SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Hebbian  Page 1 
 
METODE BELAJAR HEBBIAN SUPERVISED &
CONTOH
1. Jaringan Hebbian
Kelemahan model McCulloch-Pitts : penentuan bobot garis dan bias secara
analitik. Untuk masalah yang kompleks, hal ini akan sangat sulit dilakukan.
Tahun 1949, Donald Hebb memperkenalkan cara menghitung bobot dan
bias secara iteratif. Model Hebb adalah model tertua yang menggunakan
aturan supervisi.
Dasar algoritma Hebb adalah:
kenyataan bahwa apabila dua neuron yang dihubungkan dengan sinapsis
secara serentak menjadi aktif (sama-sama benilai positif atau negatif),
maka kekuatan sinapisnya meningkat. Sebaliknya, apabila kedua neuron
aktif secara tidak sinkron (salah satu bernilai positif dan yang lain benilai
negatif), maka kekuatan sinapsis akan melemah
Karena itulah, dalam setiap iterasi, bobot sinapis dan bias diubah
berdasarkan perkalian neuron-2 di kedua sisinya. Untuk jaringan layar
tunggal dengan 1 unit keluaran dimana semua unit masukan x
i
terhubung
langsung dengan unit keluaran y, maka perubahan bobot dilakukan
berdasarkan persamaan:
w
i
(baru)= w
i
(lama) + x
i
y
Algoritma pelatihan Hebb dengan vektor input s
i
dan unit target t adalah:
► Inisialisasi semua bobot , w
i
= 0 ( i = 1, ...., n)
► Untuk semua vektor input s dan unit target t, lakukan hal berikut:
Hebbian  Page 2 
 
a. Set aktivasi unit masukan x
i
= s
i
( i = 1, ..., n)
b. Set aktivasi keluaran y = t
c. Perbaiki bobot menurut persamaan : w
i
(baru)= w
i
(lama) +
∆ w (i= 1, ..., n) dengan ∆ w = x
i
y
d. Perbaiki bias menurut persamaan b (baru) = b (lama) +
∆b; dgn ∆b = 1*t = 1*y
Catatan: perbaikan bias diperlakukan sama seperti bobot
Arsitektur jaringan Hebb sama seperti jaringa McCulloch-Pitts. Beberapa
unit masukan dihubungkan langsung dengan sebuah unit keluaran,
ditambah dengan sebuah bias
Catatan : x
i
= s
i
; y = t
Masalah yang sering timbul dalam jaringan Hebb adalah dalam
menentukan representasi data masukan/keluaran untuk fungsi aktivasi
yang berupa threshold. Representasi yang dipakai adalah bipolar ( nilai -1
dan 1). Kadangkala jaringan dapat menentukan pola secara BENAR jika
dipakai representasi bipolar saja, dan akan ”SALAH” jika dipakai
representasi biner (nilai 0 dan 1). Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh-contoh berikut
Hebbian  Page 3 
 
Contoh 1:
Buatlah jaringan Hebb untuk menyatakan logika AND jika representasi
masukan dan keluaran yang dipakai adalah
a. biner
b. masukan biner dan keluaran bipolar
c. masukan dan keluaran bipolar
Penyelesaian
a. Gambar di atas adalah arsitektur jaringan Hebb untuk menyatakan
fungsi AND. Tabel berikut adalah tabel masukan dan targetnya yang
direpresentasikan secara biner (masukan dan keluaran semuanya
bernilai 1 atau 0
Masukan Target
x1
x2
1 t
1 1 1 1
1 0 1 0
0 1 1 0
0 0 1 0
Mula2 semua bobot dan bias diberi nilai = 0. Untuk setiap data masukan
dan target, perubahan bobot dihitung dari perkalian data masukan dan
targetnya
∆ w
1
= x
1
t ; ∆ w
2
= x
2
t ; ∆ b = 1 * t = t
Bobot w
i
(baru) = w
i
(lama) + ∆ w
i
(i = 1,2)
Hasil iterasi bobot menggunakan rumus tersebut tampak pada tabel
berikut:
Hebbian  Page 4 
 
Tampak bahwa bobot hanya berubah akibat pasangan data pertama saja.
Pada data ke-2 hingga ke-4, tidak ada perubahan bobot karena target = 0,
sehingga perubahan bobot (hasil kali masukan target) = 0
Masukan target Perubahan bobot Bobot Baru
( x1
x2
1) t (∆w1
∆w2
∆b) ( w1
w2
b)
Insialisasi (0 0 0)
(1 1 1) 1 (1 1 1) (1 1 1)
(1 0 1) 0 (0 0 0) (1 1 1)
(0 1 1) 0 (0 0 0) (1 1 1)
(0 0 1) 0 (0 0 0) (1 1 1)
Jadi menurut tabel interasi di atas, bobot jaringan akhir adalah w
1
= w
2
= 1,
dan b = 1
Jika diuji cobakan pada seluruh data masukan , maka akan diperoleh hasil
sepeti tampak pada table berikut.
Tampak bahwa f(net) tidak sama dengan target yang dimaksud dengan
fungsi AND.
Hebbian  Page 5 
 
BERARTI : jaringan tidak dapat mengerti pola yang dimaksudkan.
b. Jika target berupa data bipolar, maka table masukan dan target, tampak
pada table berikut
Masukan Target
x1
x2
1 t
1 1 1 1
1 0 1 -1
0 1 1 -1
0 0 1 -1
Menggunakan cara seperti jawaban a., diperoleh tabel berikut:
Masukan target Perubahan bobot Bobot Baru
( x1
x2
1) t (∆w1
∆w2
∆ b) ( w1
w2
b)
Insialisasi (0 0 0)
(1 1 1) 1 (1 1 1) (1 1 1)
(1 0 1) -1 (-1 0 -1) (0 1 0)
(0 1 1) -1 (0 -1 -1) (0 0 -1)
(0 0 1) -1 (0 0 -1) (0 0 -2)
Diperoleh w
1
= 0, w
2
= 0 dan b = -2
Jika diuji cobakan pada data masukan maka akan diperoleh hasil seperti
tabel berikut:
Tampak juga bahwa f(net) tidak sama dengan target yang dimaksud
dengan fungsi AND.
BERARTI : jaringan tidak dapat mengerti pola yang dimaksudkan.
Hebbian  Page 6 
 
c. Tabel masukan dan keluaran bipolar
Masukan Target
x1
x2
1 t
1 1 1 1
1 -1 1 -1
-1 1 1 -1
-1 -1 1 -1
Menggunakan cara yang sama dengan jawaban a., diperoleh tabel
berikut:
Masukan target Perubahan bobot Bobot Baru
( x1
x2
1) t (∆w1
∆w2
∆ b) ( w1
w2
b)
Insialisasi (0 0 0)
(1 1 1) 1 (1 1 1) (1 1 1)
(1 -1 1) -1 (-1 1 -1) (0 2 0)
(-1 1 1) -1 (1 -1 -1) (1 1 -1)
(-1 -1 1) -1 (1 1 -1) (2 2 -2)
Diperoleh w
1
= 2, w
2
= 2 dan b = -2
Jika diuji cobakan pada data masukan maka akan diperoleh hasil seperti
tabel berikut:
Hebbian  Page 7 
 
Tampak juga bahwa f(net) SAMA dengan target yang dimaksud dengan
fungsi AND. BERARTI : jaringan dapat mengerti pola yang dimaksudkan.
Catatan:
Dari ketiga contoh di atas, tampak bahwa dalam jaringan Hebbian, bisa
tidaknya suatu jaringan mengenali pola tidak hanya ditentukan oleh
algoritma untuk merevisi bobot, tapi juga dari bagaimana representasi data
yang di pakai !!!!.
Contoh berikut menampilkan kelemahan jaringan Hebbian yang TIDAK
selalu dapat mengenali pola, baik menggunakan bentuk biner maupun
bipolar
Contoh 2:
Buatlah jaringan Hebbian dengan 3 masukan dan sebuah target keluaran
untuk mengenali pola yang tampak pada tabel berikut
Masukan Target
x1
x2
x3
t
1 1 1 1
1 1 0 0
1 0 1 0
0 1 1 0
Hebbian  Page 8 
 
Penyelesaian
Jaringan Hebb terdiri dari 3 masukan dan sebuah neuron keluaran. Seperti
pada contoh 1a. Sebelumnya, jaringan tidak akan mampu mengenali pola
jika target keluaran = 0
(INGAT: bahwa perubahan bobot didasarkan ata perkalian masukan dan
target sehingga jika target = 0 , maka perubahan bobot = 0)
Maka paling sedikit keluaran harus dijadikan bipolar (atau bahkan jika perlu
baik masukan dan keluaran bipolar)
Tabel berikut merupakan tabel masukan biner dan keluaran bipolar
Masukan Target
x1
x2
x3
t
1 1 1 1
1 1 0 -1
1 0 1 -1
0 1 1 -1
Hasil iterasinya:
Masukan target Perubahan bobot Bobot baru
( x1
x2
x3
1) t (∆w1
∆w2
∆w3
b) (w1
w2
w3
b)
Inisialiasai ( 0 0 0 0)
(1 1 1 1) 1 (1 1 1 1) ( 1 1 1 1)
(1 1 0 1) -1 (-1 -1 0 -1) ( 0 0 1 0)
(1 0 1 1) -1 (-1 0 -1 -1) ( -1 0 0 -1)
(0 1 1 1) -1 (0 -1 -1 -1) ( -1 -1 -1 -2)
Bobot awal (w
1
w
2
w
3
b) = (0 0 0 0).
Hebbian  Page 9 
 
Bobot baru = bobot lama + perubahan bobot, karena bobot awal semua =
0, Bobot akhir yang dihasilkan merupakan penjumlahan semua perubahan
bobot yang terjadi:
(w
1
w
2
w
3
b) akhir = (1 1 1 1) + (-1 -1 0 -1) + (-1 0 -1 -1) + (0 -1 -1 -1) = (-1 -
1 -1 - 2)
Jika diujikan pada data mula-2 diperoleh:
Tampak bahwa keluaran jaringan tidak tepat untuk pola yang pertama
(seharusnya keluaran jaringan = 1).
Berikut ini jika baik masukan maupun target dijadikan bipolar
Masukan Target
x1
x2
x3
t
1 1 1 1
1 1 -1 -1
1 -1 1 -1
-1 1 1 -1
Hasil iterasinya:
Hebbian  Page 10 
 
Masukan target Perubahan bobot Bobot baru
( x1
x2
x3
1) t (∆w1
∆w2
∆w3
b) (w1
w2
w3
b)
Inisialisasi ( 0 0 0 0)
(1 1 1 1) 1 (1 1 1 1) ( 1 1 1 1)
(1 1 -1 1) -1 (-1 -1 1 -1) ( 0 0 2 0)
(1 -1 1 1) -1 (-1 1 -1 -1) ( -1 1 1 -1)
(-1 1 1 1) -1 (1 -1 -1 -1) ( 0 0 0 -2)
Bobot akhir yang dihasilkan merupakan penjumlahan semua perubahan
bobot yang terjadi:
(w
1
w
2
w
3
b) akhir = (1 1 1 1) + (-1 -1 1 -1) + (-1 1 -1 -1) + (1 -1 -1 -1) = (0 0
0 -2)
Jika diuji cobakan pada data mula-2:
Tampak bahwa keluaran jaringan masih belum tepat untuk pola pertama.
JADI: bagaimanapun representasi data, jaringan tetap tidak mampu
mengenali semua pola dengan benar
Hebbian  Page 11 
 
2. Jaringan Hebb untuk Pengenalan Pola
Jaringan Hebb dapat digunakan untuk mengenali pola
Caranya: jaringan dilatih untuk membedakan 2 macam pola.
Jelasnya perhatikan contoh berikut:
Contoh 3:
Diketahui dua pola huruf X dan O pada gambar di bawah ini. Gunakan
jaringan Hebb untuk mengenali pola tersebut.
Penyelesaian
Untuk merepresentasikan kasus tersebut dalam jaringan Hebb, tiap
karakter pola dianggap sebagai sebuah unit masukan. Misalkan
karakter “#” dalam pola bernilai = 1, dan
karakter “.” dalam pola benilai = 0
Karena setiap pola terdiri dari 5 baris dan 5 kolom, berarti jaringan Hebb terdiri
dari 25 unit masukan x
1
..... x
25
( x
1
... x
5
adalah karakter baris pertama, dst.)
dan sebuah nilai bias yang bernilai =1
Sebagai target diambil sebuah unit yang akan bernilai = 1 jika masukan
berupa pola 1 dan benilai = -1 jika masukan berupa pola 2
Masukan Target
x
1
x
5
x
10
x
15
x
20
x
25
t
1 -1 -1 -1 1; -1 1 -1 1 -1 ; -1 -1 1 -1 -1 ; -1 1 -1 1 -1 ; 1 -1 -1 -1 1 1
-1 1 1 1 -1; 1 -1 -1 -1 1 ; 1 -1 -1 -1 1 ; 1 - 1 -1 -1 1 ; -1 1 1 1 -1 -1
Hebbian  Page 12 
 
Jika pola pertama dimasukkan, perubahan bobot yang terjadi merupakan hasil
kali antara target dengan masukan pertama.
Karena target = 1, maka hasil kali ini akan sama dengan pola pertama. Jadi
bobot jaringan setelah pola pertama dimasukkan sama dengan nilai pola
pertama:
1 -1 -1 -1 1; -1 1 -1 1 -1;-1 -1 1 -1 -1 ; -1 1 -1 1 -1 ; 1 -1 -1 -1 1
Bobot bias b = 1
Perkalian masukan kedua dengan target menghasilkan ∆w
i
(i = 1 ... 25): 1 -1 -1
-1 1; -1 1 1 1 -1;-1 1 1 1 -1 ; -1 1 1 1 -1 ; 1 -1 -1 -1 1
Dan perubahan bobot bias ∆ b = (-1) * 1 = 1
Jika ∆w
i
ditambahkan ke bobot jaringan hasil pola pertama, maka diperoleh
bobot akhir = w = 2 -2 -2 -2 2; -2 2 0 2 -2;-2 0 2 0 -2 ; -2 2 0 2 -2 ; 2 -2 -2 -2 2
Bobot bias = 1 + (-1) = 0
Sebagai uji coba apakah bobot ini sudah dapat memisahkan kedua pola,maka
dilakukan perkalian antara nilai unit masukan tiap pola dengan bobot akhir:
Untuk pola 1, nilai net = 42. Maka f(net) = 1
Untuk pola 2, nilai net =-42. Maka f(net) = -1
Tampak bahwa untuk kedua pola, keluaran jaringan sama dengan target yang
diinginkan.
BERARTI: Jaringan telah mengenali pola dengan baik.
 

More Related Content

What's hot

Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Farichah Riha
 
PPT Sistem Persaman Linear Metode Elimnasi, Subtitusi, Eliminasi-Substitusi
PPT Sistem Persaman Linear Metode Elimnasi, Subtitusi, Eliminasi-SubstitusiPPT Sistem Persaman Linear Metode Elimnasi, Subtitusi, Eliminasi-Substitusi
PPT Sistem Persaman Linear Metode Elimnasi, Subtitusi, Eliminasi-SubstitusiYoanna Rianda
 
Makalah Sistem Digital
Makalah Sistem DigitalMakalah Sistem Digital
Makalah Sistem DigitalMimikri Dony
 
Kuliah 4&5 sistem digital
Kuliah 4&5 sistem digitalKuliah 4&5 sistem digital
Kuliah 4&5 sistem digitalsatriahelmy
 
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)ahmad haidaroh
 
Radial Basis Function Network (RBFN)
Radial Basis Function Network (RBFN)Radial Basis Function Network (RBFN)
Radial Basis Function Network (RBFN)ahmad haidaroh
 
Jurnal pendekatan ctl pada materi teorema pythagoras
Jurnal pendekatan ctl pada materi teorema pythagorasJurnal pendekatan ctl pada materi teorema pythagoras
Jurnal pendekatan ctl pada materi teorema pythagorasdjoko abimanyu
 
rekursi dan relasi rekurens
rekursi dan relasi rekurensrekursi dan relasi rekurens
rekursi dan relasi rekurenstedi_apendi
 
Contoh Program Jaringan Syaraf Tiruan Sederhana
Contoh Program Jaringan Syaraf Tiruan SederhanaContoh Program Jaringan Syaraf Tiruan Sederhana
Contoh Program Jaringan Syaraf Tiruan SederhanaSherly Uda
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKRaden Ilyas
 
362112547 kuadratik-dan-kubik
362112547 kuadratik-dan-kubik362112547 kuadratik-dan-kubik
362112547 kuadratik-dan-kubikChevi Rahayu
 
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 1
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 1Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 1
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 1made dwika
 
Polinomial Matematika Peminatan
Polinomial Matematika PeminatanPolinomial Matematika Peminatan
Polinomial Matematika PeminatanHevliza Tiara
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 

What's hot (20)

Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
 
PPT Sistem Persaman Linear Metode Elimnasi, Subtitusi, Eliminasi-Substitusi
PPT Sistem Persaman Linear Metode Elimnasi, Subtitusi, Eliminasi-SubstitusiPPT Sistem Persaman Linear Metode Elimnasi, Subtitusi, Eliminasi-Substitusi
PPT Sistem Persaman Linear Metode Elimnasi, Subtitusi, Eliminasi-Substitusi
 
Makalah Sistem Digital
Makalah Sistem DigitalMakalah Sistem Digital
Makalah Sistem Digital
 
Kuliah 4&5 sistem digital
Kuliah 4&5 sistem digitalKuliah 4&5 sistem digital
Kuliah 4&5 sistem digital
 
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
 
Bahan ajar matematika spldv
Bahan ajar matematika spldvBahan ajar matematika spldv
Bahan ajar matematika spldv
 
Radial Basis Function Network (RBFN)
Radial Basis Function Network (RBFN)Radial Basis Function Network (RBFN)
Radial Basis Function Network (RBFN)
 
Jurnal pendekatan ctl pada materi teorema pythagoras
Jurnal pendekatan ctl pada materi teorema pythagorasJurnal pendekatan ctl pada materi teorema pythagoras
Jurnal pendekatan ctl pada materi teorema pythagoras
 
rekursi dan relasi rekurens
rekursi dan relasi rekurensrekursi dan relasi rekurens
rekursi dan relasi rekurens
 
Jaringan perceptron & matlab
Jaringan perceptron & matlabJaringan perceptron & matlab
Jaringan perceptron & matlab
 
Bab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar booleanBab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar boolean
 
Contoh Program Jaringan Syaraf Tiruan Sederhana
Contoh Program Jaringan Syaraf Tiruan SederhanaContoh Program Jaringan Syaraf Tiruan Sederhana
Contoh Program Jaringan Syaraf Tiruan Sederhana
 
3.metode dua fase
3.metode dua fase3.metode dua fase
3.metode dua fase
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
 
362112547 kuadratik-dan-kubik
362112547 kuadratik-dan-kubik362112547 kuadratik-dan-kubik
362112547 kuadratik-dan-kubik
 
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 1
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 1Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 1
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 1
 
Polinomial Matematika Peminatan
Polinomial Matematika PeminatanPolinomial Matematika Peminatan
Polinomial Matematika Peminatan
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 

Viewers also liked

Pengenalan jaringan-syaraf-tiruan
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruanPengenalan jaringan-syaraf-tiruan
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruanrrahmad_14
 
Compegence: Dr. Rajaram Kudli - An Introduction to Artificial Neural Network ...
Compegence: Dr. Rajaram Kudli - An Introduction to Artificial Neural Network ...Compegence: Dr. Rajaram Kudli - An Introduction to Artificial Neural Network ...
Compegence: Dr. Rajaram Kudli - An Introduction to Artificial Neural Network ...COMPEGENCE
 
Questionnaire analysis
Questionnaire analysisQuestionnaire analysis
Questionnaire analysisIzzy Albutt
 
Quantum cfi holdings
Quantum   cfi holdingsQuantum   cfi holdings
Quantum cfi holdingschris ndebele
 
Градостроительный потенциал территории в Пресненском районе г. Москвы
Градостроительный потенциал территории в Пресненском районе г. МосквыГрадостроительный потенциал территории в Пресненском районе г. Москвы
Градостроительный потенциал территории в Пресненском районе г. МосквыLAZOVOY
 

Viewers also liked (9)

Jaringan Komputer
Jaringan  KomputerJaringan  Komputer
Jaringan Komputer
 
Hebb, perceptro dan adaline
Hebb, perceptro dan adalineHebb, perceptro dan adaline
Hebb, perceptro dan adaline
 
himpunan Fuzzy
himpunan Fuzzyhimpunan Fuzzy
himpunan Fuzzy
 
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruan
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruanPengenalan jaringan-syaraf-tiruan
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruan
 
Compegence: Dr. Rajaram Kudli - An Introduction to Artificial Neural Network ...
Compegence: Dr. Rajaram Kudli - An Introduction to Artificial Neural Network ...Compegence: Dr. Rajaram Kudli - An Introduction to Artificial Neural Network ...
Compegence: Dr. Rajaram Kudli - An Introduction to Artificial Neural Network ...
 
Questionnaire analysis
Questionnaire analysisQuestionnaire analysis
Questionnaire analysis
 
Sdlc
SdlcSdlc
Sdlc
 
Quantum cfi holdings
Quantum   cfi holdingsQuantum   cfi holdings
Quantum cfi holdings
 
Градостроительный потенциал территории в Пресненском районе г. Москвы
Градостроительный потенциал территории в Пресненском районе г. МосквыГрадостроительный потенциал территории в Пресненском районе г. Москвы
Градостроительный потенциал территории в Пресненском районе г. Москвы
 

Similar to Metode belajar hebbian supervised

Similar to Metode belajar hebbian supervised (15)

Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptx
Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptxPertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptx
Pertemuan 3. Arsitektur jaringan Hebb.pptx
 
Jar perceptron
Jar perceptronJar perceptron
Jar perceptron
 
03. JARINGAN SYARAF HEBB (1).pptx
03. JARINGAN SYARAF HEBB (1).pptx03. JARINGAN SYARAF HEBB (1).pptx
03. JARINGAN SYARAF HEBB (1).pptx
 
19511 19 & 20 jst
19511 19 & 20 jst19511 19 & 20 jst
19511 19 & 20 jst
 
14237 19 & 20 jst
14237 19 & 20 jst14237 19 & 20 jst
14237 19 & 20 jst
 
(Jst)hebb dan delta rule
(Jst)hebb dan delta rule(Jst)hebb dan delta rule
(Jst)hebb dan delta rule
 
Jstchapt2
Jstchapt2Jstchapt2
Jstchapt2
 
Jaringan perceptron
Jaringan perceptronJaringan perceptron
Jaringan perceptron
 
aljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.pptaljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.ppt
 
aljabar boolean
aljabar booleanaljabar boolean
aljabar boolean
 
Pertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacementPertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacement
 
Pertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacementPertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacement
 
Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 

Recently uploaded

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 

Recently uploaded (20)

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Metode belajar hebbian supervised

  • 1. Hebbian  Page 1    METODE BELAJAR HEBBIAN SUPERVISED & CONTOH 1. Jaringan Hebbian Kelemahan model McCulloch-Pitts : penentuan bobot garis dan bias secara analitik. Untuk masalah yang kompleks, hal ini akan sangat sulit dilakukan. Tahun 1949, Donald Hebb memperkenalkan cara menghitung bobot dan bias secara iteratif. Model Hebb adalah model tertua yang menggunakan aturan supervisi. Dasar algoritma Hebb adalah: kenyataan bahwa apabila dua neuron yang dihubungkan dengan sinapsis secara serentak menjadi aktif (sama-sama benilai positif atau negatif), maka kekuatan sinapisnya meningkat. Sebaliknya, apabila kedua neuron aktif secara tidak sinkron (salah satu bernilai positif dan yang lain benilai negatif), maka kekuatan sinapsis akan melemah Karena itulah, dalam setiap iterasi, bobot sinapis dan bias diubah berdasarkan perkalian neuron-2 di kedua sisinya. Untuk jaringan layar tunggal dengan 1 unit keluaran dimana semua unit masukan x i terhubung langsung dengan unit keluaran y, maka perubahan bobot dilakukan berdasarkan persamaan: w i (baru)= w i (lama) + x i y Algoritma pelatihan Hebb dengan vektor input s i dan unit target t adalah: ► Inisialisasi semua bobot , w i = 0 ( i = 1, ...., n) ► Untuk semua vektor input s dan unit target t, lakukan hal berikut:
  • 2. Hebbian  Page 2    a. Set aktivasi unit masukan x i = s i ( i = 1, ..., n) b. Set aktivasi keluaran y = t c. Perbaiki bobot menurut persamaan : w i (baru)= w i (lama) + ∆ w (i= 1, ..., n) dengan ∆ w = x i y d. Perbaiki bias menurut persamaan b (baru) = b (lama) + ∆b; dgn ∆b = 1*t = 1*y Catatan: perbaikan bias diperlakukan sama seperti bobot Arsitektur jaringan Hebb sama seperti jaringa McCulloch-Pitts. Beberapa unit masukan dihubungkan langsung dengan sebuah unit keluaran, ditambah dengan sebuah bias Catatan : x i = s i ; y = t Masalah yang sering timbul dalam jaringan Hebb adalah dalam menentukan representasi data masukan/keluaran untuk fungsi aktivasi yang berupa threshold. Representasi yang dipakai adalah bipolar ( nilai -1 dan 1). Kadangkala jaringan dapat menentukan pola secara BENAR jika dipakai representasi bipolar saja, dan akan ”SALAH” jika dipakai representasi biner (nilai 0 dan 1). Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut
  • 3. Hebbian  Page 3    Contoh 1: Buatlah jaringan Hebb untuk menyatakan logika AND jika representasi masukan dan keluaran yang dipakai adalah a. biner b. masukan biner dan keluaran bipolar c. masukan dan keluaran bipolar Penyelesaian a. Gambar di atas adalah arsitektur jaringan Hebb untuk menyatakan fungsi AND. Tabel berikut adalah tabel masukan dan targetnya yang direpresentasikan secara biner (masukan dan keluaran semuanya bernilai 1 atau 0 Masukan Target x1 x2 1 t 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 Mula2 semua bobot dan bias diberi nilai = 0. Untuk setiap data masukan dan target, perubahan bobot dihitung dari perkalian data masukan dan targetnya ∆ w 1 = x 1 t ; ∆ w 2 = x 2 t ; ∆ b = 1 * t = t Bobot w i (baru) = w i (lama) + ∆ w i (i = 1,2) Hasil iterasi bobot menggunakan rumus tersebut tampak pada tabel berikut:
  • 4. Hebbian  Page 4    Tampak bahwa bobot hanya berubah akibat pasangan data pertama saja. Pada data ke-2 hingga ke-4, tidak ada perubahan bobot karena target = 0, sehingga perubahan bobot (hasil kali masukan target) = 0 Masukan target Perubahan bobot Bobot Baru ( x1 x2 1) t (∆w1 ∆w2 ∆b) ( w1 w2 b) Insialisasi (0 0 0) (1 1 1) 1 (1 1 1) (1 1 1) (1 0 1) 0 (0 0 0) (1 1 1) (0 1 1) 0 (0 0 0) (1 1 1) (0 0 1) 0 (0 0 0) (1 1 1) Jadi menurut tabel interasi di atas, bobot jaringan akhir adalah w 1 = w 2 = 1, dan b = 1 Jika diuji cobakan pada seluruh data masukan , maka akan diperoleh hasil sepeti tampak pada table berikut. Tampak bahwa f(net) tidak sama dengan target yang dimaksud dengan fungsi AND.
  • 5. Hebbian  Page 5    BERARTI : jaringan tidak dapat mengerti pola yang dimaksudkan. b. Jika target berupa data bipolar, maka table masukan dan target, tampak pada table berikut Masukan Target x1 x2 1 t 1 1 1 1 1 0 1 -1 0 1 1 -1 0 0 1 -1 Menggunakan cara seperti jawaban a., diperoleh tabel berikut: Masukan target Perubahan bobot Bobot Baru ( x1 x2 1) t (∆w1 ∆w2 ∆ b) ( w1 w2 b) Insialisasi (0 0 0) (1 1 1) 1 (1 1 1) (1 1 1) (1 0 1) -1 (-1 0 -1) (0 1 0) (0 1 1) -1 (0 -1 -1) (0 0 -1) (0 0 1) -1 (0 0 -1) (0 0 -2) Diperoleh w 1 = 0, w 2 = 0 dan b = -2 Jika diuji cobakan pada data masukan maka akan diperoleh hasil seperti tabel berikut: Tampak juga bahwa f(net) tidak sama dengan target yang dimaksud dengan fungsi AND. BERARTI : jaringan tidak dapat mengerti pola yang dimaksudkan.
  • 6. Hebbian  Page 6    c. Tabel masukan dan keluaran bipolar Masukan Target x1 x2 1 t 1 1 1 1 1 -1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 1 -1 Menggunakan cara yang sama dengan jawaban a., diperoleh tabel berikut: Masukan target Perubahan bobot Bobot Baru ( x1 x2 1) t (∆w1 ∆w2 ∆ b) ( w1 w2 b) Insialisasi (0 0 0) (1 1 1) 1 (1 1 1) (1 1 1) (1 -1 1) -1 (-1 1 -1) (0 2 0) (-1 1 1) -1 (1 -1 -1) (1 1 -1) (-1 -1 1) -1 (1 1 -1) (2 2 -2) Diperoleh w 1 = 2, w 2 = 2 dan b = -2 Jika diuji cobakan pada data masukan maka akan diperoleh hasil seperti tabel berikut:
  • 7. Hebbian  Page 7    Tampak juga bahwa f(net) SAMA dengan target yang dimaksud dengan fungsi AND. BERARTI : jaringan dapat mengerti pola yang dimaksudkan. Catatan: Dari ketiga contoh di atas, tampak bahwa dalam jaringan Hebbian, bisa tidaknya suatu jaringan mengenali pola tidak hanya ditentukan oleh algoritma untuk merevisi bobot, tapi juga dari bagaimana representasi data yang di pakai !!!!. Contoh berikut menampilkan kelemahan jaringan Hebbian yang TIDAK selalu dapat mengenali pola, baik menggunakan bentuk biner maupun bipolar Contoh 2: Buatlah jaringan Hebbian dengan 3 masukan dan sebuah target keluaran untuk mengenali pola yang tampak pada tabel berikut Masukan Target x1 x2 x3 t 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0
  • 8. Hebbian  Page 8    Penyelesaian Jaringan Hebb terdiri dari 3 masukan dan sebuah neuron keluaran. Seperti pada contoh 1a. Sebelumnya, jaringan tidak akan mampu mengenali pola jika target keluaran = 0 (INGAT: bahwa perubahan bobot didasarkan ata perkalian masukan dan target sehingga jika target = 0 , maka perubahan bobot = 0) Maka paling sedikit keluaran harus dijadikan bipolar (atau bahkan jika perlu baik masukan dan keluaran bipolar) Tabel berikut merupakan tabel masukan biner dan keluaran bipolar Masukan Target x1 x2 x3 t 1 1 1 1 1 1 0 -1 1 0 1 -1 0 1 1 -1 Hasil iterasinya: Masukan target Perubahan bobot Bobot baru ( x1 x2 x3 1) t (∆w1 ∆w2 ∆w3 b) (w1 w2 w3 b) Inisialiasai ( 0 0 0 0) (1 1 1 1) 1 (1 1 1 1) ( 1 1 1 1) (1 1 0 1) -1 (-1 -1 0 -1) ( 0 0 1 0) (1 0 1 1) -1 (-1 0 -1 -1) ( -1 0 0 -1) (0 1 1 1) -1 (0 -1 -1 -1) ( -1 -1 -1 -2) Bobot awal (w 1 w 2 w 3 b) = (0 0 0 0).
  • 9. Hebbian  Page 9    Bobot baru = bobot lama + perubahan bobot, karena bobot awal semua = 0, Bobot akhir yang dihasilkan merupakan penjumlahan semua perubahan bobot yang terjadi: (w 1 w 2 w 3 b) akhir = (1 1 1 1) + (-1 -1 0 -1) + (-1 0 -1 -1) + (0 -1 -1 -1) = (-1 - 1 -1 - 2) Jika diujikan pada data mula-2 diperoleh: Tampak bahwa keluaran jaringan tidak tepat untuk pola yang pertama (seharusnya keluaran jaringan = 1). Berikut ini jika baik masukan maupun target dijadikan bipolar Masukan Target x1 x2 x3 t 1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 1 -1 -1 1 1 -1 Hasil iterasinya:
  • 10. Hebbian  Page 10    Masukan target Perubahan bobot Bobot baru ( x1 x2 x3 1) t (∆w1 ∆w2 ∆w3 b) (w1 w2 w3 b) Inisialisasi ( 0 0 0 0) (1 1 1 1) 1 (1 1 1 1) ( 1 1 1 1) (1 1 -1 1) -1 (-1 -1 1 -1) ( 0 0 2 0) (1 -1 1 1) -1 (-1 1 -1 -1) ( -1 1 1 -1) (-1 1 1 1) -1 (1 -1 -1 -1) ( 0 0 0 -2) Bobot akhir yang dihasilkan merupakan penjumlahan semua perubahan bobot yang terjadi: (w 1 w 2 w 3 b) akhir = (1 1 1 1) + (-1 -1 1 -1) + (-1 1 -1 -1) + (1 -1 -1 -1) = (0 0 0 -2) Jika diuji cobakan pada data mula-2: Tampak bahwa keluaran jaringan masih belum tepat untuk pola pertama. JADI: bagaimanapun representasi data, jaringan tetap tidak mampu mengenali semua pola dengan benar
  • 11. Hebbian  Page 11    2. Jaringan Hebb untuk Pengenalan Pola Jaringan Hebb dapat digunakan untuk mengenali pola Caranya: jaringan dilatih untuk membedakan 2 macam pola. Jelasnya perhatikan contoh berikut: Contoh 3: Diketahui dua pola huruf X dan O pada gambar di bawah ini. Gunakan jaringan Hebb untuk mengenali pola tersebut. Penyelesaian Untuk merepresentasikan kasus tersebut dalam jaringan Hebb, tiap karakter pola dianggap sebagai sebuah unit masukan. Misalkan karakter “#” dalam pola bernilai = 1, dan karakter “.” dalam pola benilai = 0 Karena setiap pola terdiri dari 5 baris dan 5 kolom, berarti jaringan Hebb terdiri dari 25 unit masukan x 1 ..... x 25 ( x 1 ... x 5 adalah karakter baris pertama, dst.) dan sebuah nilai bias yang bernilai =1 Sebagai target diambil sebuah unit yang akan bernilai = 1 jika masukan berupa pola 1 dan benilai = -1 jika masukan berupa pola 2 Masukan Target x 1 x 5 x 10 x 15 x 20 x 25 t 1 -1 -1 -1 1; -1 1 -1 1 -1 ; -1 -1 1 -1 -1 ; -1 1 -1 1 -1 ; 1 -1 -1 -1 1 1 -1 1 1 1 -1; 1 -1 -1 -1 1 ; 1 -1 -1 -1 1 ; 1 - 1 -1 -1 1 ; -1 1 1 1 -1 -1
  • 12. Hebbian  Page 12    Jika pola pertama dimasukkan, perubahan bobot yang terjadi merupakan hasil kali antara target dengan masukan pertama. Karena target = 1, maka hasil kali ini akan sama dengan pola pertama. Jadi bobot jaringan setelah pola pertama dimasukkan sama dengan nilai pola pertama: 1 -1 -1 -1 1; -1 1 -1 1 -1;-1 -1 1 -1 -1 ; -1 1 -1 1 -1 ; 1 -1 -1 -1 1 Bobot bias b = 1 Perkalian masukan kedua dengan target menghasilkan ∆w i (i = 1 ... 25): 1 -1 -1 -1 1; -1 1 1 1 -1;-1 1 1 1 -1 ; -1 1 1 1 -1 ; 1 -1 -1 -1 1 Dan perubahan bobot bias ∆ b = (-1) * 1 = 1 Jika ∆w i ditambahkan ke bobot jaringan hasil pola pertama, maka diperoleh bobot akhir = w = 2 -2 -2 -2 2; -2 2 0 2 -2;-2 0 2 0 -2 ; -2 2 0 2 -2 ; 2 -2 -2 -2 2 Bobot bias = 1 + (-1) = 0 Sebagai uji coba apakah bobot ini sudah dapat memisahkan kedua pola,maka dilakukan perkalian antara nilai unit masukan tiap pola dengan bobot akhir: Untuk pola 1, nilai net = 42. Maka f(net) = 1 Untuk pola 2, nilai net =-42. Maka f(net) = -1 Tampak bahwa untuk kedua pola, keluaran jaringan sama dengan target yang diinginkan. BERARTI: Jaringan telah mengenali pola dengan baik.