Makalah ini membahas tentang ibadah haji dan umrah. Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan setidaknya sekali seumur hidup bagi Muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Umrah merupakan ibadah serupa haji namun dapat dilakukan kapan saja di bulan mana saja di Mekkah. Makalah ini menjelaskan pengertian, filosofi, syarat, rukun, per
1. MAKALAH AGAMA ISLAM 3
(MATERI II ) IBADAH HAJI DAN UMRAH
Di bimbing oleh:
ABDUL HAMID ALY, S.PD.,M
Di susun Oleh Kelompok 5:
1. SYARIF EFENDI NPM:21801081003
2. FEBRIANSYAH NPM:21801081038
3. OKKY TRIO A. NPM:21801081009
4. SRI WASILLAH NPM:21801081036
5. MISWATI NPM:21801081092
6. ATIKA NAJDAH ANNABILA NPM:21801081358
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PRODI MANAJEMEN
TAHUN 2019
2.
3. iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Ibadah Haji
dan Umrah”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah “Ibadah Haji dan Umrah”
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Malang, 2 Oktober 2019
Penyusun
4. iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI………………….………………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………..1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….1
1.3. Tujuan………………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………2
2.1. Pengertian serta Filosofi Haji dan Umroh…………………………………………...2
2.2. Syarat, Rukun Haji dan Umrah……………………………………………………….5
2.3. Perbedaan ibadah haji dan ibadah umrah…………………………………………….9
2.4. Tujuan serta hikmah ibadah haji dan umrah………………………………………..10
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………...12
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………12
3.2. Saran………………………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………13
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia,
danmembebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas danaqidah
yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang
yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya yang
merupakan rukun iman yang kelima.
Ibadah haji merupakan ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan
menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta dalam
mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai baitullah, dengan
segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga dengan satu
tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian serta filosofi ibadah haji dan umrah ?
2. Apa saja Syarat, rukun ibadah haji dan umrah ?
3. Bagaimana Perbedaan haji dan umrah ?
4. Apa Tujuan serta hikmah ibadah haji dan umrah ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian serta filosofi ibadah haji dan umrah
2. Mengetahui Syarat, rukun ibadah haji dan umrah
3. Mengetahui Perbedaan haji dan umrah
4. Mengetahui Tujuan serta hikmah ibadah haji dan umrah
6. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian serta Filosofi Haji dan Umroh
1. Pengertian Haji
Haji adalah ziarah islam tahunan ke Mekkah, ke kota suci umat islam, dan
kewajiban bagi umat islam yang harus dilakukan setidaknya sekali dalam seumur hidup
mereka oleh smeua orang muslim dewasa yang secara fisik dan finansial mampu
melakukan perjalana, dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran
mereka , ini adalah satu dari lima rukun islam, disamping syahadat,salat,zakat dan swam.
Haji adalah pertemuan tahunan orang-orang di dunia, keadaan secara fisik dan finansial
mampu melakukan ibadah haji disebut istita’ah, dan seorang muslim yang memenuhi
syarat ini disebut mustati . Haji adalah demonstrasi solidaritas orang-orang muslim, dan
ketundukan pada Allah. Kata Allah berarti “berniat melakukan perjalanan” yang
berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan dalam hati.
Pengertian haji secara [terminlogi] adalah pergi beribadah ke tanah suci [mekah],
melakukan tawaf, sa’i dan wukuf di padang arafah serta melaksanakan semua ketentuan-
ketentuan haji di bulan Zulhijah. Haji diwajibkan bagi orang-orang islam yang sudah
mampu atau mempunyai biaya untuk melaksanakanya.
2. Filosofi haji
a. Menggali makna haji
Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat unik, biaya begitu besar dan resiko
tidaj ringan, tenaga yang dikeluarkan juga memerlukan persiapan yang besar,
walaupun demikian jumlah yang menginginkan berangkat haji jauh melebihi kuota.
Berapa banyak orang menjual rumah maupun tanahnya untuk berangkat haji. Maka
sudah sewajarnya kalau diperkiran bahwa faidah dibalik ibadah haji lebih besar dari
segala pengorbanan tersebut.
b. Agar lebih bermakna
Ibadah haji disamakan dengan jihad, dan nilai sebagai amalan terbaik, sudah pasti
memiliki pengaruh yang besar, cukuplah bukti pengaruh yang besar, haji telah
menginsipirasi K.H Ahmad Dahlan, K.H Hasyim Asya’ari dalam perjuanganya
7. 3
melawan penjajah, menginspirasi Syekh Hasan al-Banna untuk mengumpulkan toko-
toko dunia islam sehingga berjasil meyakinkan pemimpin Pakistan waktu itu untuk
memisahkan diri dari india. Agar haji dapat berpengaruh dalam kehidupan perlu
pahami bahwa haji bukan sekedar ibadah ritual melainkan terkandung di dalmnya
nilai-nilai rabbaniyah dalam akidah, ibadah, social, maupun politik yang jika
dipahami dan diresapi akan menjadi point start perubahan jiwa bagi yang
melakukanya.
c. Kenapa berhaji
Pertama kali yang perlu dijawab bagi ynag berangkat ibadah haji adalah
pertanyaan kenapa ia berhaji. Kesalahan menjawab pertanyaan ini akan berpengaruh
terhadap kualitas dan buahnya. Sebaliknya, ketetapan dalam mejawab akan menjadi
guide dalam kesuksesan ibadah. Ada beberapa jawaban untuk masalah ini:
Haji adalah kewajiban ibadah kepada allah. Menunaikan haji bukan tamasya,
bukan untuk bermegah-megahan, tapi sebagai bentuk refleksi klimaksnya
ketundukan dan merendahkan diri seorang budak di hadapan khaliknya,
sesembahanya, yang disertai klimaksnya cinta, harapan, dan rasa takut kepada
Allah SWT. Jadi bukan haji kalau bukan ibadahndan bukan ibadah kalau tidak
ada ketawadhuan maupun ketundukan kepada hukum-nya. Allah berfirman:‘’
Hukum itu hanyalah kepunyaan allah. Dia telah memerinthakan agar kamu
tidak menyembah selain dia itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui” [QS Yunus ayat 40]
Haji adalah sambutan panggilan Allah SWT maka sudah wajar melakukan
haji penuh dnegan keinduan dan cinta, jamaah haji adalah tamu-tamu allah.
Jika berdoa dikabulkan, jika minta ampun diampuni. Allah
berfirman:“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata , [di antaranya]
maqam Ibrahim: barang siapa memasukinya [baitullah itu] menjadi
amanalah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah
yaitu [bagi] orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barang siapa mengingkari [kewajiban haji] maka sesungguhnya allah maha
kaya [tidak memerlukakan sesuatu] daris semesta allah” [QS Ali Imran 97]
8. 4
Unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oelh
jamaah haji.
Hari yang ditentukan adalah hari raya haji dan hari tsyriq, yaitu tanggal
10,11,12 dan 13 Dzulhijjah.
Yang dimaksud dengan menghilangkan kotorang disini ialah memotong
rambut, mengerat kuku dan sebagainya
d. Persiapan Haji
Ibadah haji merupakan perjalanan menuju Allah maka Allah memerintahkan agar
jamaah haji berbekal diri, agar semua aktivitas yang dilakukan sebelum berangkat,
selama dalam manasik, dan perjalanan pulang,bahkan semua hidupnya sebagai ibadah
kepada Allah. Bekal itu meliputi ilmu tentang fiqih safar, dan fiqih haji, falsafat ruh
haji, bekal biaya perjalanan yang halal tidak tercampur sedikitpun dengan syubhat.
3. Pengertian Umroh
Umrah adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama islam. Hampir mirip
dengan ibadah haji, ibaddah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa ritual
ibadah di kota suci Mekkah, khusunya di Masjidil Haram. Pada istilah syari’ah, umrah
berarti melaksankan tawaf di Ka’abah dan sa’i antara Shofa dan Marwah, setelah
memakai ihram yang diambil dari miqat. Sering disebut pula haji kecil. Perbedaan umrah
dan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu
[setiap hari, setiap bulan, setiap tahun] dan hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat
dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta
dilaksanakan sampai ke luar Mekkah.
4. Filosofi Umroh
a. Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu mengatakan: “Bahwa Rasulullah
shallallahu’alaihiwasallam melakukakn umroh 4 kali, semuanya dikerjakan bulan
Dzulqa’dah kecuali umrah yang mengiringi haji beliau. [Yaitu] Umrah dari
Hudaibiyah atau di tahun perjanjian Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah Umrah
berikutnya di bulan dzulqa’dah umrah dari ji’ranah. Diamana beliau membagi
ghanimah Hunain di bulan Dzulqa’dah dan umrah ketika beliau haji [H.R Bukhari
1780 & Muslim 1253]
9. 5
b. Sahabat Ibnul Qoyim mengatakan : “Bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam
melakukakn umroh setelah hijrah 4 kali, semuanya dikerjakan bulan Dzulqa’dah”
Umroh Hudaibiyah, ini umrah pertama yang dialakukan di tahun 6 Hijriyah, lalu
di halangi oleh orang-orang musyrik, sehingga tidak bisa ke ka’bah. Kemudian
beliau menyembelih onta karena terhalangi di Hudaibiyah danmelakukan tahalul
dengan menggundul rambut, bersama para sahabat, dan kembali ke Madinah di
tahun itu”.
Umrah Qadah di tahun depanya. Beliau masuk ke Makkah dan tinggal di sana 3
umrah ketika beliau berhaji”
Umrah dari ji’ranah. Ketika beliau menuju hunain. Kemudian kembali ke
Makkah, lalu melakukan umrah dengan miqat ji’ranah”
2.2. Syarat, Rukun Haji dan Umrah
1. Syarat haji
Syarat wajib haji adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang
sehingga dia diwajibkan untuk melaksanakan haji, dan barang siapa yang tidak
memenuhi salah satu dari syarat-syarat tersebut, maka dia belum wajib menunaikan haji.
Adapun syarat wajib haji adalah sebagai berikut :
a. Islam
b. Mukallaf (Berakal dan Baligh). Baligh artinya orang yang sudah mampu
membedakan antara yang benar dan yang salah.
c. Baligh
d. Orang Merdeka (tidak berstatus menjadi budak). Di Indonesia sudah tidak ada
lagi sistem perbudakan.
e. Mampu atau Kuasa (memiliki kemampuan melaksanakan haji sendiri). Dalam
bahasa arab mampu atau kuasa disebut istatha’ah. Kemudian kategori ini bisa
diperluas lagi yaitu orang yang memiliki kondisi kesehatan baik, adanya
kendaraan yang dapat dimanfaatkan untuk pulang/pergi, adanya keamanan dalam
perjalanan, memiliki bekal yang cukup selama menunaikan ibadah haji, dan bagi
10. 6
perempuan harus disertai oleh muhrimnya atau bersama dengan perempuan lain
yang ada muhrimnya.
2. Rukun Haji
Didalam haji juga terdapat rukun haji yang harus dilakukan diantaranya:
a. Ihram, Rukun haji yang pertama adalah ihram yakni berniat dalam mulai
mengerjakan haji dengan menggunakan kain putih dan tidak dijahit. Selain itu, ibadah
ihram ini dimulai sesudah tiba di miqat atau (batas-batas yang sudah ditentukan).
b. Miqat, Miqat ada dua macam yakni miqat zamani dan miqat makani. Pada mikat
zamani ialah batas yang sudah ditetapkan sesuai waktu. Mulai dari bulan Syawal
hingga terbit fajar 10 Zulhijah. Jadi, di masa itulah haji dapat dilaksanakan.
Yang kedua adalah miqat makani yaitu, batas yang sudah ditetapkan sesuai tempat.
Miqat makani dapat dibagi menjadi beberapa temjat diantaranya:
Untuk orang yang bertempat tinggal di Mekah, maka niat ihram dihitung dari
waktu keluar dari kota Mekah.
Kemudian untuk orang yang asalnya dari Madinah maupun sekitarnya, maka
niat ihram dapat dimulai dari mereka sampai pada Dzulhulaifah (Bir Ali).
Untuk orang dari kota Syam, Mesir, serta dari arah barat, maka bisa memulai
ihram saat sampai di kota Juhfah.
Untuk mereka yang datang dari kota Yaman dan juga Hijaz, maka ihramnya
dapat dimulai sesudah mereka sampai pada bukit Qarnul Manazil.
Kemudian untuk orang dari India, negara Indonesia, maupun negara yang
searah, maka bisa memulai ihram sesudah mereka ada di bukit Yalamlam.
Untuk orang yang berasal dari arah Irak maupun yang searah dengannya,
maka ibadah ihram dapat dimulai pada Dzatu Irqin.
c. Wukuf di Arafah, Rukun haji yang berikutnya adalah Wukuf di Arafah. Yakni
berhenti dulu diPadang Arafah dari tergelintirnya matahari pada tanggal 9 bulan
Zulhijah hingga terbit fajar ditanggal 10 Zulhijah.
d. Tawaf Ifadah, Selanjutnya adalah Tawaf ifadah yakni ibadah mengelilingi Kakbah
sampai 7 kali dan didalamnya juga ada syarat sebagai berikut ini.
Dirinya harus suci dari hadas serta najis dari mulai badan hingga pakaian
mereka.
11. 7
Menutup aurat.
Kemudian posisi Kakbah juga harus ada disebelah kiri seseorang tersebut
yang mengelilinginya.
Harus memulai tawaf pada arah hajar aswad atau (batu hitam) yang ada pada
salah satu pojok luar Kakbah.
Tawaf memiliki lima macam diantaranya:
Tawaf qudum yakni tawaf yang dilakukan saat baru tiba di kota
Mekah
Tawaf ifadah ialah tawaf yang termasuk rukun haji
Tawaf sunah yakni tawaf yang dilakukan hanya semata-mata ingin
ridhoi oleh Allah SWT
Tawaf nazar ialah tawaf yang dilakukan guna memenuhi nazar yang
diucapkannya.
Tawaf wada ialah tawaf yang dilakukan oleh jamaah haji sebelum
mereka meninggalkan kota Mekah.
e. Sa’I, Rukun haji yang ke 5 ialah melakukan Sa’i. Yakni lari-lari kecil ataupun jalan
cepat diantara Safa sampai Marwa (dasar ukumnya ada di QS Al Baqarah: ayat 158).
Sementara ada beberapa syarat dalam ibadah sa’I diantaranya.
Harus dimulai dari atas bukit Safa kemudian berakhir pada bukit Marwa.
Harus dilakukan dengan jumlah tujuh kali.
Sa’i harus dilakukan sesudah menjalankan ibadah tawaf qudum.
f. Tahalul, Rukun haji yang ke 6 ialah Tahalul. Ibadah tahalul ialah mencukur ataupun
menggunting rambut paling sedikit tiga helai rambut. Pihak yang menyatakan jika
bercukur adalah rukun haji, memiliki alasan karena tak bisa diganti oleh
penyembelihan.
g. Tertib, Rukun ibadah haji juga harus tertib. Yang dimaksud dengan tertib disini ialah
menjalankan rukun haji diatas secara berurutan dan tidak secara acak.
3. Syarat umrah
a. Islam, ibadah umroh ini merupakan salah satu ibadah dalam agama islam.
Berumrohpun memang bagi orang islam yang mampu, sedangkan bagi orang non
muslim tentu saja hal ini tidak disyariatkan.
12. 8
b. Berakal, Umroh disyariatkan bagi muslim yang berakal sehat. Tidak diperintahkan
umroh bagi orang gila dan tidak sah umroh yang dilakukan oleh orang gila.
c. Istitaah, Istitaah artinya mempunyai kemampuan dari segi fisik, biaya maupun
keamanan.
d. Baligh, Telah mencapai usia Baligh adalah salah satu rukun umroh. Oleh karena itu
anak kecil yang belum baligh tidak disyariatkan melaksanakan umroh.
e. Merdeka, Bukan dari salah seorang dari hambah sahaya (budak) karena ibadah
umroh ini memerlukan waktu yang panjang yang dikahawatirkan kepentingan
tuannya akan terbengkalai
4. Rukun umrah
a. Ihram. memakai pakaian ihram, bagi laki laki adalah terdiri dari 2 lembar kain yang
tidak berjahit. 1 helai melilit mulai pinggang sampai bawah lutut. sehelai lagi
diselempangkan mulai dari bahu kiri kebawah ketiak kanan. Jamaah umroh laki-
laki tidak boleh mengenakan celana, kemeja, tutup kepala dan juga tidak boleh
menutup mata kaki. Penjelasan hal dilarang selama umroh ada di bagian bawah
artikel.
Bagi wanita pakaian ihram lebih bebas tetapi disunatkan yang berwarna putih, yang
penting menutup seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan mereka, yang
penting tidak ada jahitan. Lengan baju mesti sepanjang pergelangan tangan Kerudung
yang digunakan harus panjang, tidak jarang serta menutupi bagian Dada Baju, gaun
atau rok harus sepanjang Tumit Memakai Kaos kaki Sepatu sebaiknya tidak bertumit
dan terbuat dari karet.
b. Tawaf adalah mengelilingi Baitulloh/kabah 7 kali
c. Sai, dilakukan dari sudut shafa menuju Marwah (dihitung satu kali) dan dari Marwah
kembali ke Shafa dihitung satu kali. Semuanya dilakukan tujuh kali putaran. Sai
berawal dari shafa dan akan terakhir di marwah.
d. Tahalul. Tahalul artinya bercukur sebagian dari rambut di kepala. biasanya dikerjakan
setelah selesai sai, tanda bahawa kita telah sempurna melakukan umroh.
e. Tertib
13. 9
2.3. Perbedaan ibadah haji dan ibadah umrah
Perbedaan antara haji dan umrah antara lain:
a. Perbedaan waktu pelaksanaannya
Ibadah haji dan umrah seperti yang sudah kita ketahui, ibadah ini memang sama-
sama keduanya di laksanakan di Kota Mekkah, akan tetapi dengan demikian ibadah haji
adalah ibadah yang tidak bisa di lakukan dengan waktu yang bebas, tidak seperti halnya
umrah yang bisa di lakukan kapan saja waktunya. Maksunya ialah ibadah haji ini hanya
boleh di laksanakan di dalam bulan haji saja, yaitu pada tanggal 09 hingga 13 Dzulhijjah.
Oleh karena itu, seandainya ada seseorang yang melaksanakan ibadah haji yang orang itu
melakukan kegiatan ibadah haji di luar bulan haji, maka hajinya itu tidak sah di lakukan.
b. Perbedaan rukun manasik Haji dan Umrah
Perbedaan Haji dan Umrah yang kedua adalah terdapat pada manasik atau
tatacara pelaksanaan keduanya. Ibadah haji sendiri memiliki manasik atau tatacara yang
lebih banyak di bandingkan dengan ibadah umrah, dengan kata lain orang yang sudah
pernah melaksanakan ibadah haji juga sudah langsung melaksanakan kegiatan umrah.
c. Hukum
Perbedaan haji dan umrah yang ketiga adalah ibadah haji hukumnya wajib bagi mereka
yang telah mampu untuk menjalankannya. Dalam hal ini adalah kemampuan dari segi
materi, fisik yang kuat serta kondisi psikologis yang sehat serta keilmuan tentang
pelaksanaan ibadah haji. Sedangkan untuk ibadah umrah, beberapa dari sebagian ulama
ada yang dari mereka mengatakan bahwa ibadah umrah ini di hukumi sunnah mu’akad.
Tabel Perbedaan Haji Dan Umrah
Perbedaan Haji Umrah
Waktu Bulan Dzulhijjah Kapan saja
Rukun Ihram, thawaf, sa’i, tahallul,
wukuf di arafah, mabit di
mina, lempar jumroh
Ihram, thawaf, sa’i, tahallul
Hukum Wajib Sunnah mu’akkadah
14. 10
2.4. Tujuan serta hikmah ibadah haji dan umrah
1. Tujuan dan hikmah ibadah haji
a. Meningkatkan kedisiplinan
Ketika di tanah suci Mekkah dan Madinah, seluruh umat yang melaksanakan ibadah
haji dan umroh harus terbiasa untuk disiplin ketika melaksanakan ritual haji maupun
sholat. Pola disiplin ini yang diharapkan bisa terus berkelanjutan meski waktu
pelaksanaan ibadah sudah selesai Tunduk patuh dan berserah diri kepada Allah SWT.
Itulah wujud utama dari pelaksanaan ibadah haji dan umroh di tanah suci.
b. Meningkatkan kualitas diri dalam beribadah.
Allah menjanjikan akan menghapus segala dosa yang kita miliki ketika kita mau
melaksanakan ibadah secara tulus dan ikhlas. Hal ini akan mendorong kita untuk
lebih taat menjalankan jenis ibadah yang lain selain ibadah haji dan umrah.
c. Memunculkan sifat yang sabar.
Ketika melaksanakan ritual ibadah haji dan umrah, tentu banyak cobaan dan godaan
yang muncul. Banyak umat islam dari berbagai Negara yang berkumpul di satu
tempat. Hal ini akan menimbulkan masalah berkenaan dengan fasilitas yang harus di
gunakan bersama karena jumlahnya yang terbatas. Di sini sifat sabar harus di
kedepankan, karena sifat egois dan mementingkan diri sendiri akan mengurangi nilai
ibadah yang sedang di kerjakan.
d. Melahirkan rasa solidaritas dan kekeluargaan.
Dengan berkumpulnya banyak umat dari berbagai Negara atau daerah, akan
menimbulkan rasa persatuan umat yang tinggi, tanpa membedakan golongan, ras dan
lain lain. perbedaan yang ada tersebut tidak perlu menimbulkan perpecahan, namun
justru akan membuat ikatan persaudaraan sesame umat muslim seluruh dunia makin
kuat.
e. Meningkatkan dakwah.
Ketika umat islam dari segi penjuru dunia berkumpul, akan menjadi media yang tepat
untuk meningkatkan dakwah islamiyah secara efektif. Di sini kita bisa saling belajar
dan bertukar pengalaman terhadap pelaksanaan ibadah maupun penanaman nilai-nilai
islam di kehidupan sehari-hari Dari masing-masing Negara atau wilayah.
15. 11
2. Tujuan serta hikmah ibadah umrah
a. Diberkahi oleh Allah
Orang-orang yang melakukan Ibadan haji umroh akan senantiasa diberikahi oleh
Allah swt sesuai dengan ucapan Rasulullah yang berbunyi “mereka yang datang dan
melaksakan Ibadan haji umroh di makkah maka mereka itu adalah para tamu Allah,
karena mereka mendatangi rumah-Nya dan memenuhi panggilan-Nya. Oleh karena
itu, Allah Ta’ala akan mengabulkan doa mereka”. Allah sangat menyenangi orang
yang bertamu ke rumah Allah atau baitullah mekkah. Jadi bagi orang yang
melaksanakan ibadah haji umroh akan mendapatkan balasan dikabulkan doanya.
Tentu saja anda harus berdoa dengan khusuk dan iklhas supaya bisa dikabulkan.
b. Penebus dosa
Ibadah haji umroh juga bisa menjadi salah satu media penebus dosa, hal ini seperti
sabda rasulullah “sekali umroh merupakan penebus dosa yang telah dilakukan hingga
umroh berikutnya”, jadi bagi anda yang ingin menebus dosa atau bertaubat bisa
dengan cara melakukan ibadah haji umroh.
c. Dijanjikan mati syahid
Nabi Muhammad juga pernah berkata demikian “bagi siapapun yang bermaksud
melakasanakan haji atau umroh namun wafat dalam perjalanannya maka Allah akan
memberikannya surge tanpa pengadilan. Allah berbangga pada mereka yang
melaksanakan tawaf di baitullah.” Jadi bagi anda yang melaksankan ibadah haji atau
umroh harus senantiasa memiliki hati yang ikhlas terutama saat terjadi musibah
meninggal dunia karena sejatinya Allah swt sedang menghadiahkan surga pada orang
tersebut.
d. Umrah saat puasa
Ibadah haji umroh sangat dianjurkan dan lebih baik dilakukan pada saat bulan puasa.
Bulan puasa merupakan bulan penuh rahmat dan pahala sehingga melaksanakan
umroh di bulan ramadhan akan melipatgandakan pahala bagi yang melaksanakannya.
16. 12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah)untuk melakukan beberapa amal
ibadah dengan tata cara tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula menurut syarat-
sayarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata untuk mencari ridho Allah.
Umrah adalah menziarahi ka’bah, meakukan thawaf di sekililingnya, sa’i antara shafa
dan marwah dan tahallul. Ketaatan kepada Allah swt. Itulah tujuan utama dalam melaksanakan
ibadah haji.
Dalam ibadah haji dan umrah juga terdapat sunnah, larangan dan dam (denda) sebagai
ganti karena telah melakukan hal-hal yang dilarang dalam ibadah haji dan umrah, ataupun karena
telah meninggalkan salah satu rukun dari ibadah haji dan umrah itu sendiri. Sunnah haji yaitu
haji ifrad, membaca talbiyah, berdoa setelah membaca talbiyah, membaca dzikir waktu thawaf,
shalat dua rakaat setelah mengerjakan thawaf, dan memasuki ka’bah. Larangan-larangannya
yaitu bersetubuh, bermesra-mesraan, dilarang menikah dan menikahkan, dilarang memakai
pakaian berjahit, dilarang berburu dan membunuh binatang dan lain-sebagainya.
3.2. Saran
Kami penulis menyadari bahwa diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami sebagai penulis akan memperbaiki kesalahan tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.