SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MAKALAH KARAKTERISTIK INOVASI DAN LAJU ADOPSI
(STUDI KASUS : INOVASI PRODUK PAKAN TERNAK ITIK H-BIOPRO
TERHADAP PANGAN DAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT)
Diajukan sebagai tugas praktikum mata kuliah Komunikasi Pembangunan
Disusun Oleh :
Ahmad Dzacky M 200110180195
Dimas Arif Nugraha 200110190322
Adhira A Exa P 200110190327
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2023
i
KATA PENGANTAR
Pada dasarnya untuk mengetahui tingkat lebih lanjut dari suatu ilmu
pengetahuan adalah mempelajari dan mengetahui terlebih dahulu deskripsi awal dari
suatu ilmu tersebut. Langkah awal tersebut merupakan suatu jalan penghubung agar
pikiran kita mampu untuk menguasai ilmu pengetahuan yang akan di pelajari,
contohnya adalah ilmu komunikasi pembangunan. Dalam pemahan awal kita harus
mengetahui latar belakang, definisi, unsur, terminologis atau istilah-istilah merupakan
dasar awal dari suatu pembelajaran agar kita mampu lebih dalam mendalami suatu
ilmu pengetahuan. Maka dari itu kami menulis sebuah karya ilmiah yaitu makalah.
Penuliasan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mengulang mata
kuliah komunikasi pembangunan yang tugas makalah studi kasus berjudul “(STUDI
KASUS INOVASI PRODUK PAKAN TERNAK ITIK H-BIOPRO TERHADAP
PANGAN DAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT)” dapat diselesaikan.
kelompok mengula mata kuliah Komunikasi Pembangunan dengan segala hormat
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak M. Ali Mauludin,S.Pt.,M.Si
sebagai dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Pembangunan yang telah
menyanggupi membimbing mahasiswa yang mengulang mata kuliah Komunikasi
Pembangunan. Akhir kata, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah
membantu. kelompok mengulang sangat berharap saran dan kritik yang membangun
untuk menyempurnakan makalah studi kasu sini.
Sumedang, 01 Juli 2023
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
I .....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................... 2
II....................................................................................................................................3
DESKRIPSI KASUS...................................................................................................3
III..................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................5
3.1 Adopsi............................................................................................................................. 5
3.2 Karakteristik Inovasi....................................................................................................... 5
3.3 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Adopsi........................................................... 6
3.4. Difusi ............................................................................................................................. 8
IV ................................................................................................................................10
PENELAAHAN KASUS ..........................................................................................10
V..................................................................................................................................14
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................14
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................................................................. 15
1
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan merupakan suatu usaha pengembangan serta pemanfaatan dari hewan
ternak, terutama berperan sebagai sumber pangan masyarakat. Sumber pangan
masyarakat akan berjalan efektif apabila pemeliharaan ternak dikelola secara tepat,
misalnya pada pembibitan atau pakan ternak. Pembibitan dilakukan dalam perbaikan
mutu genetik, sedangkan pakan ternak dilakukan dalam pemberian nutrisi makanan
pada ternak. Kedua hal tersebut perlu dikembangkan semaksimal mungkin karena
jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya.
Konsentrasi sektor peternakan pada pakan ternak mengalami berbagai hambatan,
baik pada bahan baku maupun pengetahuan dalam mengelola bahan baku tersebut.
Hingga saat ini, bahan baku pakan bergantung pada impor sehingga cukup sulit
dalam mengembangkan bahan paku pakan domestik serta pengolahannya agar dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Ditambah lagi dengan perkembangan zaman
yang menuntut percepatan swasembada daging dalam pemenuhan pangan masyarakat
serta tingkat pendapatan masyarakat untuk memajukan perekonomian lokal, maka
pakan ternak menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan keberlangsungan
usahanya dalam peternakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya inovasi agar mampu
beradaptasi dalam perkembangan zaman atau mengimbangi tingkat kebutuhan
pangan dan pendapatan masyarakat. Salah satu inovasi pakan ternak di Indonesia
yaitu herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol yang berasal dari bahan
lokal, bernama H-Biopro. Produk tersebut diperuntukkan pada unggas terutama itik
yang bekerja secara efektif dalam meningkatkan kecernaan dan kesehatan unggas. H-
2
Biopro sebagai produk peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana (Unud)
tidak hanya bermanfaat dalam kualitas daging itik untuk konsumsi masyarakat,
namun berdampak pula dalam meningkatkan pendapatan serta perekonomian
masyarakat karena biaya produksi yang cukup murah.
Kasus mengenai inovasi pakan ternak H-Biopro dianalisis oleh penulis
berdasarkan salah satu bahasan dalam komunikasi pembangunan yaitu Karakteristik
Inovasi dan Laju Adopsi. Bahasan teori tersebut mencakup pengertian adopsi dan
inovasi, ciri-ciri inovasi, faktor yang memengaruhi laju adopsi, efek dan proses
difusi, komponen sistem sosial yang berperan dalam proses difusi, serta kategori
adopter sebagai penerima inovasi. Khususnya pada kasus ini ditekankan bahasan
mengenai pengertian adopsi dan inovasi, karakteristik inovasi, serta kategori adopter
dalam inovasi produk pakan ternak H-Biopro.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari makalah praktikum studi kasus ini yaitu :
1. Mengetahui cakupan materi dari karakteristik inovasi
2. Mengetahui cakupan materi dari laju adopsi
3. Menganalisis adopsi dan inovasi dari kasus
4. Menganalisis karakteristik inovasi dari kasus
5. Menganalisis kategori adopter inovasi dari kasus
3
II
DESKRIPSI KASUS
Itik merupakan jenis unggas air yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan
masyarakat sebagai salah satu sumber penghasil protein hewani, berupa telur dan
daging. Itik membutuhkan suplemen diet yang berguna untuk meningkatkan
percernaan dan kesehatan pada itik itu sendiri. Di era sekarang harga bahan
suplemen diet untuk unggas terutama itik cukup mahal. Dan itu akan berdampak bagi
pendapatan peternak dan ekonomi masyarakat. Dengan adanya program masyarakat
kemenristek/BRIN, peneliti Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang diketuai
oleh Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si melakukan penelitian dengan mengembangkan
herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol . Penelitian ini bekerja sama
dengan CV Timan Agung dan diproduksikan di Desa Kelating, Kabupaten Tabanan.
Peneliti Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang bekerja sama dengan
CV Timan Agung ini menghasilkan dua buah produk yaitu pakan itik organic rendah
kolesterol dan herbal probiotik. Sebelumnya penelitaan ini dilakukan kajian selama 3
tahun. Berawal dari pemetaan lokasi peternakan, identifikasi materi herbal probiotik,
dan terakhir pakan itik rendah kolesterol. Pakan itik ini terbuat dari silase siput
sawah, gandos, jagung, dedak, dan tepung daun papaya yang kemudian difermentasi
dengan menggunakan mikroba efektif dari bahan lokal (hama). Dengan menggunakan
bahan lokal, biaya produksi yang dibutuhkan cukup rendah dan dapat membantu
ekonomi para petani. Produk pakan itik diet kolesterol ini memiliki manfaat untuk
meningkatkan kualitas daging itik. H-biopro merupakan label dari herbal probiotik
dalam bentuk tablet dan cair yang artinya probiotik plus herbal. H-Biopro ini
berfungsi meningkatkan nafsu makan, meningkatkan stamina, meningkatkan daya
tahan unggas terhadap penyakit, dan mengurangi bau tidak sedap pada kotoran.
4
Penelitian ini menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Udayana
bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai produksi pupuk organic dan
meningkatkan wawasan dalam bidang kewirausahaan. Dalam berwirausaha
membutuhkan strategi pemasaran tersendiri agar mencapai target dan memperluas
pasar penjualan produk. Strategi pemasaran untuk kedua produk ini dilakukan dengan
melalui jejaring alumni dan metode konsinyasi serta secara online.
5
III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Adopsi
Definisi adopsi menurut Departemen (1996) dapat diartikan sebagai proses
perubahan perilaku yang baik, bentuknya adalah: pengetahuan (cognitive), sikap
(affective) dan keterampilan (psychomotoric) pada diri seseorang yang telah
menerima inovasi dari penyuluh. Penerimaan di sini bukan berarti sekedar “tahu”,
tetapi sampai benar-benar berhasil dan diterapkan dalam kehidupan dan usahanya
sehari-hari. Menurut Soekartawi (2005), adopsi inovasi merupakan sebuah proses
pengubahan sosial dengan adanya penemuan baru yang dikomunikasikan kepada
pihak lain, kemudian diadopsi oleh masyarakat atau sistem sosial
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan ide baru sebagai tindakan
terbaik. Keputusan inovasi merupakan proses psikologis, dari saat seseorang
mengenali suatu inovasi, dia mengambil keputusan untuk menerima atau menolak
dan kemudian mengkonfirmasi keputusan tersebut. Keputusan inovasi adalah cara
pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan Fahrianoor, 2004). Proses
pengambilan keputusan inovatif merupakan proses dimana seseorang membentuk
sikap terhadap inovasi, mulai dari pengetahuan awal tentang inovasi, hingga
memutuskan untuk menolak atau menerima, mengimplementasikan ide-ide baru dan
menegaskan keputusan inovatif (Rogers 1983).
3.2 Karakteristik Inovasi
Karakteristik Inovasi menurut Roger (1983) dibagi menjadi lima yaitu sebagai
berikut.
1) Keunggulan relatif (relative advantage)
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/
unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi,
6
seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain.
Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat
inovasi tersebut dapat diadopsi.
2) Kompatibilitas (compatibility)
Kompatibilitas adalah derajat dimana suatu inovasi tersebut dianggap
konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan
pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan
mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible)
3) Kerumitan (Complexity)
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit
untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah
dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya.
Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat
suatu inovasi dapat diadopsi.
4) Kemampuan diuji cobakan (trialability)
Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat
diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam tempat
sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat cepat
diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukkan keunggulannya.
5) Kemampuan diamati (abservability)
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat
terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi,
semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi.
3.3 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Adopsi
Menurut Mardikanto (1993) kecepatan adopsi dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain yaitu:
1. Sifat Inovasi
7
Sifat inovasinya sendiri, baik intrinsik (yang melekat pada inovasinya sendiri)
maupun sifat ekstrinsik (menurut/dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
2. Sifat sasarannya
Dilihat dari karakteristik sasarannya, dikemukakan oleh Rogers and
Shoemaker (1971)bahwa dalam setiap kelompok masyarakat terbagi menjadi 5
(lima) kelompok individu berdasarkan tingkat kecepatannya mengadopsi yaitu
kelompok perintis (innovator), Kelompok pelopor (early adopter), Kelompok
penganut dini (early mayority), Kelompok penganut lambat (late mayorty), dan
Kelompok orang-orang kolot/naluri (laggard).
3. Cara pengambilan keputusan
Terlepas dari ragam karakteristik individu dan masyarakat, cara pengambilan
keputusan yang dilakukan untuk mengadopsi sesuatu inovasi juga akan
mempengaruhi kecepatan adopsi. Tentang hal ini, jika keputusan adopsi dapat
dilakukan secara pribadi relatif lebih cepat dibandingkan pengambilan keputusan
berdasarkankeputusan bersama warga masyarakat yang lain, apalagi jika harus
menunggu peraturan-peraturan tertentu seperti: rekomendasi pemerintah.
4. Saluran komunikasi yang digunakan
Inovasi dapat dengan mudah dan jelas dapat disampaikan lewat media masa,
atau sebaliknya jika kelompok sasarannya dapatdengan mudah menerima inovasi
yang disampaikan melalui media masa, maka proses adopsi akan berlangsung
relatif lebih cepat dibandingkan dengan inovasi yang harus disampaikan lewat
media antar pribadi.
5. Keadaan penyuluh
Kecepatan adopsi ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan oleh penyuluh,
khususnya tentang upaya yang dilakukan penyuluh untuk “mempromosikan”
inovasinya. Semakin rajin penyuluhnya menawarkan inovasi, proses adopsi
semakin cepat pula.
6. Ragam sumber informasi
8
Kecepatan adopsi inovasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
sasaran penyuluhan pada tiap tahapan adopsi sangat dipengaruhi oleh ragam
sumber informasi yang menyampaikannya.
3.4. Difusi
Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) proses difusi merupakan bagian dari
proses perubahan sosial. Perubahan sosial adalah proses dimana perubahan terjadi
dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Beberapa komponen sistem sosial yang
berperan pada proses difusi antara lain yaitu:
1. Anggota sistem sosial sebagai penerima inovasi
2. Peranan agen pembaharu
3. Peranan tokoh masyarakat sebagai sumber bagi penyebaran inovasi
4. Saluran komunikasi yang digunakan.
Kartasapoetra (1991), menyatakan bahwa terdapat lima kategori adopter
berdasarkan keinovatifannya dapat dibedakan berdasarkan karakteristik adopter,
yaitu:
a. Innovator
Inovator merupakan golongan yang selalu merintis, mencoba dan
menerapkan teknologi baru dalam peternakan dan mampu mengajak peternak
untuk ikut dalam penyuluhan. Peternak inovator mempunyai sifat selalu ingin
tahu, ingin mencoba, ingin mengadakan kontak dengan para ahli untuk
memperoleh informasi baru.
b. Early adopter (Pelopor)
Golongan pelopor atau early adopter merupakan golongan yang
mengusahakan sendiri pembaharuan teknologi dan lebih meyakini adanya
agen pembaharu (penyuluh).
c. Early majority (Penganut Dini)
9
Early majority ini adalah golongan orang yang selangkah lebih maju.
Mereka biasanya orang yang pragmatis, nyaman dengan ide yang maju,
tetapi mereka tidak akan bertindak tanpa pembuktian yang nyata tentang
keuntungan yang mereka dapatkan dari sebuah produk baru
d. Late majority (Penganut Lambat)
Penganut lambat adalah orang-orang yang konservatif pragmatis yang
sangat membenci risiko serta tidak nyaman dengan ide baru sehingga
mereka belakangan mendapatkan inovasi setelah mereka mendapatkan contoh.
e. Laggard (Kolot)
Golongan laggard adalah golongan akhir yang memandang inovasi atau
sebuah perubahan tingkah laku sebagai sesuatu yang memiliki risiko tinggi.
10
IV
PENELAAHAN KASUS
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan ide baru sebagai tindakan
terbaik. Keputusan inovasi merupakan proses psikologis, dari saat seseorang
mengenali suatu inovasi, dia mengambil keputusan untuk menerima atau menolak
dan kemudian mengkonfirmasi keputusan tersebut. Keputusan inovasi adalah cara
pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan Fahrianoor, 2004). Dalam
menjalankan proses adopsi perlu diperhatikan beberapa hal yang penting seperti
sikap, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat diterapkan dengan benar.
Proses pengambilan keputusan inovatif adalah proses dimana seseorang
membentuk sikap terhadap inovasi, mulai dari pengetahuan awal tentang inovasi,
hingga memutuskan untuk menolak atau menerima, mengimplementasikan ide-ide
baru dan menekankan pada keputusan inovatif (Rogers 1983). Pada deskripsi kasus
dijelaskan bahwa para peneliti Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang
diketuai oleh Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si melakukan penelitian dengan
mengembangkan herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol karena
kesadaran akan mahalnya harga suplemen diet untuk itik yang mahal di era sekarang
ini. Selain itu para peneliti juga bekerja sama dengan CV Timan Agung dimana
nantinya hasil produk ini dijual dengan harga murah dan dapat berimplikasi bagi
pendapatan peternak dan ekonomi masyarakat sekaligus keterlibatan mahasiswa
dalam kasus ini yang nantinya dapat meningkatkan wawasan para perorangan yang
terlibat dalam bidang kewirausahaan. Kasus inovatif ini dapat dihubungkan dengan
Karakteristik Inovasi. Karakter didefinisikan sebagai ciri khas atau watak atau
karakter yang dimiliki oleh setiap individu, tingkah laku, tanda khas. Inovasi adalah
gagasan, proyek, metode baru yang dipersepsikan atau diamati dalam bentuk individu
atau kolektif (masyarakat), diwujudkan dalam bentuk penemuan atau penemuan.
11
Berdasarkan pengertian di atas maka karakteristik inovasi dapat diartikan
sebagai ciri atau karakter dari suatu gagasan, atau metode yang dianggap sebagai atau
berupa ciptaan atau penemuan kepada seseorang atau sekelompok orang
(Masyarakat). Menurut Roger (1983) Karakteristik Inovasi dibagi menjadi 5 yaitu :
1) Keunggulan relatif (relative advantage)
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/
unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi,
seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Dimana
pada kasus yang dijelaskan diharapkan nantinya dengan dihasilkannya suplemen
dan pakan diet itik yang murah, masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang yang
lebih untuk membeli suplemen dan pakan herbal probiotik yang nantinya bisa
dijual kembali sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak dan masyarakat
yang terlibat.
2) Kompatibilitas (compatibility)
Kompatibilitas adalah derajat dimana suatu inovasi tersebut dianggap
konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan
pengadopsi. Dalam kasus tersebut Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si dari Fakultas
Peternakan Udayana melakukan pengkajian selama 3 tahun lalu melakukan
penelitian dengan tujuan nantinya dapat membantu para peternak unggas
khususnya peternak itik dalam hal pakan diet kolesterol dan suplemen.
3) Kerumitan (Complexity)
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit
untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah
dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya.
Pada kasus ini, suplemen dan pakan dibuat dengan silase siput sawah, gandos,
jagung, dedak, dan tepung daun papaya dimana bahan ini termasuk bahan lokal
yang murah dan mudah didapatkan dan dapat juga membantu ekonomi para petani.
4) Kemampuan diuji cobakan (trialability)
12
Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat
diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam tempat
sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Dalam hal ini CV Timan
Agung siap bermitra dengan unit PPUPIK dalam pemasaran yang nantinya akan
dijual menggunakan metode konsinyasi dan secara online, selainitu CV Timan
Agung juga sudah memiliki jaringan pemasaran yang luas dikalangan petani dan
peternak sehingga memudahkan para adaptor untuk mengetahui seberapa efektif
produk yang dihasilkan.
5) Kemampuan diamati (abservability)
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat
terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi,
semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi.
Dalam kasus ini tim UNUD melibatkan para mahasiswa tentang pupuk organik
dalam program magang agar dapat meningkatkan wawasan para mahasiswa dalam
bidang kewirausahaan yang nantinya dapat diimplementasikan dan bermanfaat
bagi masyarakat khususnya para peternak.
Berdasarkan keinovatifan tim peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas
Udayana yang diketuai oleh Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si dan dibantu oleh CV Timan
Agung terdapat beberapa yang termasuk kedalam karakteristik adopter, yaitu
Innovator yang didefinisikan sebagai golongan yang selalu merintis, mencoba
dan menerapkan teknologi baru dalam peternakan dan mampu mengajak
peternak untuk ikut dalam penyuluhan. Dimana pada kasus ini Ir. Ni Gusti Ketut
Roni M.Si –lah yang memiliki gagasan untuk melakukan pengembangan suplemen
herbal probiotik dan pakan Itik diet kolesterol . Pada kasus ini juga Golongan
pelopor atau early adopter merupakan golongan yang mengusahakan
sendiri pembaharuan teknologi dan lebih meyakini adanya agen pembaharu
(penyuluh). Pada kasus ini yang termasuk golongan pelopor yaitu CV Timan Agung
13
dan mahasiswa yang ikut dalam program magang yang nantinya akan terus
mengembangkan dan memasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan.
14
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Peternakan merupakan suatu usaha pengembangan serta pemanfaatan dari
hewan ternak yang berperan penting sebagai sumber pangan masyarakat serta akan
berjalan efektif apabila pemeliharaan ternak dikelola secara tepat. Konsentrasi sektor
peternakan pada pakan ternak mengalami berbagai hambatan sehingga bergantung
pada impor yang mengakibatkan cukup sulit dalam mengembangkan bahan paku
pakan domestik serta pengolahannya agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi agar mampu beradaptasi dalam
perkembangan zaman atau mengimbangi tingkat kebutuhan pangan dan pendapatan
masyarakat. Dimana inovasi tersebut diadopsi dari suatu hal yang kemudian diadopsi
kembali oleh masyarakat atau sistem sosial
Salah satu inovasi pakan ternak di Indonesia yaitu herbal probiotik suplemen
dan pakan itik diet kolesterol yang berasal dari bahan lokal, bernama H-Biopro.
Produk tersebut diperuntukkan pada unggas terutama itik yang bekerja secara efektif
dalam meningkatkan kecernaan dan kesehatan unggas. Dikarenakan harga bahan
suplemen diet untuk unggas yang cukup mahal, maka dilakukanlah penelitian oleh
peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang diketuai oleh Ir. Ni Gusti
Ketut Roni M.Si dengan mengembangkan herbal probiotik suplemen dan pakan itik
diet kolesterol. Penelitian ini bekerja sama dengan CV Timan Agung dan
diproduksikan di Desa Kelating, Kabupaten Tabanan yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan mengenai produksi pupuk organik dan meningkatkan
wawasan dalam bidang kewirausahaan. Pada kasus ini suplemen dan pakan dibuat
dengan silase siput sawah, gandos, jagung, dedak, dan tepung daun papaya dimana
bahan ini termasuk bahan lokal yang murah dan mudah didapatkan dan dapat juga
15
membantu ekonomi para petani. H-Biopro ini berfungsi meningkatkan nafsu makan,
meningkatkan stamina, meningkatkan daya tahan unggas terhadap penyakit, dan
mengurangi bau tidak sedap pada kotoran.
Dalam kasus ini peneliti selain berperan sebagai innovator juga berperan
sebagai adaptor begitu pula dengan masyarakat yang berperan sebagai adaptor karena
mengadopsi ide dari inovasi tersebut,
5.2 Saran
Jika hasil pengembangan inovasi yang diadopsi dari herbal probiotik
suplemen dan pakan itik diet kolesterol yaitu H-Biopro yang diproduksikan di Desa
Kelating, Kabupaten Tabanan berhasil, sebaiknya dapat diproduksikan juga pada
daerah lain yang memiliki peternakan unggas berpotensi serta menyantumkan nama
daerah tersebut pada berita atau artikel-artikel agar produksinya semakin meluas dan
diketahui banyak masyarakat terutama peternak, sehingga inovasi tersebut akan terus
bermanfaat dan diharapkan dapat memperbaiki konsentrasi sektor peternakan pada
pakan ternak.
16
DAFTAR PUSTAKA
Everett M. Rogers. 1983. Diffusion of Innovations. London: The Free Press.
Kartasapoetra, A.G. 1991. Tenologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta
Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. (Cetakan Kedua). Penerbit
Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta
Suprapto, S., Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
Rogers, E.M. dan Shoemaker, F.F. 1971. Communication of Innovations, London:
The Free Press.
Rogers, Everett.(1983). Diffusion of Innovation Third Edition. New York: The Free
Press.
17
Lampiran

More Related Content

Similar to Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx

Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatanppghybrid4
 
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2almansyahnis .
 
Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan di universitas muhammadiyah yog...
Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan di universitas muhammadiyah yog...Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan di universitas muhammadiyah yog...
Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan di universitas muhammadiyah yog...Amila240498
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFppghybrid4
 
Kbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiKbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiJasmin Jasin
 
Program kreativitas mahasiswa kwu menjelang uas smt 1 PBI 1A
Program kreativitas mahasiswa kwu menjelang uas smt 1 PBI 1AProgram kreativitas mahasiswa kwu menjelang uas smt 1 PBI 1A
Program kreativitas mahasiswa kwu menjelang uas smt 1 PBI 1AIzmi KM
 
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureArtikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureWahyu Yuns
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianFirman Ali Tatag
 
Materi ajar berbasis problem based learning m5 kb3 dk
Materi ajar berbasis problem based learning m5 kb3 dkMateri ajar berbasis problem based learning m5 kb3 dk
Materi ajar berbasis problem based learning m5 kb3 dkDediKusmana2
 
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdfMODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdfmaulianaamirudin
 
Pkwu bab iv sem 2
Pkwu bab iv sem 2Pkwu bab iv sem 2
Pkwu bab iv sem 2hasanslide
 
KARYA TULIS ILMIAH_HERFANZ BORANDA PUTRA.docx
KARYA TULIS ILMIAH_HERFANZ BORANDA PUTRA.docxKARYA TULIS ILMIAH_HERFANZ BORANDA PUTRA.docx
KARYA TULIS ILMIAH_HERFANZ BORANDA PUTRA.docxHerfanzBorandaPutra
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4ppghybrid4
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANDiah Octarinie
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)MOSES HADUN
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Syawalina Soerbakti
 

Similar to Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx (20)

Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
 
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
 
Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan di universitas muhammadiyah yog...
Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan di universitas muhammadiyah yog...Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan di universitas muhammadiyah yog...
Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan di universitas muhammadiyah yog...
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDF
 
Kbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiKbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologi
 
Program kreativitas mahasiswa kwu menjelang uas smt 1 PBI 1A
Program kreativitas mahasiswa kwu menjelang uas smt 1 PBI 1AProgram kreativitas mahasiswa kwu menjelang uas smt 1 PBI 1A
Program kreativitas mahasiswa kwu menjelang uas smt 1 PBI 1A
 
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureArtikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanian
 
Materi ajar berbasis problem based learning m5 kb3 dk
Materi ajar berbasis problem based learning m5 kb3 dkMateri ajar berbasis problem based learning m5 kb3 dk
Materi ajar berbasis problem based learning m5 kb3 dk
 
Makalah pmm margono
Makalah pmm margonoMakalah pmm margono
Makalah pmm margono
 
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdfMODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
 
Pkwu bab iv sem 2
Pkwu bab iv sem 2Pkwu bab iv sem 2
Pkwu bab iv sem 2
 
KARYA TULIS ILMIAH_HERFANZ BORANDA PUTRA.docx
KARYA TULIS ILMIAH_HERFANZ BORANDA PUTRA.docxKARYA TULIS ILMIAH_HERFANZ BORANDA PUTRA.docx
KARYA TULIS ILMIAH_HERFANZ BORANDA PUTRA.docx
 
Kbk sma 13. kimia
Kbk sma 13. kimiaKbk sma 13. kimia
Kbk sma 13. kimia
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Abstraksi
AbstraksiAbstraksi
Abstraksi
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
 
mission statment.docx
mission statment.docxmission statment.docx
mission statment.docx
 

Tugas Makalah Kelompok Kombang_Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi (3).docx

  • 1. MAKALAH KARAKTERISTIK INOVASI DAN LAJU ADOPSI (STUDI KASUS : INOVASI PRODUK PAKAN TERNAK ITIK H-BIOPRO TERHADAP PANGAN DAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT) Diajukan sebagai tugas praktikum mata kuliah Komunikasi Pembangunan Disusun Oleh : Ahmad Dzacky M 200110180195 Dimas Arif Nugraha 200110190322 Adhira A Exa P 200110190327 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2023
  • 2.
  • 3. i KATA PENGANTAR Pada dasarnya untuk mengetahui tingkat lebih lanjut dari suatu ilmu pengetahuan adalah mempelajari dan mengetahui terlebih dahulu deskripsi awal dari suatu ilmu tersebut. Langkah awal tersebut merupakan suatu jalan penghubung agar pikiran kita mampu untuk menguasai ilmu pengetahuan yang akan di pelajari, contohnya adalah ilmu komunikasi pembangunan. Dalam pemahan awal kita harus mengetahui latar belakang, definisi, unsur, terminologis atau istilah-istilah merupakan dasar awal dari suatu pembelajaran agar kita mampu lebih dalam mendalami suatu ilmu pengetahuan. Maka dari itu kami menulis sebuah karya ilmiah yaitu makalah. Penuliasan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mengulang mata kuliah komunikasi pembangunan yang tugas makalah studi kasus berjudul “(STUDI KASUS INOVASI PRODUK PAKAN TERNAK ITIK H-BIOPRO TERHADAP PANGAN DAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT)” dapat diselesaikan. kelompok mengula mata kuliah Komunikasi Pembangunan dengan segala hormat menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak M. Ali Mauludin,S.Pt.,M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Pembangunan yang telah menyanggupi membimbing mahasiswa yang mengulang mata kuliah Komunikasi Pembangunan. Akhir kata, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah membantu. kelompok mengulang sangat berharap saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah studi kasu sini. Sumedang, 01 Juli 2023 Tim Penyusun
  • 4. ii DAFTAR ISI Bab Halaman KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................................ii I .....................................................................................................................................1 PENDAHULUAN........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................... 2 II....................................................................................................................................3 DESKRIPSI KASUS...................................................................................................3 III..................................................................................................................................5 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................5 3.1 Adopsi............................................................................................................................. 5 3.2 Karakteristik Inovasi....................................................................................................... 5 3.3 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Adopsi........................................................... 6 3.4. Difusi ............................................................................................................................. 8 IV ................................................................................................................................10 PENELAAHAN KASUS ..........................................................................................10 V..................................................................................................................................14 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................14 5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14 5.2 Saran ............................................................................................................................. 15
  • 5. 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan suatu usaha pengembangan serta pemanfaatan dari hewan ternak, terutama berperan sebagai sumber pangan masyarakat. Sumber pangan masyarakat akan berjalan efektif apabila pemeliharaan ternak dikelola secara tepat, misalnya pada pembibitan atau pakan ternak. Pembibitan dilakukan dalam perbaikan mutu genetik, sedangkan pakan ternak dilakukan dalam pemberian nutrisi makanan pada ternak. Kedua hal tersebut perlu dikembangkan semaksimal mungkin karena jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Konsentrasi sektor peternakan pada pakan ternak mengalami berbagai hambatan, baik pada bahan baku maupun pengetahuan dalam mengelola bahan baku tersebut. Hingga saat ini, bahan baku pakan bergantung pada impor sehingga cukup sulit dalam mengembangkan bahan paku pakan domestik serta pengolahannya agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Ditambah lagi dengan perkembangan zaman yang menuntut percepatan swasembada daging dalam pemenuhan pangan masyarakat serta tingkat pendapatan masyarakat untuk memajukan perekonomian lokal, maka pakan ternak menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan keberlangsungan usahanya dalam peternakan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya inovasi agar mampu beradaptasi dalam perkembangan zaman atau mengimbangi tingkat kebutuhan pangan dan pendapatan masyarakat. Salah satu inovasi pakan ternak di Indonesia yaitu herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol yang berasal dari bahan lokal, bernama H-Biopro. Produk tersebut diperuntukkan pada unggas terutama itik yang bekerja secara efektif dalam meningkatkan kecernaan dan kesehatan unggas. H-
  • 6. 2 Biopro sebagai produk peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana (Unud) tidak hanya bermanfaat dalam kualitas daging itik untuk konsumsi masyarakat, namun berdampak pula dalam meningkatkan pendapatan serta perekonomian masyarakat karena biaya produksi yang cukup murah. Kasus mengenai inovasi pakan ternak H-Biopro dianalisis oleh penulis berdasarkan salah satu bahasan dalam komunikasi pembangunan yaitu Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi. Bahasan teori tersebut mencakup pengertian adopsi dan inovasi, ciri-ciri inovasi, faktor yang memengaruhi laju adopsi, efek dan proses difusi, komponen sistem sosial yang berperan dalam proses difusi, serta kategori adopter sebagai penerima inovasi. Khususnya pada kasus ini ditekankan bahasan mengenai pengertian adopsi dan inovasi, karakteristik inovasi, serta kategori adopter dalam inovasi produk pakan ternak H-Biopro. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari makalah praktikum studi kasus ini yaitu : 1. Mengetahui cakupan materi dari karakteristik inovasi 2. Mengetahui cakupan materi dari laju adopsi 3. Menganalisis adopsi dan inovasi dari kasus 4. Menganalisis karakteristik inovasi dari kasus 5. Menganalisis kategori adopter inovasi dari kasus
  • 7. 3 II DESKRIPSI KASUS Itik merupakan jenis unggas air yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan masyarakat sebagai salah satu sumber penghasil protein hewani, berupa telur dan daging. Itik membutuhkan suplemen diet yang berguna untuk meningkatkan percernaan dan kesehatan pada itik itu sendiri. Di era sekarang harga bahan suplemen diet untuk unggas terutama itik cukup mahal. Dan itu akan berdampak bagi pendapatan peternak dan ekonomi masyarakat. Dengan adanya program masyarakat kemenristek/BRIN, peneliti Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang diketuai oleh Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si melakukan penelitian dengan mengembangkan herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol . Penelitian ini bekerja sama dengan CV Timan Agung dan diproduksikan di Desa Kelating, Kabupaten Tabanan. Peneliti Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang bekerja sama dengan CV Timan Agung ini menghasilkan dua buah produk yaitu pakan itik organic rendah kolesterol dan herbal probiotik. Sebelumnya penelitaan ini dilakukan kajian selama 3 tahun. Berawal dari pemetaan lokasi peternakan, identifikasi materi herbal probiotik, dan terakhir pakan itik rendah kolesterol. Pakan itik ini terbuat dari silase siput sawah, gandos, jagung, dedak, dan tepung daun papaya yang kemudian difermentasi dengan menggunakan mikroba efektif dari bahan lokal (hama). Dengan menggunakan bahan lokal, biaya produksi yang dibutuhkan cukup rendah dan dapat membantu ekonomi para petani. Produk pakan itik diet kolesterol ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas daging itik. H-biopro merupakan label dari herbal probiotik dalam bentuk tablet dan cair yang artinya probiotik plus herbal. H-Biopro ini berfungsi meningkatkan nafsu makan, meningkatkan stamina, meningkatkan daya tahan unggas terhadap penyakit, dan mengurangi bau tidak sedap pada kotoran.
  • 8. 4 Penelitian ini menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Udayana bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai produksi pupuk organic dan meningkatkan wawasan dalam bidang kewirausahaan. Dalam berwirausaha membutuhkan strategi pemasaran tersendiri agar mencapai target dan memperluas pasar penjualan produk. Strategi pemasaran untuk kedua produk ini dilakukan dengan melalui jejaring alumni dan metode konsinyasi serta secara online.
  • 9. 5 III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Adopsi Definisi adopsi menurut Departemen (1996) dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang baik, bentuknya adalah: pengetahuan (cognitive), sikap (affective) dan keterampilan (psychomotoric) pada diri seseorang yang telah menerima inovasi dari penyuluh. Penerimaan di sini bukan berarti sekedar “tahu”, tetapi sampai benar-benar berhasil dan diterapkan dalam kehidupan dan usahanya sehari-hari. Menurut Soekartawi (2005), adopsi inovasi merupakan sebuah proses pengubahan sosial dengan adanya penemuan baru yang dikomunikasikan kepada pihak lain, kemudian diadopsi oleh masyarakat atau sistem sosial Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan ide baru sebagai tindakan terbaik. Keputusan inovasi merupakan proses psikologis, dari saat seseorang mengenali suatu inovasi, dia mengambil keputusan untuk menerima atau menolak dan kemudian mengkonfirmasi keputusan tersebut. Keputusan inovasi adalah cara pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan Fahrianoor, 2004). Proses pengambilan keputusan inovatif merupakan proses dimana seseorang membentuk sikap terhadap inovasi, mulai dari pengetahuan awal tentang inovasi, hingga memutuskan untuk menolak atau menerima, mengimplementasikan ide-ide baru dan menegaskan keputusan inovatif (Rogers 1983). 3.2 Karakteristik Inovasi Karakteristik Inovasi menurut Roger (1983) dibagi menjadi lima yaitu sebagai berikut. 1) Keunggulan relatif (relative advantage) Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/ unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi,
  • 10. 6 seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi. 2) Kompatibilitas (compatibility) Kompatibilitas adalah derajat dimana suatu inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible) 3) Kerumitan (Complexity) Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi. 4) Kemampuan diuji cobakan (trialability) Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam tempat sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukkan keunggulannya. 5) Kemampuan diamati (abservability) Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. 3.3 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Adopsi Menurut Mardikanto (1993) kecepatan adopsi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain yaitu: 1. Sifat Inovasi
  • 11. 7 Sifat inovasinya sendiri, baik intrinsik (yang melekat pada inovasinya sendiri) maupun sifat ekstrinsik (menurut/dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. 2. Sifat sasarannya Dilihat dari karakteristik sasarannya, dikemukakan oleh Rogers and Shoemaker (1971)bahwa dalam setiap kelompok masyarakat terbagi menjadi 5 (lima) kelompok individu berdasarkan tingkat kecepatannya mengadopsi yaitu kelompok perintis (innovator), Kelompok pelopor (early adopter), Kelompok penganut dini (early mayority), Kelompok penganut lambat (late mayorty), dan Kelompok orang-orang kolot/naluri (laggard). 3. Cara pengambilan keputusan Terlepas dari ragam karakteristik individu dan masyarakat, cara pengambilan keputusan yang dilakukan untuk mengadopsi sesuatu inovasi juga akan mempengaruhi kecepatan adopsi. Tentang hal ini, jika keputusan adopsi dapat dilakukan secara pribadi relatif lebih cepat dibandingkan pengambilan keputusan berdasarkankeputusan bersama warga masyarakat yang lain, apalagi jika harus menunggu peraturan-peraturan tertentu seperti: rekomendasi pemerintah. 4. Saluran komunikasi yang digunakan Inovasi dapat dengan mudah dan jelas dapat disampaikan lewat media masa, atau sebaliknya jika kelompok sasarannya dapatdengan mudah menerima inovasi yang disampaikan melalui media masa, maka proses adopsi akan berlangsung relatif lebih cepat dibandingkan dengan inovasi yang harus disampaikan lewat media antar pribadi. 5. Keadaan penyuluh Kecepatan adopsi ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan oleh penyuluh, khususnya tentang upaya yang dilakukan penyuluh untuk “mempromosikan” inovasinya. Semakin rajin penyuluhnya menawarkan inovasi, proses adopsi semakin cepat pula. 6. Ragam sumber informasi
  • 12. 8 Kecepatan adopsi inovasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok sasaran penyuluhan pada tiap tahapan adopsi sangat dipengaruhi oleh ragam sumber informasi yang menyampaikannya. 3.4. Difusi Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) proses difusi merupakan bagian dari proses perubahan sosial. Perubahan sosial adalah proses dimana perubahan terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Beberapa komponen sistem sosial yang berperan pada proses difusi antara lain yaitu: 1. Anggota sistem sosial sebagai penerima inovasi 2. Peranan agen pembaharu 3. Peranan tokoh masyarakat sebagai sumber bagi penyebaran inovasi 4. Saluran komunikasi yang digunakan. Kartasapoetra (1991), menyatakan bahwa terdapat lima kategori adopter berdasarkan keinovatifannya dapat dibedakan berdasarkan karakteristik adopter, yaitu: a. Innovator Inovator merupakan golongan yang selalu merintis, mencoba dan menerapkan teknologi baru dalam peternakan dan mampu mengajak peternak untuk ikut dalam penyuluhan. Peternak inovator mempunyai sifat selalu ingin tahu, ingin mencoba, ingin mengadakan kontak dengan para ahli untuk memperoleh informasi baru. b. Early adopter (Pelopor) Golongan pelopor atau early adopter merupakan golongan yang mengusahakan sendiri pembaharuan teknologi dan lebih meyakini adanya agen pembaharu (penyuluh). c. Early majority (Penganut Dini)
  • 13. 9 Early majority ini adalah golongan orang yang selangkah lebih maju. Mereka biasanya orang yang pragmatis, nyaman dengan ide yang maju, tetapi mereka tidak akan bertindak tanpa pembuktian yang nyata tentang keuntungan yang mereka dapatkan dari sebuah produk baru d. Late majority (Penganut Lambat) Penganut lambat adalah orang-orang yang konservatif pragmatis yang sangat membenci risiko serta tidak nyaman dengan ide baru sehingga mereka belakangan mendapatkan inovasi setelah mereka mendapatkan contoh. e. Laggard (Kolot) Golongan laggard adalah golongan akhir yang memandang inovasi atau sebuah perubahan tingkah laku sebagai sesuatu yang memiliki risiko tinggi.
  • 14. 10 IV PENELAAHAN KASUS Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan ide baru sebagai tindakan terbaik. Keputusan inovasi merupakan proses psikologis, dari saat seseorang mengenali suatu inovasi, dia mengambil keputusan untuk menerima atau menolak dan kemudian mengkonfirmasi keputusan tersebut. Keputusan inovasi adalah cara pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan Fahrianoor, 2004). Dalam menjalankan proses adopsi perlu diperhatikan beberapa hal yang penting seperti sikap, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat diterapkan dengan benar. Proses pengambilan keputusan inovatif adalah proses dimana seseorang membentuk sikap terhadap inovasi, mulai dari pengetahuan awal tentang inovasi, hingga memutuskan untuk menolak atau menerima, mengimplementasikan ide-ide baru dan menekankan pada keputusan inovatif (Rogers 1983). Pada deskripsi kasus dijelaskan bahwa para peneliti Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang diketuai oleh Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si melakukan penelitian dengan mengembangkan herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol karena kesadaran akan mahalnya harga suplemen diet untuk itik yang mahal di era sekarang ini. Selain itu para peneliti juga bekerja sama dengan CV Timan Agung dimana nantinya hasil produk ini dijual dengan harga murah dan dapat berimplikasi bagi pendapatan peternak dan ekonomi masyarakat sekaligus keterlibatan mahasiswa dalam kasus ini yang nantinya dapat meningkatkan wawasan para perorangan yang terlibat dalam bidang kewirausahaan. Kasus inovatif ini dapat dihubungkan dengan Karakteristik Inovasi. Karakter didefinisikan sebagai ciri khas atau watak atau karakter yang dimiliki oleh setiap individu, tingkah laku, tanda khas. Inovasi adalah gagasan, proyek, metode baru yang dipersepsikan atau diamati dalam bentuk individu atau kolektif (masyarakat), diwujudkan dalam bentuk penemuan atau penemuan.
  • 15. 11 Berdasarkan pengertian di atas maka karakteristik inovasi dapat diartikan sebagai ciri atau karakter dari suatu gagasan, atau metode yang dianggap sebagai atau berupa ciptaan atau penemuan kepada seseorang atau sekelompok orang (Masyarakat). Menurut Roger (1983) Karakteristik Inovasi dibagi menjadi 5 yaitu : 1) Keunggulan relatif (relative advantage) Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/ unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Dimana pada kasus yang dijelaskan diharapkan nantinya dengan dihasilkannya suplemen dan pakan diet itik yang murah, masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang yang lebih untuk membeli suplemen dan pakan herbal probiotik yang nantinya bisa dijual kembali sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak dan masyarakat yang terlibat. 2) Kompatibilitas (compatibility) Kompatibilitas adalah derajat dimana suatu inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Dalam kasus tersebut Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si dari Fakultas Peternakan Udayana melakukan pengkajian selama 3 tahun lalu melakukan penelitian dengan tujuan nantinya dapat membantu para peternak unggas khususnya peternak itik dalam hal pakan diet kolesterol dan suplemen. 3) Kerumitan (Complexity) Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Pada kasus ini, suplemen dan pakan dibuat dengan silase siput sawah, gandos, jagung, dedak, dan tepung daun papaya dimana bahan ini termasuk bahan lokal yang murah dan mudah didapatkan dan dapat juga membantu ekonomi para petani. 4) Kemampuan diuji cobakan (trialability)
  • 16. 12 Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam tempat sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Dalam hal ini CV Timan Agung siap bermitra dengan unit PPUPIK dalam pemasaran yang nantinya akan dijual menggunakan metode konsinyasi dan secara online, selainitu CV Timan Agung juga sudah memiliki jaringan pemasaran yang luas dikalangan petani dan peternak sehingga memudahkan para adaptor untuk mengetahui seberapa efektif produk yang dihasilkan. 5) Kemampuan diamati (abservability) Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Dalam kasus ini tim UNUD melibatkan para mahasiswa tentang pupuk organik dalam program magang agar dapat meningkatkan wawasan para mahasiswa dalam bidang kewirausahaan yang nantinya dapat diimplementasikan dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya para peternak. Berdasarkan keinovatifan tim peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang diketuai oleh Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si dan dibantu oleh CV Timan Agung terdapat beberapa yang termasuk kedalam karakteristik adopter, yaitu Innovator yang didefinisikan sebagai golongan yang selalu merintis, mencoba dan menerapkan teknologi baru dalam peternakan dan mampu mengajak peternak untuk ikut dalam penyuluhan. Dimana pada kasus ini Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si –lah yang memiliki gagasan untuk melakukan pengembangan suplemen herbal probiotik dan pakan Itik diet kolesterol . Pada kasus ini juga Golongan pelopor atau early adopter merupakan golongan yang mengusahakan sendiri pembaharuan teknologi dan lebih meyakini adanya agen pembaharu (penyuluh). Pada kasus ini yang termasuk golongan pelopor yaitu CV Timan Agung
  • 17. 13 dan mahasiswa yang ikut dalam program magang yang nantinya akan terus mengembangkan dan memasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan.
  • 18. 14 V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peternakan merupakan suatu usaha pengembangan serta pemanfaatan dari hewan ternak yang berperan penting sebagai sumber pangan masyarakat serta akan berjalan efektif apabila pemeliharaan ternak dikelola secara tepat. Konsentrasi sektor peternakan pada pakan ternak mengalami berbagai hambatan sehingga bergantung pada impor yang mengakibatkan cukup sulit dalam mengembangkan bahan paku pakan domestik serta pengolahannya agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi agar mampu beradaptasi dalam perkembangan zaman atau mengimbangi tingkat kebutuhan pangan dan pendapatan masyarakat. Dimana inovasi tersebut diadopsi dari suatu hal yang kemudian diadopsi kembali oleh masyarakat atau sistem sosial Salah satu inovasi pakan ternak di Indonesia yaitu herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol yang berasal dari bahan lokal, bernama H-Biopro. Produk tersebut diperuntukkan pada unggas terutama itik yang bekerja secara efektif dalam meningkatkan kecernaan dan kesehatan unggas. Dikarenakan harga bahan suplemen diet untuk unggas yang cukup mahal, maka dilakukanlah penelitian oleh peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang diketuai oleh Ir. Ni Gusti Ketut Roni M.Si dengan mengembangkan herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol. Penelitian ini bekerja sama dengan CV Timan Agung dan diproduksikan di Desa Kelating, Kabupaten Tabanan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai produksi pupuk organik dan meningkatkan wawasan dalam bidang kewirausahaan. Pada kasus ini suplemen dan pakan dibuat dengan silase siput sawah, gandos, jagung, dedak, dan tepung daun papaya dimana bahan ini termasuk bahan lokal yang murah dan mudah didapatkan dan dapat juga
  • 19. 15 membantu ekonomi para petani. H-Biopro ini berfungsi meningkatkan nafsu makan, meningkatkan stamina, meningkatkan daya tahan unggas terhadap penyakit, dan mengurangi bau tidak sedap pada kotoran. Dalam kasus ini peneliti selain berperan sebagai innovator juga berperan sebagai adaptor begitu pula dengan masyarakat yang berperan sebagai adaptor karena mengadopsi ide dari inovasi tersebut, 5.2 Saran Jika hasil pengembangan inovasi yang diadopsi dari herbal probiotik suplemen dan pakan itik diet kolesterol yaitu H-Biopro yang diproduksikan di Desa Kelating, Kabupaten Tabanan berhasil, sebaiknya dapat diproduksikan juga pada daerah lain yang memiliki peternakan unggas berpotensi serta menyantumkan nama daerah tersebut pada berita atau artikel-artikel agar produksinya semakin meluas dan diketahui banyak masyarakat terutama peternak, sehingga inovasi tersebut akan terus bermanfaat dan diharapkan dapat memperbaiki konsentrasi sektor peternakan pada pakan ternak.
  • 20. 16 DAFTAR PUSTAKA Everett M. Rogers. 1983. Diffusion of Innovations. London: The Free Press. Kartasapoetra, A.G. 1991. Tenologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. (Cetakan Kedua). Penerbit Sebelas Maret University Press. Surakarta. Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta Suprapto, S., Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran. Rogers, E.M. dan Shoemaker, F.F. 1971. Communication of Innovations, London: The Free Press. Rogers, Everett.(1983). Diffusion of Innovation Third Edition. New York: The Free Press.