SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
1
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWAKELAS
XI IPS SMA NEGERI 10 BOMBANAMELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE PADA MATERI POKOK
SUMBER DAYA ALAM
Haliza1
Ramli2
1
Alumni Pendidikan Geografi FKIP UHO
2
Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO
Abstrak :Masalah yang diteliti adalah: 1) aktivitas belajar Geografi siswa, 2)aktivitas
mengajar guru, 3 peningkatan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 10 Bombana yang terdaftar pada semester
ganjil tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 21 orang.Data dari penelitian ini
adalah aktivitas mengajar guru dan aktivitas Belajar siswa yang diperoleh dari lembar
observasi dan hasil belajar siswa yang diukur melalui tes siklus.Analisis data yang
dilakukan adalah statistic deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Melalui
model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share menunjukkan peningkatan yang
sangat efektif pada aktivitas belajar siswa yakni skor rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I 2,5 kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan rata-rata
aktivitas siswa pada siklus kedua mencapai 3,12. 2) aktivitas mengajar guru yakni skor
rata-rata aktivitas mengajar guru pada siklus I 2,5 kemudian pada sikluskedua mencapai
3,21 3) Hasil belajar geografi siswa Pada siklus I siswa yang tuntas 12 (57%) dan tidak
tuntas 9 (43%) dengan rata-rata 66 pada siklus kedua meningkat menjadi 17 (80%)
siswa yang tuntas dan 4(20%) siswa dinyatakan tidak tuntas dengan rata-rata 76.
Kata kunci: Model Pembelajaran, Proses, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Keberhasilan program pendidikan
melalui proses pembelajaran disekolah
sebagai lembaga pendidikan formal
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: siswa, kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana
serta factor lingkungan. Apabila factor-
faktor tersebut terpenuhi sudah tentu
akan memperlancar proses
pembelajaran terutama mata pelajaran
Geografi, yang akan menunjang hasil
belajar yang maksimal yang pada
akhirnya akan meningkatkan mutu
pendidikan.
Berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah antara lain dengan perbaikan
mutu pembelajaran. Pembelajaran
disekolah merupakan serangkaian
kegiatan yang secara sadar telah
terencana. Dengan adanya perencanaan
yang baik akan mendukung
keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara
mengenai pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan di SMA Negeri 10
Bombana kelas XI IPS, guru cendrung
menggunakan metode penugasan
kepada siswa, pemberian LKS dan
penggunaan media power point kepada
siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru khususnya
2
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
pemberian tugas, siswa sering kali jenuh
atau kurang aktif dalam proses
pembelajaran dan bergantung kepada
teman-temannya untuk mengerjakan
tugas terlebih dahulu dan tidak jarang
guru menemukan sebagian siswa
mengerjakan tugas pada saat jam
pelajaran akan dimulai. Begitupun juga
dengan pemberian LKS kepada siswa
yang dilakukan dengan kelompok-
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
siswa.dalam proses pembelajaran ini
siswa dalam kelompok kurang aktif dan
saling mengharap jawaban dari LKS
tersebut dijawab oleh siswa yang aktif
saja dalam hal ini siswa yang dipandang
lebih didalam kelompok atau kelas.
Dibandingkan dengan metode
penugasan dan pemberian LKS dengan
menggunakan media power point, siswa
dalam proses pembelajaran lebih tenang
dan lebih memperhatikan guru yang
menjelaskan medianya didepan kelas.
Namun yang menjadi kendala dalam
proses pembelajaran dengan
menggunakan media power point ini
siswa siswa lebih asyik memperhatikan
guru dan medianya dan melupakan
untuk menulis hal-hal penting yang
disampaikan oleh guru saat pemberian
materi.
Mengenai metode yang digunakan
oleh guru diSMA Negeri 10 Bombana
kelas XI IPS, terdapat kendala yang
dihadapi oleh guru diantaranya siswa
merasa jenuh, sebagian malas
mengerjakan tugas, bergantung kepada
temannya, rebut dalam proses
mengerjakan LKS, cenderung menerima
apa saja yang disampaikan oleh guru.
Hal ini merupakan masalah yang
harus diatasi oleh guru dengan
melakukan tindakan pada pembelajaran
yakni menggunakan model
pembelajaran yang lebih mengutamakan
keaktifan siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan potensinya serta
mengutamakan kerja sama antara siswa
yang satu dengan yang lainya. Model
pembelajaran yang dimaksud adalah
model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS).
Model pembelajaran inibelum
pernah digunakan oleh guru mata
pelajaran geografi dikelas dikarenakan
guru belum terfikir dengan model
pembelajaran ini, selain itu guru merasa
nyaman dan merasa tidak bosan dengan
metode yang digunakannya secara
bergantian.Dengan belum
diterapkannya model pembelajaran
tersebut peneliti memiliki kesempatan
untuk memperkenalkan model
pemberajaran tersebut kepada guru,
siswa dan sekolah.
Ada dua pertimbangan dipilihnya
model pembelajaran ini untuk di
terapkan pada siswa kelas XI IPS.
Pertama, model pembelajaran ini
memungkinkan siswa kerja sama. Hal
ini karena siswa berpasangan sehingga
mereka saling membantu untuk mencari
informasi tentang materi yang diberikan
oleh guru.Kedua, siswa dapat saling
memberikan pengetahuan dan
berinteraksi. Mereka dapat bertukar
pengetahuan karena tidak semua siswa
memiliki tingkat pengetahuan yang
sama.
Berdasarkan data ulangan harian
semester ganjil 2015/2016 siswa materi
Sumber daya alam pada Tahun Ajaran
2015/2016 dari 24 orang siswa hanya
10 orang , atau 41,6% siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 sedangkan 14
orang atau 58,4% memperoleh nilai
dibawah 70. Hal ini belum mencapai
standar nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan
disekolah yaitu 70.
Melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) diharapkan guru dapat
3
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
memberikan suasana baru dalam proses
pembelajaran dikelas dan dapat
mengoptimalkan aktivitas belajar siswa
sehingga pada akhirnya hasil belajar
juga akan meningkat.
Menurut Sabri (Musfiqon, 2012:
3) belajar adalah proses perubahan
prilaku berkat pengalaman dan
pelatihan. Artinya tujuan tujuan
kegiatan belajar ialah perubahan tingkah
laku, baik yang menyangkut
pengetahuan keterampilan, sikap,
bahkan meliputi segenap aspek pribadi.
Sejalan dengan itu Surya dalam
(Rusman, 2012: 85) mengatakan bahwa
belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh perubahan prilaku
secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungan.
Sementara itu Sadiman
(Musfiqon, 2012: 3) mengatakan belajar
adalah suatu proses kompleks yang
terjadi pada semua orang yang
berlangsung seumur hidup, sejak masih
bayi sampai keliang lahat nanti. Salah
satu pertanda bahwa seorang telah
belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada dirinya.Perubahan
tingkah laku tersebut baik perubahan
yang bersifat pengetahuan dan
keterampilan maupun yang menyangkut
nilai dan sikap.Sedangkan menurut
Ernest dalam (Sri Anita W, 2009: 2.4)
mengatakan bahwa belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang
diperoleh melalui latihan dan perubahan
itu disebabkan karena ada dukungan
dari lingkungan positif yang
menyebabkan terjadinya interaksi
edukatif. Perubahan tersebut terjadi
secara menyeluruh meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Perubahan belajar tersebut tidak
berdasarkan naluri tetapi melalui proses
latihan.
Pembelajaran secara sederhana
dapat diartikan sebagai produk interaksi
berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman hidup.Dalam makna yang
lebih kompleks pembelajaran
hakikatnya adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya) dalam
rangka mencapai tujuan yang
diharapkan (Trianto, 2007: 24).
Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan
diawasi agar terlaksana secara efesian
dan efektif (Rusman, 2010: 3).
Komara (2004: 29) pembelajaran
adalah interaksi peserta didik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran,
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar
dapat berjalan dengan baik.
Jihad dan Haris (2012: 11)
pembelajaran merupakan suatu proses
yang terdiri dari kombinasi dua aspek,
yaitu belajar tertuju pada apa yang harus
dilakukan oleh siswa, mengajar
berorientasi kepada apa yang harus
dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pelajaran. Kedua aspek ini akan
berkolaborasi serta terpadu menjadi
suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi
antara guru dan siswa antara siswa
dengan siswa disaat pembelajaran
sedang berlangsung.
Nasution dalam (Aunurrahman,
2009: 29) hasil belajar adalah
perubahan yang terjadi pada individu
yang belajar.Dpat pula diartikan bahwa
4
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
hasil belajar adalah hasil yang dicapai
akibat perubahan-perubahan karena
usaha sadar baik rohani maupun
jasmani.Perubahan tingkah laku yang
terjadi dapat dan diperoleh siswa setelah
mengikuti atau mengalami suatu
program pembelajaran.
Menurut Anita (2009: 31)
keberhasilan belajar sangat dipengaruhi
oleh beberapa factor.Factor-faktor
tersebut dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu factor dari dalam
diri siswa sendiri dan factor dari luar
diri siswa.
Faktor dari dalam diri siswa
antara lain kecakapan, minat, bakat,
usaha, motivasi, perhatian, kelemahan,
dan kesehatan setra kebiasaan siswa.
salah satu hal penting dalam kegiatan
belajar yang harus ditanamkan dalam
diri siswa bahwa belajar yang dilakukan
merupakan kebutuhan untuk dirinya.
Minat belajar berkaitan dengan seberapa
besar individu merasa suka atau tidak
suka terhadap suatu materi yang
dipelajari siswa.
Faktor dari luar diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar diantaranya
adalah lingkungan fisik dan non fisik
(termasuk suasana kelas dalam belajar,
seperti riang, gembira, menyenangkan),
lingkungan social budaya, lingkungan
keluarga, program sekolah (termasuk
dukungan komite sekolah), guru,
pelaksanaan pembelajaran, dan teman
sekolah.
Pembelajaran kooperatif
(Cooperative learning) merupakan
pendekatan pembelajaran melalui
penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar dalam
mencapai tujuan belajar. Usaha kerja
sama masing-masing anggota
kelompok mengakibatkan manfaat
timbal balik sedemikian rupa sehingga
semua anggota kelompok memperoleh
prestasi, kegagalan maupun
keberhasilan ditanggung bersama.
Siswa mengetahui bahwa prestasi yang
dicapai disebabkan oleh dirinya dan
anggota kelompoknya, siswa
merasakan kebanggaan atau atas
prestasinya bersama anggota
kelompoknya.
Menurut Drs. Daryanto (20014:
35) pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok, siswa dalam satu kelas
dijadikan kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari 4 sampai 5 orang
untuk memahami konsep yang
difasilitasi oleh guru. Model
pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dengan setting
kelompok-kelompok kecil dengan
memperhatikan keberagaman anggota
kelompok sebagai wadah siswa untuk
bekerja sama dan memecahkan suatu
masalah melalui interaksi social
dengan teman sebayanya,
memeberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memepelajari
sesuatu dengan baik pada waktu yang
bersamaan dan ia menjadi narasumbel
bagi temannya yang lain. Model
pembelajaran kooperatif dibatasi
sebagai lingkungan belajar dimana
siswa bekerja sama dalam suatu
kelompok kecil yang kemampuannya
berbeda-beda untuk menyelesaikan
tugas-tugas akedemik. Pembelajaran
kooperatif dapat diartikan sebagai
model pembelajaran yang menekan
keaktifan siswa dalam kelompok kecil,
mempelajari materi pembelajaran dan
mengerjakan tugas. Model
pembelajaran ini memanfaatkan
bantuan siswa lain untuk meningkatkan
pemahaman dan penguasaan bahan
pelajaran, karena terkadang siswa lebih
paham akan hal yang disampaikan oleh
temannya dari pada guru serta bahasa
yang digunakan kadang lebih mudah
5
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
dipahami oleh siswa lainnya. Tujuan
dibentuknya kelompok koperatif adalah
memberikan kesempatan kepada siswa
agar dapat terlibat secara aktif dalam
proses berfikir dalam kegiatan belajar.
Kelompok siswa tersebut harus saling
bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya.Dengan demikian
model pembelajaran kooperatif lebih
dari sekedar bekerja dalam kelompok.
Slavin (dalam Nur Asma, 2006:
11) mendefinisikan tentang model
pembelajaran koperatif adalah
mengandung arti bahwa dalam belajar
koperatif siswa belajar bersama, saling
menyumbang pemikiran dan
bertanggung jawab terhadap
pencapaian hasil belajar secara
individu atau kelompok. Sementara itu
Newman (dalam Nur Asma, 2006: 11)
defenisi pendekatan kooperatif adalah
suatu pendekatan yang mencakup
kelompok kecil dari siswa yang
bekerjasama sebagai suatu tim untuk
memecahkan masalah-masalah yang
ada dalam tugas mereka.
Drs Daryanto (2014: 35)
Tujuan model pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan situasi dimana
keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya. Model pembelajaran
koperatif sebagai salah satu model
pembelajaran alternative dan
merupakan perbaikan dari
pembelajaran klasikal bertujuan untuk :
(a) Memberikan kesempatan kepada
setiap siswa untuk mengembangkan
kemampuannya dalam memecahkan
masalah secara rasional. (b)
Mengembangkan semagat social dan
semangat gotong royong dalam
kehidupan.(c) Mendinamiskan
kelompok dalam belajar sehingga
setiap kelompok merasa dirinya bagian
dari kelompok yang bertanggung
jawab. (d) Mengembangkan
kemampuan-kemampuan
kepemimpinan pada setiap anak.
Menurut Drs. Daryanto (2014:
38) Model pembelajaran koperatif Think
Pair Share pertama kali diperkenalkan
oleh Frank Lyman. Model pembelajaran
koperatif Think Pair Share merupakan
tipe yang sangat sederhana dengan
banyak keuntungan karena dapat
meningkatkan partisipasi siswa dan
pembentukan pengetahuan oleh siswa.
Dengan menggunakan suatu prosedur,
para siswa belajar dari siswa yang lain
dan berusaha untuk mengeluarkan
pendapatnya dalam situasi non
kompetisi sebelum mengungkapkannya
didepan kelas.
Anita Lie (2004: 57)
mengungkapkan: dengan model
pembelajaran klasikal yang
memungkinkan hanya satu siswa maju
dan membagikan hasinya untuk seluruh
kelas, model pembelajaran koperatif
Think Pair Share ini memberikan
kesempatan sedikitnya delapan kali
lebih banyak kepada setiap siswa untuk
dikenali dan menunjukkan partisipasi
ini kepada orang lain. Model
pembelajaran koperatif Think Pair
Share ini bisa digunakan dalam semua
mata pelajaran dan semua tingkatan usia
anak didik.
Hal tersebut ditegaskan kembali
Lyman (dalam Jones, 2002: 1) Model
pembelajaran koperatif Think Pair
Share membantu para siswa
mengembangkan pemahaman konsep
dan materi pelajaran, mengembangkan
kemampuan untuk berbagi informasi
dan menarik kesimpulan, serta
mengembangkan kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai-nilai dari
suatu materi pelajaran. Forgaty dan
Robin (1996: 1) memperkuat pendapat
Lyman di atas.
Adapun kelebihan dan
kekurangan koperatif tipe Think Pair
6
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
Share dalam artikel arif Fadholi Wahid
Assayafi’I (2009)sebagai berikut:
Kelebihan Think Pair Share
(TPS) yaitu: (1) Memberi siswa waktu
lebih banyak untuk berfikir, menjawab,
dan saling membantu satu sama lain. (2)
Meningkatkan partisifasi siswa dalam
pembelajaran.(a) Interaksi lebih mudah
dan cepat membentuk kelompok.(b)
Seorang siswa juga dapat belajar dari
siswa lain serta saling menyampaikan
idenya untuk didiskusikan sebelum
disampaikan didepan kelas.(c) Lebih
banyak kesempatan untuk kontribusi
masing-masing anggota
kelompok.(d)Siswa secara langsung
dapat mengembangkan keterampilan
berfikir dan menjawab dalam
komunikasi antara satu dengan yang
lain, serta bekerja saling membantu
dalam kelompok kecil.(e)Dapat
memperbaiki rasa percaya diri dan
semua siswa diberikan kesempatan
untuk berpartisipasi didalam
kelas.(d)Siswa secara langsung dapat
memecahkan masalah memahami
materi secara berkelompok dan saling
membantu antara satu dengan yang
lainnya, membuat kesimpulan (diskusi)
serta memperesentasikan sebagai salah
satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan.(e)Siswa lebih aktif dalam
pembelajaran karena menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok, dimana tiap
kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
(f)Memungkinkan guru untuk lebih
banyak memantau siswa dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan kelemahan Think Pair
Share (TPS) yaitu: (a)Lebih sedikit ide
yang muncul. (b)Menggantungkan pada
pasangan (c) Banyak kelompok yang
melapor dan perlu
dimunitor.(d)Membutuhkan kordinasi
secara bersamaan dari berbagai
aktivitas.(e) Membutuhkan perhatian
khusus dalam penggunaan ruang kelas.
(f) Jumlah siswa yang ganjil berdampak
pada saat pembentukan kelompok,
karena ada satu siswa yang tidak
mempunyai pasangan.
Sumber daya alam adalah semua
kekayaan berupa benda mati maupun
benda hidup yang berada di bumi dan
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Sumber daya
alam adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan kebutuhan hidup
manusia agar hidup lebih sejahtera yang
ada di sekitar alam lingkungan hidup
kita. Sumber daya alam bisa terdapat di
mana saja seperti di dalam tanah, air,
permukaan tanah, udara, dan lain
sebagainya. Contoh dasar sumber daya
alam seperti barang tambang, sinar
matahari, tumbuhan, hewan dan banyak
lagi lainnya. Berdasarkan sifatnya jenis-
jenis sumber daya alam yang harus kita
ketahui ada 2. Berikut adalah penjelasan
jenis-jenis sumber daya alam
berdasarkan sifatnya : (a) Sumber Daya
Alam yang dapat diperbaharui, Yaitu
Sumber daya alam yang tidak akan
pernah habis, karena kemampuan yang
dimiliki alam yang mampu melakukan
pembaharuan terhadap sumber daya
tersebut dalam waktu yang relatif cepat.
Contoh sumber daya alam yang dapat
diperbaharuai adalah hewan, tumbuh-
tumbuhan, udara, air, sinar matahari,
dan mikroorganisme lainnya. Akan
tetapi jika sumber daya tersebut
dipergunakan secara berlebihan, maka
besar kemungkinan sumber daya alam
tersebut dapat mengalami kepunahan
dan kita harus memiliki cara
melestarikan flora dan fauna. Sumber
Daya Alam yang tidak dapat
diperbaharui
Ini merupakan sumber daya alam
yang memiliki jumlah yang terbatas.
7
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
Hal ini disebabkan karena proses
pembentukannya membutuhkan waktu
yang lebih lama daripada proses
pemanfaatannya, yaitu bisa memakan
puluhan hingga jutaan tahun lamanya
yang bergantung juga pada pengaruh
letak astronomis sehingga jika
digunakan secara terus menerus,
kekayaan alam ini akan cepat habis.
Contoh dari sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui adalah bahan-
bahan galian atau barang tambang.
Berdasarkan jenisnya sumber
daya alam yang harus kita ketahui ada
2. Berikut adalah penjelasan sumber
daya alam berdasarkan jenisnya.(a)
Sumber Daya Alam Hayati (Biotik)
Yaitu sumber daya alam yang berasal
dari makhluk hidup atau yang
berhubungan dengan ruang publik untuk
kehidupan makhluk hidup yaitu hewan
dan tumbuh-tumbuhan. (b) Sumber
Daya Alam non hayati (abiotik)Yaitu
sumber daya alam yang berasal dari
benda-benda mati.
Persebaran sumber daya alam
yang dapat diperbaharui. (a) Sumber
Daya Alam Hayati. Sumber daya alam
hayati terdiri dari sumber daya alam
hewani dan nabati. Sumber daya
sedimen tersebar di darat dan laut atau
perairan. (b)Sumber Daya Alam Nabati.
Indonesia adalah Negara yang kaya
akan sumber daya alamnya.
Dianugerahi tanah yang subur sehingga
tumbuhan dapat tumbuh dengan
sempurna di wilayah Indonesia.
Wilayah flora di indonesia meliputi
Hutan Tropis, Hutan Musim, Stepa, dan
Sabana.
Persebaran sumber daya Alam
yang tidak dapat diperbaharui. (a)
Minyak bumi berasal dari
mikroplankton yang terdapat di danau-
danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut-
laut dangkal. Sesudah mati
mikroplankton berjatuhan dan
mengendap di dasar laut kemudian
bercampur dengan sedimen. Akibat
tekanan lapisan-lapisan atas dan
pengaruh panas magma, dan terjadilah
proses destilasi hingga terjadi minyak
bumi kasar. (b) Gas alam merupakan
campuran beberapa hidrokarbon dengan
kadar karbon kecil yang digunakan
sebagai bahan bakar. Ada dua macam
gas alam cair yang diperdagangkan,
yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan
LPG ( liquefied petroleum gas). (c)
Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang
tertimbun hingga berada dalam lapisan
batu-batuan sediment yang lain. Proses
pembentukan batu bara disebut juga
inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu
prose biokimia dan proses
metamorfosis.
Sumber daya alam perlu
dilestarikan supaya dapat mendukung
kehidupan makhluk hidup. Bila sumber
daya alam rusak atau musnah kehidupan
bisa terganggu. Berikut ini adalah
beberapa hal yang dapat diusahakan
untuk menjaga kelestarian sumber daya
alam (1) Berdasarkan prinsip
berwawasan lingkungan dan
berkesinambungan. (a)Penghijauan dan
reboisasi (b)Pengembangan daerah
aliran sungai (c)Pengelolaan air limbah
(d) Penertiban pembuangan sampah. (2)
Berdasarkan prinsip mengurangi.Dalam
mengambil sumber daya alam
sebaiknya jangan diambil semuanya,
tetapi berprinsip mengurangi saja.
Pengambilan yang dihabiskan akan
merusak lingkungan dan mengganggu
ekosistem lingkungan. (3) Berdasarkan
prinsip daur ulang. Proses daur ulang
adalah pengolahan kembali suatu massa
atau bahan-bahan bekas dalam bentuk
sampah kering yang tidak mempunyai
nilai ekonomi menjadi barang yang
berguna bagi kehidupan manusia.
8
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
Dalam memanfaatkan sumber
daya alam, manusia perlu berdasar pada
prinsip ekoefisiensi.Artinya tidak
merusak ekosistem, pengambilan secara
efisien dalam memikirkan kelanjutan
SDM.Pembangunan yang berkelanjutan
bertujuan pada terwujudnya keberadaan
sumber daya alam untuk mendukung
kesejahteraan manusia.Maka prioritas
utama pengelolaan adalah upaya
pelestarian lingkungan.
Pemanfaatan SDA Nabati adalah
(a) Dimanfaatkan sebagai sumber daya
pangan seperti padi, jagung, ubi dan
sebagainya (b)Dimanfaatkan sebagai
sumber sandang (c) Beberapa jenis
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai
minyak atsiri seperti kayu putih, sereh,
kenanga, cengkeh. (d) Dimanfaatkan
sebagai tanaman hias seperti anggrek.
(e) Dimanfaatkan sebagai bahan baku
mebel seperti meranti, rotan, bambu. (f)
Dimanfaatkan sebagai bahan obat-
obatan kencur, jahe, kunyit. (g)
Dimanfaatkan sebagai keperluan
industry.
Pemanfaatan SDA Hewani adalah
(a) Dimanfaatkan sebagai sumber daya
pangan seperti daging sapi, daging
kambing. (b) Dimanfaatkan sebagai
sumber kerajinan tangan seperti lokan,
dirangkai menjadi perhiasan.
(c)Dimanfaatkan untuk meningkatkan
nilai budaya manusia dan nilai
kehidupan, seperti bentuk kapal selam
diadopsi dari cara ikan menyelam,
bentuk pesawat dari bentuk burung.
Pemanfaatan SDA Barang
Tambang, Usaha pemanfaatan
pertambangan dan bahan galian dalam
pembangunan Indonesia adalah sebagai
berikut, (a) Sebagai pemenuh kebutuhan
SDA barang tambang dan galian dalam
negeri (b)Menambah pendapatan negara
karena barang tambang dapat diekspor
keluar negeri (c) Memperluas lapangan
kerja(d) Memajukan bidang transportasi
dan komunikasi (f) Memajukan industri
dalam negeri.
Adapun upaya dalam
pembangunan berkelanjutan sebagai
berikut, (a) Menyatukan presepsi
tentang pelestarian (b) Menggunakan
SDA secara efisien dan tidak
membahayakan biosfer (c)Melanjutkan
dan mengamankan penggunaan SDA
(d) Mengembangkan dan menerapkan
teknologi maju untuk mendukung
pengelolaan dan pengembangan
lingkungan (f)Mendukung program
ekonomi baru yang memiliki strategi
berkelanjutan dalam pengelolaan dan
pengembangan lingkungan.
Penelitian ini dilakukan oleh
Rosdiati tahun 2012 dengan judul
meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Melalui Model
Pembelajaran Koperatif tipe Think Pair
Share siswa kelas IV SD Negeri 3
Kendari Barat.Menyimpulkan bahwa
pembelajaran koperatif tipe Think Pair
Share dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Penelitian yang dilakukan Kafarun
(2012: 49), dengan judul penelitian
“Penerapan Model Pembelajaran
Koperatif tipe Think Pair Share (TPS)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan keputusan bersama
kelas IV SDN Poasia menyimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan yang
telah dikemukakan sebelumnya yaitu
rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran geografi terhadap materi
Sumber daya alam, yang disebabkan
oleh pola mengajar guru yang masih
mengarah pada model pembelajaran
walaupun guru telah menggunakan
9
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
metode penugasan, pemberian tugas
dan penggunaanmedia dalam
pembelajaran namun keterlibatan siswa
masih kurang, selain itu dalam proses
pembelajaran guru kurang mengaitkan
antara konsep materi yang diajarkan
dengan konteks keseharian siswa
dilingkungannya sehingga berpengaruh
pada penguasaan materi yang kurang
atau tergolong rendah.
Untuk mengatasi permasalahan
diatas maka perlu adanya model
pembelajaran yang tepat dalam
meningkatkan proses dan hasil belajar
siswa dalam memahami materi yang
diajarkan. Salah satunya adalah dengan
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair
Share.Pembelajaran Think Pair Share
sangat membantu siswa untuk lebih
aktif di kelas dalam berdiskusi,
memahami materi, dan merumuskan
kembali materi yang sudah dipahami.
Selain itu dengan pembelajaranThink
Pair Share membantu guru mengaitkan
antara materi yang dipelajari dengan
konteks kehidupan siswa sehingga
siswa akan mudah memahami materi
yang diajarkan dan berdampak pada
peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
Hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat dikemukakan
sebagai berikut:
Untuk aktivitas belajar
siswa.Dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Sharemaka aktivitas belajar siswa dapat
meningkat serendah rendahnya 3.
Untuk aktivitas mengajar
guru.Dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share maka aktivitas mengajar guru
dapat meningkat serendah rendahnya
Untuk hasil belajar geografi
siswa.Dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share maka persentase ketuntasan
belajar siswa meningkat serendah
rendahnya 80%.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan
pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017 yang bertempat di kelasXI
IPSSMA Negeri 10 Bombana.
Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 10 Bombana
yang terdaftar pada semester ganjil
tahun pelajaran 2016/2017 yang
berjumlah 21 orang terdiri dari 9 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Peneliti memilih kelas XI IPS
dikarenakan pada kelas tersebut
memiliki masalah terhadap hasil belajar.
Faktor yang diselidiki dalam
penelitian ini adalah: (a) Faktor siswa:
untuk melihat peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa dalam mempelajari
Geografi khususnya pada materipokok
Sumber daya alam. (b) Faktor guru:
yang diamati adalah bagaimana guru
mempersiapkan dan melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Think Pair Share
(TPS)
Desain model Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini terdiri atas 4 (empat)
tahap, yakni: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan Refleksi.
Secara rinci penelitian tindakan kelas
ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pada tahap perencanaan kegiatan
dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut: (a) Merencanakan penerapan
model pembelajaran Think Pair Share
dalam proses pembelajaran geografi.
(b)Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
penerapan model pembelajaran Think
10
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
Pair Share dan materi pembelajaran.
(c)Membuat lembar kerja siswa (LKS)
(d) Menentukan skenario pembelajaran
dengan model pembelajaran Think Pair
Share. (e) Mempersiapkan sumber,
bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.
(d) Membuat format observasi
pembelajaran, yaitu format observasi
guru dan format observasi siswa yang
terdiri atas observasi aktivitas guru dan
observasi aktivitas siswa. (f) Menyusun
soal evaluasi tes hasil belajar siswa
siklus I beserta kunci jawabannya.
Kegiatan pada tahap ini adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan model
pembelajaran Think Pair Sharesesuai
dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Tindakan atau
perlakuan kepada subyek penelitian
adalah sebagai berikut: (a) Menerapkan
model pembelajaran Think Pair Share
yang mengacu pada skenario
pembelajaran. (b) Siswa diberikan suatu
permasalahan menyangkut materi
pembelajaran. (c) Siswa mendengarkan
penjelasan singkat tentang materi yang
dipelajari. (d) Siswa diminta
berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang). (e) Siswa
berdiskusi membahas masalah yang
telah diberikan. (f) Siswa mengerjakan
LKS secara berkelompok. (g) Masing-
masing kelompok melaporkan hasil
diskusi.
Dalam tahap ini dilaksanakan
observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar
pengamatan pembelajaran Think Pair
share yang telah dirancang sebelumnya.
Pengamatan dilakukan dalam
penelitian ini terdiri atas: (a)Melakukan
observasi terhadap aktitiftas guru dan
aktivitas siswa dengan memakai
format observasi yang telah disiapkan.
(b) Mengevaluasi hasil belajar siswa
untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan siswa tentang materi yang
diajarkan dengan menggunakan tes hasil
belajar.
Pada tahap ini peneliti melakukan
diskusi dengan guru mata pelajaran
berdasarkan hasil yang didapatkan pada
tahap observasi untuk meninjau apakah
kegiatan pembelajaran telah efektif serta
apakah dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Pada tahap ini peneliti
mencari kekurangan-kekurangan dalam
proses pembelajaran yang telah
dilakukan dan memperbaiki
pelaksanaan tindakan sesuai hasil
evaluasi, untuk digunakan pada siklus
berikutnya.
Instrumen penelitian ini terdiri
atas tiga jenis, yaitu: (a) Lembar
observasi Guruyang digunakan untuk
memperoleh data aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran. (b) Lembar
observasi aktivitas siswa yang
digunakan untuk memperoleh data
tentang aktivitas siswa.
Untuk Tes digunakan adalah
esaites yaitu tes yang dilaksanakan pada
setiap akhir siklus, tes ini bertujuan
untuk menganlisis peningkatan hasil
belajar siswa.
Pelaksanaan tindakan kelas ini
dipandang berhasil apabila sudah
memenuhi indikator keberhasilan
tindakan yaitu:(1) Segi Proses,
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan
berhasi jika : (a)Rata-rata aktivitas
siswa telah memperoleh nilai minimal
3,0 (b) Rata-rata aktivitas guru telah
memperoleh nilai minimal 3,0. (2) Segi
Hasil, (a) Secara individu,jika hasil
belajar geografi siswa kelas XI IPS
yang menjadi subjek penelitian telah
mencapai ketuntasan belajar minimal 70
sesuai KKM yang ditentukan sekolah.
(b) Secara klasikal, jika jumlah siswa
yang telah mencapai ketuntasan belajar
adalah minimal 80%.
11
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
Sumber data penelitian adalah guru
dan siswa yang meliputi: (a) hasil
observasi aktivitas belajar siswa; (b)
hasil observasi aktivitas mengajar guru;
dan (c) hasil belajar siswa.
Jenis data yang diperoleh adalah
data kuantitatif dan data kualitatif.Data
kuantitatif diperoleh dari tes hasil
belajar sedangkan data kualitatif
diperoleh dari lembar observasi.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah: (a) Data mengenai
aktivitas siswa diambil dengan
menggunakan lembar observasi dengan
cara memberikan skor pada aspek
aktivitas yang dilakukan untuk siswa
sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. (b) Data mengenai hasil
belajar Geografi diambil dengan
menggunakan tes hasil belajar (tes
siklus) dengan bentuk tes berupa tes
essay yang mencakup semua indikator
pembelajaran pada siklus I serta siklus
II.
Data dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Analisis deskriptif kualitatif digunakan
untuk memberikan penjelasan
mengenai aktivitas siswa serta
kemampuan guru selama proses
pembelajaran berlangsung, sedangkan
analisis deskriptif kuantitatif digunakan
untuk menyajikan persentase aktivitas
guru dalam mengelola pembelajaran,
persentase aktivitas siswa dan
presentase ketuntasan hasil belajar
siswa. (b) Menghitung hasil belajar
siswa secara individual
Dalam menentukan nilai hasil
belajar siswa rentang nilai yang
digunakan untuk tes uraian dalam
penelitian ini adalah 0 sampai 100
dengan rumus:
ܺ௜ ൌ
ௌ௣௜
ௌ௠
‫ݔ‬ 100
(Usman dan Setiawati,
2001)
Dengan:
Xi = Nilai yang diperoleh siswa ke-i
Spi = Skor yang diperoleh siswa ke-i
Sm = Skor maksimum yang mungkin
dicapai (skor ideal)
(b) Menghitung nilai rata-rata hasil
belajar siswa dengan rumus :
ܺത ൌ
∑ ௑೔
೙
೔సభ
ே
(Nana Sudjana, 2015)
Dengan:
ܺത = nilai rata – rata yang diperoleh
siswa
Xi = Jumlah nilai yang diperoleh siswa
keseluruhan
n = jumlah siswa secara keseluruhan
(c) Menentukan tingkat pencapaian
ketuntasan belajar secara klasikal
Presentase jumlah siswa yang hasil
belajarnya sudah tuntas, dengan
menggunakan rumus:
% ܶ‫ݏܽݐ݊ݑ‬ ൌ
∑ ܶ‫ܤ‬
ܰ
ܺ 100%
Keterangan :
∑ ܶ‫ܤ‬ =Jumlah Siswa yang tuntas
belajar
N= Jumlah Siswa secara keseluruhan
( Nana Sudjana, 2015)
(d)Mengklasifikasikan rata-rata
aktivitas siswa dan guru dalam kategori
sebagai berikut:
1 ≤ Xi < 2 : Kategori kurang
2 ≤ Xi < 3 : Kategori cukup
3 ≤ Xi < 4 : Kategori Baik
Xi = 4 : Kategori sangat baik
(Susetyo, 2010)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Data mengenai hasil aktivitas
siswa kelas XI IPS SMA Negeri
12
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
10Bombana selama proses
pembelajaran melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share pada pada materi pokok sumber
daya alam diperolah dengan
menggunakan lembar observasi
aktivitas belajar siswa. Untuk
mengetahui ketercapaian indikator
dalam lembar observasi aktivitas siswa
diberikan skor keterlaksanaan untuk
setiap aktivitas yang dilakukan siswa
selama proses pembelajaran yang
dimulai dengan Skor 1 sampai 4.
Dari hasil observasi aktivitas
siswa siklus I pertemuan pertama
menujukkan jumlah skor total yang
diperoleh siswa 38 skor dengan rata-rata
aktivitas siswa mencapai 2,37
sedangkan pada tabel 4.2 observasi
aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua
jumlah skor total yang diperoleh siswa
42 atau rata-rata aktivitas siswa
mencapai 2,62. Selain itu rata-rata
aktivitas siswa pada pertemuan pertama
dan kedua mencapai 2,5 dan belum
mencapai indikator keberhasilan
sehingga dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
Pada siklus kedua pertemuan
pertama jumlah skor total yang
diperoleh siswa 45 dengan rata-rata 2,81
sedangkan pada siklus kedua pertemuan
kedua aktivitas siswa mengalami
peningkatan menjadi 3,31. Jadi untuk
skor rata-rata antara siklus II pertemuan
pertama dan kedua mencapai 3,12 dan
telah mencapai indikator keberhasilan
dalam penelitian ini.
Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Observasi aktifitas mengajar guru
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share pada mata
pelajaran geografi diobservasi dengan
memberikan skor 1 sampai 4 terhadap
keterlaksanaan aktifitas mengajar guru.
Dari hasil observasi aktivitas
mengajar guru siklus I pertemuan
pertama menujukkan jumlah skor
aktivitas yang yang diperoleh guru 38
skor dengan rata-rata aktivitas guru
mencapai 2,37 sedangkan pada
observasi aktivitas mengajar guru siklus
I pertemuan kedua jumlah skor total
yang diperoleh siswa 42 atau rata-rata
aktivitas guru mencapai 2,62. Selain itu
rata-rata aktivitas guru pada pertemuan
pertama dan kedua mencapai 2,5 dan
belum mencapai indikator keberhasilan
sehingga dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
Pada siklus kedua aktivitas
mengajar guru siklus II pertemuan
pertama jumlah skor total yang
diperoleh guru 47 dengan rata-rata 2,93
sedangkan pada siklus kedua pertemuan
kedua aktivitas guru mengalami
peningkatan menjadi 3,37. Jadi untuk
skor rata-rata antara siklus II pertemuan
pertama dan kedua mencapai 3,21 dan
telah mencapai indikator keberhasilan
dalam penelitian ini sehingga penelitian
ini dihentikan.
Data Hasil Belajar Siswa
Setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share dalam pembelajaran Geografi
dalam 4 kali pertemuan, kemudian
dilaksanakan evaluasi atau tes hasil
belajar siswa tindakan siklus I berupa
tes tertulis dengan bentuk soal essay
test. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan
untuk melihat sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang telah
dipelajari melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share.
Dari data hasil tes sebagaimana
yang ditunjukkan pada tabel 4.3 pada
siklus I tersebut menunjukkan bahwa
pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan dalam 4 kali pertemuan masih
tergolong rendah karena belum
13
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
memenuhi standar ketuntasan minimal
yang ditetapkan oleh sekolah yakni
70.Berdasarkan data hasil belajar siklus
I tersebut terlihat bahwa dari 21 jumlah
siswa, sebanyak 12 orang atau 57%
yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan, dengan nilai rata-rata hasil
belajar sebesar 66. Sedangkan untuk
nilai maximum pada siklus pertama 85
dan untuk nilai minimumnya 45.
Pada akhir proses pembelajaran
siklus II, pada pertemuan selanjutnya
dilakukan tes dalam bentuk tes
tertulis.Data hasil belajar siswa pada
siklus II mencapai 80% dimana
sebanyak 17 dari 21 siswa sudah
dinyatakan tuntas, siswa didalam kelas
telah memperoleh nilai ≥70, sehingga
indikator dalam penelitian ini telah
tercapai dimana indikator ketuntasan
dalam penelitian ini yaitu jika 80%
siswa telah mencapai nilai 70,
sedangkan untuk nilai maximum siswa
pada setiap siklusnya mengalami
peningkatan, pada siklus II nilai
maximum mencapai 95 dan untuk nilai
minimumnya menjadi 60. Dengan
ketercapaian ketuntasan siswa pada
siklus II dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share,
sehingga penelitian ini dihentikan, maka
pada siklus II ini kegiatan dipandang
sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
Pembahasan
Observasi aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan permasalahan
pertama tentang bagaimana gambaran
aktivitas belajar siswa dalam proses
belajar mengajar pada siswa kelas XI
IPSdiajar dengan model pembelajaran
koperatif tipe Thinks Pair Share, dapat
dijelaskan berdasarkan hasil
pengamatan pada setiap siklus baik
siklus I maupun siklus II yang
menunjukan peningkatan kearah yang
lebih baik, dimana rata-rata aktivitas
siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Peningkatan aktivitas siswa dalam
kegiatan belajar mengajar tersebut
menunjukan bahwa adanya minat dan
antusias siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipeThink Pair
Share.
Pada siklus I berdasarkan hasil
analisis deskriptif terhadap aktivitas
siswa menunjukan skor rata-rata
aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,5.
Pada siklus I ada beberapa aktivitas
siswa yang masih tergolong kurang
dimana siswa didalam proses
pembelajaran khususnya dalam kegiatan
diskusi kurang berperan aktif yaitu
siswa dalam kelompok kurang saling
bertanya dengan anggota kelompoknya
untuk memecahkan pesoalan yang
diberikan oleh guru, dalam proses
pembelajaran juga siswa kurang berani
mengemukakan pendapat mereka dan
juga tidak berani menanggapi pekerjaan
temannya serta menyimpulkan materi
yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I ditemukan ada
beberapa aktivitas siswa yang masih
belum terlaksana dengan baik dan
berdampak pada rendahnya hasil belajar
siswa. Olehnya itu dilakukan perbaikan,
peneliti bersama observer mencari
solusi untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi siswa pada
siklus pertama dan diperbaiki pada
siklus berikutnya. Adapun hal-hal yang
harus diperbaki guru pada siklus
berikutnya yaitu guru harus mendorong
siswa didalam proses pembelajaran
khususnya dalam kegiatan diskusi
berperan aktif, guru juga harus
mendorong siswa dalam kelompok
untuk aktif dalam memecahkan
pesoalan yang diberikan oleh guru,
kemudian guru dalam proses
pembelajaran mendorong siswa agar
berani mengemukakan pendapat mereka
14
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
dan juga berani menanggapi pekerjaan
temannya serta menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
Pada siklus II dari hasil analisis
deskriptif terhadap skor rata-rata
aktivitas siswa pada siklus II
menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan dari aktivitas siswa siklus I.
dimana skor rata-rata aktivitas siswa
pada siklus IIsebesar 3,12. peningkatan
aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajatan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share membawa dampak yang
posistifbagi aktifitas siswa dan telah
mencapai indicator yaitu rata-rata
aktivitas siswa 3,00 sedangkan aktivitas
siswa yang dicapai dalam penelitian ini
3,12.
Observasi Aktivitas Megajar Guru
Berdasarkan permasalahan kedua
yaitu bagaimana gambaran aktivitas
mengajar guru dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share, dapat dijelaskan berdasarkan
hasil pengamatan aktivitas mengajar
guru pada setiap siklus baik siklus I
maupun siklus II yang menunjukan
peningkatan kearah yang lebih baik,
dimana rata-rata aktivitas mengajar guru
dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Pada siklus I berdasarkan analisis
deskriptif aktivitas Guru menunjukan
skor rata-rata aktivitas guru sebesar
2,5dimana aktivitas guru pada siklus I
yang masih rendah berdasarkan hasil
refleksi diantaranya adalah: guru kurang
memberikan pemahaman kepada siswa
mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam pembelajaran, guru
jarang memberikan motivasi kepada
siswa, Guru kurang memberikan
gambaran untuk mengatasi persoalan,
guru kurang membimbing siswa dalam
proses diskusi. Adapun refleksi yang
dilakukan guru yaitu guru mencari
solusi agar kesalahan-kesalahan yang
terjadi pada siklus pertama tidak terjadi
pada siklus berikutnya, olehnya itu guru
memperbaiki proses pembelajaran pada
siklus berikutnya agar indikator dalam
penelitian ini dapat tercapai.
Berdasarkan hasil refleksi
terhadap aktivitas guru, dengan
mengetahui kekurangan-kekurangan
pada siklus I, guru memperbaiki proses
pembelajaran yang sesuai denganmodel
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share, sehingga diharapkan pada
pertemuan selanjutnya diperoleh
peningkatan aktivitas guru pada siklus
selanjutnya. Adapun hal-hal yang harus
diperbaiki guru pada siklus berikutnya
yaitu guru memberikan pemahaman
kepada siswa mengenai langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam
pembelajaran agar siswa lebih
memahami dengan mudah proses
pembelajaran yang diterapkan guru,
guru juga harus memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa senang dalam
proses pembelajaran, Guru juga
memberikan gambaran untuk mengatasi
persoalan agar siswa tidak kesulitan
dalam belajar dan membimbing siswa
bekerja dalam kelompok.
Pada siklus II aktivitas
mengajarguru menunjukkan
peningkatan yang signifikan, dimana
pada siklus II skor rata-rata aktivitas
guru memperoleh nilai sebesar 3,21.
Hasil analisis dan pengamatan pada
siklus II ini menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas guru dengan
model pembelajaran kooperatif tipe
ThinkPair Share. Dengan meningkatnya
aktivitas mengajar guru dalam
pembelajaran setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share dan rata-rata aktivitas mengajar
guru meningkat maka penelitian ini
dihentikan karena sudah mencapai
15
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
indikator yaitu rata-rata aktivitas guru
3,00 sedangkan aktivitas guru yang
dicapai dalam penelitian ini 3,19.
Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil evaluasi yang
dilakukan pada siklus I, perolehan nilai
siswa berdasarkan ketuntasan belajar
hanya mencapai 57% atau terdiri dari 12
orang didalam kelas telah dinyatakan
tuntas dan memperoleh nilai minimal
≥70. Sedangkan siswa yang belum
tuntas mencapai 43% atau 9 orang
didalam kelas belum memperoleh KKM
yang ditentukan oleh sekolah yakni 70.
Dari hasil evaluasi tindakan
Siklus II menujukkan bahwa ketuntasan
belajar siswa secara klasikal mengalami
peningkatan dari siklus I. Hasil yang
diperoleh dari tes siklus II ini
menujukkan ketuntasan belajar yang
mencapai 80 atau sebanyak 17 dari 21
siswa memperoleh nilai ≥70 sedangkan
persentase siswa yang tidak tuntas
berkurang menjadi 20% atau hanya 4
siswa yang belum tuntas. Berdasarkan
hasil yang diperoleh pada siklus II,
maka penelitian ini dihentikan karena
indikator keberhasilan dalam penelitian
ini sudah tercapai yaitu minimal 75%
siswa memperoleh nilai ≥70 sesuai
dengan KKM yang ditentukan oleh
sekolah yaitu 70. Sedangkan untuk nila
maximum dan minimum untuk setiap
siklusnya juga mengalami peningkatan
pada siklus pertama nilai maximum
yang diperoleh siswa 85 sedangkan
pada siklus kedua meningkat menjadi
95 begitu pula dengan nilai minimum
siswa, pada siklus pertama nilai
minimum yang diperoleh siswa 45
kemudian pada siklus kedua meningkat
menjadi 60.
Adanya peningkatan yang
signifikan pada siklus II baik
menyangkut aktivitas mengajar guru
maupun aktivitas siswa, rata-rata hasil
belajar dan ketuntasan belajar,
menunjukkan bahwa pembelajaran pada
siklus II dapat dihentikan karena
indikator keberhasilan yang ditentukan
telah tercapai. Hal ini menujukkan
bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share dalam pembelajaran khususnya
mata pelajaran Geografi hasil belajar
siswa dapat ditingkatkan.
KESIMPULAN
Setelah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share menunjukkan peningkatan yang
sangat efektif pada aktivitas belajar
siswa yakni skor rata-rata aktivitas
siswa pada siklus pertama 2,5 kemudian
pada siklus kedua mengalami
peningkatan yang signifikan capaian
rata-rata aktivitas siswa pada siklus
kedua mencapai 3,12Keterlaksanaan
aktivitas belajar siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share membawa dampak positif bagi
hasil belajar siswa.
Setelah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share menunjukkan peningkatan yang
sangat efektif pada aktivitas mengajar
guru yakni skor rata-rata aktivitas
mengajar guru pada siklus pertama 2,5
kemudian pada siklus kedua mengalami
peningkatan yang signifikan capaian
rata-rata aktivitas siswa pada siklus
kedua mencapai 3,21Keterlaksanaan
aktivitas belajar siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share membawa dampak positif bagi
hasil belajar siswa.
Hasil belajar geografi siswa kelas
XI IPS SMAN 10 Bombana dapat
ditingkatkan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes
tindakan siklus I yakni siswa yang
16
Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017
Haliza, Ramli
mencapai nilai ≥70 berjumlah 12 orang
atau persentase siswa yang tuntas
mencapai 57% dengan nilai rata-rata 66
meningkat pada siklus II yakni
ketuntasan belajar sebesar 80% atau
siswa yang memperoleh nilai ≥70
berjumlah 17 orang dengan nilai rata-
rata 76. Sehingga dapat disimpukan
bahwa siswa didalam kelas sudah
mencapai KKM sekolah yakni 70,00
dengan persentase ketuntasan klasikal
mencapai 80% setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share
DATAR PUSTAKA
Anita Sri, W , Dkk . 2009. Strategi
pembelajaran.Jakarta.Universita
s Terbuka
Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran
Koperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan nasional.
Aunurrahman.2010. Belajar
pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Daryanto, Drs. 2014.Pendekatan
pembelajaran Saintifik
kurikulum 20013. Yogyakarta:
Gava Media
Fadholi. 2009.
(http://ariffadholi.com/2009/10/
kelebihan-kekurangan-Tps-html)
(diakses 28 Juli 2016)
Jihad, A & Haris, A. 2012.Evaluasi
pembelajaran: Yogjakarta:
Multi presindo
Komara, Ending. 2014. Pembelajaran
Inovatif. Jakarta: Bumi Aksara
Anita, Lie. 2004. Cooperative Learning.
Jakarta: Gramedia
Musfiqon.2012 .Pengembangan Media
dan Sumber Pembelajaran.
Jakarta: PT Prestasi
Pustakakarya
Sudjana, Nana. 2015. Penilaian Hasil
Proses Belajar mengajar.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran
dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher
Usman, M. U., Setiawati, L. 2001.
Evaluasi Pembelajaran.Jakarta:

More Related Content

What's hot

Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xfadhyl_bagenda
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedIlham Muhit
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ipsayu suciati
 
PENGURUSAN BILIK DARJAH
PENGURUSAN BILIK DARJAHPENGURUSAN BILIK DARJAH
PENGURUSAN BILIK DARJAHMohdFairuz33
 
Ciri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifCiri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifJunidah Sukiman
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...guestf6b63af
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...SMK Negeri 6 Malang
 
Amalan pembelajaran sb t
Amalan pembelajaran sb tAmalan pembelajaran sb t
Amalan pembelajaran sb tf78cempaka
 
Bil1 2 artikel5
Bil1 2 artikel5Bil1 2 artikel5
Bil1 2 artikel5Simon_2984
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanMuhammad Syafrullah
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 

What's hot (20)

Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repaired
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ips
 
PENGURUSAN BILIK DARJAH
PENGURUSAN BILIK DARJAHPENGURUSAN BILIK DARJAH
PENGURUSAN BILIK DARJAH
 
Ciri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifCiri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusif
 
Laporan sujarwo
Laporan sujarwoLaporan sujarwo
Laporan sujarwo
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Amalan pembelajaran sb t
Amalan pembelajaran sb tAmalan pembelajaran sb t
Amalan pembelajaran sb t
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Bil1 2 artikel5
Bil1 2 artikel5Bil1 2 artikel5
Bil1 2 artikel5
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah Diseminarkan
 
ARTIKEL PTK PQ4R
ARTIKEL PTK PQ4RARTIKEL PTK PQ4R
ARTIKEL PTK PQ4R
 
Bab i tps
Bab i tpsBab i tps
Bab i tps
 
53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Masalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolahMasalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolah
 

Similar to GEOGRAFI-TPS

Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryMuhammad Syafrullah
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Ghaniy Bahtiar
 
Prose Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar MerupakanProse Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar MerupakanMono Manullang
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tesanggadiyan
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 

Similar to GEOGRAFI-TPS (20)

Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Pkp wd rosmia ut
Pkp wd rosmia utPkp wd rosmia ut
Pkp wd rosmia ut
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
 
Prose Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar MerupakanProse Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar Merupakan
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Karil waode rosmia
Karil waode rosmiaKaril waode rosmia
Karil waode rosmia
 
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la odeKarya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
 
Nht 4
Nht 4Nht 4
Nht 4
 
1
11
1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Metopen.docx
Metopen.docxMetopen.docx
Metopen.docx
 

Recently uploaded

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

GEOGRAFI-TPS

  • 1. 1 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWAKELAS XI IPS SMA NEGERI 10 BOMBANAMELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATERI POKOK SUMBER DAYA ALAM Haliza1 Ramli2 1 Alumni Pendidikan Geografi FKIP UHO 2 Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO Abstrak :Masalah yang diteliti adalah: 1) aktivitas belajar Geografi siswa, 2)aktivitas mengajar guru, 3 peningkatan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 10 Bombana yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 21 orang.Data dari penelitian ini adalah aktivitas mengajar guru dan aktivitas Belajar siswa yang diperoleh dari lembar observasi dan hasil belajar siswa yang diukur melalui tes siklus.Analisis data yang dilakukan adalah statistic deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share menunjukkan peningkatan yang sangat efektif pada aktivitas belajar siswa yakni skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I 2,5 kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan rata-rata aktivitas siswa pada siklus kedua mencapai 3,12. 2) aktivitas mengajar guru yakni skor rata-rata aktivitas mengajar guru pada siklus I 2,5 kemudian pada sikluskedua mencapai 3,21 3) Hasil belajar geografi siswa Pada siklus I siswa yang tuntas 12 (57%) dan tidak tuntas 9 (43%) dengan rata-rata 66 pada siklus kedua meningkat menjadi 17 (80%) siswa yang tuntas dan 4(20%) siswa dinyatakan tidak tuntas dengan rata-rata 76. Kata kunci: Model Pembelajaran, Proses, Hasil Belajar PENDAHULUAN Keberhasilan program pendidikan melalui proses pembelajaran disekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta factor lingkungan. Apabila factor- faktor tersebut terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses pembelajaran terutama mata pelajaran Geografi, yang akan menunjang hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah antara lain dengan perbaikan mutu pembelajaran. Pembelajaran disekolah merupakan serangkaian kegiatan yang secara sadar telah terencana. Dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 10 Bombana kelas XI IPS, guru cendrung menggunakan metode penugasan kepada siswa, pemberian LKS dan penggunaan media power point kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya
  • 2. 2 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli pemberian tugas, siswa sering kali jenuh atau kurang aktif dalam proses pembelajaran dan bergantung kepada teman-temannya untuk mengerjakan tugas terlebih dahulu dan tidak jarang guru menemukan sebagian siswa mengerjakan tugas pada saat jam pelajaran akan dimulai. Begitupun juga dengan pemberian LKS kepada siswa yang dilakukan dengan kelompok- kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa.dalam proses pembelajaran ini siswa dalam kelompok kurang aktif dan saling mengharap jawaban dari LKS tersebut dijawab oleh siswa yang aktif saja dalam hal ini siswa yang dipandang lebih didalam kelompok atau kelas. Dibandingkan dengan metode penugasan dan pemberian LKS dengan menggunakan media power point, siswa dalam proses pembelajaran lebih tenang dan lebih memperhatikan guru yang menjelaskan medianya didepan kelas. Namun yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media power point ini siswa siswa lebih asyik memperhatikan guru dan medianya dan melupakan untuk menulis hal-hal penting yang disampaikan oleh guru saat pemberian materi. Mengenai metode yang digunakan oleh guru diSMA Negeri 10 Bombana kelas XI IPS, terdapat kendala yang dihadapi oleh guru diantaranya siswa merasa jenuh, sebagian malas mengerjakan tugas, bergantung kepada temannya, rebut dalam proses mengerjakan LKS, cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru. Hal ini merupakan masalah yang harus diatasi oleh guru dengan melakukan tindakan pada pembelajaran yakni menggunakan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya serta mengutamakan kerja sama antara siswa yang satu dengan yang lainya. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran inibelum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran geografi dikelas dikarenakan guru belum terfikir dengan model pembelajaran ini, selain itu guru merasa nyaman dan merasa tidak bosan dengan metode yang digunakannya secara bergantian.Dengan belum diterapkannya model pembelajaran tersebut peneliti memiliki kesempatan untuk memperkenalkan model pemberajaran tersebut kepada guru, siswa dan sekolah. Ada dua pertimbangan dipilihnya model pembelajaran ini untuk di terapkan pada siswa kelas XI IPS. Pertama, model pembelajaran ini memungkinkan siswa kerja sama. Hal ini karena siswa berpasangan sehingga mereka saling membantu untuk mencari informasi tentang materi yang diberikan oleh guru.Kedua, siswa dapat saling memberikan pengetahuan dan berinteraksi. Mereka dapat bertukar pengetahuan karena tidak semua siswa memiliki tingkat pengetahuan yang sama. Berdasarkan data ulangan harian semester ganjil 2015/2016 siswa materi Sumber daya alam pada Tahun Ajaran 2015/2016 dari 24 orang siswa hanya 10 orang , atau 41,6% siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sedangkan 14 orang atau 58,4% memperoleh nilai dibawah 70. Hal ini belum mencapai standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan disekolah yaitu 70. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan guru dapat
  • 3. 3 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran dikelas dan dapat mengoptimalkan aktivitas belajar siswa sehingga pada akhirnya hasil belajar juga akan meningkat. Menurut Sabri (Musfiqon, 2012: 3) belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Sejalan dengan itu Surya dalam (Rusman, 2012: 85) mengatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sementara itu Sadiman (Musfiqon, 2012: 3) mengatakan belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi sampai keliang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada dirinya.Perubahan tingkah laku tersebut baik perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun yang menyangkut nilai dan sikap.Sedangkan menurut Ernest dalam (Sri Anita W, 2009: 2.4) mengatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan belajar tersebut tidak berdasarkan naluri tetapi melalui proses latihan. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007: 24). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efesian dan efektif (Rusman, 2010: 3). Komara (2004: 29) pembelajaran adalah interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat berjalan dengan baik. Jihad dan Haris (2012: 11) pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi kepada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi serta terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dan siswa antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung. Nasution dalam (Aunurrahman, 2009: 29) hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu yang belajar.Dpat pula diartikan bahwa
  • 4. 4 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli hasil belajar adalah hasil yang dicapai akibat perubahan-perubahan karena usaha sadar baik rohani maupun jasmani.Perubahan tingkah laku yang terjadi dapat dan diperoleh siswa setelah mengikuti atau mengalami suatu program pembelajaran. Menurut Anita (2009: 31) keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa factor.Factor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu factor dari dalam diri siswa sendiri dan factor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa antara lain kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan setra kebiasaan siswa. salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang dilakukan merupakan kebutuhan untuk dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang, gembira, menyenangkan), lingkungan social budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan pendekatan pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Usaha kerja sama masing-masing anggota kelompok mengakibatkan manfaat timbal balik sedemikian rupa sehingga semua anggota kelompok memperoleh prestasi, kegagalan maupun keberhasilan ditanggung bersama. Siswa mengetahui bahwa prestasi yang dicapai disebabkan oleh dirinya dan anggota kelompoknya, siswa merasakan kebanggaan atau atas prestasinya bersama anggota kelompoknya. Menurut Drs. Daryanto (20014: 35) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa untuk bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi social dengan teman sebayanya, memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memepelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumbel bagi temannya yang lain. Model pembelajaran kooperatif dibatasi sebagai lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang kemampuannya berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas akedemik. Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang menekan keaktifan siswa dalam kelompok kecil, mempelajari materi pembelajaran dan mengerjakan tugas. Model pembelajaran ini memanfaatkan bantuan siswa lain untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran, karena terkadang siswa lebih paham akan hal yang disampaikan oleh temannya dari pada guru serta bahasa yang digunakan kadang lebih mudah
  • 5. 5 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli dipahami oleh siswa lainnya. Tujuan dibentuknya kelompok koperatif adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dalam kegiatan belajar. Kelompok siswa tersebut harus saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompoknya.Dengan demikian model pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar bekerja dalam kelompok. Slavin (dalam Nur Asma, 2006: 11) mendefinisikan tentang model pembelajaran koperatif adalah mengandung arti bahwa dalam belajar koperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu atau kelompok. Sementara itu Newman (dalam Nur Asma, 2006: 11) defenisi pendekatan kooperatif adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerjasama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka. Drs Daryanto (2014: 35) Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran koperatif sebagai salah satu model pembelajaran alternative dan merupakan perbaikan dari pembelajaran klasikal bertujuan untuk : (a) Memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah secara rasional. (b) Mengembangkan semagat social dan semangat gotong royong dalam kehidupan.(c) Mendinamiskan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa dirinya bagian dari kelompok yang bertanggung jawab. (d) Mengembangkan kemampuan-kemampuan kepemimpinan pada setiap anak. Menurut Drs. Daryanto (2014: 38) Model pembelajaran koperatif Think Pair Share pertama kali diperkenalkan oleh Frank Lyman. Model pembelajaran koperatif Think Pair Share merupakan tipe yang sangat sederhana dengan banyak keuntungan karena dapat meningkatkan partisipasi siswa dan pembentukan pengetahuan oleh siswa. Dengan menggunakan suatu prosedur, para siswa belajar dari siswa yang lain dan berusaha untuk mengeluarkan pendapatnya dalam situasi non kompetisi sebelum mengungkapkannya didepan kelas. Anita Lie (2004: 57) mengungkapkan: dengan model pembelajaran klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasinya untuk seluruh kelas, model pembelajaran koperatif Think Pair Share ini memberikan kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi ini kepada orang lain. Model pembelajaran koperatif Think Pair Share ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik. Hal tersebut ditegaskan kembali Lyman (dalam Jones, 2002: 1) Model pembelajaran koperatif Think Pair Share membantu para siswa mengembangkan pemahaman konsep dan materi pelajaran, mengembangkan kemampuan untuk berbagi informasi dan menarik kesimpulan, serta mengembangkan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai dari suatu materi pelajaran. Forgaty dan Robin (1996: 1) memperkuat pendapat Lyman di atas. Adapun kelebihan dan kekurangan koperatif tipe Think Pair
  • 6. 6 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli Share dalam artikel arif Fadholi Wahid Assayafi’I (2009)sebagai berikut: Kelebihan Think Pair Share (TPS) yaitu: (1) Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. (2) Meningkatkan partisifasi siswa dalam pembelajaran.(a) Interaksi lebih mudah dan cepat membentuk kelompok.(b) Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan didepan kelas.(c) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok.(d)Siswa secara langsung dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil.(e)Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi didalam kelas.(d)Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah memahami materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta memperesentasikan sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.(e)Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. (f)Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan kelemahan Think Pair Share (TPS) yaitu: (a)Lebih sedikit ide yang muncul. (b)Menggantungkan pada pasangan (c) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimunitor.(d)Membutuhkan kordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.(e) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas. (f) Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa yang tidak mempunyai pasangan. Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya. Berdasarkan sifatnya jenis- jenis sumber daya alam yang harus kita ketahui ada 2. Berikut adalah penjelasan jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan sifatnya : (a) Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui, Yaitu Sumber daya alam yang tidak akan pernah habis, karena kemampuan yang dimiliki alam yang mampu melakukan pembaharuan terhadap sumber daya tersebut dalam waktu yang relatif cepat. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharuai adalah hewan, tumbuh- tumbuhan, udara, air, sinar matahari, dan mikroorganisme lainnya. Akan tetapi jika sumber daya tersebut dipergunakan secara berlebihan, maka besar kemungkinan sumber daya alam tersebut dapat mengalami kepunahan dan kita harus memiliki cara melestarikan flora dan fauna. Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui Ini merupakan sumber daya alam yang memiliki jumlah yang terbatas.
  • 7. 7 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli Hal ini disebabkan karena proses pembentukannya membutuhkan waktu yang lebih lama daripada proses pemanfaatannya, yaitu bisa memakan puluhan hingga jutaan tahun lamanya yang bergantung juga pada pengaruh letak astronomis sehingga jika digunakan secara terus menerus, kekayaan alam ini akan cepat habis. Contoh dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah bahan- bahan galian atau barang tambang. Berdasarkan jenisnya sumber daya alam yang harus kita ketahui ada 2. Berikut adalah penjelasan sumber daya alam berdasarkan jenisnya.(a) Sumber Daya Alam Hayati (Biotik) Yaitu sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup atau yang berhubungan dengan ruang publik untuk kehidupan makhluk hidup yaitu hewan dan tumbuh-tumbuhan. (b) Sumber Daya Alam non hayati (abiotik)Yaitu sumber daya alam yang berasal dari benda-benda mati. Persebaran sumber daya alam yang dapat diperbaharui. (a) Sumber Daya Alam Hayati. Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber daya alam hewani dan nabati. Sumber daya sedimen tersebar di darat dan laut atau perairan. (b)Sumber Daya Alam Nabati. Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Dianugerahi tanah yang subur sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan sempurna di wilayah Indonesia. Wilayah flora di indonesia meliputi Hutan Tropis, Hutan Musim, Stepa, dan Sabana. Persebaran sumber daya Alam yang tidak dapat diperbaharui. (a) Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau- danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut- laut dangkal. Sesudah mati mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar laut kemudian bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses destilasi hingga terjadi minyak bumi kasar. (b) Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan bakar. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum gas). (c) Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batu-batuan sediment yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu prose biokimia dan proses metamorfosis. Sumber daya alam perlu dilestarikan supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diusahakan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam (1) Berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkesinambungan. (a)Penghijauan dan reboisasi (b)Pengembangan daerah aliran sungai (c)Pengelolaan air limbah (d) Penertiban pembuangan sampah. (2) Berdasarkan prinsip mengurangi.Dalam mengambil sumber daya alam sebaiknya jangan diambil semuanya, tetapi berprinsip mengurangi saja. Pengambilan yang dihabiskan akan merusak lingkungan dan mengganggu ekosistem lingkungan. (3) Berdasarkan prinsip daur ulang. Proses daur ulang adalah pengolahan kembali suatu massa atau bahan-bahan bekas dalam bentuk sampah kering yang tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi barang yang berguna bagi kehidupan manusia.
  • 8. 8 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi.Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM.Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia.Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan. Pemanfaatan SDA Nabati adalah (a) Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti padi, jagung, ubi dan sebagainya (b)Dimanfaatkan sebagai sumber sandang (c) Beberapa jenis tanaman dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri seperti kayu putih, sereh, kenanga, cengkeh. (d) Dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti anggrek. (e) Dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel seperti meranti, rotan, bambu. (f) Dimanfaatkan sebagai bahan obat- obatan kencur, jahe, kunyit. (g) Dimanfaatkan sebagai keperluan industry. Pemanfaatan SDA Hewani adalah (a) Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti daging sapi, daging kambing. (b) Dimanfaatkan sebagai sumber kerajinan tangan seperti lokan, dirangkai menjadi perhiasan. (c)Dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai budaya manusia dan nilai kehidupan, seperti bentuk kapal selam diadopsi dari cara ikan menyelam, bentuk pesawat dari bentuk burung. Pemanfaatan SDA Barang Tambang, Usaha pemanfaatan pertambangan dan bahan galian dalam pembangunan Indonesia adalah sebagai berikut, (a) Sebagai pemenuh kebutuhan SDA barang tambang dan galian dalam negeri (b)Menambah pendapatan negara karena barang tambang dapat diekspor keluar negeri (c) Memperluas lapangan kerja(d) Memajukan bidang transportasi dan komunikasi (f) Memajukan industri dalam negeri. Adapun upaya dalam pembangunan berkelanjutan sebagai berikut, (a) Menyatukan presepsi tentang pelestarian (b) Menggunakan SDA secara efisien dan tidak membahayakan biosfer (c)Melanjutkan dan mengamankan penggunaan SDA (d) Mengembangkan dan menerapkan teknologi maju untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan lingkungan (f)Mendukung program ekonomi baru yang memiliki strategi berkelanjutan dalam pengelolaan dan pengembangan lingkungan. Penelitian ini dilakukan oleh Rosdiati tahun 2012 dengan judul meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Model Pembelajaran Koperatif tipe Think Pair Share siswa kelas IV SD Negeri 3 Kendari Barat.Menyimpulkan bahwa pembelajaran koperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Kafarun (2012: 49), dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Koperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan keputusan bersama kelas IV SDN Poasia menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi terhadap materi Sumber daya alam, yang disebabkan oleh pola mengajar guru yang masih mengarah pada model pembelajaran walaupun guru telah menggunakan
  • 9. 9 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli metode penugasan, pemberian tugas dan penggunaanmedia dalam pembelajaran namun keterlibatan siswa masih kurang, selain itu dalam proses pembelajaran guru kurang mengaitkan antara konsep materi yang diajarkan dengan konteks keseharian siswa dilingkungannya sehingga berpengaruh pada penguasaan materi yang kurang atau tergolong rendah. Untuk mengatasi permasalahan diatas maka perlu adanya model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.Pembelajaran Think Pair Share sangat membantu siswa untuk lebih aktif di kelas dalam berdiskusi, memahami materi, dan merumuskan kembali materi yang sudah dipahami. Selain itu dengan pembelajaranThink Pair Share membantu guru mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan siswa sehingga siswa akan mudah memahami materi yang diajarkan dan berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: Untuk aktivitas belajar siswa.Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharemaka aktivitas belajar siswa dapat meningkat serendah rendahnya 3. Untuk aktivitas mengajar guru.Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share maka aktivitas mengajar guru dapat meningkat serendah rendahnya Untuk hasil belajar geografi siswa.Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share maka persentase ketuntasan belajar siswa meningkat serendah rendahnya 80%. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 yang bertempat di kelasXI IPSSMA Negeri 10 Bombana. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 10 Bombana yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 21 orang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas XI IPS dikarenakan pada kelas tersebut memiliki masalah terhadap hasil belajar. Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah: (a) Faktor siswa: untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mempelajari Geografi khususnya pada materipokok Sumber daya alam. (b) Faktor guru: yang diamati adalah bagaimana guru mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) Desain model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri atas 4 (empat) tahap, yakni: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan Refleksi. Secara rinci penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Pada tahap perencanaan kegiatan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Merencanakan penerapan model pembelajaran Think Pair Share dalam proses pembelajaran geografi. (b)Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan penerapan model pembelajaran Think
  • 10. 10 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli Pair Share dan materi pembelajaran. (c)Membuat lembar kerja siswa (LKS) (d) Menentukan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share. (e) Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan. (d) Membuat format observasi pembelajaran, yaitu format observasi guru dan format observasi siswa yang terdiri atas observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa. (f) Menyusun soal evaluasi tes hasil belajar siswa siklus I beserta kunci jawabannya. Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Sharesesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tindakan atau perlakuan kepada subyek penelitian adalah sebagai berikut: (a) Menerapkan model pembelajaran Think Pair Share yang mengacu pada skenario pembelajaran. (b) Siswa diberikan suatu permasalahan menyangkut materi pembelajaran. (c) Siswa mendengarkan penjelasan singkat tentang materi yang dipelajari. (d) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang). (e) Siswa berdiskusi membahas masalah yang telah diberikan. (f) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok. (g) Masing- masing kelompok melaporkan hasil diskusi. Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan pembelajaran Think Pair share yang telah dirancang sebelumnya. Pengamatan dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas: (a)Melakukan observasi terhadap aktitiftas guru dan aktivitas siswa dengan memakai format observasi yang telah disiapkan. (b) Mengevaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa tentang materi yang diajarkan dengan menggunakan tes hasil belajar. Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran berdasarkan hasil yang didapatkan pada tahap observasi untuk meninjau apakah kegiatan pembelajaran telah efektif serta apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap ini peneliti mencari kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan dan memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. Instrumen penelitian ini terdiri atas tiga jenis, yaitu: (a) Lembar observasi Guruyang digunakan untuk memperoleh data aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. (b) Lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa. Untuk Tes digunakan adalah esaites yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganlisis peningkatan hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan kelas ini dipandang berhasil apabila sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan yaitu:(1) Segi Proses, Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasi jika : (a)Rata-rata aktivitas siswa telah memperoleh nilai minimal 3,0 (b) Rata-rata aktivitas guru telah memperoleh nilai minimal 3,0. (2) Segi Hasil, (a) Secara individu,jika hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS yang menjadi subjek penelitian telah mencapai ketuntasan belajar minimal 70 sesuai KKM yang ditentukan sekolah. (b) Secara klasikal, jika jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah minimal 80%.
  • 11. 11 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli Sumber data penelitian adalah guru dan siswa yang meliputi: (a) hasil observasi aktivitas belajar siswa; (b) hasil observasi aktivitas mengajar guru; dan (c) hasil belajar siswa. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif.Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (a) Data mengenai aktivitas siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi dengan cara memberikan skor pada aspek aktivitas yang dilakukan untuk siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. (b) Data mengenai hasil belajar Geografi diambil dengan menggunakan tes hasil belajar (tes siklus) dengan bentuk tes berupa tes essay yang mencakup semua indikator pembelajaran pada siklus I serta siklus II. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai aktivitas siswa serta kemampuan guru selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menyajikan persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, persentase aktivitas siswa dan presentase ketuntasan hasil belajar siswa. (b) Menghitung hasil belajar siswa secara individual Dalam menentukan nilai hasil belajar siswa rentang nilai yang digunakan untuk tes uraian dalam penelitian ini adalah 0 sampai 100 dengan rumus: ܺ௜ ൌ ௌ௣௜ ௌ௠ ‫ݔ‬ 100 (Usman dan Setiawati, 2001) Dengan: Xi = Nilai yang diperoleh siswa ke-i Spi = Skor yang diperoleh siswa ke-i Sm = Skor maksimum yang mungkin dicapai (skor ideal) (b) Menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus : ܺത ൌ ∑ ௑೔ ೙ ೔సభ ே (Nana Sudjana, 2015) Dengan: ܺത = nilai rata – rata yang diperoleh siswa Xi = Jumlah nilai yang diperoleh siswa keseluruhan n = jumlah siswa secara keseluruhan (c) Menentukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar secara klasikal Presentase jumlah siswa yang hasil belajarnya sudah tuntas, dengan menggunakan rumus: % ܶ‫ݏܽݐ݊ݑ‬ ൌ ∑ ܶ‫ܤ‬ ܰ ܺ 100% Keterangan : ∑ ܶ‫ܤ‬ =Jumlah Siswa yang tuntas belajar N= Jumlah Siswa secara keseluruhan ( Nana Sudjana, 2015) (d)Mengklasifikasikan rata-rata aktivitas siswa dan guru dalam kategori sebagai berikut: 1 ≤ Xi < 2 : Kategori kurang 2 ≤ Xi < 3 : Kategori cukup 3 ≤ Xi < 4 : Kategori Baik Xi = 4 : Kategori sangat baik (Susetyo, 2010) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Observasi Aktivitas Belajar Siswa Data mengenai hasil aktivitas siswa kelas XI IPS SMA Negeri
  • 12. 12 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli 10Bombana selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada pada materi pokok sumber daya alam diperolah dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Untuk mengetahui ketercapaian indikator dalam lembar observasi aktivitas siswa diberikan skor keterlaksanaan untuk setiap aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran yang dimulai dengan Skor 1 sampai 4. Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama menujukkan jumlah skor total yang diperoleh siswa 38 skor dengan rata-rata aktivitas siswa mencapai 2,37 sedangkan pada tabel 4.2 observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua jumlah skor total yang diperoleh siswa 42 atau rata-rata aktivitas siswa mencapai 2,62. Selain itu rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan kedua mencapai 2,5 dan belum mencapai indikator keberhasilan sehingga dilanjutkan pada siklus berikutnya. Pada siklus kedua pertemuan pertama jumlah skor total yang diperoleh siswa 45 dengan rata-rata 2,81 sedangkan pada siklus kedua pertemuan kedua aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 3,31. Jadi untuk skor rata-rata antara siklus II pertemuan pertama dan kedua mencapai 3,12 dan telah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Observasi Aktivitas Mengajar Guru Observasi aktifitas mengajar guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada mata pelajaran geografi diobservasi dengan memberikan skor 1 sampai 4 terhadap keterlaksanaan aktifitas mengajar guru. Dari hasil observasi aktivitas mengajar guru siklus I pertemuan pertama menujukkan jumlah skor aktivitas yang yang diperoleh guru 38 skor dengan rata-rata aktivitas guru mencapai 2,37 sedangkan pada observasi aktivitas mengajar guru siklus I pertemuan kedua jumlah skor total yang diperoleh siswa 42 atau rata-rata aktivitas guru mencapai 2,62. Selain itu rata-rata aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua mencapai 2,5 dan belum mencapai indikator keberhasilan sehingga dilanjutkan pada siklus berikutnya. Pada siklus kedua aktivitas mengajar guru siklus II pertemuan pertama jumlah skor total yang diperoleh guru 47 dengan rata-rata 2,93 sedangkan pada siklus kedua pertemuan kedua aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 3,37. Jadi untuk skor rata-rata antara siklus II pertemuan pertama dan kedua mencapai 3,21 dan telah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dihentikan. Data Hasil Belajar Siswa Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam pembelajaran Geografi dalam 4 kali pertemuan, kemudian dilaksanakan evaluasi atau tes hasil belajar siswa tindakan siklus I berupa tes tertulis dengan bentuk soal essay test. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Dari data hasil tes sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 4.3 pada siklus I tersebut menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dalam 4 kali pertemuan masih tergolong rendah karena belum
  • 13. 13 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli memenuhi standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70.Berdasarkan data hasil belajar siklus I tersebut terlihat bahwa dari 21 jumlah siswa, sebanyak 12 orang atau 57% yang telah memenuhi kriteria ketuntasan, dengan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 66. Sedangkan untuk nilai maximum pada siklus pertama 85 dan untuk nilai minimumnya 45. Pada akhir proses pembelajaran siklus II, pada pertemuan selanjutnya dilakukan tes dalam bentuk tes tertulis.Data hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 80% dimana sebanyak 17 dari 21 siswa sudah dinyatakan tuntas, siswa didalam kelas telah memperoleh nilai ≥70, sehingga indikator dalam penelitian ini telah tercapai dimana indikator ketuntasan dalam penelitian ini yaitu jika 80% siswa telah mencapai nilai 70, sedangkan untuk nilai maximum siswa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan, pada siklus II nilai maximum mencapai 95 dan untuk nilai minimumnya menjadi 60. Dengan ketercapaian ketuntasan siswa pada siklus II dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, sehingga penelitian ini dihentikan, maka pada siklus II ini kegiatan dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Pembahasan Observasi aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan permasalahan pertama tentang bagaimana gambaran aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada siswa kelas XI IPSdiajar dengan model pembelajaran koperatif tipe Thinks Pair Share, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5. Peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tersebut menunjukan bahwa adanya minat dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share. Pada siklus I berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa menunjukan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,5. Pada siklus I ada beberapa aktivitas siswa yang masih tergolong kurang dimana siswa didalam proses pembelajaran khususnya dalam kegiatan diskusi kurang berperan aktif yaitu siswa dalam kelompok kurang saling bertanya dengan anggota kelompoknya untuk memecahkan pesoalan yang diberikan oleh guru, dalam proses pembelajaran juga siswa kurang berani mengemukakan pendapat mereka dan juga tidak berani menanggapi pekerjaan temannya serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Olehnya itu dilakukan perbaikan, peneliti bersama observer mencari solusi untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapi siswa pada siklus pertama dan diperbaiki pada siklus berikutnya. Adapun hal-hal yang harus diperbaki guru pada siklus berikutnya yaitu guru harus mendorong siswa didalam proses pembelajaran khususnya dalam kegiatan diskusi berperan aktif, guru juga harus mendorong siswa dalam kelompok untuk aktif dalam memecahkan pesoalan yang diberikan oleh guru, kemudian guru dalam proses pembelajaran mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat mereka
  • 14. 14 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli dan juga berani menanggapi pekerjaan temannya serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada siklus II dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari aktivitas siswa siklus I. dimana skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus IIsebesar 3,12. peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajatan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share membawa dampak yang posistifbagi aktifitas siswa dan telah mencapai indicator yaitu rata-rata aktivitas siswa 3,00 sedangkan aktivitas siswa yang dicapai dalam penelitian ini 3,12. Observasi Aktivitas Megajar Guru Berdasarkan permasalahan kedua yaitu bagaimana gambaran aktivitas mengajar guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan aktivitas mengajar guru pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada Tabel 4.10. Pada siklus I berdasarkan analisis deskriptif aktivitas Guru menunjukan skor rata-rata aktivitas guru sebesar 2,5dimana aktivitas guru pada siklus I yang masih rendah berdasarkan hasil refleksi diantaranya adalah: guru kurang memberikan pemahaman kepada siswa mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran, guru jarang memberikan motivasi kepada siswa, Guru kurang memberikan gambaran untuk mengatasi persoalan, guru kurang membimbing siswa dalam proses diskusi. Adapun refleksi yang dilakukan guru yaitu guru mencari solusi agar kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus berikutnya, olehnya itu guru memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya agar indikator dalam penelitian ini dapat tercapai. Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas guru, dengan mengetahui kekurangan-kekurangan pada siklus I, guru memperbaiki proses pembelajaran yang sesuai denganmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, sehingga diharapkan pada pertemuan selanjutnya diperoleh peningkatan aktivitas guru pada siklus selanjutnya. Adapun hal-hal yang harus diperbaiki guru pada siklus berikutnya yaitu guru memberikan pemahaman kepada siswa mengenai langkah- langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran agar siswa lebih memahami dengan mudah proses pembelajaran yang diterapkan guru, guru juga harus memberikan motivasi kepada siswa agar siswa senang dalam proses pembelajaran, Guru juga memberikan gambaran untuk mengatasi persoalan agar siswa tidak kesulitan dalam belajar dan membimbing siswa bekerja dalam kelompok. Pada siklus II aktivitas mengajarguru menunjukkan peningkatan yang signifikan, dimana pada siklus II skor rata-rata aktivitas guru memperoleh nilai sebesar 3,21. Hasil analisis dan pengamatan pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair Share. Dengan meningkatnya aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan rata-rata aktivitas mengajar guru meningkat maka penelitian ini dihentikan karena sudah mencapai
  • 15. 15 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli indikator yaitu rata-rata aktivitas guru 3,00 sedangkan aktivitas guru yang dicapai dalam penelitian ini 3,19. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I, perolehan nilai siswa berdasarkan ketuntasan belajar hanya mencapai 57% atau terdiri dari 12 orang didalam kelas telah dinyatakan tuntas dan memperoleh nilai minimal ≥70. Sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 43% atau 9 orang didalam kelas belum memperoleh KKM yang ditentukan oleh sekolah yakni 70. Dari hasil evaluasi tindakan Siklus II menujukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil yang diperoleh dari tes siklus II ini menujukkan ketuntasan belajar yang mencapai 80 atau sebanyak 17 dari 21 siswa memperoleh nilai ≥70 sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 20% atau hanya 4 siswa yang belum tuntas. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, maka penelitian ini dihentikan karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai yaitu minimal 75% siswa memperoleh nilai ≥70 sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Sedangkan untuk nila maximum dan minimum untuk setiap siklusnya juga mengalami peningkatan pada siklus pertama nilai maximum yang diperoleh siswa 85 sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 95 begitu pula dengan nilai minimum siswa, pada siklus pertama nilai minimum yang diperoleh siswa 45 kemudian pada siklus kedua meningkat menjadi 60. Adanya peningkatan yang signifikan pada siklus II baik menyangkut aktivitas mengajar guru maupun aktivitas siswa, rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar, menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II dapat dihentikan karena indikator keberhasilan yang ditentukan telah tercapai. Hal ini menujukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran Geografi hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. KESIMPULAN Setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share menunjukkan peningkatan yang sangat efektif pada aktivitas belajar siswa yakni skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus pertama 2,5 kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikan capaian rata-rata aktivitas siswa pada siklus kedua mencapai 3,12Keterlaksanaan aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share membawa dampak positif bagi hasil belajar siswa. Setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share menunjukkan peningkatan yang sangat efektif pada aktivitas mengajar guru yakni skor rata-rata aktivitas mengajar guru pada siklus pertama 2,5 kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikan capaian rata-rata aktivitas siswa pada siklus kedua mencapai 3,21Keterlaksanaan aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share membawa dampak positif bagi hasil belajar siswa. Hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMAN 10 Bombana dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes tindakan siklus I yakni siswa yang
  • 16. 16 Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 April 2017 Haliza, Ramli mencapai nilai ≥70 berjumlah 12 orang atau persentase siswa yang tuntas mencapai 57% dengan nilai rata-rata 66 meningkat pada siklus II yakni ketuntasan belajar sebesar 80% atau siswa yang memperoleh nilai ≥70 berjumlah 17 orang dengan nilai rata- rata 76. Sehingga dapat disimpukan bahwa siswa didalam kelas sudah mencapai KKM sekolah yakni 70,00 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 80% setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share DATAR PUSTAKA Anita Sri, W , Dkk . 2009. Strategi pembelajaran.Jakarta.Universita s Terbuka Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Koperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional. Aunurrahman.2010. Belajar pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Daryanto, Drs. 2014.Pendekatan pembelajaran Saintifik kurikulum 20013. Yogyakarta: Gava Media Fadholi. 2009. (http://ariffadholi.com/2009/10/ kelebihan-kekurangan-Tps-html) (diakses 28 Juli 2016) Jihad, A & Haris, A. 2012.Evaluasi pembelajaran: Yogjakarta: Multi presindo Komara, Ending. 2014. Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Bumi Aksara Anita, Lie. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Musfiqon.2012 .Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakakarya Sudjana, Nana. 2015. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Trianto. 2007. Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Usman, M. U., Setiawati, L. 2001. Evaluasi Pembelajaran.Jakarta: