Dokumen tersebut membahas tentang ikatan van der Waals sebagai ikatan lemah antar atom dan molekul yang bergantung pada jarak. Ikatan ini lebih lemah dibanding ikatan kimia primer namun memiliki peran penting dalam berbagai fenomena fisika dan aplikasi seperti perekat, surfaktan, emulsi, dan desikan.
1. Van der Walls Bonding
Prepared By :
Toni Yuhandri : 2106663963
William
Mutia
Department of Metallurgy and Material
University of Indonesia
September 2021
2. Introduction
Secondary bonds, or van der Waals (physical) bonds, adalah ikatan
lemah yang bergantung pada jarak yang terjadi antar atom dan molekul.
Ikatan ini termasuk lemah apabila dibandingkan dengan primary atau
ikatan kimia lainnya. Energy ikatan ini berkisar antara 4 dan 30 kJ/mol.
The van der Waals Bond, ditemukan oleh ahli fisika Belanda yang
bernama Johannes Diderik van der waals
Fig.Johannes Gerard
we van der Waals
3. • Secondary bonding muncul secara virtual didalam
seluruh atom dan molekul, namun kehadirannya
dapat tertutupi jika ada 3 primary bonding yang
muncul.
• Secondary bonding adalah bukti adanya inert gases
yang memiliki struktur electron yang stabil
• Secondary atau intermolecular bonding memungkin
terjadi antara beberapa atom atau sekumpulan atom,
yang sebelumnya memiliki ikatan primer seperti ionic
atau covalent bonds
4. Fluctuating Induced Dipole
Bonds
Sebuah dipole dapat dihasilkan dalam sebuah atom atau
molekul yang biasanya simestris secara electrikal (Jarak
antara proton dan electron relative sama
5. Semua atom mengalami getaran secara konstan yang
dapat menyebabkan distorsi jangka pendek pada beberapa
atom atau molekul dan menciptakan electric dipole yang
kecil. Hal ini menebabkan proton dan electron terpisah
pada dua kutup berbeda
6. Salah satu dipole dapat menghasilkan perpindahan
distribusi electron dari sebuah atom atau molekul yang
bersebelahan sehingga atom tersebut menjadi dipole
yang tertarik/terikat pada dipole yang pertama. Ini
adalah satu tipe ikatan van der waals
7. Polar Molecule–Induced Dipole Bonds
Permanent dipole moments muncul dalam beberapa molekul
secara virtual dari sebuah susunan yang tidak simetri dari
positive dan negative area. Molekul tersebut disebut molekul
polar
Gambaran hydrogen chloride (HCl) sebagai contoh molecule
polar (dipole)
8. • Polar molecules dapat menghasilkan dipole pada
molekul nonpolar yang berada disebelahnya, dan
sebuah ikatan terbentuk sebagai hasil dari gaya
Tarik menarik antara dua molekul
• Ikatan ini lebih kuat dari fluctuating induced bond
9. Permanent Dipole Bonds
Gaya coulumbic juga terjadi antara molekul yang
bersebelahan seperti yang ditampilkan dalam gambar
dibawah . Ikatan energy yang terjadi adalah lebih besar dari
ikatan yang berhubungan induced dipoles.
10. • Tipe secondary bonding yang terkuat adalah ikatan
hydrogen yang merupakan sebuah contoh istimewa dari
ikatan molekur polar
• Itu terjadi diantara molekul dimana hydrogen terikat secara
kovalen dengan fluorine (terkandung didalam HF), oxygen
(terkandung dalam H2O), atau nitrogen (terkandung
dalamNH3).
• Untuk masing masing ikatan H − F, H − O, atau H − N,
sebuah electron hydrogen dibagi dengan atom lainnya
11. Beberapa aplikasi yang biasanya menggunakan
fenomena ini adalah
• Meskipun energi kecil yang dihasilkan secondary bonds,
ikatan ini terlibat dalam beberapa fenomena alam dan
berbagai produk yang digunakan dalam keseharian
• Sebagai contoh dari fenomena fisika mencakup
kemampuan untuk terlarut satu sama lain dalam satu
substansi, tekanan permukaan dan kapilaritas, tekanan
uap, volatilitas, dan viskositas
12. • Adhesives — ikatan van der Waals terbentuk antara dua
permukaan sehingga menempel satu sama lain.
• Surfactants — senyawa yang memiliki tekanan
permukaan yang lebih rendah dari cairan dan ditemukan
dalam sabun, detergents, dan foaming agents;
• Emulsifiers — Substansi yang ditambahkan ketika ke dua
material yang tidak dapat bercampur sehingga
memungkinkan satu material tercampur dalam material
lainnya (Contoh sunscreens, salad dressings, susu, dan
mayonnaise)
13. • desiccants—material yang membentuk ikatan
hydrogen dengan molekul air dan menghilangkan
kandungan air dari tempat tertutup.
• Kekuatan, kekakuan dan softening temperatures dari
polymers, dalam tingakatan tertentu, bergantung
pada secondary bonds yang terbentuk antara rantai
molekul.