Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode fusi protoplasma antara Jatropha curcas L. dan Ricinus communis L. menggunakan PEG sebagai indikator fusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi larutan fusi yang optimal terdiri dari 30% PEG-MW6000, 4% sukrosa, dan 10 mM CaCl2. Metode fusi makro selama 10 menit pada suhu 10°C memberikan hasil fusi dan kelangsungan hidup sel yang lebih baik
2. PENGERTIAN FUSI PROTOPLASMA
Sebuah fenomena fisik, dimana pada saat proses fusi terjadi, terjadi kontak di
antara dua atau lebih protoplasma sehingga menyatu, baik secara spontan
maupun akibat adanya senyawa penginduksi fusi.
7. MANFAAT FUSI PROTOPLASMA
Tumbuhan
a. Dapat menggabungkan dua
spesies tumbuhan yang memiliki
hubungan kekerabatan jauh.
b. Dapat menghasilkan tumbuhan
yang lebih resisten.
c. Dapat menghasilkan tumbuhan
yang sangat baik sebagai pupuk.
d. Dapat menghasilkan tumbuhan
baru (menambah biodiversitas).
Hewan
a. Mempelajari kontrol pembelahan
sel dan ekspresi gen.
b. Menginvestigasi transformasi
yang membahayakan.
c. Mendapatkan replikasi virus.
d. Memetakan gen atau kromosom.
e. Memproduksi antibodi
monoklonal.
8. Establishment of Method for Protoplast Fusion
with PEG-mediated between Jatropha curcas L.
and Ricinus communis L.
Nootjaree Tudses, Siripong Premjet, and Duangporn Premjet
International Journal of Life Sciences Biotechnology and Pharma Research Vol. 4, No. 1, January
2015
9. LATAR BELAKANG PENELITIAN
• Jatropha curcas L. dan Ricinus communis L. merupakan tanaman yang
potensial sebagai sumber alternatif biofuel. Kedua jenis tanaman ini memiliki
variasi genetik yang rendah.
• Metode Polyethylene glycol (PEG) Infused Fusion merupakan cara yang telah
terbukti sukses untuk melakukan fusi protoplasma
10. TUJUAN
PENELITIAN
➔ Meningkatkan variasi genetik dari
Jatropha curcas L yang rendah sehingga
dapat diperoleh genotipe unggul dari J.
curcas L. dan Ricinus communis L.
➔ Memanfaatkan menjadi biofuel alternatif
sehingga menguntungkan secara
komersial
➔ Meningkatkan tanaman tahunan untuk
mendukung program pemuliaan tanaman
di Thailand
➔ Mencari tahu kondisi dan komposisi yang
optimum dalam melakukan fusi
protoplasma antara Jatropha cucas L.
dan Ricinus communis L.
11. MATERIAL & METODE
1. Pengkulturan sel dari daun Jatropha curcas L. dan Ricinus communis L. menggunakan
medium MS (Murashige and Skoog Medium)
2. Pengisolasian mesophyll protoplast dari J. curcas L. dan calli protoplast dari R. Communis L.
3. Fusi protoplasma:
a. Massa jenis PEG
b. Komposisi dari larutan fusi
c. Waktu fusi
d. Metode fusi
4. Analisis statistik
12.
13. HASIL PENELITIAN
1. Tingkat kelangsungan hidup dari protoplasma yang diisolasi dari J curcas L. dan R
communis L. adalah 77,03% dan 82,54%.
2. Larutan Fusi 3 dianggap sebagai komposisi yang optimal untuk meningkatkan produksi
fusi protoplasma antara J. curcas L. dan R. communis L.
3. PEG-MW6000 memberikan hasil lebih baik dari PEG-MW8000 dalam fusi protoplasma
antara J. curcas L. dan R. communis L.
4. Fusi protoplasma antara J. curcas L. dan R. communis L. dengan menggunakan
metode makro dalam waktu singkat memiliki tingkat fusi biner biner, fusi multi,
heterokaryons dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi daripada metode
mikro dalam waktu yang panjang
14. DISKUSI
1. Massa jenis PEG
2. Lama waktu penggunaan PEG
3. Tingkat kelangsungan hidup sel
4. Kadar Ca2+ yang tinggi
15.
16.
17.
18. KESIMPULAN
1. Penelitian ini adalah yang pertama dalam melakukan fusi protoplasma antara
J. curcas dan R. communis, meskipun pembentukan mikrokoloni dan
regenerasi sel tidak terjadi.
2. Larutan fusi yang paling optimum adalah 30% PEG-MW6000 yang
disuplementasikan dengan 4% (w/v) sukrosa dan 10 mM CaCl2.H2O, yang
diinkubasi pada pH 10.5 dan disentrifugasi selama 10 menit dengan suhu
100C dan 750 rpm.
20. REFERENSI
1. Husni, A., Mariska, I., & Hobir. (2004). Fusi Protoplas dan Regenerasi Hasil Fusi antara Solanum
melongena dan Solanum torvum. Jurnal Bioteknologi Pertanian, 9 (1): 1-7.
2. Roslenawati, Kusumaningrum, H.P., & Pujiyanto, S. (2014). Analisis Fusan Hasil Fusi
Protoplasma Intraspecies Pichia manshurica DUCC-015. Jurnal Sains dan Matematika, 22 (1): 7-
14.
3. Tudses, N., Premjet, S., & Premjet, D. (2015). Establishment of Method for Protoplast Fusion
with PEG-mediated between Jatropha curcas L. and Ricinus communis L. International Journal of
Life Sciences Biotechnology and Pharma Research 4 (1): 50-56.
4. Verma, N., Basal, M.C., & Kumar, V. (2008). Protoplast Fusion Technology and Its
Biotechnological Applications. Diambil kembali dari
http://www.aidic.it/IBIC2008/webpapers/96Verma.pdf
5. Wahyudi, P., & Hendriana, M. (2003). Isolasi Mikroba Endofitik dari Tanaman Quisqualis indica L,
dan uji Potensinya dalam Menghasilkan Senyawa Antimikroba. Jakarta: Universitas Pancasila.
Editor's Notes
Fusi antara:
Intraspecies → satu species yang sama namun 2 individu berbeda, contohnya: Pichia manshurica (ragi); fungsi: meningkatkan hasil metabolisme dari species itu sendiri
Interspecies → dua species berbeda namun 1 genus yang sama
Dua species yang berbeda namun 1 famili yang sama
Antar species (tumbuhan-hewan, hewan-fungi)
Protoplasma → semua bagian sel tanpa dinding sel (sel yang tidak mempunyai dinding)
Enzim → berfungsi untuk mendegradasi dinding sel
Selulase dan Pektinase → dinding sel tumbuhan (umum)
Lisozim → dinding sel bakteri
Glukanase dan Kitinase → dinding sel fungi
Lisozim dan Akromopeptidase → dinding sel Streptomyces sp.
Faktor penginduksi fusi → faktor yang bertujuan untuk menginduksi dua atau lebih protoplasma yang berasal dari dua spesies berbeda
Pengisolasian protoplasma melihat faktor-faktor:
Enzim litik → enzim pelisis dinding sel yang sangat baik
Stabilitas osmotik → protoplasma sangat peka terhadap tekanan osmotik lingkungan yang dapat menyebabkan protoplasma itu sendiri lisis
Organel → bagian organisme yang mana yang diambil protoplasmanya (isolasi sel dari daun lebih mudah dari akar)
Kondisi kultur
Umur kultur → pengisolasian paling baik saat fase eksponensial
Faktor perlakuan sebelum isolasi → pH dan suhu mempengaruhi
PALM CombiSystem combines laser microdissection with optical trapping. The optical trap of the CombiSystem manipulates particles with the highest precision at the cellular and sub-cellular level. This allows you to trap, move and position microscopic objects — such as red blood cells and bacteria — intuitively with the force of light.
https://www.youtube.com/watch?v=5z1X3AIJBbQ
http://www.aidic.it/IBIC2008/webpapers/96Verma.pdf
Tumbuhan lebih resisten → Solanum melongena (terong) dan Solanum torvum (spesies liar yang resisten terhadap penyakit layu)
Tumbuhan sebagai pupuk yang baik → fusi protoplasma tumbuhan dan bakteri nitrifiksasi (mengikat) / nitrifikasi (mengubah)
Pengkulturan secara IN VITRO
Mesophyll → jaringan parenkim daun (berwarna hijau karena mengandung banyak kloroplas)
Calli → sekumpulan sel parenkim daun yang masih bertumbuh dan belum menyebar (tidak berwarna)