Strategi penerapan metode Mind Mapping-Resitasi (MM-R) dan Kelas Cahaya dalam meningkatkan keterampilan menulis esai siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa dan keterampilan menulisnya. Metode ini memanfaatkan sumber informasi secara optimal untuk mengembangkan ide dan kreativitas siswa dalam menulis.
1. PENERAPAN MM-R DAN “KELAS
CAHAYA” DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS ESAI
PADA PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
Di Susun Oleh: ARIS SETIAWAN | NIP: 198402142010011009
SMA NEGERI 2 LOA KULU
SELEKSI GURU BERPRESTASI 2022
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2. LATAR BELAKANG
1
2
3
Empat keterampilan berbahasa bukan semata
kemampuan bawaan siswa, melainkan hasil
dari proses belajar dan berlatih secara
kontinyu.
Diperlukan kemampuan guru untuk memilih
teknik pembelajaran yang dapat menggugah
siswa untuk terampil berbahasa
Dalam konteks kreativitas menulis, siswa
harus memiliki kesadaran yang tinggi dan
“mengerti” akan apa yang ia tulis.
3. LATAR BELAKANG
4 5
6 7
Salah satu tugas dan peran guru:
menciptakan suasana kondusif agar
siswa dapat membangun pengetahuan,
mengaitkan pengetahuan lama dengan
yang baru, dan kritis terhadap
pengetahuan yang didapat.
Melalui menulis, siswa dapat
menuangkan ide, pikiran, dan
perasaan ke dalam bahasa tulis.
Menulis merupakan
keterampilan yang harus
diajarkan dan dikuasai siswa
pada jenjang SMA.
Menulis dan membaca dapat
dilakukan beriringan. Siapa yang
berkeinginan menjadi penulis,
maka dia tidak boleh malas
membaca.
4. 1
2
3
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana strategi penerapan MM-R dan
“Kelas Cahaya” dalam meningkatkan
keterampilan menulis esai siswa?
Bagaimana hasil capaian penerapan MM-R
dan “Kelas Cahaya” dalam meningkatkan
keterampilan menulis esai siswa?
Bagaimana pemanfaatan potensi sumber
informasi, dalam penerapan MM-R dan
“Kelas Cahaya” dalam meningkatkan
keterampilan menulis esai siswa?
5. 1
2
3
TUJUAN
Terdeskripsikannya strategi penerapan
MM-R dan Kelas Cahaya dalam
meningkatkan keterampilan menulis esai
siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia
Meningkatnya keterampilan menulis esai
siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia
melalui penerapan MM-R dan Kelas
Cahaya
Termanfaatkannya potensi sumber
informasi (media massa/sosial) untuk
meningkatkan keterampilan menulis esai
siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia
6. MANFAAT
MANFAAT PRAKTIS
1
2
3
Menambah perbendaharaan metode dan referensi model
pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif sesuai dengan
tuntutan pembelajaran abad 21. Dapat dijadikan salah satu
acuan pengembangan metode pembelajaran keterampilan
berbahasa, khususnya aspek menulis.
Meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya aspek
membaca dan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
serta mendorong terjadinya kemajuan belajar pada mata
pelajaran lain.
Dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia secara umum, dan materi menulis esai pada
khususnya.
Menjadi bagian dari program pengembangan GLS.
Meningkatkan motivasi & kualitas proses pembelajaran di
kelas. Mengantarkan perubahan positif menuju sekolah
unggul.
MANFAAT TEORITIS
Siswa
Guru
Sekolah
7. Guru berpartisipasi dalam proses pembelajaran
dengan membentuk pengetahuan, membuat makna,
mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan
justifikasi. Dalam konteks ini, kegiatan guru
memungkinkan siswa membangun sendiri
pengetahuannya.
Glasersfeld dalam Bettencourt (1989)
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
8. Guru hendaknya menjadi desainer
yang mampu menguasai teori,
mengajarkan, dan menerapkan teori
pada proses pembelajaran demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
(Joyce, 1994)
Pembelajaran berbasis literasi
dilakukan dengan mengembangkan
gagasan/ide melalui pengembangan
pertanyaan saat menulis, kemudian
mengembangkannya melalui
keterhubungan antar-ide dan
kontroversinya.
Siswa tidak harus menulis sesuatu yang
belum pernah ada, tetapi ia dapat
menulis berbagai hal, memodifikasi
tulisan yang dibaca, membuat versi
lain dari sebuah tulisan.
Mengkonstruksi berbagai tulisan ke
dalam tulisan atau memecah sebuah
tulisan ke dalam beberapa tulisan.
Siswa harus memanfaatkan berbagai
hal dalam proses kreativitas menulis.
9. Bonwell
(Direktorat Pembinaan SMA, 2017:3)
(Majid, 2013).
Pembelajaran aktif
merupakan pembelajaran
yang menjadikan siswa
berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Tidak hanya
mendengarkan apa yang
disampaikan guru tetapi
melakukan sesuatu sesuai
dengan tujuan
pembelajaran.
• Mind map : cara mencatat
yang kreatif, efektif,
memetakan pikiran-pikiran
yang ada.
• Resitasi : metode belajar yang
mengkombinasikan
penghafalan, pembacaan,
pengulangan, pengujian, dan
pemeriksaan atas diri sendiri.
• “Kelas cahaya” : Kelompok
asyik, Membaca hasilkan
Karya.
• Kelas Cahaya ini diterapkan
dalam KBM pelajaran Bindo
maka ia menjadi bagian dari
tahapan proses pembelajaran.
• Kelas Cahaya buku/sumber
bacaan lain menjadi hal yang
vital.
• Kelas Cahaya mengedepankan
membaca sebagai tahapan
untuk menyerap materi dan
menulis sebagai proses
pengembangan.
10. Pemanfaatan mind map dalam kegiatan tulis-
menulis dapat diterapkan dalam semua materi
penulisan (artikel, esai, opini, puisi, cerpen,
esai, dll.)
MM-R (Mind Mapping-Resitasi) dan Kelas
Cahaya diterapkan secara runut dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya
materi menulis dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa secara signifikan.
11. Langkah-langkah Pelaksanaan #1
1
2
3
Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan
yang akan dicapai, memberi penguatan
komitmen dan motivasi belajar siswa.
Guru menyajikan desain dan proses dalam
belajar dengan pendekatan MM-R dan
Kelas Cahaya.
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
sesuai kriteria “kelas”. Pengelompokan
dilakukan dgn cara yg menarik, menyenangkan,
serta melibatkan seluruh siswa.
12. Langkah… #2
4
Menerapkan pendekatan cahaya. Mengarahkan setiap
anggota kelompok untuk membaca (tema tertentu
sesuai dengan SK/KD yang dipelajari).
5
Setiap siswa membuat peta pikiran (mind mapping)
berdasarkan topik/tema yang telah dibaca. Siswa
menuliskan dan membaca ulang tulisan (resitasi).
6
Menuliskan dan mengembangkan karya berdasarkan
peta pikiran (mind mapping) yang telah dibuat dengan
konsep ATM. setiap siswa menyampaian hasil karya
(resitasi).
7 Melakukan evaluasi dan apresiasi hasil karya
semua anggota kelas cahaya.
13. Lorem ipsum dolor sit amet consectetur
adipiscing elit sed eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna aliqua enim
Nama Peneliti (2014)
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur
adipiscing elit sed eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna aliqua enim
PENELITIAN YANG BERKAITAN
Nama Peneliti (2014)
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur
adipiscing elit sed eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna aliqua enim
Nama Peneliti (2014)
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur
adipiscing elit sed eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna aliqua enim
Nama Peneliti (2014)
14. MIND MAP DALAM MENULIS
Jenis Penelitian Lorem ipsum dolor sit amet
Tempate Penelitian Lorem ipsum dolor sit amet
Waktu Pelaksanaan Lorem ipsum dolor sit amet
Populasi Lorem ipsum dolor sit amet
Sampel Lorem ipsum dolor sit amet
Teknik Pengumpulan
Data
Lorem ipsum dolor sit amet
Teknik Analisis Data Lorem ipsum dolor sit amet
15. 1. 2. 3.
Meningkatnya hasil
belajar siswa, terutama
dalam materi menulis
esai pada pembelajaran
bahasa Indonesia.
Munculnya sikap positif
para siswa terhadap
kegiatan/materi menulis
esai.
Hal ini terbukti dengan
antusias dan aktifnya siswa
saat mengumpulkan tugas,
baik dalam pembuatan
mind map maupun
penulisan hasil bacaan dan
resitasi.
Inovasi pembelajaran
berbasis literasi yang dapat
dikolaborasikan dengan
metode/model
pembelajaran lainnya.
Dilakukan pencampuran
metode (mix method)
dengan menerapkan model
pembelajaran variatif
berbasis MM-R.
Hasil yang Dicapai #1
16. Hasil yang Dicapai #2
Sesuai dengan konsep pembelajaran
Abad 21. Merta mendukung suksesnya GLS.
Upaya menjalankan program sekolah mengembalikan
budaya literasi dasar membaca sebagai kebutuhan dan
budaya menulis sebagai keperluan terutama dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
Bersifat dinamis, persuasif, dan opensif,
dalam hal ini, tidak memerlukan sarana
aplikasi/teknologi yang rumit.
Adaptabel dan kompatibel dengan Kur. 2013/
Kurikulum Merdeka terutama terkait dengan
penguatan literasi siswa, baik secara individual
maupun kelompok,
17. 1 4
5
6
2
3
Sarana prasarana ruang belajar yang
cukup memadai dan nyaman untuk
melakukan kegiatan dan proses
pembelajaran
Adanya akses sumber informasi yang
mudah didapat, baik berupa buku,
media massa/medsos terkait esai di
perpustakaan dan akses internet untuk
mencari informasi.
Adanya dukungan sekolah dalam
setiap kegiatan pembelajaran yang
dibuat untuk pengembangan diri guru,
sehingga guru dapat mengembangkan
sumber daya secara optimal.
Antusiasme siswa dalam penerapan MM-R
dan Kelas Cahaya dalam pembelajaran
menulis esai, sehingga mereka dapat belajar
dengan mudah, gembira, dan menyenangkan.
Terbukanya peluang dan potensi untuk bisa
berkolaborasi dengan guru lain, yaitu: guru
bahasa asing (bahasa Inggris), seni budaya
dan keterampilan, serta guru TIK.
Mind Mapping memiliki beberapa kelebihan.
Faktor-Faktor Pendukung
18. Kendala nonteknis yang berupa kemampuan daya
kognitif siswa dan pengaruh bahasa ibu dalam
penulisan kata dan pengembangan kalimat tertentu.
Poin Pertama
Belum terbiasanya siswa menulis esai, masih terpaku
pada menulis jenis artikel. Masih terpaku pada
penulisan konvensional (memperhitungkan jumlah
baris, dll). Hal ini juga disebabkan masih kurang
maksimalnya siswa dalam menggali informasi dari
sumber bacaan.
Poin Kedua
Imajinasi siswa masih kurang, banyak kata yang sama
dari para siswa. Siswa masih kesulitan menciptakan
diksi sendiri. Mereka masih menggunakan bahasa lugas
sehingga keluwesan esai masih kurang.
Poin Ketiga
Faktor-Faktor Penghambat
19. Optimalisasi wajib baca buku Laporan Jurnal Baca,
menerapkan metode resitasi dan kontrol bersama
yang kuat dengan semua warga sekolah.
Workshop pembelajaran berbasis literasi bagi guru
dan siswa, serta ekosistem pendidikan di level dasar.
Melakukan pendampingan pelaksanaan GLS untuk
sekolah lain maupun komunitas praktisi.
Alternatif Pengembangan (Tindak Lanjut)
Mencetak buku karya siswa dan karya guru,
melakukan Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB)
secara klasikal maupun individual.
Melakukan penguatan aktivitas pojok baca kelas,
kunjungan perpustakaan sekolah maupun
perpustakaan umum, serta melakukan bakti sosial
berupa buku bacaan dan taman bacaan keliling di
lingkungan sekitar sekolah..
1
2
3
4
20. SIMPULAN
1 2 3
Strategi penerapan MM-R dan
“Kelas Cahaya” terbukti dapat
meningkatkan keterampilan
menulis esai siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
Setiap tahap/fasenya dilakukan
secara runut, jelas, efektif, dan
proposional.
Melalui penerapan metode MM-
R dan kelas Cahaya hasil belajar
siswa terkait materi menulis esai
mengalami perkembangan yang
signifikan, karena dari 50% siswa
yang memiliki nilai di bawah
KKM menjadi 90 % yang sudah
di atas KKM.
Sumber informasi (media
massa/medsos), dalam penerapan
MM-R dan “Kelas Cahaya”
dimanfaatkan secara optimal dalam
meningkatkan keterampilan menulis
esai siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia. Siswa diberi
kebebasan dan akses untuk mencari
sumber bacaan/referensi dari semua
sumber yang ada dan tersedia.
21. SARAN
Perlu adanya program sekolah yang
mengembalikan budaya literasi dan
penguatan literasi dasar (baca-tulis)
terutama dalam pembelajaran bahasa
Indonesia (4 keterampilan berbahasa)
Program Sekolah
MM-R & Kelas Cahaya dapat
diterapkan secara fleksibel pada
semua materi pembelajaran, terutama
pada SK/KD menulis (khususnya
menulis sastra: puisi, cerpen, dll.)
Penerapan pada KD/SK
Dapat menggunakan metode MM-R
dan Kelas Cahaya dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah masing-
masing/melakukan pengembangan
MM-R & kelas cahaya dalam versi
lain.
Bagi Teman sejawat/MGMP
MM-R dan Kelas Cahaya hendaknya diterapkan
dalam pembelajaran yang berkualitas, aktual,
dan menyenangkan. Tiap tahapan dilakukan
sesuai sintak dan akhiri dengan refleksi siswa.
Penerapan secara Sahih
22. Sekadar Quotes
Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya
terrekapitulasi dari keberhasilannya menciptakan
perubahan pada diri dan lingkungan. Itulah fungsi
dari pendidikan yang sesungguhnya.
Lenang Manggala
Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia (GMBI)