R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
Kasus-Kasus Aktual Kepemimpinan.doc
1. i
MAKALAH
KASUS-KASUS AKTUAL KEPEMIMPINAN
Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan
Dosen Pengampu:
Firdaus Ainul Yaqin, M.Pd.I
Disusun oIeh:
1. Nailatus Sururoh Haq (0362)
2. Sri Wulandari (0351)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
2021
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmatdan hidayah-Nya pulalah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.Makalah ini
diharapkan dapat memberikan banyak informasi yang bermanfaat bagi pembaca baik dalam
proses pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar bagi pembaca dalam
mengembangkan kompetensinya agar kelak mampu memahami dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penulisan, penyusunan, hingga menjadi makalah ini yaitu kepada: Bapak
Firdaus Ainul Yaqin M.Pd.I, selaku dosen pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini pada masa yang akan
datang. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga bermanfaat bagi
kita semuanya.
Kraksaan, 20 Oktober 2021
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Tipe dan Gaya Kepemimpinan ...........................................................................2
B. Keterbatasan Kepemipinan ................................................................................3
C. Kasus Aktual Kepemipinan................................................................................5
D. Faktor-faktor penyebab korupsi Kepemimpinan ...............................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. Simpulan .............................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan manajer perusahaan untuk
mengarahkan dan memengaruhi para bawahannya dalam kegiatan yang berhubungan
dengan tugas, agar para bawahaannya tersebut mau mengerahkan seluruh
kemampuan-baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu tim, untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Kepemimpinan juga merupakan salah satu
topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati
sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di negara
Indonesia juga telah membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh
sangat besar terhadap kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara. Dalam dunia
organisasi, kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya organisasi dan
kelangsungan hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Tipe dan Gaya Kepemimpinan?
2. Apa saja keterbatasan-keterbatasan kepemimpinan?
3. Apa saja kasus-kasus Aktual Kepemimpinan?
4. Apa saja faktor-faktor penyebab Korupsi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Tipe dan Gaya Kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui keterbatasan-keterbatasan kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui kasus Aktual Kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab Korupsi.
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Dalam memimpin, seorang pemimpin memiliki tipe tersendiri yang
membedakan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya. Berikut adalah tipe
kepemimpinan:
a. Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan ini berifat sentralistik pada pemimpin sebagi penentu
dan pengendali anggota dan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam hal ini, anggota organisasi tidak memiliki hak apapun, melainkan hanya
memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk melaksanakan perintah pemimpin.
b. Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan ini lebih menekankan pada manusia memiliki hak
asasi yang sama.
c. Kepemimpinan Bebas
Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa setiap anggota organisasi
memiliki kecakapan untuk membuat keputusan dan mampu mengurus dirinya
masing-masing dengan sedikit arahan dalam mengerjakan tugasnya.
Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memimpin perilaku bawahan
untuk mendorong etos kerja, produktivitas kerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Terdapat beberapa jenis gaya kepemimpinan, diantaranya (Robbins &
Judge, 2008):
a. Gaya Kepemipinan Kharismatik, dimana para bawahan memiliki suatu kesan
tersendiri kepada pemimpin mereka. Ciri dari pemimpin yang memiliki gaya
kharismatik adalah visi dan artikulasi, resiko personal, peka terhadap lingkungan,
kepekaan terhadap kebutuhan pengikut, perilaku tidak konvensional.
6. 3
b. Gaya Kepemimpinan Transaksional, yaitu pemimpin memberikan motivasi
kepada bawahannya dengan cara membuat tujuan yang jelas dengan peran dan
tugas. Terdiri atas: a) imbalan kontingen, b) manajemen berdasarkan pengecualian
(aktif), c) manajemen berdasarkan pengecualian (pasif), d) Laissez Faire dengan
melepas tanggung jawab dan menghindari pembuatan keputusan.
c. Gaya Kepemimpinan Transformasional, yaitu pemimpin lebih memfokuskan
pada
pengembangan para bawahannya dengan cara mengubah kesadaran bawahan
untuk menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru, membangkitkan dan
mengeluarkan tindakan lebih untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Gaya Kepemimpinan Visioner, yaitu pemimpin membuat visi yang realistis,
kredibel, dan menarik untuk masa depan organisasinya.
B. Keterbatasan Kepemimpinan
a. Keterbatasan manusiawi.
Manusia yang berhasil memperoleh kesempatan sebagai pemimpin tidak
dapat lepas dari kelemahan yangbersifatuniversaldan kodrati. Kelemahan-
kelemahan itu mengakibatkan keterbatasan dalam merealisasikan
kepemimpinannya, keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya.
b. Keterbatasan nilai spiritual.
Harkat manusia yang tinggi merupakan pembeda nilai jati diri setiap
manusia, termasuk dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya. Harkat
manusia dalam memikul tanggung jawab dibatasi oleh nilai-nilai tertentu di
antaranyanorma sosial dan norma spiritual yang menjadi sumberperilaku seorang
pemimpin.
Keterbatasan norma spiritual yaitu keterbatasan karena adanya faktor
keterbatasan sebagai seorang pemimpin, yaitu keterbatasan manusia sebagai
pemimpin memiliki kewajiban dan sekaligus melekat pada dirinya berupa
larangan yang harus di patuhi. Sedangkan keterbatasan normatif adalah
7. 4
keterbatasan karena adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan
negara, seperti hukum-hukum yang masih berlaku.
c. Keterbatasan kepemimpinan karena unsur fisik / jasmani antara lain meliputi :
a) Usia
Sebagai pemimpin pada usia muda, setiap orang memiliki energi
(tenaga) fisik yang bersifat maksimal untuk berprestasi, untuk mewujudkan
dan inisiatif yang positif di bandingkan dengan pemimpin yang sudah lanjut
usianya.
b) Fisik yang sehat
Fisik manusia dapat letih dan sakit untuk itu perlu istirahat serta tidur yang
cukup, memerlukan makanan yang bersih dan bergizi dengan maksud
mewujudkan kepemimpinan yang efektif.
c) Keterbatasan karena waktu
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang berusaha atau mampu
mengatasi keterbatasan waktu, karena pemimpin tidak dapat hadir dalam acara
/ waktu yang sama dalam dua acara.
d. Keterbatasan Administratif.
Dalam proses kepemimpinan tidak semua kemauan, kehendak, gagasan,
pendapat, rencana, kreativitas dari seorang pemimpin dapat dilaksanakan secara
bebas. Dengan kata lain, kepemimpinan dibatasi oleh kondisi yang terdapat di
dalam pengendalian proses kerja sama untuk mencapai yang disebut keterbatasan
administratif, misalnya: setiappemimpin dibatasioleh visidan misi organisasi.
Dengan demikian setiap pemimpin dalam setiap daya dan upayanya tidak dapat
dengan seenaknya melenceng dariperwujudan yang terarah pada pencapaian visi
dan misi organisasi. Hal ini karena mereka memiliki batas-batas posisi,
kewenangan dan fungsi sebagai wujud dari adanya bidang tugas horizontal pada
setiap jenjang dan pembatas yang mengharuskan pemimpin hanya boleh
melakukan kegiatan di bidangnya.
8. 5
C. Kasus aktual Kepemimpinan
Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan suatu proses memengaruhi dan
memberikan teladan dari seorang pemimpin kepada bawahannya untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Di dalam kepemimpinan ini terdapat upaya
untuk mengarahkan orang lain melalui unsur kepercayaan, rasa hormat, dan kerja
sama demi pencapaian tujuan organisasi. Melalui kepemimpinan yang efektif, tujuan
organisasi akan dapat tercapai melalui arahan dan inspirasi dari seorang pemimpin.
Tingginya aktivitas korupsi di Indonesia, menurut Jaya (2008: 57) cenderung
dipengaruhi oleh moralitas pejabatnya yang sewenang-wenang melakukan tindak
korupsi sejak puluhan tahun yang lalu tanpa ada hukuman yang berefek jera. Sebagai
akibatnya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme terjadi dalam berbagai macam sektor
dalam segala tingkatan, mulai dari pejabat pusat hingga pejabat daerah, bahkan
hingga rekanan pejabat yang bersangkutan, yang tidak ada hubungan langsung dengan
pemerintahan. Praktek penyakit biro-krasi ini berjalan secara turun temurun karena
lemahnya fungsi kontrol yang dimiliki oleh negara sekaligus didukung oleh pejabat
dan masyarakat yang bermental korup.
Salah satu patologi (penyakit) birokrasi yaitu korupsi telah menjangkiti
sebagian birokrat atau pegawai. Dari sekian banyak bentuk korupsi maka dapat di
identifikasikan bahwa bentuk-bentuk korupsi yaitu: penyalahgunaan/penyelewengan,
dan Penggelapan. Penyelewangan dan penggelapan terjadi akibat pengendalian
terhadap proses administrasi dan supervisi transaksi keuangan berjalan dengan sistem
yang tidak baik. Hal ini sangat memungkinkan penggelapan terjadi dengan cara
mencuri uang negara sebagian dan seluruhnya.
Dalam majalah Aktual (2014:12) disebutkan bahwa mantan bupati
probolinggo setelah menjabat Bupati dua periode penuh, tahtanya diwariskan kepada
istrinya. Dinasti ini telah di rancang jauh sebelumnya. Cara yang di lakukan HA
membangun dinasti yakni dengan melakukan ancaman, premanisme, Pengerehan PNS,
pendekatan politis hingga merajut kekuatan baru dengan mendiririkan lembaga
pendidikan berbasis keagamaan guna mengimbangi prngaruh dua pondok pesantren
besar yang ada di probolinggo.
9. 6
Selain itu di perparah dengan model kepemimpinan yang cenderung
mendiamkan atau bahkan melindungi sebagian aparatnya yang korupsi sebagaimna
disebutkan sebelumnya. Artinya setiap penindakan korupsi terlihat seakan -akan
selalu terbelit-belit pada akhirnya kasus itu menghilang dengan berbagai macam cara
yang dilakukan oleh top leader.
Berdasarkan temuan awal di lapangan, kasus korupsi terdapat beberapa keunikan di
antaranya yaitu:
1. Terjadinya politik Dinasti yang telah di rancang jauh sebelum mencalonkan diri
sebagai Bupati.
2. Politik Birokrasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan tekanan dan
ancaman untuk mempertahankan dan melindungi kebobrokannya.
3. Politik yang dilakukan juga berlindung di belakan background keagamaan, yaitu
dengan mengumpulkan kyai-kyai untuk masuk dalam kelompoknya.
D. Faktor-Faktor Penyebab Korupsi
Para pemimpin bangsa saat ini, khususnya pemimpin pemerintah atau
pemimpin suatu organisasi politik di Indonesia seolah terbuai dengan berkembangnya
zaman. Berada di lingkungan kekuasaan memang sangat menjanjikan dan membuat
semua orang lupa akan tugas selanjutnya yang harus dipersiapkan sejak saat ini, salah
satunya menyiapkan pemimpin untuk generasi berikutnya. Banyak dari meraka para
pemimpin yang terjerat kasus korupsi karena beberapa faktor, salah satu contohnya
faktor yang pertama adalah politik balas jasa, penyuapan, ataupun menerima atau
memberi hadiah kepada pihak lain dalam konteks ingin mempertahankan kekuasaan.
Faktor yang kedua adalah pemimpin itu dihasilkan memalui cara-cara yang
instan seperti melalui penyuapan seseorang itu bisa duduk menjadi pemimpin,
berdasarkan kedekatan dengan lingkungan birokrasi lantas seseorang itu dimudahkan
tanpa proses seleksi sebagai pimpinan dan masih banyak cara instan lainnya yang
berujung pada penurunan kualitas calon pemimpin mendatang. Maka tidak heran
banyak pemimpin yang ingin merasa serba instan, dan tidak memahami konteks
keilmuannya. Kurang sadarnya pemimpin akan dampak dari arus globalisasi yang
10. 7
begitu cepat membuat kondisi-kondisi bangsa sangat rentan dan cepat berubah, salah
satunya tentang pluralisme, perbedaan pendapat, yang kemudian para masyarakat
terjebak ke dalam gagalnya memahami sebuah arti penting keberagaman antara satu
dengan yang lainnya.
Dalam buku berjudul Peran Parlemen dalam Membasmi Korupsi, ICW (2000)
mengidentifikasi empat faktor penyebab korupsi, yaitu faktor politik, faktor hukum,
faktor ekonomi dan birokrasi, dan faktor transnasional.
1. Faktor politik menjadi salah satu penyebab terjadinya korupsi, karena banyak
peristiwa politik yang dipengaruhi oleh money politic.
2. Faktor hukum menjadi penyebab korupsi, dikarenakan banyak produk hukum
yang tidak jelas aturannya, pasal-pasalnya multitafsir, dan ada kecenderungan
aturan hukum dibuat untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu meskipun orang
awam tidak bisa melihatnya. Demikian pula, sanksi yang tidak ekuivalen dengan
perbuatan yang dilarang, sehingga tidak tepat sasaran dan dirasa terlalu ringan
atau terlalu berat.
3. Faktor ekonomi menjadi penyebab korupsi, terutama di negara-negara yang
sistem ekonominya sangat monopolistik. Kenyataan juga menunjukkan bahwa
korupi tidak hanya dilakukan oleh orang yang ekonominya pas-pasan untuk
bertahan hidup, tetapi saat ini korupsi juga dilakukan oleh orang-orang kaya dan
berpendidikan tinggi. Mereka melakukan korupsi karena mental buruk, tidak
bermoral, sehingga berjiwa serakah (by greed) untuk mengambil harta negara
guna menambah pundi-pundi kekayaannya.
4. Faktor transnasional amat terkait dengan perkembangan hubungan ekonomi lintas
negara yang tidak jarang menambah lahan sumber bagi tumbuhnya korupsi di
kalangan birokrasi pemerintahan. Korupsi mudah terjadi, karena perusahaan-
perusahaan asing (transnasional) dapat beroperasi di suatu negara tanpa harus
masuk ke lini birokrasi pusat. Mereka bisa masuk ke lini birokrasi pemerintah
daerah dengan cara memberi uang pelicin agar dapat berinvestasi di daerah.
Korupsi berlangsung bagai simbiosis mutualisme, di mana pengusaha asing
memiliki uang yang dapat digunakan untuk menyogok pejabat agar memperoleh
11. 8
izin untuk melakukan usaha di daerah, sedangkan elit daerah mempunyai otoritas
untuk memutuskan.
12. 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam memimpin, seorang pemimpin memiliki tipe tersendiri yang
membedakan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya. Berikut adalah tipe
kepemimpinan: Kepemimpinan otoriter, Kepemimpinan demokratis, dan
Kepemimipinan bebas. Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memimpin
perilaku bawahan untuk mendorong etos kerja, produktivitas kerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Dalam majalah Aktual (2014:12) disebutkan bahwa mantan bupati
probolinggo setelah menjabat Bupati dua periode penuh, tahtanya diwariskan kepada
istrinya. Dinasti ini telah di rancang jauh sebelumnya. Cara yang di lakukan HA
membangun dinasti yakni dengan melakukan ancaman, premanisme, Pengerehan PNS,
pendekatan politis hingga merajut kekuatan baru dengan mendiririkan lembaga
pendidikan berbasis keagamaan guna mengimbangi prngaruh dua pondok pesantren
besar yang ada di probolinggo.
Selain itu di perparah dengan model kepemimpinan yang cenderung
mendiamkan atau bahkan melindungi sebagian aparatnya yang korupsi sebagaimna
disebutkan sebelumnya. Artinya setiap penindakan korupsi terlihat seakan -akan
selalu terbelit-belit pada akhirnya kasus itu menghilang dengan berbagai macam cara
yang dilakukan oleh top leader.
B. Kritik dan Saran
Melalui makalah ini penulis mengharap agar pembaca dapat mengetahui dan
memahami. Dan semoga makalah ini pembaca dapat mengambil manfaat. Penulis
menyadari bahwa laporan makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan sarannya.
13. 10
DAFTAR PUSTAKA
Balkis Aulia Hanadita, Gaya Kepemimpinan Perempuan Dalam Instansi Publik: Studi
Kepada Kepemimpinan Susi Pudjiastuti, Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Vol.8 No.1 Juni
Tahun 2020.
Marwiyah Siti (2018). Kepemimpinan Spiritual Profetik dalam Pencegahan Korupsi.
Surabaya: CV. Jakad Publishing
Handoyo Eko (2013). Pendidikan Antikorupsi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.