SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
HUKUM ACARA PENGUJIAN UU
Muchamad Ali Safa’at
ISTILAH
• Judicial Review  Toetsingrecht
• Legislative Review
• Executive Review
JUDIAL REVIEW
CONSTITUTIONAL
REVIEW
LEGAL
REVIEW
PENGUJIAN UU
- Produk hukum DPR dan Presiden (Pasal 20
UUD 1945)
- Semua UU (tidak terbatas sesudah
Perubahan Pertama UUD 1945)
- Perppu
- RUU yang belum disahkan?
- Sudah pernah diajukan (NO, alasan
berbeda)
UNDANG-UNDANG
UUD
1945
-FORMIL
-MATERIIL
PEMOHON
• PERORANGAN WNI
– Perorangan;
– Kelompok;
• KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
• BADAN HUKUM PUBLIK ATAU PRIVAT
• LEMBAGA NEGARA
Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945
– sepanjang masih hidup; dan
– sesuai dengan perkembangan masyarakat; dan
– sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diatur dalam undang-undang.
KESATUAN MASYARAKAT HUKUM
ADAT
KESATUAN MASYARAKAT HUKUM
ADAT
• Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun 1960 UUPA
– sepanjang menurut kenyataan masih ada;
– sesuai dengan kepentingan nasional, dan
– tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
• Pasal 67 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
– masyarakatnya masih dalam bentuk paguyuban
(rechtsgemeenschap);
– ada kelembagaan dalam bentuk perangkat penguasa
adatnya;
– ada wilayah hukum adat yang jelas; dan
– memiliki pranata.
MASYARAKAT HUKUM ADAT
(Putusan Nomor 31/PUU-V/2007)
• MASIH HIDUP
– adanya masyarakat yang warganya memiliki
perasaan kelompok (in-group feeling);
– adanya pranata pemerintahan adat;
– adanya harta kekayaan dan/atau benda-benda
adat; dan
– adanya perangkat norma hukum adat;
– khusus pada kesatuan masyarakat hukum adat
yang bersifat teritorial, harus memiliki unsur
adanya wilayah tertentu.
MASYARAKAT HUKUM ADAT
(Putusan Nomor 31/PUU-V/2007)
• Sesuai dengan perkembangan masyarakat
– Diakui berdasarkan UU yang berlaku sebagai
pencerminan perkembangan nilai-nilai yang
dianggap ideal dalam masyarakat dewasa ini.
– Hak tradisional diakui dan dihormati oleh warga
kesatuan masyarakat yang bersangkutan maupun
masyarakat yang lebih luas, serta tidak
bertentangan dengan HAM.
MASYARAKAT HUKUM ADAT
(Putusan Nomor 31/PUU-V/2007)
• Tidak mengganggu eksistensi NKRI
– Keberadaannya tidak mengancam kedaulatan dan
integritas Negara Kesatuan RI.
– Substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
ISI PERMOHONAN
• IDENTITAS PEMOHON Dan/atau KUASA:
– Nama
– Tempat Tanggal Lahir/Umur
– Agama
– Pekerjaan
– Kewarganegaraan
– Alamat Lengkap
– Telpon/Faksimili/HP/Email
• URAIAN DASAR PERMOHONAN:
– Kewenangan Mahkamah
– Kedudukan Hukum Pemohon  Ada hak dan/atau
kewenangan konstitusional yang dilanggar
– Alasan permohonan (POSITA)
argumentasi bahwa ketentuan yang dimohonkan
bertentangan dengan ketentuan tertentu dalam
UUD 1945 dan kerugian yang diderita
ISI PERMOHONAN
URAIAN LEGAL STANDING
(Putusan Nomor 006/PUU-III/2005 )
• Adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang
diberikan oleh UUD 1945;
• Hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh Pemohon
dianggap dirugikan oleh berlakunya UU yang dimohonkan
pengujian;
• kerugian hak dan/atau kewenangan konstitutiosional tersebut harus
bersifat spesifik (khusus) dan aktual atau setidak-tidaknya potensial
yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi;
• Adanya hubungan sebab-akibat (causal verband) antara kerugian
dimaksud dan berlakunya UU yang dimohonkan pengujian;
• Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan,
maka kerugian hak dan/atau kewenangan konstitutsional seperti
yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi;
• HAL YANG DIMOHONKAN (PETITUM):
– Pengujian Formil:
• mengabulkan permohonan Pemohon;
• menyatakan bahwa pembentukan undang-undang
dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan pembentukan
undang-undang berdasarkan UUD 1945;
• menyatakan undang-undang tersebut tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat.
ISI PERMOHONAN
ISI PERMOHONAN
• HAL YANG DIMOHONKAN (PETITUM):
– Pengujian Materiil:
• mengabulkan permohonan Pemohon;
• menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal,
dan/atau bagian dari undang-undang dimaksud
bertentangan dengan UUD 1945;
• menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal,
dan/atau bagian dari undang-undang dimaksud tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat.
• Tanda tangan Pemohon atau Kuasanya
PROSEDUR
Pemohon
Panitera Pemeriksaan Kelengkapan Lengkap
Belum Lengkap
Hard Copy dan Softcopy
7 Hari dilengkapi
Registrasi di BRPK
Penetapan Jadwal Sidang Pertama
14 Hari
Permberitahuan
Pengumuman
SIDANG
TAHAPAN PERSIDANGAN
• PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
• PEMERIKSAAN PERSIDANGAN
• PUTUSAN
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
• Penyampaian Pokok-Pokok Permohonan
Secara Lisan.
• Penyampaian Nasihat Oleh Hakim
• Penyampaian Perbaikan Permohonan
PEMERIKSAAN PERSIDANGAN
• pemeriksaan pokok permohonan;
• pemeriksaan alat-alat bukti tertulis;
• mendengarkan keterangan Presiden/Pemerintah;
• mendengarkan keterangan DPR dan/atau DPD;
• mendengarkan keterangan saksi;
• mendengarkan keterangan ahli;
• mendengarkan keterangan Pihak Terkait;
• pemeriksaan rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan,
dan/atau peristiwa yang bersesuaian dengan alat-alat bukti lain
yang dapat dijadikan petunjuk;
• pemeriksaan alat-alat bukti lain yang berupa informasi yang
diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik
dengan alat optik atau yang serupa dengan itu.
• Penyampaian Kesimpulan
PIHAK-PIHAK YANG DIMINTAI
KETERANGAN
• WAJIB:
– Pemohon;
• DAPAT:
– MPR
– DPR
– Presiden
– Lembaga Negara terkait;
– Badan hukum publik/privat, organisasi
kemasyarakatan, pihak lain yang diperlukan (ad
informandum judicem)
JENIS PUTUSAN
• PUTUSAN SELA
Putusan Nomor 133/PUU-VII/2009
• PUTUSAN AKHIR
AMAR PUTUSAN
• Tidak Dapat Diterima (Niet Ontvantkelijk
Verklaard)
• Ditolak
• Dikabulkan
• Konstitusional Bersyarat (Conditionally
Constitutional)
• Tidak Konstitusional Bersyarat (Conditionally
Unconstitusional)
• Penundaan Keberlakuan Putusan
• Perumusan Norma dalam Putusan
STRUKTUR PUTUSAN
Setiap putusan Mahkamah Konstitusi harus memuat:
a. kepala putusan berbunyi ”DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”;
b. identitas pihak;
c. ringkasan permohonan;
d. pertimbangan terhadap fakta yang terungkap dalam
persidangan;
e. pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan;
f. amar putusan; dan
g. hari dan tanggal putusan, nama hakim konstitusi, dan
panitera.

More Related Content

Similar to HUKUM-ACARA-PENGUJIAN-UU.pptx

Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Panji Setiawan
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan DaerahErica Nursanti
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukummudanp.com
 
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaKUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaBobby D'Arch
 
Peraturan mk tata cara beracara
Peraturan mk tata cara beracaraPeraturan mk tata cara beracara
Peraturan mk tata cara beracaraannatasyamaryana
 
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...Yani Antariksa
 
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas APraktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas ARianSugandi
 
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraSkupnuRaknu
 
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga NegaraPkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga NegaraYudistira Ydstr
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...BellaNindaThania
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Mahkamah Konstitusi
Mahkamah KonstitusiMahkamah Konstitusi
Mahkamah KonstitusiAdi Suwarno
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxdonihasmanto
 
PERBEDAAN HUKUM ACARA FORMIL.pptx
PERBEDAAN HUKUM ACARA FORMIL.pptxPERBEDAAN HUKUM ACARA FORMIL.pptx
PERBEDAAN HUKUM ACARA FORMIL.pptxArmanSyah89
 

Similar to HUKUM-ACARA-PENGUJIAN-UU.pptx (20)

1. Azas-azas.pptx
1. Azas-azas.pptx1. Azas-azas.pptx
1. Azas-azas.pptx
 
PKN XI Kekuasaan Kehakiman
PKN XI Kekuasaan KehakimanPKN XI Kekuasaan Kehakiman
PKN XI Kekuasaan Kehakiman
 
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukum
 
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaKUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
 
Peraturan mk tata cara beracara
Peraturan mk tata cara beracaraPeraturan mk tata cara beracara
Peraturan mk tata cara beracara
 
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
 
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas APraktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
 
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
 
Ilmu sosial dasar
Ilmu sosial dasarIlmu sosial dasar
Ilmu sosial dasar
 
PKn
PKnPKn
PKn
 
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga NegaraPkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Mahkamah Konstitusi
Mahkamah KonstitusiMahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
 
PERBEDAAN HUKUM ACARA FORMIL.pptx
PERBEDAAN HUKUM ACARA FORMIL.pptxPERBEDAAN HUKUM ACARA FORMIL.pptx
PERBEDAAN HUKUM ACARA FORMIL.pptx
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 

HUKUM-ACARA-PENGUJIAN-UU.pptx

  • 1. HUKUM ACARA PENGUJIAN UU Muchamad Ali Safa’at
  • 2. ISTILAH • Judicial Review  Toetsingrecht • Legislative Review • Executive Review JUDIAL REVIEW CONSTITUTIONAL REVIEW LEGAL REVIEW
  • 3. PENGUJIAN UU - Produk hukum DPR dan Presiden (Pasal 20 UUD 1945) - Semua UU (tidak terbatas sesudah Perubahan Pertama UUD 1945) - Perppu - RUU yang belum disahkan? - Sudah pernah diajukan (NO, alasan berbeda) UNDANG-UNDANG UUD 1945 -FORMIL -MATERIIL
  • 4. PEMOHON • PERORANGAN WNI – Perorangan; – Kelompok; • KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT • BADAN HUKUM PUBLIK ATAU PRIVAT • LEMBAGA NEGARA
  • 5. Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 – sepanjang masih hidup; dan – sesuai dengan perkembangan masyarakat; dan – sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang. KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
  • 6. KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT • Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun 1960 UUPA – sepanjang menurut kenyataan masih ada; – sesuai dengan kepentingan nasional, dan – tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. • Pasal 67 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan – masyarakatnya masih dalam bentuk paguyuban (rechtsgemeenschap); – ada kelembagaan dalam bentuk perangkat penguasa adatnya; – ada wilayah hukum adat yang jelas; dan – memiliki pranata.
  • 7. MASYARAKAT HUKUM ADAT (Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) • MASIH HIDUP – adanya masyarakat yang warganya memiliki perasaan kelompok (in-group feeling); – adanya pranata pemerintahan adat; – adanya harta kekayaan dan/atau benda-benda adat; dan – adanya perangkat norma hukum adat; – khusus pada kesatuan masyarakat hukum adat yang bersifat teritorial, harus memiliki unsur adanya wilayah tertentu.
  • 8. MASYARAKAT HUKUM ADAT (Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) • Sesuai dengan perkembangan masyarakat – Diakui berdasarkan UU yang berlaku sebagai pencerminan perkembangan nilai-nilai yang dianggap ideal dalam masyarakat dewasa ini. – Hak tradisional diakui dan dihormati oleh warga kesatuan masyarakat yang bersangkutan maupun masyarakat yang lebih luas, serta tidak bertentangan dengan HAM.
  • 9. MASYARAKAT HUKUM ADAT (Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) • Tidak mengganggu eksistensi NKRI – Keberadaannya tidak mengancam kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan RI. – Substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan.
  • 10. ISI PERMOHONAN • IDENTITAS PEMOHON Dan/atau KUASA: – Nama – Tempat Tanggal Lahir/Umur – Agama – Pekerjaan – Kewarganegaraan – Alamat Lengkap – Telpon/Faksimili/HP/Email
  • 11. • URAIAN DASAR PERMOHONAN: – Kewenangan Mahkamah – Kedudukan Hukum Pemohon  Ada hak dan/atau kewenangan konstitusional yang dilanggar – Alasan permohonan (POSITA) argumentasi bahwa ketentuan yang dimohonkan bertentangan dengan ketentuan tertentu dalam UUD 1945 dan kerugian yang diderita ISI PERMOHONAN
  • 12. URAIAN LEGAL STANDING (Putusan Nomor 006/PUU-III/2005 ) • Adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang diberikan oleh UUD 1945; • Hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh Pemohon dianggap dirugikan oleh berlakunya UU yang dimohonkan pengujian; • kerugian hak dan/atau kewenangan konstitutiosional tersebut harus bersifat spesifik (khusus) dan aktual atau setidak-tidaknya potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi; • Adanya hubungan sebab-akibat (causal verband) antara kerugian dimaksud dan berlakunya UU yang dimohonkan pengujian; • Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian hak dan/atau kewenangan konstitutsional seperti yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi;
  • 13. • HAL YANG DIMOHONKAN (PETITUM): – Pengujian Formil: • mengabulkan permohonan Pemohon; • menyatakan bahwa pembentukan undang-undang dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan pembentukan undang-undang berdasarkan UUD 1945; • menyatakan undang-undang tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. ISI PERMOHONAN
  • 14. ISI PERMOHONAN • HAL YANG DIMOHONKAN (PETITUM): – Pengujian Materiil: • mengabulkan permohonan Pemohon; • menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang dimaksud bertentangan dengan UUD 1945; • menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang dimaksud tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. • Tanda tangan Pemohon atau Kuasanya
  • 15. PROSEDUR Pemohon Panitera Pemeriksaan Kelengkapan Lengkap Belum Lengkap Hard Copy dan Softcopy 7 Hari dilengkapi Registrasi di BRPK Penetapan Jadwal Sidang Pertama 14 Hari Permberitahuan Pengumuman SIDANG
  • 16. TAHAPAN PERSIDANGAN • PEMERIKSAAN PENDAHULUAN • PEMERIKSAAN PERSIDANGAN • PUTUSAN
  • 17. PEMERIKSAAN PENDAHULUAN • Penyampaian Pokok-Pokok Permohonan Secara Lisan. • Penyampaian Nasihat Oleh Hakim • Penyampaian Perbaikan Permohonan
  • 18. PEMERIKSAAN PERSIDANGAN • pemeriksaan pokok permohonan; • pemeriksaan alat-alat bukti tertulis; • mendengarkan keterangan Presiden/Pemerintah; • mendengarkan keterangan DPR dan/atau DPD; • mendengarkan keterangan saksi; • mendengarkan keterangan ahli; • mendengarkan keterangan Pihak Terkait; • pemeriksaan rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan, dan/atau peristiwa yang bersesuaian dengan alat-alat bukti lain yang dapat dijadikan petunjuk; • pemeriksaan alat-alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu. • Penyampaian Kesimpulan
  • 19. PIHAK-PIHAK YANG DIMINTAI KETERANGAN • WAJIB: – Pemohon; • DAPAT: – MPR – DPR – Presiden – Lembaga Negara terkait; – Badan hukum publik/privat, organisasi kemasyarakatan, pihak lain yang diperlukan (ad informandum judicem)
  • 20. JENIS PUTUSAN • PUTUSAN SELA Putusan Nomor 133/PUU-VII/2009 • PUTUSAN AKHIR
  • 21. AMAR PUTUSAN • Tidak Dapat Diterima (Niet Ontvantkelijk Verklaard) • Ditolak • Dikabulkan • Konstitusional Bersyarat (Conditionally Constitutional) • Tidak Konstitusional Bersyarat (Conditionally Unconstitusional) • Penundaan Keberlakuan Putusan • Perumusan Norma dalam Putusan
  • 22. STRUKTUR PUTUSAN Setiap putusan Mahkamah Konstitusi harus memuat: a. kepala putusan berbunyi ”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”; b. identitas pihak; c. ringkasan permohonan; d. pertimbangan terhadap fakta yang terungkap dalam persidangan; e. pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan; f. amar putusan; dan g. hari dan tanggal putusan, nama hakim konstitusi, dan panitera.