Dokumen tersebut membahas sejarah dakwah Rasulullah di Madinah, meliputi materi dakwah, objek dakwah, perang-perang yang terjadi selama masa dakwah, dan upaya-upaya Rasulullah dalam membentuk masyarakat Islam seperti membangun masjid.
1. Sejarah Dakwah Rasulullah Periode Madinah
Nama :
1. Dyah Rahma Fitri (04)
2. Mazidatur Rizqiyah (10)
3. Nufi Saidatus Tsaniyah (17)
4. Vania Irayanti Hakim (24)
2. Hijrah Rasulullah SAW
1. Pengertian hijrah
Arti Hijrah disini ada dua. Pertama, hijrah berarti meninggalkan
semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik yang disuruh Allah
SWT dan diridai-NYA. Arti hijrah dalam pengertian pertama ini
wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam.
3. Kedua, hijrah ialah berpindah dari suatu
negeri ,kafir (non-islam) karena di negeri
itu umat Islam selalu mendapat tekanan
ancaman dan kekerasan sehingga tidak
memiliki kebebasan dalam berdakwah dan
beribadah. Arti hijrah kedua inilah yang
dilakukan Rasulullah SAW bersama
umatnya ketika mereka berhijrah dari
Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul
Awal tahun pertama hijrah, bertepatan
dengan tanggal 28 Juni 622 M.
4. 2. Tujuan hijrah
1. Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan,
ancaman dan kekerasan kaum kafir Quraisy. Bahkan
pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya
di Mekah untuk berhijrah keYatsrib (Madinah,
rumah beliau sudah dikepung oleh kaum kafir
Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.
2. Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam
berdakwah serta beribadah, sehingga dapat
meningkatkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan
Allah SWT untuk menegakkan dan meninggikan
agamanya agama-Nya (Islam).
5. Dakwah rasulullah SAW di Madinah
1. Materi dakwah
Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah Berlangsung selama 10 tahun dari
tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai wafatnya rasulullah yakni
tanggal 13 rabiul awal ke 11 hijriah.
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi resmi menjadi
pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai.
Berbeda dengan periode Makkah, pada periode Madinah, Islam, merupakan
kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat
banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja
sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala Negara. Dengan kata lain, dalam
diri Nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi.
Kedudukannya sebagai Rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah,
juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode
Madinah. Adapun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang
masalah sosial kemasyarakatan.
6. Objek dakwah rasulullah
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada
orang-orang yang sudah masuk Islam bertujuan
agar umat Islam dapat mengamalkan ajaran
yang di ajarkan dalam Islam dalam kehidupan
sehari-harinya, sehingga mereka betul-betul
menjadi umat yang bertakwa. Sedangkan yang
ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk
Islam, bertujuan agar mereka bisa menerima
Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-
ajarannnya dan mengamalkannya, sehingga
mereka menjadi umat Islam yang senantiasa
beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di
dunia dan akhirat.
7. • Rasulullah SAW diutus Allah SWT bukan hanya
unutuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat
manusia di dunia, Allah SWT berfirman :
اَمَواَّلِإاَاكَنْلَسْرَأاةَمْحَراَينِمَلاَعْلِل
• Artinya : “Dan tidaklah Kami mengutus kamu
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam
semesta.” (Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)
8. Perang saat dakwah
1. Perang Badar.
Keperwiraan berasal dari kata ”perwira” artinya gagah berani. Keperwiraan berarti
keberanian. Rasulullah dalam beberapa perang yang diikutinya, memeperlihatkan bahwa
Rasulullah sebagai komandan perang yang gagah berani. Banyak contoh keperwiraan
Rasulullah dalam peperangan melawan orang-orang kafir Quresy, seperti dalam perang
Badar, Uhud dan Khandaq.
Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijarah bertepatan 8 Januari 623
Masehi. Perang ini terjadi didekat sebuah sumur milik Badar, terletak antara Mekkah dan
Madinah. Kaum muslimin berjumlah 314 orang sedangkan kafir Quresy 1000 orang yang
lengkap dengan peralatannya. Sedangkan kaum muslimin dengan senjata seadanya.
Strategi Rasulullah dalam perang Badar, dengan menguasai penampungan air, hal itu
sangat dibutuhkan kedua belah pihak. Sewaktu kedua pasukan saling berhadapan, maka
tiba-tiba seorang kafir Quresy bernama Aswad bin As’ad . Ia Ingin menghancurkan kolam
penampungan air yang dimiliki kaum muslimin tetapi hal ini dapat digagalkan oleh
Hamzah bin Abdul Muthalib dan Aswad pun tewas dipukul dengan pedang.
Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan satu dari pihak Quresy diwakili 3
orang yaitu : Utbah, Syaibah bin Rabiah dan Al Walid Utbah. Dari kaum Muslimin diwakili
Ubaidah bin Harits, Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketiga pahlawan
Quresy ini mati terbunuh. Dilanjutkan dengan perang masal,dengan iman yang kuat
Kaum Muslimin dapat memenangkan peperangan ini dengan pertolongan Allah.
9. 2. Perang Uhud.
Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahu ke tiga Hijrah
bertepatan dengan bulan Januari tahun 625 Masehi. Peperangan terjadi di
gunung Uhud, sebelah utara kota Madinah. Oleh karena itu peperangan ini
dinamai Perang Uhud. Perang ini terjadi karena kaum Quresy ingin membalas
kekalahan di Perang Badar sebelumnya.
Kaum muslimin berkuatan 700 orang sedangakan kaum kafir Quresy
berkuatan 3000 orang. Dalam peperangan ini umat Islam dipimpin oleh Nabi
Muhammad saw sedangan kaum Quresy dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb,
yang didampingi isterinya Hindun penyair yang mempunyai suara yang bagus
untuk memberi semangat dan menghibur pasukannya. Peperangan dimulai
dengan perang tanding satu lawan satu dari kaum Muslimin diwakili oleh Ali
bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul Muthalib, Sa,ad bin Abi Waqas dan Ashim
bin Tsabit. Orang Quresy diwakili oleh Musafi bin Thalhah, Harits bin Thalhah,
Kilab bin Thalhah dan Jallas bin Thalhah.
10. Dalam perang tanding ini semua pahlawan Quresy mati terbunuh, setelah itu baru
dilanjutkan dengan perang massal.
Pada mulanya kaum muslimin sudah menang dan kaum kafir meninggalkan hartanya,
disebabkan kaum muslimin khususnya pasukan pemanah turun dari tempatnya untuk
berbagi harta rampasan, pos kaum muslimin kosong, saat itu Khalid bin Walid pasukan
kuda kaum Quresy mendapat kesempatan menerobos kaum muslimin kaum muslimin
kucar kacir. Akhirnya kemenangan sudah ditangan sebelumnya sekarang menjadi sirna
disebabkan oleh godaan dunia yaitu harta rampasan perang, kemenangan berpindah
tangan kepada Kaum Kafir Quresy.
Sebab kekalahan perang ini ialah:
1). Tentara panah yang berjumlah 50 orang taat kepada Rasulullah.
2) Adanya kaum munafiq sebanyak 300 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay
yang mundur tidak mau berperang.
3) Terjadinya perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda tentang tempat
peperangan yang muda ingin di luar kota, sedangkan kaum tua ingin bertahan dalam
kota Madinah.
11. 3. Perang Khandaq.
Perang Khandaq atau Ahzah terjadi pada bulan syawal tahun 5 Hijrah,
bertepatan dengan bulan Maret tahun 627 Masehi. Perang ini sebelah utara
kota Madinah. Perang ini disebut khandaq (parit) karena kaum muslimin
membuat parit pertahanan. Disebut ”perang ahzab” karena kaum Quresy
bersekutu dengan penduduk lain yang berada sekitar kota Mekkah. Kaum
muslimin berkekuatan sebanyak 3000 orang sedangakan kaum Quresy
berkekutan 10000 orang .
Kaum muslimin dipinpin oleh Nabi Muhammad saw didampingi Ali bin Abi
Tahalib, sedangkan kaum Quresy dipimpin oleh Abu Sufyan. Peperangan ini
dimenangkan oleh kaum muslimin dengan cara bertahan di balik parit ayau
khandaq. Parit ini merupakan ide seorang sahabat Rasul yang bernama
Salman Al Farisi seorang sahabat yang berasal dari Bangsawan Persia yang
mengembara mencari kebenaran.
12. Strategi dakwah
Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW
periode Madinah adalah :
a. Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum
mengajak orang lain meyakini kebenaran Islan dan mengamalkan
ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus
meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
B. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk
Allah SWT dalam Surah An-Nahl,16 : 125)
َظِع ْوَمْال َو ِةَمْك ِحْالِب َكِب َر ِليِبَس ىَلِإ ُعْداِه يِتَّالِب ْمُهْلِداَج َو ِةَنَسَحْال ِةَي
ْنَع َّلَض ْنَمِب ُمَلْعَأ َوُه ََّكب َر َّنِإ ُنَسْحَأِدَتْهُمْالِب ُمَلْعَأ َوُه َو ِهِليِبَسَين
Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl, 16 : 125 )
13. c. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan
umatnya.
d. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT
semata, bukan dengan niat untuk memperoleh popularitas atau
“RIA”.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang menerapkan ajaran
Islam pada seluruh aspek kehidupan, sehingga terwujud
kehidupan bermasyarakat yang baldatun tayyibatun wa rabbun
gafur, yaitu masyarakat yang baik, damai, adil dan makmur di
bawah naungan Ridho Allah SWT dan ampunan-Nya.
14. Usaha usaha yang di tempuh Rasulullah untuk membentuk masyarakat
islam
1. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di
Madinah ialah Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barat
daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal
tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah
SAW adalah sebagai berikut:
Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah,
ibadah, dan akhlak.
Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama
Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis.
15. 2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar
Muhajirin adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang
berhijrah ke Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk
asli Madinah yang memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengajak Ali bin Abi Thalib
sebagai saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dicontoh
oleh seluruh sahabat misalnya:
Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW, pahlawan Islam yang
pemberani bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba sahaya,
yang kemudian dijadikan anak angkat Rasulullah SAW.
Abu Bakar ash-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah bin Zaid.
Umar bin Khattab bersaudara denga Itban bin Malik al-Khazraji (Ansar).
Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi (Ansar).
16. 3.Pembangunan pranata sosial dan pemerintahan.
Pada masa Rasulullah, penduduk Madinah mayoritas sudah
beragam Islam, sehingga masyarakat Islam sudah terbentuk,
maka adanya pemerintahan Islam merupakan keharusan.
Rasulullah SAW selain sebagai seorang Nabi dan Rasul, juga
tampil sebagai seorang Kepala Negara (khalifah).
Sebagai Kepala Negara, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar
bagi setiap sistem politik Islam, yakni musyawarah. Melalui
musyawarah, umat Islam dapat mengangkat wakil-wakil rakyat
dan kepala pemerintahan, serta membuat peraturan-peraturan
yang harus ditaati oleh seluruh rakyatnya. Dengan syarat,
peraturan-peraturan itu tidak menyimpang dari tuntutan Al-
Qur’an dan Hadis.
17. 4. Mengadakan Perjanjian perdamaian dengan kaum Yahudi (Hudaibiyah)
Rasull telah mengambil langkah yang tepat yakni mengadakan perjanjian
perdamain dengan bangsa yahudi dan tindakan ini belum pernah dilakukan
Rasull-Rasull sebelumnya.
Isi perjanjian kaum Yahudi:
a. Kaum Yahudi berdampingan dengan kaum Yahudi Muslim
b. Kedua belah pihak wajib menolong
c. Kota Madinah dijadikan Kota suci
d. Jika terjadi perselisihan antar mereka, penyelesaian diserahkan pada
Rasulullah SAW
e. Siapa saja yang tinggal di dalam/di luar Madinah wajib di lindungi
keuamanan-nya
18. Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arabia
Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar
memeluk agama Islam, dengan jalan mengirim utusan untuk
menyampaikan surat dakwah Rasulullah SAW kepada para penguasa atau
para pembesar mereka.
Para penguasa atau para pembesar negara yang dikirimi surat dakwah
Rasulullab SAW itu seperti :
1. Heraclius, Kaisar Romawi Timur
Yang menenima surat dakwah Rasulullah, melalui utusannya Dihijah bin
Khalifah. Heraclius tidak menenima seruan dakwah Rasulullab SAW
karena tidak mendapat persetujuan dari para pembesar negara dan
pendeta. Namun surat dakwah itu dibalasnya dengan tutur kata
sopan,disamping mengirimkan hadiah untuk Rasulullab SAW
19. 2. Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir
Rasulullah SAW mengirim surat dakwah kepada Muqauqis melalui utusannya yang
bernama Hatib. Setelah surat itu dibaca Muqauqis belum bisa menerima seruan untuk
masuk Islam, namun dia menyampaikan surat balasan kepada Rasulullah SAW dan
mengirim hadiah-hadiah berupa seorang budak wanita, kuda, keledai, dan pakaian-
pakaian.
3. Syahinsyah, Kaisar Persia
Syahinsyah adalah penguasa yang lalim dan sombong. Karena kesombongannya surat
dakwah Rasulullah SAW itu dirobek-robeknya. Merigetahui surat dakwah itu dirobek-
robek, Rasulullah menjelaskan bahwa Syahin yang sombong itu akan dibunuh oleh
anaknya sendiri pada malam Selasa tanggal 10 Jumadil Awal tahun ke-7 hijrah. Apa
yang diucapkan Rasulullah SAW ternyata sesuai dengan kenyataan. Syahinsyah
dibunuh oleh anaknya sendiri Asv-Syirwaih karena kelalimannya.
Kemudian surat dakwah Rasulullah SAW dikirimkan pula kepada An-Najasyi (Raja
Ethiopia), Al-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali (Raja Yamanah), dan Al-
Haris (Gubernur Romawi di Syam). Di antara penguasa-penguasa tersebut yang
menerima seruan dakwah Rasulullah, hanyalah Al-Munzir bin Sawi penguasa Bahrain
yang menyatakan masuk Islam dan mengajak para pembesar negara dan rakyatnya
agar masuk Islam.