Sistem pengkaderan IMITR terdiri dari tiga jenis pengkaderan yaitu pengkaderan formal melalui MAPABA dan Lokal Wisdom, pengkaderan informal melalui kegiatan sehari-hari, dan pengkaderan non-formal melalui pelatihan-pelatihan. Ketiga jenis pengkaderan saling mendukung untuk mengembangkan keterampilan dan wawasan anggota.
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
Sistem kaderisasi imitr(1)
1. SISTEM KADERISASI IMITR
I. PENGANTAR
II. SISTEM PENGKADERAN IMITR
Sistem Pengkaderan IMITR adalah totalitas upaya pembelajaran yang dilakukan secara
terarah, terencana, sistemik, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi,
mengasah kepekaan, melatih sikap, memperkuat karakter, mempertinggi harkat dan martabat,
memperluas wawasan, dan meningkatkan kecakapan agar menjadi manusia yang muttaqin,
beradab, berani, santun, cerdik-cendekia, berkarakter, terampil, loyal, peka, mampu dan gigih
menjalankan roda organisasi dalam segala upaya pencapaian cita-cita dan tujuanya
Sistem Pengkaderan IMITR mengenal dua bentuk pengkaderan yang berkait satu dengan
yang lain yaitu Pengkaderan Formal (MAPABA, Lokal Wisdom), Pengkaderan Informal dan
Pengkaderan Non-Formal (pelatihan-pelatihan). Satu jenis pengkaderan menopang dan
menentukan pengkaderan yang lain. Namun di luar dua jenis pengkaderan tersebut, satu faktor lain
yang juga sangat menentukan adalah kebiasaan sehari-hari kader dan iklim keorganisasian IMITR
secara umum dan IMITR setempat atau yang kami sebut lingkungan sehari-hari organisasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku dan kebiasaan akan muncul lebih jujur dan natural.
Bagi anggota baru, hal ini sangat berpengaruh bagi perkembangan diri serta persepsi mereka
terhadap IMITR. Artinya bila lingkungan sehari-hari organisasi tampak nyaman dan kondusif bagi
pengembangan diri, seorang Anggota (terlebih anggota baru) akan lebih mantap untuk aktif di
IMITR. Selain itu, dalam lingkungan sehari-hari itulah sesungguhnya totalitas Anggota dalam
menjalani proses. Sistem Pengkaderan IMITR diilustrasikan dalam bagan di halaman sebelumnya.
1. PENGKADERAN FORMAL
a. MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru)
Pengertian dan Tujuan
Masa Penerimaan Anggota Baru atau MAPABA adalah fase orientasi dan pengenalan awal
IMITR kepada mahasiswa dalam rangka rekruitmen mahasiswa untuk menjadi anggota IMITR.
Tujuan MAPABA adalah untuk merekrut calon anggota.
Anggota pasca MAPABA disebut Calon Anggota, yakni yang:
1. Merasa butuh untuk berorganisasi
2. Memiliki keyakinan dan loyalitas bahwa IMITR adalah organisasi Paguyuban yang
berbasis pengetahuan dan kedaerahan.
b. Penyelenggara
2. MAPABA diselenggarakan oleh pengurus pada Bidang Internal dalam struktur Organisasi
IMITR
c. Surat Keputusan Keanggotaan
Surat Keputusan (SK) Keanggotaan ialah surat resmi yang ditandatangani dan dikeluarkan
oleh Pengurus IMITR untuk melegalisasi status keanggotaan seorang mahasiswa yang telah
mengikuti MAPABA. SK Keanggotaan diserahkan kepada calon anggota setelah calon anggota
dibaiat menjadi CALON ANGGOTA IMITR. SK Anggota ini penting diadakan untuk
mengukuhkan seorang mahasiswa sebagai Calon Anggota IMITR.
d. Peserta
Peserta MAPABA adalah mahasiswa baru (semester pertama) atau maksimal mahasiswa
semester Lima. Pembatasan tersebut dimaksudkan agar nantinya anggota lebih memiliki
kesempatan untuk berkembang.
e. Kurikulum MAPABA
Berikut ini adalah materi-materi organisasi:
1. Materi Inti Organisasi
a. Analisis Sosial
b. Kedaerahan
c. Advokasi Dan Aksi
2. Materi Umum Organisasi
1. Kemahasiswaan
a. Antropologi Kampus
b. Sejarah Gerakan Mahasiswa
c. Mahasiswa Dan tanggung Jawab Sosisl
2. Filsfat
a. Dasar-dasar Logika
b. Pengantar Filsafat
c. Sejarah Filsafat
d. Filsafat ilmu
3. Keindonesiaan
a.Sejarah Nusantara
b.Sejarah Negara Bangsa
c. Sejarah Agama
4. Gender dan Feminisme
5. Sosial Budaya
a. Ekonomi Politik
b. Pluralisme
f. Pembaiatan Calon Anggota
3. Pembaiatan adalah acara pengambilan ikrar peserta MAPABA untuk bergabung dan
bersetia dalam organisasi IMITR. Pembaiatan dilakukan setelah seluruh rangkaian acara dalam
kegiatan MAPABA usai dilaksanakan. Pelaksanaannya dilakukan di antara sesi terakhir dan acara
penutupan.
g. Follow Up MAPABA
Follow Up atau tindak lanjut MAPABA adalah serangkaian kegiatan yang diselenggarakan
bagi Calon Anggota Baru untuk membimbing, mengarahkan cara-cara berorganisasi dan untuk
memperdalam nilai-nilai dan prinsip dasar organisasi IMITR.
Kegiatan Follow Up MAPABA yang dirancang oleh Pengurus Untuk mengarahkan
keterampilan dan pemahaman Calon anggota, diselenggarakan kegiatan wajib yaitu
Mempermantap materi Inti Organisasi yang berlangsung minimal tiga bulan dan maksimal enam
bulan.
2. Lokal Wisdom
a. Pengertian dan Tujuan
Lokal Wisdom atau sekolah alternative merupakan fase kedua dalam Pengkaderan Formal
IMITR dan diselenggarakan antara tiga bulan hingga enam bulan setelah MAPABA.
Secara umum Lokal Wisdom bertujuan membentuk Anggota yakni Anggota militan dan memiliki
komitmen terhadap nilai-nilai Organisasi untuk seterusnya.
b. Penyelenggara
LOKAL WISDOM diselenggarakan oleh Pengurus IMITR melalui Ketua Bidang Internal
c. Peserta
Peserta LOKAL WISDOM adalah Calon Anggota IMITR.
d. Seleksi
Seleksi dimaksudkan untuk menyaring peserta sehingga LOKAL WISDOM dapat
berlangsung sesuai tujuan dengan tujuan LOKAL WISDOM. Seleksi juga dimaksudkan untuk
menjaga konsistensi semakin tinggi jenjang Pengkaderan Formal, semakin tinggi pula kualitas
anggota
Dalam seleksi diperlakukan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat umum mengikuti LOKAL
WISDOM adalah:
1. Mengikuti Mapaba secara formal
2. Mengikuti kegiatan-kegiatan Follow Up Mapaba.
Syarat-syarat khusus dapat ditambahkan oleh penyelenggara sesuai dengan ragam
dinamika IMITR setempat.
e. Pembaiatan anggota
4. Pembaiatan adalah acara pengambilan ikrar peserta LOKAL WISDOM sebagai Anggota
Baru IMITR. Pembaiatan dilakukan setelah seluruh rangkaian acara dalam kegiatan LOKAL
WISDOM usai dilaksanakan. Pelaksanaannya dilakukan di antara sesi terakhir dan acara
penutupan.
f. Follow Up LOKAL WISDOM
Follow Up atau tindak lanjut LOKAL WISDOM adalah serangkaian kegiatan yang
diselenggarakan bagi Anggota IMITR dalam durasi waktu tertentu. Follow Up dapat
diselenggarakan oleh Penyelenggara LOKAL WISDOM dengan sasaran khusus Anggota.
Follow Up bertujuan untuk menjaga, memperdalam dan mengembangkan pemahaman
Anggota IMITR atas materi-materi Organisai. Selain itu Follow Up bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan khusus Anggota.
Diantara kegiatan Follow Up LOKAL WISDOM terdapat kegiatan yang sifatnya wajib
diselenggarakan dan diikuti oleh Anggota. Kegiatan wajib tersebut dimaksudkan sebagai upaya
pembekalan ketrampilan dasar bagi Anggota Baru. Kegiatan Follow Up yang wajib
diselenggarakan untuk anggota Baru IMITR adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan fasilitator (Training of Trainer)
2. Pelatihan Kepemimpinan
Pelatihan fasilitator harus menjadi pelatihan wajib melihat IMITR saat ini membutuhkan
banyak sekali instruktur bagi materi-materi Organisasi.
Pelatihan Kepemimpinan menjadi follow up wajib dengan pertimbangan bahwa secara
umum anggota IMITR harus mulai memahami posisi dirinya sebagai pemimpin. Pelatihan
Kepemimpinan diarahkan untuk melatih dan mengasah mental kepemimpinan anggota, sehingga
mereka siap berperan sebagai pemimpin baik formal maupun pemimpin informal.
B. PENGKADERAN INFORMAL
Pengkaderan informal berangkat dari filosofi bahwa pada hakikatnya setiap ruang, setiap
waktu dan setiap kegiatan (atau bahkan tanpa kegiatanpun), pada dasarnya dapat menjadi medium
dan kesempatan mendidik diri. Pendidikan atau dimaknai identik dalam hal ini dengan
pengkaderan, bukan saja di dalam forum pelatihan, ruang kelas dengan kurikulum tertentu;
melainkan dalam ruang sehari-hari setiap manusia, setiap anggota dan kader.
Pengkaderan Informal pada dasarnya adalah setiap bentuk kegiatan organisasi, yang dalam
pelaksanaannya bukan sekedar untuk mencapai tujuan kegiatan itu sendiri, melainkan juga
direkayasa untuk menguji dan melatih setiap anggota atau sekelompok anggota tertentu. Namun
Pengkaderan Informal juga dapat terjadi dalam kegiatan sehari-hari yang nuansa (resmi)
organisatorisnya bahkan tidak ada. Pengkaderan informal, berbeda dengan pengkaderan formal,
tidak memiliki sebuah kurikulum khusus, karena kegiatan-kegiatannya melekat dan menyatu
dengan aktivitas harian IMITR setempat.
5. Pengkaderan Informal, karena melekat dengan aktivitas harian IMITR setempat, sangat
berpengaruh terhadap perkembangan karakter/watak, mentalitas, perilaku dan kebiasaan anggota.
Oleh sebab itu proses Pengkaderan Informal sesungguhnya sangat tergantung dengan dinamika
IMITR setempat sekaligus kreatifitas anggota IMITR khususnya pengurus.
Pra-syarat dasar proses Pengkaderan Informal adalah keawasan terhadap situasi dan setiap
kegiatan. Pengurus, dalam hal ini sebagai pengelola anggota, harus memahami situasi dan
kegiatan,dapat menjadi bahan pelajaran untuk mematangkan karakter dan mentalitas
anggota/kader.
Berikut ini beberapa ragam kegiatan Pengkaderan Informal.
Ragam Kegiatan Pengkaderan Informal
1 mengundang dan mengajak anggota/kader dalam diskusi-diskusi
yang diadakan IMITR.
2 Melibatkan anggota/kader dalam kepanitiaan yang diselenggarakan
oleh IMITR.
3 mengundang dan mengajak anggota/kader dalam agenda-agenda
IMITR di publik (demonstrasi, bakti sosial, study banding dll.)
4 Membentuk kelompok-kelompok diskusi, minat dan bakat (pecinta
alam, kelompok seni-sastra dll.) sesuai dengan kebutuhan
anggota/kader;
5 Mendatangi anggota/kader baik ke kos atau kampus, mengajak
diskusi ringan (ngobrol enak) terkait masalah organisasi
6 Mendelegasikan anggota/kader, dengan tetap didampingi, dalam
diskusi atau kegiatan yang diadakan oleh organisasi lain.
Catatan tambahan perlu diketahui bahwa dalam Pengkaderan Informal tidak ada kegiatan yang
bersifat mutlak. Selain itu mesti diperhatikan bahwa setiap jenjang Pengkaderan Formal secara
logis harus diikuti dengan Pengkaderan Informal yang berbeda, yakni semakin meningkat dalam
keakraban dan kualitasnya. Sehingga Pengkaderan Informal bagi alumni LOKAL WISDOM tidak
bisa disamakan dengan Pengkaderan alumni MAPABA. Bahkan alumni kedua Pengkaderan
Formal tersebut sudah saatnya untuk dibiasakan melakukan Pengkaderan Informa lalumni
MAPABA secara terkoordinir dengan pengurus.
C. Pengkaderan Non Formal
Pengkaderan Non Formal adalah proses pengkaderan yang diarahkan untuk membangun
keterampilan dan pengetahuan khusus atau spesifik. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal
kepada Anggota bagi kebutuhan yang muncul dalam keorganisasian, kehidupan kampus dan
masyarakat serta untuk mengembangkan potensi diri kader. Sementara fungsi dari Pengkaderan
ini adalah untuk menopang dua Pengkaderan lainnya, sehingga dalam Pengkaderan Formal di
jenjang berikutnya (LOKAL WISDOM), seorang Anggota telah memiliki wawasan cukup dan
spesifikasi keahlian.
6. Sebelum Pengkaderan Non Formal diselenggarakan, kerangka tindak lanjut harus dimatangkan
terlebih dahulu Berikut ini kami sampaikan beberapa contoh kegiatan Pengkaderan Non
Formal bagi alumni di setiap Jenjang Pengkaderan Formal.
Ragam Kegiatan Pengkaderan Non Formal
PASCA
MAPABA
Pelatihan Manajemen Forum
Pelatihan Pembuatan
Proposal
Pelatihan Tata Administrasi
IMITR
Pelatihan Manajmen
Organisasi
Pelatihan Teknologi
Informasi
Pelatihan Gender
Pelatihan Jurnalistik
PASCA
LOKAL
WISDOM
Pelatihan Advokasi
Pelatihan Analisis Sosial
Pelatihan Pemetaan daerah
Pelatihan Manajemen
Konflik
Pelatihan Metode Penelitian
Pelatihan Analisis Kebijakan
Publik
Pelatihan Manajemen Aksi
Pelatihan Kepemimpinan
Pelatihan Manajemen
Organisas
Pemilahan kegiatan menurut jenjang Pengkaderan Formal ini dimaksudkan untuk
memudahkan dalam mengukur jalannya proses pengkaderan secara umum. Namun pada dasarnya
penilaian ketepatan sebuah Pelatihan diadakan, apakah untuk pasca Mapaba atau LOKAL
WISDOM, sepenuhnya harus didasarkan pada kondisi objektif Anggota.