SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM 
SANITASI PENGOLAHAN 
OBJEK 1 
SANITASI RUANG DAN UDARA 
NAMA : UTARI YOLLA SUNDARI 
NO BP : 1211123022 
ANGGOTA KELOMPOK : 1. NISA AMELIA 1211123012 
2.ZIEZIE JHOANNE 1211123025 
3. FATMA GANDHI 1211123033 
4. SRI INDAH PURWANTI 1211122036 
5. RATISMAR 1211122026 
6. MARTA WELA 1311121043 
NAMA ASISTEN : 1. EFNI JUITA 1111121012 
3. ELSA TRESIA 1111121022 
4. PUTI HELMIA 1111122054 
5. RAMADANI KUMARA PUTRA 1111122073 
DOSEN PENANGGUNG JAWAB : RISA MEUTIA FIANA STP, M.P 
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI 
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN 
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN 
UNIVERSITAS ANDALAS 
PADANG 
2014
BAB I 
PENDAHULUAN 
Sanitasi merupakan istilah yang secara tradisional dikaitkan dengan kesehatan 
terutama kesehatan manusia. Oleh karena kesehatan manusia dapat dipengaruhi oleh 
semua faktor-faktor dalam lingkungan, maka dalam prakteknya, implikasi saniter meluas 
hingga kesehatansemua organisme hidup. 
Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan 
atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit 
tersebut. Sudah merupakan sifat alamiah manusia untuk berusaha mengubah lingkungan 
dengan cara-cara tertentu untuk menghasilkan kondisi yang paling menguntungkan 
baginya. Salah satu contoh dari usaha ini tercakup dalam ilmu sanitasi (sanitary science). 
Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang akan 
membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang 
baik pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang harus mengubah 
segala sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung atau tidak langsung 
membahayakan terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga mencakup kesehatan 
masyarakat (taman, gedung-gedung umum, sekolah , restoran dan lingkungan lainnya). 
Sanitasi akan membantu melestarikan hubungan ekologik yang seimbang (ovaria 
suwandri, 2010). 
Sanitasi dilakukan dimulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar, sanitasi perlu 
dilakukan untuk menjaga kebersihan, baik itu kebersihan manusia maupun lingkungan. 
Pada mata kuliah Sanitasi Pengolahan ini akan dilakukan praktikum mengenai sanitasi 
ruang dan udara. 
Udara sebenarnya bukan merupakan habitat untuk mikroorganisme. Sel- sel 
mikroorganisme dalam udara bersama kontaminan bersama debu atau dengan tetesan 
ludah. Mikroorganisme yang banyak terdapat di udara adalah bakteri, dan jamur atau 
khamir. Mikroba tersebut ada di udara dalam bentuk vegetatif atau dalam bentuk generatif. 
Mikroorganisme yang berada di atmosfer merupakan spesies yang ada dari sumber dimana 
mikroorganisme tersebut sebelumnya. Mikroorganisme yang berasal dari tanah terbawa
debu angin,demikian juga dengan mikroorganisme yang berasal dari perairan, mikroba 
terbawa tetesan air atau angin ke udara. 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan 
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan 
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan meningkatkan kesehatan manusia. 
Usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa 
terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit yang 
terkait. Ada beberapa contoh dari bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah 
kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan 
buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan 
industri dan bahan bungan pertanian. Cara pencegahannya dapat dilakukan dengan 
menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan). 
Defenisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin 
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa defenisi 
lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya 
(Maskia, 2012). 
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen 
(N2) 23%, Oksigen (O2) 21 % dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu, kapang, 
bakteri, khamir, virus dan lain-lain. Walaupun udara bukan medium yang baik untuk 
mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba disebabkan karena 
pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat organik dan debu. Jenis-jenis mikroba 
yang terdapat di udara terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan 
dalam keadaan kering (Pelczar, 1988). 
Jumlah mikroba yang terdapat di udara tergantung pada aktivitas lingkungan 
misalnya udara di atas padang pasir atau gunung kering, dimana aktivitas kehidupan relatif 
sedikit maka jumlah mikroba juga sedikit. Contoh lain udara di sekitar rumah,
pemotongan hewan, kandang hewan ternak, tempat pembuangan sampah maka jumlah 
mikroba relatif banyak (Pelczar, 1988). 
Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi udara. Udara 
tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi dari lingkungan 
sekitar mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya debu, air, 
proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan dan dari ruangan 
yang digunakan untuk fermentasi. Mikroorganisme yang terdapat dalam udara biasanya 
melekat pada bahan padat, misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Volk dan 
Whleer, 1984). 
Banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen yang ditularkan melalui 
udara, misalnya bakteri penyebab tubercolosis (TBC) dan virus flu yang dapat ditularkan 
melalui udara pernapasan. Beberapa cara yang digunkan untuk membersihkan udara yaitu: 
1. Menyiram tanah dengan air sehingga mengurangi debu yang berterbangan. 
2. Menyemprot udara dengan desinfektan sehingga udara berkurang mikrobanya 
3. Dengan radiasi sinar ultraviolet. 
Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh 
terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme yang 
terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap 
kegiatan manusia agaknya akan menimbulkan bakteri di udara. Jadi, walaupun udara tidak 
mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan 
dalam cuplikan udara (Volk dan Wheeler, 1984). 
Mikroorganisme disemburkan ke udara dari saluran pernapasan sehingga 
organisme-organisme tersebut mendapat perhatian utama sebagai jasad penyebab penyakit 
melalui udara. Beberapa diantara infeksi bakteri biasa yang disebarkan oleh udara adalah 
infeksi streptococus tonsil dan tenggorokan, difteria, batuk rejam dan meningitis 
epidermik. Tuberculosis mempunyai arti penting dari segi transpor udara, karena 
mikroorganisme dapat hidup lama di luar tubuh. Organisme ini tahan terhadap kekeringan 
dan mungkin tetap bertahan berbulan-bulan dalam ludah kering dan pertikel debu. 
Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding, dan 
langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah dibersihkan.
Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk dibersihkan. Lantai yang 
terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan tidak ditiriskan dengan baik dapat 
menjadi tempat penyediaan makanan bagi bakteri dan serangga. Dinding dan langit-langit 
yang kasar dapat membawa bakteri seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan 
langit-langit yang konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan 
tetapi, struktur yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan 
bila tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif. 
BAB III 
BAHAN DAN METODE 
Alat : Cawan petri 
Bahan : Media NA dan PDA, akuades 
Prosedur kerja : 
Petri disterilkan 
Petri diisi dengan media NA dan PDA 
yang telah disterilkan, dinginkan 
Petri dibawa ketempat yang telah ditentukan, buka 
tutupnya selama 15-20 menit kemudian tutup kembali 
Diikubasi semalam 2 sampai 3 hari pada suhu 300 
Dihitung koloni pada kedua media
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 Hasil 
Tabel hasil pengamatan 
Kelompok 
Hasil Pengamatan 
(Jumlah Koloni) 
Media / Sampel 
Hasil perhitungan 
densitas (g/cm2) 
1 80 koloni NA / by fresh 1,92 x 101 
2 33 koloni PDA / by fresh 0,79 x 101 
3 35 koloni NA / by fresh 0,84 x 101 
4 108 koloni PDA / force magic 2,59 x 101 
5 112 koloni NA / force magic 2,68 x 101 
6 11 koloni PDA / stela semprot 2,68 x 101 
7 56 koloni NA /stela semprot 0,27 x 101 
8 109 koloni PDA / udara bebas 2,62 x 101 
9 135 koloni NA / udara bebas 3,24 x 101 
10 13 koloni PDA / baygon semprot 0,32 x 101 
11 68 koloni NA / baygon semprot 1,63 x101 
Perhitungan : 
Densitas = Jumlah koloni x 
60 Menit 
waktu 
x 
1 cm 
luas petri 
Luas Petri = π r2 
= 3,14 x (4,5)2 = 63,59 cm2 
Kelompok 1 
Densitas koloni bakteri : 80 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 80 x 12 x 0,02 = 19,2 g/cm² = 1,9 x 101
Kelompok 2 
Densitas koloni bakteri : 33 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 33 x 12 x 0,02 = 7,92 g/cm² = 0,79 x 101 
Kelompok 3 
Densitas koloni bakteri : 35 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 35 x 12 x 0,02 = 8,4 g/cm² = 0,84 x 101 
Kelompok 4 
Densitas koloni bakteri : 108 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 108 x 12 x 0,02 = 25,92 g/cm² = 2,59 x 101 
Kelompok 5 
Densitas koloni bakteri : 112 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 112 x 12 x 0,02 = 26,88 g/cm² = 2,68 x 101 
Kelompok 6 
Densitas koloni bakteri : 11 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 11 x 12 x 0,02 = 2,64 g/cm² = 0,27 x 101 
Kelompok 7 
Densitas koloni bakteri : 56 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 56 x 12 x 0,02 = 13,44 g/cm² = 0,14 x 101 
Kelompok 8 
Densitas koloni bakteri : 109 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 109 x 12 x 0,02 = 26,16 g/cm² = 2,62 x 101
Kelompok 9 
Densitas koloni bakteri : 135 x 
ퟔퟎ 퐦퐞퐧퐢퐭 
ퟓ 퐦퐞퐧퐢퐭 
퐱 ퟏ 퐜퐦 
ퟔퟑ,ퟓퟗ 
: 135 x 12 x 0,02 = 32,4 g/cm² = 3,24 x 101 
Kelompok 10 
Densitas koloni bakteri : 13 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 13 x 12 x 0,02 = 3.12 g/cm² = 0,32 x 101 
Kelompok 11 
Densitas koloni bakteri : 68 x 
60 menit 
5 menit 
x 1 cm 
63,59 
: 68 x 12 x 0,02 = 16,32 g/cm² = 1,63 x 101 
4.2 Pembahasan 
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan lingkungan yang mencakup 
perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, udara dll. Manfaat sanitasi ini 
sebagai indikator dari tingkat kebersihan dari suatu lingkungan yang ditempati oleh 
manusia sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya lingkungan tersebut untuk 
ditinggali. Peran dari sanitasi adalah mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dan 
juga memutuskan mata rantai dari sumber (Betty dan Een. 2011). 
Praktikum kali ini mengenai sanitasi ruang dan udara dilakukan pengujian 
mikroorganisme yang terdapat diudara, udara yang digunakan adalah udara yang terdapat 
pada laboratorium mikrobiologi dan bioteknologi, jurusan teknologi hasil pertanian, 
Universitas Andalas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan media tumbuh 
mikroorganisme yaitu Nutrient Agar (NA). 
Cawan petri yang telah disterilkan diisi media NA, pengisian media dilakukan pada 
laminar air flow, hal tersebut agar pekerjaan dapat dilakukan secara aseptis. Setelah media 
memadat, lalu cawan berisi media tersebut diletakkan pada udara terbuka ditempat yang 
telah dipilih tadi, lalu cawan dibiarkan terbuka selama 5 menit, tujuannya adalah agar
mikroorganisme di udara dapat menempel dan menjadikan media agar tersebut menjadi 
tempat tumbuhnya, sehingga jumlah mikroorganisme baik bakteri, kapang, dan khamir 
dapat diketahui Setelah itu medium disimpan dalam inkubator selama 2 hari pada suhu 
300 C. 
Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Berdasarkan hasil 
pengamatan yang telah dilakukan diperoleh beberapa jumlah koloni mikroba yang tumbuh 
dipermukaan media. Jumlah koloni dapat dihitung dengan bantuan alat colony counter 
ataupun secara manual saja. Seperti yang dapat terlihat pada tabel hasil pengamatan pada 
kelompok 9 jumlah koloni mikroba dalam udara di ruang laboratorium adalah 135 koloni. 
Jumlah tersebut tergolong yang sangat banyak dibandingkan dengan kelompok praktikan 
lainnya, dengan sampel yang berbeda-beda. Pada umumnya koloni mikroba berbentuk 
bacil (bulat) dan berwarna putih, ada juga yang agak kekuningan, ukurannya ada yang 
kecil dan ada yang sedikit besar. 
Hasil pengamatan juga dinyatakan dalam bentuk densitas atau kepadatan mikroba 
yang terdapat di udara. Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang 
jatuh pada permukaan agar per cm2 selama satuan waktu tertentu. Satuan densitas 
dinyatakan dalam g/cm2 (Anonim,2009). Untuk menghitung densitas dapat digunakan 
rumus : 
Density koloni bakteri : Jumlah koloni per petri x 
60 menit 
waktu 
x 1 cm 
luas petri 
. 
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus diatas, didapatkan densitas koloni mikroba 
pada udara dalam laboratorium adalah 3,24 x 101 g/cm2. 
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa udara di tempat tersebut tidak 
selamanya bebas dari kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini 
membuktikan bahwa adanya aktifitas di setiap tempat menunjukan adanya mikrooganisme 
yang ada di tempat tersebut. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis 
Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1988) 
Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh 
faktor-faktor seperti laju ventilasi, padat orang dan sifat serta saraf kegiatan orang-orang 
yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme terhembuskan dalam bentuk percikan 
dari hidung dan mulut selama bersin, batuk dan bahkan bercakap-cakap titik-titik air
terhembuskan dari saluran pernapasan mempunyai ukuran yang beragam dari mikrometer 
sampai milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang 
rendah akan tinggal dalam udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar 
segera jatuh ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini sebentar-sebentar 
akan berada dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut 
(Pelczar, 1994). 
Pencemaran terhadap udara tidak hanya dapat disebabkan oleh mikroorganisme, 
tapi juga karena polusi udara disekitar, hal tersebut mungkin lebih berbahaya. Udara yang 
mengandung pencemaran dalam kadar yang tinggi dapat menggangu kesehatan dan 
menyebabkan berbagai penyakit seperti ganguan pernafasan dan lain-lain. Namun hal 
tersebut dapat dihindari dengan penempatan ventilasi yang baik dan jumlahnya yang 
sesuai dengan ukuran ruangan, menjaga kebersihan ruangan juga dapat menjadi salah satu 
cara menjaga kebersihan udara. 
BAB V 
KESIMPULAN DAN SARAN 
5.1 Kesimpulan 
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum adalah 
- Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan 
atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan 
penyakit. 
- Sanitasi dapat dilakukan pada udara, ruang, tempat, pekerja, wadah, alat, dll 
- Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen 
(N2) 23%, Oksigen (O2) 21 % dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu, 
kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain 
- Hasil yang didapatkan dalam ruang laboratorium adalah jumlah koloni mikroba 
135 koloni dan densitasinya yaitu 3,24 x 101 g/cm2.
- Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang jatuh pada 
permukaan agar per cm2 selama satuan waktu tertentu. Satuan densitas dinyatakan 
dalam g/cm2 
- Pencemaran pada udara dapat terjadi karena mikroorganisme yang dibawa oleh 
manusia (padat orang dan sifat serta saraf kegiatan orang-orang yang menempati 
ruangan tersebut), oleh debu, laju ventilasi, dll 
5.2 Saran 
Pada saat melakukan perhitungan terhadap koloni mikroba dilakukan secara 
manual saja oleh praktikan, akan lebih baik jika dilakukan dengan alat colony counter agar 
jumlahnya lebih tepat. Praktikum yang berhubungan dengan perlakuan terhadap mikroba 
haruslah dilakukan secara teliti dan hati-hati, pastikan setiap pekerjaan dilakukan secara 
aseptis agar tidak ada pengaruh ataupun kontaminasi mikroba yang berasal dari praktikan 
atau benda lain.
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim. 2009. Sumber Kontaminasi dan Teknik Sanitasi.: http :// bos.fkip .uns .ac .id / 
pub/ono/pendidikan/materikejuruan/pertanian/pengendalian mutu/ sumber _ 
kontaminasi _ dan_teknik_sanitasi.pdf (Diunduh pada tanggal 6 November 
2014). 
Betty dan Een. 2011. Sanitasi Dan Keamanan Pangan. Jurusan Teknologi Industri 
Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. 
Jatinangor 
Maskia, khya. 2012. Uji Sanitasi Lingkungan. http: //maskiahbiologi09 .blogspot.com 
/2012/05/ uji-sanitasi-lingkungan_23.html ( Diakses tanggal 30 Oktober 2014). 
Ovaria, Suwandri. 2010. Laporan Praktikum Penyehatan Mamin A. Tentang Uji Sanitasi 
Mikroba Tangan dan Rambut Pekerja. http ://www .scribd. com/ doc/ 
118796617/Lap-Sanitasi-Pekerja. ( Diakses tanggal 31 Oktober 2014) 
Pelczar, Michael W., 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, UI Press, Jakarta. 
Volk, Wheeler , A., Margaret F. Whleer. 1998. Mikrobiologi Dasar. Erlangga, Jakarta. 
‘

More Related Content

What's hot

9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme
Lutfii Kmuhh
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Mifta Rahmat
 
Laporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoLaporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vco
Poetra Chebhungsu
 

What's hot (20)

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Bakteri patogen
Bakteri patogenBakteri patogen
Bakteri patogen
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
 
Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik SterilisasiLaporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
 
9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme
 
PPT Fisiologi Bakteri
PPT Fisiologi BakteriPPT Fisiologi Bakteri
PPT Fisiologi Bakteri
 
makalah mikroorganisme
makalah mikroorganismemakalah mikroorganisme
makalah mikroorganisme
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarut
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Mikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusriMikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusri
 
Laporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoLaporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vco
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 

Viewers also liked

Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
 
UNIDAD EDUCATIVA KASAMA Nombre:Andrea Castro Curso:3ro B.G.U A Lic. : Stalin ...
UNIDAD EDUCATIVA KASAMA Nombre:Andrea Castro Curso:3ro B.G.U A Lic. : Stalin ...UNIDAD EDUCATIVA KASAMA Nombre:Andrea Castro Curso:3ro B.G.U A Lic. : Stalin ...
UNIDAD EDUCATIVA KASAMA Nombre:Andrea Castro Curso:3ro B.G.U A Lic. : Stalin ...
andreacastro1996
 
Power Management In Building
Power Management In BuildingPower Management In Building
Power Management In Building
Ta Bizcuit
 
サイクルイノベーション
サイクルイノベーションサイクルイノベーション
サイクルイノベーション
Takato Akazawa
 

Viewers also liked (20)

#ioleggoperché scende in campo
#ioleggoperché scende in campo#ioleggoperché scende in campo
#ioleggoperché scende in campo
 
Bai trinh dien_gioi_thieu_bai_day
Bai trinh dien_gioi_thieu_bai_dayBai trinh dien_gioi_thieu_bai_day
Bai trinh dien_gioi_thieu_bai_day
 
El sistema solar
El sistema solarEl sistema solar
El sistema solar
 
небезпечні предмети та дії в разі їх виявлення
небезпечні предмети та дії в разі їх виявленнянебезпечні предмети та дії в разі їх виявлення
небезпечні предмети та дії в разі їх виявлення
 
ознаки отруєння газом
ознаки отруєння газомознаки отруєння газом
ознаки отруєння газом
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 
Gone Viral - Presentation
Gone Viral - PresentationGone Viral - Presentation
Gone Viral - Presentation
 
причини виникнення пожеж
причини виникнення пожежпричини виникнення пожеж
причини виникнення пожеж
 
UNIDAD EDUCATIVA KASAMA Nombre:Andrea Castro Curso:3ro B.G.U A Lic. : Stalin ...
UNIDAD EDUCATIVA KASAMA Nombre:Andrea Castro Curso:3ro B.G.U A Lic. : Stalin ...UNIDAD EDUCATIVA KASAMA Nombre:Andrea Castro Curso:3ro B.G.U A Lic. : Stalin ...
UNIDAD EDUCATIVA KASAMA Nombre:Andrea Castro Curso:3ro B.G.U A Lic. : Stalin ...
 
Power Management In Building
Power Management In BuildingPower Management In Building
Power Management In Building
 
サイクルイノベーション
サイクルイノベーションサイクルイノベーション
サイクルイノベーション
 
Perizia piazza verdi la spezia di Ettore Maria Mazzola
Perizia piazza verdi la spezia di Ettore Maria MazzolaPerizia piazza verdi la spezia di Ettore Maria Mazzola
Perizia piazza verdi la spezia di Ettore Maria Mazzola
 
emad cv2
emad cv2emad cv2
emad cv2
 
Proiect de lecţie
Proiect de lecţieProiect de lecţie
Proiect de lecţie
 
ATC, l'orario estivo
ATC, l'orario estivo ATC, l'orario estivo
ATC, l'orario estivo
 
Cliciak 2015: tutte le informazioni
Cliciak 2015: tutte le informazioniCliciak 2015: tutte le informazioni
Cliciak 2015: tutte le informazioni
 
Inchiesta pubblica per saturnia
Inchiesta pubblica per saturniaInchiesta pubblica per saturnia
Inchiesta pubblica per saturnia
 
Lettera m5 s sulle problematiche dei pendolari
Lettera m5 s sulle problematiche dei pendolariLettera m5 s sulle problematiche dei pendolari
Lettera m5 s sulle problematiche dei pendolari
 
Resume Andrew L. Harrell jan 2016
Resume Andrew L. Harrell jan 2016Resume Andrew L. Harrell jan 2016
Resume Andrew L. Harrell jan 2016
 
уміти допомогти
уміти допомогтиуміти допомогти
уміти допомогти
 

Similar to laporan akhir objek 1 print

Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
tristyanto
 
Makalah partikel debu
Makalah partikel debuMakalah partikel debu
Makalah partikel debu
Ayux Bovanded
 
Apa itu mikrooraganisma tahun 5
Apa itu mikrooraganisma tahun 5Apa itu mikrooraganisma tahun 5
Apa itu mikrooraganisma tahun 5
skst2
 

Similar to laporan akhir objek 1 print (20)

PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
 
Sterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksiSterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksi
 
Prinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksiPrinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksi
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
 
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docxLAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
 
Makalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogiMakalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogi
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
 
Konsep Kesehatan Lingkungan
Konsep Kesehatan LingkunganKonsep Kesehatan Lingkungan
Konsep Kesehatan Lingkungan
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
Makalah partikel debu
Makalah partikel debuMakalah partikel debu
Makalah partikel debu
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiMakalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
 
Bab i SA
Bab i SABab i SA
Bab i SA
 
Apa itu mikrooraganisma tahun 5
Apa itu mikrooraganisma tahun 5Apa itu mikrooraganisma tahun 5
Apa itu mikrooraganisma tahun 5
 
Modul 3 kb 1
Modul 3 kb 1Modul 3 kb 1
Modul 3 kb 1
 
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanMakalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
 
Pengendalian Lingkungan Perawatan Pasien COVID -19.pptx
Pengendalian Lingkungan Perawatan Pasien COVID -19.pptxPengendalian Lingkungan Perawatan Pasien COVID -19.pptx
Pengendalian Lingkungan Perawatan Pasien COVID -19.pptx
 

laporan akhir objek 1 print

  • 1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SANITASI PENGOLAHAN OBJEK 1 SANITASI RUANG DAN UDARA NAMA : UTARI YOLLA SUNDARI NO BP : 1211123022 ANGGOTA KELOMPOK : 1. NISA AMELIA 1211123012 2.ZIEZIE JHOANNE 1211123025 3. FATMA GANDHI 1211123033 4. SRI INDAH PURWANTI 1211122036 5. RATISMAR 1211122026 6. MARTA WELA 1311121043 NAMA ASISTEN : 1. EFNI JUITA 1111121012 3. ELSA TRESIA 1111121022 4. PUTI HELMIA 1111122054 5. RAMADANI KUMARA PUTRA 1111122073 DOSEN PENANGGUNG JAWAB : RISA MEUTIA FIANA STP, M.P LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Sanitasi merupakan istilah yang secara tradisional dikaitkan dengan kesehatan terutama kesehatan manusia. Oleh karena kesehatan manusia dapat dipengaruhi oleh semua faktor-faktor dalam lingkungan, maka dalam prakteknya, implikasi saniter meluas hingga kesehatansemua organisme hidup. Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut. Sudah merupakan sifat alamiah manusia untuk berusaha mengubah lingkungan dengan cara-cara tertentu untuk menghasilkan kondisi yang paling menguntungkan baginya. Salah satu contoh dari usaha ini tercakup dalam ilmu sanitasi (sanitary science). Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang harus mengubah segala sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung atau tidak langsung membahayakan terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga mencakup kesehatan masyarakat (taman, gedung-gedung umum, sekolah , restoran dan lingkungan lainnya). Sanitasi akan membantu melestarikan hubungan ekologik yang seimbang (ovaria suwandri, 2010). Sanitasi dilakukan dimulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar, sanitasi perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan, baik itu kebersihan manusia maupun lingkungan. Pada mata kuliah Sanitasi Pengolahan ini akan dilakukan praktikum mengenai sanitasi ruang dan udara. Udara sebenarnya bukan merupakan habitat untuk mikroorganisme. Sel- sel mikroorganisme dalam udara bersama kontaminan bersama debu atau dengan tetesan ludah. Mikroorganisme yang banyak terdapat di udara adalah bakteri, dan jamur atau khamir. Mikroba tersebut ada di udara dalam bentuk vegetatif atau dalam bentuk generatif. Mikroorganisme yang berada di atmosfer merupakan spesies yang ada dari sumber dimana mikroorganisme tersebut sebelumnya. Mikroorganisme yang berasal dari tanah terbawa
  • 3. debu angin,demikian juga dengan mikroorganisme yang berasal dari perairan, mikroba terbawa tetesan air atau angin ke udara. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan meningkatkan kesehatan manusia. Usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit yang terkait. Ada beberapa contoh dari bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan bungan pertanian. Cara pencegahannya dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan). Defenisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa defenisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya (Maskia, 2012). Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21 % dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu, kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain. Walaupun udara bukan medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1988). Jumlah mikroba yang terdapat di udara tergantung pada aktivitas lingkungan misalnya udara di atas padang pasir atau gunung kering, dimana aktivitas kehidupan relatif sedikit maka jumlah mikroba juga sedikit. Contoh lain udara di sekitar rumah,
  • 4. pemotongan hewan, kandang hewan ternak, tempat pembuangan sampah maka jumlah mikroba relatif banyak (Pelczar, 1988). Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi udara. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitar mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan dan dari ruangan yang digunakan untuk fermentasi. Mikroorganisme yang terdapat dalam udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Volk dan Whleer, 1984). Banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen yang ditularkan melalui udara, misalnya bakteri penyebab tubercolosis (TBC) dan virus flu yang dapat ditularkan melalui udara pernapasan. Beberapa cara yang digunkan untuk membersihkan udara yaitu: 1. Menyiram tanah dengan air sehingga mengurangi debu yang berterbangan. 2. Menyemprot udara dengan desinfektan sehingga udara berkurang mikrobanya 3. Dengan radiasi sinar ultraviolet. Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya akan menimbulkan bakteri di udara. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara (Volk dan Wheeler, 1984). Mikroorganisme disemburkan ke udara dari saluran pernapasan sehingga organisme-organisme tersebut mendapat perhatian utama sebagai jasad penyebab penyakit melalui udara. Beberapa diantara infeksi bakteri biasa yang disebarkan oleh udara adalah infeksi streptococus tonsil dan tenggorokan, difteria, batuk rejam dan meningitis epidermik. Tuberculosis mempunyai arti penting dari segi transpor udara, karena mikroorganisme dapat hidup lama di luar tubuh. Organisme ini tahan terhadap kekeringan dan mungkin tetap bertahan berbulan-bulan dalam ludah kering dan pertikel debu. Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding, dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah dibersihkan.
  • 5. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi bakteri dan serangga. Dinding dan langit-langit yang kasar dapat membawa bakteri seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan langit-langit yang konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan tetapi, struktur yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan bila tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif. BAB III BAHAN DAN METODE Alat : Cawan petri Bahan : Media NA dan PDA, akuades Prosedur kerja : Petri disterilkan Petri diisi dengan media NA dan PDA yang telah disterilkan, dinginkan Petri dibawa ketempat yang telah ditentukan, buka tutupnya selama 15-20 menit kemudian tutup kembali Diikubasi semalam 2 sampai 3 hari pada suhu 300 Dihitung koloni pada kedua media
  • 6. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel hasil pengamatan Kelompok Hasil Pengamatan (Jumlah Koloni) Media / Sampel Hasil perhitungan densitas (g/cm2) 1 80 koloni NA / by fresh 1,92 x 101 2 33 koloni PDA / by fresh 0,79 x 101 3 35 koloni NA / by fresh 0,84 x 101 4 108 koloni PDA / force magic 2,59 x 101 5 112 koloni NA / force magic 2,68 x 101 6 11 koloni PDA / stela semprot 2,68 x 101 7 56 koloni NA /stela semprot 0,27 x 101 8 109 koloni PDA / udara bebas 2,62 x 101 9 135 koloni NA / udara bebas 3,24 x 101 10 13 koloni PDA / baygon semprot 0,32 x 101 11 68 koloni NA / baygon semprot 1,63 x101 Perhitungan : Densitas = Jumlah koloni x 60 Menit waktu x 1 cm luas petri Luas Petri = π r2 = 3,14 x (4,5)2 = 63,59 cm2 Kelompok 1 Densitas koloni bakteri : 80 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 80 x 12 x 0,02 = 19,2 g/cm² = 1,9 x 101
  • 7. Kelompok 2 Densitas koloni bakteri : 33 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 33 x 12 x 0,02 = 7,92 g/cm² = 0,79 x 101 Kelompok 3 Densitas koloni bakteri : 35 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 35 x 12 x 0,02 = 8,4 g/cm² = 0,84 x 101 Kelompok 4 Densitas koloni bakteri : 108 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 108 x 12 x 0,02 = 25,92 g/cm² = 2,59 x 101 Kelompok 5 Densitas koloni bakteri : 112 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 112 x 12 x 0,02 = 26,88 g/cm² = 2,68 x 101 Kelompok 6 Densitas koloni bakteri : 11 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 11 x 12 x 0,02 = 2,64 g/cm² = 0,27 x 101 Kelompok 7 Densitas koloni bakteri : 56 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 56 x 12 x 0,02 = 13,44 g/cm² = 0,14 x 101 Kelompok 8 Densitas koloni bakteri : 109 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 109 x 12 x 0,02 = 26,16 g/cm² = 2,62 x 101
  • 8. Kelompok 9 Densitas koloni bakteri : 135 x ퟔퟎ 퐦퐞퐧퐢퐭 ퟓ 퐦퐞퐧퐢퐭 퐱 ퟏ 퐜퐦 ퟔퟑ,ퟓퟗ : 135 x 12 x 0,02 = 32,4 g/cm² = 3,24 x 101 Kelompok 10 Densitas koloni bakteri : 13 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 13 x 12 x 0,02 = 3.12 g/cm² = 0,32 x 101 Kelompok 11 Densitas koloni bakteri : 68 x 60 menit 5 menit x 1 cm 63,59 : 68 x 12 x 0,02 = 16,32 g/cm² = 1,63 x 101 4.2 Pembahasan Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, udara dll. Manfaat sanitasi ini sebagai indikator dari tingkat kebersihan dari suatu lingkungan yang ditempati oleh manusia sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya lingkungan tersebut untuk ditinggali. Peran dari sanitasi adalah mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dan juga memutuskan mata rantai dari sumber (Betty dan Een. 2011). Praktikum kali ini mengenai sanitasi ruang dan udara dilakukan pengujian mikroorganisme yang terdapat diudara, udara yang digunakan adalah udara yang terdapat pada laboratorium mikrobiologi dan bioteknologi, jurusan teknologi hasil pertanian, Universitas Andalas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan media tumbuh mikroorganisme yaitu Nutrient Agar (NA). Cawan petri yang telah disterilkan diisi media NA, pengisian media dilakukan pada laminar air flow, hal tersebut agar pekerjaan dapat dilakukan secara aseptis. Setelah media memadat, lalu cawan berisi media tersebut diletakkan pada udara terbuka ditempat yang telah dipilih tadi, lalu cawan dibiarkan terbuka selama 5 menit, tujuannya adalah agar
  • 9. mikroorganisme di udara dapat menempel dan menjadikan media agar tersebut menjadi tempat tumbuhnya, sehingga jumlah mikroorganisme baik bakteri, kapang, dan khamir dapat diketahui Setelah itu medium disimpan dalam inkubator selama 2 hari pada suhu 300 C. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh beberapa jumlah koloni mikroba yang tumbuh dipermukaan media. Jumlah koloni dapat dihitung dengan bantuan alat colony counter ataupun secara manual saja. Seperti yang dapat terlihat pada tabel hasil pengamatan pada kelompok 9 jumlah koloni mikroba dalam udara di ruang laboratorium adalah 135 koloni. Jumlah tersebut tergolong yang sangat banyak dibandingkan dengan kelompok praktikan lainnya, dengan sampel yang berbeda-beda. Pada umumnya koloni mikroba berbentuk bacil (bulat) dan berwarna putih, ada juga yang agak kekuningan, ukurannya ada yang kecil dan ada yang sedikit besar. Hasil pengamatan juga dinyatakan dalam bentuk densitas atau kepadatan mikroba yang terdapat di udara. Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang jatuh pada permukaan agar per cm2 selama satuan waktu tertentu. Satuan densitas dinyatakan dalam g/cm2 (Anonim,2009). Untuk menghitung densitas dapat digunakan rumus : Density koloni bakteri : Jumlah koloni per petri x 60 menit waktu x 1 cm luas petri . Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus diatas, didapatkan densitas koloni mikroba pada udara dalam laboratorium adalah 3,24 x 101 g/cm2. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa udara di tempat tersebut tidak selamanya bebas dari kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini membuktikan bahwa adanya aktifitas di setiap tempat menunjukan adanya mikrooganisme yang ada di tempat tersebut. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1988) Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, padat orang dan sifat serta saraf kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut selama bersin, batuk dan bahkan bercakap-cakap titik-titik air
  • 10. terhembuskan dari saluran pernapasan mempunyai ukuran yang beragam dari mikrometer sampai milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah akan tinggal dalam udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini sebentar-sebentar akan berada dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut (Pelczar, 1994). Pencemaran terhadap udara tidak hanya dapat disebabkan oleh mikroorganisme, tapi juga karena polusi udara disekitar, hal tersebut mungkin lebih berbahaya. Udara yang mengandung pencemaran dalam kadar yang tinggi dapat menggangu kesehatan dan menyebabkan berbagai penyakit seperti ganguan pernafasan dan lain-lain. Namun hal tersebut dapat dihindari dengan penempatan ventilasi yang baik dan jumlahnya yang sesuai dengan ukuran ruangan, menjaga kebersihan ruangan juga dapat menjadi salah satu cara menjaga kebersihan udara. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum adalah - Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit. - Sanitasi dapat dilakukan pada udara, ruang, tempat, pekerja, wadah, alat, dll - Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21 % dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu, kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain - Hasil yang didapatkan dalam ruang laboratorium adalah jumlah koloni mikroba 135 koloni dan densitasinya yaitu 3,24 x 101 g/cm2.
  • 11. - Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang jatuh pada permukaan agar per cm2 selama satuan waktu tertentu. Satuan densitas dinyatakan dalam g/cm2 - Pencemaran pada udara dapat terjadi karena mikroorganisme yang dibawa oleh manusia (padat orang dan sifat serta saraf kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut), oleh debu, laju ventilasi, dll 5.2 Saran Pada saat melakukan perhitungan terhadap koloni mikroba dilakukan secara manual saja oleh praktikan, akan lebih baik jika dilakukan dengan alat colony counter agar jumlahnya lebih tepat. Praktikum yang berhubungan dengan perlakuan terhadap mikroba haruslah dilakukan secara teliti dan hati-hati, pastikan setiap pekerjaan dilakukan secara aseptis agar tidak ada pengaruh ataupun kontaminasi mikroba yang berasal dari praktikan atau benda lain.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Sumber Kontaminasi dan Teknik Sanitasi.: http :// bos.fkip .uns .ac .id / pub/ono/pendidikan/materikejuruan/pertanian/pengendalian mutu/ sumber _ kontaminasi _ dan_teknik_sanitasi.pdf (Diunduh pada tanggal 6 November 2014). Betty dan Een. 2011. Sanitasi Dan Keamanan Pangan. Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jatinangor Maskia, khya. 2012. Uji Sanitasi Lingkungan. http: //maskiahbiologi09 .blogspot.com /2012/05/ uji-sanitasi-lingkungan_23.html ( Diakses tanggal 30 Oktober 2014). Ovaria, Suwandri. 2010. Laporan Praktikum Penyehatan Mamin A. Tentang Uji Sanitasi Mikroba Tangan dan Rambut Pekerja. http ://www .scribd. com/ doc/ 118796617/Lap-Sanitasi-Pekerja. ( Diakses tanggal 31 Oktober 2014) Pelczar, Michael W., 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, UI Press, Jakarta. Volk, Wheeler , A., Margaret F. Whleer. 1998. Mikrobiologi Dasar. Erlangga, Jakarta. ‘