SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
BAHASTRA Vol. XXXVIII No. 1 Tahun 2018 | 2548 – 4583
BAHASTRA |1
DOI: http://dx.doi.org/10.26555/bahastra email: bahastra@pbsi.uad.ac.id
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
BAHASTRA
http://journal.uad.ac.id/index.php/BAHASTRA
Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal Melalui
Pembelajaran Sastra Anak Pada Siswa Kelas Tinggi di Sekolah Dasar
Yogyakarta
Anang Sudigdo
PGSD, FKIP, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Jalan Batikan, Tuntungan UH-III/ 1043Yogyakarta 55167
E-mail: anang_paket3@yahoo.com
Informasi artikel ABSTRAK
Sejarah artikel:
Diterima
Revisi
Dipublikasikan
20-10-2017
05-05-2018
Mei 2018
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik dalam sastra
anak dapat diimplementasikan sebagai sarana penumbuhan budi pekerti berbasis
kearifan lokal pada siswa kelas tinggi di SD Negeri KotaYogyakarta; (2) nilai-nilai
pendidikan budi pekerti dalam sastra anak; (3) proses implementasi sastra anak
sebagai sarana penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal pada siswa SD
KotaYogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan
pendekatan isi. Simpulan yang dihasilkan, yakni: (1) unsur intrinsik sastra anak
yang dapat diimplementasikan sebagai sarana penumbuhan budi pekerti berbasis
kearifan lokal meliputi, tema, alur, tokoh, watak, latar, sudut pandang, dan
amanat; (2) cerita Sastra Anak yang disajikan guru dalam pembelajaran di kelas
mengandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti dan bermuatan kearifan lokal; (3)
guru menanamkan pendidikan budi pekerti dan nilai kearifan lokal kepada siswa
melalui Sastra Anak yaitu cerita rakyat.
Kata kunci:
Sastra Anak, unsur-unsur intrinsik,
pendidikan budi pekerti, kearifan
lokal, dan folklore
ABSTRACT
Key word:
Children's Literature, intrinsic
elements, character education, local
wisdom, and folklore
This research aims to describe: (1) intrinsic element in child literature can be
implemented as a way of indigenous wisdom based on local wisdom upper class
students at Yogyakarta state elementary school; (2) the values of character
education in children's literature; (3) the process of child literature
implementation as a way of character growth based on local wisdom in elementary
school students in Yogyakarta. This research is done by qualitative method and
content approach. The resulting conclusions are: (1) the children's literary
intrinsic element which can be implemented as a way of character development
based on local wisdom including theme, plot, figures, character, setting, point of
view and moral value; (2) the story Children's Literature presented by the teacher
in the classroom learning contains the values of character education and culture
based; (3) teachers inculcate character education to students through Children's
Literature that is folklore.
Copyright © 2018 Universitas Ahmad Dahlan. All Right Reserved
Pendahuluan
Sastra anak merupakan suatu karya sastra
terbaik sebagai bahan bacaan anak dengan
karakteristik berbagai ragam, tema, dan format.
Karya sastra anak dibuat untuk disajikan pada anak-
anak mulai dari usia dini, seperti buku berbentuk
mainan, buku-buku untuk anak bayi, buku
memperkenalkan alfabet, buku mengenal angka dan
hitungan, buku mengenai konsep dan berbagai buku
lain yang membicarakan pengalaman anak seusia itu,
anak-anak lebih menyukai buku bacaan yang terdapat
gambarnya sebagai ilustrasi cerita (Sarumpaet, 2010,
hlm. 2).
Hasanuddin (2015, hlm. 2) sastra anak, secara
dikotomi dapat dikatakan sebagai karya sastra yang
“layak” dibaca, didengar, atau dikonsumsi oleh
kanak-kanak. Perkataan “layak” memberikan
gambaran bahwa ada persyaratan khusus tentang
boleh tidaknya, baik tidaknya, atau sesuai tidaknya
teks sastra tersebut dibaca atau diperuntukan bagi
kanak-kanak. Isi sastra anak adalah cerita atau pesan
yang dianggab sesuai dengan tingkat emosional dan
intelektualitas anak.
Pengajaran sastra anak memiliki peranan
penting dalam upaya membentuk generasi yang
unggul, bermoral, dan berbudi pekerti seperti yang
diharapkan. Untuk mewujudkan hal tersebut peran
Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal
2| BAHASTRA
pendidikan di lingkungan sekolah dan keluarga
sangat diperlukan. Sastra anak perlu dikenalkan pada
anak sejak anak usia dini karena sastra anak
memberikan nilai hiburan pada anak dan syarat
dengan nilai budi pekerti.
Salah satu alternatif pembelajaran untuk
menumbuhkan budi pekerti adalah melalui sastra
anak. Pembelajaran sastra anak yang terinclude dalam
pelajaran Bahasa Indonesia diyakini dapat membantu
proses pembentukan budi pekerti siswa. Hal ini
karena dalam karya sastra anak terkandung nilai-nilai
positif, yaitu nilai-nilai budaya, sosial, moral,
kemanusiaan dan agama yang disampaikan melalui
unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik. Penanaman
pendidikan karakter melalui sastra anak merupakan
langkah yang tepat karena sastra anak sangat dekat
dengan dunia anak dan menyenangkan bagi anak.
Hal tesebut senada dengan pendapat, Darwish
(2015, hlm. 78) “Literature provides delight and
enjoyment”. berdasarkan pendapat para ahli tersebut,
dapat diketahui bahwa sastra anak adalah karya sastra
yang sengaja ditujukan kepada anak, ditulis oleh
orang yang mampu memahami karakteristik dunia
anak dan usia anak yaitu sesuai dengan tingkat
emosional dan intelektual anak serta menghindari
unsur pantangan bagi anak. Sastra anak mengandung
pesan moral yang baik bagi anak.
Berdasarkan hasil observasi awal di lapangan
menunjukkan bahwa pengajaran sastra anak yang
dilakukan guru dalam menumbuhkan budi perkerti
melalui sastra anak adalah menggunakan cerita anak.
Guru membacakan cerita anak kepada siswa
kemudian siswa menyimak cerita. Guru bersama
siswa membahas unsur-unsur intrinsik yang terdapat
dalam cerita. Unsur-unsur intrinsik meliputi tema,
tokoh, watak, sudut pandang, alur, latar cerita, dan
amanat atau pesan cerita. Guru dan siswa juga
menganalisis nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang
terkandung dalam cerita.
Salah satu manfaat sastra anak anak adalah
memberikan nilai pendidikan pada anak. nilai
pendidikan tersebut yaitu nilai budi pekerti yang
sangat baik untuk diberikan kepada anak. Pendidikan
budi pekerti mengajarkan kepada anak untuk
tumbuh menjadi anak yang bermoral dan berakhlak
mulia sehingga anak menjadi paham (ranah kognitif),
mampu merasakan (ranah efektif), dan mau
melakukan (ranah psikomotor).
Sastra anak memberikan fungsi hiburan dan
kesenangan serta kepuasan pada anak ketika anak
membaca dan menghayati sastra anak (Winarni,
2014, hlm. 5). Melalui sastra anak, siswa juga dapat
menguatkan kemampuan membaca dan kemampuan
mengapresiasi karya sastra khususnya sastra anak.
Siswa merasa senang membaca karya sastra, senang
mendengarkan cerita yang dibacakan guru, dan siswa
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
melalui pesan moral dari cerita yang dibaca atau
didengarnya. Dengan demikian, kepribadian dan
kecerdasan emosional anak akan terbentuk.
Usia anak adalah usia yang masih bersifat
meniru dan memerlukan bimbingan dari orang
dewasa. Maka dalam hal bacaan, guru harus mampu
memilihkan bacaan yang tepat untuk anak yang
sesuai jiwa dan karakter anak dan sekaligus
mengandung nilai karakter yang baik bagi anak. Hal
tesebut senada dengan pendapat, Morgan (2012,
hlm. 4) “Teacher learn how to help student to better
understand the books they are reading and can use
their creativity to create new stories.”
Anak sudah mengenal sastra sejak kecil yaitu
melalui sastra lisan. Seorang ibu menyanyikan saat
anak menangis dan mendongengkan anaknya saat
menjelang tidur. Sastra anak sangat syarat dengan
nilai pendidikan budi pekerti. Oleh karena itu, sastra
anak merupakan sarana yang tepat untuk
menanamkan nilai pendidikan budi pekerti yang
berbasis kearifan lokal. Penanaman pendidikan budi
pekerti harus dilakukan pada anak sejak dini. Karena
masa anak-anak adalah saat pembentukan jati diri
seseorang yang dapat menentukan masa depan anak.
Perkembangan sastra lisan sudah banyak yang
dibukukan sebagai bahan referensi bacaan untuk
anak, misalnya dongeng atau cerita rakyat yang
berwawasan kearifan lokal. Pengenalan sastra anak
yang berbasis kearifan lokal bertujuan untuk
melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur yang
berlaku pada daerah setempat.
Pada era globalisasi saat ini yang arusnya
semakin deras mengkhawatirkan budaya lokal akan
semakin terkikis. Budaya asing yang masuk ke
Indonesia mulai mengikiskas budaya lokal yang sarat
nilai warisan luhur bangsa. Kearifan lokal perlu
dilestarikan dan diperkenalkan pada anak agar tidak
terkikis oleh budaya luar. Melihat kenyataan saat ini,
sebagian anak-anak lebih merasa senang apabila
mengenal kebudyaan luar. Hal tersebut dapat
menjadikan waspada terhadap keberadaan budaya
lokal. Kebudayaan lokal merupakan warisan budaya
dari nenek moyang yang perlu dilestarikan.
Zulkarnain dan Febriamansyah (2008, hlm. 72)
menjelaskan bahwa kearifan lokal berupa prinsip-
prinsip dan cara-cara tertentu yang dianut, dipahami,
dan diaplikasikan oleh masyarakat setempat dalam
berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan sekitar
dan ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai dan
norma adat. Lebih lanjut, (Raharyono, 2009, hlm. 7)
menjelaskan kearifan lokal sebagai kecerdasan yang
dimiliki oleh etnis tertentu yang diperoleh melalui
pengalaman etnis tersebut bergulat dengan
Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal
BAHASTRA |3
lingkungan hidupnya. Budaya lokal atau kearifan
lokal di antaranya adalah cerita rakyat, nyanyian
rakyat atau lagu daerah, adat-istiadat, makanan
tradisional, tarian daerah, dan lain sebagainya yang
bersifat kedaerahan. Masing-masing daerah memiliki
keunggulan dan kearifan lokal yang perlu dikenalkan
kepada anak-anak. salah satunya dapat dikenalkan
melalui sastra anak.
Cerita rakyat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah video kartun anak “Legenda Gunung
Merapi” cerita yang bermuatan lokal budaya
Yogyakarta. Cerita rakyat selanjutnya merupakan
karya Dian K., yaitu berjudul “Terjadinya Selat Bali”
cerita yang bermuatan kearifan lokal Bali, “Lutung
Kasarung” cerita yang bermuatan kearifan lokal Jawa
Barat, “Asal Usul Nama Irian” cerita yang bermuatan
kearifan lokal Papua Barat, “Malin Kundang” cerita
yang bermuatan kearifan lokal Sumatra Barat, dan
“Kisah Bulu Tengon” cerita yang bermuatan kearifan
lokal Kalimantan Utara. Penggunaan buku cerita
rakyat karya Dian K., terbitan Buana Ilmu Populer
karena bahasa cerita sederhana dan mudah dipahami
siswa, pemilihan kertasnya bagus dan mengkilap,
terdapat gambar ilustrasi penuh warna sehingga
memiliki daya tarik untuk membaca dan
memudahkan dalam memahami isi cerita, sarat
dengan nilai moral dan kearifan lokal.
Sastra anak selain bermuatan kearifan lokal juga
bermuatan nilai karakter atau pendidikan budi
pekerti. Ratna (2014, hlm 142) secara definitif asas-
asas budi pekerti adalah pendidikan yang
mengajarkan kepada anak didiknya agar memiliki
pemahaman dan dengan demikian dapat
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari mengenai
tingkah laku, keselarasan antara pikiran dan perasaan
sesuai dengan hati nurani masing-masing. Tujuan
pendidikan budi pekerti ini menjadi lebih jelas
dengan adanya Undang-undang No. 4 Tahun 1950,
berlaku di seluruh Indonesia melalui Undang-undang
No. 12 Tahun 1954, yang berbunyi: ‘membentuk
manusia susila yang cakap dan warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan tanah air’.
Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa (2013,
hlm. 25) menjelaskan bahwa “budi pekerti” atau
disebut watak yaitu bulatnya jiwa manusia yang
disebut “karakter” sebagai jiwa yang “berazas hukum
kebatinan”. Orang yang memiliki kecerdasan budi
pekerti senantiasa memikirkan dan merasakan serta
selalu memakai ukuran dan dasar-dasar yang pasti
dan tetap.
Berdasarkan latar belakang masalah yang
dikemukakan, maka diperlukan penelitian
“Penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal
melalui pembelajaran sastra anak pada siswa kelas
tinggi di sekolah dasar Yogyakarta”. Penumbuhan
budi pekerti pada siswa dapat dilakukan melalui
unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam sastra
anak, menganalisis nilai-nilai pendidikan budi pekerti
yang terkandung dalam sastra anak, dan
mengimplementasikan sastra anak sebagai sarana
penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal.
Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Prosedur dalam menentukan subjek
penelitian menggunakan purposive sampling, yakni
siswa kelas tinggi SD Negeri Mendungan 2, SD
Kintelan 1, dan SD Jurugentong. Sumber data
berasal dari kejadian, tempat, dan perilaku yang
terkait dengan penelitian. Cerita rakyat yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu berjudul
“Terjadinya Selat Bali”, “Malin Kundang”, “Asal-
Usul Nama Irian”, “Lutung Kasarung”, dan “Kisah
Bulu Tengon”. Narasumber dalam penelitian ini
yakni, guru dan siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6.
Prosedur pengumpulan data melalui observasi
berperan serta (participant observation), wawancara
mendalam (in depth interview), dan dokumentasi.
Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan
teknik. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis interaktif yaitu
suatu teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari
tiga alur kegiatan (reduksi data, penyajian data, dan
penarikan simpulan/verifikasi) yang terjadi secara
bersamaan (Miles dan Huberman, 2009: 16).
Hasil dan pembahasan
1. Unsur Intrinsik
Penelitian yang dilakukan menghasilkan temuan
unsur-unsur intrinsik yang digunakan guru dalam
pembelajaran Sastra Anak sebagai penanaman budi
pekerti sebagaimana diuraikan di bawah ini.
a. Tema
Stanton (2012, hlm. 36) tema
merupakan aspek cerita yang sejajar dengan
makna dalam pengalaman manusia; sesuatu
yang menjadikan suatu pengalaman begitu
diingat. Oleh karena tema merupakan
pernyataan generalisasi, akan sangat tidak
tepat diterapkan untuk cerita-cerita yang
mengolah emosi karakter-karakternya.
Cerita anak yang digunakan guru
untuk menanamkan pendidikan budi
pekerti dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya Sastra Anak memiliki
tema sebagai berikut, (1) “Malin
Kundang” memiliki tema kedurhakaan
anak pada ibunya, (2) “Asal Usul Nama
Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal
4| BAHASTRA
Irian” memiliki tema semangat berjuang
untuk meraih kebahagiaan, (3) “Lutung
Kasarung” memiliki tema kesabaran dan
ketulusan, (4) “Terjadinya Selat Bali”
memiliki tema kesalahan yang dilakukan
Manik Angkeran, (5) memiliki tema
kesabaran dan kebaikan akan berbuah
kebahagiaan.
b. Plot atau Alur Cerita
Aminuddin (2009: 83) alur adalah
rangkaian cerita yang dibentuk oleh
tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh
para pelaku dalam suatu cerita.
Alur cerita yang disampaikan guru
adalah alur maju. Alur yang terkandung
dalam cerita masih sederhana sehingga
anak dapat dengan mudah memahami
cerita yang disampaikan oleh guru.
c. Tokoh dan Watak
Pelaku yang mengemban peristiwa
dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu
mampu menjalin suatu cerita di sebut
dengan tokoh (Aminuddin, 2009:79).
Seorang tokoh yang memiliki
peranan penting dalam suatu cerita disebut
sebagai tokoh utama. Sedangkan tokoh
yang memiliki peranan tidak penting,
kehadirannya hanya mengelengkapi dan
membantu tokoh utama disebut sebagai
tokoh tambahan atau tokoh pembantu
(Aminuddin, 2009, hlm. 79-80).
Aminuddin (2009, hlm. 80) watak
dibedakan menjadi dua yaitu protagonis
dan antagonis. Watak protagonis yaitu
pelaku yang memiliki watak yang baik
sehingga disenangi pembaca, sedangkan
watak antagonis, yakni pelaku yang tidak
sesuai dengan apa yang diidam-idamkan
oleh pembaca.
Cerita “Terjadinya Selat Bali”
memiliki tokoh dan watak, Manik
Angkeran (Tamak, Boros, Suka Foya-
foya), Sidhimantra (Baik, Penyayang).
Cerita “Malin Kundang” memiliki
tokoh dan watak, Malin Kundang (Baik,
Pekerja Keras, Durhaka), Ibu Malin
Kundang (Baik, Penyayang).
Cerita “Lutung Kasarung”
memiliki tokoh dan watak Purbararang
(Sombong, Pemalas, Iri Hati), Lutung
Kasarung (Baik, Penolong), Purbasari
(Baik, Ramah, Bijaksana, Rajin,), Prabu
Tapa (Baik, Bijaksana), Indrajaya (Jahat).
Cerita “Asal Usul Irian” memiliki
tokoh dan watak, Mananamakrdi (Baik,
Penyayang, Semangat, Tidak Pernah
Menyerah), Insoraki (Baik, Setia,
Bijaksana), Konori (baik), Nelayan (baik).
Cerita “Kisah Bulu Tengon”
memiliki tokoh dan watak, Ku Anyi (Baik,
Penyayang, Tegas, Disiplin, Suka Berbagi),
Istri (Baik, Ramah, Penyayang), Jau Iru
(baik, penolong), Lamiai Suri (baik,
penolong).
d. Setting atau Latar Tempat
Waluyo (2011: 23) menjelaskan
setting adalah tempat kejadian cerita yang
berkaitan dengan aspek fisik, aspek
sosiologis, dan aspek psikis. Setting juga
dapat berkaitan dengan tempat dan waktu.
Latar tempat cerita “Terjadinya
Selat Bali” di Gunung Agung, Bali. Latar
tempat cerita “Malin Kundang” di Pesisir
Pantai daerah Minangkabau, Sumatra
Barat. Latar tempat cerita “Lutung
Kasarung” di Kerajaan yang terletak di
Jawa Barat. Latar tempat cerita “Asal Usul
Irian” di Kampung Sopen, Biak Barat.
Pulau Miokbudi, Biak Timur. Irian, Papua
Barat. Latar tempat cerita “Kisah Bulu
Tengon” di Suku Dayak, Kalimantan
Utara.
e. Gaya Bercerita
Guru memilih cerita dengan gaya
bahasa sederhana karena cerita disajikan
kepada siswa yang belum memiliki kosa
kata banyak. Bahasa yang tersaji dalam
cerita tidak bertele-tele dan tidak
mempunyai konflik banyak. Kesederhanaan
bahasa dapat terlihat dari siswa dapat
dengan mudah menangkap isi cerita.
2. Nilai-nilai Pendidikan Budi Pekerti dalam
Sastra Anak
“Malin Kundang” (Sayangilah orangtuamu.
Merekalah yang membawa dan merawatmu ke
dunia ini. Hormati dan patuhi nasihat mereka.)
“Terjadinya Selat Bali” (Jika ada yang
menolongmu saat mengalami kesusahan,
berterimakasihlah. Jangan sombong dan
meminta lebih. Itu akan membuat oranglain
enggan menolongmu.)
“Lutung Kasarung” (Rasa iri tidak akan
membawamu maju. Jangan iri pada temanmu
yang maju dan sukses. Perbaiki dirimu dan
siaplah untuk maju!)
“Asal Usul Irian” (Jangan mudah menyerah
meski orang sekitarmu merendahkanmu dan
Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal
BAHASTRA |5
menghinamu. Teruslah bersemangat, maka
masa depan cerah akan menantimu.)
“Kisah Bulu Tengon” (Orang yang baik
akan mendapatkan hal-hal yang baik pula.
Meski kadang ada kesulitan yang menyertai,
akan selalu ada penyelesaiannya.).
3. Nilai Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat
a. “Malin Kundang”
Siswa dikenalkan dengan pakaian adat
Minangkabau yang bernama Bundo
Kanduang atau Limapeh Rumah Nan
Gadang.
1. Siswa dikenalkan rumah adat
Minangkabau yang bernama Rumah
Gadang atau Rumah Godang.
2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut
merupakan legenda dari daerah
Minagkabau, Sumatra Barat berupa
batu yang berbetuk mirip dengan
manusia.
b. “Terjadinya Selat Bali”
1. Siswa dikenalkan pakaian adat
masyarakat Bali yang bernama Payas
Madya yang terdiri dari kain
panjang, alas kaki, umpal dan
kampuh.
2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut
merupakan legenda dari daerah Bali,
yang ceritanya masih berkaitan
dengan dewa-dewa.
c. “Lutung Kasarung”
1. Siswa dikenalkan pakaian kerajaan
zaman dahulu.
2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut
merupakan legenda daerah Jawa
Barat.
d. “Asal Usul Irian”
1. Siswa dikenalkan pakaian tradisional
dari daerah Papua Barat.
2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut
merupakan legenda terbentuknya
daerah Irian.
3. Siswa menjadi tahu kehidupan
masyarakat Papua yang tersebar
menjadi beberapa Kampung, Pulau
dan Suku.
f. “Kisah Bulu Tengon”
1. Siswa dikenalkan pakaian tradisional
dari Suku Dayak, Kalimantan Utara.
2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut
merupakan cerita rakyat Suku
Dayak, Kalimantan Utara dimana Ku
Anyi menemukan sebuah telur dan
saat telur menetas menjadi 2 anak
manusia.
3. Siswa menjadi tahu kehidupan
masyarakat Suku Dayak sebagai
pemburu.
Orang yang baik akan mendapatkan
hal-hal yang baik pula. Meski kadang
ada kesulitan yang menyertai, akan
selalu ada penyelesaiannya.
4. Proses Implementasi Sastra Anak sebagai
Sarana Penumbuhan Budi Pekerti pada Siswa
SD
Guru memulai pelajaran dengan mengawali
berdoa bersama, mendoakan orangtua, diri sendiri
dan teman. Setelah selesai berdoa, guru mengajak
siswa untuk lebih bersemangat salah satunya dengan
cara mengajak siswa untuk tepuk semangat dan
menyanyikan lagu “Aku Sayang Ibu”. Siswa sangat
antusias dan penuh semangat melakukan tepuk
semangat dan menyanyikan lagu “Aku Sayang Ibu”.
Setelah selesai menyanyikan lagu. Guru
menyampaikan nilai pendidikan yang terkandung
dalam lagu anak tersebut yaitu harus menghormati
kedua orangtua, guru, dan saudara. Selanjutnya guru
memulai pelajaran yaitu Bahasa Indonesia khususnya
Sastra Anak. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok secara heterogen kemudin guru
menjelaskan nilai-nilai pendidikan budi pekerti
dalam sastra anak melalui unsur-unsur intrinsik karya
sastra. Guru memutarkan video cerita rakyat yang
berjudul “Legenda Gunung Merapi” yang berasal
dari Yogyakarta. Video yang digunakan guru adalah
video kartun anak. Penggunaan video yang kartun
anak adalah disesuaikan dengan karakteristik usia
anak. Siswa secara seksama menyaksikan video
“Legenda Gunung Merapi”. Guru menyampaikan
pesan moral yang terkandung. Selanjutnya guru
mengajak siswa untuk belajar di taman sekolah. Guru
melakukan pelajaran di luar kelas agar suasana lebih
menyenangkan dan siswa bisa mengamati lingkungan
sekitar. Setelah berada di taman sekolah, guru
mendongengkan cerita rakyat yang berjudul “Asal
Usul Gubug Rubuh” cerita rakyat yang berasal dari
Yogyakarta.. Siswa menyimak guru selama
mendongeng. Saat guru mendongeng terjadi
komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga
kedekatan antara guru dan siswa terjalin suasana pun
menjadi lebih menyenangkan. Setelah guru selesai
mendongeng, masing-masing kelompok berdiskusi
untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik yang
terkandung dalam dongeng. Masing-masing
kelompok juga menganalisis nilai pendidikan budi
pekerti dan nilai kearifan lokal yang terkandung
dalam dongeng. Setelah selesai berdiskusi, masing-
masing kelompok menyampaikan hasil analisisnya.
Guru bersama siswa merayakan hasil diskusi dengan
Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal
6| BAHASTRA
menyanyikan yel-yel. Siswa sangat ceria dalam
pembelajaran yang telah dilakukan guru.
Setelah diskusi pertama selesai, guru
membagikan buku cerita anak kepada masing-masing
kelompok. Buku cerita anak yang digunakan guru
adalah cerita rakyat yang berwawasan kebudayaan
lokal atau kearifan lokal. Cerita rakyat tersebut yaitu
berjudul “Terjadinya Selat Bali”, “Malin Kundang”,
“Asal-Usul Nama Irian”, “Lutung Kasarung”, dan
“Kisah Bulu Tengon”.
Setelah guru selesai membacakan cerita, guru
meminta siswa untuk mendiskusikan unsur-unsur
intrinsik dan nilai pendidikan budi pekerti serta nilai
budaya lokal yang terkandung dalam cerita bersama
anggota kelompoknya masing-masing. Siswa dengan
tertib berdiskusi dengan kelompok masing-masing.
Masing-masing siswa terlihat telah memiliki karakter
dalam melakukan diskusi kelompok. Hal tersebut
terlihat siswa sangat tertib dan aktif dalam
berdiskusi. Setelah selesai berdiskusi, guru membahas
hasil pekerjaan siswa. Guru meminta masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
yang telah dilakukan. Setelah selesai presentasi, guru
menyampaikan nilai-nilai budi pekerti dan nilai
kearifan lokal yang terkandung dalam cerita. Guru
menggunakan Sastra Anak dalam menanamkan
pendidikan budi pekerti dan nilai kearifan lokal pada
siswa karena siswa dapat lebih mudah menerima dan
menangkap pesan moral yang terkandung dalam
cerita. Buku cerita tersebut juga terdapat ilustrasi
yang dapat memudahkan siswa untuk memahami isi
cerita.
Simpulan
Penanaman budi pekerti dapat dilakukan
melalui sastra anak pada pembalajaran Bahasa
Indonesia. Dengan menggunakan sastra anak, siswa
dapat dengan mudan menerima pesan moral yang
terkandung dalam cerita. Sastra anak yang digunakan
guru dalam menanamkan budi pekerti pada siswa
adalah cerita rakyat yang bermuatan nilai kerarifan
lokal. Pengajaran sastra anak yang dilakukan guru
adalah di dalam kelas dan di luar kelas. Penyajian
guru dalam menyampaikan cerita rakyat, guru
menggunakan media film kartun anak dengan judul
“Legenda Gurung Merapi”. Selain menggunakan
film kartun anak, guru juga menyajikan dengan cara
mendongengkan. Dongeng yang dibacakan guru
yaitu “Asal Usul Gubug Rubuh”. Penanaman budi
pekerti juga dapat dilakukan oleh guru dengan
mengajak siswa belajar di luar kelas. Guru membentu
kelompok secara heterogen, guru membagikan cerita
rakyat yang bermuatan kearifan lokal. Siswa
mendiskusikan kandungan nilai pendidikan budi
pekerti dan nilai kearifan lokal yang terkandung
dalam cerita. Pembelajaran yang dilakukan guru,
membuat siswa menjadi lebih mudah memahami
nilai pendidikan budi pekerti dan dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus siswa dapat
mengetahui nilai kerarifan lokal pada suatu daerah.
Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, penulis
menyarankan pada guru-guru khususnya dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Guru dapat
menggunakan Sastra Anak sebagai sarana
penumbuhan budi pekerti sekaligus sebagai
pengenalan nilai kearifan lokal pada siswa.
Persantunan
Artikel ini disusun atas dorongan dan
dukungan dari berbagai pihak Ucapan terimakasih
disampaikan kepada Ketua dan Sekretaris Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat dan teman-teman
sejawat. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada pertugas perpustakaan Museum
Aditiawarman Padang Sumatera Barat yang telah
membantu proses inventarisasi naskah dan penulisan
artikel ini. Teristimewa Ayahanda dan Bunda yang
doanya terus mengalir. Semoga artikel ini dapat
memberikan kontribusi dalam pembelajaran terutama
dalam kegiatan literasi kritis.
Daftar Pustaka
Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Darwish, Salwa Al. (2015). Literacy and Children’s
literature: Evidence from Actual Classroom
Practice. Journal of Education and Training
Studies. 3 (1), 78-83.
Faza. (2017). Cerita Asli Nusantara. Jakarta: PT ELEX
MEDIA KOMPUTINDO
Hasanuddin WS. (2015). Sastra Anak Kajian Tema,
Amanat dan Teknik Penyampaian Cerita Anak
Terbitan Surat Kabar. Bandung: Angkasa.
K, Dian. (2017). SERI CERITA RAKYAT 34
PROVINSI: KISAH BULU TENGON.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia.
K, Dian. (2017). SERI CERITA RAKYAT 34
PROVINSI: ASAL USUL IRIAN. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
K, Dian. (2017). SERI CERITA RAKYAT 34
PROVINSI: LUTUNG KASARUNG. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal
BAHASTRA |7
K, Dian. (2017). SERI CERITA RAKYAT 34
PROVINSI: MALIN KUNDANG. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
K, Dian. (2018). SERI CERITA RAKYAT 34
PROVINSI: TERJADINYA SELAT BALI.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia.
K, Dian. (2018). SERI CERITA RAKYAT 34
PROVINSI: TERJADINYA SELAT BALI.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia.
Majelis Luhur Persatuan tamansiswa. (2013). KI
HADJAR DEANTARA Pemikiran, Konsepsi,
Keteladanan, Sikap Merdeka I (Pendidikan).
Yogyakarta: UST-Press.
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. (2009).
Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press.
Morgan, Bobbette M. (2012). Teaching Cooperative
Learning with Children’s Literature. Jurnal
National Forum of Teacher Education Journal.
Vol. 22, No. 3: 1-12.
Raharyo, F.X. (2009). Kearifan Budaya dalam Kata.
Jakarta: Wedatama Widyasastra.
Ratna, Nyoman Kutha.(2014). Peranan Karya Sastra,
Seni, dan Budaya dalam Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sarumpaet, Riris. Toha. (2010). Pedoman Penelitian
Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert
Stanton.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Waluyo, Herman J. (2011). Pengkajian dan Apresiasi
Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press.
Winarni, Retno. (2014). Kajian Sastra Anak. yogyakarta:
Graha Ilmu.
Zulkarnain, A. Ag. dan Febriamansyah, R. (2008).
Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan Pelestarian
Sumberdaya Pesisir. Jurnal Agribisnis
Kerakyatan, 1, 69-85.

More Related Content

What's hot

Laporan Pertanggung Jawaban Buletin Serangkai Edisi 01
Laporan Pertanggung Jawaban Buletin Serangkai Edisi 01Laporan Pertanggung Jawaban Buletin Serangkai Edisi 01
Laporan Pertanggung Jawaban Buletin Serangkai Edisi 01Harry Ramza
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWANopiputri
 
130421 rasional kd bi-konsep bb-my
130421 rasional kd bi-konsep bb-my130421 rasional kd bi-konsep bb-my
130421 rasional kd bi-konsep bb-mydimas hartono
 
Menumbuhkan Minat Baca Bagi mahasiswa
Menumbuhkan Minat Baca Bagi mahasiswaMenumbuhkan Minat Baca Bagi mahasiswa
Menumbuhkan Minat Baca Bagi mahasiswaShe Evie
 
Gemar membaca (2)
Gemar membaca (2)Gemar membaca (2)
Gemar membaca (2)Nuril anwar
 
Pegaruh media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman ...
Pegaruh media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman ...Pegaruh media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman ...
Pegaruh media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman ...addies_cool
 
Metode Story Telling & Learning Story dalam Pembelajaran di TK
Metode Story Telling & Learning Story dalam Pembelajaran di TKMetode Story Telling & Learning Story dalam Pembelajaran di TK
Metode Story Telling & Learning Story dalam Pembelajaran di TKSumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa IndonesiaUpaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa IndonesiaIqwal Akmar
 

What's hot (17)

Laporan Pertanggung Jawaban Buletin Serangkai Edisi 01
Laporan Pertanggung Jawaban Buletin Serangkai Edisi 01Laporan Pertanggung Jawaban Buletin Serangkai Edisi 01
Laporan Pertanggung Jawaban Buletin Serangkai Edisi 01
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
 
130421 rasional kd bi-konsep bb-my
130421 rasional kd bi-konsep bb-my130421 rasional kd bi-konsep bb-my
130421 rasional kd bi-konsep bb-my
 
RPS Tafsir Tarbawy
RPS Tafsir TarbawyRPS Tafsir Tarbawy
RPS Tafsir Tarbawy
 
Amalan membaca dalam kalangan rakyat
Amalan membaca dalam kalangan rakyatAmalan membaca dalam kalangan rakyat
Amalan membaca dalam kalangan rakyat
 
Karangan Bahasa Melayu
Karangan Bahasa MelayuKarangan Bahasa Melayu
Karangan Bahasa Melayu
 
Sp bm ku
Sp bm kuSp bm ku
Sp bm ku
 
Aaira rasyada
Aaira rasyadaAaira rasyada
Aaira rasyada
 
Menumbuhkan Minat Baca Bagi mahasiswa
Menumbuhkan Minat Baca Bagi mahasiswaMenumbuhkan Minat Baca Bagi mahasiswa
Menumbuhkan Minat Baca Bagi mahasiswa
 
Sp bm kbsm
Sp bm kbsmSp bm kbsm
Sp bm kbsm
 
Gemar membaca (2)
Gemar membaca (2)Gemar membaca (2)
Gemar membaca (2)
 
Pegaruh media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman ...
Pegaruh media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman ...Pegaruh media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman ...
Pegaruh media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman ...
 
Jurnal rizki
Jurnal rizkiJurnal rizki
Jurnal rizki
 
Metode Story Telling & Learning Story dalam Pembelajaran di TK
Metode Story Telling & Learning Story dalam Pembelajaran di TKMetode Story Telling & Learning Story dalam Pembelajaran di TK
Metode Story Telling & Learning Story dalam Pembelajaran di TK
 
collaboration continuum
collaboration continuumcollaboration continuum
collaboration continuum
 
Meretas literasi menyemai_karakter_pdf
Meretas literasi menyemai_karakter_pdfMeretas literasi menyemai_karakter_pdf
Meretas literasi menyemai_karakter_pdf
 
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa IndonesiaUpaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
 

Similar to Anang sudigdo 1 7

53. Isi dan Sampul Menyeruit Yuk.pdf
53. Isi dan Sampul Menyeruit Yuk.pdf53. Isi dan Sampul Menyeruit Yuk.pdf
53. Isi dan Sampul Menyeruit Yuk.pdfSuriskaDestriyanti
 
Analisis pembelajaran PKn berbasis etnopedagogi
Analisis pembelajaran PKn berbasis etnopedagogiAnalisis pembelajaran PKn berbasis etnopedagogi
Analisis pembelajaran PKn berbasis etnopedagoginovi majid
 
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remajaciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remajacayth
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaKhoerul Anwar Abdulloh
 
Hakikat, Manfaat, dan Kontribusi Sastra Anak.pptx
Hakikat, Manfaat, dan Kontribusi Sastra Anak.pptxHakikat, Manfaat, dan Kontribusi Sastra Anak.pptx
Hakikat, Manfaat, dan Kontribusi Sastra Anak.pptxADITYADWIHANGGARA1
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifUniversitas Negeri Semarang
 
Pendidikan-Pancasila-BS-KLS-IV.pdf
Pendidikan-Pancasila-BS-KLS-IV.pdfPendidikan-Pancasila-BS-KLS-IV.pdf
Pendidikan-Pancasila-BS-KLS-IV.pdfsulilion
 
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 4.pdf
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 4.pdfDIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 4.pdf
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 4.pdfratnabarbara
 
Bacaan untuk anak SD - Kalah oleh si Cerdik.pdf
Bacaan untuk anak SD - Kalah oleh si Cerdik.pdfBacaan untuk anak SD - Kalah oleh si Cerdik.pdf
Bacaan untuk anak SD - Kalah oleh si Cerdik.pdfNodd Nittong
 
Makalah bahasa indonesia di Sekolah Dasar
Makalah bahasa indonesia di Sekolah DasarMakalah bahasa indonesia di Sekolah Dasar
Makalah bahasa indonesia di Sekolah DasarFadillaSylviani
 
FILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptx
FILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptxFILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptx
FILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptxGaluhErlinaPutri
 
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikTransformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikSlamet Readi
 
Tugas 1.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Kelompok B.1 Mira Idayanti ( Rizki A...
Tugas 1.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Kelompok B.1 Mira Idayanti ( Rizki A...Tugas 1.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Kelompok B.1 Mira Idayanti ( Rizki A...
Tugas 1.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Kelompok B.1 Mira Idayanti ( Rizki A...RIZKIAULIA92
 
Silabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisiSilabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisimusdam farera
 
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017Muhamad Yogi
 
Kelas 11 sma_pendidikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_pp_kn_siswa_2017
Kelas 11 sma_pendidikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_pp_kn_siswa_2017Kelas 11 sma_pendidikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_pp_kn_siswa_2017
Kelas 11 sma_pendidikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_pp_kn_siswa_2017TiaraMuzdalifah
 

Similar to Anang sudigdo 1 7 (20)

53. Isi dan Sampul Menyeruit Yuk.pdf
53. Isi dan Sampul Menyeruit Yuk.pdf53. Isi dan Sampul Menyeruit Yuk.pdf
53. Isi dan Sampul Menyeruit Yuk.pdf
 
Analisis pembelajaran PKn berbasis etnopedagogi
Analisis pembelajaran PKn berbasis etnopedagogiAnalisis pembelajaran PKn berbasis etnopedagogi
Analisis pembelajaran PKn berbasis etnopedagogi
 
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remajaciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
 
makalah Nurruba Rahayu.pdf
makalah Nurruba Rahayu.pdfmakalah Nurruba Rahayu.pdf
makalah Nurruba Rahayu.pdf
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
 
Hakikat, Manfaat, dan Kontribusi Sastra Anak.pptx
Hakikat, Manfaat, dan Kontribusi Sastra Anak.pptxHakikat, Manfaat, dan Kontribusi Sastra Anak.pptx
Hakikat, Manfaat, dan Kontribusi Sastra Anak.pptx
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 
Pendidikan-Pancasila-BS-KLS-IV.pdf
Pendidikan-Pancasila-BS-KLS-IV.pdfPendidikan-Pancasila-BS-KLS-IV.pdf
Pendidikan-Pancasila-BS-KLS-IV.pdf
 
Makalah landasan antro
Makalah landasan antroMakalah landasan antro
Makalah landasan antro
 
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 4.pdf
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 4.pdfDIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 4.pdf
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 4.pdf
 
Program Literasi Sekolah
Program Literasi Sekolah Program Literasi Sekolah
Program Literasi Sekolah
 
Bacaan untuk anak SD - Kalah oleh si Cerdik.pdf
Bacaan untuk anak SD - Kalah oleh si Cerdik.pdfBacaan untuk anak SD - Kalah oleh si Cerdik.pdf
Bacaan untuk anak SD - Kalah oleh si Cerdik.pdf
 
Makalah bahasa indonesia di Sekolah Dasar
Makalah bahasa indonesia di Sekolah DasarMakalah bahasa indonesia di Sekolah Dasar
Makalah bahasa indonesia di Sekolah Dasar
 
FILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptx
FILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptxFILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptx
FILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptx
 
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikTransformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
 
Tugas 1.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Kelompok B.1 Mira Idayanti ( Rizki A...
Tugas 1.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Kelompok B.1 Mira Idayanti ( Rizki A...Tugas 1.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Kelompok B.1 Mira Idayanti ( Rizki A...
Tugas 1.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 1.1 Kelompok B.1 Mira Idayanti ( Rizki A...
 
Silabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisiSilabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisi
 
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
 
BUKU PKN
BUKU PKNBUKU PKN
BUKU PKN
 
Kelas 11 sma_pendidikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_pp_kn_siswa_2017
Kelas 11 sma_pendidikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_pp_kn_siswa_2017Kelas 11 sma_pendidikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_pp_kn_siswa_2017
Kelas 11 sma_pendidikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_pp_kn_siswa_2017
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

Anang sudigdo 1 7

  • 1. BAHASTRA Vol. XXXVIII No. 1 Tahun 2018 | 2548 – 4583 BAHASTRA |1 DOI: http://dx.doi.org/10.26555/bahastra email: bahastra@pbsi.uad.ac.id UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BAHASTRA http://journal.uad.ac.id/index.php/BAHASTRA Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal Melalui Pembelajaran Sastra Anak Pada Siswa Kelas Tinggi di Sekolah Dasar Yogyakarta Anang Sudigdo PGSD, FKIP, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Jalan Batikan, Tuntungan UH-III/ 1043Yogyakarta 55167 E-mail: anang_paket3@yahoo.com Informasi artikel ABSTRAK Sejarah artikel: Diterima Revisi Dipublikasikan 20-10-2017 05-05-2018 Mei 2018 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik dalam sastra anak dapat diimplementasikan sebagai sarana penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal pada siswa kelas tinggi di SD Negeri KotaYogyakarta; (2) nilai-nilai pendidikan budi pekerti dalam sastra anak; (3) proses implementasi sastra anak sebagai sarana penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal pada siswa SD KotaYogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan isi. Simpulan yang dihasilkan, yakni: (1) unsur intrinsik sastra anak yang dapat diimplementasikan sebagai sarana penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal meliputi, tema, alur, tokoh, watak, latar, sudut pandang, dan amanat; (2) cerita Sastra Anak yang disajikan guru dalam pembelajaran di kelas mengandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti dan bermuatan kearifan lokal; (3) guru menanamkan pendidikan budi pekerti dan nilai kearifan lokal kepada siswa melalui Sastra Anak yaitu cerita rakyat. Kata kunci: Sastra Anak, unsur-unsur intrinsik, pendidikan budi pekerti, kearifan lokal, dan folklore ABSTRACT Key word: Children's Literature, intrinsic elements, character education, local wisdom, and folklore This research aims to describe: (1) intrinsic element in child literature can be implemented as a way of indigenous wisdom based on local wisdom upper class students at Yogyakarta state elementary school; (2) the values of character education in children's literature; (3) the process of child literature implementation as a way of character growth based on local wisdom in elementary school students in Yogyakarta. This research is done by qualitative method and content approach. The resulting conclusions are: (1) the children's literary intrinsic element which can be implemented as a way of character development based on local wisdom including theme, plot, figures, character, setting, point of view and moral value; (2) the story Children's Literature presented by the teacher in the classroom learning contains the values of character education and culture based; (3) teachers inculcate character education to students through Children's Literature that is folklore. Copyright © 2018 Universitas Ahmad Dahlan. All Right Reserved Pendahuluan Sastra anak merupakan suatu karya sastra terbaik sebagai bahan bacaan anak dengan karakteristik berbagai ragam, tema, dan format. Karya sastra anak dibuat untuk disajikan pada anak- anak mulai dari usia dini, seperti buku berbentuk mainan, buku-buku untuk anak bayi, buku memperkenalkan alfabet, buku mengenal angka dan hitungan, buku mengenai konsep dan berbagai buku lain yang membicarakan pengalaman anak seusia itu, anak-anak lebih menyukai buku bacaan yang terdapat gambarnya sebagai ilustrasi cerita (Sarumpaet, 2010, hlm. 2). Hasanuddin (2015, hlm. 2) sastra anak, secara dikotomi dapat dikatakan sebagai karya sastra yang “layak” dibaca, didengar, atau dikonsumsi oleh kanak-kanak. Perkataan “layak” memberikan gambaran bahwa ada persyaratan khusus tentang boleh tidaknya, baik tidaknya, atau sesuai tidaknya teks sastra tersebut dibaca atau diperuntukan bagi kanak-kanak. Isi sastra anak adalah cerita atau pesan yang dianggab sesuai dengan tingkat emosional dan intelektualitas anak. Pengajaran sastra anak memiliki peranan penting dalam upaya membentuk generasi yang unggul, bermoral, dan berbudi pekerti seperti yang diharapkan. Untuk mewujudkan hal tersebut peran
  • 2. Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal 2| BAHASTRA pendidikan di lingkungan sekolah dan keluarga sangat diperlukan. Sastra anak perlu dikenalkan pada anak sejak anak usia dini karena sastra anak memberikan nilai hiburan pada anak dan syarat dengan nilai budi pekerti. Salah satu alternatif pembelajaran untuk menumbuhkan budi pekerti adalah melalui sastra anak. Pembelajaran sastra anak yang terinclude dalam pelajaran Bahasa Indonesia diyakini dapat membantu proses pembentukan budi pekerti siswa. Hal ini karena dalam karya sastra anak terkandung nilai-nilai positif, yaitu nilai-nilai budaya, sosial, moral, kemanusiaan dan agama yang disampaikan melalui unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik. Penanaman pendidikan karakter melalui sastra anak merupakan langkah yang tepat karena sastra anak sangat dekat dengan dunia anak dan menyenangkan bagi anak. Hal tesebut senada dengan pendapat, Darwish (2015, hlm. 78) “Literature provides delight and enjoyment”. berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat diketahui bahwa sastra anak adalah karya sastra yang sengaja ditujukan kepada anak, ditulis oleh orang yang mampu memahami karakteristik dunia anak dan usia anak yaitu sesuai dengan tingkat emosional dan intelektual anak serta menghindari unsur pantangan bagi anak. Sastra anak mengandung pesan moral yang baik bagi anak. Berdasarkan hasil observasi awal di lapangan menunjukkan bahwa pengajaran sastra anak yang dilakukan guru dalam menumbuhkan budi perkerti melalui sastra anak adalah menggunakan cerita anak. Guru membacakan cerita anak kepada siswa kemudian siswa menyimak cerita. Guru bersama siswa membahas unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita. Unsur-unsur intrinsik meliputi tema, tokoh, watak, sudut pandang, alur, latar cerita, dan amanat atau pesan cerita. Guru dan siswa juga menganalisis nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang terkandung dalam cerita. Salah satu manfaat sastra anak anak adalah memberikan nilai pendidikan pada anak. nilai pendidikan tersebut yaitu nilai budi pekerti yang sangat baik untuk diberikan kepada anak. Pendidikan budi pekerti mengajarkan kepada anak untuk tumbuh menjadi anak yang bermoral dan berakhlak mulia sehingga anak menjadi paham (ranah kognitif), mampu merasakan (ranah efektif), dan mau melakukan (ranah psikomotor). Sastra anak memberikan fungsi hiburan dan kesenangan serta kepuasan pada anak ketika anak membaca dan menghayati sastra anak (Winarni, 2014, hlm. 5). Melalui sastra anak, siswa juga dapat menguatkan kemampuan membaca dan kemampuan mengapresiasi karya sastra khususnya sastra anak. Siswa merasa senang membaca karya sastra, senang mendengarkan cerita yang dibacakan guru, dan siswa mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui pesan moral dari cerita yang dibaca atau didengarnya. Dengan demikian, kepribadian dan kecerdasan emosional anak akan terbentuk. Usia anak adalah usia yang masih bersifat meniru dan memerlukan bimbingan dari orang dewasa. Maka dalam hal bacaan, guru harus mampu memilihkan bacaan yang tepat untuk anak yang sesuai jiwa dan karakter anak dan sekaligus mengandung nilai karakter yang baik bagi anak. Hal tesebut senada dengan pendapat, Morgan (2012, hlm. 4) “Teacher learn how to help student to better understand the books they are reading and can use their creativity to create new stories.” Anak sudah mengenal sastra sejak kecil yaitu melalui sastra lisan. Seorang ibu menyanyikan saat anak menangis dan mendongengkan anaknya saat menjelang tidur. Sastra anak sangat syarat dengan nilai pendidikan budi pekerti. Oleh karena itu, sastra anak merupakan sarana yang tepat untuk menanamkan nilai pendidikan budi pekerti yang berbasis kearifan lokal. Penanaman pendidikan budi pekerti harus dilakukan pada anak sejak dini. Karena masa anak-anak adalah saat pembentukan jati diri seseorang yang dapat menentukan masa depan anak. Perkembangan sastra lisan sudah banyak yang dibukukan sebagai bahan referensi bacaan untuk anak, misalnya dongeng atau cerita rakyat yang berwawasan kearifan lokal. Pengenalan sastra anak yang berbasis kearifan lokal bertujuan untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur yang berlaku pada daerah setempat. Pada era globalisasi saat ini yang arusnya semakin deras mengkhawatirkan budaya lokal akan semakin terkikis. Budaya asing yang masuk ke Indonesia mulai mengikiskas budaya lokal yang sarat nilai warisan luhur bangsa. Kearifan lokal perlu dilestarikan dan diperkenalkan pada anak agar tidak terkikis oleh budaya luar. Melihat kenyataan saat ini, sebagian anak-anak lebih merasa senang apabila mengenal kebudyaan luar. Hal tersebut dapat menjadikan waspada terhadap keberadaan budaya lokal. Kebudayaan lokal merupakan warisan budaya dari nenek moyang yang perlu dilestarikan. Zulkarnain dan Febriamansyah (2008, hlm. 72) menjelaskan bahwa kearifan lokal berupa prinsip- prinsip dan cara-cara tertentu yang dianut, dipahami, dan diaplikasikan oleh masyarakat setempat dalam berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan sekitar dan ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai dan norma adat. Lebih lanjut, (Raharyono, 2009, hlm. 7) menjelaskan kearifan lokal sebagai kecerdasan yang dimiliki oleh etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman etnis tersebut bergulat dengan
  • 3. Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal BAHASTRA |3 lingkungan hidupnya. Budaya lokal atau kearifan lokal di antaranya adalah cerita rakyat, nyanyian rakyat atau lagu daerah, adat-istiadat, makanan tradisional, tarian daerah, dan lain sebagainya yang bersifat kedaerahan. Masing-masing daerah memiliki keunggulan dan kearifan lokal yang perlu dikenalkan kepada anak-anak. salah satunya dapat dikenalkan melalui sastra anak. Cerita rakyat yang digunakan dalam penelitian ini adalah video kartun anak “Legenda Gunung Merapi” cerita yang bermuatan lokal budaya Yogyakarta. Cerita rakyat selanjutnya merupakan karya Dian K., yaitu berjudul “Terjadinya Selat Bali” cerita yang bermuatan kearifan lokal Bali, “Lutung Kasarung” cerita yang bermuatan kearifan lokal Jawa Barat, “Asal Usul Nama Irian” cerita yang bermuatan kearifan lokal Papua Barat, “Malin Kundang” cerita yang bermuatan kearifan lokal Sumatra Barat, dan “Kisah Bulu Tengon” cerita yang bermuatan kearifan lokal Kalimantan Utara. Penggunaan buku cerita rakyat karya Dian K., terbitan Buana Ilmu Populer karena bahasa cerita sederhana dan mudah dipahami siswa, pemilihan kertasnya bagus dan mengkilap, terdapat gambar ilustrasi penuh warna sehingga memiliki daya tarik untuk membaca dan memudahkan dalam memahami isi cerita, sarat dengan nilai moral dan kearifan lokal. Sastra anak selain bermuatan kearifan lokal juga bermuatan nilai karakter atau pendidikan budi pekerti. Ratna (2014, hlm 142) secara definitif asas- asas budi pekerti adalah pendidikan yang mengajarkan kepada anak didiknya agar memiliki pemahaman dan dengan demikian dapat melakukannya dalam kehidupan sehari-hari mengenai tingkah laku, keselarasan antara pikiran dan perasaan sesuai dengan hati nurani masing-masing. Tujuan pendidikan budi pekerti ini menjadi lebih jelas dengan adanya Undang-undang No. 4 Tahun 1950, berlaku di seluruh Indonesia melalui Undang-undang No. 12 Tahun 1954, yang berbunyi: ‘membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air’. Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa (2013, hlm. 25) menjelaskan bahwa “budi pekerti” atau disebut watak yaitu bulatnya jiwa manusia yang disebut “karakter” sebagai jiwa yang “berazas hukum kebatinan”. Orang yang memiliki kecerdasan budi pekerti senantiasa memikirkan dan merasakan serta selalu memakai ukuran dan dasar-dasar yang pasti dan tetap. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka diperlukan penelitian “Penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal melalui pembelajaran sastra anak pada siswa kelas tinggi di sekolah dasar Yogyakarta”. Penumbuhan budi pekerti pada siswa dapat dilakukan melalui unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam sastra anak, menganalisis nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang terkandung dalam sastra anak, dan mengimplementasikan sastra anak sebagai sarana penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Prosedur dalam menentukan subjek penelitian menggunakan purposive sampling, yakni siswa kelas tinggi SD Negeri Mendungan 2, SD Kintelan 1, dan SD Jurugentong. Sumber data berasal dari kejadian, tempat, dan perilaku yang terkait dengan penelitian. Cerita rakyat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berjudul “Terjadinya Selat Bali”, “Malin Kundang”, “Asal- Usul Nama Irian”, “Lutung Kasarung”, dan “Kisah Bulu Tengon”. Narasumber dalam penelitian ini yakni, guru dan siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6. Prosedur pengumpulan data melalui observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif yaitu suatu teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga alur kegiatan (reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi) yang terjadi secara bersamaan (Miles dan Huberman, 2009: 16). Hasil dan pembahasan 1. Unsur Intrinsik Penelitian yang dilakukan menghasilkan temuan unsur-unsur intrinsik yang digunakan guru dalam pembelajaran Sastra Anak sebagai penanaman budi pekerti sebagaimana diuraikan di bawah ini. a. Tema Stanton (2012, hlm. 36) tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Oleh karena tema merupakan pernyataan generalisasi, akan sangat tidak tepat diterapkan untuk cerita-cerita yang mengolah emosi karakter-karakternya. Cerita anak yang digunakan guru untuk menanamkan pendidikan budi pekerti dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya Sastra Anak memiliki tema sebagai berikut, (1) “Malin Kundang” memiliki tema kedurhakaan anak pada ibunya, (2) “Asal Usul Nama
  • 4. Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal 4| BAHASTRA Irian” memiliki tema semangat berjuang untuk meraih kebahagiaan, (3) “Lutung Kasarung” memiliki tema kesabaran dan ketulusan, (4) “Terjadinya Selat Bali” memiliki tema kesalahan yang dilakukan Manik Angkeran, (5) memiliki tema kesabaran dan kebaikan akan berbuah kebahagiaan. b. Plot atau Alur Cerita Aminuddin (2009: 83) alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Alur cerita yang disampaikan guru adalah alur maju. Alur yang terkandung dalam cerita masih sederhana sehingga anak dapat dengan mudah memahami cerita yang disampaikan oleh guru. c. Tokoh dan Watak Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita di sebut dengan tokoh (Aminuddin, 2009:79). Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut sebagai tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting, kehadirannya hanya mengelengkapi dan membantu tokoh utama disebut sebagai tokoh tambahan atau tokoh pembantu (Aminuddin, 2009, hlm. 79-80). Aminuddin (2009, hlm. 80) watak dibedakan menjadi dua yaitu protagonis dan antagonis. Watak protagonis yaitu pelaku yang memiliki watak yang baik sehingga disenangi pembaca, sedangkan watak antagonis, yakni pelaku yang tidak sesuai dengan apa yang diidam-idamkan oleh pembaca. Cerita “Terjadinya Selat Bali” memiliki tokoh dan watak, Manik Angkeran (Tamak, Boros, Suka Foya- foya), Sidhimantra (Baik, Penyayang). Cerita “Malin Kundang” memiliki tokoh dan watak, Malin Kundang (Baik, Pekerja Keras, Durhaka), Ibu Malin Kundang (Baik, Penyayang). Cerita “Lutung Kasarung” memiliki tokoh dan watak Purbararang (Sombong, Pemalas, Iri Hati), Lutung Kasarung (Baik, Penolong), Purbasari (Baik, Ramah, Bijaksana, Rajin,), Prabu Tapa (Baik, Bijaksana), Indrajaya (Jahat). Cerita “Asal Usul Irian” memiliki tokoh dan watak, Mananamakrdi (Baik, Penyayang, Semangat, Tidak Pernah Menyerah), Insoraki (Baik, Setia, Bijaksana), Konori (baik), Nelayan (baik). Cerita “Kisah Bulu Tengon” memiliki tokoh dan watak, Ku Anyi (Baik, Penyayang, Tegas, Disiplin, Suka Berbagi), Istri (Baik, Ramah, Penyayang), Jau Iru (baik, penolong), Lamiai Suri (baik, penolong). d. Setting atau Latar Tempat Waluyo (2011: 23) menjelaskan setting adalah tempat kejadian cerita yang berkaitan dengan aspek fisik, aspek sosiologis, dan aspek psikis. Setting juga dapat berkaitan dengan tempat dan waktu. Latar tempat cerita “Terjadinya Selat Bali” di Gunung Agung, Bali. Latar tempat cerita “Malin Kundang” di Pesisir Pantai daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Latar tempat cerita “Lutung Kasarung” di Kerajaan yang terletak di Jawa Barat. Latar tempat cerita “Asal Usul Irian” di Kampung Sopen, Biak Barat. Pulau Miokbudi, Biak Timur. Irian, Papua Barat. Latar tempat cerita “Kisah Bulu Tengon” di Suku Dayak, Kalimantan Utara. e. Gaya Bercerita Guru memilih cerita dengan gaya bahasa sederhana karena cerita disajikan kepada siswa yang belum memiliki kosa kata banyak. Bahasa yang tersaji dalam cerita tidak bertele-tele dan tidak mempunyai konflik banyak. Kesederhanaan bahasa dapat terlihat dari siswa dapat dengan mudah menangkap isi cerita. 2. Nilai-nilai Pendidikan Budi Pekerti dalam Sastra Anak “Malin Kundang” (Sayangilah orangtuamu. Merekalah yang membawa dan merawatmu ke dunia ini. Hormati dan patuhi nasihat mereka.) “Terjadinya Selat Bali” (Jika ada yang menolongmu saat mengalami kesusahan, berterimakasihlah. Jangan sombong dan meminta lebih. Itu akan membuat oranglain enggan menolongmu.) “Lutung Kasarung” (Rasa iri tidak akan membawamu maju. Jangan iri pada temanmu yang maju dan sukses. Perbaiki dirimu dan siaplah untuk maju!) “Asal Usul Irian” (Jangan mudah menyerah meski orang sekitarmu merendahkanmu dan
  • 5. Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal BAHASTRA |5 menghinamu. Teruslah bersemangat, maka masa depan cerah akan menantimu.) “Kisah Bulu Tengon” (Orang yang baik akan mendapatkan hal-hal yang baik pula. Meski kadang ada kesulitan yang menyertai, akan selalu ada penyelesaiannya.). 3. Nilai Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat a. “Malin Kundang” Siswa dikenalkan dengan pakaian adat Minangkabau yang bernama Bundo Kanduang atau Limapeh Rumah Nan Gadang. 1. Siswa dikenalkan rumah adat Minangkabau yang bernama Rumah Gadang atau Rumah Godang. 2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut merupakan legenda dari daerah Minagkabau, Sumatra Barat berupa batu yang berbetuk mirip dengan manusia. b. “Terjadinya Selat Bali” 1. Siswa dikenalkan pakaian adat masyarakat Bali yang bernama Payas Madya yang terdiri dari kain panjang, alas kaki, umpal dan kampuh. 2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut merupakan legenda dari daerah Bali, yang ceritanya masih berkaitan dengan dewa-dewa. c. “Lutung Kasarung” 1. Siswa dikenalkan pakaian kerajaan zaman dahulu. 2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut merupakan legenda daerah Jawa Barat. d. “Asal Usul Irian” 1. Siswa dikenalkan pakaian tradisional dari daerah Papua Barat. 2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut merupakan legenda terbentuknya daerah Irian. 3. Siswa menjadi tahu kehidupan masyarakat Papua yang tersebar menjadi beberapa Kampung, Pulau dan Suku. f. “Kisah Bulu Tengon” 1. Siswa dikenalkan pakaian tradisional dari Suku Dayak, Kalimantan Utara. 2. Siswa menjadi tahu cerita tersebut merupakan cerita rakyat Suku Dayak, Kalimantan Utara dimana Ku Anyi menemukan sebuah telur dan saat telur menetas menjadi 2 anak manusia. 3. Siswa menjadi tahu kehidupan masyarakat Suku Dayak sebagai pemburu. Orang yang baik akan mendapatkan hal-hal yang baik pula. Meski kadang ada kesulitan yang menyertai, akan selalu ada penyelesaiannya. 4. Proses Implementasi Sastra Anak sebagai Sarana Penumbuhan Budi Pekerti pada Siswa SD Guru memulai pelajaran dengan mengawali berdoa bersama, mendoakan orangtua, diri sendiri dan teman. Setelah selesai berdoa, guru mengajak siswa untuk lebih bersemangat salah satunya dengan cara mengajak siswa untuk tepuk semangat dan menyanyikan lagu “Aku Sayang Ibu”. Siswa sangat antusias dan penuh semangat melakukan tepuk semangat dan menyanyikan lagu “Aku Sayang Ibu”. Setelah selesai menyanyikan lagu. Guru menyampaikan nilai pendidikan yang terkandung dalam lagu anak tersebut yaitu harus menghormati kedua orangtua, guru, dan saudara. Selanjutnya guru memulai pelajaran yaitu Bahasa Indonesia khususnya Sastra Anak. Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen kemudin guru menjelaskan nilai-nilai pendidikan budi pekerti dalam sastra anak melalui unsur-unsur intrinsik karya sastra. Guru memutarkan video cerita rakyat yang berjudul “Legenda Gunung Merapi” yang berasal dari Yogyakarta. Video yang digunakan guru adalah video kartun anak. Penggunaan video yang kartun anak adalah disesuaikan dengan karakteristik usia anak. Siswa secara seksama menyaksikan video “Legenda Gunung Merapi”. Guru menyampaikan pesan moral yang terkandung. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk belajar di taman sekolah. Guru melakukan pelajaran di luar kelas agar suasana lebih menyenangkan dan siswa bisa mengamati lingkungan sekitar. Setelah berada di taman sekolah, guru mendongengkan cerita rakyat yang berjudul “Asal Usul Gubug Rubuh” cerita rakyat yang berasal dari Yogyakarta.. Siswa menyimak guru selama mendongeng. Saat guru mendongeng terjadi komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga kedekatan antara guru dan siswa terjalin suasana pun menjadi lebih menyenangkan. Setelah guru selesai mendongeng, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam dongeng. Masing-masing kelompok juga menganalisis nilai pendidikan budi pekerti dan nilai kearifan lokal yang terkandung dalam dongeng. Setelah selesai berdiskusi, masing- masing kelompok menyampaikan hasil analisisnya. Guru bersama siswa merayakan hasil diskusi dengan
  • 6. Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal 6| BAHASTRA menyanyikan yel-yel. Siswa sangat ceria dalam pembelajaran yang telah dilakukan guru. Setelah diskusi pertama selesai, guru membagikan buku cerita anak kepada masing-masing kelompok. Buku cerita anak yang digunakan guru adalah cerita rakyat yang berwawasan kebudayaan lokal atau kearifan lokal. Cerita rakyat tersebut yaitu berjudul “Terjadinya Selat Bali”, “Malin Kundang”, “Asal-Usul Nama Irian”, “Lutung Kasarung”, dan “Kisah Bulu Tengon”. Setelah guru selesai membacakan cerita, guru meminta siswa untuk mendiskusikan unsur-unsur intrinsik dan nilai pendidikan budi pekerti serta nilai budaya lokal yang terkandung dalam cerita bersama anggota kelompoknya masing-masing. Siswa dengan tertib berdiskusi dengan kelompok masing-masing. Masing-masing siswa terlihat telah memiliki karakter dalam melakukan diskusi kelompok. Hal tersebut terlihat siswa sangat tertib dan aktif dalam berdiskusi. Setelah selesai berdiskusi, guru membahas hasil pekerjaan siswa. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. Setelah selesai presentasi, guru menyampaikan nilai-nilai budi pekerti dan nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita. Guru menggunakan Sastra Anak dalam menanamkan pendidikan budi pekerti dan nilai kearifan lokal pada siswa karena siswa dapat lebih mudah menerima dan menangkap pesan moral yang terkandung dalam cerita. Buku cerita tersebut juga terdapat ilustrasi yang dapat memudahkan siswa untuk memahami isi cerita. Simpulan Penanaman budi pekerti dapat dilakukan melalui sastra anak pada pembalajaran Bahasa Indonesia. Dengan menggunakan sastra anak, siswa dapat dengan mudan menerima pesan moral yang terkandung dalam cerita. Sastra anak yang digunakan guru dalam menanamkan budi pekerti pada siswa adalah cerita rakyat yang bermuatan nilai kerarifan lokal. Pengajaran sastra anak yang dilakukan guru adalah di dalam kelas dan di luar kelas. Penyajian guru dalam menyampaikan cerita rakyat, guru menggunakan media film kartun anak dengan judul “Legenda Gurung Merapi”. Selain menggunakan film kartun anak, guru juga menyajikan dengan cara mendongengkan. Dongeng yang dibacakan guru yaitu “Asal Usul Gubug Rubuh”. Penanaman budi pekerti juga dapat dilakukan oleh guru dengan mengajak siswa belajar di luar kelas. Guru membentu kelompok secara heterogen, guru membagikan cerita rakyat yang bermuatan kearifan lokal. Siswa mendiskusikan kandungan nilai pendidikan budi pekerti dan nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita. Pembelajaran yang dilakukan guru, membuat siswa menjadi lebih mudah memahami nilai pendidikan budi pekerti dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus siswa dapat mengetahui nilai kerarifan lokal pada suatu daerah. Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, penulis menyarankan pada guru-guru khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru dapat menggunakan Sastra Anak sebagai sarana penumbuhan budi pekerti sekaligus sebagai pengenalan nilai kearifan lokal pada siswa. Persantunan Artikel ini disusun atas dorongan dan dukungan dari berbagai pihak Ucapan terimakasih disampaikan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat dan teman-teman sejawat. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pertugas perpustakaan Museum Aditiawarman Padang Sumatera Barat yang telah membantu proses inventarisasi naskah dan penulisan artikel ini. Teristimewa Ayahanda dan Bunda yang doanya terus mengalir. Semoga artikel ini dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran terutama dalam kegiatan literasi kritis. Daftar Pustaka Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Darwish, Salwa Al. (2015). Literacy and Children’s literature: Evidence from Actual Classroom Practice. Journal of Education and Training Studies. 3 (1), 78-83. Faza. (2017). Cerita Asli Nusantara. Jakarta: PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO Hasanuddin WS. (2015). Sastra Anak Kajian Tema, Amanat dan Teknik Penyampaian Cerita Anak Terbitan Surat Kabar. Bandung: Angkasa. K, Dian. (2017). SERI CERITA RAKYAT 34 PROVINSI: KISAH BULU TENGON. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. K, Dian. (2017). SERI CERITA RAKYAT 34 PROVINSI: ASAL USUL IRIAN. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. K, Dian. (2017). SERI CERITA RAKYAT 34 PROVINSI: LUTUNG KASARUNG. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
  • 7. Anang Sudigdo | Penumbuhan Budi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal BAHASTRA |7 K, Dian. (2017). SERI CERITA RAKYAT 34 PROVINSI: MALIN KUNDANG. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. K, Dian. (2018). SERI CERITA RAKYAT 34 PROVINSI: TERJADINYA SELAT BALI. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. K, Dian. (2018). SERI CERITA RAKYAT 34 PROVINSI: TERJADINYA SELAT BALI. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Majelis Luhur Persatuan tamansiswa. (2013). KI HADJAR DEANTARA Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka I (Pendidikan). Yogyakarta: UST-Press. Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press. Morgan, Bobbette M. (2012). Teaching Cooperative Learning with Children’s Literature. Jurnal National Forum of Teacher Education Journal. Vol. 22, No. 3: 1-12. Raharyo, F.X. (2009). Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widyasastra. Ratna, Nyoman Kutha.(2014). Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sarumpaet, Riris. Toha. (2010). Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton.Yogyakarta: Pustaka Belajar. Waluyo, Herman J. (2011). Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press. Winarni, Retno. (2014). Kajian Sastra Anak. yogyakarta: Graha Ilmu. Zulkarnain, A. Ag. dan Febriamansyah, R. (2008). Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan Pelestarian Sumberdaya Pesisir. Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1, 69-85.