pendek dan buluh tipis, tapi panjang. Buluh kedampal dipakai untuk tempat air suci dan alat musik khas Bali, gerantang. 5. Bambu yang disebut Tiying Alas atau lip-lip (Dinocloa sepang), diantara bamboo endemik lainnya, hanya jenis ini satu-satunya jenis bambu yang masih tumbuh ditempat aslinya, yakni hutan alam Sepang Buleleng dan Jembrana. Diyakini sebagai tanaman suci dan obat-obatan. 4. Bambu Petung dalam Upacara Agama Sekitar 75 genus dan 1250 species bambu ditemui di seluruh dunia, sedangkan di Asia terdapat 14 genus dan 120species. Bambu Petung (Dendrocalamus asper) sebagai salah satu jenis dari genus Dendrocalamus, merupakan jenis bambu yang banyak dikenal karena berdimeter cukup besar bila dibandingkan dengan jenis bambu lain, sekitar 10-18 cm,berdinding 4
  • 8. tebal 11-18 mm, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku tusuk gigi, sumpit, bahan kerajinan tangan, kontruksi bangunan seperti usuk, reng, bahan baku kertas dan bubur kertas, lantai dan dinding komposit. Tinggi pohon mencapai 30 m berumpun, batang berkayu bulat berlubang besar, kayu tebal beruas- ruas, warna hijau keputihan bentuk agak rata, daun tunggal selang-seling berpelepah lanset ujung daun runcing. Rebung petung ukuran besar, rasanya manis, beat rata-rata 0,8 kg per batang, nilai kalorinya lebih rendah dari cendawan dan asparagus. Keberadaan petung dirasakan mulai berkurang karena beberapa faktor. Penebangan batang yang tidak mengikuti teknik yang benar, menyebankan kelangsungan hidup rebung atau batang baru terganggu. Frekuensi penanaman rumpun bambu yang sangat rendah disebabkan oleh beberapa faktor seperti, kurang pengetahuan tentang cara pembibitan yang benar, pengalihan fungsi lahan menjadi pemukiman dan lain-lain. Dalam upacara agama, batangnya digunakan untuk adegan tutuan, wadah, dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan bahan bangunan rumah Bali dan kelengkapan rumah tangga seperti, kursi, meja dan lain-lain. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, bambu tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat Bali dan akan selalu digunakan dalam kehidupan di Bali baik kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan beragama. Penggunaannya dari hari kehari akan selalu meningkat dengan bertambahnya jumlah masyarakat itu sendiri. 3.2. Saran Dari makalah ini diharapkan, agar masyarakat dapat lebih meningkatkan pembudidayaan bambu untuk keperluan sehari-hari maupun untuk kepentingan upacara keagamaan. 5
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Ensiklopedi tanaman upakara,Taman Gumi Banten TRIBUNNEWS.COM, BALI Mohamed,1992 Othman, 1995 Liese, 1985 dan Abd Razak, 1992 Mohamad, 1995 Kompas.com Charomaini,2001 6