1. TUGAS ETNOBOTANI BALI
BAMBU DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN
UPACARA AGAMA
OLEH:
NI WAYAN MARSININGSIH (1005105050)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2010
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Bambu dalam
Kehidupan Sehari-hari dan Upacara Agama. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Etnobotani Bali.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Denpasar, 13 Oktober 2010
Penyusun
i
3. DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan................................................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II. Pembahasan...............................................................................................
1. Pengertian Bambu dan Klasifikasi Ilmiah.......................................................2
2. Filosofi Bambu................................................................................................3
3. Jenis-jenis Bambu............................................................................................3
4. Bambu Petung dalam Upacara Agama............................................................4
BAB III. Penutup...................................................................................................5
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................5
3.2. Saran...............................................................................................................5
3.3. Daftar Pustaka................................................................................................6
ii
4. BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak digunakan
masyarakat Bali dalam kehidupan sehari – hari. Masyarakat Bali, umumnya
pemeluk agama Hindu tidak bisa lepas dari tanam – tanaman, bunga – bungaan, dan
kayu sebagai sarana dan prasarana sesaji saat ritual keagamaan. bambu satu dari
sekian tanaman yang dianggap suci dan wajib ada. Hampir disetiap upacara
keagamaan, bambu pasti digunakan baik daun maupun batangnya. Bambu juga
menjadi salah satu bagian dalam pembuatan bangunan adat di Bali. Banyak
penggunaan bambu dalam kehidupan sehari – hari membuat keberadaannya semakin
menipis. Sebenarnya masyarakat sudah berusaha melestarikan untuk kebutuhan
sendiri, tetapi karena tingginya jumlah penduduk dari masyarakat lokal maupun
terjadinya urbanisasi, maka pasokan tersebut tidak mencukupi. Apalagi banyak
lahan yang beralih fungsi, sehingga banyak tanaman yang tergerus.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian bambu dan klasifikasi ilmiah
2. Filosofi bambu
3. Jenis – jenis bambu
4. Bambu petung dalam upacara agama
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi bambu dan klasifikasi ilmiah
2. Mengetahui filosofi bambu
3. Mengetahui jenis – jenis bambu
4. Mengetahui kegunaan bambu dalam upacara agama
1
5. BAB II: PEMBAHASAN
1. Pengertian Bambu dan Klasifikasi Ilmiah
Bambu adalah tanaman jenis rumput – rumputan yang mempunyai batang
berongga dan beruas – ruas, banyak sekali jenisnya dan banyak juga
memberikan manfaat pada manusia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur
dan eru. Di dunia ini, bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat, karena memiliki sistem rhizoma – dependen unik.
Dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 inci) bahkan lebih,
tergantung kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.
Bambu/tiying/bambusa sp, memiliki tinggi 5-15 m, berkayu bulat berlubang,
beruas – ruas, daun tunggal berseling berpelepah lanset ujung runcing tepi
rata, bunga majemuk bentuk malai. Tumbuh liar pada lahan tegalan,
terutama daerah lembab dari pantai hingga ketinggian 1000 m dpl. Memiliki
adaptasi yang sangat luas terhadap berbagai jenis tanah dan musim. System
perakaran yang intensif dapat mempertahankan atau menutup butiran tanah
sehingga tidak mudah tererosi oleh air hujan. Oleh karena itu, bambu sering
digunakan atau ditanam di pinggir sungai sebagai penahan erosi tanah.
Sebagai jenis tanaman rumput – rumputan, bambu tumbuh menggunakan
rimpang batang yang mengandung ruas dan mata cabang sehingga dapat
menghasilkan batang baru atau rebung untuk tingkat pertumbuhan
selanjutnya. Setiap rumpun menghasilkan 8-14 batang setiap tahun, sekitar
2-3 bulan rebung mencapai pertumbuhan dewasa, dan 3 bulan kemudian
batang mencapai tinggi maksimum. Fungsi kelestarian rumpun tersebut
dapat dipertahankan dengan cara hanya menebang atau memanen batang
yang telah dewasa.
Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) : Monocots
2
6. (tidak termasuk) : Commelinids
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Upafamili : Bambusoideae
Superbangsa : Bambusodae
Bangsa : Bambuseae
Kunth ex Dumort
Diversitas sekitar 92 genera dan 5000 spesies Upasuku
• Arthrostylidiinae
• Arundinariinae
• Bambusinae
• Chusqueinae
• Guaduinae
• Melocanninae
• Nastinae
• Racemobambodinae
• Shibataeinae
2. Filosofi Bambu
Bagi masyarakat Bali, bambu memang memiliki filosofi yang sangat
mendalam. Sifat – sifat baik dan keunggulan bambu dibandingkan tanaman
lainnya menjadi sepirit dan semboyan hidup bagi masyarakat Bali, terutama
penganut agama Hindu. Bambu adalah tanaman serbaguna. Semasa kecil
tegak, tetapi saat tua akan merunduk. Ini lambing sebuah filosofi Hindu yang
selalu menjaga sopan santun. Filosofi lain dari bambu adalah sifatnya yang
semakin lama semakin kuat, baik batang maupun akarnya, yang membentuk
kesatuan rumpun. bambu juga tidak membutuhkan pemeliharaan yang
intensif sehingga bias tumbuh dimana saja. Bahkan dari segi kegunaan,
hampir setiap bambu berguna.
3. Jenis – Jenis Bambu
3
7. Beberapa tanaman endemik Bali yang dianggap suci, contohnya bambu. Ada
lima jenis bambu yang digunakan untuk ritual dan kehidupan sehari – hari.
Tidak sembarangan bambu yang digunakkan sehingga kelima jenis bambu
ini masih dijaga baik oleh masyarakat, diantaranya:
1. Bambu yang disebut Jajang Aya (Giganthocloa aya), secara
morfologi tanaman tersebut memiliki tinggi sekitar 15 m, diameter
bias mencapai 12 cm. Daun bambu ini dianggap suci sehingga sering
digunakan sebagai atap bangunan suci.
2. Bambu yang disebut Jajang Taluh (Giganthocloa taluh), khas dengan
batang berwarna hijau keputih-putihan. bambu jenis ini biasanya
digunakan untuk gedek atau dinding dalam upacara kematian dengan
kualitas paling bagus.
3. Bambu yang disebut Tiying Ooh (Bambuca ooh), morfologi ruas
buluhnya agak panjang, warna batang hijau, dan tebal buluhnya tidak
mencapai setengah sentimeter. Bamboo jenis ini dipakai untuk
tempat sesajen atau sanggar pucuk saat upacara agama.
4. Bambu yang disebut Kedampal (Sahizostachyum cestaneum), bambu
ini banyak tumbuh di kabupaten Tabanan. Memiliki batang lebih
pendek dan buluh tipis, tapi panjang. Buluh kedampal dipakai untuk
tempat air suci dan alat musik khas Bali, gerantang.
5. Bambu yang disebut Tiying Alas atau lip-lip (Dinocloa sepang),
diantara bamboo endemik lainnya, hanya jenis ini satu-satunya jenis
bambu yang masih tumbuh ditempat aslinya, yakni hutan alam
Sepang Buleleng dan Jembrana. Diyakini sebagai tanaman suci dan
obat-obatan.
4. Bambu Petung dalam Upacara Agama
Sekitar 75 genus dan 1250 species bambu ditemui di seluruh dunia,
sedangkan di Asia terdapat 14 genus dan 120species. Bambu Petung
(Dendrocalamus asper) sebagai salah satu jenis dari genus Dendrocalamus,
merupakan jenis bambu yang banyak dikenal karena berdimeter cukup besar
bila dibandingkan dengan jenis bambu lain, sekitar 10-18 cm,berdinding
4
8. tebal 11-18 mm, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku tusuk gigi,
sumpit, bahan kerajinan tangan, kontruksi bangunan seperti usuk, reng,
bahan baku kertas dan bubur kertas, lantai dan dinding komposit. Tinggi
pohon mencapai 30 m berumpun, batang berkayu bulat berlubang besar,
kayu tebal beruas- ruas, warna hijau keputihan bentuk agak rata, daun
tunggal selang-seling berpelepah lanset ujung daun runcing. Rebung petung
ukuran besar, rasanya manis, beat rata-rata 0,8 kg per batang, nilai kalorinya
lebih rendah dari cendawan dan asparagus. Keberadaan petung dirasakan
mulai berkurang karena beberapa faktor. Penebangan batang yang tidak
mengikuti teknik yang benar, menyebankan kelangsungan hidup rebung atau
batang baru terganggu. Frekuensi penanaman rumpun bambu yang sangat
rendah disebabkan oleh beberapa faktor seperti, kurang pengetahuan tentang
cara pembibitan yang benar, pengalihan fungsi lahan menjadi pemukiman
dan lain-lain. Dalam upacara agama, batangnya digunakan untuk adegan
tutuan, wadah, dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan bahan
bangunan rumah Bali dan kelengkapan rumah tangga seperti, kursi, meja dan
lain-lain.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, bambu tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan masyarakat Bali dan akan selalu digunakan dalam
kehidupan di Bali baik kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan beragama.
Penggunaannya dari hari kehari akan selalu meningkat dengan bertambahnya jumlah
masyarakat itu sendiri.
3.2. Saran
Dari makalah ini diharapkan, agar masyarakat dapat lebih meningkatkan
pembudidayaan bambu untuk keperluan sehari-hari maupun untuk kepentingan
upacara keagamaan.
5
9. DAFTAR PUSTAKA
Ensiklopedi tanaman upakara,Taman Gumi Banten
TRIBUNNEWS.COM, BALI
Mohamed,1992
Othman, 1995
Liese, 1985 dan Abd Razak, 1992
Mohamad, 1995
Kompas.com
Charomaini,2001
6