Dokumen tersebut membahas tentang fungsi-fungsi keluarga dalam Islam yang meliputi: (1) fungsi reproduksi, (2) fungsi ekonomi, (3) fungsi edukasi, (4) fungsi sosial, (5) fungsi protektif, (6) fungsi rekreatif, (7) fungsi afektif, dan (8) fungsi religius.
4. MENGENAI KELUARGA DALAM ISLAM
01
02
03
04
ٰىَضَقَوَٰكُّبَرَّٰلَأُوادُبْعَتَّٰلِإُٰهاَيِإِٰنْيَدِلاَوْلاِبَوْٰحِإاًناَسٰٰاَمِإَٰنَغُلْبَيََٰكدْنِعَٰرَبِكْلاُٰهُدَحَأاَمْٰوَأاَمُه ََلِك
ََٰلَفْٰلُقَتاَمُهَلٰفُأَّٰلَواَمُهْرَهْنَتْٰلُقَواَمُهَلًّٰل ْوَقًٰمي َِرك
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia.” (Qs Al isra : 23)
اَياَهُّيَأَِٰينذَلاواُنَمآواُقْٰمُكَسُفْنَأْٰمُكيِلْهَأَواًارَنُٰدوُقَواَهُٰاسَنالُٰةَارَج ِحْلاَواَهْيَلَعَٰةكِئ ََلَمََٰلِغٰظ
َٰاددِشَّٰلَٰونُصْعَيَٰ َاّللاَمْٰمُهَرَمَأَٰونُلَعْفَيَواَمَٰونُرَمْؤُي
“Hai orang-orang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari (kemungkinan siksaan) api neraka, yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah para malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. ( QS Altahrim : 6).
ُٰنُكْسَتِلٰاًجاَوْزَأْٰمُكِسُفْنَأْٰنِٰمْمُكَلَٰقَلَخْٰنَأِٰهِتاَيٰآْنِمَوَٰمْحَرَٰوًةَدَوَمْٰمُكَنْيَبَٰلَعَجَاٰوَهْيَلِإٰواًٰةٰيِفَٰنِإ
َٰونَُركَفَتَيٰم ْوَقِلٰاتَيٰآلَكِلَذ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir.”(Qs.Ar-Ruum : 21)
ِٰتاَي ِرُذَاٰوَن ِاجَوْزَٰأْنِاٰمَنَلٰ ْبَهٰاَنَبَٰرَونُلوُقَيَِٰينذَلاَوِٰإَٰينِقَتُمْلِلٰاَنْلَعْاجَٰونُيْعَٰأَةَرُقٰاَناَمًٰام
“Dan orang orang yang berkata : “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
(QS Alfurqan : 74)
6. Fungsi Reproduksi
Keluarga melalui pernikahan memiliki tujua
melestarikan keturunan. Tapi fungsi ini tidak sepenuhnya te
Pasalnya selain karena takdir Allah, pola hidup yang tidak s
memicu tidak terpenuhinya fungsi reproduksi. Di lain pihak
keluarga-keluarga yang membatasi jumlah anak karena ta
yang mahal, dan malu jika memiliki banyak anak. Selain itu ke
wanita karir cenderung tidak ingin punya anak dengan ala
mencari karir, kepuasan kehidupan dunia. Ketika kita me
ternyata justru funsi ini dipenuhi oleh para remaja hasil dari p
bebas.Tanpa pernikahan, hanya berkedok cinta atau suka sam
Fungsi Ekonomi.
Kemandirian keluarga terbentuk dengan adanya pe
kebutuhan ekonomi. Keluarga yang mandiri dapat memenu
kebutuhan hidupnya. Tidak jarang kesulitan dihadapi ole
keluarga dalam mewujutkan fungsi ini. Pengangguran
menggunung di kalangan suami.
7. Fungsi Edukasi.
Keluarga seharusnya adalah tempat pertama dan utama
dalam membina anak untuk menjadi insan yang beriman dan
bertakwa. Ibu sebagai istri dan pengatur rumah tangga memiliki
peranan yang penting dalam membina anak.
Fungsi Sosial.
Keluarga mencerminkan status sosial, bahkan kadang
prestise keluarga itu. Anggota keluarga yang punya pendidikan,
menunjukkan sebuah keluarga intelektual. Anggota keluarga yang
saleh dan salehah, menunjukkan keluarga baik-baik. Rumah yang
nyaman, rapi dan bersih, mencerminkan taraf hidup keluarga.
Namun, sekarang banyak dijumpai keluarga yang cuek dengan
masing-masing anggota keluarganya, apakah anggotanya
berperilaku baik atau buruk. Ketika anak berperilaku tak terpuji,
nama baik orang tua hancur. Seperti anak terlibat narkoba, hamil di
luar nikah atau melakukan tindak kriminalitas.
Fungsi Protektif.
Melindungi anggota keluarga dari ancaman fisik,
ekonomis dan psikososial adalah tanggungjawab keluarga. Ayah
mengayomi istri dan anak, tidak sekedar melindungi dari bahaya
fisik, tapi juga bahaya kelaparan misalnya. Karena itu, secara ideal,
anak tidak boleh diterlantarkan. Membiarkan anaknya gizi buruk
atau pergi ke luar negeri menjadi TKI/TKW hingga melalaikan
tugasnya sebagai orangtua. Memang, semua terjadi karena kondisi
buruk di dalam negeri yang memaksa mereka mengadu nasib.
8. Fungsi Rekreatif.
Keluarga merupakan pusat rekreasi untuk anggota keluarganya.
Rumah sebagai sumber kebahagiaan. Setiap anggota keluarga berperan
mewujudkan tawa, canda dan kegembiraan. Seorang ayah tidak membawa
masalah kerja ke rumah, ibu yang selalu tersenyum, anak-anak yang selalu
gembira. Namun, banyak masalah yang terjadi di keluarga saat ini, mulai
dari pertengkaran ayah-ibu kerap terdengar, bahkan di hadapan anak-anak
hingga berujung pada broken home. Sehingga anak tidak betah di rumah,
adalah pertanda keluarga tidak harmonis sehingga mencari hiburan dan
kesenangan di luar rumah.
Fungsi Afektif.
Keluarga sebagai tempat bersemainya kasih sayang, empati dan
kepedulian. Meski hal ini fitrah, namun banyak keluarga yang sudah
mengabaikannya. Banyak keluarga yang terasa formal disetiap interaksinya.
Ayah setelah lelah seharian bekerja, hanya menjadikan rumah sebagai tempat
tidur saja. Anak-anak yang telah menjadi remaja dan menemukan dunianya,
menjadikan rumah sekadar tempat singgah. Hanya sebatas minta uang saku
jika ingat ayah dan ibu.
Fungsi Religius.
Keluarga adalah tempat pertama anak mengenal nilai
keagamaan. Anak-anak dididik agama sejak dini, ayah menjadi imam dan ibu
mengenalkan anak-anak pada generasi sahabat. Ayah dan ibu menjadi
penyampai ajaran Islam, anak-anak menjadi sasaran pertamanya. Namun,
banyak keluarga yang tak lagi menjadikan agama sebagai pondasi dalam
interaksi, melainkan nilai-nilai liberal. Seperti keluarga yang mengabaikan
aspek spirutual, membebaskan anaknya memilih sendiri agamanya, atau
menyekolahkan anak ke sekolah beda agama. Hal semacam ini tidak sejalan
dengan fungsi relijius.
9. Menjaga nama baik keluarga
adalah tugas setiap manusia
karena saat manusia berbuat
kesalahan maka hal tersebut juga
tidak hanya ditimpakan pada
dirinya melainkan juga kepada
keluarganya. Memiliki keluarga
membuat bertanggung jawab tidak
hanya pada dirinya tetapi juga
kepada keluarganya.
Jalan menuju keberkahan
karena didalam keluarga ada
orangtua dan ridha Allah SWT
adalah juga merupakan ridha
orangtua.
.
Tempat dimana nilai-nilai islam
dan ajaran agama diajarkan
untuk pertama kali dan dalam
keluarga juga, orangtua serta
anak-anaknya akan menjaga
satu sama lain dari perbuatan
maksiat dan saling
mengingatkan.
11. KELUARGA
a) Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang,
terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan
memperoleh pembelaan.
b) Menurut kaidah bahasa Indonesia, sakinah mempunyai arti
kedamaian,ketentraman, ketenangan, kebahagiaan.
c) Jadi keluarga sakinah mengandung makna keluarga yang diliputi rasa
damai, tentram, keberkahan, terhormat, dan dirahmati oleh Allah SWT
yang terbentuk berlandaskan Al-Quran dan Sunnah untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
12. KELUARGA
a) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mawadah bermakna
kasih sayang.
b) Kata mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis
cinta membara, perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu
kepada pasangan jenisnya.
c) Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu
kepada pasangan jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab
yang bercorak fisik. Seperti cinta yang muncul karena kecantikan,
ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik atau muncul karena harta
benda, kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya.
13. KELUARGA
a) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rahmah atau rahmat
bermakna belas kasih; kerahiman; karunia (Allah); dan berkah (Allah).
b) Rahmah berasal dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah,
karunia, rahmat, belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta
dan kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang
tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih
“sebab”.
c) Rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di
luar batas-batas sebab yang bercorak fisik.
14. PERTAMA Rumah tangga didirikan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah
KEDUA
Rumah tangga berasaskan kasih sayang ( Mawaddah Wa
Rahma)
KETIGA Mengetahui peraturan berumah tangga
KEEMPAT Menghormati dan Mengasihi kedua Ibu dan Bapak
KELIMA Menjaga hubungan kerabat dan ipar
15. Asas yang paling penting dalam
pembentukan sebuah keluarga sakinah
ialah rumah tangga yang dibina atas
landasan taqwa, berpandukan Al-Quran dan
Sunnah dan bukannya atas dasar cinta
semata-mata. Ia menjadi panduan kepada
suami istri sekiran ya menghadapi perbagai
masalah yang akan timbul dalam
kehidupan berumahtangga. Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dalam Surat An-Nisa’
(4) ayat 59 yang artinya : “Kemudian jika
kamu selisih faham / pendapat tentang
sesuatu, maka kembalilah kepada Allah (Al-
Quran) dan Rasulullah (Sunnah)”.
01
16. Tanpa ‘al-mawaddah’ dan ‘al-Rahmah’,
masyarakat tidak akan dapat hidup dgn tenang
& aman terutamanya dlm institusi kekeluargaan.
Dua perkara ini sangat-sangat diperlukan kerana
sifat kasih sayang yg wujud dlm sebuah rumah
tangga dapat melahirkan sebuah masyarakat
yang bahagia, saling menghormati, saling
mempercayai dan tolongmenolong. Tanpa kasih
sayang, perkawinan akan hancur, kebahagiaan
hanya akan menjadi angan-angan saja.
17. Dalam Surat An-Nisa’(4) : 34 yang artinya :“Kaum laki-
laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita
yang saleh,ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh
Karena Allah Telah memelihara (mereka). Maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.Kemudian
jika mereka mentaatimu. Maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”.
18. Perkawinan bukanlah semata-mata
menghubungkan antara kehidupan kedua
pasangan tetapi ia juga melibatkan seluruh
kehidupan keluarga kedua belah pihak,
terutamanya hubungan terhadap ibu bapak
kedua pasangan.
Dalam Surah al-Ankabut (29) ayat 8 : yang
artinya :“Dan kami wajibkan manusia (berbuat)
kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya, dan
jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”
19. Antara tujuan ikatan perkawinan ialah untuk
menyambung hubungan keluarga keduabelah
pihak termasuk saudara ipar kedua belah pihak
dan kerabat-kerabatnya. Karena biasanya masalah
seperti perceraian timbul disebabkan
kerenggangan hubungan dengan kerabat dan ipar.
20. MENJADI KELUARGA BERDASARKAN
ISLAM
3
Ketika belum dikaruniai anak, cintailahnistri atau
suami dengan sepenuh hati
1
Menyadari adanya lika – liku kehidupan
2
Ketika biduk rumah tangga oleng, janganlah
saling berlepas tanggan tetapi sebaliknya justru
semakin erat berpegangan tangan
4
Ketika sudah mempunyai anak, jangan bagi cinta
kepada suami atau istri dan anak-anak dengan
beberapa bagian tetapi cintailah suami-istri dan anak -
anak dengan masing-masing sepenuh hati.
21. 7
Jika Anda adalah suami, boleh bermanja-manja bahkan
bersifat kekanak-kanakan kepada istri dan segeralah
bangkit menjadi pria perkasa secara bertanggung-jawab
ketika istri membutuhkan pertolongan.
5
Ketika ekonomi keluarga belum membaik, yakinlah
bahwa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding lurus
dengan tingkat ketaatan suami istri kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
6
Jika Anda seorang istri, tetaplah anda berlaku elok,
tampil cantik dan gemulai serta lemah embut, tetapi
harus selalu siap menyelesaikan semua pekerjaan
dengan sukses.
8
Ketika mendidik anak, jangan pernah berpikir bahwa
orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak
pernah marah kepada anak, karena orang tua yang
baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.
23. Dari shahabat Abi Shirmah radhiyallahu Ta'ala 'anhu beliau berkata,
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim,
maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang
merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah akan
menyusahkan dia."
(Hadits riwayat Abu Dawud nomor 3635, At Tirmidzi nomor 1940 dan
dihasankan oleh Imam At Tirmidzi).