SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
Bismillaahirrohmaanirrohiim
2
PUNGSI LUMBAL
3
DEFINISI PUNGSI LUMBAL
Adalah tindakan
memasukkan jarum
pungsi ke dalam ruang
sub arachnoid
meninges medula
spinalis pada daerah
cauda equina melalui
daerah segmen
lumbalis columna
vertebralis dengan
teknik yang ketat dan
aseptik
4
TUJUAN PUNGSI LUMBAL
A. TUJUAN DIAGNOSTIK
Mengambil cairan serebrospinalis untuk
pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia,
sitologi, bakteriologi, dan neuropatologi
Mengukur tekanan cairan serebrospinalis
Mengetahui ada tidaknya sumbatan total atau
sebagian dari aliran dinamis cairan serebrospinalis
yang disebabkan tumor atau kondisi patologis dari
medula spinalis (Indeks Ayala dan Quinchens Stedt’s
tes)
Memasukkan zat kontras atau agen radioaktif untuk
visualisasi saraf sentral (px. Myelografi, dll)
5
B. TUJUAN TERAPI
Mengeluarkan darah, pus dari ruang sub
arachnoid
Memasukkan obat, serum, atau sitostatika
Mengurangi tekanan intrakranial
Anaestesi spinal
TUJUAN PUNGSI LUMBAL
6
KONTRA INDIKASI LUMBALPUNGSI
1. Adanya tekanan intrakranial yang tinggi (papil
edema > 3D)
2. Adanya infeksi, luka di tempat lumbal pungsi
3. Jarak waktu yang dekat dengan rencana
myelografi
4. Terdapat kelainan pada struktur tulang belakang
(kifosis,skoliosis, lordosis)
5. Terdapat kelainan kongenital susunan tulang
belakang (spina bifida, meningokel)
7
Keterampilan medik
PUNGSI LUMBAL
Menambah wawasan dan meningkatkan
keterampilan mahasiswa yang mengikuti Blok
Sistem Saraf untuk mengetahui tindakan lumbal
pungsi sesuai prosedur pelaksanaan
Teori
Praktek
8
PERALATAN lumbal pungsi
Jarum Spinal disposible no.20 atau 22
Spuit injeksi disposible
Lidocaine 1-2 ampul
Betadine antiseptik
Kassa steril
Kapas alkohol
Plester
Gunting
Sarung tangan steril
Botol steril (10cc) 3 buah
Bengkok
9
PROSEDUR PELAKSANAAN
LUMBAL PUNGSI
1. Memberikan penjelasan (cara dan tujuan) kepada
pasien akan tindakan yang dilakukan (tindakan invasif)
2. Mempersiapkan posisi pasien dengan benar yaitu posisi
tidur miring dengan fleksi maksimal dari lutut, paha, dan
kepala semua mengarah ke perut, kepala dapat diberi
bantal tipis. Posisi lebih baik dibantu dan dijaga oleh
paramedis.
10
PROSEDUR PELAKSANAAN
LUMBAL PUNGSI
3. Pemeriksa duduk menghadap
punggung pasien
4. Pemeriksa cuci tangan dengan
alkohol dan memakai sarung
tangan dengan prinsip aseptik
5. Membersihkan tempat untuk
pungsi di daerah lumbal dengan
mengolesi betadine dan dicuci
dengan alkohol dari arah dalam
ke luar
11
PROSEDUR PELAKSANAAN
LUMBAL PUNGSI
6. Dapat atau tanpa dipasang kain duk lobang steril
7. Menentukan tempat tusukan untuk pungsi lumbal.
Tusukan dilakukan di daerah inter spinal L3-L4
dengan cara menarik garis lurus antara 2 SIAS
dan perpotongannya dengan columna vertebralis,
dipilih yang paling longgar ruang inter spinalnya
dengan meraba tonjolan processus spinosus
12
PROSEDUR PELAKSANAAN
LUMBAL PUNGSI
8. Memberi anaestesi lokal pada tempat
tusukan dengan suntikan lidocain,
tusukan secara tegak lurus kemudian
disuntikkan di bagian subcutan,
intramuskuler, dan juga intraspinalis,
dengan menggunakan spuit 3cc
9. Melakukan tusukan dengan jarum pungsi
sampai pada tempatnya. Jarum pungsi
dimasukkan pelan-pelan diarahkan ke
ruang sub arachnoid. Pada waktu jarum
menembus durameter terasa ada
hambatan.
13
PROSEDUR PELAKSANAAN
LUMBAL PUNGSI
10. Mandrin dilepas dan cairan serebrospinal akan keluar dan
ditampung dalam 3 botol sesuai keperluan. Bila cairan
tidak keluar, tusukan dapat diteruskan atau diulangi
dengan merubah arah jarum pungsi, jangan lupa mandrin
dimasukkan terlebih dahulu.
Catatan : Kenapa 3 botol?
Perlu diketahui!
Sebelum masuk ruang sub arachnoid jarum menembus :
kulit, jaringan subkutan, fascia thoracolumbal,
lig.supraspinosus, lig. infraspinosus, lig.flavum, ruang
epidural, durameter, arachnoid,
ruang subarachnoid (terdapat LCS)
14
PROSEDUR PELAKSANAAN
LUMBAL PUNGSI
11. Bekas tusukan diberi betadine dan ditutup dengan kassa
steril dan di plester
12. Mencabut jarum pungsi dengan benar, setelah cukup
pengambilan cairan serebrospinalis, jarum pungsi dapat
ditarik kembali dengan memasukkan mandrin terlebih
dahulu
13. Pasien tiduran kembali dengan posisi terlentang selama
30 menit.
14. Memberikan penjelasan kepada pasien agar tirah baring
selama 12 jam untuk menghindari komplikasi
15
Alhamdulillaahirrobbil’aalamiin

More Related Content

What's hot (20)

Referat gilut trigeminal neuralgia
Referat gilut trigeminal neuralgia Referat gilut trigeminal neuralgia
Referat gilut trigeminal neuralgia
 
Asma - Ilmu Penyakit
Asma - Ilmu PenyakitAsma - Ilmu Penyakit
Asma - Ilmu Penyakit
 
Typhoid fever
Typhoid feverTyphoid fever
Typhoid fever
 
CTG
CTGCTG
CTG
 
Kardiotokografi
KardiotokografiKardiotokografi
Kardiotokografi
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
 
Evidence Based Medicine (Leonardo J. Sipahelut)
Evidence Based Medicine (Leonardo J. Sipahelut)Evidence Based Medicine (Leonardo J. Sipahelut)
Evidence Based Medicine (Leonardo J. Sipahelut)
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Skrining pada bayi baru lahir
Skrining pada bayi baru lahirSkrining pada bayi baru lahir
Skrining pada bayi baru lahir
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Fototerapi
FototerapiFototerapi
Fototerapi
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Epistaksis
EpistaksisEpistaksis
Epistaksis
 
Kista Bartholini
Kista BartholiniKista Bartholini
Kista Bartholini
 
lapjag_cantik[1].pptx
lapjag_cantik[1].pptxlapjag_cantik[1].pptx
lapjag_cantik[1].pptx
 

Similar to Mengoptimalkan Keterampilan Lumbal Pungsi

Asuhan pasien dengan lumbal pungsi
Asuhan pasien dengan lumbal pungsiAsuhan pasien dengan lumbal pungsi
Asuhan pasien dengan lumbal pungsiDeryl Striker
 
Pemeriksaan diagnostik sistem neurologik
Pemeriksaan diagnostik sistem neurologikPemeriksaan diagnostik sistem neurologik
Pemeriksaan diagnostik sistem neurologikyulvihardoni
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanLita Kamalia
 
Teknik operasi ctt regi
Teknik operasi ctt regiTeknik operasi ctt regi
Teknik operasi ctt regiRegi Septian
 
PPT 3-in-1 Block.pptx
PPT 3-in-1 Block.pptxPPT 3-in-1 Block.pptx
PPT 3-in-1 Block.pptxRafaelBagus
 
Hirschsprung Disease.pptx
Hirschsprung Disease.pptxHirschsprung Disease.pptx
Hirschsprung Disease.pptxAnestesi21FKUB
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxxfaizal653432
 
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Kuliah Parkinson.ppt
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S.  Kuliah  Parkinson.pptdr.Yusmahenry Galindra,Sp. S.  Kuliah  Parkinson.ppt
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Kuliah Parkinson.pptPujaMonitra
 
BRONKOSKOPI.pptx
BRONKOSKOPI.pptxBRONKOSKOPI.pptx
BRONKOSKOPI.pptxSaidah17
 
Prosedur Pemasangan Infus
Prosedur Pemasangan InfusProsedur Pemasangan Infus
Prosedur Pemasangan InfusYanzhe River's
 

Similar to Mengoptimalkan Keterampilan Lumbal Pungsi (11)

Asuhan pasien dengan lumbal pungsi
Asuhan pasien dengan lumbal pungsiAsuhan pasien dengan lumbal pungsi
Asuhan pasien dengan lumbal pungsi
 
Pemeriksaan diagnostik sistem neurologik
Pemeriksaan diagnostik sistem neurologikPemeriksaan diagnostik sistem neurologik
Pemeriksaan diagnostik sistem neurologik
 
lumbal pungsi.ppt
lumbal pungsi.pptlumbal pungsi.ppt
lumbal pungsi.ppt
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Teknik operasi ctt regi
Teknik operasi ctt regiTeknik operasi ctt regi
Teknik operasi ctt regi
 
PPT 3-in-1 Block.pptx
PPT 3-in-1 Block.pptxPPT 3-in-1 Block.pptx
PPT 3-in-1 Block.pptx
 
Hirschsprung Disease.pptx
Hirschsprung Disease.pptxHirschsprung Disease.pptx
Hirschsprung Disease.pptx
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
 
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Kuliah Parkinson.ppt
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S.  Kuliah  Parkinson.pptdr.Yusmahenry Galindra,Sp. S.  Kuliah  Parkinson.ppt
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Kuliah Parkinson.ppt
 
BRONKOSKOPI.pptx
BRONKOSKOPI.pptxBRONKOSKOPI.pptx
BRONKOSKOPI.pptx
 
Prosedur Pemasangan Infus
Prosedur Pemasangan InfusProsedur Pemasangan Infus
Prosedur Pemasangan Infus
 

Recently uploaded

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (10)

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Mengoptimalkan Keterampilan Lumbal Pungsi

  • 3. 3 DEFINISI PUNGSI LUMBAL Adalah tindakan memasukkan jarum pungsi ke dalam ruang sub arachnoid meninges medula spinalis pada daerah cauda equina melalui daerah segmen lumbalis columna vertebralis dengan teknik yang ketat dan aseptik
  • 4. 4 TUJUAN PUNGSI LUMBAL A. TUJUAN DIAGNOSTIK Mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia, sitologi, bakteriologi, dan neuropatologi Mengukur tekanan cairan serebrospinalis Mengetahui ada tidaknya sumbatan total atau sebagian dari aliran dinamis cairan serebrospinalis yang disebabkan tumor atau kondisi patologis dari medula spinalis (Indeks Ayala dan Quinchens Stedt’s tes) Memasukkan zat kontras atau agen radioaktif untuk visualisasi saraf sentral (px. Myelografi, dll)
  • 5. 5 B. TUJUAN TERAPI Mengeluarkan darah, pus dari ruang sub arachnoid Memasukkan obat, serum, atau sitostatika Mengurangi tekanan intrakranial Anaestesi spinal TUJUAN PUNGSI LUMBAL
  • 6. 6 KONTRA INDIKASI LUMBALPUNGSI 1. Adanya tekanan intrakranial yang tinggi (papil edema > 3D) 2. Adanya infeksi, luka di tempat lumbal pungsi 3. Jarak waktu yang dekat dengan rencana myelografi 4. Terdapat kelainan pada struktur tulang belakang (kifosis,skoliosis, lordosis) 5. Terdapat kelainan kongenital susunan tulang belakang (spina bifida, meningokel)
  • 7. 7 Keterampilan medik PUNGSI LUMBAL Menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa yang mengikuti Blok Sistem Saraf untuk mengetahui tindakan lumbal pungsi sesuai prosedur pelaksanaan Teori Praktek
  • 8. 8 PERALATAN lumbal pungsi Jarum Spinal disposible no.20 atau 22 Spuit injeksi disposible Lidocaine 1-2 ampul Betadine antiseptik Kassa steril Kapas alkohol Plester Gunting Sarung tangan steril Botol steril (10cc) 3 buah Bengkok
  • 9. 9 PROSEDUR PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI 1. Memberikan penjelasan (cara dan tujuan) kepada pasien akan tindakan yang dilakukan (tindakan invasif) 2. Mempersiapkan posisi pasien dengan benar yaitu posisi tidur miring dengan fleksi maksimal dari lutut, paha, dan kepala semua mengarah ke perut, kepala dapat diberi bantal tipis. Posisi lebih baik dibantu dan dijaga oleh paramedis.
  • 10. 10 PROSEDUR PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI 3. Pemeriksa duduk menghadap punggung pasien 4. Pemeriksa cuci tangan dengan alkohol dan memakai sarung tangan dengan prinsip aseptik 5. Membersihkan tempat untuk pungsi di daerah lumbal dengan mengolesi betadine dan dicuci dengan alkohol dari arah dalam ke luar
  • 11. 11 PROSEDUR PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI 6. Dapat atau tanpa dipasang kain duk lobang steril 7. Menentukan tempat tusukan untuk pungsi lumbal. Tusukan dilakukan di daerah inter spinal L3-L4 dengan cara menarik garis lurus antara 2 SIAS dan perpotongannya dengan columna vertebralis, dipilih yang paling longgar ruang inter spinalnya dengan meraba tonjolan processus spinosus
  • 12. 12 PROSEDUR PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI 8. Memberi anaestesi lokal pada tempat tusukan dengan suntikan lidocain, tusukan secara tegak lurus kemudian disuntikkan di bagian subcutan, intramuskuler, dan juga intraspinalis, dengan menggunakan spuit 3cc 9. Melakukan tusukan dengan jarum pungsi sampai pada tempatnya. Jarum pungsi dimasukkan pelan-pelan diarahkan ke ruang sub arachnoid. Pada waktu jarum menembus durameter terasa ada hambatan.
  • 13. 13 PROSEDUR PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI 10. Mandrin dilepas dan cairan serebrospinal akan keluar dan ditampung dalam 3 botol sesuai keperluan. Bila cairan tidak keluar, tusukan dapat diteruskan atau diulangi dengan merubah arah jarum pungsi, jangan lupa mandrin dimasukkan terlebih dahulu. Catatan : Kenapa 3 botol? Perlu diketahui! Sebelum masuk ruang sub arachnoid jarum menembus : kulit, jaringan subkutan, fascia thoracolumbal, lig.supraspinosus, lig. infraspinosus, lig.flavum, ruang epidural, durameter, arachnoid, ruang subarachnoid (terdapat LCS)
  • 14. 14 PROSEDUR PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI 11. Bekas tusukan diberi betadine dan ditutup dengan kassa steril dan di plester 12. Mencabut jarum pungsi dengan benar, setelah cukup pengambilan cairan serebrospinalis, jarum pungsi dapat ditarik kembali dengan memasukkan mandrin terlebih dahulu 13. Pasien tiduran kembali dengan posisi terlentang selama 30 menit. 14. Memberikan penjelasan kepada pasien agar tirah baring selama 12 jam untuk menghindari komplikasi