Dokumen ini membahas tentang design sprint yang merupakan metode untuk membuat produk dan prototype dalam 5 hari melalui tahapan interaktif untuk menuangkan ide dan solusi ke dalam prototype. Tahapannya meliputi memahami masalah, mengembangkan ide, memutuskan konsep terbaik, membuat prototype, dan mengujinya. Metode ini diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya dalam pengembangan produk.
2. Apa itu design Sprint ?
Design Sprint dibuat oleh seseorang dari Google Venture bernama Jake Knapp. Design Sprint
sendiri merupakan sebuah metode untuk membantu suatu perusahaan dapat membuat produk
dan prototype dalam waktu 5 hari, dengan tahapan-tahapan yang interaktif dan komunikatif
untuk dapat menuangkan semua ide, inovasi, masalah yang ada, juga solusi yang akan
diterapkan dalam prototype dan harus di cross check dahulu ke calon pengguna. Dalam waktu
lima hari tersebut, setiap anggota tim melakukan diskusi bersama untuk mendapatkan suatu
gagasan yang akan digunakan untuk menjalankan proyek selanjutnya.
When to run a Design Sprint
1. Menilai kelayakan bissnis baru.
2. Memulai proyek, produk, atau layanan.
3. Menuangkan ide spesifik untuk suatu produk.
4. Menemukan prioritas dan fitur yang tepat untuk suatu produk.
5. Menentukan strategi pemasaran dan pertumbuhan.
A. PRE-SPRINT
1. Menngidentifikasi tantangan :
a. Identity key Stakeholder
b. Interview Stakeholder
c. Research Users
d. Set the Challenge dengan menggunakan metode “How Might We”
Metode “How Might We” termasuk metode penting dalam design sprint.
Metode ini memungkinkan tim untuk dapat mengambil sebuah keputusan dari
gagasan-gagasan yang telah di sampaikan.
How, there is an answer out there
Might, might work, might notwork, either possibility is ok
We, as we are in team.
3. 2. Mengumpulkan tim
3. Pengamanan dan penyimpanan ruang
Memilih tempat yang nyaman untuk dapat berdiskusi agar kondusif dan
menghasilkan ide yang kreatif.
B. DURING-SPRINT
Tahapan Design Sprint :
1. Understand (Memahami)
Pada tahap pertama hari pertama, dilakukan sesi wawancara kepada sejumlah calon
pengguna untuk dapat memahami masalah yang sedang dihadapai, memahami
kebutuhan para calon pengguna terhadap suatu produk dan hasil wawancara akan
dijadikan bahan diskusi dengan anggota tim untuk dapat memecahkan permasalahan
tersebut dengan proses desain pada hari berikutnya.
4. 2. Diverge (Mengembangkan)
Pada tahap kedua hari kedua ini setiap anggota tim menuangkan ide, inovasi, gagasan
mereka sebanyak-banyaknya. Lalu mereka akan membuat rancangan kasar pada sebuah
kertas yang bertujuan untuk memberikan rancangan/gambaran kepada para anggota tim
tentang ide yang akan mereka aplikasikan.
3. Decide (Memutuskan)
5. Pada tahap ketiga hari ketiga ini seluruh anggota tim berkumpul untuk mengambil
keputusan rancangan terbaik melalui cara voting. Rancangan dengan jumlah voting
terbanyak akan dipilih dan diperbaiki menjadi sebuah desian rapi dari sebelumnya dan
akan dibuat prototypenya.
4. Prototype (Membuat Prototype)
Pada tahap empat hari keempat ini, tim akan membuat desain prototype sesuai dengan
rancangan yang telah dipilih sebelumnya.
5. Test
6. Pada tahap terakhir ini, prototype yang sudah jadi akan diulakukan pengujian kepada
calon pengguan. Setelah mendapatkan hasil pengujian, hasil tersebut digunakan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan apakah produk yang diujikan layak
dikembangkan atau tidak.
Kesimpulan
Walaupun hanya memakan waktu lima hari saja, tahapan-tahapan dalam desain sprint
mampu menciptakan ide-ide yang inovatif, dan inspiratif untuk dapat memecahkan
masalah-masalah yang rumit. Menerapkan metode ini dapat menghemat waktu dan
biaya karena tidak memakan banyak waktu dan tentunya karena waktu yang singkat
para anggota tim akan fokus dalam menyelesaikan proyek tersebut.