Cerpen "Banun" menceritakan kisah seorang wanita bernama Banun yang hidupnya terlampau hemat namun gigih bekerja sebagai petani untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya. Meski sering digunjingkan orang sebagai yang paling kikir, Banun tidak pernah peduli dan tetap bekerja keras demi keluarganya. Cerpen ini menyampaikan pesan bahwa seseorang tidak seharusnya dinilai buruk hanya karena kebiasaan
5. Kisah dari seorang wanita tua bernama Banun yang dalam
hidupnya terlampau kikir. Namun, lantaran sifat tersebut
dari tahun ke tahun semakin mengakar, pada sebuah
pergunjingan, seseorang menambahkan kata ”kikir” di
belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai
Banun Kikir.
Meski begitu, Banun tak pernah ingin peduli dengan apa
yang dikatakan orang. Menurutnya, dia bukannya kikir, tapi
hanya ingin menerapkan kehidupan sebagai petani sejati.
Karena itulah, dengan peluhnya yang berkucuran,
membuat dirinya berhasil mesarjanakan kedua anaknya.
7. Tema
Pokok masalah atau pikiran yang dibahas dalam teks cerpen Banun adalah
mengenai keberanian seseorang. Damhuri Muhammad menceritakan sosok seseorang
itu atau Banun sebagai orang yang meski digunjingkan sebagai orang paling kikir, lantas
tidak membuat dirinya peduli. Banun tetap bekerja keras dengan gigih, berjuang untuk
menghidupi dirinya dan anak-anaknya.
8. Penokohan
Nama tokoh Watak Bukti Metode
Banun Pekerja keras Empat orang anak Banun telah disarjanakan dengan
kucuran peluhnya selama menjadi orang tani.
Dramatik :
perbuatan
Hemat Mungkin sudah tak terhitung berapa jumlah simpanan
Banun selama ia menahan diri untuk tidak membeli minyak
tanah guna menyalakan tungku. Sebab, daun-daun kelapa
kering di kebunnya tiada bakal pernah berhenti berjatuhan.
Dramatik :
perbuatan
Keras Kepala ”Nasi tak terasa sebagai nasi bila dimasak dengan elpiji,”
kilah Banun saat menolak tawaran Rimah yang hendak
membelikannya kompor gas.
Dramatik : pikiran
tokoh
Palar Pemalas Namun, karena tak terbiasa berkubang lumpur sawah, Palar
tak pernah sanggup menjalankan lelaku orang tani.
Dramatik :
perbuatan
Pendendam Itu sebabnya Palar menggunakan segala siasat dan muslihat
agar Banun termaklumatkan sebagai perempuan paling kikir
di kampung itu. Palar hendak membuat Banun menanggung
malu, bila perlu sampai ajal datang menjemputnya.
9. Nama tokoh Watak Bukti Metode
Zubaidah Pemboros Untuk sekebat sayur Kangkung pun, Zubaidah (istri Palar),
harus berbelanja ke pasar.
Dramatik :
perbuatan
Rimah Pembantah ”Masa itu kenapa Mak mengatakan bahwa aku sudah punya
calon suami, padahal belum, bukan?”
”Bukankah calon menantu Mak calon insinyur?”
”Tak usah kau ungkit-ungkit lagi cerita lama. Mungkin
Rustam bukan jodohmu!” sela Banun.
”Tapi seandainya kami berjodoh, Mak tak akan dinamai
Banun Kikir!”
Dramatik : dialog
antar tokoh
Nami Pembantah ”Mak tak hanya kikir pada orang lain, tapi juga kikir pada
perut sendiri,” gerutu Nami, anak kedua Banun.
”Tak usah hiraukan gunjingan orang! Kalau benar apa yang
mereka tuduhkan, kalian tak bakal mengenyam bangku
sekolah, dan seumur-umur akan jadi orang tani,” bentak
Banun.
Dramatik : dialog
antar tokoh
Rustam _ _ _
10. Berdasarkan peran tokoh dalam pengembangan plot, tokoh dalam teks cerpen ‘Banun’
dibedakan sebagai berikut.
1. Tokoh Utama : Banun, Palar, Rimah, Nami
2. Tokoh Pembantu : Zubaidah, Rustam
Berdasarkan fungsi penampilan, tokoh dalam teks cerpen ‘Banun’ dibedakan menjadi
sebagai berikut.
1. Tokoh Protagonis : Banun
2. TokohAntagonis : Palar
3. TokohTritagonis : Rimah
11. Alur
Jalan cerita yang dipakai penulis dalam menceritakan kisah Banun merupakan
jenis alur campuran. Dalam teks cerpen tersebut menceritakan asal-muasal Banun
dijuluki Banun Kikir .
12. Latar
No. Latar Kalimat
1. Latar tempat Di hutan mana para pemburu melepas anjing, di sana pasti tegak lapak lemang-tapai milik
Banun.
Maka, selepas kesibukannya menanam, menyiangi, dan menuai padi disawah milik sendiri,
dengan segenap tenaga yang tersisa, Banun menghijaukan pekarangan dengan bermacam-
ragam sayuran, cabai, seledri, bawang, lengkuas, jahe, kunyit, gardamunggu, jeruk nipis,
hingga semua kebutuhannya untuk memasak tersedia hanya beberapa jengkal dari sudut
dapurnya.
“Keluargamu beruntung bila menerima Rustam. Ia akan menjadi satu-satunya insinyur pertanian
di kampung ini, dan hendak menerapkan cara bertani zaman kini, hingga orang-orang tani
tidak lagi terpuruk dalam kesusahan,” ungkap Palar sebelum meninggalkan rumah Banun
2. Latar suasana (Menegangkan) Rupanya penolakan Banun telah menyinggung perasaan Palar. Lelaki itu merasa
terhina. Mentang-mentang sudah kaya, Banun mentah-mentah menolak pinangannya.
3. Latar Waktu Banun tukang lemang yang hanya akan tampak sibuk pada hari Selasa dan Sabtu, hari berburu
yang nyaris tak sekali pun dilewatkan oleh para penggila buru babi dari berbagai pelosok.
Saban petang, selepas bergelimang lumpur sawah, daun-daun kelapa kering itu dipikulnya dari
kebun yang sejak lama telah digarapnya.
Setiap Jumat, Banun datang berkunjung, menjenguk cucu, secara bergiliran.
13. Sudut Pandang
Cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkan adalah
dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga, yaitu penggunaan nama yang sering
digunakan pengarang dalam menceritakan tokoh utamanya, Banun.
14. Amanat
Pesan berharga yang hendak disampaikan penulis dalam teks cerpen ini adalah:
“Jangan pernah menilai orang hanya dari kebiasaan yang dilakukan tanpa pernah tahu apa
maksud dan tujuan orang itu melakukannya.Jadilah orang yang selalu bekerja keras dalam
melakukan segala pekerjaan.”
15. Gaya Bahasa (majas)
1. Sifat kikirnya dari tahun ke tahun semakin mengakar. (majas hiperbola)
2. Hasil sawah yang tak seberapa itu hendak dibawa mati, Mak? (majas Litotes)
3. Perempuan itu menanak nasi dengan cara menyorongkan seikat daun kelapa
kering ke dalam tungku, dan setelah api menyala, lekas disorongkannya pula
beberapa keping kayu bakar yang selalu tersedia dibawah lumbungnya. (majas
Klimaks)
4. Bukankah ada tauke yang selalu berkenan memberi pinjaman, selama orang
tani masih mau menyemai benih? (majas retorik)
17. Bahasa
Unsur bahasa daerah yang dimungkinkan memengaruhi teks cerpen ini adalah
bahasa daerah dari pengarang sendiri yakni bahasa dari Sumatera Barat (Padang,
berbudaya minang).
18. Latar Belakang Pengarang
Damhuri Muhammad lahir pada tanggal 1 Juli 1974 diTaram, Payakumbuh, Sumatra Barat. Dia
sangat mengenal budaya Minang karena dia dibesarkan dengan budaya Minang. Di dalam cerpen Banun
Damhuri Muhammad menggambarkan tokoh Banun sebagai orang yang suka bekerja keras dan hemat.
Latar belakang Damhuri Muhammad banyak memengaruhi hasil karyanya. Sebagai orang
Minang yang terkenal dengan kerja kerasanya dalam mencapai sebuah cita-cita. Hal ini memberikan
inspirasi bagi Damhuri dalam menciptakan tokoh Banun yang yang tidak memperdulikan omongan orang
lain tentang dirinya demi masa depan dia dan keluarganya.
Keterkaitan Pengarang dengan latar belakang daerahnya.
Masakan : Lemang
Perjodohan : Perjodohan Rimah dengan Rustam yang gagal, Perjodohan Rimah dengan lelaki lain.
Merantau : Rustam yang sekolah di luar negeri.
Pintar dagang : Penjual Minyak dan gas elpiji.
Etos Kerja tinggi : Banun yang bekerja keras sebagai petani yang tidakmembeli bahan makanan tetapi
menanamnya sendiri.
19. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Karya
Sastra
• Nilai moral
Nilai moral yang terkandung dalam teks cerpen ini adalah mengenai keberanian.
Banun digambarkan sebagai orang yang berani dengan tidak memperdulikan omongan
orang lain tentang dirinya demi masa depan dia dan keluarganya.
• Nilai budaya
Nilai budaya yang terkandung dalam teks cerpen ini adalah budaya tani yang
diterapkan oleh Banun. Menurutnya, di sepanjang riwayatnya dalam menyelenggarakan
hidup, orang tani hanya akan membeli garam.