2. keadaan gizi balita (0 – 59 bulan) yang meliputi gizi kurang (berat badan
rendah menurut panjang/tinggi badan), stunting (tinggi/panjang badan
rendah menurut usia dan jenis kelamin), dan berat badan
kurang/underweight (berat badan rendah menurut usia dan jenis
kelamin)
Kekurangan gizi (undernutrition)
perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan
panjang/tinggi badan menurut usia (TB/U) yang kurang dari -
2 Standar Deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO,
disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan
status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan
ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian
makan pada bayi dan anak yang tidak tepat.
Stunting
keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi kurus,
dimana berat badan menurut Panjang badan atau tinggi
badan (BB/TB) kurang dari -2 sampai dengan -3 standar
deviasi pada kurva pertumbuhan WHO
Gizi Kurang
keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi sangat kurus,
dimana berat badan menurut panjang badan atau tinggi
badan (BB/TB) kurang dari -3 standar deviasi pada kurva
pertumbuhan WHO
Gizi Buruk
keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi berat badan kurang,
dimana berat badan menurut usia (BB/U) kurang dari -2 sampai dengan
-3 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO
Underweight
Sumber :
Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/1928/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Stunting
Permenkes Nomor 29 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat
Penyakit
Kenaikan berat badan yang tidak adekuat. Memperlambat laju
pertumbuhan linear. Stunting selalu diawali dengan weight faltering.
Weight Faltering
DEFENISI
5. • Program dilakukan piloting project di tingkat Kelurahan 🡪 1 kelurahan menentukan
1 posyandu dengan kriteria persentase underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting
terbesar
• Standar pos edukasi : maksimal 12 anak
• SDM 1 Pos :
• (2 kader Pos dan 2 Kader Kunjungan); Ada disetiap Puskesmas Kelurahan
• Kader yang terlibat merupakan kader posyandu, Kader Dasawisma dan Kader
Jumantik (Notes : Wilayah (Lurah) dapat menentukan Kader yang terlibat dan
bertugas di Pos Jakarta Beraksi dan Monitoring/ Kunjungan rumah)
6. Workshop
Pelatihan Petugas
Puskesmas dan
Agregator
Penandatanganan
kerjasama antara
pihak aggregator
dengan pihak ketiga
Rapat koordinasi tim
keamanan pangan
tingkat provinsi
Pelatihan Keamanan
Pangan kepada pihak
ke-3
Analisis situasi
Sosialisasi tingkat
Kelurahan
Pelatihan /
Orientasi
Persiapan sarana dan
prasarana
Sosialisasi kegiatan
kepada calon peserta
Pelaksanaan
Pos Jakarta
Beraksi dan
Distribusi
bantuan makan
Monitoring dan
Evaluasi
Rapat Koordinasi
tingkat Provinsi
PROTOKOL PENGELOLAAN JAKARTA
BERAKSI MELALUI PENDEKATAN POS
EDUKASI GIZI
7. RINCIAN KEGIATAN
Sosialisasi program intervensi
permasalahan gizi melalui pendekatan
pos edukasi gizi dan pemberian
bantuan makanan tingkat Provinsi DKI
Jakarta
SASARAN : Lintas Sektor, Kolaborator,
Agregator, Mitra Potensial (Ormas)
PIC : DINAS KESEHATAN &
BIRO KSD
WORKSHOP
Pelatihan/ orientasi bertujuan agar
peserta dapat memiliki keterampilan
dalam melatih kader Posyandu dan
kader dasawisma tentang teknis
penyelenggaraan pos edukasi gizi dan
pemberian bantuan makanan
SASARAN : Tim Penanggulangan Gizi
(Dokter, Bidan, Gizi, Perawat,
Promkes, Kesling, Agregator)
PIC : DINAS KESEHATAN
PELATIHAN PETUGAS PUSKESMAS
DAN AGREGATOR • Metode Online,
• Pelatihan dilakukan
secara bergelombang
• Gelombang 1 :
Jaktim + Jakpus
• Gelombang 2 :
Jaksel + Jakut
• Gelombang 3 :
Jakbar+ Puser
• Petugas yang dilatih
dibuatkan SK oleh
Kepala Puskesmas
8. RINCIAN KEGIATAN
•Penetapan pihak ketiga yang terlibat
dalam proses penyediaan makan
•Pendokumentasian dokumen
perjanjian kerja sama
SASARAN : Agregator dan Pihak ke-3
PIC : BIRO KSD
PENANDATANGANAN KERJASAMA
AGREGATOR DENGAN PIHAK KE-3
Rapat koordinasi dilakukan untuk
meningkatkan koordinasi dengan
petugas kesehatan lingkungan di
tingkat puskesmas guna memperkuat
pelaksanaan orientasi keamanan
pangan dengan pihak ketiga (pihak
yang dikerjasamakan oleh aggregator)
Catt : Wilayah yang belum memiliki
Agregator dan pihak ke-3, maka
pengelolaan makanan dilakukan oleh
Kader
SASARAN : Petugas Kesling, Keamanan
Pangan
PIC : DINAS KESEHATAN
RAPAT KOORDINASI TIM KEAMANAN
PANGAN TIINGKAT PROVINSI
9. RINCIAN KEGIATAN
Penguatan kompetensi petugas
penyelenggara makanan sebagai
penjaminan keamanan pangan
SASARAN : Pihak ke-3 atau Kader
penyelenggara Makan
PIC : PUSKESMAS
PELATIHAN KEAMANAN PANGAN
DENGAN PIHAK KE-3 / KADER
PENYELENGGARA MAKANAN
Puskesmas bersama keder posyandu
mengidentifikasi sasaran yang
memiliki permasalahan gizi di masing-
masing posyandu dan membuat data
grafik besaran masalah gizi tersebut
sebagai bahan materi sosialisasi
tingkat kelurahan
Data :
• Peta Gizi Posyandu (Pilot Project)
• Peta Gizi tingkat Kelurahan
SASARAN : Kader Posyandu
PIC : PUSKESMAS
ANALISIS SITUASI
10. RINCIAN KEGIATAN
•Puskesmas melakukan sosialisasi dan
advokasi tingkat kelurahan 🡪 m’perkuat
dukungan serta meningkatkan koordinasi
•Ketua Kader Kesehatan tingkat Kelurahan
melakukan pemaparan gambaran situasi
masalah gizi
•Petugas memperkenalkan aggregator
serta pihak ketiga yang akan terlibat
dalam penyediaan makan (Ket : Jika
terdapat Aggregator)
•Puskesmas dan Lurah mengidentifikasi
petugas yang akan terlibat sesuai dengan
tugas dan fungsinya
SASARAN : kader posyandu, kader
dasawisma, pkk kelurahan, lurah,
puskesmas, mitra (agregator)
PIC : PUSKESMAS
SOSIALISASI TINGKAT KELURAHAN
Peningkatan pengetahuan dan
keterampilan kader dalam pelaksanaan pos
edukasi gizi dan pemberian bantuan makan
Catt: Pelatihan di fasilitatori oleh petugas
Puskesmas yang terlatih
SASARAN : Kader Dasawisma, Kader
Posyandu
PIC : PUSKESMAS
PELATIHAN/ ORIENTASI KADER
• Metode Offline,
• Fasilitator : Petugas masing-masing
Puskesmas Kelurahan (OJT)
• Komitmen (deklarasi TTD)
• Seleksi kader sebagai
pendamping (Pos Edukasi
Gizi) : Kader Pos dan Kader
Kunjungan
• Penentuan jadwal dan tempat
pelatihan
11. RINCIAN KEGIATAN
Kader bersama petugas Puskesmas
dan aggregator menyiapkan
kebutuhan pelaksanaan pos edukasi
gizi dan pemberian bantuan makanan
• Alat antropometri
• Alat masak (kompor, gas, alat masak,
tempat makan, bahan makan, alat
pengolahan MP ASI)
• Tempat lokasi penyelenggaraan
• Instrumen Kehadiran, Jadwal Pesan
Kesehatan, Permainan/ lagu-lagu
edukasi
• ATK dan Alat bahan lain/ Peraga
SASARAN : Puskesmas, Kader dan
Agregator
PIC : PUSKESMAS
PERSIAPAN SARANA DAN
PRASARANA
•Kader didampingi oleh petugas puskesmas
dan aggregator melakukan sosialisasi
untuk menyampaikan maksud dan tujuan
program serta meningkatkan motivasi
calon peserta
•Membuat komitmen : pendaftaran
(inform concern); penetapan jadwal menu
yang akan dipraktikkan; penetapan jadwal
memasak; lokasi dan waktu
SASARAN : Underweight, Gizi Kurang, Gizi
Buruk dan Stunting
PIC : PUSKESMAS
SOSIALISASI KEGIATAN KEPADA
CALON PESERTA
12. RINCIAN KEGIATAN
Pos Edukasi Gizi
•Kader Dasawismas beserta Kader posyandu
melaksanakan PROTOKOS POS EDUKASI GIZI :
(Pengisian daftar hadir peserta; menimbang
dan mengukur tinggi badan praktik memasak
dan mengolah makanan; praktik CTPS;
Menyuapi makan secara aktif; Stimulasi/
bermain; Pesan Kesehatan dan mengingatkan
jadwal pertemuan berikutnya)
Distribusi Bantuan Makan
•Kader dasawisma melakukan distribusi bantuan
makanan diluar waktu dan hari pelaksanaan pos
edukasi gizi dan melakukan monitoring dan
evaluasi
SASARAN : Underweight, Gizi Kurang,
Gizi Buruk dan Stunting
PIC : KADER
PELAKSANAAN POS EDUKASI GIZI
DAN PEMBERIAN BANTUAN MAKAN
•Petugas melakukan evaluasi terhadap hasil monitoring
dan output keberhasilan program
•Melaporkan hasil secara berjenjang
SASARAN : Aggregator, Puskesmas, Camat/ Lurah, Kader
Dasawisma, Kader posyandu dan Tim Pendamping
Keluarga
PIC : PUSKESMAS DAN AGREGATOR
MONITORING DAN EVALUASI
• Monitoring dilakukan setiap hari oleh kader dan dievaluasi setiap minggu
oleh tim Jakarta Beraksi
• Indikator Keberhasilan :
(Kenaikan BB; Kehadiran peserta; Jumlah petugas yang terlibat; Status
Gizi)
• Kendala, Tantangan, Hambatan
• Hasil monev dilaporkan ke Lurah, tembusan ke Puskesmas dan Camat,
Walikota setelah selesai periode kegiatan dilaksanakan
• Pemberian makan
menyesuaikan dengan
prinsip PMBA
13. RINCIAN KEGIATAN
1. Penyampaian laporan hasil
penyelenggaraan intervensi :
•Jumlah peserta
•Jumlah petugas yang terlibat
•Evaluasi gambaran status gizi
dan perubahan perilaku dan
hasil monitoring pelaksanaan
kegiatan
•Kendala dan hambatan serta
Rencana tindak lanjut
2. Penyampaian feedback / saran
SASARAN : Lintas Sektor
PIC : DINAS KESEHATAN
RAPAT KOORDINASI TINGKAT
PROVINSI
14. Pelaksanaan dilakukan pada hari ke-1, ke-8 dan seterusnya dilakukan
setiap 1 minggu sekali di Pos Edukasi Gizi
Pelaksana kegiatan dilakukan oleh agregator dan kader pos yang telah
mendapatkan orientasi
Dilaksanakan pemberian bantuan makanan pada hari ke-2 s/d hari ke-
7, dilanjutkan pada minggu berikutnya diluar waktu pelaksanaan pos
jakarta beraksi kecuali hari sabtu dan minggu
PROTOKOL
PELAKSANAAN POS EDUKASI GIZI
•Pengukuran BB & TB
•Kehadiran
•Praktik Masak dan Mengolah makanan
•Pemberian Edukasi Pesan Kunci
•Praktek CTPS
•Menyuapi Secara Aktif
•Stimulasi / Permainan
15. Dilaksanakan pada hari ke-2 s/d hari ke-7, dilanjutkan pada minggu berikutnya diluar waktu pelaksanaan pos jakarta
beraksi kecuali hari sabtu dan minggu
Melakukan monitoring oleh kader kunjungan (Notes : Menyiapkan instrumen monitoring)
PROTOKOL
PELAKSANAAN DISTRIBURI BANTUAN MAKAN
Pengelola makanan menyediakan makanan dan mendistribusikan ke sasaran