Dokumen tersebut membahas tentang pertanian usaha di Indonesia, dimulai dari petani gurem yang bertujuan memproduksi hasil pertanian untuk kebutuhan sendiri, hingga berkembang menjual hasilnya. Dokumen juga membahas tentang rumah dan pekarangan petani gurem yang ditanami berbagai tanaman berguna, serta bagaimana beberapa tanaman seperti pala dan cengkeh menarik minat Belanda untuk berdagang dan akhirnya menjadi penguasa.
3. Petani Gurem
• Usaha tani gurem (ciri umum pertanian
indonesia dahulu) memiliki tujuan
menghasilkan hasil pertanian untuk
keperluan sendiri, dan hidup dalam suatu
sistem perekonomian tertutup.
• Keadaan seperti itu menekan berat di atas
kehidupan mereka, apabila lingkungannya
sudah berkembang, akan banyak hal-hal
yang tadinya tidak dianggap keperluan hidup
berubah menjadi keperluan hidup yang tidak
dapat dihasilkan sendiri.
• Petani gurem kemudian mencoba
menyesuaikan diri dengan peralihan suasana
(mulai menjual hasil pertaniannya).
4. Rumah dan Halaman
Pola pemukimannya terdiri atas kumpulan rumah
yang didirikan berdekatan dan membentuk suatu
kampung yang biasanya dikelilingi oleh batas
berupa pagar hidup atau rumpun bambu
Halaman dijadikan tempat bermain dan
mengerjakan pekerjaan sehari-hari yang berkenaan
dengan pengolahan lanjutan hasil pertanian,
seperti menjemur padi dan kayu bakar serta
menumbuk padi.
Halaman itu dikitari oleh pekarangan.
5. • Pekarangan disekitar rumah dan halaman
ditanami dengan tanaman tepat guna.
• Ditanami Tanaman yang besar terdiri atas
pohon buah-buahan (manggis, rambutan,
duku), Di bawah tajuk pepohonan ini ditanam
pepohonan dan perdu yang lebih kecil yang
dapat menghasilkan buah (jeruk, jambu),
Pekarangan juga biasanya ditanami tanaman
berkhasiat obat disebut juga apotek
hidup(kunyit, cengkeh, jahe)
• Tanaman pekarangan semacam itulah yang
menjadi jembatan bagi petani gurem untuk
beralih menjadi petani usaha.
PEKARANGAN
6. Rempah Rempah Awal
Mula Pertanian Usaha
Beberapa dari antara tanaman
pekarangan itu dahulu kala menjadi
perhatian orang Eropa, seperti
misalnya buah pala dan bunga
cengkeh.
Adanya rempah-rempah ini yang
menjadi alasan untuk orang Belanda
mendirikan Serikat Hindia Timur
(VOC) yang maksudnya berdagang
namun berkat kekuatan armadanya
dan tiadanya rasa persatuan di
kalangan suku-suku bangsa di
Indonesia ketika itu, Belanda
menjadi penguasa mutlak untuk
beberapa lamanya di kepulauan
nusantara.
7. Tanaman Industri
Dalam rangka mendukung program kolonialisme untuk menyediakan sumber
bahan mentah bagi perindustrian di negeri Belanda didirikanlah perusahaan-
perusahaan pertanian di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Jawa dan
Sumatra.
Sebagai contoh : perkebunan kelapa sawit, dan kopi. Perkebunan kelapa sawit
pusatnya di Sumatera Utara dan kini dikembangkan sampai ke Kalimantan Barat,
sedangkan perkebunan kopi yang diakui kualitasnya (arabica dan robusta)
terdapat di Jawa (sekitar Jember).
Pertanian perkebunan yang bentuknya telah dimantapkan sejak lama, pada saat
ini dan dimasa depan tetap harus mengalami peninjauan dan penyesuaian
terhadap keadaan lingkungan sosial dan keadaan pasar.
8. HORTIKULTURA
•Awalnya Pemasaran Hortikultura (sayuran dan buah-
buahan) hanya dapat berkembang usahanya di dekat
kota-kota besar yang padat penduduknya saja
(diperlukan pasar yang dekat). Hal itu disebabkan
karena sayuran dan buah-buahan tidak tahan lama.
•Pola tersebut mulai berubah ketika teknologi
pascapanen sudah mulai berkembang contohnya
pada penggunaan ruangan yang disejukkan untuk
penyimpanan hasil panen. Hal itu sangat membantu
para petani untuk memasarkan hasil pertaniannya ke
tempat yang lebih jauh.
9. HORTIKULTURA
o Di Indonesia sendiri pengusaha yang
berani menanamkan modalnya dalam
bidang penangkaran bibit unggul
tanaman buah-buahan masih
tergolong sedikit.
o Kita cenderung mengekspor hasil kita
ke luar negeri dan disanalah hasil
tersebut dikembangkan (durian
bangkok dan jambu bangkok). Apakah
kita akan membiarkan kekayaan alam
kita kalah saing dan berkembang di
negara lain?