Teks tersebut membahas tentang fungsi bahasa sebagai media mengungkapkan makna dalam pantun. Terdapat beberapa struktur penting dalam pembangunan pantun yaitu diksi, bahasa kiasan, imaji, dan bunyi berupa rima dan ritme. Diksi berkaitan dengan pemilihan kata yang tepat, bahasa kiasan menggunakan ungkapan dan peribahasa, sementara imaji dapat berupa visual, auditif, atau taktil. Rima
4. Struktur kebahasaan dalam pantun sering juga
disebut sebagai struktur fisik.
STRUKTUR FISIK
Diksi
Bahasa Kiasan
Imaji
Bunyi (Rima atau Ritme)
5. Diksi
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata yang
tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan.
Penempatan diksi pada pantun haruslah tepat. Hal
ini bermaksud agar tujuan dari pantun dapat
disampaikan dengan sempurna.
6. Fungsi Diksi
Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah
paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
7. Diksi
Diksi/pemilihan kata yang digunakan dalam pantun sangat berkaitan dengan
alam dan kehidupan masyarakat pada saat itu
Tradisional Modern
8. Pantun Tradisional
• Dalam pantun tradisional atau pantun yang
lahir pada masa dulu banyak menggunakan
kata arkais.
Kata Arkais
Kata arkais adalah kata
yang sudah lama dan
tidak lagi sering
digunakan.
Bila siang orang berkebun
Hari gelap naik ke rumah
Bila hilang tukang pantun
Habislah lesap petuah amanah
BACK
9. Pantun Modern
• Diksi pada pantun yang digunakan pada
zaman modern berbeda dengan zaman
tradisional. Kata yang digunakan berkaitan
dengan kondisi masyarakat modern dengan
berbagai sarana dan prasarana mutakhir.
Contoh Jalan-jalan ke pasar unik
Membeli baju dan handphone baru
Siapa gerangan wanita cantik
Yang tersenyum di hadapanku
BACK
10. Bahasa Kiasan
• Dalam pantun sering ditemukan bahasa
kiasan, yaitu bahasa yang digunakan
pelantun untuk menyatakan sesuatu dengan
cara yang tidak biasa, yang secara tidak
langsung mengungkapkan makna.
• Bahasa kiasan di sini bisa berupa
peribahasa
atau ungkapan tertentu dalam
menyampaikan maksud berpantun.
12. Ungkapan
• Ungkapan atau bentuk idiom
adalah gabungan kata yang menimbulkan
makna baru, yakni makna khusus,
sehingga tidak dapat diartikan secara
sebenarnya. Misalnya isapan jempol dimaknai
sebagai ‘tidak bermakna’, bertekuk lutut
‘menyerah’, buah tangan ‘oleh-oleh’, dan
sebagainya.
BACK
13. Peribahasa
• Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan
suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan
kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa
mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil.
(Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994).
•
• Peribahasa merupakan ungkapan yang walaupun tidak
langsung namun secara tersirat menyampaikan suatu hal yang
dapat dipahami oleh pendengarnya atau pembacanya karena sama-
sama hidup dalam ruang lingkup budaya yang sama.
•
Contoh : Air susu dibalas air tuba
BACK
14. Gaya Bahasa
• Gaya bahasa merupakan bahasa indah yang
digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu
benda atau hal tertentu dengan benda atau hal
lain yang lebih umum.
• Penggunaan gaya bahasa dapat menimbulkan
serta mengubah konotasi tertentu.
• Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu
penggunaan kata dalam berbicara dan menulis
untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak
atau pembaca.
BACK
15. Imaji (Citraan)
• Struktur pembangun pantun selanjutnya
adalah imaji atau citraan yang dihasilkan
dari diksi dan bahasa kiasan dalam
pembuatan teks pantun. Jika kalian melakukan
pengimajian, akan menghasilkan gambaran
yang diciptakan secara tidak langsung
oleh pelantun pantun.
16. Imaji
Contoh :
Jikalau gelap
orang bertenun,
bukalah tingkap
lebar-lebar.
Jikalau lenyap
tukang pantun,
sunyi senyap
bandar yang
besar.
Imaji Visual
(Seolah melihat)
Imaji Auditif
(Seolah
Mendengar)
Imaji Taktil
(Seolah
merasakan)
17. Imaji Visual
• Imaji visual dapat dilihat pada baris pertama
/Jikalau gelap orang bertenun/
• /bukalah tingkap lebar-lebar/,
• seolah-olah pendengar melihat ada
orang yang sedang bertenun dalam kegelapan,
lalu meminta pendengar membuka
jendela lebar-lebar.
BACK
18. Imaji Taktil
• Imaji taktil tergambar pada bagian isi /Jikalau
lenyap tukang pantun//sunyi senyap bandar
yang besar/. Hal ini membuat pendengar
seolah-olah merasakan sunyinya kota
pelabuhan yang besar karena sudah tidak
ada lagi orang yang berpantun.
BACK
19. Bunyi
(Rima dan Ritme)
• Struktur pembangun teks pantun yang terakhir adalah
bunyi yang biasanya
muncul dari diksi, kiasan, serta imaji yang diciptakan
saat menuturkan pantun.
Bunyi
Rima Ritme
20. Rima (Rhyme)
• Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada
pantun.
• Dalam menghasilkan sebuah teks pantun, kalian
harus memiliki kemahiran dalam memilih kata
yang digunakan, agar menghasilkan bunyi yang
selaras
dengan rima akhir a-b-a-b. Tentu saja selain
menghasilkan bunyi yang sepadan,
sebuah teks pantun yang dilantunkan memiliki
makna.
BACK
21. Ritme atau Irama (Rhytme)
• Irama adalah turun naiknya suara secara teratur.
• Dari rangkaian pantun kalian dapat melihat
kemahiran pedendang
dalam pemilihan kata yang digunakan. Pemilihan
dan susuan katanya ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga kata dalam pantun tidak dapat
dipertukarkan letaknya atau diganti dengan kata
lain yang memiliki makna yang sama.