SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Praktikum Biokimia
No Praktikum Tujuan Prinsip Alat & Bahan Prosedur Hasil
KARBOHIDRAT
1 Uji Molisch Membedakan
antara senyawa
karbohidrat dengan
senyawa bukan
karbohidrat.
->Mendeteksi
karbohidrat
● Karbohidrat + H2SO4
menghasilkan senyawa furfural
● Senyawa furfural + α-naphthol
menghasilkan senyawa
berwarna Ungu
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Lemari asam
4. Buret & statif
5. Pati
6. Laktosa
7. Sukrosa
8. Glukosa
9. Putih telur
10. Pereaksi
Molisch
11. H2SO4 pekat
1. Masukkan
masing2
2mL
bahan ke tabung
reaksi
2. Tambahkan 2 mL
pereaksi Molisch
pada setiap
tabung
3. Teteskan H2SO4 2
mL pada setiap
tabung
Cincin Ungu tanda
karbohidrat:
Pati (✓)
Laktosa (✓)
Sukrosa (✓)
Glukosa (✓)
Putih telur (x)*
Pati, laktosa,
sukrosa, dan glukosa
adalah senyawa
karbohidrat
sedangkan Putih
telur bukan.
2 Uji Iodium Membedakan
polisakarida (lebih
spesifiknya pati)
dari Disakarida dan
Monosakarida
->Mendeteksi
● Struktur 3 dimensi pati berupa
spiral dapat mengikat molekul
iodium (lugol) secara fisik di
sela2
spiral yang membentuk
kompleks yang berwarna biru
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pati
4. Laktosa
5. Sukrosa
6. Glukosa
7. Larutan lugol
1. Masukkan
masing2
2mL
bahan ke dalam
tabung reaksi
2. Berikan 1 tetes
lugol ke dalam
setiap tabung
Warna biru pekat ciri
polisakarida:
Pati (✓)
Laktosa (x) bening
Sukrosa (x) bening
Glukosa (x) bening
polisakarida reaksi
Pati adalah gugus
polisakarida
3 Uji Barfoed Membedakan
antara
monosakarida dan
disakarida
->Mendeteksi
monosakarida
● Reduksi oleh karbohidrat dalam
suasana asam.
● Penambahan pereaksi warna
fosfomolibdat pada
monosakarida akan
menghasilkan warna biru tua.
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Pemanas
5. Laktosa
6. Glukosa
7. Larutan barfoed
8. Larutan
fosfomolibdat
1. Masukkan
masing2
1 mL
larutan uji ke
dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 1 mL
larutan barfoed
ke setiap tabung
3. Panaskan tabung
dalam air
mendidih selama
3 menit
4. Tambahkan 1 mL
larutan
fosfomolibdat ke
setiap tabung.
Warna biru tua
indikasi
monosakarida:
Glukosa (✓)
Laktosa (x)
Glukosa termasuk
dalam senyawa
karbohidrat
monosakarida
4 Uji Seliwanoff Membedakan
karbohidrat yang
memiliki gugus
keton dan aldehid
-> Mendeteksi
ketosa
● Karbohidrat atau turunannya (4-
hidroksimetil furfural) dengan
resorsinol menghasilkan
senyawa yang berwarna merah
● Ketika dipanaskan, ketosa lebih
cepat terdehidrasi daripada
aldosa
● Ketosa yang terdehidrasi
kemudian bereaksi kondensasi
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Pemanas
5. Laktosa
6. Sukrosa
7. Glukosa
8. Fruktosa
9. Larutan
1. Masukkan
masing2
0,5 mL
larutan uji ke
dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 5 mL
larutan
seliwanoff ke
setiap tabung
Warna merah (kiri
ke kanan):
Laktosa (x)
Sukrosa (✓)
Fruktosa (✓)
Glukosa (x)
dengan resorsinol,
menghasilkan zat berwarna
merah.
seliwanoff 3. Panaskan tabung
dalam air
mendidih selama
1 menit.
Sukrosa dan
fruktosa
merupakan
karbohidrat yang
memiliki
kandungan ketosa
5 Uji Benedict Memperlihatkan
sifat pereduksi dari
karbohidrat.
->Mendeteksi
monosakarida dan
karbohidrat
pereduksi
● Tembaga sulfat dalam benedict
akan bereaksi dengan
monosakarida dan gula
pereduksi membentuk endapan
berwarna merah bata.
● Monosakarida dan gula
pereduksi dapat bereaksi
dengan benedict karena
keduanya mengandung aldehid
ataupun keton bebas sehingga
terbentuk endapan kuprooksida
(Cu2O) yang berwarna hijau
sampai merah bata
● *sukrosa tidak mengandung
atom karbon anomer bebas,
karena anomer kedua
komponen unit monosakarida
pada sukrosa (glukosa &
fruktosa) berikatan satu sama
lain. Alasan inilah yang
menjadikan sukrosa bukan
merupakan gula pereduksi.
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Pemanas
5. Laktosa
6. Sukrosa
7. Glukosa
8. Larutan
Benedict
1. Masukkan
masing2
1 mL
larutan uji ke
dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 1 mL
larutan benedict
ke setiap tabung
3. Panaskan tabung
dalam air
mendidih selama
5 menit.
Endapan merah:
Laktosa (✓)
Sukrosa (x)
Glukosa (✓)
Laktosa dan
glukosa
merupakan gula
pereduksi
sedangkan sukrosa
bukan gula
pereduksi*
PROTEIN
1 Reaksi Biuret Memperlihatkan
bahwa protein
mengandung ikatan
peptida
->Mendeteksi
keberadaan protein
(dengan
mendeteksi adanya
ikatan peptida)
● Gugus CO dan NH dari ikatan
peptida dalam molekul protein
memberikan warna lembayung
(violet) bila direaksikan dengan
ion Cu2+
(biru) dalam suasana
alkali.
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelatin
4. Putih telur
5. NaOH 10%
6. Larutan CuSO4
1. Masukkan
masing2
2 mL
gelatin dan putih
telur ke tabung
reaksi yang beda
2. Tambahkan 2 mL
NaOH 10% ke
dalam setiap
tabung
3. Tambahkan 1-10
tetes larutan
CuSO4 ke masing2
tabung dan
lakukan
homogenisasi
Warna violet:
Putih telur (✓)
Gelatin (✓)
(kiri putih telur, kanan
gelatin)
Protein dalam
gelatin dan putih
telur memiliki
ikatan peptida
2 Reaksi
Xantoprotein
Memperlihatkan
bahwa protein
tertentu
mengandung asam
amino dengan inti
benzena
-> mendeteksi
asam amino
dengan inti
benzena
● Nitrasi inti benzena dari asam
amino dalam molekul protein
(Tirosin, Fenilalanin, Triptofan)
menjadi senyawa nitro yang
berwarna kuning
● Dalam lingkungan alkali,
senyawa terionisasi dan
warnanya berubah semakin
gelap/jingga
● Perubahan warna menjadi kuning
gelap/jingga menandakan
presensi asam amino dengan inti
benzena
● Paling terlihat pada asam amino
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Lemari asam
4. Buret & statif
5. Gelas kimia
6. Pemanas
7. Gelatin
8. Putih telur
9. HNO3 pekat
10. Larutan HN4OH
1. Masukkan 2 mL
gelatin dan 2 mL
putih telur ke
tabung yang
berbeda.
2. Tambahkan 1 mL
HNO3 pekat ke
setiap tabung.
3. Perhatikan
endapan,
kemudian
panaskan hingga
larutan berwarna
kuning dan
Warna:
Putih telur: kuning
pekat
Gelatin: Kuning
pucat
(kiri putih telur, kanan
gelatin)
Protein dalam
gelatin dan putih
tirosin dan triptofan, dan paling
lemah pada fenilalanin.
endapan larut.
4. Dinginkan tabung
dengan air
mengalir
5. Tambahkan 5
tetes NH4OH,
lakukan
homogenisasi
telur memiliki inti
benzena
3 Reaksi Millon Memperlihatkan
bahwa protein
mengandung asam
amino dengan inti
fenol (tirosin)
->Mendeteksi asam
amino tirosin pada
protein (dengan
mendeteksi inti
fenol)
● Tirosin merupakan satu-satunya
asam amino yang memiliki
gugus hidroksifenil / senyawa
fenol
● Inti fenol pada tirosin
mengalami nitrasi yang hasil
dari nitrasinya membentuk
kompleks dengan ion Hg+
dan
Hg2+
dalam pereaksi millon yang
setelah dipanaskan
menghasilkan warna merah
kecoklatan.
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Gelas kimia
4. Pemanas
5. Gelatin
6. Putih telur
7. Pereaksi millon
1. Masukkan 2 mL
gelatin dan 2 mL
putih telur ke
tabung yang
berbeda.
2. Masukkan 3-4
tetes pereaksi
millon ke setiap
tabung
3. Panaskan tabung
di air mendidih
selama 2-3
menit.
Warna merah
kecoklatan:
Gelatin (✓)
Putih Telur (✓)
(kiri putih telur, kanan
gelatin)
Protein dalam
gelatin dan putih
telur mengandung
asam amino tirosin
4 Reaksi Hopkins-
Cole
Memperlihatkan
bahwa protein
mengandung asam
amino triptofan
->Mendeteksi asam
amino triptofan
pada protein
● Asam amino triptofan pada
protein berkondensasi dengan
asam glioksilat yang dengan
lingkungan asam pekat
membentuk kompleks
berwarna.
● Asam amino triptofan memiliki
gugus indol, gugus aldehid pada
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Lemari asam
4. Buret & statif
5. Gelatin
6. Putih telur
7. Pereaksi
hopkins-cole
1. Masukkan 2 mL
gelatin dan 2 mL
putih telur ke
tabung yang
berbeda.
2. Masukkan 3-4
tetes pereaksi
Hopkins-cole ke
Hasil:
Gelatin: bening
Putih telur:
kompleks warna,
ada warna violet
diantara warna
putih dan bening
asam glioksilat (pereaksi
hopkins-cole) membantu
mengubah gugus indol menjadi
senyawa yang berwarna violet
seperti yang tampak pada pada
bagian tengah. Reaksi tersebut
hanya akan berhasil jika ada oks
idator kuat, seperti
senyawa H2SO4.
8. H2SO4 pekat setiap tabung
3. Tambahkan
H2SO4 pekat
hingga terbentuk
dua lapisan
berbeda
Putih telur
mengandung asam
amino triptofan
sedangkan gelatin
tidak
LEMAK
1 Uji Emulsi Lemak Memperlihatkan air
dan minyak dapat
bercampur dengan
bantuan
pengemulsi
● Senyawa bersifat pengemulsi
apabila dapat larut di air dan
minyak
● Keberadaan pengemulsi
menyebabkan minyak dapat
tersebar merata dan stabil di
antara molekul-molekul air
● Minyak bersifat tidak larut
dalam pelarut polar (air) & larut
dalam pelarut non polar.
● Supaya terbentuk emulsi yang
stabil maka diperlukan suatu
zat pengemulsi (sabun) yang
berfungsi menurunkan tegangan
permukaan antara kedua fase
cairan.
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Air suling
4. Minyak kelapa
5. Sabun
1. Masukkan 2 mL
air suling ke dua
tabung reaksi
2. Tambahkan 1 mL
minyak kelapa ke
masing-masing
tabung
3. Tambahkan
sedikit sabun ke
salah satu
tabung, lakukan
homogenisasi
Tanpa sabun →
terpisah dengan
lapisan minyak di
atas
Dengan sabun →
bercampur/larut
Sabun merupakan
salah satu agen
pengemulsi
(emulgator)
2 Uji Kejenuhan
Lemak
Memperlihatkan
bahwa pada minyak
nabati terdapat
● Minyak tidak jenuh akan
mengadisi iodium (I2)sehingga
ikatan rangkapnya hilang.
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Minyak kelapa
1. Masukkan 1 mL
bahan uji
(minyak) ke
(from left to right)
Minyak kelapa →.
4 tetes
lemak jenuh (tidak
ada ikatan rangkap)
dan lemak tak jenuh
(memiliki ikatan
rangkap)
->Mengukur tingkat
kejenuhan lemak
● Warna coklat pada larutan
Iodium (Larutan Hubl) akan
hilang sehingga larutan menjadi
bening.
● Setelah sampai pada titik jenuh
(semua ikatan rangkap pada
minyak hilang), larutan iodin
tidak lagi diadisi yang
menyebabkan warna coklat
tampak.
4. Minyak Jagung
5. Minyak Jagung
yang
dipanaskan
6. Larutan Hubl
tabung reaksi
2. Teteskan larutan
Hubl ke setiap
tabung, hitung
setiap tetes
hingga warna
larutan menjadi
keruh/coklat.
Minyak jagung
(dipanaskan) → 6
tetes
Minyak jagung →
8 tetes
Tingkat kejenuhan
minyak kelapa
paling tinggi dan
minyak jagung
paling rendah
3 Uji Kolesterol
(Salkowski test)
Memperlihatkan
bahwa kolesterol
tidak dapat
ditemukan di
minyak nabati
namun ada di
sumber hewani
->Mendeteksi
adanya kolesterol
● Kolesterol + H2SO4 akan
menghasilkan warna merah-
ungu
● Penambahan H2SO4 bertujuan
untuk memutus ikatan ester
lipid. Apabila dalam sampel
tersebut terdapat kolesterol,
maka lapisan kolesterol di
bagian atas menjadi berwarna
merah-ungu
● Kuning: H2SO4 yang tidak
bereaksi
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Minyak kelapa
4. Larutan
kolesterol
5. Kuning telur
dalam
kloroform
6. H2SO4 pekat
1. Masukkan 1 mL
bahan uji ke
tabung reaksi
2. Tambahkan 1 mL
larutan H2SO4 ke
dalam setiap
tabung dan
amati
perubahan.
Minyak kelapa:
kuning (-)
Kuning telur dalam
kloroform: merah-
ungu (+)
Larutan kolesterol:
merah-ungu (+)
Terlihat bahwa ada
kolesterol pada
larutan kuning
telur dan larutan
kolesterol, minyak
kelapa tidak
mengandung
kolesterol.

More Related Content

Similar to Praktikum Biokimia

Laporan uji enzim katalase
Laporan uji enzim katalaseLaporan uji enzim katalase
Laporan uji enzim katalaseNilma Himawati
 
karbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan proteinkarbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan proteindhira ananda
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Firda Shabrina
 
Laporan Biologi Enzim Katalase
Laporan Biologi Enzim KatalaseLaporan Biologi Enzim Katalase
Laporan Biologi Enzim KatalaseHilya Auliya
 
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )DaPiDaBi
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaAtmaRahmah
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxWahyuniMinangkabau
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Raden Saputra
 

Similar to Praktikum Biokimia (20)

Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Laporan uji enzim katalase
Laporan uji enzim katalaseLaporan uji enzim katalase
Laporan uji enzim katalase
 
Enzim katalase asli
Enzim katalase asliEnzim katalase asli
Enzim katalase asli
 
PRAK UJI KARBOHIDRAT.pptx
PRAK UJI KARBOHIDRAT.pptxPRAK UJI KARBOHIDRAT.pptx
PRAK UJI KARBOHIDRAT.pptx
 
karbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan proteinkarbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan protein
 
Urin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 revUrin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 rev
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
Laporan protein catur
Laporan protein caturLaporan protein catur
Laporan protein catur
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
Laporan Biologi Enzim Katalase
Laporan Biologi Enzim KatalaseLaporan Biologi Enzim Katalase
Laporan Biologi Enzim Katalase
 
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
 
Enzim katalase
Enzim katalaseEnzim katalase
Enzim katalase
 
Analisa bod
Analisa bodAnalisa bod
Analisa bod
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
 

Recently uploaded

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 

Recently uploaded (20)

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 

Praktikum Biokimia

  • 1. Praktikum Biokimia No Praktikum Tujuan Prinsip Alat & Bahan Prosedur Hasil KARBOHIDRAT 1 Uji Molisch Membedakan antara senyawa karbohidrat dengan senyawa bukan karbohidrat. ->Mendeteksi karbohidrat ● Karbohidrat + H2SO4 menghasilkan senyawa furfural ● Senyawa furfural + α-naphthol menghasilkan senyawa berwarna Ungu 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Lemari asam 4. Buret & statif 5. Pati 6. Laktosa 7. Sukrosa 8. Glukosa 9. Putih telur 10. Pereaksi Molisch 11. H2SO4 pekat 1. Masukkan masing2 2mL bahan ke tabung reaksi 2. Tambahkan 2 mL pereaksi Molisch pada setiap tabung 3. Teteskan H2SO4 2 mL pada setiap tabung Cincin Ungu tanda karbohidrat: Pati (✓) Laktosa (✓) Sukrosa (✓) Glukosa (✓) Putih telur (x)* Pati, laktosa, sukrosa, dan glukosa adalah senyawa karbohidrat sedangkan Putih telur bukan. 2 Uji Iodium Membedakan polisakarida (lebih spesifiknya pati) dari Disakarida dan Monosakarida ->Mendeteksi ● Struktur 3 dimensi pati berupa spiral dapat mengikat molekul iodium (lugol) secara fisik di sela2 spiral yang membentuk kompleks yang berwarna biru 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Pati 4. Laktosa 5. Sukrosa 6. Glukosa 7. Larutan lugol 1. Masukkan masing2 2mL bahan ke dalam tabung reaksi 2. Berikan 1 tetes lugol ke dalam setiap tabung Warna biru pekat ciri polisakarida: Pati (✓) Laktosa (x) bening Sukrosa (x) bening Glukosa (x) bening
  • 2. polisakarida reaksi Pati adalah gugus polisakarida 3 Uji Barfoed Membedakan antara monosakarida dan disakarida ->Mendeteksi monosakarida ● Reduksi oleh karbohidrat dalam suasana asam. ● Penambahan pereaksi warna fosfomolibdat pada monosakarida akan menghasilkan warna biru tua. 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Gelas kimia 4. Pemanas 5. Laktosa 6. Glukosa 7. Larutan barfoed 8. Larutan fosfomolibdat 1. Masukkan masing2 1 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 1 mL larutan barfoed ke setiap tabung 3. Panaskan tabung dalam air mendidih selama 3 menit 4. Tambahkan 1 mL larutan fosfomolibdat ke setiap tabung. Warna biru tua indikasi monosakarida: Glukosa (✓) Laktosa (x) Glukosa termasuk dalam senyawa karbohidrat monosakarida 4 Uji Seliwanoff Membedakan karbohidrat yang memiliki gugus keton dan aldehid -> Mendeteksi ketosa ● Karbohidrat atau turunannya (4- hidroksimetil furfural) dengan resorsinol menghasilkan senyawa yang berwarna merah ● Ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa ● Ketosa yang terdehidrasi kemudian bereaksi kondensasi 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Gelas kimia 4. Pemanas 5. Laktosa 6. Sukrosa 7. Glukosa 8. Fruktosa 9. Larutan 1. Masukkan masing2 0,5 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 5 mL larutan seliwanoff ke setiap tabung Warna merah (kiri ke kanan): Laktosa (x) Sukrosa (✓) Fruktosa (✓) Glukosa (x)
  • 3. dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah. seliwanoff 3. Panaskan tabung dalam air mendidih selama 1 menit. Sukrosa dan fruktosa merupakan karbohidrat yang memiliki kandungan ketosa 5 Uji Benedict Memperlihatkan sifat pereduksi dari karbohidrat. ->Mendeteksi monosakarida dan karbohidrat pereduksi ● Tembaga sulfat dalam benedict akan bereaksi dengan monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata. ● Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan benedict karena keduanya mengandung aldehid ataupun keton bebas sehingga terbentuk endapan kuprooksida (Cu2O) yang berwarna hijau sampai merah bata ● *sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena anomer kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa (glukosa & fruktosa) berikatan satu sama lain. Alasan inilah yang menjadikan sukrosa bukan merupakan gula pereduksi. 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Gelas kimia 4. Pemanas 5. Laktosa 6. Sukrosa 7. Glukosa 8. Larutan Benedict 1. Masukkan masing2 1 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 1 mL larutan benedict ke setiap tabung 3. Panaskan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Endapan merah: Laktosa (✓) Sukrosa (x) Glukosa (✓) Laktosa dan glukosa merupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa bukan gula pereduksi*
  • 4. PROTEIN 1 Reaksi Biuret Memperlihatkan bahwa protein mengandung ikatan peptida ->Mendeteksi keberadaan protein (dengan mendeteksi adanya ikatan peptida) ● Gugus CO dan NH dari ikatan peptida dalam molekul protein memberikan warna lembayung (violet) bila direaksikan dengan ion Cu2+ (biru) dalam suasana alkali. 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Gelatin 4. Putih telur 5. NaOH 10% 6. Larutan CuSO4 1. Masukkan masing2 2 mL gelatin dan putih telur ke tabung reaksi yang beda 2. Tambahkan 2 mL NaOH 10% ke dalam setiap tabung 3. Tambahkan 1-10 tetes larutan CuSO4 ke masing2 tabung dan lakukan homogenisasi Warna violet: Putih telur (✓) Gelatin (✓) (kiri putih telur, kanan gelatin) Protein dalam gelatin dan putih telur memiliki ikatan peptida 2 Reaksi Xantoprotein Memperlihatkan bahwa protein tertentu mengandung asam amino dengan inti benzena -> mendeteksi asam amino dengan inti benzena ● Nitrasi inti benzena dari asam amino dalam molekul protein (Tirosin, Fenilalanin, Triptofan) menjadi senyawa nitro yang berwarna kuning ● Dalam lingkungan alkali, senyawa terionisasi dan warnanya berubah semakin gelap/jingga ● Perubahan warna menjadi kuning gelap/jingga menandakan presensi asam amino dengan inti benzena ● Paling terlihat pada asam amino 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Lemari asam 4. Buret & statif 5. Gelas kimia 6. Pemanas 7. Gelatin 8. Putih telur 9. HNO3 pekat 10. Larutan HN4OH 1. Masukkan 2 mL gelatin dan 2 mL putih telur ke tabung yang berbeda. 2. Tambahkan 1 mL HNO3 pekat ke setiap tabung. 3. Perhatikan endapan, kemudian panaskan hingga larutan berwarna kuning dan Warna: Putih telur: kuning pekat Gelatin: Kuning pucat (kiri putih telur, kanan gelatin) Protein dalam gelatin dan putih
  • 5. tirosin dan triptofan, dan paling lemah pada fenilalanin. endapan larut. 4. Dinginkan tabung dengan air mengalir 5. Tambahkan 5 tetes NH4OH, lakukan homogenisasi telur memiliki inti benzena 3 Reaksi Millon Memperlihatkan bahwa protein mengandung asam amino dengan inti fenol (tirosin) ->Mendeteksi asam amino tirosin pada protein (dengan mendeteksi inti fenol) ● Tirosin merupakan satu-satunya asam amino yang memiliki gugus hidroksifenil / senyawa fenol ● Inti fenol pada tirosin mengalami nitrasi yang hasil dari nitrasinya membentuk kompleks dengan ion Hg+ dan Hg2+ dalam pereaksi millon yang setelah dipanaskan menghasilkan warna merah kecoklatan. 1. Pipet tetes 2. Tabung reaksi 3. Gelas kimia 4. Pemanas 5. Gelatin 6. Putih telur 7. Pereaksi millon 1. Masukkan 2 mL gelatin dan 2 mL putih telur ke tabung yang berbeda. 2. Masukkan 3-4 tetes pereaksi millon ke setiap tabung 3. Panaskan tabung di air mendidih selama 2-3 menit. Warna merah kecoklatan: Gelatin (✓) Putih Telur (✓) (kiri putih telur, kanan gelatin) Protein dalam gelatin dan putih telur mengandung asam amino tirosin 4 Reaksi Hopkins- Cole Memperlihatkan bahwa protein mengandung asam amino triptofan ->Mendeteksi asam amino triptofan pada protein ● Asam amino triptofan pada protein berkondensasi dengan asam glioksilat yang dengan lingkungan asam pekat membentuk kompleks berwarna. ● Asam amino triptofan memiliki gugus indol, gugus aldehid pada 1. Pipet tetes 2. Tabung reaksi 3. Lemari asam 4. Buret & statif 5. Gelatin 6. Putih telur 7. Pereaksi hopkins-cole 1. Masukkan 2 mL gelatin dan 2 mL putih telur ke tabung yang berbeda. 2. Masukkan 3-4 tetes pereaksi Hopkins-cole ke Hasil: Gelatin: bening Putih telur: kompleks warna, ada warna violet diantara warna putih dan bening
  • 6. asam glioksilat (pereaksi hopkins-cole) membantu mengubah gugus indol menjadi senyawa yang berwarna violet seperti yang tampak pada pada bagian tengah. Reaksi tersebut hanya akan berhasil jika ada oks idator kuat, seperti senyawa H2SO4. 8. H2SO4 pekat setiap tabung 3. Tambahkan H2SO4 pekat hingga terbentuk dua lapisan berbeda Putih telur mengandung asam amino triptofan sedangkan gelatin tidak LEMAK 1 Uji Emulsi Lemak Memperlihatkan air dan minyak dapat bercampur dengan bantuan pengemulsi ● Senyawa bersifat pengemulsi apabila dapat larut di air dan minyak ● Keberadaan pengemulsi menyebabkan minyak dapat tersebar merata dan stabil di antara molekul-molekul air ● Minyak bersifat tidak larut dalam pelarut polar (air) & larut dalam pelarut non polar. ● Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi (sabun) yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. 1. Pipet tetes 2. Tabung reaksi 3. Air suling 4. Minyak kelapa 5. Sabun 1. Masukkan 2 mL air suling ke dua tabung reaksi 2. Tambahkan 1 mL minyak kelapa ke masing-masing tabung 3. Tambahkan sedikit sabun ke salah satu tabung, lakukan homogenisasi Tanpa sabun → terpisah dengan lapisan minyak di atas Dengan sabun → bercampur/larut Sabun merupakan salah satu agen pengemulsi (emulgator) 2 Uji Kejenuhan Lemak Memperlihatkan bahwa pada minyak nabati terdapat ● Minyak tidak jenuh akan mengadisi iodium (I2)sehingga ikatan rangkapnya hilang. 1. Pipet tetes 2. Tabung reaksi 3. Minyak kelapa 1. Masukkan 1 mL bahan uji (minyak) ke (from left to right) Minyak kelapa →. 4 tetes
  • 7. lemak jenuh (tidak ada ikatan rangkap) dan lemak tak jenuh (memiliki ikatan rangkap) ->Mengukur tingkat kejenuhan lemak ● Warna coklat pada larutan Iodium (Larutan Hubl) akan hilang sehingga larutan menjadi bening. ● Setelah sampai pada titik jenuh (semua ikatan rangkap pada minyak hilang), larutan iodin tidak lagi diadisi yang menyebabkan warna coklat tampak. 4. Minyak Jagung 5. Minyak Jagung yang dipanaskan 6. Larutan Hubl tabung reaksi 2. Teteskan larutan Hubl ke setiap tabung, hitung setiap tetes hingga warna larutan menjadi keruh/coklat. Minyak jagung (dipanaskan) → 6 tetes Minyak jagung → 8 tetes Tingkat kejenuhan minyak kelapa paling tinggi dan minyak jagung paling rendah 3 Uji Kolesterol (Salkowski test) Memperlihatkan bahwa kolesterol tidak dapat ditemukan di minyak nabati namun ada di sumber hewani ->Mendeteksi adanya kolesterol ● Kolesterol + H2SO4 akan menghasilkan warna merah- ungu ● Penambahan H2SO4 bertujuan untuk memutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah-ungu ● Kuning: H2SO4 yang tidak bereaksi 1. Pipet tetes 2. Tabung reaksi 3. Minyak kelapa 4. Larutan kolesterol 5. Kuning telur dalam kloroform 6. H2SO4 pekat 1. Masukkan 1 mL bahan uji ke tabung reaksi 2. Tambahkan 1 mL larutan H2SO4 ke dalam setiap tabung dan amati perubahan. Minyak kelapa: kuning (-) Kuning telur dalam kloroform: merah- ungu (+) Larutan kolesterol: merah-ungu (+) Terlihat bahwa ada kolesterol pada larutan kuning telur dan larutan kolesterol, minyak kelapa tidak