Dokumen tersebut menjelaskan berbagai gaya bahasa dan fungsinya dalam puisi, di antaranya metafora, ironi, paradoks, hiperbola, alusi, onomatopeia, rima, ritma, anafora, epifora, inversi, asonansi, aliterasi, simile, personifikasi, citra, perlambangan, dan berbagai jenis perulangan seperti anafora dan epifora. Gaya-gaya bahasa tersebut berfungsi untuk menimbulkan imaginasi pembaca, m
2. METAFORA
• Penggunaan kata-kata yang menerbitkan makna yang lain
daripada makna tersurat atau disebut bahasa kiasan. Gabungan
kata konkrit dan abstrak.
• Fungsi : Bahasa bandingan untuk menggerakkan imaginasi
pembaca.
• Contoh : Bulan kini bukan lagi menara kasih jernih
• terbenam di kaki hari.
3. IRONI
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sesuatu tetapi
mempunyai makna yang lain.(satu-satu yang berlainan dengan
realiti atau pertentangan dengan sebenarnya)
Fungsi : Untuk menggerakkan imaginasi pembaca.
Contoh : kadangkala ada akhir tak ada mula
4. PARADOKS
Gaya bahasa yang bertentangan kata-kata dalam ayat. Suasana /
keadaan yang berlawanan.
Fungsi : Memperlihatkan satu keadaan atau suasana yang
berlawanan.
Contoh : buruk dalam cantik
pahit dalam ubat
5. HIPERBOLA
Pernyataan yang dibuat secara berlebih-lebihan
dalam usaha menekankan sesuatu pandangan,
idea atau peristiwa.
Fungsi : Untuk memukau pembaca
Contoh : atau cakap-cakap gunung. Isinya
lembah sampah
6. ALUSI
Kiasan / menyindir / merujuk kepada sesuatu secara
tidak langsung
Fungsi : Untuk menggerakkan imaginasi pembaca.
7. ONOMATOPOEIA
Pembentukan kata yang meniru bunyi asal
sesuatu atau perbuatan.
Fungsi : menimbulkan irama untuk
mengindahkan pendengaran
Contoh : angin menderu ru ru ru.
8. RIMA
Skema bunyi pada akhir baris dalam rangkap
Fungsi : Menimbulkan keindahan irama
Contoh : Aku telah dihimpit bising peradaban - a
kasih dan cinta manusia - b
yang luput - c
ketika kau tetap abadi menatap alam - d
menyaksi kejadian serba takjub - e
sepi namun sentosa - b
bahagia sekalipun purba. - b
9. • RITMA / IRAMA
• Alunan lembut dan keras bunyi yang berulang secara
teratur, imbangan kata dalam baris, dan panjang pendek
baris sebuah sajak. Keharmonian bunyi dan susunan kata
dalam karya puisi. Rentak / ragam / tingkah.
• Fungsi : Menimbulkan keindahan irama
10. • ANAFORA
• Perulangan perkataan di awal baris yang sejajar /
berturutan
• Fungsi : Menimbulkan kesan penegasan maksud /
menimbulkan keindahan irama
• Contoh : betapa rumitnya
• betapa seksanya dia menunda usia
11. EPIFORA
• Perulangan perkataan di akhir baris yang sejajar /
berturutan
• Fungsi : Menimbulkan kesan penegasan maksud /
menimbulkan keindahan irama
• Contoh : menggoda hati tergugah
• mengusik hati tergugah
12. INVERSI
• Pembalikan kata / ayat / rangkaikata
• Fungsi : Untuk menimbulkan kelainan penyebutan /
pengucapan bunyi
• Contoh : gelisah hidupku (sepatutnya: hidupku gelisah)
• samar waktu (sepatutnya: waktu samar)
13. ASONANSI
• Perulangan bunyi vokal dalam sesuatu baris sajak.
• Fungsi : Untuk menimbulkan kemerduan bunyi / kelembutan
bunyi / keindahan bunyi
• Contoh : hamparan kasihku (perulangan bunyi vokal [a])
14. ALITERASI
• Perulangan bunyi konsonan dalam sesuatu baris sajak.
• Fungsi : Untuk menimbulkan kemerduan bunyi / kelembutan
bunyi / keindahan bunyi
• Contoh : kuletakkan di langkah setiamu (perulangan bunyi
konsonan [k])
15. SIMILE
• Membandingkan sesuatu keadaan, suasana atau benda lain.
Setiap benda perbandingannya diikuti oleh kata-kata:
seperti, bak, bagai, laksana, umpama.
• Fungsi : Menimbulkan kesan penegasan maksud /
menimbulkan keindahan irama
• Contoh : kurun serigala menerkam mangsa seperti di Sahara
Afrika
• bulan yang kupandangi bagai ketuaan ditelan waktu.
16. PERSONIFIKASI
• Pemberian sifat manusia pada binatang, tumbuhan atau
benda bukan hidup
• Fungsi : Menggerakkan imaginasi pembaca
• Contoh : menyentak celaru kehidupan yang kupapah
• menggaru di paru-paru
17. CITRA
• Gambaran, lukisan, arca, atau imej.
• Fungsi : Untuk memberikan gambaran tertentu
• Contoh : warga petani (Penyair menyifatkan petani sebagai
sekelompok warga sebuah negara)
18. PERLAMBANGAN
• Simbol yang membawa makna tertentu
• Fungsi : Untuk menegaskan maksud
• Contoh : kubaling jauh-jauh kunci di mataku.
19. PERULANGAN
(Terdapat beberapa jenis perulangan yang terdapat dalam sajak)
• Perulangan bunyi vokal dalam sesuatu baris sajak. (Asonansi)
• Perulangan bunyi konsonan dalam sesuatu baris sajak. (Aliterasi)
• Perulangan perkataan/kata di awal baris yang sejajar /
berturutan (Anafora)
• Contoh : aku berlatih menangkis angin
• aku berlatih memunggah awan
20. • Perulangan frasa dalam baris yang sama / sejajar / berurutan
• Fungsi : Menimbulkan keindahan irama dan bunyi / Menegaskan maksud
• Contoh : aku berlatih menangkis angin
• aku berlatih memunggah awan
• Perulangan perkataan/kata di akhir baris yang sejajar / berturutan
(Epifora)
• Contoh : menggoda hati tergugah
• mengusik hati tergugah
• Perulangan perkataan/kata di tengah baris
• Fungsi : Menimbulkan keindahan irama dan bunyi / Menegaskan maksud
• Contoh : menggoda hati tergugah
• mengusik hati tergugah