Produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen berdasarkan manfaatnya. Terdapat lima tingkatan produk mulai dari manfaat inti, produk dasar, produk yang diharapkan, produk yang ditambah fitur, hingga produk potensial. Strategi mutu meliputi perencanaan, pengendalian, dan perbaikan mutu secara berkelanjutan untuk memenuhi harapan pelanggan.
2. DEFINISI PRODUK
Produk adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen
Pentingnya suatu produk fisik bukan pada
kepemilikannya tetapi manfaat yang dapat
diberikan oleh produk tersebut.
3. Suatu produk dibuat biasanya didasarkan atas :
Kebutuhan manusia adalah keadaan merasa
tidak memiliki kepuasan dasar (fisiologis)
Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu
dari kebutuhan tersebut
Permintaan adalah keinginan akan suatu produk
yang didukung dengan kemampuan serta
kesediaan membelinya
Pertukaran adalah cara mendapatkan suatu
produk yang diinginkan dengan menawarkan
sesuatu sebagai gantinya
4. LIMA TINGKATAN PRODUK
MANFAAT INTI (CORE BENEFIT)
PRODUK DASAR (BASIC PRODUCT)
PRODUK YG DIHARAPKAN (EXPECTED
PRODUCT)
PRODUK YANG DITINGKATKAN
(AUGMENTED PRODUCT)
PRODUK POTENSIAL (POTENTIAL
PRODUCT)
5. What Is a Product?
Core
benefit
Basic
product
Expected
product
Augmented product
Potential product
6. What is Product ?
Setelah Planner menganalisa :
Organisasi : Corporate Objectives
Policy constrain
Organizational Design
Generic Demand : Identify unmeet consumer need
New market segments
Product Life Cycle
Brand Demand : Product strenght & weaknesses
To have positioned a brand
Against competitors brand according to consumers perceptions of
product benefit
Ranked the opportunities and problem
To develop a product strategy ---- > to the identification of alternative product strategies
7. What is Product ?
WHAT is a PRODUCT ?
Bagi KONSUMEN : a bundle of perceived benefit that will meet his /
her needs ( Kelompok manfaat yang diterima oleh konsumen
disesuaikan dengan kebutuhan mereka )
Bagi PRODUSEN : a bundle of attribute that ideally will meet
consumers needs
( Ciri dari produk yang ideal yang disenangi oleh
konsumen )
Bagi PRODUCT MANAGER : sebagai way of life ( sebagai jalan / sumber
hidupnya )
Bagi ADVERTYSING AGENCY : sebagai satu communication challenge (
tantangan dalam mengenalkan satu produk tertentu )
Bagi TREASURE ( pemilik Modal ) : source of fund ( sebagai sumber
dana )
8. HIRARKI PRODUK
KELUARGA KEBUTUHAN,kebutuhan inti yang mendasari
keberadaan suatu kelompok produk
KELUARGA PRODUK,semua kelas produk yang dapat
memenuhi suatu kebutuhan inti dengan efektifitas memadai.
KELAS PRODUK,sekelompok produk dalam keluarga
produk yang diakui mempunyai kesamaan fungsi
LINI PRODUK,sekelompok produk dalam suatu kelas
produk dijual dan dipasarkan pada konsumen yg sama
JENIS PRODUK,satu kelompok produk dalam satu lini
produk
MEREK,nama yg diasosiasikan dengan satu atau beberapa
produk dalam lini produk
UNIT PRODUK,satu unit tersendiri dalam suatu merek.
9. KLASIFIKASI PRODUK
DAYA TAHAN DAN WUJUD
Barang yang terpakai habis
Barang tahan lama
Jasa
BARANG KONSUMSI
Convenience,barang yang sering dibeli konsumen
Shopping,dibeli berdasarkan
kesesuaian,kualitas,harga dan gaya hidup
Specialty,memiliki karakteristik unik
Unsought,jarang diketahui oleh konsumen
10. Nilai produk meliputi,nilai produk
(mutu),nilai pelayanan,nilai personil,nilai
citra.Sedangkan biaya meliputi biaya
produksi,biaya promosi & penjualan,biaya
R&D,biaya overhead
Perusahaan harus memutuskan apa yg
ingin dicapai dengan penawaran produk
tertentu berdasarkan pasar sasaran dan
posisi pasarnya
11. Product Life Cycle Strategies
RAPID
SKIMMING
STRATEGY
RAPID
PENETRATION
STRATEGY
SLOW
PENETRATION
STRATEGY
SLOW
SKIMMING
STRATEGY
I. INTRODUCTION STAGE
Promotion
High Low
High
Low
Price
12. Product Life Cycle Strategies
II. GROWTH STAGE
1. The firm improves product quality and adds new product features and improved
styling
2. The firm adds new models and flanker products
3. It enters new market segments
4. It increases its distribution coverage and enters new distribution channels
5. It shifts from product-awareness advertising to product preference advertising
6. It lowers prices to attract the next layer of price sensitive buyers
III. MATURITY STAGE
1. MARKET MODIFICATION
a. The company can try to expand the number of brand users in three ways :
Convert Nonuser
Enter New Market Segment
Win Competitors Customers
b. Volume can be also increased by convincing current brand users to increase their
annual usage of
the brand. Here are three strategies :
More Frequent Use
More Usage per Occasion
New and More Varied Users
13. Product Life Cycle Strategies
2. PRODUCT MODIFICATION
Quality improvement
Features improvement
Style improvement
3. MARKETING MIX MODIFICATION
Prices
Distribution
Advertising
Sales Promotion
Personal Selling
Services
14. Product Life Cycle Strategies
IV. DECLINE STAGE
1. Identifying The Weak Product
2. Determining Strategies
a. Increasing the firms investment
b. Maintaining the firm’s investment level until the uncertainties about the industry are
resolved
c. Decreasing the firm’s investment level selectively, by sloughing off unprofitable
customer
groups, while simultaneously strenghtening the firm’s investment in lucrative niches
d. Harvesting ( or milking ) the firm’s investment to recover cash quickly
e. Divesting the business quickly by disposing of its assets as advantageously as
possible
In general, a company must avoid four mayor positioning errors :
1. Underpositioning
2. Overpositioning
3. Confused positioning
4. Doubtful positioning
To say that a product has a life cycle is to assert four things :
1. Product have a limited life
2. Product sales pass through distinct stages, each posing different challenges, opportunities, and problem to
the seller
3. Profits rise and fall different stages of product life cycle
4. Products require different marketing, financial, manufacturing, purchasing, human resource strategies in
each of their life cycle
15. Value-based prices
Services mix
and quality
Product features
and quality
Attractiveness of
the market offering
Components of the Market Offering
16. Product Strategies
Istilah PRODUCT lebih dari sifat-sifat phisik produk ( physical attributes of the product ), termasuk :
* bentuk package
* services provide before & after the sales
* image / citra yang dimiliki yang berkaitan dengan brand namenya, karena hal ini menunjang kepuasan konsumen
dengan product tsb
Apakah PLC ?
PLC merupakan akibat dari adanya :
> kekuatan-kekuatan ekonomi
> persaingan
> social psychological ---- > selera konsumen
STRATEGIES FOR EXISTING PRODUCT
* DIFFERENTIATED & UNDIFFERENTIATED STRATEGY
Market segmentation ---- > 2 strategi produk
DIFFERENTIATED PRODUCT STRATEGY : separate product be designed to meet the needs of each segment
( produk-produk yang tersendiri dirancang untuk
setiap segmen ). Contoh : Pasta Gigi Pepsodent di
buat dalam ukuran yang besar dan kecil
UNDIFFERENTIATED PRODUCT STRATEGY : uses a single product, but differentiates the promotional strategy /
advertysing massage ( produknya hanya satu macam, satu service, satu macam
produk bagi semua segmen pasar yang ingin dicapai ), Misal :
pemasaran sabun Cousons, dalam hal ini sabun tsb
dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh bayi dan orang dewasa
* NO PRODUCT CHANGE
Produk-produk yang sukses tidak perlu selalu diubah. Pemasaran yang sukses membutuhkan : perbaikan massage
yang kuno, improving media mix
17. Product Strategies
* PRODUCT REPOSITIONING
~ Tidak selalu membutuhkan perubahan dalam product attributes tetapi :
a. Membutuhkan perubahan-perubahan persepsi konsumen thd benefit drpd product
b. Mendapatkan new uses bagi product-product lama
Berhasil bila :
Repositioning brand dalam growing market
~ Perubahan persepsi konsumen terhadap brand mendekati ideal brand, atau
~ Merubah persepsi ideal brand, mendekati brand yang dipromosikan
Sulit, karena konsumen akan merubah basic value thd type product
* PRODUCT IMPROVEMENT
~ Changes in the attributes of a product
~ Package is redesigned ----- > mempertinggi pengenalan product
~ New services, before or after sales ---- > garansi --- > bagian penting dr product strategy
* PRODUCT EXTENSION
Merupakan strategi product yang dikaitkan dengan product line / jajaran produk
Motivasi : mengisi gap dlm product line dgn menggunakan kelebihan kapasitas produksi & pemasaran, menghadapi pesaing
Tak begitu berbahaya, karena, :
~ menunjukkan satu jajaran business yang telah dikenal sekarang ini. Misal : Sabun Lux dengan bermacam-macam
bentuk dalam product linenya, sehingga lebih mudah dalam memasarkannya
~ efisiensi pemasaran ---- > Brand sama, Channel of Distribution sama ~ skala produksi yang ekonomis
Resiko : ----- > gagal
~ membahayakan brand image ~ brand cannibalism bagi brand yang ada sebagai saingan
~ memperburuk hubungan dengan pengecer
18. Product Strategies
Diversification through new product
~ HORIZONTAL : terjadi bila product baru ditambahkan, yg mempunyai hubungan yg dekat dgn
product-product lama dan tingkatan yang sama
~ VERTICAL : terjadi dalam product line, perusahaan memprodusir produk-produk yang
sebelumnya dibeli
~ CONGLOMERATE: semata-mata untuk meningkatkan ROI, tak ada hubungan dengan produk lama
* PRODUCT ELIMINATION
Strategi menyisihkan / menghapuskan salah satu type product yang ada
Kriteria product-product yang lemah :
a. share tak sebanding dengan tahun-tahun sebelumnya
b. Sales tidak mencapai tingkat yang diramalkan
c. Profit tidak dapat mencapai tingkat minimum yang diharapkan
Strategi yang tepat kalau terjadi hal-hal demikian :
a. Membuang / menyisihkan product
b. Menjual pada perusahaan lain
c. Menurunkan marketing cost
DEVELOPING NEW PRODUCT
Mempunyai motivasi :
1. Keinginan untuk pengembangan didalam perusahaan / internal growth
2. Menawarkan product line yang full
3. Kelebihan kapasitas produksi dan fasilitas pemasaran
4. “ Being first “ distribution bidang yang baru
19. Product Mix
Width - number of
different product
lines
Length - total
number of items
within the lines
Depth - number of
versions of each
product
Product Mix -
all the product
lines offered
20. PENGERTIAN MUTU
Mutu adalah sifat-sifat yang dimiliki suatu
benda/barang atau jasa yang secara keseluruhan
memberi rasa puas kepada penerima atau
penggunanya karena telah sesuai atau melebihi apa
yang dibutuhkan dan diharapkan para pelanggannya.
Orang yang bermutu dalam berkinerja selalu berusaha
mengidentifikasi siapa pelanggannya dalam setiap
kegiatan yang dilakukan, dan mengidentifikasi apa
kebutuhan dan harapannya untuk diusahakan dipenuhi
sejauh mungkin.
AR
21. Mutu berawal dari Diri Kita Sendiri
Mutu adalah naluri manusia
Kita selalu mengharap, bahkan menuntut agar
orang lain memberi dan melayani kita segala
sesuatu yang bermutu. Tetapi jangan lupa,
bahwa orang lainpun juga selalu mengharap dan
menuntut segala sesuatu yang bermutu dari kita.
Kondisi resiprokal inilah yang membuat
kehidupan ini bermutu dan menyenangkan.
AR
22. SISTEM MANAJEMEN MUTU
Memberikan kerangka kerja yang dapat
diandalkan untuk implementasi program mutu,
mengukur / mengaudit kinerja organisasi untuk
perbaikan mutu tanpa akhir.
Memadukan semua unsur yang dibutuhkan
organisasi untuk memperbaiki kepuasan
pelanggan melalui produk, jasa dan proses yang
lebih baik.
AR
23. PENDEKATAN MELALUI SISTEM MANAJEMEN
MUTU MENDORONG PERUSAHAAN untuk
Menganalisis persyaratan pelanggan / stakeholder
Menentukan dan menspesifikasikan semua proses
yang berkontribusi terhadap pencapaian mutu produk
Memelihara agar seluruh proses selalu terkendali
Menyusun kerangka kerja untuk perbaikan
berkesinambungan agar pelanggan puas
Memberikan keyakinan kepada perusahaan (institusi)
dan pelanggan untuk menghasilkan produk yang
konsisten dalam memenuhi persyaratan mutu
AR
24. PRINSIP DASAR SISTEM MANAJEMEN MUTU:
TRILOGI JURAN
PERENCANAAN MUTU ( QUALITY PLANNING )
Fokus kepada penyusunan kebijakan / tujuan mutu dan proses
operasional untuk mencapai tujuan mutu
PENGENDALIAN MUTU ( QUALITY CONTROL )
Fokus kepada pemenuhan persyaratan mutu
PERBAIKAN MUTU ( QUALITY IMPROVEMENT )
Fokus kepada peningkatan kemampuan memenuhi persyaratan
mutu (efektivitas dan efisiensi)
AR
25. Filosofi Mutu Kinerja
1. Setiap pekerjaan menghasilkan produk dan/atau jasa.
2. Produk dan jasa itu diproduksi karena ada yang
memerlukan.
3. Orang-orang yang memerlukan produk/jasa itu disebut
pelanggan.
4. Produk dan/atau jasa itu merupakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh pelanggannya.
5. Produk atau jasa itu harus dibuat sedemikian rupa agar
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya.
6. Produk atau jasa itu disebut bermutu bila dapat memenuhi
atau melebihi kebutuhan dan harapan pelanggannya.
AR
26. Perencanaan Strategik Untuk Mutu
Mutu tidak akan datang dengan sendirinya, perlu usaha
khusus
Peningkatan mutu yang terus-menerus adalah hasil dari
budaya kerja
Budaya kerja yang baik adalah hasil pembinaan jangka
panjang
Agar budaya kerja yang baik tercapai perlu perencanaan
jangka panjang yang bersifat strategik
Rencana jangka panjang perlu tujuan yang jelas, yang
berfokus pada kepentingan dan kebutuhan para pelanggan
Rencana jangka panjang harus realistik, berdasarkan
kondisi diri dan lingkungan
AR
27. PERAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
DALAM PENGEMBANGAN PRODUK
Kegagalan program mutu suatu organisasi apapun
disebabkan salah satu :
Memiliki sistem manajemen tanpa keinginan kuat
Memiliki keinginan kuat tanpa membangun sistem
manajemen
AR
28. Definisi Operasional
Mutu PRODUKadalahpencapaiankesesuaiandenganstandar yangtelahditentukan.
Jaminan mutu adalah keseluruhan aktivitas dalam
berbagai bagian dari sistem untuk memastikan bahwa
mutu produk atau layanan yang dihasilkan selalu
konsisten sesuai dengan yang direncanakan/ dijanjikan.
Di dalamnya terkandung proses penetapan dan
pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan
secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga seluruh
stakeholders memperoleh kepuasan.
AR
29. Pencapaian Standar Mutu diukur melalui
Indikator (Tabel 3), dikelompokkan ke dalam :
Input
Process
Output
Outcome
Impact
IPB
31. Plan
Penetapan Kebijakan Mutu
Penetapan Standar Mutu
Penetapan Tujuan/Sasaran Mutu
Termasuk Penetapan
Indikator Kinerja
Penetapan Prosedur untuk
Pencapaian Tujuan Mutu
Manual/
Pedoman Mutu
AR
32. Do
Pelaksanaan seluruh kegiatan
yang terkait dengan pendidikan
menurut prosedur yang telah
ditentukan.
IPB
34. Indikator Kinerja : 1. Input (Mahasiswa)
Indikator Cara Perhitungan
Persentase mahasiswa
dengan NEM > 49
Mahasiswa baru lima
tahun terakhir
Rata-rata NEM
mahasiswa baru
Mahasiswa baru lima
tahun terakhir
Tingkat kompetisi
mahasiswa baru
Mahasiswa baru tahun
terakhir
Asal geografis mahasiswa Mahasiswa baru tahun
terakhir
AR
35. Indikator Kinerja : 1. Input
(Dosen dan Sarana Pembelajaran)
Indikator Cara Perhitungan
Rasio Dosen - Mahasiswa Lima tahun terakhir
Persentase Dosen berpendidikan
S3
Lima tahun terakhir
Rasio kecukupan ruang kuliah dan
laboratorium
Lima tahun terakhir
Rasio kecukupan alat bantu
pembelajaran
Lima tahun terakhir
Rasio kecukupan koleksi buku teks
< 5 tahun di perpustakaan
Lima tahun terakhir
AR
36. Indikator Kinerja : 2. Proses
Indikator Cara Perhitungan
Rata-rata IPK semester
berjalan
Mahasiswa semester
berjalan
Persentase mahasiswa
dengan masa studi 48 bulan
Lulusan lima tahun
terakhir
Rata-rata lama penyelesaian
studi
Lulusan lima tahun
terakhir
Rata-rata waktu
penyelesaian tugas akhir
Lulusan lima tahun
terakhir
Jumlah mahasiswa drop out
per tahun
AR
37. Indikator Kinerja : 3. Proses (lanjutan)
Indikator Cara Perhitungan
Persentase Dosen dengan
rataan hasil angket > 3
Setiap semester,
rata-rata hasil kuestioner
Tingkat kehadiran
mahasiswa
Absensi selama satu semester
Tingkat kehadiran staf
pengajar
Absensi selama satu semester
Ketepatan rencana dan
pelaksanaan perkuliahan /
praktikum
Kecocokan absensi dan rencana
kuliah/praktikum
Ketepatan jadwal
pemeriksaan ujian dan
pemasukan nilai
Waktu pemasukan nilai
AR
38. Indikator Kinerja : 3. Output
Indikator Cara Perhitungan
Jumlah lulusan per
tahun
Lulusan lima tahun
terakhir
Persentase lulusan
dengan IPK >= 3
Lulusan lima tahun
terakhir
Rata-rata IPK
lulusan
Lulusan lima tahun
terakhir
AR
39. Indikator Kinerja : 4. Outcome
Indikator Cara Perhitungan
Persentase lulusan
yang memperoleh
pekerjaan pertama
dalam waktu 3 bulan
setelah lulus
Lulusan lima tahun
terakhir
Rata-rata waktu
tunggu kerja lulusan
Lulusan lima tahun
terakhir
Status akreditasi
PS/Departemen
Review lima tahun
sekali
AR
40. Indikator Kinerja : 5. Impact
Indikator Cara Perhitungan
Jumlah kegiatan (event)
in-campus recruitment
Keadaan lima tahun
terakhir
Jumlah in-campus
recruitment (orang)
Keadaan lima tahun
terakhir
Jumlah pelamar (calon
mahasiswa baru)
Keadaan lima tahun
terakhir
AR
41. Strategi Kerja
Persiapan Sistem Jaminan Mutu
Kegiatan yang
sudah berjalan
Sistem Jaminan
Mutu PT yang Ideal
Langkah-langkah
strategis / pragmatis
Database, SOPs
AR
42. NILAI PELAYANAN
• Perkiraan konsumen tentang kemampuan layanan/manfaat
suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya
• Nilai – nilai individu, dan psikografis dalam ilmu – ilmu sosial
dianggap sebagai the softer side of science ( Kahle dan
Chiagouris, 1997). Mereka berpendapat bahwa nilai – nilai
individu mempunyai hubungan langsung terhadap perilaku
konsumen.
• Kasali (1998) mengartikan nilai individu sebagai sesuatu
yang dipercaya seseorang yang dalam beberapa hal lebih
disukai dari hal – hal yang berlawanan (preferable to its
opposite).
43. Kahle (1983) dalam studinya menemukan
bahwa orang – orang yang menganut nilai
kesenangan dan kenikmatan hidup banyak
mengkonsumsi alkohol, dan mereka yang
menganut nilai pentingnya berprestasi memiliki
penghasilan yang tinggi.
Dalam studinya para ahli menemukan bahwa
human values dan values system menentukan
perilaku – perilaku dalam kehidupan seperti
kontribusi – kontribusi karikatif / zakat (Manser
dan Miller, 1978), konsumsi media massa (
Becker dan Connor, 1981), konsumsi rokok
(Grube et al, 1984), dan kencanduan obat bius
(Toler, 1975).
44. NILAI CITRA/ MEREK
MEREK,adalah
nama,istilah,tanda,simbul,rancangan,komb
inasi yang dimaksud untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dan
untuk membedakan dari produk pesaing.
Merek merupakan janji penjual untuk
secara konsisten memberikan jaminan
kualitas,feature,manfaat,dan jasa tertentu.
45. LIMA TINGKAT SIKAP PELANGGAN
TERHADAP MEREK
Pelanggan akan mengganti merek,terutama
untuk alasan harga (tidak ada kesetiaan merek)
Pelanggan puas,tidak ada alasan untuk
mengganti merek
Pelanggan puas dan merasa rugi bila berganti
merek
Pelanggan menghargai merek itu dan
menganggapnya sebagai teman
Pelanggan terikat kepada merek.
46. Evaluasi alternatif
Beberapa konsep yang mendasari proses evaluasi alternatif
konsumen terhadap suatu produk adalah sbb :
1. Konsep atribut barang.
Dianggap bahwa konsumen akan melihat suatu barangterdiri dari
beberapa atribut yang bernilai.
Misalnya atribut dari Ban : aman, ketahanan,kualitas, harga.
2. Konsep bobot penilaian atribut
Bobot penilaian masing-masing atribut barang berbeda untuk
konsumen satu dengan yang lain.
3. Konsep kepercayaan terhadap merk
Kepercayaan ini tergantung dari pengalaman dan persepsi
konsumen
4. Konsep fungsi Utilitas
Konsep menganggap bahwa masing-masing atribut barang akan mempunyai
tingkat utilitas manfaat yang diharapkan fungsional.
5. Konsep prosedur penilaian
Konsumen akan mempunyai sikap preferensi terhadap prosedur penilaian
alternatif barang
47. What Is a Brand?
“A product is something that is made in a factory: a brand
is something that is bought by a customer. A product
can be copied by a competitor; a brand is unique. A
product can be quickly outdated; a successful brand is
timeless.”
-- Stephen King
WPP Group, London
“Factories rust away, packages become obsolete,
products lose their relevance. But great brands live
forever.”
-- Backer Spievogel Bates
48. What is a Brand ?
Attributes Benefits Values
Culture
User
Personality
49. What Is a Brand?
Name, term, sign, symbol, or design intended to identify
the goods or services of a specific seller
The seller’s promise to consistently delivery a specific
set of features, benefits, and services
A badge, emblem, a global symbol that bestows
credibility and attracts instant attention
Differentiates from competitors
Conveys image
Assures quality consistency
Simplifies choices for harried customers
50. An Overview of Branding Decisions
Branding
Decision
Brand-
Sponsor
Decision
Brand-
Name
Decision
Brand-
Repositioning
Decision
Brand-
Strategy
Decision
•Brand
•No brand
•Manu-
facturer
brand
•Distribu-
tor
(private)
brand
•Licensed
brand
•Individual
brand
names
•Blanket
family
name
•Separate
family
names
•Company-
individual
names
•Reposi-
tioning
•No
reposi-
tioning
•Line
extension
•Brand
extension
•Multi-
brands
•New
brands
•Cobrands
52. No Brand Loyalty
(customer will change)
Satisfied Customer
(no reason to change)
Satisfied & Switching Cost
Values the Brand
(brand as friend)
Devoted
to Brand
Brand Equity
53. Brand Equity
BRAND EQUITY
Name
Symbol
Provides Value to Customer
by Enhancing Customer’s:
• Interpretation/
Processing of
Information
• Confidence in the
Purchase Decision
• Use Satisfaction
Provides Value to Firm
by Enhancing:
• Efficiency and Effectiveness
of Marketing Programs
• Brand Loyalty
• Prices/Margins
• Brand Extensions
• Trade Leverage
• Competitive Advantage
Brand
Loyalty
Name
Awareness
Perceived
Quality Brand
Associations
Other Proprietary
Brand Assets
54. Masa barang muda ( tahap perkenalan dan tahap pertumbuhan
barang )
Strategi perkenalan barang
Strategi memasuki pasar ( market-entry strategy ).
Secara umum terdapat tiga pedoman untuk memasuki pasar :
1. Memasuki keseluruhan pasar ( total entry )
Strategi ini merupakan gebrakan dengan skala penuh mengarah kepada
keseluruhan pasar
Tindakan pemasaran ini dapat dilaksanakan apabila :
Barang dapat diharapkan menjadi penopang utama perusahaan dan cukup penting
untuk dikembangkan cepat.
Barang dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing, yang memungkinkan pesaing
yang mampu dapat menguasai pasar lebih dahulu.
Pasar secara keseluruhan memang sangat membutuhkan barang tersebut.
2. Memasuki wilayah pasar ( zone entry )
Barang baru diperkenalkan hanya kepada pilihan wilayah tertentu
saja.Kemudian berdasarkan keberhasilan pada wilayah tersebut mengarah
wilayah lain.
3. Memasuki segmen pasar ( market-segment entry )
Hanya satu atau beberapa segmen pasar saja yang diarah oleh perusahaan.
Umumnya bagian pasar yang mempunyai permintaan kuat yang dipilih
sebagai sasaran pertama.
PRODUCT LIFE CYCLE
55. Ada beberapa alternatif keputusan dalam marketing mix ( 4 P ) pengenalan barang
baru:
Barang ( Product ) :
Jenis rancangan barang cenderung terbatas dan mempunyai model barang standar
yang sederhana.
Promosi ( Promotion )
Promosi yang terutama dipergunakan adalah periklanan dan kemudian promosi
penjualan. Terdapat dua alternatif pada program promosi barang perkenalan :
Promosi gencar
Tujuanya adalah membangkitkan kesadaran dan minat dengan segera karena pasar
penuh pesaing yang mudah meniru.
Promosi lambat
Pasar tidak cukup luas dan sudah ada kesadaran akan adanya barang.
Harga ( Price )
Harga merupakan variabel yang peka.Ada dua strategi yang umum dipergunakan :
Premium atau cream-skiming.
Harga ditetapkan pada tingkat kemampuan pembeli setinggi-tingginya.Strategi ini
dipergunakan apabila permintaan pasar cukup kuat dan persaingan tidak ketat.
Penetration.
Harga ditetapkan pada tingkat minimum terendah yang masih diterima oleh pembeli.
Strategi harga rendah dipergunakan apabila konsumen peka terhadap harga dan tingkat
persaingan cukup ketat.
Distribusi ( Place )
Memberikan kemudahan bagi pembeli untuk memperoleh barang.
56. Strategi Pertumbuhan barang
Apabila strategi memasuki pasar telah berhasil dan
permintaan cenderung meningkat dengan tajam maka
dapat dikatakan bahwa barang telah sampai pada tahap
pertumbuhannya. Dimana strategi yang digunakan adalah
strategi mengembangkan dan mempertahankan tingkat
penguasaan pasar, terutama diarahkan untuk :
Mengamati jumlah pesaing aktual maupun potensial yang
mampu memasuki pasar.
Perkiraan tingkat penjualan dan panjangnya kehidupan barang
sebagai penentu investasi.
Kemampuan barang memberikan keuntungan
57. Penerapannya pada marketing mix adalah sebagai berikut :
Barang ( Product ) :
Besar kemungkinan terjadi perubahan dalam rancangan, menambah
jenis rancangan barang maupun kualitas barang.
Promosi ( Promotion )
Promosi yang terutama dipergunakan untuk peningkatan permintaan
sekunder, yaitu permintaan selektif terhadap pengembangan merk
yang mebedakan dengan merk lain, strategi tersebut meliputi :
Memperluas jaringan media periklanan untuk mencapai segmen
pasar yang tidak membeli.
Mengintensifkan usaha penjualan untuk memperluas pasar dan
membangun jaringan distribusi yang luas.
Pengembangan barang dan atribut-atributnya yang besifat
promosional yang mengesankan berbeda atau bahkan baru.
Misalnya rancangan bungkus, penambahan variasi dan sebagainya.
58. Harga ( Price )
Penetapan harga cenderung lebih lunak daripada tahap perkenalan,
kecuali pda situasi monopolistik atau oligopolistik.Akan lebih baik
apabila terdapat pergeseran dari strategi harga tinggi kearah harga
penetrasi untuk memperluas pasar
Distribusi ( Place )
Jika barang tertentu sudah mempunyai arti khusus bagi
konsumennya, maka perlu ditingkatkan pelayanan, penjualan dan
standar yang khusus pula serta distribusi yang selektif. Ada
beberapa hal yang dapat ditindakkan :
Melakukan kontrak dengan distributor misalnya sistem franchising.
Membantu pengelolaan dealer pada penjualan, pengendalian
persediaan dan sebagainya.
Meningkatkan persediaan dan sistem pemesanannya.
Menawarkan potongan khusus yang menarik bagi dealer agar
bersedia memesan lebih banyak untuk dijual
59. Strategi Tahap Kedewasaan Barang.
Dapat dibedakan strategi tersebut menjadi tiga :
Strategi pemeliharaan
Tujuannya adalah untuk mempertahankan tingkat pasar
yang telah dikuasai selama ini . Untuk maksud tersebut
dapat melayani segmen-segmen paar yang ada.
Strategi memasuki
Tujuannya adalah untuk menembus segmen pasar lain
agar dapat meningkatkan kembali paar yang pernah
dicapai.
Strategi memasuki kembali.
Strategi ini ditujukan untuk memperbaiki penjualan yang
menurun dengan beberapa pendekatan yang dperbaharui.
60. Ada beberapa alternatif tindakan dalam marketing mix yang
dapat dilakukan dalam tahap kedewasaan barang :
Barang ( Product ) :
Merubah barang dengan
barang eksklusif atau model baru.
Model khusus untuk segmen khusus
Menyederhanakan model untuk kelas ekonomi
Menambah beberapa barang tambahan.
Merubah bungkus dengan
Menambah nilai manfaat bagi pemakai
Menambah daya tarik
Menawarkan bungkus prestis
Menambah merk
Menambah merk prestis
Menambah merk yang dapat bersaing
Menambahkan pelayanan
Menambahkan pelayanan khusus atau penaganan masalah yang khusus.
Meningkatkan kualitas pelayanan
Menambahkan jaminan atau garansi kepuasan.
61. Promosi ( Promotion )
Meningkatkan strategi menarik ( pull strategi ) pada media massa
demi efisiensi.
Beragam pesan untuk mencapai segmen pasar khusus.
Penekanan pada keungulan merk dibanding pesaing.
Peningkatan personal selling dan promosi penjualan untuk
mendekati konsumen.
Peningkatan promosi kerjasama dengan dealer.
Harga ( Price )
Merencanakan harga lebih murah untuk menunjukkan bahwa biaya
eksperimen telah dapat diatasi.
Menawarkan potongan harga menarik bagi distributor.
Menawarkan harga promosi pada saat tertentu.
Distribusi ( Place )
Mendorong barang melalui berbagai saluran
Menemukan dealer yang lebih murah
Meningkatkan pelayanan dalam kecepatan sistem pendistribusian
apabila kesulitan dalam membedakan barang.
62. Strategi Tahap Penurunan Barang.
Untuk menentukan suatu barang berada dalam tahap ini adalah
dengan :
Menguji Efektivitas periklanan dan promosi penjualan.Jika iklan tidak lagi
mampu meningkatkan minat yang kuat terhadap berang tersebut dan
tidak lagi mampu menciptakan kesetiaan pembeli,
Melakukan penelitian konsumen terhadap perbandingan antara daya tarik
barang dengan pengganti.
Tujuan utama pada akhir krhidupanbarang tersebut adalah berkaitan
dengan:
Waktu
Berusaha mencari saat yang tepat untuk menghentikan produksi dan
melakukan tindakan agar tidak merugikan penjualan selanjutnya.
Ekonomis
Biaya perlu dikendalikan dengan ketat. Terutama karena pendapatan
yang semakin berkurang.
Residu
Diharapkan akhir dari kehidupan barang dapat memberikan nilai yang
dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkannya.
63. Ada beberapa alternatif tindakan dalam marketing mix yang dapat
dilakukan dalam tahap kedewasaan barang :
Barang ( Product ) :
Pengembangan barang yang memerlukan biaya rendah, walau hanya
dengan pengembangan yang bersifat tiruan saja.
Mengarahkan pada pembeli terkuat.
Menjual lisensi dan atau perlengkapannya kepada perusahaan yang dapat
bekerja dengan skala kecil.
Tetap menyediakan perlengkapan barang untuk membina kesetiaan
pembeli.
Promosi ( Promotion )
Mengarahkan promosi kepada pasar yang masih setia mengefektifkan
personal selling.
Harga ( Price )
Tingkatkan harga untuk mrningkatkan keinginan.
Lebih seringmengadakan harga promosi.
Distribusi ( Place )
Menekan biaya distribusi dengan mengunakan agen penjualan sendiri.
Menarik persediaan dari deale yang kurang potensial untuk dijual melalui
pos.
64. Bagaimana Suatu Perusahaan
Dapat Mendeferensiasikan Penawaran
Pasarnya Daripada Para Pesaing ?
Product Differentiation
Services Differentiation
Personnel Differentiation
Channel Differentiation
Image Differentiation
Kriteria Untuk Dibuatkan Perbedaan :
Important
Distinctive
Superior
Preemptive
Affordable
Profitable
65. What is Pricing ?
Banyak pertimbangan yang harus diperhatikan oleh perusahaan
dalam penetapan harga bagi produknya. Harga merupakan faktor
yang mempengaruhi permintaan dan juga mempengaruhi penggunaan
marketing mix yang lain. Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh
perusahaan dalam penetapan harga adalah “ bahwa didalam
penetapan harga produknya mereka terlalu cost oriented dan harga
tersebut tidak cukup fleksible sesuai dengan kondisi pasarnya “
Fungsi penetapan harga ditangani dengan cara yang berbeda untuk
setiap perusahaan
Permasalahan-permasalahan yang sering muncul di dalam penetapan
harga produk antara lain :
1. Penetapan harga untuk produk pada saat produk diperkenalkan
2. Kapan perusahaan berkehendak merubah harga
3. Tanggapan perusahaan terhadap perubahan harga pesaing
4. Penetapan harga untuk product item di dalam product line
Sebelum menetapkan harga produknya, manajemen harus tahu
dengan jelas siapa yang menjadi target marketnya dan apa yang
menjadi marketing objectivesnya.
66. Factors Affecting Price Decisions
Internal Facrors
Marketing Objectives
Marketing Mix Strategy
Costs
Organizational Vconsi –
derations
External Factors
Nature of the market
and demand
Competition
Other environmental
factors ( economy, resellers,
government )
Pricing
Decisions
67. Internal Factors Affecting Pricing
Decisions : Marketing Objectives
Marketing
Objectives
Survival
Low Prices to Cover Variable Costs and
Some Fixed Costs to Stay in Business
Current Profit Maximization
Choose the Price that Produces the
Maximum Current Profit, Etc.
Market Share Leadership
Low as Possible Prices to Become
The Market Share Leader
Product Quality Leadership
High Prices to Cover Higher
Performance Quality and R & D
68. Internal Factors Affecting Pricing
Decisions : Marketing Mix
Customers Seek Products that Give Them the Best
Value in Terms of Benefits Received for the Price Paid
PRICE
Product
Design
Nonprice
Positions
Distribution
Promotion
69. External Factors Affecting
Pricing Decisions
Market and
Demand
Competitors Costs,
Orices, and Offers
Other External Factors
Economic Conditions
Reseller Needs
Government Actions
Social Concerns
70. Market and Demand Factors
Affecting Pricing Decisions
Pure Competition
Many Buyers and Sellers
Who Have Little
Effect on the Price
Monopolistic
Competition
Many Buyers and Sellers
Who Trade Over a
Range of Prices
Oligopolistic
Competition
Few Sellers Who Are
Sensitive to Each Other’s
Pricing / Marketing
Strategies
Pure Monopoly
Single Seller
73. Metode Penetapan Harga
Berdasarkan Permintaan
Pertimbangan :
Kemampuan pelanggan
Kemauan pelanggan
Gaya hidup pelanggan
Manfaat kepada pelanggan
Harga barang substitusi
Potensi pasar
Sifat persaingan non harga
Perilaku konsumen
Segmen-segmen dalam pasar
Metode :
Skimming Pricing
Penetration Pricing
Prestige Pricing
Price Lining Pricing
Odd-Even Pricing
Demand Backward Pricing
Bundle Pricing
74. Metode Penetapan Harga
Berdasarkan Biaya & Laba
Metode Penetapan Harga
Berdasarkan Biaya
Pertimbangan :
Harga ditentukan biaya produksi dan
biaya pemasaran dan keuntungan
Metode
Standart Mark-up Pricing
Cost Plus Percentage of cost
pricing
Cost Plus Fixed Fee Pricing
Experience Pricing
Metode Penetapan Harga
Berdasarkan Laba
Pertimbangan :
Menyeimbangkan pendapatan dan
biaya
Metode :
Target Profit Pricing
Target Return of Sales Pricing
Target Return of Investment Pricing
75. Cost Based Versus
Value-Based Pricing
Product
Customers
Cost
Value
Price
Price
Value Cost
Customers Product
Cost Based Pricing Value Based Pricing
76. Metode Penetapan Harga
Berdasarkan Persaingan
Metode :
Customary Pricing
Above At, or Below Market Pricing
Loss Leader Persaingan
Seald Bead Pricing
PROMOTIONAL PRICING
Loss-leader pricing
Special-event pricing
Cash rebates
Low-interest financing
Longer payment terms
Warranties and service contracts
Psychologgical discounting
DISCRIMINATORY PRICING
Customer-segment pricing
Product-form pricing
Image pricing
Location pricing
Time pricing
77. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepekaan Harga
Unique-value effect
Pembeli kurang peka terhadap harga bila produk semakin unik
Substitute-awareness effect
Pengaruh kesadaran atas produk pengganti, artinya pembali semakin
kurang peka terhadap harga bila mereka tidak menyadari adanya produk
pengganti
Difficult-comparison effect
Pembeli kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat
membandingkan kualitas barang pengganti
Total-expenditure effect
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga bila pengeluaran tersebut
semakin kecil dibandingkan dengan jumlah pendapatan.
End-benefit effect
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga bila pengeluaran tersebut
semakin kecil dibandingkan dengan biaya total produk akhirnya.
78. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepekaan Harga
Share-cost effect
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga bila sebagian biaya
ditanggung pihak lain
Sunk-investment effect
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga bila produk tersebut
digunakan bersama dengan aktiva yang telah
dibeli sebelumnya
Price-quality effect
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga bila produk tersebut
dianggap memiliki kualitas prestise atau
ekslusivitas yang tinggi.
Inventory effect
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga bila mereka tidak
dapat menyimpan produk tersebut.
79. Penetapan Harga Untuk Produk
Didalam Product Line
Penetapan harga bagi produk tunggal harus diubah jika produk tersebut
merupakan bagian dari product line. Dalam hal ini penetapan harga
bersama harus memaksimalisasi profit dalam jajaran produk yang
bersangkutan
Kemungkinannya :
1.Bila PRODUCT LINE terdiri dari MAIN PRODUCT / PRODUK INTI dan
SATTELIT PRODUCT / PRODUK PELENGKAP hubungan
produk ini adalah bersifat bebas. Dalam hal ini pembeli produk inti bebas
untuk tidak membeli atau membeli produk pelengkapnya
2.CAPTIVE PRODUCT
Misal : pisau cukur yang merupakan produk inti dan siletnya yang
merupakan captive product, Kamera dengan Filmnya
3. BY PRODUCT
80. Bagaimana Suatu Perusahaan
Dapat Mendeferensiasikan Penawaran
Pasarnya Daripada Para Pesaing ?
Product Differentiation
Services Differentiation
Personnel Differentiation
Channel Differentiation
Image Differentiation
Kriteria Untuk Dibuatkan Perbedaan :
Important
Distinctive
Superior
Preemptive
Affordable
Profitable
82. KERANGKA PIKIR STRATEGI
PRODUKSI
Visi Perusahaan
Misi Perusahaan
Tujuan Perusahaan
Tujuan Departemen Produksi
Deskripsi Kegiatan
Time Table Kegiatan
1. Research Market dan Intelligent Marketing
2. Analisa Produk Future, Proyeksi Raw Material dan HPP Kompetitor
3. Keputusan Kualitas Produk dan HPPnya
4. Evaluasi Mesin dan Uji Coba Produksi
5. Evaluasi Hasil Produksi dengan Target Kualitas dan Perbandingan dengan Produk Import
6. Study Kelayakan Bisnis dan Keputusan Hasil Produksi
7. Kapasitas Produksi dan Evaluasi Kebutuhan SDM
8. Pengadaan Raw Material dan Mulai Produksi
9. Evaluasi Hasil Produksi
83. SERTIFICATE OF GUARANTEE
002/MKR-R&D-PLANT/I-8/2003
Tanggal : Pasuruan 13 Agustus 2003
Lampiran : 4 (Empat) lembar
Perihal : Garansi Penjualan dan Kualitas MERK ABC
Sertifikat ini diterbitkan untuk mengadakan persetujuan sebagai berikut:
PLANT (QC & RD DEPARTMENT)
A. PENETAPAN STANDARD KUALITAS MERK ABC
1. Plant akan memproduksi VIP dengan kualitas sebagai berikut :
2. VIP Improve akan diproduksi pada tanggal 11 Agustus 2003
3. VIP Future akan diproduksi setelah adanya pengurangan stok raw material paling
lambat pada bulan Juni 2004.
ABC IMPROVE
Kurs Rp 9.000,-/US$
Waste maksimal 5%
Diproduksi perbulan 7187 karton
HPP untuk isi satu sachet :
Size S – Rp 585,-/pad
Size M – Rp 645,-/pad
Size L - Rp 704,-/pad
Size XL – Rp 774,-/pad
VIP IMPROVE VIP FUTURE
DAYA SERAP 30-35 DETIK 20-22 DETIK
KECEPATAN KERING 1.5 GRAM 0.5 - 1 GRAM
PENYEBARAN PENYERAPAN 30 MM 30 MM
DAYA REKAT PRODUK 10 KALI TARIKAN 15 KALI TARIKAN
KELEMBUTAN STANDARD EQ TERBAIK
TINGKAT KENYAMANAN STANDARD EQ TERBAIK
DAYA TAMPUNG 450 CC MIN 550 CC MIN
IRITASI TIDAK ADA TIDAK ADA
KEBOCORAN TIDAK ADA TIDAK ADA
STANDARD KUALITAS
PENGUJIAN KUALITAS
85. Ya Tidak
1 Produksi baby diapers VIP (reguler)
a. Research market.
b. Intelijen marketing / produk terhadap produk competitor:
~ Qualitas fungsi.
~ Design produk.
~ Qualitas tingkat kenyamanan / bahan.
~ Harga sampai di pasar / konsumer.
c. Analisa proyeksi pemakian raw matrial & HPP competitor.
d. Analisa produk future
~ qualitas fungsi.
~ qualitas tingkat kenyaman / bahan.
~ design produk.
~ merek / brand.
~ HPPnya.
e. Keputusan produk future qualitas dan HPPnya.
f. Permintaan sample raw matrial yang akan digunakan.
g. Evaluasi terhadap peralatan / mesin yang akan diterapkan.
h. Trial / uji coba produksi.
i. Evaluasi hasil uji coba terhadap target qualitas dll.
j. Perbandingan import / tol manufacturing dengan produk sendiri.
k. Study kelayakan bisnis.
l. Keputusan diproduksi sendiri / import / tol manufacturing.
m. Kapasitas produksi.
n. Evaluasi efektifitas kebutuhan SDM.
o. Pengadaan raw matrial.
p. Mulai produksi.
q. Evaluasi hasil produksi.
Telah disetujui dan disepakati, 30 November 2003.
Bambang Drs. A Mba Ir. B Mba Drs. C Mm
Komisaris (Owner) General Manager Manager Produksi Manager Marketing
Keputusan rapat
Keterangan / Revisi
Persetujuan Deskripsi Kegiatan Dep. Produksi
No. Usulan
86. BAROMETER PENILAIAN PENILAIAN STANDARISASI PRODUK KOMPETITOR
SOFT LOVE HUGGIES FIRST BABY SUPER BABY BABY
New Improve DRY FIT CHOICE LOVE LIKE SOFT
A. KUALITAS PRODUK 39,50%
1. Kecepatan daya serap 6% 49,55 34,35 48,53 54,98 22,36 26,13 40,93
0% 3% 0% 0% 6% 5% 2%
2. Kecepatan kering 5% 10,58 1,96 22,92 13,44 11,97 1,97 12,38
2% 5% 0% 0% 1% 4% 0%
3. Penyebaran penyerapan 0,50% 28,83 25,33 24 21,83 23 29,67 22
0.2% 0.1% 0% 0% 0% 0.3% 0
4. Tingkat daya rekat produk 4% 10 kali 10 kali 10 kali 8 kali 8 kali 8 kali 6 kali
4% 4% 4% 3% 3% 3% 2%
5. Tingkat kelembutan upper NW 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4%
6. Anti Iritasi 6% No Yes Yes Yes Yes Yes Yes
0% 6% 6% 6% 6% 6% 6%
7. Tingkat kebocoran 6% No No Yes No Yes Yes Yes
6% 6% 0% 6% 0% 0% 0%
8. Tingkat kenyamanan 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
9. Daya tampung produk 5% >450 CC >550 MIN >500 CC >600 CC >500 >650 >550
2% 4% 3% 4% 3% 5% 4%
B. KEMASAN PRODUK 7%
1. Kemasan 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
2. Warna 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
3. Design / Gambar 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
TOTAL PENILAIAN KUALITAS 28.2% 42.1% 27% 33% 33% 37.3% 28%
C. LAIN-LAIN 52%
1. Harga Rp. 1.250-Rp. 1.750 Rp. 1.795-Rp. 2.058 Rp.1.800-Rp.1.950 Rp. 1.800-Rp. 2.150 Rp. 1.700-Rp.1.900 Rp. 1.800-Rp. 2.000 Rp. 1800-Rp.1950 Rp. 1.800-Rp. 1950
30% 35% 15% 45% 25% 35% 35%
TOTAL PENILAIAN PRODUK 58.2% 77.1% 42% 78% 58% 72.3% 63%
D. RAW MATERIAL USAGE
1. LEGAL Rp478,24 Rp706,99 Rp646,41 Rp653,43 Rp408,26 Rp620,07 Rp638,03
Asumsi HPP Rp531,38 Rp706,99 Rp646,41 Rp653,43 Rp480,31 Rp620,07 Rp638,03
2. ILEGAL Rp449,16 Rp533,11 Rp488,11 Rp493,41 Rp398,61 Rp468,22 Rp481,78
Asumsi HPP Rp499,07 Rp533,11 Rp488,11 Rp493,41 Rp468,95 Rp468,22 Rp481,78
EQ
PRODUK CUSTOMER HOPE
STANDARD DAN BAROMETER PENGUJIAN KELAYAKAN BABY DIAPER
87. Kurs
Order Code Raw Description Lead ETA Quantity Unit Roll Price Amount Other Cost Total Value Payment Value Term of
Date No Material Time Payment
08/12/02 210122 Polybag Twintop M 4 14 22/12/02 152.000,00 Pcs 5.000
Rp 5.000
Rp DP 20%
08/12/02 210122 Polybag Twintop M 4 14 22/12/02 152.000,00 Pcs 5.000
Rp 5.000
Rp 80% COD
08/12/02 210132 Polybag Twintop L 4 14 22/12/02 130.000,00 Pcs 5.000
Rp 5.000
Rp DP 20%
08/12/02 210132 Polybag Twintop L 4 14 22/12/02 130.000,00 Pcs 5.000
Rp 5.000
Rp 80% COD
10/12/02 Frontal Tape Animal Twintop 30 09/01/03 298,80 Kg 40 -
Rp -
Rp DP 50%
10/12/02 Frontal Tape Transport VIP 30 09/01/03 448,20 Kg 60 -
Rp -
Rp Sisa T/T 7 days
11/12/02 110104 Elastic Rubber Roica Spandex 940 Dtex 35 15/01/03 500,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp DP 55%
11/12/02 110104 Elastic Rubber Roica Spandex 940 Dtex 35 15/01/03 500,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp 45% 30 days
11/12/02 110104 Elastic Rubber Roica Spandex 940 Dtex 35 15/01/03 500,00 Kg COD
11/12/02 110104 Elastic Rubber Roica Spandex 940 Dtex 35 15/01/03 500,00 Kg 21 days
17/12/02 110607 NW Cover Hphilic 150 / 22/ 3000 21 06/01/03 1.188,00 Kg 5.000
Rp 5.000
Rp Credit 30 days
22/12/02 111001 Side Tape Left 62 / 600 30 21/01/03 330,00 Kg 50 50.000
Rp 50.000
Rp DP 50%
22/12/02 111002 Side Tape Right 62 / 600 30 21/01/03 330,00 Kg 50 50.000
Rp 50.000
Rp 50% 30 days
22/12/02 111001 Side Tape Left 62 / 600 30 21/01/03 330,00 Kg COD
22/12/02 111002 Side Tape Right 62 / 600 30 21/01/03 330,00 Kg 21 days
24/12/02 110508 NW Cut Leg Hphobic M = 300 / 18 / 3000 30 23/01/03 1.134,00 Kg 70 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
24/12/02 210230 Carton Box Twintop L 14 07/01/03 5.500,00 Pcs -
Rp -
Rp Credit 30 days
24/12/02 110509 NW Cut Leg Hphobic L = 310 / 18 / 3000 30 23/01/03 1.171,80 Kg 70 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
03/01/03 210123 Polybag Twintop M 10 14 17/01/03 82.000,00 Pcs 5.000
Rp 5.000
Rp DP 20%
03/01/03 210123 Polybag Twintop M 10 14 17/01/03 82.000,00 Pcs 5.000
Rp 5.000
Rp 80% COD
03/01/03 Frontal Tape Animal Twintop 30 02/02/03 298,80 Kg 40 -
Rp -
Rp DP 50%
03/01/03 Frontal Tape Transport VIP 30 02/02/03 448,20 Kg 60 -
Rp -
Rp Sisa T/T 7 days
05/01/03 Backsheet VIP M = 320 / 30 45 19/02/03 5.500,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp T/T Advance
05/01/03 Backsheet VIP L = 330 / 30 45 19/02/03 6.500,00 Kg -
Rp T/T Advance
Kurs
Order Code Raw Description Lead ETA Quantity Unit Roll Price Amount Other Cost Total Value Payment Value Term of
Date No Material Time Payment
11/10/02 110607 NW Cover Hphilic 150 / 22/ 3000 21 30/10/02 1.333,20 Kg 5.000
Rp 5.000
Rp Credit 30 days
11/10/02 110508 NW Cut Leg Hphobic M = 300 / 18 / 3000 30 06/11/02 648,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
11/10/02 110509 NW Cut Leg Hphobic L = 310 / 18 / 3000 30 06/11/02 502,20 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
11/10/02 110508 NW Cut Leg Hphobic M = 300 / 18 / 3000 30 18/11/02 324,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
11/10/02 110509 NW Cut Leg Hphobic L = 310 / 18 / 3000 30 18/11/02 1.004,40 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
11/10/02 Frontal Tape Twintop Harin 30 22/10/02 Kg 124 -
Rp -
Rp Credit 30 days
15/10/02 210220 Carton Box Twintop M 14 04/11/02 2.180,00 Pcs -
Rp -
Rp Credit 30 days
23/10/02 110302 Hotmelt DM 5201 UV 3 04/11/02 1.000,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
23/10/02 111103 SAP Grade SA 60 SX II 20 13/11/02 14.400,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp 45% 30 days
23/10/02 111103 SAP Grade SA 60 SX II 20 13/11/02 21 days
24/10/02 Frontal Tape Animal Twintop + Panverta 30 22/11/02 Kg 116 -
Rp -
Rp 7 days
30/10/02 Frontal Tape Twintop Harin 30 07/11/02 Kg 124 -
Rp -
Rp Credit 30 days
08/11/02 110607 NW Cover Hphilic 150 / 22/ 3000 21 21/12/02 792,00 Kg 5.000
Rp 5.000
Rp Credit 30 days
11/11/02 210220 Carton Box Twintop M 14 25/11/02 2.120,00 Pcs -
Rp -
Rp Credit 30 days
11/11/02 210230 Carton Box Twintop L 14 25/11/02 3.563,00 Pcs -
Rp -
Rp Credit 30 days
11/11/02 210220 Carton Box Twintop M 14 16/12/02 2.000,00 Pcs -
Rp -
Rp Credit 30 days
11/11/02 210230 Carton Box Twintop L 14 16/12/02 1.500,00 Pcs -
Rp -
Rp Credit 30 days
11/11/02 110401 Tissue Upper 100 / 18 / 3000 21 27/12/02 756,00 Kg 5.000
Rp 5.000
Rp Credit 30 days
11/11/02 110402 Tissue Bottom 170 / 18 / 3000 21 27/12/02 1.193,40 Kg 5.000
Rp 5.000
Rp Credit 30 days
20/11/02 110508 NW Cut Leg Hphobic M = 300 / 18 / 3000 30 20/12/02 1.296,00 Kg 80 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
28/11/02 Backsheet Twintop M dan L 45 28/12/02 12.000,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp DP 30%
03/12/02 110509 NW Cut Leg Hphobic L = 310 / 18 / 3000 30 02/01/03 873,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp Credit 30 days
05/12/02 111203 Wood Pulp 50 24/01/03 20.000,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp DP 55%
05/12/02 111203 Wood Pulp 50 24/01/03 20.000,00 Kg 50.000
Rp 50.000
Rp 45% 30 days
05/12/02 111203 Wood Pulp 50 24/01/03 20.000,00 Kg COD
05/12/02 111203 Wood Pulp 50 24/01/03 20.000,00 Kg 21 days
RENCANA PENGADAAN BAHAN
2003
88. Price Policy : 2003-2004 M %
a. Analisa price policy kompetitor 1850
j. Harga Jual (STM) 1500
b. Pembagian discount ke reseler 15% 15%
RETAIL 3%--------15% M=Rp1548
LMM 5%---------20% M=Rp1624
NMO 10%--------20% M=Rp1539
GROSIR 5%----------7% M=Rp1448
LD :15% M=Rp1425 1211
I. PPN 10% 110 10%
86.400,00 standard
h. Piutang yang tidak tertagih/barang reject 24 1,0%
g. Biaya fix / variable lainnya (Marketing) 2,0%
g. Biaya fix / variable lainnya (GA) 102
c. Biaya ekspedisi 27 2,0%
c. Raw Material 38,0%
d. Packaging inner + outer
d. Overhead (HPP) diluar raw material 707
e. Biaya promosi+marketing cost 274 25,0%
f. Biaya tak terduga 0,5%
f. Margin perusahaan -86433 5,0%
h. Interest