3. PENDAHULUAN
Perkembangan Ilmu pengetahuan & teknologi
memberikan dampak positif terhadap
kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan
hidup (AHH) yaitu :
AHH di Indonesia Th 1971 : 46,6 tahun
Th 1999 : 67,5 tahun
Th 2019 : 71.4 tahun
4. Lanjutan…..
Populasi Lansia akan meningkatkan juga
yaitu : Mencapai usia 60 tahun
Pada tahun 2015 : ± 22 juta jiwa / 8.5
% dari total populasi penduduk
Pada tahun 2019 / 27.5%
Pada tahun 2045 diperkirakaan
meningkat 3x, menjadi ± 63.3 juta jiwa
/19,9 % dari total populasi penduduk
(BPS, 2018)
5. kelompok umur lebih dari 65 tahun (usia
sudah tidak produktif) berjumlah 17,37
juta jiwa atau sebesar 6,51% dari total
populasi. (Bapenas, 2018)
6.
7. Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di
4 kota (Padang, Bandung, Denpasar &
Makasar) sbb :
Fungsi tubuh yg dirasakan menurun :
Penglihatan (76,24%), Daya ingat (69,39%),
Seksual (58,04 %), Kelenturan (53,23 %), Gigi
dan mulut (51,12%).
Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit
tulang/sendi (69,39%), sakit kepala (51,15%),
daya ingat menurun (38,51%), Selara makan
menurun (30,08%), Mual/perut perih (26,66%),
Sulit tidur (24,88%) & sesak nafas (21,28 %).
Penyakit kronis : Rematik (33,14 %), darah tinggi
(20,66 %), gastritis (11,34 %) dan jantung
(6,45%).
8. KONSEP DASAR lansia
B’bagai istilah t’kait dgn
lanjut usia (lansia) yaitu :
gerontologi, geriatri dan
gerontik.
9. TUJUAN PERAWATAN LANJUT
USIA
Membantu memahami individu terhadap perubahan di usia
lanjut
Memotivasi masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan lansia
Mengembalikan kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari
Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia dengan
jalan perawatan dan pencegahan.
Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup
atau semangat hidup klien lanjut usia.
Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita
penyakit atau mengalami gangguan tertentu (kronis maupun
akut).
Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal
dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini apabila
mereka menjumpai suatu kelainan tertentu.
Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut
usia yang menderita penyakit/ gangguan, masih dapat
10. LANDASAN PENANGANAN LANJUT USIA
1. Filsafat Negara /P4
2. UUD 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34.
3. UU No.9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan bab 1 pasal 1
ayat 1.
4. UU No.4 tahun 1965, tentang pemberian bantuan penghidupan
orangtua.
5. UU No.5 tahun 1974, tentang pokok-pokok pemerintah didaerah.
6. UU No.6 tahun 1974, tentang ketentuan-ketentuan pokok
kesejahteraan sosial.
7. Keputusan Presiden RI No. 44 Tahun 1974.
8. Program PBB tentang lanjut usia, anjuran kongres internasional
WINA 1983.
9. GBHN 1983/ Repelita IV.
10. Keputusan Mentri Sosial RI No. 44 tahun 1974, tentang organisasi
dan tata kerja departemen sosial propinsi.
11. Tanggung Jawab Perawat Lansia
1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan
secara optimal
2. Membantu klien lansia untuk memelihara
kesehatannya
3. Membantu klien lansia menerima kondisinya
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan
diperlakukan secara manusiawi sampai dengan
meninggal.
13. ALASAN TIMBULNYA PERHATIAN
KEPADA LANJUT USIA
1. Pensiunan dan masalah-masalahnya.
2. Kematian mendadak karena penyakit jantung dan stroke
3. Meningkatnya jumlah lanjut usia
4. Pemerataan pelayanan kesehatan
5. Kewajiban pemerintah terhadap orang cacat dan jompo
6. Perkembangan ilmu
• Gerontology
• Geriatri
7. Program PBB
8. Konferensi Internasional di Wina Tahun 1983
9. Mahalnya obat-obatan
10. Populasi lansia bertambah banyak
14. • Manusia usia lanjut : individu yang
krn usia lanjut terjadi perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan
spiritual.
• Seluruh aspek kehidupn mslh
kesehatan
• Perlu perhatian hdp scr produktif
dan berpern aktif dlm pbngunan (UU
Kes. No. 36 thn 2009 psl 138)
• Salah satu indikator pencapaian
kesehatan di suatu negara
15. • Pada abad 21: di Asia Pasifik thn
2007 jumlah Lansia=410 jt dan thn
2025 sebanyak 733 dan thn 2050
sebanyak 1,3 milyar
• Indonesia urutan ke-4 penddk
terbnyk di dunia dan urutan ke-10
penddk paling tua di dunia (anonim,
2009).
• BPS thn 2007, lansia d INA=18,96 jt,
14% d Propinsi DIY (Menkokesra,
2009)
16. • Usia Harapan Hidup (UHH) lansia:
thn 2005 laki2 66,38 thn, perempuan
70,25 thn dan thn 2007, laki2 67,1
thn, perempuan 71,1
17. Insert workgroup
logo on slide master
Insert workgroup name on slide master
Projects
Documents
Team
Links
What’s New
Home
Menua (menjadi tua) a/suatu proses
m’hilangnya scr p’lahan2
kemampuan jaringan u/m’perbaiki
diri/m’gganti & m’pertahankan fx
normalnya shg tdk dpt b’tahan t’hdp
infeksi & m’perbaiki kerusakan yg
diderita. (Constantinides, 1994)
18. PROSES PENUAAN DAN
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA
LANSIA
Proses penuaan merupakan proses alamiah pada manusia yang
tidak dapat
dihindari oleh setiap individu, dimana pertambahan usia akan meni
mbulkan perubahan-
perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagaisel/jaringan/org
an dan sistem yang ada pada tubuh manusia.
Lansia harus senantiasa berada dalam kondisi sehat,yang
diartikan sebagai kondisi:
Bebas dari penyakit fisik, mental, dan sosial
Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
Mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan
19. 2 JENIS PENUAAN
Primer :
terdapat perubahan pada tingkat sel
Sekunder :
proses penuaan akibat faktor
lingkungan fisik dan sosial, stress
fisik/psikis, gaya hidup & diet yang
mempercepat proses penuaan
20. TEORI2 PROSES MENUA
1. Teori Biologi
a. Teori genetik & Mutasi
Menua t’jadi sbg akibat dari perubahan
biokimia yg diprogram o/molekul2
DNA & setiap sel pd saatnya akan
m’alami mutasi.
Ex : mutasi dari sel2 kelamin
21. b. Teori “Imunologi Slow Virus”
Sistem immun m’jadi kurang efektif dgn
b’tambahnya usia & masuknya virus ke dlm
tubuh dpt menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
c. Teori Auto Immun
Produksi Antibody yg akan menyerang sel2
tubuh shg ada jaringan tubuh ttt yg tdk tahan
t’hdp zat2 tsb jaringan tubuh m’jadi lemah
& sakit.
22. d. Teori Radikal Bebas
Tdk stabilnya radikal bebas (klpk atom)
m’akibatkan oksidasi O2 bahan2 organik
spt : Karbohidrat & protein.
Radikal ini sel2 tdk dpt regenerasi
e. Teori Stress
Menua t’jadi akibat hilangnya sel2 yg
biasa digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tdk dpt m’pertahankan
kestabilan lingk. Internal
Stress sel2 tubuh tlh t’pakai
23. f. Teori Rantai Silang
Sel2 yg tua, reaksi kimianya menyebabkan
ikatan yg kuat, khususnya jaringan kolagen.
Ikatan ini kurangnya elastis, kekacauan
& hilangnya fx
g. Teori Program
Kemampuan organisme u/menetapkan
jumlah sel yg m’belah stlh sel2 tsb mati
24. 2. Teori Psikologi
a. Teori Aktivitas
* Teori ini menyatakan bahwa pd
lansia yg sukses ad/mereka yg
aktif & ikut banyak dlm
kegiatan sosial
* M’pertahankan hub. antara
sistem sosial & individu, agar
tetap stabil dari usia p’tengahan
ke lansia.
25. b. Teori Kepribadian Berlanjut
* Merupakan gabungan dari teori
aktivitas
* Teori ini menyatakan bahwa perub.
Yg t’jadi pd se2org yg lansia sgt
dipengaruhi o/ tipe personality yg
dimilikinya.
26. c. Teori Pembebasan
* Teori ini menyatakan bahwa dgn
b’tambahnya usia, se2org scr
b’angsur2 mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya a/ menarik diri
dari p’gaulan sekitarnya interaksi
sosial lansia , baik scr kualitas
maupun kuantitas shg sering t’jadi
kehilangan ganda, yakni :
Kehilangan peran
Hambatan kontak sosial
B’kurangnya komitmen
28. BATASAN2 LANJUT USIA
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lansia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age)
Klpk usia 45 s/d 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 & 74 thn
c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 & 90 thn
d. Usia sgt tua (very old) : di atas 90 thn
29. 2. Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad
(alm) seorg Guru Besar UGM Fak. Kedokteran,
mbagi p’kembangan manusia sbb :
a. Masa bayi (0 – 1 thn)
b. Masa prasekolah (1 – 6 thn)
c. Masa Sekolah (6 – 10 thn)
d. Masa pubertas (10 – 20 thn)
e. Masa setengah umur (Prasenium) : 40–65 thn
f. Masa Lansia (Senium) : 65 thn ke atas
30. 3. Menurut Undang2 N0. 13 Tahun
1998 Pasal 1 Ayat 2
Lanjut usia ad/ se2org yg m’capai
usia 60 (enam puluh) tahun ke
atas
31. Semua org akan mengalami proses
m’jadi tua, dimana pd masa ini se2org
mengalami kemunduran fisik, mental &
sosial.
Birren & Jennet (1977) mengemukakan
p’bedaan antara : usia biologis, usia
psikologis & usia sosial
32. 1. Usia Biologis
Yg menunjuk kpd jangka waktu se2org sejak
lahirnya berada dlm keadaan hidup tdk mati
2. Usia Psikologis
Yg menunjuk kpd kemampuan se2org u/
melakukan penyesuain2 kpd situasi yg
dihadapinya
33. 3. Usia Sosial
Yg menunjuk kpd peran2 yg
diharapkan a/ diberikan masy.
kpd se2org sehub. dgn usianya
34. TIPE2 LANJUT USIA
1. Tipe Arif Bijaksana
Kaya dgn hikmah pengalaman,
menyesuaikan diri dgn perubahan zaman,
m’punyai kesibukan, b’sikap ramah, rendah
hati, dermawan, memenuhi undangan &
m’jadi panutan.
36. 3. Tipe Tdk Puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan
kehilangan kecantikan, kehilangan daya
tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan,
status, teman yg disayangi, pemarah, tdk
sabar, mdh t’singgung, menuntut, sulit
dilayani & p’kritik.
37. 4. Tipe Pasrah
Menerima & menunggu nasib baik, m’punyai
konsep habis gelap terbitlah terang, m’ikuti
kegiatan b’ibadat, ringan kaki, pekerjaan apa
saja dilakukan
5. Tipe Bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, m’asingkan
diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh
tak acuh.
38. Tipe yg b’gantung kpd karakter,
p’alaman hidup, lingk., kondisi
fisik, mental, sosial & ekonomi
1. Tipe optimis (santai & riang)
2. Tipe konstruktif
3. Tipe ketergantungan
4. Tipe defensif
5. Tipe militan & serius
6. Tipe marah / frustasi
7. Tipe putus asa (benci pada diri sendiri)
39. TIPE LANSIA MENURUT
KEMAMPUANNYA
1. Lansia mandiri sepenuhnya
2. Lansia mandiri dgn bantuan lgsg
klgnya
3. Lansia mandiri dgn bantuan tdk lgsg
4. Lansia dibantu o/ badan sosial
5. Lansia Panti Sosial Tresna Werdha
6. Lansia yg dirawat di RS
7. Lansia yg m’derita ggn mental
40. Salah satu faktor yg sgt menentukan
ad/ keadaan mentalnya yg dpt
Mengalami kemunduran dlm fx b’fikir
(Dimensia)
41. Dlm batas2 t’tentu se2org sdh tua
dilihat dari keadaan fisiknya namun
tetap b’semangat muda. Yg p’tama
hub. dgn usia biologisnya, kedua dgn
usia psikologisnya
43. PERUBAHAN2 YG T’JADI
PADA LANSIA
1. Perubahan2 Fisik
a. Sel
* Lebih sedikit jumlahnya
* Lebih besar ukurannya
* B’(-)nya jumlah cairan
tubuh & b’(-)nya cairan
intraseluler
44. * proporsi protein di otak, otot,
ginjal, darah & hati
* Jumlah sel otak
* T’ganggunya mekanisme
p’baikan sel
* Otak m’jadi atrofis, beratnya b’(-)
5 – 10 %
45. b. Sistem Persarafan
Berat otak 10 – 20 %
Cepatnya hubungan persarafan
Lambat dlm respon & waktu u/ bereaksi
stress
Mengecilnya saraf panca indra
(-) sensitif t’hdp sentuhan
46. c. Sistem Pendengaran
Presbiakusis
hilangnya kemampuan p’dengaran pd
telinga dlm, t’utama t’hdp bunyi a/ nada2 yg
tinggi, suara yg tdk jelas, sulit mengerti
kata2, 50 % t’jadi pd usia > umur 65 thn.
Membran timpani m’jadi atrofi
otosklerosis
47. Cerumen yg mengeras krn keratin
P’dengaran (+) pd lanjut usia yg m’alami
ketegangan jiwa / stress
48. d. Sistem Penglihatan
Sfingter pupil timbul skelerosis & hilangnya respon
t’hdp sinar
Kornea lebih b’bentuk sferish
Lensa > suram katarak
ambang, p’ amatan sinar, daya adaptasi t’hdp
kegelapan > lambat & susah melihat dlm cahaya
gelap
Hilangnya daya akomodasi
49. Insert workgroup
logo on slide master
Insert workgroup name on slide master
Projects
Documents
Team
Links
What’s New
Home
lapang pandang
daya m’bedakan warna
biru a/ hijau pd skala
50. e. Sistem
Kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta
Katup jantung menebal & m’jadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah 1 %
setiap thn sesdh b’umur 20 thn
kontraksi & volumenya
Hilangnya elastisitas pembuluh darah
(-)nya p’buluh darah u/oksigenasi, perubahan
posisi dari tidur ke duduk TD m’jadi 65
mmHg pusing m’dadak
51. TD akibat resistensi dari
p’buluh darah perifer, sistole (n) ±
170 mmHg & diastole (n) ± 90
mmHg
52. Temperatur tubuh scr fisiologik ± 35
0C akibat metabolisme yg
Keterbatasan refleks m’gigil & tdk dpt
m’produksi panas yg banyak
rendahnya aktifitas otot
f. Sistem Pengaturan
Temperatur Tubuh
53. g. Sistem Respirasi
Otot2 p’nafasan kehilangan kekuatan &
m’jadi kaku
aktivitas dari silia
Paru2 kehilangan elastisitas, kapasitas residu
, menarik nafas > berat, kapasitas p’nafasan
maksimum & kedalaman b’nafas
Alveoli ukurannya melebar & jumlahnya ber(-)
54. O2 pada arteri m’jadi 75
mmHg
CO2 pd arteri tdk b’ganti
Kemampuan u/ batuk ber(-)
Kemampuan pegas, dinding,
dada & kekuatan otot p’nafasan
akan seiring dgn ber(+) usia
55. h. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi
akibat periodental disease, t’jadi stlh
umur 30 thn a/ kesehatan gigi yg buruk &
gizi buruk
Indra pengecap adanya iritasi yg kronis
dari selaput lendir, atrofi indra pengecap
(±80 %), hilangnya sensitifitas saraf
p’ecap di lidah t’utama manis, asin, asam
& pahit
56. Esofagus melebar
Rasa lapar , asam lambung
Peristaltik lemah
konstipasi
Fx absorpsi melemah
Liver makin mengecil, ber(-) aliran darah
57. i. Sistem Reproduksi
Menciutnya ovari & uterus
Atrofi payudara
Pd laki2 produksi spermatozoa pada testis
berangsur2
Dorongan seksual menetap sampai usia > 70
thn
Selaput lendir vagina , p’mukaan m’jadi
halus, sekresi m’jadi ber(-), sifatnya m’jadi
alkali & t’jadi p’ubahan warna
58. j. Sistem Genitourinaria
Nefron mengecil atrofi, aliran darah ke ginjal
s/d 50 %, fx tubulus ber(-) kurangnya
kemampuan konsentrasi urin, BJ urin
Otot2 pd vesika urinaria m’jadi lemah, kapasitas
s/d 200 ml frekuensi BAK
P’besaran prostat ± 75 % t’jadi pd usia > 65 thn
Atrofi vulva
59. k. Sistem Endokrine
Produksi hormon
Fx paratiroid & sekresinya tdk b’ubah
Pituitari
pertumbuhan hormon > rendah
& hanya di dlm p’buluh darah, ber(-)
produksi ACTH, TSH, FSH & LH
aktifitas tiroid
produksi aldosteron
sekresi hormon kelamin, ex :
progesteron, estrogen & testosteron
60. l. Sistem Integumen
Kulit m’erut / keriput, akibat kehilangan jaringan
lemak
Kulit kasar & b’sisik, krn kehilangan proses
keratinisasi serta p’ubahan ukuran & bentuk2
sel epidermis
respon t’hdp trauma
proteksi pada kulit
Kulit kepala & rambut menipis b’warna kelabu
61. Rambut dlm hidung & telinga menebal
B’kurangnya elastisitas akibat cairan &
vaskularisasi
P’tumbuhan kuku > lambat
Kuku jari m’jadi keras & rapuh
Kuku kaki tumbuh scr b’lebihan & spt tanduk
Kelenjar keringat b’kurang jumlahnya & fxnya
Kuku m’jadi pudar, kurang b’cahaya
62. m. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan density & makin rapuh
Kifosis
Pinggang, lutut & jari2 p’gelangan t’batas
Discus intervertebralis menipis & m’jadi
pendek
P’sendian m’besar & m’jadi kaku
Tendon mengerut & mengalami skelerosis
63. Atrofi serabut otot, shg se2org
b’gerak m’jadi lamban, otot2
kram & m’jadi tremor
Otot2 polos tdk begitu
b’pengaruh
64. 2. Perubahan2 mental
Faktor2 yg m’pengaruhi p’ubahan mental
Perubahan fisik, khususnya organ perasa
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Herediter
Lingkungan
66. I.Q (Intellgentia Quantion)
Tdk b’ubah dgn informasi matematika &
p’kataan verbal
B’(-)nya penampilan, persepsi &
keterampilan psikomotor, t’jadi p’ubahan pd
daya m’bayangkan krn tekanan2 dari faktor
waktu
67. 3. Perubahan2 Psikososial
Pensiun, lansia akan m’alami kehilangan2
al:
* Kehilangan finansial
* Kehilangan status
* Kehilangan teman/kenalan a/relasi
* Kehilangan pekerjaan/kegiatan
M’arasakan a/sadar akan kematian
(sense of awareness of mortality)
68. P’ubahan dlm cara hidup, yaitu memasuki
rumah p’awatan, b’gerak > sempit
Ekonomi akibat p’berhentian dari jabatan
biaya hidup pd p’hasilan yg sulit,
ber(+) biaya p’obatan
Penyakit kronis & ketdkmampuan
Ggn saraf pancaindra, timbul keributan &
ketulian
69. Ggn gizi akibat kehilangan jabatan
Rangkaian dari kehilangan, yaitu
kehilangan hubungan dgn teman2 &
family
Hilangnya kekuatan & ketegangan fisik
p’ubahan t’hdp gambaran diri &
konsep diri
70. 4. P’kembangan spiritual
* Agama a/kepercayaan makin t’integrasi
dlm kehidupannya ( Maslow, 1970 )
* Lansia makin matur dlm kehidupan
agamanya, hal ini t’lihat dlm b’fikir &
b’tindak dlm sehari2 (Murray & Zenner,
1970 )
* P’kembangan spiritual pd usia 70 thn
menurut Fowler (1978), Universalizing
yaitu b’pikir & b’tindak dgn cara m’berikan
contoh cara m’cintai & keadilan
71. LINGKUP ASKEP
LANSIA
1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan
akibat proses penuaan
2. Perawatan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan akibat proses
penuaan
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya
mengatasi kebutuhan akibat proses
penuaan
72.
73.
74.
75. Beda Diagnosis
Individu
Ggn Aktifitas b.d asupan nutrisi yang
tidak adekuat
Keluarga
Tidak efektifnya manajemen kesehatan
pada kel. Bp A dengan anemia
Komunitas
Resiko meningkatnya kasus anemia pada
klp lansia di desa X b.d kurangnya
pengetahuan masyarakat ttg
penatalaksanaan anemia
76.
77.
78.
79.
80.
81. ASKEP LANSIA
Data Biografi
Riwayat Keluarga
Riwayat Pekerjaan
Riwayat Lingkungan Hidup
Riwayat Rekreasi
Sistem Pendukung
Deskripsi Kekhusussan
PENGKAJIAN
82. lanjutan…...
Status Kesehatan
Aktivitas Hidup Sehari-hari
Pemeriksaan Fisik (Head to toe
/tinjauan sistem)
Pemeriksaan
StatusKognitif/Afektif/Sosial
Pemeriksaan Penunjang
83. Diagnosa Keperawatan
Fisik/Biologis
Ggn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat
Psikologis
Isilasi sosial
Harga diri rendah
Spiritual
Reaksi berkabung atau berduka sehubungandg
ditinggal pasangan
84. Intervensi
Melibatkan klien
Bekerjasama dg profesi kesehatan
lain
Tentukan prioritas
Cegah timbulnya masalah
Sediakan cukup waktu untuk
memahami masukan
Tulis semua rencana & jadual
85. Lanjutan…….
Tujuan intervensi keperawatan, lebih diarahkan
pada pemenuhan kebutuhan dasar,antara lain:
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peningkatan keamanan & keselamatan
Memelihara kebersihan diri
Memelihara keseimbangan istirahat/tidur
Meningkatkan hub interpersonal
86. Implementasi
Bina trust
Sediakan cukup penerangan
Hindarkan cahaya yg menyilaukan
Cukup penerangan malam hari
Tingkatkan rangsangan panca indera, melalui
Buku-buku yg dicetak besar
Berikan warna-warna yg dapat dilihat klien
P’tahankan & latih daya orientasi nyata
Kalender, Jam, atau Saling mengjungi
88. Lanjutan…
Berikan perawatan genitourinaria
Cukup intake cairan
Cegah inkontinensia
Berikan perawatan kulit
Mandi, potong kuku, dll
Berikan perawatan muskuloskeletal
Bergerak dg keterbatasan
Ganti posisi tiap 2 jam, hati-hati, dll
89. Lanjutan….
Berikan perawatan psikososial
Bantu dalam memilih & melakukan aktivitas
Fasilitasi pembicaraan
Berikan penghargaan, dll
Pelihara keselamatan
Usahakan agar pengaman tempat tidur sudah
terpasang
Tempat tidur dalam posisi lebih rendah
Pegangan di kamar mandi/ruangan
Cukup penerangan, dll
90. Kunci Menuju lansia yang BAHAGIA
B : BB berlebihan harus dihindarkan
A : Atur makanan
H : Hindari faktor resiko peny jantung
A : Agar terus merasa b’guna dg m’punyai aktivitas
yang b’manfaat
G : Gerak badan teratur wajib dilakukan
I : Ikuti nasihat dokter & hindari situasi tegang
A : Awasi kesehatan dg memeriksakan kes scr
berkala