SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
DISUSUN OLEH :TITIK LESTARI
Infeksi adalah proses invasif oleh
MO dan berproliferasi di dalam
jaringan tubuh yang
menyebabkan sakit
Kuman ( bakteri, virus, protozoa maupun
jamur) mempunyai mekanisme dalam
menyerang sel inangnya
kuman tersebut bisa menginfeksi melalui 4
tahap yaitu:
1. Adhesi (menempel)
2. Kolonisasi (berbiak)
3. Penetrasi (masuk ke tubuh)
4. Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil
berbiak)
Adalah reaksi tubuh melawan injuri
atau iritasi
Tidak sama dengan INFEKSI
Berhubungan dengan JARINGAN
yang HIDUP
Kata yang berakhiran ITIS
Misal : gingivitis,, pulpitis, nephritis
Reaksi pembuluh darah yang
mengakibatkan akumulasi cairan dan
leukosit pada jaringan ekstravaskuler
Berhubungan proses repair thd cedera
Dasarnya bersifat protektif
Memiliki 5 cardinal Signs
Tergantung pada :
- mikroorganisme,
- source atau sumber,
- portal of exit,
- mode of transmition,
- portal of entry dan
- susceptible host.
 GROSS :
Dolor
 Dolor adalah rasa nyeri,
 terasa pada jaringan yang mengalami infeksi.
 terjadi karena sel yang mengalami infeksi
bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga
menimbulkan nyeri.
 Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi
gangguan atau sesuatu yang tidak normal
[patofisiologis]
Kalor adalah rasa panas
terjadi karena tubuh
mengkompensasi aliran darah lebih
banyak ke area yang mengalami
infeksi untuk mengirim lebih banyak
antibody dalam memerangi antigen
atau penyebab infeksi
= pembengkakan.
Pada area yang mengalami
infeksi akan mengalami
pembengkakan karena
peningkatan permeabilitas sel
dan peningkatan aliran darah.
Rubor adalah kemerahan,
 terjadi pada area yang
mengalami infeksi karena
peningkatan aliran darah ke area
tersebut sehingga menimbulkan
warna kemerahan.
Fungsio laesa adalah perubahan
fungsi dari jaringan yang mengalami
infeksi.
demam, malaise, anoreksia dan nausea,
vomiting, sakit kepala dan diare.
1. Usia ( bayi: immature system immune pada
usia 2-3 bulan IgG, lansia: terjadi kelemahan
system immune).
2. Heriditas (kelainan bawaan berupa
rendahnya serum immunoglobulin).
3. Status imunisasi (status imun lengkap atau
tidak ini berhubungan dengan infeksi yang
timbul)
4. Terapi yang sedang dijalani (radiasi atau
chemotherapy menyebabkan penekanan
pembentukan sel-sel darah)
5. Status nutrisi (status nutrisi yang kurang baik
memudahkan tubuh daya tahan rendah, berkaitan
dengan tidak seimbang proses metabolism dalam
tubuh sehingga akan mempengaruhi sintesa
protein)
6. Kelelahan (dapat mempermudah timbulnya infeksi
akibat tubuh mudah rentan terhadap penyakit)
7. Stres (mengakibatkan peningkatan cortisone,
selanjutnya berakibat pada penurunan anti
inflamasi)
Dikarenakan perubahan pada
pembuluh vaskuler yang kecil
 PMN dan MN menuju area yang ada
jejas/injuri
1. Peradangan serosa
 Ditandai : extravasasi cairan protein sel
 Sebagian besar peradangan akut bermula
sebagai bentuk serosa
 Komponen eksudat : cairan bening plasma
darah
 menandakan peradangan derajat ringan
 terjadi bila adanya iritasi ringan pada
membrana mukosa dan serosa
Ditandai : eksudasi plasma fibrinogen
Komponen utama eksudat : fibrin
Menandakan peradangan akut dengan
kerusakan vasculer yang cukup hebat
Jaringan tampak kaku, kusam, dengan
warna putih – kuning ( karena kandungan
fibrin)
Lapisan fibrin pada membrana mukosa
sering membentuk ‘pseudo-membran
Biasanya terjadi pada organ yg banyak
kapilernya
Menandakan peradangan perakut hebat
Makroskopis : organ mengalami
perdarahan
Mikroskopis : banyak eritrosit diluar
vasculer
 Komponen utama eksudat : darah
Komponen eksudat: “mukus” yang
mengandung fibrin, sel debris, jaringan
nekrosis,komponen sel darah
Warna mukus: bervariasi, tergantung
komponen dominasi
Biasanya peradangan ini terjadi di saluran
cerna, saluran reproduksi, maupun
saluran respirasi
4. Peradangan Katarrhal
Ditandai : keluarnya neutrofil &
pembentukan pus.
Komponen utama eksudat: nanah/pus
dengan kandungan: neutrofil, sel debris,
jaringan nekrotik kuman
Konsistensi bisa cair, semisolid,
gelatinous
Proses pembentukan nanah: supurasi
Bakteri pembentuk nanah/pus:
 Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub
kutan
 Abses : kumpulan nanah/pus di dalam organ
 Pustula : kumpulan nanah/pus pada
epidermis
 Mukopurulen : nanah/pus dalam bentuk
mukus
 Fibrinopurulen : nanah/pus bercampur fibrin
6. Peradangan Granulomatosa
 Komponen eksudat: granul, yang umum pada
peradangan kronis
Serosa
Purulenta
1. Berdasarkan derajat keparahan
a. Mild
= Peradangan derajat ringan
- Jaringan sedikit mengalami cidera
- Daerah radang sedikit mengalami
hiperemis, edema, eksudasi
 Vasodilation; mis : histamine, nitric oxide.
 Vasoconstriction; mis : thromboxane.
 Increase vessel permeability; Mis : histamine,
bradykinin.
 Produce pain; Mis : bradykinin
 Produce fever; Mis : IL-1, T N F
 Chemotactic; Mis : IL8
b. Moderate
= peradangan derajat sedang
- jaringan yang meradang lebih luas
dari mild
- vaskularisasi jelas
- Peningkatan infiltrasi sel-sel radang
c. Severe
= Peradangan derajat hebat
- Jaringan yang mengalami radang luas
- Vascularisasi sangat jelas
- Eksudasi dan peningkatan leukosit
didaerah radang sangat nyata
a.Peradangan Lokal
= Peradangan yang terjadi terlokalisasi
pada satu tempat saja
b. Peradangan Multifokal
= Peradangan terlokalisasi yang terjadi
pada berbagai tempat
c. Peradangan Difusa
= Peradangan yang terjadi menyeluruh
pada suatu organ
a.Peradangan Perakut
= peradangan yg berlangsung sangat cepat
- berlangsung: menit – beberapa jam
- disebabkan : agen yg sangat poten
- kematian dapat terjadi tanpa didahului
adanya gejala klinis
- contoh : Avian Influenza
= Peradangan yang terjadi dalam kurun
waktu 6 jam sampai beberapa hari
- Peradangan dapat sembuh atau dapat pula
menimbulkan kematian
- Ciri ‘panca radang’ dapat teramati dg jelas
- Mikroskopis : adanya perdarahan lokal,
edema, sel neutrofil dominan dan sedikit
limfosit
= Peradangan yg berlangsung beberapa
minggu
- disebabkan : agen yg kurang poten
- biasanya berakhir dengan kesembuhan
- pada daerah radang : makrofag, sel plasma,
limfosit, giant cell.
- proliferasi fibroblast minimal
= Peradangan yang berlangsung berminggu-
minggu sampai tahunan
- agen mampu bertahan terhadap sistem
pertahanan tubuh
- sel radang yang dominan : limfosit,
makrofag, giant cell.
- contoh : TBC, kemasukan benda asing
 Agen asing dinetralisir
 Sel-sel radang berkurang
 Eksudasi cairan berkurang
 Permiabilitas vaskuler normal
 Regenerasi sel-sel jaringan
I Fase Inflammasi
a. Homeostatis = terjadi vasokontriksi oleh
media catekolamin dan prostaglandin diikuti
terjadinya agregasi platelet serta proses
aktifitas thromboplastin (clotting)
b. Inflammasi = terjadinya vasodilatasi kapiler-
kapiler sekitar daerah radang, aktivasi sel-sel
radang sampai proses fagositosis
a. GRANULASI
 tersusunnya colagen primer di daerah
luka/radang, diikuti pelapisan oleh fibroblast
 terjadinya proses angiogenesis
b. KONTRAKSI
 matrik yang tersusun oleh colagen dan
fibroblast mengadakan kontraksi menarik tepi
luka untuk menutup luka
c. EPITHELIALISASI
 pertumbuhan sel-sel epithel
 Terbentuknya colagen baru/colagen
sekunder yang lebih kuat menutupi luka
 Terbentuknya “scar” /jaringan parut sebagai
jaringan penyambung
 Jaringan yang mudah mengalami regenerasi :
kulit, saluran cerna, gusi
 Organ yang mudah mengalami regenerasi,
asalkan bentuk jaringan masih baik saat
meradang : hati, sel-sel kelenjar
 Sel-sel yang sangat sulit mengalami
regenerasi : jantung,. otak
1. Kesembuhan Primer
Terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah
ditautkan. Contoh : luka insisi saat bedah
2. Kesembuhan Sekunder
Terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan
dan biasanya disertai terbentuknya jaringan
granulasi yang cukup banyak. Contoh : luka
karena trauma, luka yang dalam
 ada/tidaknya suplai darah
 Status gizi individu ( protein ; vit.C )
 Ada/tidaknya infeksi
 Ada/tidaknya diabetes melitus
 Sedang dalam pengobatan glukokortikoid
 Kadar sel darah putih dalam sirkulasi
Infeksi 2013

More Related Content

What's hot

Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Afifi Rahmadetiassani
 
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidupITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
Fransiska Puteri
 
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALILaporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Anditya Gilang Rizky Pradana
 
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhanPengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
BMKG
 

What's hot (20)

P-drug Skabies
P-drug SkabiesP-drug Skabies
P-drug Skabies
 
Pembedahan pada mata
Pembedahan pada mataPembedahan pada mata
Pembedahan pada mata
 
3. lensa
3. lensa3. lensa
3. lensa
 
Soal mata
Soal mataSoal mata
Soal mata
 
Virus yang Merugikan Tumbuhan
Virus yang Merugikan TumbuhanVirus yang Merugikan Tumbuhan
Virus yang Merugikan Tumbuhan
 
[FAR] Faradhillah A. Suryadi - Pemeriksaan Refraksi Objektif - cor.pdf
[FAR] Faradhillah A. Suryadi - Pemeriksaan Refraksi Objektif - cor.pdf[FAR] Faradhillah A. Suryadi - Pemeriksaan Refraksi Objektif - cor.pdf
[FAR] Faradhillah A. Suryadi - Pemeriksaan Refraksi Objektif - cor.pdf
 
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptx
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptxLect 9 - Kultur Jaringan.pptx
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptx
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Matahari
MatahariMatahari
Matahari
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
 
Jaringan periderm
Jaringan peridermJaringan periderm
Jaringan periderm
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidupITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALILaporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
 
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhanPengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
 
BST CATARACT FK UNPAD 2013
BST CATARACT FK UNPAD 2013BST CATARACT FK UNPAD 2013
BST CATARACT FK UNPAD 2013
 
Fisika Inti dan Radioaktivitas
Fisika Inti dan RadioaktivitasFisika Inti dan Radioaktivitas
Fisika Inti dan Radioaktivitas
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
 
Definisi dan klasifikasi konjungtivitis
Definisi dan klasifikasi konjungtivitisDefinisi dan klasifikasi konjungtivitis
Definisi dan klasifikasi konjungtivitis
 

Similar to Infeksi 2013

Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Aci Lasvi
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
widipta
 
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.pptKONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
TiaraFatmaP
 
Inflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikanInflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikan
Andry Natanel
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
oini2
 

Similar to Infeksi 2013 (20)

Inflamasi farin
Inflamasi farinInflamasi farin
Inflamasi farin
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Modul 3 kb 1 radang dan
Modul 3 kb 1 radang danModul 3 kb 1 radang dan
Modul 3 kb 1 radang dan
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Presentation1 Idk 2
Presentation1 Idk 2Presentation1 Idk 2
Presentation1 Idk 2
 
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
 
radang.ppt
radang.pptradang.ppt
radang.ppt
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
KONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptxKONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptx
 
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.pptKONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
 
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptxppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
 
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksiSistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
 
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksiSistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
 
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksiSistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
 
inflamasi-120125211417-phpakkkkkkkkkkkkkkpp02.pptx
inflamasi-120125211417-phpakkkkkkkkkkkkkkpp02.pptxinflamasi-120125211417-phpakkkkkkkkkkkkkkpp02.pptx
inflamasi-120125211417-phpakkkkkkkkkkkkkkpp02.pptx
 
Respon radang
Respon radangRespon radang
Respon radang
 
infeksi dan imunitas
infeksi dan imunitasinfeksi dan imunitas
infeksi dan imunitas
 
Inflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikanInflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikan
 
Respon radang.pptx
Respon radang.pptxRespon radang.pptx
Respon radang.pptx
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 

Infeksi 2013

  • 2. Infeksi adalah proses invasif oleh MO dan berproliferasi di dalam jaringan tubuh yang menyebabkan sakit
  • 3. Kuman ( bakteri, virus, protozoa maupun jamur) mempunyai mekanisme dalam menyerang sel inangnya kuman tersebut bisa menginfeksi melalui 4 tahap yaitu: 1. Adhesi (menempel) 2. Kolonisasi (berbiak) 3. Penetrasi (masuk ke tubuh) 4. Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil berbiak)
  • 4. Adalah reaksi tubuh melawan injuri atau iritasi Tidak sama dengan INFEKSI Berhubungan dengan JARINGAN yang HIDUP
  • 5. Kata yang berakhiran ITIS Misal : gingivitis,, pulpitis, nephritis Reaksi pembuluh darah yang mengakibatkan akumulasi cairan dan leukosit pada jaringan ekstravaskuler Berhubungan proses repair thd cedera Dasarnya bersifat protektif Memiliki 5 cardinal Signs
  • 6. Tergantung pada : - mikroorganisme, - source atau sumber, - portal of exit, - mode of transmition, - portal of entry dan - susceptible host.
  • 7.
  • 8.
  • 10. Dolor  Dolor adalah rasa nyeri,  terasa pada jaringan yang mengalami infeksi.  terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri.  Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal [patofisiologis]
  • 11. Kalor adalah rasa panas terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi
  • 12. = pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
  • 13. Rubor adalah kemerahan,  terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
  • 14. Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.
  • 15. demam, malaise, anoreksia dan nausea, vomiting, sakit kepala dan diare.
  • 16. 1. Usia ( bayi: immature system immune pada usia 2-3 bulan IgG, lansia: terjadi kelemahan system immune). 2. Heriditas (kelainan bawaan berupa rendahnya serum immunoglobulin). 3. Status imunisasi (status imun lengkap atau tidak ini berhubungan dengan infeksi yang timbul)
  • 17. 4. Terapi yang sedang dijalani (radiasi atau chemotherapy menyebabkan penekanan pembentukan sel-sel darah) 5. Status nutrisi (status nutrisi yang kurang baik memudahkan tubuh daya tahan rendah, berkaitan dengan tidak seimbang proses metabolism dalam tubuh sehingga akan mempengaruhi sintesa protein) 6. Kelelahan (dapat mempermudah timbulnya infeksi akibat tubuh mudah rentan terhadap penyakit) 7. Stres (mengakibatkan peningkatan cortisone, selanjutnya berakibat pada penurunan anti inflamasi)
  • 18.
  • 20.
  • 21.  PMN dan MN menuju area yang ada jejas/injuri
  • 22. 1. Peradangan serosa  Ditandai : extravasasi cairan protein sel  Sebagian besar peradangan akut bermula sebagai bentuk serosa  Komponen eksudat : cairan bening plasma darah  menandakan peradangan derajat ringan  terjadi bila adanya iritasi ringan pada membrana mukosa dan serosa
  • 23. Ditandai : eksudasi plasma fibrinogen Komponen utama eksudat : fibrin Menandakan peradangan akut dengan kerusakan vasculer yang cukup hebat Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih – kuning ( karena kandungan fibrin) Lapisan fibrin pada membrana mukosa sering membentuk ‘pseudo-membran
  • 24. Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya Menandakan peradangan perakut hebat Makroskopis : organ mengalami perdarahan Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer  Komponen utama eksudat : darah
  • 25. Komponen eksudat: “mukus” yang mengandung fibrin, sel debris, jaringan nekrosis,komponen sel darah Warna mukus: bervariasi, tergantung komponen dominasi Biasanya peradangan ini terjadi di saluran cerna, saluran reproduksi, maupun saluran respirasi 4. Peradangan Katarrhal
  • 26. Ditandai : keluarnya neutrofil & pembentukan pus. Komponen utama eksudat: nanah/pus dengan kandungan: neutrofil, sel debris, jaringan nekrotik kuman Konsistensi bisa cair, semisolid, gelatinous Proses pembentukan nanah: supurasi Bakteri pembentuk nanah/pus:
  • 27.  Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub kutan  Abses : kumpulan nanah/pus di dalam organ  Pustula : kumpulan nanah/pus pada epidermis  Mukopurulen : nanah/pus dalam bentuk mukus  Fibrinopurulen : nanah/pus bercampur fibrin
  • 28. 6. Peradangan Granulomatosa  Komponen eksudat: granul, yang umum pada peradangan kronis
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36. 1. Berdasarkan derajat keparahan a. Mild = Peradangan derajat ringan - Jaringan sedikit mengalami cidera - Daerah radang sedikit mengalami hiperemis, edema, eksudasi
  • 37.  Vasodilation; mis : histamine, nitric oxide.  Vasoconstriction; mis : thromboxane.  Increase vessel permeability; Mis : histamine, bradykinin.  Produce pain; Mis : bradykinin  Produce fever; Mis : IL-1, T N F  Chemotactic; Mis : IL8
  • 38. b. Moderate = peradangan derajat sedang - jaringan yang meradang lebih luas dari mild - vaskularisasi jelas - Peningkatan infiltrasi sel-sel radang
  • 39. c. Severe = Peradangan derajat hebat - Jaringan yang mengalami radang luas - Vascularisasi sangat jelas - Eksudasi dan peningkatan leukosit didaerah radang sangat nyata
  • 40. a.Peradangan Lokal = Peradangan yang terjadi terlokalisasi pada satu tempat saja b. Peradangan Multifokal = Peradangan terlokalisasi yang terjadi pada berbagai tempat c. Peradangan Difusa = Peradangan yang terjadi menyeluruh pada suatu organ
  • 41. a.Peradangan Perakut = peradangan yg berlangsung sangat cepat - berlangsung: menit – beberapa jam - disebabkan : agen yg sangat poten - kematian dapat terjadi tanpa didahului adanya gejala klinis - contoh : Avian Influenza
  • 42. = Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam sampai beberapa hari - Peradangan dapat sembuh atau dapat pula menimbulkan kematian - Ciri ‘panca radang’ dapat teramati dg jelas - Mikroskopis : adanya perdarahan lokal, edema, sel neutrofil dominan dan sedikit limfosit
  • 43. = Peradangan yg berlangsung beberapa minggu - disebabkan : agen yg kurang poten - biasanya berakhir dengan kesembuhan - pada daerah radang : makrofag, sel plasma, limfosit, giant cell. - proliferasi fibroblast minimal
  • 44. = Peradangan yang berlangsung berminggu- minggu sampai tahunan - agen mampu bertahan terhadap sistem pertahanan tubuh - sel radang yang dominan : limfosit, makrofag, giant cell. - contoh : TBC, kemasukan benda asing
  • 45.  Agen asing dinetralisir  Sel-sel radang berkurang  Eksudasi cairan berkurang  Permiabilitas vaskuler normal  Regenerasi sel-sel jaringan
  • 46. I Fase Inflammasi a. Homeostatis = terjadi vasokontriksi oleh media catekolamin dan prostaglandin diikuti terjadinya agregasi platelet serta proses aktifitas thromboplastin (clotting) b. Inflammasi = terjadinya vasodilatasi kapiler- kapiler sekitar daerah radang, aktivasi sel-sel radang sampai proses fagositosis
  • 47. a. GRANULASI  tersusunnya colagen primer di daerah luka/radang, diikuti pelapisan oleh fibroblast  terjadinya proses angiogenesis b. KONTRAKSI  matrik yang tersusun oleh colagen dan fibroblast mengadakan kontraksi menarik tepi luka untuk menutup luka c. EPITHELIALISASI  pertumbuhan sel-sel epithel
  • 48.  Terbentuknya colagen baru/colagen sekunder yang lebih kuat menutupi luka  Terbentuknya “scar” /jaringan parut sebagai jaringan penyambung
  • 49.  Jaringan yang mudah mengalami regenerasi : kulit, saluran cerna, gusi  Organ yang mudah mengalami regenerasi, asalkan bentuk jaringan masih baik saat meradang : hati, sel-sel kelenjar  Sel-sel yang sangat sulit mengalami regenerasi : jantung,. otak
  • 50. 1. Kesembuhan Primer Terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah ditautkan. Contoh : luka insisi saat bedah 2. Kesembuhan Sekunder Terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan dan biasanya disertai terbentuknya jaringan granulasi yang cukup banyak. Contoh : luka karena trauma, luka yang dalam
  • 51.  ada/tidaknya suplai darah  Status gizi individu ( protein ; vit.C )  Ada/tidaknya infeksi  Ada/tidaknya diabetes melitus  Sedang dalam pengobatan glukokortikoid  Kadar sel darah putih dalam sirkulasi