Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
TOGA.ppt
1. PENGEMBANGAN KAMPUNG KONSERVASI
TUMBUHAN OBAT KELUARGA (TOGA)
SEBAGAI MODEL KETAHANAN OBAT MASYARAKAT
MELALUI REKAYASA TRI-STIMULUS AMAR
(ALAMIAH, MANFAAT, RELA) PRO-KONSERVASI DAN MENJALIN
KEMITRAAN
Ketua Tim:
Dr. Ir. H. Ervizal A. M. Zuhud, MS.
DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS KEHUTANAN
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
Agustus 2010
3. 3
Jenis penyakit utama:
batuk/radang saluran
pernapasan, kudis dan radang
kulit, tifus, diare, tekanan darah
tinggi, disentri, radang lambung
dan usus, dan radang sendi
REVITALISASI KONSERVASI TOGA 2009
Spesies TO prioritas
sambiloto, meniran, takokak,
pegagan, temulawak, jahe,
jeruk nipis, binahong, mahkota
dewa, rosella, pule pandak,
sangitan, sirih, brotowali, sirsak
dan kenikir
Respon masyarakat:
TOGA kembali dikenal,
dimanfaatkan, dan bahkan mulai
diramu menjadi produk sediaan
yang siap dikonsumsi untuk
berbagai macam penyakit.
Kegiatan
Penelitian
2010:
Tri
Stimulus
Alamiah
Manfaat
Rela
(AMAR)
Pro-
Konservasi
dan
Menjalin
Kemitraan
2009
1) Terdata 233 spesies
TO
2) 21 spesies TO sering
digunakan oleh
masyarakat
1) Terdata 237 spesies
TO
2) 95 spesies TO sering
digunakan oleh
masyarakat
Kampung
Pabuaran
Sawah
Kampung
Carangpulang
Kampung
Cangkrang
Kampung
Gunung Leutik
R
e
v
i
t
a
l
i
s
a
s
i
K
o
n
s
e
r
v
a
s
i
T
O
G
A
7. 7
DESAIN PENELITIAN
Tri Stimulus AMAR Pro-Konservasi
TOGA
Stimulus Alam
Nilai-nilai alamiah TOGA sbg prasyarat
keberlanjutan konservasinya, masyarakat
harus memahami budidaya yg sesuai dengan
karakteristk bioekologi setiap spesies
tumbuhan obat.
Stimulus Manfaat
Nilai-nilai manfaat untuk pengobatan
penyakit dan nilai financial dan ekonomi
lainnya.
Stimulus Rela
Nilai-nilai yg menjamin tumbuh kerelaan
masyarakat untuk konservasi TOGA, mis.
punya hak akses untuk manfaat TOGA secara
legal, ada sistem insentif dan disinsentif
dalam kelompok masyarakat, free rider tidak
terjadi, dll.
Sikap Konservasi
Cognitive
persepi,
pengetahuan,
pengalaman,
pandangan,
keyakinan
Affective
emosi, suka-tak
suka, senang- benci,
dendam, sayang,
cinta dll
Overt actions
kecenderungan
bertindak
Konservasi
TOGA
(pemanfaatan
berkelanjutan)
jadi kenyataan
di lapangan
Perilaku
Aksi
Konservasi
TOGA
8. TUJUAN
Memantapkan program TOGA secara
berkesinambungan dengan mengembangkan
model “Kampung Konservasi TOGA” melalui
rekayasa Tri-Stimulus AMAR Pro-Konservasi TOGA
Menyusun Modul Paket Teknologi Kampung
Konservasi TOGA berdasarkan proses
pembelajaran dengan masyarakat dan para
stakeholders selama ini.
9. KELUARAN DAN MANFAAT
Terwujudnya model “Kampung Konservasi TOGA” untuk mencapai
ketahanan obat
Terbangunnya stimulus alamiah, manfaat dan kerelaan untuk pendorong
sikap dan perilaku masyarakat dalam pengembangan konservasi TOGA.
Tersusunnya paket pengetahuan dan teknologi “Kampung
Konservasi TOGA”
Meliputi modul inventarisasi & konservasi keanekaragaman TO, budidaya
TO unggulan, proses pembuatan, pengemasan dan penggunaan obat herbal,
kewirausahaan, pemberdayaan masyarakat melalui rekayasa “Tri-Stimulus
AMAR Pro-Konservasi”.
Diperolehnya pengetahuan dan pengalaman baru tentang pengembangan
“Kampung Konservasi TOGA”. Hal ini berguna sebagai acuan atau pedoman
atau contoh pembelajaran dalam replikasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat di lokasi kampung lainnya.
10. 10
METODOLOGI
Penguatan dan
pemantapan kelompok
kader konservasi TOGA
Pelatihan konservasi TOGA
Pendampingan dalam
kegiatan, koordinasi, &
menjalin kemitraan
Penyusunan laporan dan
sosialisasi hasil
Seminar Hasil Penelitian
1. Survei lapangan
2. Dialog interaktif/Diskusi
3. Pemetaan penyebaran TOGA
4. Pengembangan budidaya
5. Pasca panen
6. Pembuatan produk-produk
obat tradisional
7. Pemasaran bahan baku,
simplisia, dan produk-produk
obat tradisional
8. Praktek pengobatan
tradisional
9. Pendampingan seluruh
kegiatan
10.Koordinasi dan menjalin
dukungan dan kemitraan
dengan stakeholders
11.Pengolahan dan analisis
data
12.Monitoring dan evaluasi
13.Penyusunan laporan
14.Pembuatan bahan sosialisasi
dan promosi
15.Presentasi & Diskusi
Metode
11. PENGUATAN & PEMANTAPAN KELOMPOK
KADER KAMPUNG KONSERVASI TOGA
Evaluasi kinerja kelompok
Pembuatan produk-produk TOGA oleh beberapa anggota
kelompok secara individu
Penyebarluasan pemakaian produk TOGA
Pemasaran produk dalam lingkup kecil (kampung),
Adanya konflik antar anggota kelompok yang dipicu oleh
kesalahpahaman
Pemantapan kembali kepengurusan dan keanggotaan
kelompok melalui pendampingan
12. PENGUATAN & PEMANTAPAN KELOMPOK
KADER KAMPUNG KONSERVASI TOGA
Konflik internal
Konflik antar anggota telah mengurangi semangat sebagian
anggota dan menyebabkan ketidakpedulian terhadap
kelompok.
Evaluasi kinerja kelompok sangat tepat dilakukan, sehingga
tujuan awal membuat kelompok Konservasi TOGA kembali
diingat dan dirasakan kepentingannya oleh semua anggota
kelompok.
Dengan semangat baru, seluruh anggota kelompok sepakat
untuk memulai kembali kegiatan kelompok dan ingin
mengajak masyarakat sekitar untuk dapat ikut mengenal dan
memanfaatkan TOGA.
17. 17
KEGIATAN PROMOSI PRODUK KAMPUNG KONSERVASI
TOGA PADA PAMERAN DAN LOKAKARYA NASIONAL
TANAMAN OBAT INDONESIA DI KEMENTERIAN
KEHUTANAN: 28-30 JULI 2010
18. KEGIATAN KOORDINASI & MENJALIN KEMITRAAN
DENGAN INSTITUSI TERKAIT
Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia
(POKJANAS TOI) dan
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT, BALITBANGKES)
(1) Kerjasama penelitian untuk saintifikasi jamu berbasis pelayanan
kesehatan untuk spesies tumbuhan obat Takokak (Solanum torvum)
yang berkhasiat untuk mengobati gangguan prostat,
(2) B2P2TO-OT bersedia menjadikan program “Kampung Konservasi TOGA”
sebagai wadah untuk sosialisasi dan aplikasi hasil-hasil penelitian
saintifikasi jamu guna percepatan pengembangan sistem kesehatan
mandiri masyarakat.
20. KESIMPULAN
Mewujudkan Kampung Konservasi TOGA bukan sekedar membuat
produk-produk TOGA dan meningkatkan finansial keluarga saja,
namun lebih kepada membangun sikap dan perilaku
masyarakat berbasis Tri-stimulus AMAR (Alamiah, Manfaat,
dan Rela) dalam melaksanakan Konservasi TOGA tersebut.
Kampung Konservasi TOGA merupakan program yang sangat
mungkin untuk mewujudkan Ketahanan Obat Masyarakat
Indonesia
Proses tersebut memerlukan waktu yang panjang (tahunan) dan
memerlukan pendampingan yang terus-menerus, sehingga sikap
dan perilaku mewujudkan Kampung Konservasi TOGA benar-
benar merupakan dorongan kristalisasi dari Tri-Stimulus AMAR
Pro-Konservasi.