Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Makalah ini membahas tentang keimanan kepada qadha dan qadar menurut Islam.
2. Qadha dan qadar berarti ketetapan dan ukuran yang telah ditentukan Allah untuk setiap makhluk.
3. Iman kepada qadha dan qadar adalah salah satu rukun iman yang keenam.
1. MAKALAH
“KEIMANAN KEPADA QADHA DAN QADAR 1”
Dosen Pengajar
ABDUL HAMID ALY,S.PD.,M
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5
Kelas Akuntansi 03
1. ABET ALFARIZI (21901082117)
2. ANNIS DUWI ROKHMATUL KHOIROH (21901082136)
3. LEDYS JUNCIA (21901082138)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
2. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR.WB
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelaesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya diakhirat nanti. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terimakasih.
Malang,10 Maret 2020
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Qadhar dan Qadar ...........................................................................3
2.2 Dasar keimanan kepada Qadhar dan Qadar .......................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
4. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni kehidupan
yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam kitab
“Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang
mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT.
Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa,
tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa
kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan bekal keyakinan terhadap takdir
yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi
dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-
ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan
tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang
saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi
yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul‟alamin dan menjadi penghuni Surga.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah
beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun yang buruk.
5. 1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.Apa maksud dengan qadha‟ dan qadar ?
2.Apa sajakah Dalil atau dasar dari pada iman kepada qada dan qodar ?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pada makalah ini adalah :
1.Dapat memahami secara utuh dan jelas apa yang dimaksud dengan qadha dan qadar !
2.Mengetahui dan memahami dalil-dalil atau dasar keimanan kepada qadha dan qadar !
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Beriman KepadaQadha’ DanQadar
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qadha
menurut bahasa artinya Ketetapan. Qadha artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk
-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau
kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi
penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qadha‟ dan
Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.
Sedangkan arti qadha dan qadar menurut al-quran yaitu :
Arti Qadha :
1.Qadha berarti hukum atau keputusan terdapat ( Q.S. Surat An- Nisa‟ ayat 65 )
2.Qadha berarti mewujudkan atau menjadikan ( Q.S. Surat Fussilat ayat 12 )
3.Qadha berarti kehendak ( Q.S. Surat Ali Imron ayat 47 )
4.Qadha berarti perintah ( Q.S. Surat Al- Isra‟ ayat 23 )
7. Arti Qadar
1.Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S. Surat Fussilat
ayat 10 )
2.Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Ra‟du ayat 17 )
3.Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236 )
4.Qadar berarti ketentuan atau kepastian ( Q.S. Al- Mursalat ayat 23 )
5.Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk-
bentuk batasan tertentu ( Q.S. Al- Qomar ayat 49)
Jadi, Iman kepa qadha‟ dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi,
sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT
sejak jaman azali. Iman kepada qada‟ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah
SAW bersabda )Yang artinya :
“Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitabnya, para Rasulnya,
hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baiknya ataupun yang
buruk”.(H.R. Muslim)
Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah yang
telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya
berkata; „Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? „ Maka ditetapkanlah
(salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi; „Ya Tuhanku, apakah nanti
ia ini laki -laki ataukah perempuan? „ Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya,
ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu
dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim).
8. 2.2 Dalil - Dalil Tentang Iman KepadaQadhadanQadar
Dalil-dalil yang menunjukan rukun yang agung dari rukun-rukun iman ini ialah al-quran ,as-
sunnah dan akal.
1.Dalil-Dalil Dari Al-Qur-an
Dalil-dalil dari al-Qur-an sangat banyak, di antaranya firman Allah Azza wa Jalla
yang artinya"…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti
berlaku." [Al-Ahzab/33 :38]
Juga firman-Nya: yang artinya "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran." [Al-Qamar/54 : 49]
Dan juga firman-Nya yang lain:
Yang artinya"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami
tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." [Al-Hijr/15 : 21]
Juga firman-Nya:
Yang artinya"Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah
sebaik-baik yang menentukan." [Al-Mursalaat/77 : 22-23]
Juga firman-Nya yang lain:
Yang artinya"…Kemudian engkau datang menurut waktuyang ditetapkan hai Musa."
[Thaahaa/20 : 40]
9. Dan juga firman-Nya:
Yang artinya"…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran
-ukurannya dengan serapi-rapinya." [Al-Furqaan/25 : 2]
Dan firman-Nya yang lain:
Yang artinya "Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk." [Al-
A‟laa/87 : 3]
Firman-Nya yang lain:
Yang artinya “… (Allah mempertemukan kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan
yang mesti dilaksanakan...” [Al-Anfaal/8: 42]
Serta firman-Nya yang lain :
Yang artinya “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, „Sesungguhnya
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali...” [Al-Israa‟/17 : 4]
2.Dalil-Dalil Dari As-Sunnah
Sementara dari sunnah ialah seperti sabda Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam
sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril Alaihissalam
yang artinya ;
“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .”[1]
Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan, “Saya
mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
10. mengatakan, „Segala sesuatu dengan ketentuan takdir.‟ Ia melanjutkan, “Dan aku mendengar
„Abdullah bin „Umar mengatakan, „Segala sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga
kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.‟”[2]
Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
yang artinya;
“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, „Seandainya aku melakukannya,
niscaya akan demikian dan demikian.‟ Tetapi ucapkanlah, „Sudah menjadi ketentuan Allah, dan
apa yang dikehendakinya pasti terjadi… .‟” [3]
Demikianlah (dalil-dalil tersebut), dan akan kita temukan dalam kitab ini dalil-dalil yang banyak
dari al-Qur-an dan as-Sunnah, sebagai tambahan atas apa yang telah disebutkan.
3.Dalil-Dalil Dari Akal
Sedangkan dalil akal, maka akal yang sehat memastikan bahwa Allah-lah Pencipta alam semesta
ini, Yang Mengaturnya dan Yang Menguasainya. Tidak mungkin alam ini diadakan dengan
sistim yang menakjubkan, saling menjalin, dan berkaitan erat antara sebab dan akibat
sedemikian rupa ini adalah secara kebetulan. Sebab, wujud itu sebenarnya tidak memiliki sistem
pada asal wujud-nya, lalu bagaimana menjadi tersistem pada saat adanya dan perkembangannya.
Jika ini terbukti secara akal bahwa Allah adalah Pencipta, maka sudah pasti sesuatu tidak terjadi
dalam kekuasaan-Nya melainkan apa yang dikehendaki dan ditakdirkan-Nya.
Di antara yang menunjukkan pernyataan ini ialah firman Allah Azza wa Jalla:
Yang artinya "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." [Ath-
Thalaaq/65 : 12] Kemudian perincian tentang qadar tidak diingkari akal, tetapi merupakan hal
yang benar-benar disepakati, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti.
11. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa pada dasarnya beriman kepada qadha dan qadar itu, ialah sesuatu yang sudah pasti
adanya serta memiliki dasar-dasar ataupun dalil-dalil yang jelas .kita sebagai hamba Allah SWT
patutlah untuk mempercayai sepenuh hati akan adanya ketentuan baik ataupun buruk yang telah
digariskan pada setiap diri kita masing-masing. Beriman kepada qadha‟ dan qadar akan
melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik
kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Olehkarena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita
belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut
Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang
dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang
terbaik dari Allah.
12. DAFTAR PUSTAKA
A. Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP. Muhammad Nur.
1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu. Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam.
Bandung: Penerbit Pustaka.
Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara.
Anna Marliani.2019.
https://www.academia.edu/8462863/makalah_beriman_kepada_qada_dan_qadar?.10 maret