SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
ESA UNGGUL UNIVERSITY
FACULTY OF LAW
2016
HUBUNGAN PERTANGGUNG JAWABAN
SESEORANG YANG BERTINDAK MEWAKILI
BADAN HUKUM
DENGAN PERTANGGUNG JAWABAN
BADAN HUKUM ITU SENDIRI
Hukum Perorangan Keluarga Perdata
[ HPK-PERDATA ]
Ibu Fitria Olivia, S.H., M.H.,
Disusun oleh : ABIE HASSAN SHADILY
abstrack :
Perusahaan mempunyai peran penting dalam mempekerjakan karyawan/pegawainya, tidak bisa lepas
dari pertanggungjawaban ganti rugi atas kesalahan yang dilakukan atau perbuatan mealwan hukum
pegawainya jika pegawai tersebut melakukan kesalahan baik dalam rangka menjalankan tugas
ataupun hal-hal lainya. Disatu sisi pengaruh perkembangan dunia usaha nasional yang semakin
berkembang pesat dimana orang-orang dapat bertindak sebagai atau mewakili kepentingan badan
hukum dan menjadikan badan hukum sebagai kendaraan untuk melakukan kejahatan dan pencucian
uang hasil kejahatan, maka dalam aturan hukum dan peraturan perundang-undangan kita telah
menempatkan badan hukum sebagai subyek hukum yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam
hukum pidana.
1. PENDAHULUAN
Hukum menjadi pedoman perilaku setiap orang dalam berkehidupan baik
dalam masyarakat maupun negara, yang dapat memberikan sanksi yang tegas apabila
ada yang melanggarnya. Hukum menjadi acuan perilaku setiap orang, yang meliputi
perbuatan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Subyek hukum orang
meliputi manusia dan badan hukum. Perusahaan adalah salah satu bagian dari badan
hukum seperti Firma, Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas, Koperasi
dll. Perseroan Terbatas adalah bentuk perusahaan atau badan hukum yang paling
mendominasi dan banyak digunakan polanya bagi banyak orang. Dominasi tersebut
tidak hanya berlaku di Indonesia, melainkan dinegara-negara lainya.
Perseroan terbatas merupakan subjek hukum yang berstatus badan hukum.
Pada gilirannya membawa tanggung jawab terbatas (limited liability) bagi para
pedagang saham, anggota direksi, dan komisaris. Sebagai salah satu penggerak laju
ekonomi negara, perseroan terbatas juga memiliki tanggung jawab, antar lain
tanggung jawab seperti pekerja, sosial dan lingkungan. Berbagai legalitas dan
pengawasan perseroan terbatas serta kaitanya dengan masyarakat dan negara. Selain
itu, peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat didalamnya. 1
2. PEMBAHASAN
A. PERTANGGUNG-JAWABAN BADAN HUKUM TERHADAP
PELAKU YANG MEWAKILI BADAN HUKUM
Persoalan yang berkaitan dengan pertanggung-jawaban telah dijelaskan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1367 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut :
“Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan
perbuatanya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-
orang yang menjadi tanggung jawabnya atau disebabkan oleh barang-barang yang
berada dibawah pengawasanya”. (pasal 1357 ayat (1) KUHPerdata).
Dalam suatu tuntutan ganti rugi klien atas kecelakaan pekerja, dimana pemilik
kendaraan adalah suatu perusahaan, menolak untuk bertanggung jawab atas kelalaian
yang mngakibatkan kerugian materiil dan imateriil yang dilakukan pekerjanya.
Alasan yang disampaikan pada praktiknya dilapangan adalah bahwa perusahaan
tersebut juga sebagai “Korban” atas kesalahan/ kecelakaan tersebut.
Hubungan pertanggung jawaban atas perbuatan melawan hukum dapat
disengaja atau tidak disengaja, sebagaimana yang diatur dalam pasal 1366
KUHPerdata. Yang mana dalam penjelasanya yang lebih lanjut, apabila seorang
dirugikan karena perbuatan seseorang lainya, sedang diantara mereka itu tidak
terdapat sesuatu perjanjian (hubungan hukum perjanjian), maka berdasarkan undang-
undang yang berlaku timbul hubungan hukum antara orang atau para pihak tersebut
yang menimbulkan kerugian itu. Hal ini diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata, yang
berbunyi sebagai berikut :
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian pada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, dan mengganti
kerugian tersebut”.
Selain manusia, badan hukum juga merupakan bagian subyek hukum, yang
memiliki hak dan kewajiban seperti manusia. Dalam hal badan hukum itu sendiri
dapat melakukan perbuatan melawan hukum yang menimbulkan hubungan
pertanggung jawaban secara langsung berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata yang
telah disebutkan diatas. Apabila perbuatan melawan hukum dilakukan oleh seorang
bawahan maka badan hukum harus bertanggung jawab berdasarkan pasal 1367
KUHPerdata, yang mana ditegaskan lebih lanjut dalam pasal 1865 KUHPerdata yang
berbunyi sebagai berikut :
“Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau guna
meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk
pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau periswtiwa tsb”.
1
Sutedi adrian, Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas (Cet I, raih asa sukses, Jakarta, 2015), h.3
Mengenai tanggung jawab dalam ikatan kerja, termasuk kepada seorang yang
di luar ikatan kerja yang diperintahkan untuk melakukan sesuatu pekerjaan tertentu,
hal ini diatur dalam pasal 1367 ayat (3) KUHPerdata. Pertangung jawaban dalam
pasal tersebut sangat luas, tidak mengatur dalam hubungan kerja namun kepada
seseorang yang berada dalam hubungan kerja diluar dari badan hukum yang
dimaksud.
B. PERTANGGUNG JAWABAN PEKERJA DALAM PERSFEKTIF
HUKUM
Teori pertanggung-jawaban berdasarkan kamus hukum terdiri dari
“Liabilitas/Liability” dan “Responsibiltas/Responsibility”, yang merupakan istilah
dalam hukum yang memberikan faktor dan peran penting dalam kehidupan terkait
dengan resiko dengan pertanggung-jawaban seseorang didalam suatu perusahaan.
“Liabilitas/Liability” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berkaitan
erat dengan pertanggung jawaban dalam konteks kesalahan, Liability terkait dengan
semua hak dan kewajiban seseorang secara actual/potensial dengan contoh kerugian,
ancaman, kejahatan, atau kondisi-kondisi lainya. Istilah ini mengacu pada
pertanggung jawaban hukum, yaitu yang berkaitan akibat kesalahan (fault) yang
memiliki unsur kekhilafan (dolus/culpa). “Responsibilitas/ Responlibility”
merupakan hal yang dapat dipertanggung-jawabkan atas suatu kewajiban baik dalam
putusan, keterampilan, kemampuan, kecakapan juga meliputi kewajiban bertanggung
jawab atas undang-undang yang dilaksanakan. Dalam pengertian lebih lanjut, istilah
ini menunjuk pada pertanggung jawaban politik.2
Tanggung jawab (Responsibility)
merupakan suatu refleksi tingkah laku manusia, yang berkaitan dengan kontrol
jiwanya, yang merupakan baian dari betuk pertimbangan intelektual atau mentalnya.
Bilamana suatu keputusan telah diambil atau ditolak, sudah merupakan bagian dari
pertanggung jawaban dan akibat dari pilihan yang dilakukan. Tidak ada alasan lain
mengapa hal itu dilakukan atau ditinggalkan. Keputusan tersebut dianggap telah
dipimpin oleh kesadaran yang muncul dari intelektualnya.3
Theory of accomplice liability dapat diperluas untuk menjangkau pengawas
yang mengetahui tapi memilih untuk mengabaikan perbuatan yang dilakukan oleh
bawahannya. Dengan kata lain, omisi atau kelalaian yang disengaja atas tindakan
bawahannya dapat menimbulkan tanggungjawab pidana kepada si pengawas.
Berdasarkan teori ini, pengawas memiliki kewajiban untuk mengambil tindakan untuk
memperbaiki apabila ia mengetahui terjadinya tindak pidana yang dilakukan
bawahannya.4
Perbuatan melawan hukum dalam pekerjaan tidak hanya menyentuh
aspek keperdataan tetapi juga bisa berimplikasi pidana. Sebagai contoh, ketika
seorang karyawan perusahaan yang hendak menghantar barang pesanan pelanggan,
telah menabrak pembatas jalan dalam perjalanannya dengan menggunakan mobil
perusahaan ke tempat pelanggan, sehingga mengakibatkan meninggalnya karyawan
tersebut. Dalam hal ini, kelalain atau kecerobohan yang dilakukan si karyawan bisa
menyeret majikan ke tanggungjawab pidana. Hal ini terjadi apabila dalam
2
Ridwan H.R., “Hukum Administrasi Negara”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006 (hlm. 335-337).
3
Masyhur Effendi, Dinamika HAM dalam Hukum Nasional & Internasional, Ghalia Indonesia,
Jakarta; 1994 (hlm. 121).
4
“Pertanggung-jawaban Pidana Individu Dalam Perusahaan”, Prof. Dr. Albi Syahrin, SH. MS, (Guru
Besar Hukum Pidana/Lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara).
pengembangan penyidikan, ternyata terdapat bukti-bukti kuat bahwa kendaraan yang
digunakan tersebut sebenarnya dalam keadaan tidak berfungsi dengan baik karena
perawatan yang tidak memadai dan/atau si karyawan tidak memiliki SIM dan/atau si
karyawan sebenarnya bukan bertugas sebagai seorang sopir di kantor.5
Bentuk dari pertanggung jawaban apabila terjadi kecelakaan yang mana
memiliki unsur kesalahan (Fault Lialbility atau Lialbility Based on Fault) dapat
dilakukan berdasarkan prinsip yang berlaku dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPer/Burgerlijk Wetboek) ataupun Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP). Dalam KUHPerdata, menjelaskan dalam pasal 1365-1367, yang
mana prinsip ini menyatakan bahwa seseorang dapat dimintakan pertangung-
jawabanya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukanya. Perbuatan yang
dapat dinyatakan kesalahan apabila didalamnya terdapat unsur melawan hukum atau
bertentangan dengan hukum, baik dalam undang-undang maupun norma-norma yang
berada di dalam masyarakat. KUHPerdata pasal 1365 menjelaskan perbuatan
melawan hukum mengharuskan terpenuhinya 4 (empat) unsur yang meliputi :
 Adanya perbuatan/ tindakan;
 Adanya unsur kesalahan/ kekeliruan (fault);
 Adanya kerugian yang timbul setelah perbuatan tsb dilakukan;
 Adanya hubungan kasualitas antara kesalahan dengan kerugian; (Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1365).6
Pemberian sanksi terhadap individu sebagaimana yang dimaksud yang
diakibatkan perbuatanya/tingkah lakunya yang telah direncanakan dengan maksud
yang jahat tidak sepenuhnya diterima hukum modern. Menurut hukum, seseorng yang
tidak hanya dianggap bertanggung jawab jika secara obyektif akibat tersebut
membahayakan yang ditimbulkan yang dengan maksud jahat oleh tindakanya, tetapi
juga akibat perbuatan tersebut yang telah dimaksudkan walaupun tanpa niat yang
salah, atau jika akibat tersebut timbul tanpa adanya maksud yang direncakanan oleh
pelaku. Dalam hal ini sanksinya berbeda dalam kasus yang berbeda-beda. Sanksi yang
diberikan ditandai dengan fakta bahwa tindakan yang memiliki delik dengan
kualifikasi psikologis, yang mana dalam suatu keadaan jiwa tertentu dari si pelaku
yang ingin berbuat jahat, bahwa dia mengantisipasi atau menghendaki akibat yang
timbul serta membahayan (mens re), merupakan unsur suatu delik. Unsur ini disebut
dengan kesalahan dan atau kecelakaan (fault/ dolus/culpa). Ketika sanksi tersebut
diberikan hany terhadap delik dengan kualifikasi psikologis inilah disebut dengan
pertanggung-jawaban berdasarkan kesalahan (Responsibility Based on
Fault/Culpability). Dalam hukum modern dikenal sebagai bentuk lain dari kesalahan
yang dilakukan tanpa maksud serta perencanaan, yang memiliki unsur
kekhilafan/kekeliruan/kealpaan (negligence), yang merupakan bentuk dari delik omisi
(kelalaian), dan pertanggung-jawaban terhadap kealpaan lebih merupakan
pertanggung-jawaban absolut daripada culpability.7
5
Lenny Rachmat, (praktisi hukum), dalam artikelnya yang berjudul “TANGGUNG JAWAB
PENGUSAHA/MAJIKAN ATAS PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM PEKERJAAN”,
Law Firm JAMES PURBA & PARTNERS, Oktober’ 2009.
6
Ibid hlm. 63
7
Prof. Jimly Asshiddiqie, Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Jakarta; Konstitusi Press;
2006 (hlm. 61).
Apabila timbul perbuatan melawan hukum yang disebabkan oleh seseorang
yang mewakili badan hukum, dapat dilakukan atau terhindar dari pertanggung-
jawaban pidana dengan menunjukan bukti-bukti adanya kelalaian/kealpaan dari
pelaku tersebut. Namun dilain hal, pertanggung-jawaban berdasaarkan hukum perdata
sulit dihindari, hal ini dikarenakan pertanggung-jawaban perdata justru yang menjadi
target utama adalah badan hukumnya/ majikanya atau disebut dengan istilah “Deep
Pocket Defendant (Tergugat Berkantong Tebal)”. Pertanggung-jawaban perdata pada
dasarnya bersifat tanggung-renteng (Joint Liability) karena sebagian besar berkaitan
dengan pertangung-jawaban finansial lialbilities yang dapat dinilai dengan uang.
3. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seseorang yang bertindak mewakilkan badan hukum memiliki hubungan
pertangung-jawaban pribadi atas tindak pidana yang dilakukanya apabila ia
merupakan pelaku langsung, mengintruksikan, mengarahkan, membantu,
menyediakan, mendorong, atau bekerja sama dengan seorang lainya untuk melakukan
suatu tindak pidana kejahatan. Sama halnya dalam memberikan pelayanan, seseorang
yang mewakilkan badan hukum harus dapat bertindak professional, yang bertanggung
jawab kepada diri sendiri juga kepada masyarakat. Bertanggung jawab pada diri
sendiri harus memiliki integritas moral, intelektual, professional, yang harus menjadi
bagian dari kehidupaya. Seorang tersebut harus mempertahankan cita-cita luhur
profesi sesuai dengan tunutan dan kewajiban di dalam hati nuraninya, bukan karena
sekedar hobi belaka.
Dalam hal ini penulis menyampaikan untuk selalu bertindak hati-hati terkait
dengan kelalaian yang dapat ditimbulkan dalam diri sendiri. Namun apabila hal buruk
tersebut terjadi, dapat dilakukan dengan pertangung-jawaban untuk menanggung
segala resiko yang timbul dari perbuatanya. Kelalaian dalam melaksanakan profesi
menimbulkan dampak yang membahayakan juga merupakan perbuatan yang dibenci
oleh Tuhan YME, yang mana dapat menyebabkan perilaku yang merugikan baik bagi
diri sendiri ataupun kepada orang lain.

More Related Content

What's hot

Hijab dalam Kewarisan
Hijab dalam KewarisanHijab dalam Kewarisan
Hijab dalam KewarisanRia Widia
 
Syariah Evidence and Procedure. (short notes)
Syariah Evidence and Procedure. (short notes)Syariah Evidence and Procedure. (short notes)
Syariah Evidence and Procedure. (short notes)intnmsrh
 
Kaidah al yaqin la yuzalu bi
Kaidah al yaqin la yuzalu biKaidah al yaqin la yuzalu bi
Kaidah al yaqin la yuzalu biMutiara Ar-Razi
 
Surat gugatan perdata suhendri
Surat gugatan perdata suhendriSurat gugatan perdata suhendri
Surat gugatan perdata suhendriSuhendri desaign
 
Ll1 slides revision
Ll1 slides revisionLl1 slides revision
Ll1 slides revisionxareejx
 
Parol Evidence Rule Contract Law Malaysia
Parol Evidence Rule Contract Law MalaysiaParol Evidence Rule Contract Law Malaysia
Parol Evidence Rule Contract Law MalaysiaAzri Nadiah
 
Relevancy of evidence under Section 5 of Evidence Act1950
Relevancy of evidence under Section 5 of Evidence Act1950Relevancy of evidence under Section 5 of Evidence Act1950
Relevancy of evidence under Section 5 of Evidence Act1950Intan Muhammad
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Fatal Claims - For Revision Purposes Only
Fatal Claims - For Revision Purposes OnlyFatal Claims - For Revision Purposes Only
Fatal Claims - For Revision Purposes OnlyAzrin Hafiz
 
Family law notes - Maintenance of spouse
Family law notes - Maintenance of spouseFamily law notes - Maintenance of spouse
Family law notes - Maintenance of spousesurrenderyourthrone
 
ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).ppt
ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).pptILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).ppt
ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).pptssuserb0d1522
 
The law on maintenance for children (equal responsibilities)
The law on maintenance for children (equal responsibilities)The law on maintenance for children (equal responsibilities)
The law on maintenance for children (equal responsibilities)NurulHayyu1
 
UNDANG-UNDANG PENTADBIRAN PUSAKA, WASIAT DAN WAKAF
UNDANG-UNDANG PENTADBIRAN PUSAKA, WASIAT DAN WAKAFUNDANG-UNDANG PENTADBIRAN PUSAKA, WASIAT DAN WAKAF
UNDANG-UNDANG PENTADBIRAN PUSAKA, WASIAT DAN WAKAFsurrenderyourthrone
 

What's hot (20)

Hijab dalam Kewarisan
Hijab dalam KewarisanHijab dalam Kewarisan
Hijab dalam Kewarisan
 
Bail and the amount of bond
Bail and the amount of bondBail and the amount of bond
Bail and the amount of bond
 
Syariah Evidence and Procedure. (short notes)
Syariah Evidence and Procedure. (short notes)Syariah Evidence and Procedure. (short notes)
Syariah Evidence and Procedure. (short notes)
 
Kaidah al yaqin la yuzalu bi
Kaidah al yaqin la yuzalu biKaidah al yaqin la yuzalu bi
Kaidah al yaqin la yuzalu bi
 
Surat gugatan perdata suhendri
Surat gugatan perdata suhendriSurat gugatan perdata suhendri
Surat gugatan perdata suhendri
 
hukum perikatan
hukum perikatanhukum perikatan
hukum perikatan
 
Ll1 slides revision
Ll1 slides revisionLl1 slides revision
Ll1 slides revision
 
Parol Evidence Rule Contract Law Malaysia
Parol Evidence Rule Contract Law MalaysiaParol Evidence Rule Contract Law Malaysia
Parol Evidence Rule Contract Law Malaysia
 
Relevancy of evidence under Section 5 of Evidence Act1950
Relevancy of evidence under Section 5 of Evidence Act1950Relevancy of evidence under Section 5 of Evidence Act1950
Relevancy of evidence under Section 5 of Evidence Act1950
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Fatal Claims - For Revision Purposes Only
Fatal Claims - For Revision Purposes OnlyFatal Claims - For Revision Purposes Only
Fatal Claims - For Revision Purposes Only
 
Family law notes - Maintenance of spouse
Family law notes - Maintenance of spouseFamily law notes - Maintenance of spouse
Family law notes - Maintenance of spouse
 
ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).ppt
ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).pptILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).ppt
ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).ppt
 
Equity - Exam Notes (1)
Equity - Exam Notes (1)Equity - Exam Notes (1)
Equity - Exam Notes (1)
 
The law on maintenance for children (equal responsibilities)
The law on maintenance for children (equal responsibilities)The law on maintenance for children (equal responsibilities)
The law on maintenance for children (equal responsibilities)
 
past year attempt
past year attemptpast year attempt
past year attempt
 
Hadhanah
HadhanahHadhanah
Hadhanah
 
15 HUKUM JU'ALAH
15 HUKUM JU'ALAH15 HUKUM JU'ALAH
15 HUKUM JU'ALAH
 
UNDANG-UNDANG PENTADBIRAN PUSAKA, WASIAT DAN WAKAF
UNDANG-UNDANG PENTADBIRAN PUSAKA, WASIAT DAN WAKAFUNDANG-UNDANG PENTADBIRAN PUSAKA, WASIAT DAN WAKAF
UNDANG-UNDANG PENTADBIRAN PUSAKA, WASIAT DAN WAKAF
 
BURDEN AND STANDARD OF PROOF
BURDEN AND STANDARD OF PROOFBURDEN AND STANDARD OF PROOF
BURDEN AND STANDARD OF PROOF
 

Similar to Teori pertanggung jawaban

09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...angelaregife
 
Doktrin kewajiban kelompok 6
Doktrin kewajiban kelompok 6Doktrin kewajiban kelompok 6
Doktrin kewajiban kelompok 6ellaba
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukumiwan Alit
 
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...Sihite Hasnul
 
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docxratih pratiwi
 
Tindak pidana (criminal conduct) baru
Tindak pidana (criminal conduct) baruTindak pidana (criminal conduct) baru
Tindak pidana (criminal conduct) baruBrigita Manohara
 
Tindak pidana (criminal conduct) baru
Tindak pidana (criminal conduct) baruTindak pidana (criminal conduct) baru
Tindak pidana (criminal conduct) baruBrigita Manohara
 
Hbl 9, mei ika, hapzi ali, perlindungan konsumen&tanggung jawab hukum, me...
Hbl 9, mei ika, hapzi ali, perlindungan konsumen&tanggung jawab hukum, me...Hbl 9, mei ika, hapzi ali, perlindungan konsumen&tanggung jawab hukum, me...
Hbl 9, mei ika, hapzi ali, perlindungan konsumen&tanggung jawab hukum, me...MeikaSihombimg
 
Hbl 15, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hukum lingkungan, universitas m...
Hbl 15, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hukum lingkungan, universitas m...Hbl 15, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hukum lingkungan, universitas m...
Hbl 15, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hukum lingkungan, universitas m...Rinytrianas21
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisMang Engkus
 
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...sucimeidianapratiwi
 
9, be gg, ria safitri, hapzi ali, corporate ethics rights privileges problem...
9, be gg, ria safitri, hapzi ali,  corporate ethics rights privileges problem...9, be gg, ria safitri, hapzi ali,  corporate ethics rights privileges problem...
9, be gg, ria safitri, hapzi ali, corporate ethics rights privileges problem...Universitas Mercu Buana
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...megiirianti083
 
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu SaktiKeabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu Saktialsalcunsoed
 
makalah hukum dan sosial bisnis (doc)
makalah hukum dan sosial bisnis (doc)makalah hukum dan sosial bisnis (doc)
makalah hukum dan sosial bisnis (doc)Putri Sanuria
 
main hakim sendiri. tugas filsafat hukum
main hakim sendiri. tugas filsafat hukummain hakim sendiri. tugas filsafat hukum
main hakim sendiri. tugas filsafat hukumnidaulhasanah9
 

Similar to Teori pertanggung jawaban (20)

09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
 
Doktrin kewajiban kelompok 6
Doktrin kewajiban kelompok 6Doktrin kewajiban kelompok 6
Doktrin kewajiban kelompok 6
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
T ugas softskill
T ugas softskillT ugas softskill
T ugas softskill
 
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
 
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
 
Tindak pidana (criminal conduct) baru
Tindak pidana (criminal conduct) baruTindak pidana (criminal conduct) baru
Tindak pidana (criminal conduct) baru
 
Tindak pidana (criminal conduct) baru
Tindak pidana (criminal conduct) baruTindak pidana (criminal conduct) baru
Tindak pidana (criminal conduct) baru
 
Hbl 9, mei ika, hapzi ali, perlindungan konsumen&tanggung jawab hukum, me...
Hbl 9, mei ika, hapzi ali, perlindungan konsumen&tanggung jawab hukum, me...Hbl 9, mei ika, hapzi ali, perlindungan konsumen&tanggung jawab hukum, me...
Hbl 9, mei ika, hapzi ali, perlindungan konsumen&tanggung jawab hukum, me...
 
Hbl 15, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hukum lingkungan, universitas m...
Hbl 15, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hukum lingkungan, universitas m...Hbl 15, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hukum lingkungan, universitas m...
Hbl 15, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hukum lingkungan, universitas m...
 
PPT Riski.pptx
PPT Riski.pptxPPT Riski.pptx
PPT Riski.pptx
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
 
Jurnal hukum
Jurnal hukumJurnal hukum
Jurnal hukum
 
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...
 
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesiaPenggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
 
9, be gg, ria safitri, hapzi ali, corporate ethics rights privileges problem...
9, be gg, ria safitri, hapzi ali,  corporate ethics rights privileges problem...9, be gg, ria safitri, hapzi ali,  corporate ethics rights privileges problem...
9, be gg, ria safitri, hapzi ali, corporate ethics rights privileges problem...
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu bu...
 
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu SaktiKeabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
 
makalah hukum dan sosial bisnis (doc)
makalah hukum dan sosial bisnis (doc)makalah hukum dan sosial bisnis (doc)
makalah hukum dan sosial bisnis (doc)
 
main hakim sendiri. tugas filsafat hukum
main hakim sendiri. tugas filsafat hukummain hakim sendiri. tugas filsafat hukum
main hakim sendiri. tugas filsafat hukum
 

Recently uploaded

BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 

Recently uploaded (12)

BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 

Teori pertanggung jawaban

  • 1. ESA UNGGUL UNIVERSITY FACULTY OF LAW 2016 HUBUNGAN PERTANGGUNG JAWABAN SESEORANG YANG BERTINDAK MEWAKILI BADAN HUKUM DENGAN PERTANGGUNG JAWABAN BADAN HUKUM ITU SENDIRI Hukum Perorangan Keluarga Perdata [ HPK-PERDATA ] Ibu Fitria Olivia, S.H., M.H., Disusun oleh : ABIE HASSAN SHADILY abstrack : Perusahaan mempunyai peran penting dalam mempekerjakan karyawan/pegawainya, tidak bisa lepas dari pertanggungjawaban ganti rugi atas kesalahan yang dilakukan atau perbuatan mealwan hukum pegawainya jika pegawai tersebut melakukan kesalahan baik dalam rangka menjalankan tugas ataupun hal-hal lainya. Disatu sisi pengaruh perkembangan dunia usaha nasional yang semakin berkembang pesat dimana orang-orang dapat bertindak sebagai atau mewakili kepentingan badan hukum dan menjadikan badan hukum sebagai kendaraan untuk melakukan kejahatan dan pencucian uang hasil kejahatan, maka dalam aturan hukum dan peraturan perundang-undangan kita telah menempatkan badan hukum sebagai subyek hukum yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam hukum pidana. 1. PENDAHULUAN Hukum menjadi pedoman perilaku setiap orang dalam berkehidupan baik dalam masyarakat maupun negara, yang dapat memberikan sanksi yang tegas apabila ada yang melanggarnya. Hukum menjadi acuan perilaku setiap orang, yang meliputi perbuatan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Subyek hukum orang meliputi manusia dan badan hukum. Perusahaan adalah salah satu bagian dari badan hukum seperti Firma, Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas, Koperasi dll. Perseroan Terbatas adalah bentuk perusahaan atau badan hukum yang paling mendominasi dan banyak digunakan polanya bagi banyak orang. Dominasi tersebut tidak hanya berlaku di Indonesia, melainkan dinegara-negara lainya. Perseroan terbatas merupakan subjek hukum yang berstatus badan hukum. Pada gilirannya membawa tanggung jawab terbatas (limited liability) bagi para pedagang saham, anggota direksi, dan komisaris. Sebagai salah satu penggerak laju ekonomi negara, perseroan terbatas juga memiliki tanggung jawab, antar lain tanggung jawab seperti pekerja, sosial dan lingkungan. Berbagai legalitas dan
  • 2. pengawasan perseroan terbatas serta kaitanya dengan masyarakat dan negara. Selain itu, peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat didalamnya. 1 2. PEMBAHASAN A. PERTANGGUNG-JAWABAN BADAN HUKUM TERHADAP PELAKU YANG MEWAKILI BADAN HUKUM Persoalan yang berkaitan dengan pertanggung-jawaban telah dijelaskan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1367 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut : “Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatanya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang- orang yang menjadi tanggung jawabnya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada dibawah pengawasanya”. (pasal 1357 ayat (1) KUHPerdata). Dalam suatu tuntutan ganti rugi klien atas kecelakaan pekerja, dimana pemilik kendaraan adalah suatu perusahaan, menolak untuk bertanggung jawab atas kelalaian yang mngakibatkan kerugian materiil dan imateriil yang dilakukan pekerjanya. Alasan yang disampaikan pada praktiknya dilapangan adalah bahwa perusahaan tersebut juga sebagai “Korban” atas kesalahan/ kecelakaan tersebut. Hubungan pertanggung jawaban atas perbuatan melawan hukum dapat disengaja atau tidak disengaja, sebagaimana yang diatur dalam pasal 1366 KUHPerdata. Yang mana dalam penjelasanya yang lebih lanjut, apabila seorang dirugikan karena perbuatan seseorang lainya, sedang diantara mereka itu tidak terdapat sesuatu perjanjian (hubungan hukum perjanjian), maka berdasarkan undang- undang yang berlaku timbul hubungan hukum antara orang atau para pihak tersebut yang menimbulkan kerugian itu. Hal ini diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata, yang berbunyi sebagai berikut : “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, dan mengganti kerugian tersebut”. Selain manusia, badan hukum juga merupakan bagian subyek hukum, yang memiliki hak dan kewajiban seperti manusia. Dalam hal badan hukum itu sendiri dapat melakukan perbuatan melawan hukum yang menimbulkan hubungan pertanggung jawaban secara langsung berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata yang telah disebutkan diatas. Apabila perbuatan melawan hukum dilakukan oleh seorang bawahan maka badan hukum harus bertanggung jawab berdasarkan pasal 1367 KUHPerdata, yang mana ditegaskan lebih lanjut dalam pasal 1865 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut : “Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau periswtiwa tsb”. 1 Sutedi adrian, Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas (Cet I, raih asa sukses, Jakarta, 2015), h.3
  • 3. Mengenai tanggung jawab dalam ikatan kerja, termasuk kepada seorang yang di luar ikatan kerja yang diperintahkan untuk melakukan sesuatu pekerjaan tertentu, hal ini diatur dalam pasal 1367 ayat (3) KUHPerdata. Pertangung jawaban dalam pasal tersebut sangat luas, tidak mengatur dalam hubungan kerja namun kepada seseorang yang berada dalam hubungan kerja diluar dari badan hukum yang dimaksud. B. PERTANGGUNG JAWABAN PEKERJA DALAM PERSFEKTIF HUKUM Teori pertanggung-jawaban berdasarkan kamus hukum terdiri dari “Liabilitas/Liability” dan “Responsibiltas/Responsibility”, yang merupakan istilah dalam hukum yang memberikan faktor dan peran penting dalam kehidupan terkait dengan resiko dengan pertanggung-jawaban seseorang didalam suatu perusahaan. “Liabilitas/Liability” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berkaitan erat dengan pertanggung jawaban dalam konteks kesalahan, Liability terkait dengan semua hak dan kewajiban seseorang secara actual/potensial dengan contoh kerugian, ancaman, kejahatan, atau kondisi-kondisi lainya. Istilah ini mengacu pada pertanggung jawaban hukum, yaitu yang berkaitan akibat kesalahan (fault) yang memiliki unsur kekhilafan (dolus/culpa). “Responsibilitas/ Responlibility” merupakan hal yang dapat dipertanggung-jawabkan atas suatu kewajiban baik dalam putusan, keterampilan, kemampuan, kecakapan juga meliputi kewajiban bertanggung jawab atas undang-undang yang dilaksanakan. Dalam pengertian lebih lanjut, istilah ini menunjuk pada pertanggung jawaban politik.2 Tanggung jawab (Responsibility) merupakan suatu refleksi tingkah laku manusia, yang berkaitan dengan kontrol jiwanya, yang merupakan baian dari betuk pertimbangan intelektual atau mentalnya. Bilamana suatu keputusan telah diambil atau ditolak, sudah merupakan bagian dari pertanggung jawaban dan akibat dari pilihan yang dilakukan. Tidak ada alasan lain mengapa hal itu dilakukan atau ditinggalkan. Keputusan tersebut dianggap telah dipimpin oleh kesadaran yang muncul dari intelektualnya.3 Theory of accomplice liability dapat diperluas untuk menjangkau pengawas yang mengetahui tapi memilih untuk mengabaikan perbuatan yang dilakukan oleh bawahannya. Dengan kata lain, omisi atau kelalaian yang disengaja atas tindakan bawahannya dapat menimbulkan tanggungjawab pidana kepada si pengawas. Berdasarkan teori ini, pengawas memiliki kewajiban untuk mengambil tindakan untuk memperbaiki apabila ia mengetahui terjadinya tindak pidana yang dilakukan bawahannya.4 Perbuatan melawan hukum dalam pekerjaan tidak hanya menyentuh aspek keperdataan tetapi juga bisa berimplikasi pidana. Sebagai contoh, ketika seorang karyawan perusahaan yang hendak menghantar barang pesanan pelanggan, telah menabrak pembatas jalan dalam perjalanannya dengan menggunakan mobil perusahaan ke tempat pelanggan, sehingga mengakibatkan meninggalnya karyawan tersebut. Dalam hal ini, kelalain atau kecerobohan yang dilakukan si karyawan bisa menyeret majikan ke tanggungjawab pidana. Hal ini terjadi apabila dalam 2 Ridwan H.R., “Hukum Administrasi Negara”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006 (hlm. 335-337). 3 Masyhur Effendi, Dinamika HAM dalam Hukum Nasional & Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta; 1994 (hlm. 121). 4 “Pertanggung-jawaban Pidana Individu Dalam Perusahaan”, Prof. Dr. Albi Syahrin, SH. MS, (Guru Besar Hukum Pidana/Lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara).
  • 4. pengembangan penyidikan, ternyata terdapat bukti-bukti kuat bahwa kendaraan yang digunakan tersebut sebenarnya dalam keadaan tidak berfungsi dengan baik karena perawatan yang tidak memadai dan/atau si karyawan tidak memiliki SIM dan/atau si karyawan sebenarnya bukan bertugas sebagai seorang sopir di kantor.5 Bentuk dari pertanggung jawaban apabila terjadi kecelakaan yang mana memiliki unsur kesalahan (Fault Lialbility atau Lialbility Based on Fault) dapat dilakukan berdasarkan prinsip yang berlaku dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer/Burgerlijk Wetboek) ataupun Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam KUHPerdata, menjelaskan dalam pasal 1365-1367, yang mana prinsip ini menyatakan bahwa seseorang dapat dimintakan pertangung- jawabanya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukanya. Perbuatan yang dapat dinyatakan kesalahan apabila didalamnya terdapat unsur melawan hukum atau bertentangan dengan hukum, baik dalam undang-undang maupun norma-norma yang berada di dalam masyarakat. KUHPerdata pasal 1365 menjelaskan perbuatan melawan hukum mengharuskan terpenuhinya 4 (empat) unsur yang meliputi :  Adanya perbuatan/ tindakan;  Adanya unsur kesalahan/ kekeliruan (fault);  Adanya kerugian yang timbul setelah perbuatan tsb dilakukan;  Adanya hubungan kasualitas antara kesalahan dengan kerugian; (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1365).6 Pemberian sanksi terhadap individu sebagaimana yang dimaksud yang diakibatkan perbuatanya/tingkah lakunya yang telah direncanakan dengan maksud yang jahat tidak sepenuhnya diterima hukum modern. Menurut hukum, seseorng yang tidak hanya dianggap bertanggung jawab jika secara obyektif akibat tersebut membahayakan yang ditimbulkan yang dengan maksud jahat oleh tindakanya, tetapi juga akibat perbuatan tersebut yang telah dimaksudkan walaupun tanpa niat yang salah, atau jika akibat tersebut timbul tanpa adanya maksud yang direncakanan oleh pelaku. Dalam hal ini sanksinya berbeda dalam kasus yang berbeda-beda. Sanksi yang diberikan ditandai dengan fakta bahwa tindakan yang memiliki delik dengan kualifikasi psikologis, yang mana dalam suatu keadaan jiwa tertentu dari si pelaku yang ingin berbuat jahat, bahwa dia mengantisipasi atau menghendaki akibat yang timbul serta membahayan (mens re), merupakan unsur suatu delik. Unsur ini disebut dengan kesalahan dan atau kecelakaan (fault/ dolus/culpa). Ketika sanksi tersebut diberikan hany terhadap delik dengan kualifikasi psikologis inilah disebut dengan pertanggung-jawaban berdasarkan kesalahan (Responsibility Based on Fault/Culpability). Dalam hukum modern dikenal sebagai bentuk lain dari kesalahan yang dilakukan tanpa maksud serta perencanaan, yang memiliki unsur kekhilafan/kekeliruan/kealpaan (negligence), yang merupakan bentuk dari delik omisi (kelalaian), dan pertanggung-jawaban terhadap kealpaan lebih merupakan pertanggung-jawaban absolut daripada culpability.7 5 Lenny Rachmat, (praktisi hukum), dalam artikelnya yang berjudul “TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA/MAJIKAN ATAS PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM PEKERJAAN”, Law Firm JAMES PURBA & PARTNERS, Oktober’ 2009. 6 Ibid hlm. 63 7 Prof. Jimly Asshiddiqie, Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Jakarta; Konstitusi Press; 2006 (hlm. 61).
  • 5. Apabila timbul perbuatan melawan hukum yang disebabkan oleh seseorang yang mewakili badan hukum, dapat dilakukan atau terhindar dari pertanggung- jawaban pidana dengan menunjukan bukti-bukti adanya kelalaian/kealpaan dari pelaku tersebut. Namun dilain hal, pertanggung-jawaban berdasaarkan hukum perdata sulit dihindari, hal ini dikarenakan pertanggung-jawaban perdata justru yang menjadi target utama adalah badan hukumnya/ majikanya atau disebut dengan istilah “Deep Pocket Defendant (Tergugat Berkantong Tebal)”. Pertanggung-jawaban perdata pada dasarnya bersifat tanggung-renteng (Joint Liability) karena sebagian besar berkaitan dengan pertangung-jawaban finansial lialbilities yang dapat dinilai dengan uang. 3. PENUTUP A. KESIMPULAN Seseorang yang bertindak mewakilkan badan hukum memiliki hubungan pertangung-jawaban pribadi atas tindak pidana yang dilakukanya apabila ia merupakan pelaku langsung, mengintruksikan, mengarahkan, membantu, menyediakan, mendorong, atau bekerja sama dengan seorang lainya untuk melakukan suatu tindak pidana kejahatan. Sama halnya dalam memberikan pelayanan, seseorang yang mewakilkan badan hukum harus dapat bertindak professional, yang bertanggung jawab kepada diri sendiri juga kepada masyarakat. Bertanggung jawab pada diri sendiri harus memiliki integritas moral, intelektual, professional, yang harus menjadi bagian dari kehidupaya. Seorang tersebut harus mempertahankan cita-cita luhur profesi sesuai dengan tunutan dan kewajiban di dalam hati nuraninya, bukan karena sekedar hobi belaka. Dalam hal ini penulis menyampaikan untuk selalu bertindak hati-hati terkait dengan kelalaian yang dapat ditimbulkan dalam diri sendiri. Namun apabila hal buruk tersebut terjadi, dapat dilakukan dengan pertangung-jawaban untuk menanggung segala resiko yang timbul dari perbuatanya. Kelalaian dalam melaksanakan profesi menimbulkan dampak yang membahayakan juga merupakan perbuatan yang dibenci oleh Tuhan YME, yang mana dapat menyebabkan perilaku yang merugikan baik bagi diri sendiri ataupun kepada orang lain.