SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
DSS Algorithm
GAP Kompetensi
Linear Programming
SAW/WP/TOPSIS
1. Teguh Ansyor Lorosae
16.51.0888
2. Moh Royandi Azkia
16.51.0812
3. Khairan Marzuki
Pemetaan GAP Kompetensi
Gap : perbedaan/selisih value masing-masing
aspek/attribut dengan value target
Gap merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja.
Gap = Value Attribut – Value Target
Contoh Kasus
Sebuah perusahaan properti ingin mencarikan lokasi rumah yang sesuai dengan keinginan Pak
Amir. Dalam menentukan pilihan, perusahaan tersebut menggunakan metode Gap Kompetensi.
Jika diketahui kriteria yang dinilai beserta nilainya adalah sebagai berikut:
● Sementara itu lokasi yang tersedia adalah sebagai berikut:
● Lakukan perhitungan untuk menentukan lokasi mana yang sesuai dengan kriteria Pak
Amir jika dia menginginkan
- lokasi cukup dekat dengan sarana pendidikan,
- tidak pernah banjir,
- sangat dekat dengan pasar,
- dekat dengan sarana hiburan,
- dekat dengan sarana ibadah.
BOBOT NILAI GAP
PERHITUNGAN NILAI CORE FACTOR
Keterangan:
NCF : Nilai rata-rata core factor
NC(k) : Jumlah total nilai core factor (kriteria)
IC : Jumlah item core factor
PERHITUNGAN NILAI SECONDARY FACTOR
Keterangan:
NCF : Nilai rata-rata secondary factor
NC(k) : Jumlah total nilai secondary factor (kriteria)
IC : Jumlah item secondary factor
MENGHITUNG NILAI TOTAL
N=(x)%NCF(k)+(x)%NSF(k)
Keterangan:
N : Nilai total dari aspek
(x)% : Nilai persen yang diinputkan
NCF(k) : Nilai rata-rata core factor
NSF(k) : Nilai rata-rata secondary factor
(k) : Kriteria
PENENTUAN RANKING
Keterangan:
(x)% : Nilai persen yang diinputkan
NL1 : Nilai total Lokasi 1
Linear Programming
merupakan metode pengambilan keputusan yang dapat
digunakan untuk pengalokasian sumber daya guna
mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan penyelesaian
masalah dengan linear programming berkaitan dengan
masalah optimisasi, yaitu tujuan memaksimumkan atau
meminimumkan sesuatu dimana tingkat pencapaian
tujuan ini dibatasi oleh kendala yang mencerminkan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki perusahaan.
Metode simpleks
merupakan bagian dari program linear yang digunakan
sebagai alat untuk memecahkan permasalahan yang
menyangkut dua variabel keputusan atau lebih.
Kelebihan dari metode ini mampu menghitung dua atau
lebih variabel keputusan apabila dibandingkan dengan
metode grafik yang hanya mampu mengaplikasikan dua
variabel keputusan.
Langkah-langkah :
¨Menentukan Variabel Keputusan
¨Menentukan Fungsi Tujuan
¨Menentukan Fungsi Batasan
¨Memecahkan Model
¨Implementasi Model
Contoh Kasus
Maksimumkan : Z = 15 X1 + 18 X2 + 12 X3
Kendala :
10 X1 + 12 X2 + 8 X3 ≤ 120
18 X1 + 15 X2 + 6 X3 ≤ 135
12 X1 + 16 X2 + 6 X3 ≤ 150
X1, X2, X3 ≥ 0
Menyusun variabel dalam tabel
Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z 1 -15 -18 -12 0 0 0 0
S1 0 10 12 8 1 0 0 120
S2 0 18 15 6 0 1 0 135
S3 0 12 16 6 0 0 1 150
Memilih kolom kunci
Note : kolom kunci adalah yang bais Z yang memiliki nilai mines terbesar. Dalam tabel ini adalah X2 dengan -18.
Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z 1 -15 -18 -12 0 0 0 0
S1 0 10 12 8 1 0 0 120
S2 0 18 15 6 0 1 0 135
S3 0 12 16 6 0 0 1 150
Perhitungan indkes
Rumus : indeks = nilai kanan (NK) / nilai kolom kunci
Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Indeks
Z 1 -15 -18 -12 0 0 0 0 -
S1 0 10 12 8 1 0 0 120 10
S2 0 18 15 6 0 1 0 135 9
S3 0 12 16 6 0 0 1 150 9,375
Memilih baris kunci
Baris kunci adalah baris yang memiliki nilai indeks positif terkecil. Dalam tabel ini S2 dengan indeks nilai indeks
9.
Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Indeks
Z 1 -15 -18 -12 0 0 0 0 -
S1 0 10 12 8 1 0 0 120 10
S2 0 18 15 6 0 1 0 135 9
S3 0 12 16 6 0 0 1 150 9,375
Memilih baris kunci baru
Rumus : Baris kunci baru = baris kunci / nilai kunci.
Note : Nilai kunci merupakan perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci pada saat memilih baris kunci
lama.
Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi
Z 1
S1 0
X2 0 1,2 1 0,4 0 0,067 0 9
S3 0
Mengubah nilai nilai
Baris kunci ⇒ Nilai Baru = Nilai Lama / Nilai Kunci
Bukan baris kunci ⇒ Nilai Baru = Nilai Lama- (Koefisien pada kolom kunci) x nilai baru baris kunci
Z -15 -18 -12 0 0 0 0
-18 1,2 1 0,4 0 0,067 0 9
-
6,6 0 -4,8 0 1,206 0 162
S1 10 12 8 1 0 0 120
12 1,2 1 0,4 0 0,067 0 9
-
-4,4 0 3,2 1 -0,804 0 12
S3 12 16 6 0 0 1 150
16 1,2 1 0,4 0 0,067 0 9 -
-7,2 0 0,4
0 -1,072 1 6
Tabel hasil perubahan nilai
Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi
Z 1 6,6 0 -4,8 0 1,206 0 162
S1 -4,4 0 3,2 1 -0,804 0 12 -4,4
X2 0 18/15 1 6/15 0 1/15 0 9
S3 -7,2 0 0,4 0 -1,072 1 6 -7,2
Melanjutkan perubahan
Periksa kembali tabel simpleks anda, apakah pada baris Z angkanya sudah
positif semua (≥ 0) untuk kasus maksimasi, jika sudah positif semua berarti
solusi optimal sudah didapatkan.
Terlihat pada langkah 6 diatas baris Z masih ada yang negatif yaitu kolom
X3. Maka perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai nilai optimal.
Maka dari itu diperlukan perbaikan. Dalam perbaikan anda hanya perlu
mengulangi kembali dari langkah 3 dari tabel yang sudah anda hitung.
Lakukan secara terus menerus hingga baris Z bernilai positif semua.
Setelah dilakukan perbaikan, maka tabel optimal dari contoh diatas akan didapatkan sebagai
berikut :
Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi
Z 1 0 0 0 1,5 0 0 180
S1 0 -1,375 0 1 0,312 -0,25 0 3,75
X2 0 1,75 1 0 -0,125 0,167 0 7,5
S3 0 -7,75 0 0 0,125 -1,167 1 7,5
Bedasarkan tabel hasil perbaikan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil iterasi ini telah mencapai
kondisi optimal, karena nilai pada baris fungsi tujuan Z sudah tidak ada yang negatif.
Sehingga dari persoalan diatas untuk kasus maksimasi ini didapatkan nilai :
Z = 180, X1 = 0 (tidak diproduksi), X2 = 7,5 (diproduksi), S1 = 3,75, S3 = 7,5 (merupakan kapasitas
yang menganggur dari batasan ke 3).
Metode SAW sering dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot.
Konsep dasar metode SAW (Simple Additive Weighting) adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua
atribut. Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu
kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya
yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang
terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang
terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih
efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat.
Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke
suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang
ada.
Rumus Metode SAW adalah
Contoh Sebuah perusahaan makanan ringan XYZ akan menginvestasikan sisa usahanya dalam satu tahun.
● Beberapa alternatif investasi telah akan diidentifikasi. Pemilihan alternatif terbaik ditujukan selain untuk
keperluan investasi, juga dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan ke depan.
● Beberapa kriteria digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan,yaitu:
C1=Harga, yaitu seberapa besar harga barang tersebut.
C2 =Nilai investasi 10 tahun ke depan, yaitu seberapa besar nilai investasi barang dalam jangka waktu 10
tahun ke depan.
C3 =Dayadukung terhadap produktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar peranan barang dalam mendukung
naiknya tingkat produktivitas perusahaan.
Daya dukung diberi nilai:
1= kurangmendukung,
2 = cukup mendukung;
3 =sangat mendukung.
C4 =Prioritas kebutuhan, merupakan tingkat kepentingan (ke-mendesak-an) barang untuk dimiliki perusahaan.
Prioritas diberi nilai:1=sangat berprioritas, 2 =berprioritas; dan 3 = cukupberprioritas.
C5 =Ketersediaan atau kemudahan, merupakan ketersediaan barang di pasaran.
Ketersediaan diberi nilai:1= sulit diperoleh, 2 = cukup mudahdiperoleh; dan 3 =sangat mudah diperoleh.
● Dari pertama dan keempat kriteria tersebut, kriteria pertama dan keempat merupakan kriteria biaya,
sedangkan kriteria kedua, ketiga, dan kelima merupakan kriteria keuntungan.
● Pengambil keputusan memberikan bobotuntuk setiap kriteria sebagai berikut:
C1 = 25%; C2 =15%; C3 = 30%;Â C4 = 25; dan C5 = 5%.
Ada empat alternatif yang diberikan, yaitu:
A1= Membeli mobil box untuk distribusi barang ke gudang;
A2 = Membeli tanah untuk membangun gudang baru;
A3 = Maintenance sarana teknologi informasi;
A4 = Pengembangan produk baru.
Nilai setiap alternatif pada setiap kriteria adalah:
Normalisasi
Normalisasi
Normalisasi
Hasil Normalisasi
Metode Weighted Product
adalah salah satu analisis keputusan multi-kriteria (MCDA) yang sangat terkenal atau
metode pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM).
Metode Weighted Product (Basyaib, 2006,) merupakan metode pengambilan keputusan
dengan cara perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut
harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan.
Disini saya akan bahas contoh perhitungan metode weighted product secara manual.
Dibawah ini akan dijelaskan contoh perhitungan manual dengan menggunakan
metodeWeighted Product (WP) dalam menentukan pilihan restoran berdasarkan nilai
bobot yang diberikan pembanding, dimana pada contoh ini ada 3 restoran yang akan
menjadi alternatif pilihan yaitu :
R1 : Made’s Warung, R2 : Warisan Restaurant & Bar dan R3 Gabah Restaurant & Bar
Kriteria yang digunakan sebagai acuan dalam pemilihan restoran
ada 5 yaitu :
C1 : Kualitas Makanan
C2 : Harga Makanan
C3 : Pelayanan
C4 : Suasana
C5 : Jarak (m)
Pengambil keputusan memberikan bobot preferensi sebagai:
W = (5, 3, 4, 4, 2)
Dan nilai-nilai kriteria dari setiap alternative restoran akan
disajikan dalam bentuk tabel dan diberi nilai secara acak sebagai
berikut:
Tabel 1
Tahap 1
Terdapat 2 kategori yang membedakan kriterai-
kriteria diatas antara lain.
1. Kriteria C1 (kualitas makanan), C3 (pelayanan)
dan C4 (suasana) adalah kriteria keuntungan;
2. Kriteria C2 (harga makanan), C5 (jarak restoran)
adalah kriteria biaya. (Semakin besar nilainya akan
semakin buruk)
Tahap 2
Sebelumnya dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu, sehingga
total bobot Σwj =1 dengan cara :
Dari bobot preferensi sebelumnya yaitu W = (5, 3, 4, 4, 2)
Wj merupakan W index ke j. Jadi untuk W1 yaitu 5, W2 yaitu 3 dan
seterusnya.
Dan Σwj merupakan jumlah dari W yaitu 5+3+4+4+2
Jadi untuk perbaikan bobot W1 menjadi:
Dan W yang lainya akan seperti dibawah:
Tahap 3
Menentukan Nilai Vektor S yang dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut
Untuk perhitungan sederhana kembali liat tabel 1 diatas
Pada baris R1 masing2 memiliki nilai kriteria sebagai berikut
C1=42
C2=66.000
C3 =60
C4=75
C5=2.355
Pangkatkan dan kalikan nilai masing-masing kriteria tersebut
dengan bobot yang sudah diperbaiki sebelunya.
Jadi seperti berikut:
C2 dan C5 merupakan kriteria biaya. Jadi bobot yang
dipangkatkan akan bernilai minus (-).
Dan perhitungan Vektor S yang lain seperti dibawah ini:
Tahap 4
Menentukan Nilai vector yang akan digunakan Menghitung
Preferensi (Vi) untuk perengkingan. Formulanya seperti berikut:
Sederhananya seperti:
Jadi Hasil dari Menghitung Preferensi (Vi) adalah sebagai
berikut:
Jadi Hasil dari Menghitung Preferensi (Vi) adalah sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan di atas, Nilai V3 menunjukkkan nilai
terbesar sehingga dengan kata lain V3 merupakan pilihan
alternatif yang terbaik, Gabah Restaurant & Bar layak menjadi
pilihan restoran terbaik sesuai dengan pembobotan yang
diberikan oleh pengambil keputusan.
Metode TOPSIS
adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah Multi Attribute Decision Making (MADM). Metode
TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang
terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal
positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal
negatif. Metode TOPSIS memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
konsepnya yang sederhana dan mudah dipahami, komputasinya
efisien, dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif
dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang
sederhana.” - Akhmad Fadjar Siddiq, 2012
Contoh Kasus adalah Penentuan peserta sertifikasi guru dalam penilaiannya
menggunakan metode TOPSIS berdasarkan kriteria yang ditentukan. Berikut langkah-
langkah dalam penilaian peserta sertifikasi guru dengan metode TOPSIS :
Menentukan Alternatif dan Kriteria
Alternatif disini ialah peserta sertifikasi misal :
A1 = Sarmini
A2 = Sugiyem
A3 = Fitrotul Hidayat
Bahan Pertimbangan atau kriteria yang digunakan :
C1 = Masa kerja
C2 = Usia guru
C3 = Golongan
C4 = Beban kerja
C5 = Tugas Tambahan
C6= Prestasi
Dari kriteria di atas ditentukan bobot kriteria sebagai berikut :
Masa kerja = 5
Usia guru = 3
Golongan = 4
Beban kerja = 4
Tugas tambahan = 4
Prestasi = 2
Sehingga diperoleh bobot kepentingan sebagai berikut : W =
{5,3,4,4,4,2}
b. Membuat Matriks Keputusan
Matriks keputusan ialah matriks nilai setiap kriteria yang dimiliki
oleh alternatif. Matriks keputusan daapat dilihat pada tabel 1
berikut ini :
Keterangan : 1 = Sangat buruk 2 = Buruk 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Membuat Tabel Ternormalisasi
Setelah membuat matriks keputusan maka selanjutnya mencari nilai bobot pembagi untuk menentukan matriks
ternormalisasi. Matriks keputusan ternormalisasi dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2 Tabel Keputusan beserta Bobot Pembagic.
Untuk membuat matriks ternormalisasi setiap nilai kriteria dibagi dengan bobot
pembaginya. Berikut perhitungannya :
Dan seterusnya sampai didapat nilai matriks ternormalisasi seperti tabel 3 berikut ini
Tabel 3 Tabel Matriks Ternormalisasi
. Membuat matriks Normalisasi Berbobot
Pada langkah ini yang dilakukan adalah mengalikan setiap nilai matriks ternomalisasi
dengan bobot kepentingan (W) sehingga dihasilkan seperti tabel 4 berikut ini : Tabel 4
Tabel Matriks Normalisasi Berbobot
Mencari nilai Max dan Min
Nilai max nilai tertinggi dari setiap kriteria pada matriks ternormalisasi terbobot,
sedangkan nilai min adalah nilai terendah dari setiap kriteria pada matriks terbobot.
Nilai max dan min dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5 Tabel keputusan beserta Nilai Max dan Min
Mencari D+ dan D-
Nilai dari D+ dan D- digunakan untuk menentukan hasil yang akan diperoleh oleh
alternatif. Berikut perhitungannya :
Maka diperoleh nilai D+ dan D- pada tabel 6 berikut : Tabel 6
Tabel Nilai D+ dan D-
Mencari hasil (V)
Hasil merupakan nilai akhir dari setiap kriteria berikut hasil dari setiap alternative
Hasil yang didapat akan dirangkingkan dan penentuan peserta sertifikasi
guru menggunakan dua cara yaitu dengan pemberian kuota dimana
urutan nilai yang sama dengan atau lebih besar dari kuota yang diberikan
peserta sertifikasi akan lulus dan pemberian standar nilai dimana nilai
yang lebih besar dari standar nilai yang diberikan akan lulus.
Thanks For Your Attention

More Related Content

Similar to PPT KELOMPOK 2 DSS.pptx

NILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF MASALAH PROGRAM LINIER
NILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF MASALAH PROGRAM LINIERNILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF MASALAH PROGRAM LINIER
NILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF MASALAH PROGRAM LINIERAgus Suryanatha
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
Ev.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-dfEv.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-dfMas Ragil
 
DIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptxDIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptxZoroRoronoa64
 
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume labaEstimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume labaIffa Tabahati
 
Manpro sesi 2 & 3
Manpro sesi 2 & 3Manpro sesi 2 & 3
Manpro sesi 2 & 3giningroem
 
Program Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode SimpleksProgram Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode Simpleksraaaka12
 
Kebutuhan Bisnis dan Kasus Bisnis (3of3).pptx
Kebutuhan Bisnis dan Kasus Bisnis (3of3).pptxKebutuhan Bisnis dan Kasus Bisnis (3of3).pptx
Kebutuhan Bisnis dan Kasus Bisnis (3of3).pptxIvonneTanudjaja
 
Merri syafwardi, hapzi ali, regresi linear, ut batam, 2018
Merri syafwardi, hapzi ali, regresi linear, ut batam, 2018Merri syafwardi, hapzi ali, regresi linear, ut batam, 2018
Merri syafwardi, hapzi ali, regresi linear, ut batam, 2018merrisya
 
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptPeng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptssuser9dddf7
 
2. kuliah kedua or reguler 2015 1
2. kuliah kedua or reguler 2015 12. kuliah kedua or reguler 2015 1
2. kuliah kedua or reguler 2015 121010115410004
 

Similar to PPT KELOMPOK 2 DSS.pptx (20)

NILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF MASALAH PROGRAM LINIER
NILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF MASALAH PROGRAM LINIERNILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF MASALAH PROGRAM LINIER
NILAI OPTIMUM FUNGSI OBJEKTIF MASALAH PROGRAM LINIER
 
program linier.pptx
program linier.pptxprogram linier.pptx
program linier.pptx
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Lap1
Lap1Lap1
Lap1
 
Peramalan.ppt
Peramalan.pptPeramalan.ppt
Peramalan.ppt
 
Peramalan.ppt
Peramalan.pptPeramalan.ppt
Peramalan.ppt
 
statistika
statistikastatistika
statistika
 
Ev.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-dfEv.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-df
 
03 metode simplex
03 metode simplex03 metode simplex
03 metode simplex
 
DIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptxDIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptx
 
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume labaEstimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
 
Manpro sesi 2 & 3
Manpro sesi 2 & 3Manpro sesi 2 & 3
Manpro sesi 2 & 3
 
Program Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode SimpleksProgram Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode Simpleks
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
 
Kebutuhan Bisnis dan Kasus Bisnis (3of3).pptx
Kebutuhan Bisnis dan Kasus Bisnis (3of3).pptxKebutuhan Bisnis dan Kasus Bisnis (3of3).pptx
Kebutuhan Bisnis dan Kasus Bisnis (3of3).pptx
 
Merri syafwardi, hapzi ali, regresi linear, ut batam, 2018
Merri syafwardi, hapzi ali, regresi linear, ut batam, 2018Merri syafwardi, hapzi ali, regresi linear, ut batam, 2018
Merri syafwardi, hapzi ali, regresi linear, ut batam, 2018
 
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptPeng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
 
bahan sidang
bahan sidangbahan sidang
bahan sidang
 
Transfortasia
TransfortasiaTransfortasia
Transfortasia
 
2. kuliah kedua or reguler 2015 1
2. kuliah kedua or reguler 2015 12. kuliah kedua or reguler 2015 1
2. kuliah kedua or reguler 2015 1
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (7)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

PPT KELOMPOK 2 DSS.pptx

  • 1. DSS Algorithm GAP Kompetensi Linear Programming SAW/WP/TOPSIS 1. Teguh Ansyor Lorosae 16.51.0888 2. Moh Royandi Azkia 16.51.0812 3. Khairan Marzuki
  • 2. Pemetaan GAP Kompetensi Gap : perbedaan/selisih value masing-masing aspek/attribut dengan value target Gap merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja. Gap = Value Attribut – Value Target
  • 3. Contoh Kasus Sebuah perusahaan properti ingin mencarikan lokasi rumah yang sesuai dengan keinginan Pak Amir. Dalam menentukan pilihan, perusahaan tersebut menggunakan metode Gap Kompetensi. Jika diketahui kriteria yang dinilai beserta nilainya adalah sebagai berikut:
  • 4. ● Sementara itu lokasi yang tersedia adalah sebagai berikut: ● Lakukan perhitungan untuk menentukan lokasi mana yang sesuai dengan kriteria Pak Amir jika dia menginginkan - lokasi cukup dekat dengan sarana pendidikan, - tidak pernah banjir, - sangat dekat dengan pasar, - dekat dengan sarana hiburan, - dekat dengan sarana ibadah.
  • 6. PERHITUNGAN NILAI CORE FACTOR Keterangan: NCF : Nilai rata-rata core factor NC(k) : Jumlah total nilai core factor (kriteria) IC : Jumlah item core factor
  • 7. PERHITUNGAN NILAI SECONDARY FACTOR Keterangan: NCF : Nilai rata-rata secondary factor NC(k) : Jumlah total nilai secondary factor (kriteria) IC : Jumlah item secondary factor
  • 8. MENGHITUNG NILAI TOTAL N=(x)%NCF(k)+(x)%NSF(k) Keterangan: N : Nilai total dari aspek (x)% : Nilai persen yang diinputkan NCF(k) : Nilai rata-rata core factor NSF(k) : Nilai rata-rata secondary factor (k) : Kriteria
  • 9. PENENTUAN RANKING Keterangan: (x)% : Nilai persen yang diinputkan NL1 : Nilai total Lokasi 1
  • 10. Linear Programming merupakan metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan untuk pengalokasian sumber daya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan penyelesaian masalah dengan linear programming berkaitan dengan masalah optimisasi, yaitu tujuan memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu dimana tingkat pencapaian tujuan ini dibatasi oleh kendala yang mencerminkan keterbatasan kemampuan yang dimiliki perusahaan.
  • 11. Metode simpleks merupakan bagian dari program linear yang digunakan sebagai alat untuk memecahkan permasalahan yang menyangkut dua variabel keputusan atau lebih. Kelebihan dari metode ini mampu menghitung dua atau lebih variabel keputusan apabila dibandingkan dengan metode grafik yang hanya mampu mengaplikasikan dua variabel keputusan.
  • 12. Langkah-langkah : ¨Menentukan Variabel Keputusan ¨Menentukan Fungsi Tujuan ¨Menentukan Fungsi Batasan ¨Memecahkan Model ¨Implementasi Model
  • 13. Contoh Kasus Maksimumkan : Z = 15 X1 + 18 X2 + 12 X3 Kendala : 10 X1 + 12 X2 + 8 X3 ≤ 120 18 X1 + 15 X2 + 6 X3 ≤ 135 12 X1 + 16 X2 + 6 X3 ≤ 150 X1, X2, X3 ≥ 0
  • 14. Menyusun variabel dalam tabel Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Z 1 -15 -18 -12 0 0 0 0 S1 0 10 12 8 1 0 0 120 S2 0 18 15 6 0 1 0 135 S3 0 12 16 6 0 0 1 150
  • 15. Memilih kolom kunci Note : kolom kunci adalah yang bais Z yang memiliki nilai mines terbesar. Dalam tabel ini adalah X2 dengan -18. Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Z 1 -15 -18 -12 0 0 0 0 S1 0 10 12 8 1 0 0 120 S2 0 18 15 6 0 1 0 135 S3 0 12 16 6 0 0 1 150
  • 16. Perhitungan indkes Rumus : indeks = nilai kanan (NK) / nilai kolom kunci Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Indeks Z 1 -15 -18 -12 0 0 0 0 - S1 0 10 12 8 1 0 0 120 10 S2 0 18 15 6 0 1 0 135 9 S3 0 12 16 6 0 0 1 150 9,375
  • 17. Memilih baris kunci Baris kunci adalah baris yang memiliki nilai indeks positif terkecil. Dalam tabel ini S2 dengan indeks nilai indeks 9. Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Indeks Z 1 -15 -18 -12 0 0 0 0 - S1 0 10 12 8 1 0 0 120 10 S2 0 18 15 6 0 1 0 135 9 S3 0 12 16 6 0 0 1 150 9,375
  • 18. Memilih baris kunci baru Rumus : Baris kunci baru = baris kunci / nilai kunci. Note : Nilai kunci merupakan perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci pada saat memilih baris kunci lama. Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi Z 1 S1 0 X2 0 1,2 1 0,4 0 0,067 0 9 S3 0
  • 19. Mengubah nilai nilai Baris kunci ⇒ Nilai Baru = Nilai Lama / Nilai Kunci Bukan baris kunci ⇒ Nilai Baru = Nilai Lama- (Koefisien pada kolom kunci) x nilai baru baris kunci Z -15 -18 -12 0 0 0 0 -18 1,2 1 0,4 0 0,067 0 9 - 6,6 0 -4,8 0 1,206 0 162 S1 10 12 8 1 0 0 120 12 1,2 1 0,4 0 0,067 0 9 - -4,4 0 3,2 1 -0,804 0 12 S3 12 16 6 0 0 1 150 16 1,2 1 0,4 0 0,067 0 9 - -7,2 0 0,4 0 -1,072 1 6
  • 20. Tabel hasil perubahan nilai Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi Z 1 6,6 0 -4,8 0 1,206 0 162 S1 -4,4 0 3,2 1 -0,804 0 12 -4,4 X2 0 18/15 1 6/15 0 1/15 0 9 S3 -7,2 0 0,4 0 -1,072 1 6 -7,2
  • 21. Melanjutkan perubahan Periksa kembali tabel simpleks anda, apakah pada baris Z angkanya sudah positif semua (≥ 0) untuk kasus maksimasi, jika sudah positif semua berarti solusi optimal sudah didapatkan. Terlihat pada langkah 6 diatas baris Z masih ada yang negatif yaitu kolom X3. Maka perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai nilai optimal. Maka dari itu diperlukan perbaikan. Dalam perbaikan anda hanya perlu mengulangi kembali dari langkah 3 dari tabel yang sudah anda hitung. Lakukan secara terus menerus hingga baris Z bernilai positif semua.
  • 22. Setelah dilakukan perbaikan, maka tabel optimal dari contoh diatas akan didapatkan sebagai berikut : Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi Z 1 0 0 0 1,5 0 0 180 S1 0 -1,375 0 1 0,312 -0,25 0 3,75 X2 0 1,75 1 0 -0,125 0,167 0 7,5 S3 0 -7,75 0 0 0,125 -1,167 1 7,5 Bedasarkan tabel hasil perbaikan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil iterasi ini telah mencapai kondisi optimal, karena nilai pada baris fungsi tujuan Z sudah tidak ada yang negatif. Sehingga dari persoalan diatas untuk kasus maksimasi ini didapatkan nilai : Z = 180, X1 = 0 (tidak diproduksi), X2 = 7,5 (diproduksi), S1 = 3,75, S3 = 7,5 (merupakan kapasitas yang menganggur dari batasan ke 3).
  • 23. Metode SAW sering dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW (Simple Additive Weighting) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
  • 25.
  • 26. Contoh Sebuah perusahaan makanan ringan XYZ akan menginvestasikan sisa usahanya dalam satu tahun. ● Beberapa alternatif investasi telah akan diidentifikasi. Pemilihan alternatif terbaik ditujukan selain untuk keperluan investasi, juga dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan ke depan. ● Beberapa kriteria digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan,yaitu: C1=Harga, yaitu seberapa besar harga barang tersebut. C2 =Nilai investasi 10 tahun ke depan, yaitu seberapa besar nilai investasi barang dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. C3 =Dayadukung terhadap produktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar peranan barang dalam mendukung naiknya tingkat produktivitas perusahaan. Daya dukung diberi nilai: 1= kurangmendukung, 2 = cukup mendukung; 3 =sangat mendukung. C4 =Prioritas kebutuhan, merupakan tingkat kepentingan (ke-mendesak-an) barang untuk dimiliki perusahaan. Prioritas diberi nilai:1=sangat berprioritas, 2 =berprioritas; dan 3 = cukupberprioritas. C5 =Ketersediaan atau kemudahan, merupakan ketersediaan barang di pasaran. Ketersediaan diberi nilai:1= sulit diperoleh, 2 = cukup mudahdiperoleh; dan 3 =sangat mudah diperoleh. ● Dari pertama dan keempat kriteria tersebut, kriteria pertama dan keempat merupakan kriteria biaya, sedangkan kriteria kedua, ketiga, dan kelima merupakan kriteria keuntungan. ● Pengambil keputusan memberikan bobotuntuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 25%; C2 =15%; C3 = 30%;Â C4 = 25; dan C5 = 5%.
  • 27. Ada empat alternatif yang diberikan, yaitu: A1= Membeli mobil box untuk distribusi barang ke gudang; A2 = Membeli tanah untuk membangun gudang baru; A3 = Maintenance sarana teknologi informasi; A4 = Pengembangan produk baru. Nilai setiap alternatif pada setiap kriteria adalah:
  • 31.
  • 32.
  • 34.
  • 35. Metode Weighted Product adalah salah satu analisis keputusan multi-kriteria (MCDA) yang sangat terkenal atau metode pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM). Metode Weighted Product (Basyaib, 2006,) merupakan metode pengambilan keputusan dengan cara perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Disini saya akan bahas contoh perhitungan metode weighted product secara manual. Dibawah ini akan dijelaskan contoh perhitungan manual dengan menggunakan metodeWeighted Product (WP) dalam menentukan pilihan restoran berdasarkan nilai bobot yang diberikan pembanding, dimana pada contoh ini ada 3 restoran yang akan menjadi alternatif pilihan yaitu : R1 : Made’s Warung, R2 : Warisan Restaurant & Bar dan R3 Gabah Restaurant & Bar
  • 36. Kriteria yang digunakan sebagai acuan dalam pemilihan restoran ada 5 yaitu : C1 : Kualitas Makanan C2 : Harga Makanan C3 : Pelayanan C4 : Suasana C5 : Jarak (m) Pengambil keputusan memberikan bobot preferensi sebagai: W = (5, 3, 4, 4, 2) Dan nilai-nilai kriteria dari setiap alternative restoran akan disajikan dalam bentuk tabel dan diberi nilai secara acak sebagai berikut:
  • 38. Tahap 1 Terdapat 2 kategori yang membedakan kriterai- kriteria diatas antara lain. 1. Kriteria C1 (kualitas makanan), C3 (pelayanan) dan C4 (suasana) adalah kriteria keuntungan; 2. Kriteria C2 (harga makanan), C5 (jarak restoran) adalah kriteria biaya. (Semakin besar nilainya akan semakin buruk)
  • 39. Tahap 2 Sebelumnya dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu, sehingga total bobot Σwj =1 dengan cara : Dari bobot preferensi sebelumnya yaitu W = (5, 3, 4, 4, 2) Wj merupakan W index ke j. Jadi untuk W1 yaitu 5, W2 yaitu 3 dan seterusnya. Dan Σwj merupakan jumlah dari W yaitu 5+3+4+4+2
  • 40. Jadi untuk perbaikan bobot W1 menjadi: Dan W yang lainya akan seperti dibawah:
  • 41. Tahap 3 Menentukan Nilai Vektor S yang dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut Untuk perhitungan sederhana kembali liat tabel 1 diatas Pada baris R1 masing2 memiliki nilai kriteria sebagai berikut C1=42 C2=66.000 C3 =60 C4=75 C5=2.355
  • 42. Pangkatkan dan kalikan nilai masing-masing kriteria tersebut dengan bobot yang sudah diperbaiki sebelunya. Jadi seperti berikut: C2 dan C5 merupakan kriteria biaya. Jadi bobot yang dipangkatkan akan bernilai minus (-). Dan perhitungan Vektor S yang lain seperti dibawah ini:
  • 43.
  • 44. Tahap 4 Menentukan Nilai vector yang akan digunakan Menghitung Preferensi (Vi) untuk perengkingan. Formulanya seperti berikut: Sederhananya seperti: Jadi Hasil dari Menghitung Preferensi (Vi) adalah sebagai berikut:
  • 45. Jadi Hasil dari Menghitung Preferensi (Vi) adalah sebagai berikut:
  • 46. Dari hasil perhitungan di atas, Nilai V3 menunjukkkan nilai terbesar sehingga dengan kata lain V3 merupakan pilihan alternatif yang terbaik, Gabah Restaurant & Bar layak menjadi pilihan restoran terbaik sesuai dengan pembobotan yang diberikan oleh pengambil keputusan.
  • 47. Metode TOPSIS adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah Multi Attribute Decision Making (MADM). Metode TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Metode TOPSIS memiliki beberapa kelebihan, diantaranya konsepnya yang sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana.” - Akhmad Fadjar Siddiq, 2012
  • 48. Contoh Kasus adalah Penentuan peserta sertifikasi guru dalam penilaiannya menggunakan metode TOPSIS berdasarkan kriteria yang ditentukan. Berikut langkah- langkah dalam penilaian peserta sertifikasi guru dengan metode TOPSIS : Menentukan Alternatif dan Kriteria Alternatif disini ialah peserta sertifikasi misal : A1 = Sarmini A2 = Sugiyem A3 = Fitrotul Hidayat Bahan Pertimbangan atau kriteria yang digunakan : C1 = Masa kerja C2 = Usia guru C3 = Golongan C4 = Beban kerja C5 = Tugas Tambahan C6= Prestasi
  • 49. Dari kriteria di atas ditentukan bobot kriteria sebagai berikut : Masa kerja = 5 Usia guru = 3 Golongan = 4 Beban kerja = 4 Tugas tambahan = 4 Prestasi = 2 Sehingga diperoleh bobot kepentingan sebagai berikut : W = {5,3,4,4,4,2} b. Membuat Matriks Keputusan Matriks keputusan ialah matriks nilai setiap kriteria yang dimiliki oleh alternatif. Matriks keputusan daapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
  • 50. Keterangan : 1 = Sangat buruk 2 = Buruk 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik Membuat Tabel Ternormalisasi Setelah membuat matriks keputusan maka selanjutnya mencari nilai bobot pembagi untuk menentukan matriks ternormalisasi. Matriks keputusan ternormalisasi dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini: Tabel 2 Tabel Keputusan beserta Bobot Pembagic.
  • 51. Untuk membuat matriks ternormalisasi setiap nilai kriteria dibagi dengan bobot pembaginya. Berikut perhitungannya :
  • 52. Dan seterusnya sampai didapat nilai matriks ternormalisasi seperti tabel 3 berikut ini Tabel 3 Tabel Matriks Ternormalisasi
  • 53. . Membuat matriks Normalisasi Berbobot Pada langkah ini yang dilakukan adalah mengalikan setiap nilai matriks ternomalisasi dengan bobot kepentingan (W) sehingga dihasilkan seperti tabel 4 berikut ini : Tabel 4 Tabel Matriks Normalisasi Berbobot
  • 54. Mencari nilai Max dan Min Nilai max nilai tertinggi dari setiap kriteria pada matriks ternormalisasi terbobot, sedangkan nilai min adalah nilai terendah dari setiap kriteria pada matriks terbobot. Nilai max dan min dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini :
  • 55. Tabel 5 Tabel keputusan beserta Nilai Max dan Min
  • 56. Mencari D+ dan D- Nilai dari D+ dan D- digunakan untuk menentukan hasil yang akan diperoleh oleh alternatif. Berikut perhitungannya :
  • 57. Maka diperoleh nilai D+ dan D- pada tabel 6 berikut : Tabel 6 Tabel Nilai D+ dan D-
  • 58. Mencari hasil (V) Hasil merupakan nilai akhir dari setiap kriteria berikut hasil dari setiap alternative
  • 59. Hasil yang didapat akan dirangkingkan dan penentuan peserta sertifikasi guru menggunakan dua cara yaitu dengan pemberian kuota dimana urutan nilai yang sama dengan atau lebih besar dari kuota yang diberikan peserta sertifikasi akan lulus dan pemberian standar nilai dimana nilai yang lebih besar dari standar nilai yang diberikan akan lulus.
  • 60. Thanks For Your Attention