1. II.2 Beberapa Hadist yang berkaitan dengan kesehatan
1. Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh
dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
2. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
3. Dari Usamah bin Syarik radhiallahu‘anhu, bahwa beliau berkata:
Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu datanglah serombongan
Arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai
para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit
melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau
menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah,
dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486)
4. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan
menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh
orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya
dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-
Arnauth atas Zadul Ma’ad, 4/12-13)
5. Penegasan Rasulullahu’alaihi wa sallam dalam sabdanya:
2. “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi
setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu
Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)
6. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari obat yang buruk (haram).” (HR. Abu Dawud, At-
Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Asy-Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih Ibnu Majah, 2/255) [Lihat
kitab Ahkam Ar-Ruqa wa At-Tama`im karya Dr. Fahd As-Suhaimi, hal. 21)
7. Dari ‘Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata:
“Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya: ‘Wahai Rasulullah, bagaimana
pendapatmu tentang hal itu?’ Beliau menjawab: ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah
itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim no. 2200)
8. Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Barangsiapa di antara kalian yang mampu memberi kemanfaatan bagi saudaranya maka hendaknya dia
lakukan.”
9. Hadist diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Beliau berkata;
“Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Mu’awwidzaat dan meniupkannya dengan
sedikit meludah atas diri beliau di masa sakit beliau yang membawa kepada kematiannya. Tatkala beliau
merasa semakin parah, aku yang membacakan Al-Mu’awwidzaat dan meniupkannya atas beliau. Aku
usapkan bacaan itu dan tiupan (ludah)nya dengan tangan beliau sendiri. Hal ini karena keberkahan tangan
beliau.” (HR. Al-Bukhari)
10. Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Jibril ‘alaihissalam pernah mendatangi
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jibril bertanya: “Wahai Muhammad, apakah engkau mengeluhkan rasa
sakit?” Nabi menjawab: “Iya.” Maka Jibril membacakan:
“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang mengganggumu dan keburukan setiap
jiwa atau sorotan mata yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku
meruqyahmu.” (HR. Muslim)
11. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami mengeluhkan rasa sakit
maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya dengan tangan kanan beliau dan membaca:
3. “Ya Allah, Rabb sekalian manusia, yang menghilangkan segala petaka, sembuhkanlah, Engkaulah Yang
Maha Penyembuh, tak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau, sebuah kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).
12. Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa beliau berkata: “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
meruqyah dengan membaca:
“Hapuslah petakanya, wahai Rabb sekalian manusia. Di tangan-Mu seluruh penyembuhan, tak ada yang
menyingkap untuknya kecuali Engkau.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
13. Dari Abu Al-‘Ash Ats-Tsaqafi radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau mengeluhkan sakit yang dirasakannya di
tubuhnya semenjak masuk Islam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya;
“Letakkanlah tanganmu pada tempat yang sakit dari tubuhmu dan ucapkanlah, ‘Bismillah (Dengan nama
Allah)’ sebanyak tiga kali. Lalu ucapkanlah:
‘Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan sesuatu yang kurasakan dan
kuhindarkan,’ sebanyak tujuh kali.” (HR. Muslim)
14. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau
bersabda:
“Barangsiapa mengunjungi orang sakit selama belum datang ajalnya, lalu dia bacakan di sisinya
sebanyak tujuh kali:
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik ‘Arsy yang besar, semoga
menyembuhkanmu,’ niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu.” (HR. Abu Dawud, At-
Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-Adzkar)
15. Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengunjungiku (ketika aku sakit) dan beliau membaca:
“Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d.”(HR.
Muslim)
16. Hadits Abdullah bin Mas‘ud radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan
kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan
Muslim no. 6511)
4. II.3 Beberapa contoh pengobatan Nabawi (pengobatan dalam islam pada zaman Rasullulah SAW)
1. Pengobatan dengan meminum madu.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang madu yang keluar dari perut lebah:
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (An-Nahl:69)
Madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di
antaranya untuk mengobati sakit perut, seperti ditunjukkan dalam hadits berikut ini:
“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluhkan sakit
pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi
berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia
madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh
juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Maha benar dan perut saudaramu itu dusta.
Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari
no. 5684 dan Muslim no. 5731)
2. Pengobatan dengan habbah sauda` (jintan hitam)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya habbah sauda` ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali dari penyakit as-samu”.
Aku (yakni`Aisyah radhiallahu 'anha) bertanya: “Apakah as-samu itu?” Beliau menjawab: “Kematian.” (HR.
Al-Bukhari no. 5687 dan Muslim no. 5727)
Jinten hitam atau al Habbah as Sauda ini dikenal juga sebagai Syuwainiz dalam bahasa Persia, disebut
juga Kammun hitam atau Kammun India, disebut juga dengan biji al Barakah. Dari biji ini bisa dibuat
minyak yang berkhasiat mengobati batuk, membantu pencernaan, menghilangkan masuk angin dan
sejenisnya. Namun saat ini, biasanya jinten hitam ini dikonsumsi dalam bentuk pil. Imam Ibnu Qayyim al
Jauziyah berkata, “Jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat. Arti sabda Nabi, ‘obat dari segala jenis
penyakit’, seperti firman Allah, ‘Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya’, yakni segala
sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat
mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena
faktor temporal” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam, hal. 365)
3. Pengobatan dengan meminum susu dan air kencing unta
Anas radhiallahu 'anhu menceritakan: “Ada sekelompok orang ‘Urainah dari penduduk Hijaz menderita
sakit (karena kelaparan atau keletihan). Mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah, berilah tempat kepada kami dan
berilah kami makan.’ Ketika telah sehat, mereka berkata: ‘Sesungguhnya udara kota Madinah tidak cocok
bagi kami (hingga kami menderita sakit).’ Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun menempatkan mereka
di Harrah, di dekat tempat pemeliharaan unta-unta beliau (yang berjumlah 3-30 ekor). Beliau berkata:
‘Minumlah dari susu dan kencing unta-unta itu.’9
Tatkala mereka telah sehat, mereka justru membunuh penggembala unta-unta Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam (setelah sebelumnya mereka mencungkil matanya) dan menggiring unta-unta tersebut (dalam keadaan
mereka juga murtad dari Islam). Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengirim utusan untuk mengejar
mereka, hingga mereka tertangkap dan diberi hukuman dengan dipotong tangan dan kaki-kaki mereka serta
dicungkil mata mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 5685, 5686 dan Muslim no. 4329)
4. Pengobatan dengan berbekam (hijamah)
Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma mengabarkan:
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbekam pada bagian kepalanya dalam keadaan
beliau sebagai muhrim (orang yang berihram) karena sakit pada sebagian kepalanya.” (HR. Al-Bukhari no.
5701)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
5. “Obat/kesembuhan itu (antara lain) dalam tiga (cara pengobatan): minum madu, berbekam dan dengan
kay, namun aku melarang umatku dari kay.”11 (HR.Al-Bukhari.No.5680)
Mengikuti jejak Rosulullah Muhammad SAW, merupakan suatu keharusan bagi umat Islam. Termasuk
mewarisi metodologi pengobatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Pengobatan yang dilakukan
Rosulullah menggunakan tiga cara, yaitu melalui do’a atau pengobatan dengan menggunakan wahyu-wahyu
Ilahi yang lebih dikenal dengan istilah do’a-do’a ma-tsur yang datang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi SAW
yang shahih. Kedua menggunakan obat-obat tradisional baik dari tanaman maupun hewan. Dan ketiga adalah
menggunakan kombinasi dari kedua metode tersebut.
Allah berfirman:
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang
beriman” (QS:Yunus 57).
Kemudian dalam penegasan Rasullulah Shallallahu 'alaihi wa sallam;
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi setiap
penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud
dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu).
Dalam sebuah hadist disebutkan “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat yaitu madu dan Al
Qur’an”. Dari hadist tersebut madu merupakan lambang atau perwakilan dari obat-obat tradisional yang ada
di bumi dan kita sebagai manusia yang diberikan akal sehat harus dapat menggali obat-obat tradisional yang
banyak terdapat di muka bumi ini, bahkan letaknya tidak jauh dari sekitar kehidupan kita.
2.1 Saran
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al Ahzab :
21)
Dalam sejarah Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sehat luar biasa, hampir tidak pernah terganggu
sakit yang serius kecuali saat menjelang ajal beliau. Dengan bekal sehat itulah maka beliau lalu bisa
maksimal pula melakukan kegiatan pribadi, berkeluarga, dan melakukan tugas sosial-kenegaraan, termasuk
berjuang menyebarkan dan membela Agama Islam.
Meneladani Kepribadian Rasullulah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini beberapa poin prinsip cara
hidup Nabi yang secara rasional bisa menjelaskan mengapa beliau memiliki kesehatan yang begitu luar biasa,
1. Memantapkan keimanan-ketaqwaan pada Allah swt. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya
kepadaNya kita memohon pertolongan. Umat harus bekerja keras namun ujung dari kerja itu adalah tawakkal
pada kehendak Allah. Keimanan-ketaqwaan seperti ini akan membuat hati tenang-tenteram, tidak gelisah dan
terlanda ketakutan. Di sinilah makna janji Allah yang banyak terkandung dalam al Qur’an: ‘Barang siapa
yang benar-benar beriman dan beramal shaleh maka akan memperoleh berkah dari Allah dan hatinya akan
terhindarkan dari rasa ketakutan dan kekecewaan’. Hati menjadi nyaman dan bahagia. Dari sisi Ilmu
Kedokteran sudah terbukti bahwa jiwa yang gelisah merupakan ‘stessor’ yang menginduksi produksi
melimpah berbagai hormon yang memberi efek negatif bila berlebihan, seperti adrenalin dan kortisol.
2. Ibadah mahdhah yang dilakukan Nabi secara intensif ternyata memiliki banyak peranan dalam
menyehatkan tubuh manusia. Rahasia Shalat yang telah terungkap antara lain membantu proses pelancaran
6. aliran darah untuk menjangkau ke organ otak, bagian yang paling tersembunyi sekalipun. Di dalam otak
manusia memang ada area yang penyaluran aliran darah ke sana amat minim dan baru bisa maksimal jika
melakukan gerak sujud. Dengan sujud maka otak akan memperoleh asupan makanan yang baik via aliran
darah sehingga fungsinya makin optimal. Puasa jelas memiliki peran besar pada berbagai organ, dan yang
mutahir diberitakan adalah terjadinya produksi sitokin melatonin yang membuat orang menjadi semakin baik
kekebalannya, tidur lebih nyaman, dan memperkecil resiko terkena kangker. Justru usus yang tidak
kenyanglah yang akan memproduksi sitokin itu secara baik. Dzikir mengucapkan Kalimah Toyyibah
diketahui akan membuat saluran pernapasan terbuka secara maksimal sehingga lebih memperlancar aliran
udara ke dalam paru-paru manusia sehingga membantu proses oksigenisasi.
3. Dalam al Qur’an banyak sekali memberi petunjuk tentang cara makan-minum. Makanan manusia haruslah
yang halal dan baik, juga dilarang minum ‘khamr’ yang memabukkan. Makan minum juga tidak boleh
berlebihan. Banyak makanan-minuman yang ternyata menjadi sumber penyakit, apakah penyakit infeksi oleh
kuman dan virus, maupun oleh bahan kandungan makanan-minuman itu sendiri yang ternyata berperan
sebagai racun untuk tubuh manusia. Kajian terbaru juga menyebutkan bahwa protein babi memberi efek tidak
baik pada perkembangan karakter manusia selain dalam daging babi sering mengandung telur cacing pita.
Darah yang diharamkan dalam Islam juga bisa banyak mengandung bahan berbahaya, demikian pula untuk
bangkai binatang.
4. Perilaku Rasulullah dalam kegiatan fisik sehari-hari juga jelas menunjukkan tauladan hidup sehat. Dalam
al Qur’an ditegaskan bahwamalam hari itu untuk istirahat dan siang hari untuk bekerja. Rasulullah
jugameninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat sesuai perintah al Qur’an. Beliau selalu aktif bekerja tidak
kenal lelah, termasuk berbelanja di pasar atau menjahid baju sendiri yang robek. Beliau berperang,
memimpin rapat, bermusyawarah, berkunjung, menerima tamu dsb. Beliau jelas orang yang aktif, tidak
membuang waktu berharga seperti bermain, begadang, atau ‘nyangkruk’ yang tidak produktif dan merusak
kesehatan. Dari tinjauan Ilmu Kedokteran aktifitas beliau bisa dikatakan terkait dengan melatih-
menggerakkan semua organ tubuhnya, ibaratkan seperti berolahraga intensif saban hari. Hidup beliau juga
senantiasa selalu terpapar matahariyang dalam ilmu kedokteran semakin disadari pentingnya untuk
membantu proses metabolisme kiamiawi tubuhnya.
5. Al Qur’an juga memberi tuntunan manusia untuk menjaga lingkungannya, baik kebersihan pribadi maupun
kondisi di sekitar dirinya (lihat surat al Mudatsir, surat kedua yang turun setelah Iqra’). ‘Kebersihan adalah
setengah dari iman’ begitu slogan yang amat terkenal di tengah masyarakat muslim. Sudahkah umat Islam
menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan sekitarnya, mulai dari kamar tidur, rumah, halaman, ruang
kerja, maupun kampung dan kota-desanya? Jika belum maka wajib umat menjaga kesehatan lingkungannya
agar menjadi terhindar dari berbagai ancaman gangguan kesehatan.
Lima prinsip hidup sehat cara Nabi sebagaimana yang diuraikan di atas insyaAllah akan bisa membuat umat
Islam memiliki kesehatan yang prima untuk beramal sholeh secara maksimal yang akan menghantarkannya
ke keberhasilan dunia-akherat. Dalam Ilmu Kedokteran aspek mengobati itu hanya satu komponen saja dari
sistem Upaya Penyehatan Individu dan Masyarakat. Rasulullah malah menekankan pada cara hidup sehat itu
bukan pengobatan penyakitnya. Tidak ada satu ayat dalam al Qur’an yang memerintahkan cara tertentu untuk
mengobati penyakit, kecuali pernyataan umum seperti ‘madu’ memiliki nilai obat bagi manusia. Juga tidak
ditemukan hadits Rasulullah yang menyatakan obatilah penyakit itu seperti cara saya mengobatinya. Beliau
hanya mengajarkan doa meminta kesembuhan secara umum, atau menasehatkan bahan tertentu sebagai
bahan obat seperti madu, habbatusaudah atau jintan hitam, susu onta, dan semacamnya. Oleh sebab itu kita
juga tidak boleh berlebihan dalam menggali cara pengobatan pada masa Rasulullah karena kemajuan Ilmu
Kedokteran jelas juga sebagai bagian dari sunnatullah tentang cara pengobatan itu sendiri.
Hadits Tentang Kesehatan
Hadits Ke-1
SEHATNYA HATI, SEHATNYA JASMANI
َولُسَر ُتْعََِس ُولُقَي ٍريِشَب َنْب َناَمُّْعالن ُتْعََِس َالَق ٍرِامَع ْنَعَسََ َََِِّْْع ُهاَّل هَََّ ِهاَّلََ هَّ
َي ََل ٌاتَههبَشُم اَمُهَنَْْبََ ٌِِّيَب ُامَرَْْلاََ ٌِِّيَب ُل ََلَْْلا ُولُقَيهَّا ْنَمََ ِِهانال ْنِم ٌريََِِ اَهُمََّْعَق
7. َشُمْلاَهُُّبالش ِِف َعَقََ ْنَمََ ِِِضْرِعََ ِِِينِدِل َأَرْبَتْاس ِاتَههبُكِوشُي َمِْْلا َلْوَح َعْرَي ٍعاَرََ ِات
َْرأ ِِف ِهاَّل َ
ِِح هنِإ َََلأ ً
ِِح ٍكََِّم ِِلُكِل هنِإََ َََلأ َُِعِاقَوُي ْنَأَسَْْلا ِِف هنِإََ َََلأ ُُِمِراَََم ِِِضِد
َذِإ ًةَغْضُمَْْلا َدَسََ ْتَدَسََ اَذِإََ ََُُُِّّ ُدَسَْْلا َحََََّ ْتَحََََّ اُُ ََّْقْلا ََََِِ َََلأ ََُُُِّّ ُدَس
)َللبخاري (الَّفظ
Artinya:
Dari ‘Amir dari Abdullah bin Nu’man bin Basyir r.a. beliau berkata:” Saya mendengar Rasulallah
bersabda,” sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-
perkara yang subhat (samara-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut
terhadap subhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus
dalam perkara subhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala
yang menggembala hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka
lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah
apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka
baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah
hati. (HR al-Bukhari dan Muslim -redaksi lafazh dari al-Bukhari-)
Hadits Ke-2
NIKMATNYA SEHAT
َ َّس َ َِّْع هللا ََّ النيب قال :قال عنهما هللا َرض ِعبا ابن عن“َِ ٌنْوُبْغَم ِانَتَمْعِنُةهحِ
ِالص ِِهانال َنِم ٌرََِِْْ اَمِهْْ
ُغاَرَفْلاََ”)البخاري اهَ(ر
Dari Ibn ‘Abbas ra beliau berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda Dua kenikmatan yang dapat
memperdaya banyak manusia adalah sehat dan waktu luang“” (HR. al-Bukhari)
هََّس ََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ِهللا ُلْوُسَر َذََخأ : قال عنهما هللا َرض عمر بن هللا عبد عنَِب ََ َََاَُّْْنالد ِِف ْنَُ( َالَقََ ِْيبِكْنَكهن
َبهصال ِرِظَتْنََّ ََلََ َتَْْسَْمأ اَذِإ ُلْوُقَي َرَمُع ُنْاب َناََََ . ) ٍلِْْبَس ِرِباَع ََْأ ٌُ ْيِرَغََ ََاَسَمْلا ِرِظَتْنََّ ََلََ َتْحَبََْأ اَذِإََ ََاْذُخ
ََْح ْنِمََ َكَضِرَمِل َكِتهحَِ ْنِمالبخاري اهَر )َكَِّْوَمِل َكَِّا
Dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah saw. memegang kedua pundak saya seraya bersabda:
“Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara,” Ibnu Umar berkara: Jika kamu
berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari,
gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.
(HR.al-Bukhari)
Hadits Ke-3
MEMAKAN MAKANAN YANG BAIK
َق َالَق َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَع: ََ هََّس ََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ِهللا ُلْوُسَر َال«هنِإ ُِهانال اَهَُّيأا هنِإََ اًبََِِْ هَلِإ ُلَبْقَي ََل ٌُ ََِِْ َهاَّلَرََمأ َهَّل
ِاتَبِِْهطال َنِم اوََُُُّلُسُّالر اَهَُّيأ اَي ( َالَقََ َّيََِّسْرُمْلا ِِِب َرََمأ اَِب َّيِنِمْؤُمْلاْاعَََالَقََ )ٌَ ََِّْع َنوََُّمْعََّ اَِب ِِِِّإ اً
ِاْلََ اوََُّماَ(ي
)َْ َُاَنْقَزَر اَم ِاتَبََِِْ ْنِم اوََُُّاوُنَآم َينِذهلا اَهَُّيأ.»َرَفهسال ُْلِطُي َلُجهرال َرَََذ ُهُثَي َِاَمهسال ََِإ ِِْيَدَي ُّدََُ َرَبْغَأ َََعْشَأِ
ِِّ َر ا
َمََ ِ
ِِّ َر اَيَتْسُي هَََِّ ِامَرَْاْلِب َىِذُغََ ٌامَرَح ُُِسَبََّْمََ ٌامَرَح ُُِبَرْشَمََ ٌامَرَح ُُِمَعْطَكِلَذِل ُِّ اََج
8. Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulallah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak
menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang yang beriman
sebagiamana Ia memerintahkan kepada para Rasul-Nya dengan firman-Nya: “Wahai para Rasul makanlah
yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian”. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang
yang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan kusut dan berdebu. Dia menganngkatkan tangannya ke
langit seraya berkata: “Ya Tuhanku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram
dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doannya
akan dikabulkan. (HR. Muslim)
Hadits Ke-4
ANJURAN BEROBAT
Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ََهادال َُاََهدال َِّ اَََأ اَذِإََ ،ٌَاَََد ٍَاَد ِِلُكِلهلَجََ هزَع ِهللا ِنْذِإِب َأَرَب ،
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh
dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
ًَاَفِش َُِل َلَزَْنأ هَلِإ ٍَاَد ْنِم ُهللا َلَزَْنأ اَم
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Dari Usamah bin Syarik radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:
ِهللا َلْوُسَر اَي :َالَقََ ،ُِّ اَرَْعألْا ِتََاَجََ ،ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ِِِهيبنال َدْنِع ُتْنَُِهللا َادَبِع اَي َْ َعَن :َالَقََ َىََاَدَتََنأ ،،
َفِش َُِل َعَضََ هَلِإ ًَاَد ْعَضَي ََْل هلَجََ هزَع َهللا هنِإََ ،اَََْاَدََُّلاَق .ٍدِاحََ ٍَاَد َرَْْغ ًَاُمَرَْْلا :َالَق ََوُِ اَم :او
Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu datanglah serombongan Arab
dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai para
hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit
melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau
menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486)
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
ََُِِّهَج ْنَم ََُِِّهَجََ َُِمََِّع ْنَم َُِمََِّع ،ًَاَفِش َُِل َلَزَْنأ هَلِإ ًَاَد ْلِزْنَي ََْل َهللا هنِإ
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan
pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang
tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan
disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth
atas Zadul Ma’ad, 4/12-13)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallamdalamsabdanya:
ََّ ََلََ اَََْاَدَتََ ًَاَََد ٍَاَد ِِلُكِل َلَعَجََََاََهدالََ ََهادال َلَزَْنأ َهللا هنِإٍامَرَ
ِِب اَََْاَد
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi setiap
penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu
Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)
9. 6. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata:
َِِْْبَْاْل َِاََهدال ِنَع ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ِهللا ُلْوُسَر َهَن
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari obat yang buruk (haram).” (HR. Abu Dawud, At-
Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Asy-Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih Ibnu Majah, 2/255) [Lihat
kitab Ahkam Ar-Ruqa wa At-Tama`im karya Dr. Fahd As-Suhaimi, hal. 21)
Hadits Ke-5
TIDAK BERLEBIH DALAM MAKAN
ِهاَّل َولُسَر ُتْعََِس َالَق َِّ ِرَكيِدْعَم ِنْب ِامَدْقِم ْنَع-هللا َََّ ََّس َِّْع-ُولُقَي«َمٍنْطَب ْنِم اًّرَش ًَاَعَِ ٌّ ِمَآد َألَم ا
َُُّثََ ِِِامَعَطِل ٌََََُُِّ َةَلاَََم ََل َناََ ْنِإََ َُِبََُّْ َنْمِقُي ٌتََلَُُأ َمَآد ِنْاب ُِ ْسَ
ِِبِِِسَفَنِل ٌََُُّثََ ِِِباَرَشِل ٌَ
Artinya:
Dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “tidak ada bejana
yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan
sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), jika tidak bisa demikian, maka
hendaklah ia memenuhi sepertiga lambungnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga
untuk bernafas” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits Ke-6
LARANGAN MENIUP TEMPAT MAKAN/MINUM
هِهِبنال هنَأ ٍِاهبَع ِنْاب ِنَع-َ ََّس َِّْع هللا ََّ-ََْأ َِاَنِإلا ِِف َسهفَنَتُي ْنَأ َهَنَِِِْ َََفْنُي .
Artinya:
Dari Ibn ‘Abbas “Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Telah Melarang Bernafas Di Dalam
Bejana Atau Melarang Untuk Meniup Padanya.” (HR. AT-TIRMIDZI
Hadits Ke-7
PENAWAR PADA SAYAP LALAT
:َالَق ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّل هَََّ ِهاَّل َولُسَر هنَأ ُِْنَع ُهاَّل ََِضَر َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَع«ْسِمْغََََّْْ َْ َُِدََحأ َِاَنِإ ِِف ُِّ اَبُّالذ َعَقََ اَذِإُِهََُّ ُِ
ِش َِِْْاحَنَج ِدََحأ ِِف هنِإََ ُِْحَرْطَِْل ُهُثًَاَد ِرَخ ْاْل ِِفََ ًَاَف
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a beliau berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Apabila seekor lalat masuk ke
dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, sebab pada salah satu sayapnya terdapat
penyakit dan pada sayap lainnya ada obat penawarnya, maka dari itu celupkan semuanya.” (HR. Abu
Daud)
Hadits Ke-8
MENJILATI TANGAN
ََ َعََْرَي ََل ََ اَهَقِعَُّْي ََْأ اَهَقَعََّْي هَّتَح ُهَدَي ْحَسََْ ََلََ َامَعهطال َُ َُُدََحأ َلَََأ اَذِإََْأ اَهَقَعََّْي هَّتَح ًةَفْحهنِإََ ،اَهَقِعَُّْيَرِآخ
ٌةَََرَب َِِِْْ ِامَعهطال
Artinya:
Dari Ibn ‘Abbas bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Apabila salah seorang kamu makan makanan,
janganlah dia mengelap tangannya hingga menjilatinya atau meminta orang menjilatinya. Dan janganlah dia
mengangkat piringnya hingga menjilatinya atau meminta orang untuk menjilatinya., karena pada makanan
terakhir terdapat barakah." (HR. Bukhari )
10. Hadits Ke-9
MENCUCI TANGAN SEBELUM TIDUR
َ َِّْع هللا ََّ ِهاَّل ُولُسَر َالَق َالَق َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَعََ ٌرَمُغ ِهِدَي ِِفََ َامَن ْنَم : َ َّسََُّي ََلََ ٌَََْش َُِابَََََ َُِِّْسْغَي ََْلهَلِإ هنَوم
َُِسْفَن
Artinya:
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa tertidur dan ditangannya terdapat
lemak (kotoran bekas makan) dan dia belum mencucinya lalu dia tertimpa oleh sesuatu, maka janganlah dia
mencela melainkan dirinya sendiri.” (HR. Abu Daud)
Hadits Ke-10
BERSUCI SEBAGIAN DARI IMAN
ع هللا ََّ هللا رسول َالَق ، َالَق ِعن هللا َرض ىِرَعْشَألا َ َِعا بن ثِراَْاْل ِكِالَم َِِبأ ْنَعَ َّس َ َُِّْرْطَش ُرْوُههطال :
َب اَم ألََْت ََْأ ِآلنََْت ِهلل ُدْمَْاْل ََ ُهللا َناَحْبُس ََ ِانَزِْْمْلا ُألََْت ِهلل ُدْمَْاْل ََ ،ِانََِْإلا،ٌرْوُن ُةََلهصال ََ ، َِِْرألا ََ ِاتَوَمهسال َّْي
هَجُح ُنآْرُقْلا ََ ،ٌَاَِْض ُرْبهصال ََ ،ٌناَِْرُب ُةَقَدهصال ََْغَي ِِهانال ُّلَُ،َكَََّْْع ََْأ َكَل ٌةِبْوُم ََْأ اَهَقِتْعُمََ َُِسْفَن ُعِائَبََ ،َُْد. اَهَق
َ َّمس اهَر
Artinya:
Dari Abi Malik Al Haritsi bin Ashim Al ‘Asy’ari r.a. telah berkata, bersabda Rosulullah saw. : Kebersihan itu
sebagian dari iman, Alhamdulillah memenuhi (memberatkan) timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah
keduanya memenuhi ruang yang ada di langit dan bumi. Shalat itu adalah nur, shodaqoh itu adalah dalil dan
sabar itu adalah cahaya serta Al Qur’an itu hujjah (bukti) untuk membelamu atau menentangmu. Setiap
manusia adalah bekerja, maka ada yang menjual dirinya, untuk menyelamatkan dirinya atau
mencelakakannya. (HR. Muslim)
Hadits Ke-11
BERSYIWAK
ََ َََِِّْْع ُهاَّل هَََّ ِهاَّل ِولُسَر ْنَع ُِْنَع ُهاَّل ََِضَر َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَعُِهنَأ ََ هََّسِب َْ ُهَُّْرََمَأل ِِهمُأ َََّع هَّ َُشأ ْنَأ ََلْوَل : َالَقِِ اَوِ
ِالس
. َةَََْزُخ ُنْاب َُِحهحََََ . َُِّائَهسنالََ ُدََِْحأََ ٌكِالَم َُِجَرَْخأ } ٍَوُضَُ ِِلَُ َعَم
Artinya:
Dari Zaid bin Khalid al-Juhanni, beliau berkata “saya mendengar Rasulullah SAW. berkata: “ jika saja tidak
memberatkan umatku maka sungguh akan ku perintah mereka untuk bersyiwak setiap akan mendirikan
shalat.” (HR: Malik, Ahmad dan An-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya)
Hadits Ke-12
MENCUCI TANGAN SETELAH TIDUR
َهضَوََّ اَذإ : قال َ ََّس َِّْع هللا ََّ ِهاَّل َولُسَر هنَأ : ِعن هللا َرض َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَعُهُث , ًَاَم ِِِفْنَأ ِِف ْلَعَْجََََّْْ َْ َُُدََحأ
َرَمَْجَتْاس ْنَمََ , ْرَِِتْنَِْلَي ْلِسْغََََّْْ ِِِمْوَن ْنِم َْ َُُدََحأ َظَقَْْتْاس اَذِإََ , ْرَِّوًَََُّْْاَلثَث َِاَنِإلا ِِف اَمُهََِّخْدُي ْنَأ َلْبَق ِِْيَدهنِإََ ،
ُهُدَي ْتََّاَب َنَْيأ يِرْدَي َل َْ ََُدََحأ .
[َِاَمْلا َنِم ِِْيَرَخْنِِب َّْ ِشْنَتْسََََّْْ : ٍَ َِّْسُمِل ٍظْفَل ِِفََ ]
11. [َّْ ِشْنَتْسََََّْْ َهضَوََّ ْنَم : ٍظْفَل ِِفََ ]
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda; Apabila seseorang dari kalian berwudlu, hendaklah
memasukkan air ke dalam hidungnya, kemudian menyemburkannya. Dan barangsiapa beristijmar, hendaklah
mengganjilkan. Dan jika seseorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah mencuci kedua
(telapak) tangannya sebelum memasukkannya ke dalam bejana, tiga kali, maka sesungguh-nya seseorang dari
kalian tidak mengetahui ke mana tangannya bermalam. (HR. al-Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)
Di riwayat Muslim menggunakan lafal, “maka hendaklah memasukkan air ke dalam kedua (lobang)
hidungnya.
Di dalam riwayat yang lain dengan lafal, “barangsiapa berwudlu hendaklah beristinsaq (memasukkan air ke
hidung).
هِهِبنال هنَأ َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَع-َ ََّس َِّْع هللا ََّ-َالَق«َن ْنِم َْ َُُدََحأ َظَقَْْتْاس اَذِإهَّتَح َِاَنِإلا ِِف ُهَدَي ْسِمْغَي ََلََ ِِِمْو
ُهُدَي ْتََّاَب َنَْيأ ىِرْدَي ََل ُِهنِإََ اًثََلَث اَهََِّسْغَي
Dari Abu Hurairah radhiya alläh ‘anh, sesungguhnya Nabi Muhammad shallallähu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian bangun dari tidurnya, maka janganlah ia membenamkan
tangannya ke dalam bejana sehingga ia mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah tangannya
waktu tidur itu berada.” (HR. Imam Muslim)
Lafazh Abu Daud
اَثََلَث اَهََِّسْغَي هَّتَح َِاَنِإلْا ِِف ُهَدَي ْلِخْدُي ََلََ ٍِِةَمْوُن ْنِم َْ َُُدََحأ َظَقَْْتْاس اَذِإُهُدَي ْتََّاَب َنَْيأ ْيِرْدَي ََل َْ ََُدََحأ هنِإََ ،
"Jika salah seorang kalian bangun dari tidurnya, maka jangan (langsung) memasukkan tangannya ke dalam
bejana sampai dia mencucinya tiga kali, karena salah seorang kalian tidak tahu di mana tangannya
bermalam." (HR. At-Tarmidzi)
Hadits Ke-13
MANDI
هنال ِنَع َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَعِِِِب-َ ََّس َِّْع هللا ََّ-ِسَتْغَي ْنَأ ٍَ َِّْسُم ِِلَُ َََّع ٌَّّ َحَِ ُلِسْغَي اًمْوَي ٍامهيَأ ِةَعْبَس ِِلَُ ِِف َلِِْ
ُهَدَسَجََ َُِسْأَر
Artinya:
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: “Haknya Allah atas setiap muslim adalah mandi di setiap tujuh hari,
yaitu memandikan kepala dan jasadnya.” (HR. Muslim)
Hadits Ke-14
KEBERSIHAN FITRAH
َنََ ِراَفْظَْاأل َُ َِّْْْقََََُّادَدْحِتْسِْاَلََ ُناَتِْاْل ) ِةَرْطِفْلا َنِم ٌسََْخ ََْأ ( ٌسََْخ ُةَرْطِفْلاِِّ ِرهاشال ُُّّ َقََ ِِْبِْاإل ُُْت
“Fithrah itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan
mencukur kumis”. [HR. Al-Bukhoriy (5889), Muslim (257), Abu Dawud (4198), dan An-Nasa'iy (9)]
1.Khitan alias Sunatan
ِْتَتْاخََ ِرْفُكْلا َرْعَش َكْنَع َِّ ْلَأ
12. “Buanglah darimu rambut kekufuran, dan berkhitanlah”. [HR. Abdur Razzaq (9835 & 19224), Ahmad
(15470), Abu Dawud (356), Al-Baihaqiy (781 & 17335), Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (982). Hadits ini di-
hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (2977)]
2.Mencukur Bulu Kemaluan
ََل ْنَأ ِةَناَعْلا َِّ ََّْحََ ِِْبِْاإل ُِْتَنََ ِراَفَظْاأل َِ َِّْْْقََََّ ِِّ ِرهاشال ُِِّ َق ِِْف اَنَل َتهقًََةَََّْْل َّْيِعَبَْرأ ْنِم َرَََِْأ َِ ُرْتَن
“Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menetapkan waktu bagi kami dalam mencukur kumis, memotong
kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan, yaitu agar kami tak membiarkannya lebih dari
40 malam”. [HR. Muslim (258), Abu Dawud (4200), At-Tirmidziy (2759), An-Nasa'iy (14), dan Ibnu Majah
(295)]
3.Memotong Kuku
Kebiasaan memanjangkan kuku banyak dilakukan oleh orang-orang kafir dan fasik serta menyalahi
sunnah Rasulullah.
َْ ُهْنِمَوُهََ ٍمْوَقِب َِهبَشََّ ْنَم
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut” (HR. Abu Dawud (4031),
Ahmad (5114), Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath (8327), Ibnu Manshur dalam As-Sunan (2370). Di-hasan-
kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (4347)
4.Mencabut Bulu Ketiak
Nabi sangat menjaga kebersihan badan terutama dari bau yang menyebabkan terganggunya orang lain,
salah satu sumber bau badan adalah ketiak, mencabut bulu ketiak merupakan upaya untuk menjaga tubuh
senantiasa bersih.
هِم ىهذَََّ َةَكِئ ََلَمْلا هنِإََ اَنَدَِجْسَم هنَبَرْقَي ََلََ ِةَنِتْنُمْلا ِةَرَهَجشال ِهِذَِ ْنِم َلَََأ ْنَمُسْنِْاإل ُِْنِم ىهذََتَي ا
“Barang siapa yang memakan pohon (tanaman) yang busuk ini, maka janganlah ia mendekati masjid kami,
karena malaikat terganggu oleh sesuatu yang mengganggu manusia”. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Masajid
(1252)]
5.Mencukur Kumis
ْوُفْعْأََ َِّ ِراَهوشال اْوُفُْحأَحَِِّال ا
“Potonglah (tepi) kumis, dan biarkanlah (panjangkan) jenggot”. [HR. Al-Bukhoriy (5553), dan Muslim (259)]
Hadits Ke-15
LARANGAN KENCING DI AIR TENANG
ِهاَّل ِولُسَر ْنَع ٍرِباَج ْنَع-َ ََّس َِّْع هللا ََّ-ِِف ِلْوَبْلا ِنَع َهَن ُِهنَأهرال َِاَمْلاِدَِا
Artinya:
Dari Jubair ra dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi melarang kencing di air yang tidak mengalir. (HR an-
Nasa’i).
Hadits Ke-16
KEBERSIHAN HATI DAN JIWA
13. ِهاَّل ُولُسَر َناََ َالَق َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَع-ََاَذِإ : َ ََّس َِّْع هللا َََّس ِةََلهصال ِِف َرهبَُّْقََ ِةََاَرِقْلاََ ِريِبْكهتال َّْيَب َتَكَُِل ُت
َق .ُولُقََّ اَم ِِِِّْبَْخأ ِةََاَرِقْلاََ ِريِبْكهتال َّْيَب َكََّوُكُس َتَْيأََرأ ِ
ُِمأََ َتْنَأ َِِبِبَال«َََاىَايَطَخ َّْيَبََ ِِنَْْب ْدِاعَب هَ ُههَّالاَم
َّْيَب َتْدَاعَبَنِم ِ ََْْبألا ِِّ ْهوِالَََاىَايَطَخ ْنِم ِِنِقْنَأ هَ ُههَّال ِِّ ِرْغَمْلاََ ِِرْشَمْلاَمْلاََ َِِّْهِالِب ِِنَِّْسْغا هَ ُههَّال ِسَنهدالَِا
ِدَرَبْلاََ »
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Ketika Rasulullah SAW takbiratul ikhram maka setelahnya beliau diam,
yakni di antara takbir dan membaca al-Fatikhah. Kemudian aku bertanya kepadanya. Demi bapakku, anda,
dan ibuku,kenapa engkau diam di antara takbir dan bacaan al-fatikhah? Beritahu kepadaku apa yang
engkau baca? Beliau menjawab: “Ya Allah, jauhkanlah diriki dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana
Engkau telah menjauhkan timur dari Barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku seperti
kain putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan air,
es, dan embun”. (H.R Abu dawud)
Hadits Ke-17
YANG KUAT YANG DICINTAI ALLAH
ِهاَّل ُولُسَر َالَق َالَق َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَع-َأََ ٌرَْْخ ُّىِوَقْلا ُنِمْؤُمْلا َ ََّس َِّْع هللا ََََّ ُِِْعهضال ِنِمْؤُمْلا َنِم ِهاَّل ََِإ ُُّ َحِِف
ٍِلَََُ ٌَْ َش َكَابَََأ ْنِإََ ْزَِجْعََّ ََلََ ِهاَّلِب ْنِعَتْاسََ َكُعَفْنَي اَم َََّع ْصِرْاح ٌرَْْخَذََََ اَذََ َناََ ُتََّْعََ َِِِّأ ْوَل ْلُقََّ ََل.ا
ِانَطْْهشال َلَمَع ُحَتْفََّ ْوَل هنِإََ َلَعََ ََاَش اَمََ ِهاَّل ُرَدَق ْلُق ْنِكَلََ
Artinya:
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW berabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh
Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi di tiap-tiap (seorang mukmin) itu ada kebaikan, maka
berkeinginanlah (optimis) kepada apa-apa yang memberi manfaat dan minta tolonglah kepada Allah dan
jangan merasa lemah, dan jika engkau tertimpa musibah janganlah berkata “seandainya saya berbuat
seperti ini seperti ini seperti ini, tapi katakan ketetapan Allah, apa yang Dia kehendaki maka Dia kerjakan,
karena perkataanmu tadi kamu telah membuka pintu untuk perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)
Hadits Ke-18
PERMAINAN YANG DIPERBOLEHKAN
َََّأَرْام ِلُجهرال ُةَبَعََلُم ٌعَبَْرأ هَلِإ ٌُ ِعَلََ ٌوَْْل َوُهََ ِهللا ُرَِْذ َِِِْْ َسَْْل ٍْئَش ُّلَََُ َُِسَرََ ِلُجهرال ُُ ْيِدََََّْ ُِا َّْيَب ُُِْْشَمِّْيَضْرَغْل
النسائ اهَر َةَاحَبِ
ِالس ِلُجهرال َُ َِّْْْعََََّ
Artinya:
‘Setiap sesuatu yang bukan termasuk dzikir kepada Allah adalah Lahw dan La’b kecuali pada empat hal,
yaitu bermainnya sang suami dengan istrinya, pengajarannya seseorang terhadap kudanya, larinya
seseorang di antara dua garis (start dan finish) dan seoranng yang mempelajari renang.” (HR. An-Nasa’i)
Hadits Ke-19
OLAHRAGA RENANG
وُمََِِّع : َ ََّس َِّْع هللا ََّ هللا رسول قال : قال ، األنصاري بْعر بن هللا عبد بن بكر عنَنَْبأ اَةَاحَبِ
ِالس َْ َََُا
َكهمُأ ُْ َِجََ َِ اَوََبأ َِ اَعَد اَذِإََ ، ِزلْغِامل اَهِتَْْب ِِف ِةَنِمْؤ
ُ
امل ُوَْْل ََ ْعِنََ ،َةَايَمِِالرََ
موس أبوَ منده ابن ِ.أخرج
Artinya:
dari Bakar bin Abdillah bin Rabi’ al-anshari berkata :berkata Rasulullah SAW. “ajarilah anak anakmu
berenang dan melempar lembing, termasuk juga perempuan perempuan di rumahnya menenun, dan apabila
kedua orangtuamu memanggil maka utamakan ibumu”.
14. Hadits Ke-20
OLAHRAGA PANAH
ِهاَّل َولُسَر ُتْعََِس َالَق ٍرِامَع ِنْب َةَبْقُع ْنَع-َََّ ََّس َِّْع هللا-: ُولُقَي«َهاَّل هنِإِاحَوْلا َِ ْههسالِب ُلِخْدُي هلَجََ هزَعِد
ِبْنُمََ ِِِب َ
ِامهرالََ َرَْْْاْل ِِِتَعْنََ ِِف ُُ ِسَتََْي َُِعِانََ : َةهنَْاْل ٍرَفَن َةَثََلَثَأ ْنِم هََِإ ُُّ ََحأ اوُمْرََّ ْنَأََ اوُبََْارََ اوُمْارََ ََُِّْناوُبََْرََّ
ِب ُُِْْمَرََ َََُِِّْأ ُُِتَبَعََلُمََ َُِسَرََ ِلُجهرال ُُ يِدََّْ : ٌثََلَث هَلِإ ِوْههَّال َنِم َسَْْلَع اَم َدْعَب َ ْمهرال َِ َرََّ ْنَمََ َِِِّْبَنََ ِِِسْوَقًةَبْغَر َُِمَِّ
اَهَََرََّ ٌةَمْعِن اَههنِإََ ُِْنَع.»: َالَق ََْأ«ََِرَفََا ».
Artinya:
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT akan
memasukan tiga kelompok ke dalam Sorga karena sebab panah satu, yaitu pembuat panah yang
mengharapkan kebaikan dari panah buatannya, pemanah dan pelontar anak panah, maka memanahlah dan
naikilah (kuda) kalian semuanya, adapaun memanah lebih aku sukai dari pada naik kuda. Bukanlah suatu
lahw kecuali pada tiga hal; Seorang yang mengajari kudanya, permainannya terhadap istrinya dan
permainan busur dan anak panahnya, barang siapa meninggalkan olahraga panah setelah mempelajarinya
karena benci maka (ketahuilah) bahwa sesungguhnya ia adalah suatu nikmat yang telah dia tinggalkan’ atau
Nabi berkata ‘yang telah ia kufuri.’ (HR. Abu Daud)
ْب َةَبْقُع ْنَعِهاَّل َولُسَر ُتْعََِس ُولُقَي هِِنَهُْاْل ٍرِامَع َن-َ ََّس َِّْع هللا ََّ-ُقَيُول«َقََ َََُِرََّ ُهُث َ ْمهرال ََ هََّعََّ ْنَمْد
ِِّاَصَع
Artinya:
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa belajar
memanah kemudian meninggalkannya, maka dia telah menyakitiku” (HR. Ibnu Majah)
Hadits Ke-21
HABBAH SAUDAH
ٌ يِرَم َوََُِ َةَينِدَمْلا اَنْمِدَقََ َِّ يِرهطال ِِف َِِرَمََ َرََْْبأ ُنْب ُُ ِالَغ اَنَعَمََ اَنْجَرَخَع اَنَل َالَقََ ٍَّ ِْتَع َِِبأ ُنْاب ُهَادَعََََِّْْهِذَ
ِِ َْ ُك
ِفْنَأ ِِف اََُِرُطْقا ُهُث اَِوُقَحْاسََ اًعْبَس ََْأ اًسََْخ اَهْنِم اَُذُخََ َِاَدْوهسال ِةَبَْْبُْاْلَِ ِِفََ ُِ ِانَْاْل اَذَِ ِِف ٍتْيَز ِاتَرَطَقِب ِِاَذ
هَََّ هِهيبنال ْتَعََِس اَههَنأ ِِنْتَهثدَح َةَشِائَع هنِإََ ُِ ِانَْاْلََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّلِِلَُ ْنِم ٌَاَفِش ََاَدْوهسال َةهبَْاْل ِهِذَِ هنِإ ُولُقَيهَلِإ ٍَاَد
ُتْوَمْلا َالَق ُامهسال اَمََ ُتَُّْق ِامهسال ْنِم
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah
telah menceritakan kepada kami Isra`il dari Manshur dari Khalid bin Sa'd dia berkata; Kami pernah
bepergian yang di antaranya terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit, ketika sampai di
Madinah ia masih menderita sakit, lalu Ibnu Abu 'Atiq menjenguknya dan berkata kepada kami; Hendaknya
kalian memberinya habbatus sauda' (jintan hitam), ambillah lima atau tujuh biji, lalu tumbuklah hingga halus,
setelah itu teteskanlah di hidungnya di sertai dengan tetesan minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena
sesungguhnya Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam. Aku
bertanya; Apakah saam itu? beliau menjawab: Kematian.. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-22
BEROBAT DENGAN MINYAK ZAITUN
ِهاَّل ُولُسَر َالَق َالَق َرَمُع ْنَع-ِِِب اوُنِِهداََ ِتْيهزالِب اوُمِدَتْائ : َ ََّس َِّْع هللا ٍََّةَََارَبُم ٍةَرََجَش ْنِم ُُُرََْ ُِهنِإََ
15. Artinya:
Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak
zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah”
Hadits Ke-23
KURMA ‘AJWAH
َولُسَر ُتْعََِس :َالَق ، ٍاصهقََ َِِبأ ِنْب ِدْعَس ْنَعِهاَّل–َ ََّس َِّْع هللا ََّ–:ُولُقَيٍةَوَْجَع ْنِم ٍاتَرَََت َعْبَس َحهبَصََّ ْنَم،
ٌرْحِس َلََ ٌَّ ُس َمْوَْْلا َكِلَذ ُههرُضَيََْل.
Artinya:
Diriwayatkan oleh Sa’d bin Abi Waqash, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulallah SAW pernah
bersabda: Barang siapa pada pagi harinya makan 7 (tujuh) butir kurma ‘ajwa, maka pada hari itu tidak akan
membahayakannya segala bentuk sihir dan racun. (HR. Abu ‘Uwanah dan Baihaqi)
Hadits Ke-24
BEROBAT DENGAN MADU
هَََّ هِهيبنال َََّأ ًَلُجَر هنَأ : سعْد أِب عنَتْشَي ََِخأ َالَقََ ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّلال َََّأ ُهُث ًَلَسَع ِِِقْاس َالَقََ َُِنْطَب َِكَةَِْهانِ
ََ ْدَق َالَقََ ُاهَََّأ ُهُث ًَلَسَع ِِِقْاس َالَقََ َةَِِهالِال ُاهَََّأ ُهُث ًَلَسَع ِِِقْاس َالَقََْطَب َِّ َذََََ ُهاَّل َ َدََ َالَقََ ُتََّْعا َْكَِخأ ُنِِِقْس
َأَرَبََ ُاهَقَسََ ًَلَسَع
Artinya:
Dari Abi Sa’id: “Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku
mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk
kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap
berkata: ‘Minumkan ia madu.’Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya
(namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Mahabenar dan perut
saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun
sembuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim –redaksi dari al-Bukhari-)
Hadits Ke-25
MENURUNKAN PANAS DEMAM
ِضَر َةَشِائَع ْنَعِم همُاْل ( َالَق ََ هََّس ََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ِِِهيبنال ِنَع : اَهْنَع ُهللا َََِاَمْلاِب اََُِْدِرْبَاََ ََ هنَهَج ِحََْْ ْن
Diceritakan dari ‘Aisyah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Panas demam itu berasal dari
didihan api neraka jahanam, karena itu dinginkanlah panasnya dengan air. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-26
BERBEKAM
ََ ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ُِّهِبنال ََ ََجَتْ:اح َالَق اَمُهْنَع ُهللا ََِضَر ٍِاهبَع ِنْب ِنَعََ ََِّع ْوَلََ ُهَرَْجأ َامهَجَْاْل َطَْعأََْل ًةَِِْاَرََِِطْعُي
Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam dan memberikan upah kepada
tukang bekam. Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui bahwa hal tersebut terlarang, tentu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memberi upah kepadanya.” (Hr. Bukhari, no. 2159)
َامهَجَْاْل َطَْعأََ ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ِهاَّل ُولُسَر ََ ََجَتْاح َالَق ٍِاهبَع ِنْب ِنَعِِِطْعُي ََْل اًِِْبَخ َُِمََِّع ْوَلََ ُهَرَْجأ
16. Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah dibekam dan beliau
memberi upah kepada tukang bekam. Seandainya beliau mengetahui bahwa upah bekam itu khabits/kotor,
tentu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memberikannya.” (Hr. Abu Daud, no. 3423; Dinilai
shahih oleh al-Albani)
ََ ِهاَّل ُولُسَر ََ ََجَتْاح َالَقََ ِامهَجَْاْل ِرَْجأ ْنَع َلِئُس ُِهنَأ ُِْنَع ُهللا ََِضَر ٍسَنَأ ْنَعََْْ وَُبأ َُِمََجَح ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهللا هَّ، َةَب
ٍامَعََ ْنِم ِّْيَاعََ ُاهَطَْعأََ
Dari Anas, beliau ditanya tentang hukum mendapatkan upah dari membekam. Beliau menjawab, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam. Yang membekamnya adalah Abu Thaibah. Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam memberikan dua sha’ gandum kepadanya.” (Hr. Bukhari no. 5371, dan Muslim no. 62)
Hadits Ke-27
GURAH
ََ ََجَتْاح ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّل هَََّ ِِِهيبنال ْنَع اَمُهْنَع ُهاَّل ََِضَر ٍِاهبَع ِنْاب ْنَعََِعَتْاسََ ُهَرَْجأ َامهَجَْاْل َطَْعأََ
Artinya:
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melakukan bekam dan memberinya upah
kemudian melakukan Gurah (memasukan obat ke dalam hidung). (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-28
BEROBAT DENGAN SUSU DAN AIR SENI ONTA
َُِرََمََ ِةَينِدَمْلا ِِف اََْوَتْاج اًاسَن هنَأ ُِْنَع ُهاَّل ََِضَر ٍسَنَأ ْنَعُهاَّل هَََّ ُِّهيبنال َْ ْعَي ِِِْاعَرِب اوُقَحََّْي ْنَأ ََ هََّسََ َََِِّْْعَلِبِْاإل ِِن
َ
ِاْلَوَْبأََ اَِاِنَبْلَأ ْنِم اوُبِرَشََ ِِِْاعَرِب اوُقِحََََّ اَ
ِاْلَوَْبأََ اَِاِنَبْلَأ ْنِم اوُبَرْشَََََِْاعهرال اوََُّتَقََ َْ ُهُانَدَْبأ ْتَحََََّ هَّتَح اَسَََلِبِْاإل اوُقا
ََ َْ ِِِ ََََِجََ َْ ِهِبََََّ ِِف َََعَبََ ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّل هَََّ هِهيبنال َغَََّبَََق َالَق َْ ُهَنَُْْعأ َرَََسََ َْ ُهََُّجَْرأََ َْ ُهَيِدَْيأ َعَطَقِِنَثهدَحََ ُةَادَت
ْنَأ َلْبَق َناََ َكِلَذ هنَأ َينِريِس ُنْب ُدهمََُمَُدُدُْاْل َلِزْنََّ
Artinya:
dari Anas radliallahu 'anhu bahwa sekelompok orang sedang menderita sakit ketika berada di Madinah,
maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka supaya menemui penggembala beliau dan
meminum susu dan kencing unta, mereka lalu pergi menemui sang penggembala dan meminum air susu dan
kencing unta tersebut sehingga badan-badan mereka kembali sehat, setelah badan mereka sehat mereka
justru membunuh penggembala dan merampok unta-untanya, setelah kabar itu sampai ke nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau pun memerintahkan untuk mengejar mereka, kemudian mereka di bawa ke hadapan
Nabi, lantas Nabi memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka. Qatadah berkata;
telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sirin bahwa peristiwa tersebut terjadi sebelum turunnya ayat
tentang hudud (hukuman). (HR. Bukhari)
Hadits Ke-29
BEROBAT DENGAN POHON PACAR
ْنَعِهاَّل ِدَْْبُع ِنْب َََِِِّعْنَعَِِِّهدَجَمََّْسهِهيبنال ُمُدََْت ْتَناََََُهاَّل هَََََّ هََّسََ َََِِّْْعَرِب ُنوُكَي َناََاَم ْتَلاَقِهاَّل ِولُس
ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّل هٌَََّةَحْرَقِهاَّل ُولُسَر ِِنَرََمأ هَلِإ ٌةَْبكَن ََلََُهاَّل هَََََّ هََّسََ َََِِّْْعََهانِْاْل اَهَََّْْع َعََضأ ْنَأ
Artinya:
Dari ‘Ali bin ‘Ubaidillah dari Kakeknya yang sedang melayani Nabi Muhammad SAW berkata: “Ketika
Rasulullah SAW terkena luka yang bernanah dan luka parah selalu memerintahku untuk meletakkan pohon
pacar di atas luka tersebut.” (HR. At-Tirmidzi)
17. Hadits Ke-30
LARANGAN BEROBAT DENGAN BENDA NAJIS
ِبَْاْل َِاََهدال ْنَع ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّل هَََّ ِهاَّل ُولُسَر َهَن َالَق َةَرْيَرُِ َِِبأ ْنَعَِْ
Artinya:
Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah saw. melarang berobat menggunakan sesuatu yang kotor/najis.
(HR. Abu Daud Turmudzi, Ahmad bin Hambal, dan Ibn Majah)
Hadits Ke-31
LARANGAN BEROBAT DENGAN KHAMR
Dari Thariq bin Suwaid Al-Ju’fi bahwa:
اَهَعَنْصَي ْنَأ َهِرََ ََْأ ُاهَهَنََ ِرْمَْاْل ْنَع ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّل هَََّ هِهيبنال ََلَسَََسَْْل ُِهنِإ َالَقََ َِاََهدَِّل اَهُعَنََْأ اَهَِّإ َالَقٍَاَََدِب
ٌَاَد ُِهنِكَلََ
“Dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai khamar, maka beliau pun
melarangnya atau benci membuatnya. Lalu dia berkata, “Saya membuatnya hanya untuk obat.” Maka beliau
bersabda, “Khamar itu bukanlah obat, akan tetapi dia adalah penyakit.” (HR. Muslim no. 1984)
Hadits Ke-32
LARANGAN BEROBAT DENGAN BESI YANG DIPANASKAN
َق ََ هََّس ََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ِِِهيبنال ِنَع : ٍِاهبَع ِنْاب ِنَعٍةَثََلَث ِِف َُاَفِِالش ( َالِةهََْ ََْأ ٍِِلَسَع ِةَبْرَش ََْأ ٍَ ََجْ
َِم ِةََْرَش ِِفٍراَنِب
) ََِِكْلا ِنَع ِِْهمُأ َهَْنأ اَنَأََ
Artinya:
Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Obat terdapat dalam tiga hal, yaitu pada
ketentuannya tukang bekam, minuman madu, atau besi yang dipanaskan, akan tetapi aku melarang umatku
berobat menggunakan besi yang dipanaskan” (HR. Al-Bukhari)
Hadits Ke-33
ANTISIPASI WABAH PENYAKIT
قال ) عدَى َل ( قال َ َّس َ َِّْع هللا ََّ هللا رسول إن : قال يرةرِ أبا أنالرِح عبد بن سَّمة أبوأبا َسعت ن
) ِحِصُمْلا َََّع ِِرْمُمْلا اَُدِروَُّ َ(َل قال َ َّس َ َِّْع هللا ََّ النيب عن : يرةرِ
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “ la ‘adwa (tidak ada penyakit
menular). Abu Salah bin ‘Abdurrahman berkata: ‘Saya mendengar Abu Hurairah berkata’: ‘Dari Nabi SAW
bersabda: ”Janganlah kalian campur hewan sakit dengan yang masih sehat.” (HR. Al-Bukhari)
َْنأََ ٍَِْرِب َعَقََ اَذِإََ ، اَِوَُُّخْدََّ َلََ ٍَِْرأ ِِف ِونُاعهطالِب َْ ُتْعََِس اَذِإَلََ اَ
ِِ َْ ُتاَهْنِم اوُجُرََْت
Artinya:
“Jika kalian mendengar ada wabah penyakit di suatu daerah maka kalian jangan memasuki daerah tersebut,
dan jika wabah tersebut mengenai suatu daerah dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar
dari daerah tersebut.” (HR. Al-Bukhari)
18. Hadits Ke-34
DOA UNTUK ORANG SAKIT
َََّأ اَذِإ َناََ ََ هََّسََ َََِِّْْع ُهاَّل هَََّ ِهاَّل َولُسَر هنَأ اَهْنَع ُهاَّل ََِضَر َةَشِائَع ْنَعَر َِاَبْلا ُْ ِِْذَأ َالَق ِِِبَ
ُِِأ ََْأ اًيضِرَمهِّ
ََ ُِْشا ِِهانالاًمَقَس ُرِادَغُي ََل ًَاَفِش َِ ُاؤَفِش هَلِإ ََاَفِش ََل ِهاِفشال َتْنَأ
Dari ‘Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW ketika menjenguk orang sakit atau ada orang sakit yang
mendatangi beliau maka Nabi berdoa “Pergilah penyakit yang parah, Wahai Tuhan semua manusia,
Sembuhkanlah sungguh Engkaulah Dzat Yang Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan
yang berasal dari-Mu yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit sedikitpun” (HR. Al-Bukhari)
Hadits Ke-35
LEBURNYA DOSA KARENA SAKIT
َةَشِائَع هنَأَر َالَق : ْتَلاَق ََ هََّس ََ َََِِّْْع ُهللا ه َََّ ِِِهيبنال َََُْز اَهْنَع ُهللا ََِضَرْنِم اَ(م ََ هََّس ََ َََِِّْْع ُهللا هَََّ ِهللا ُلْوُس
)اَهَُاَشُي ِةََْهوشال هَّتَح ُِْنَع اَ
ِِ ُهاَّل َرهفََ هَلِإ ََ َِّْسُمْلا ُُ ِْصَُّ ٍةَْبِصُم
Artinya:
‘Aisyah r.a istri Nabi berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada musibah yang mengenai
seorang muslim melainkan karena sebab musibah itulah Allah akan melebur dosa-dosanya, sekalipun ia
terkena duri.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits Ke-36
LARANGAN MENGHARAP KEMATIAN
ا َُ َُُدََحأ هَهّينَمَتَي ََل : َ َّس َ َِّْع هللا ََّ النيب قال : ِعن هللا َرض مالك بن أنس عنْنِإََ ، َُِابَََأ ٍِرُض ْنِم َتْوَمْل
ِِنهََوََََّ ، ِِل اًرَْْخ ُةاََْْاْل ِتَناََاَم ِِنَِْْحأ هَ ُههَّال ، ْلُقََََّْْ ًَلِاعََ هدُب ََل َناََاَذِإِِل اًرَْْخ ُةاَََوْلا ِتَناََ
Artinya:
Dari Anas bin Malik r.a. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Janganlah salah satu diantara kalian mengharap
kematian sebab penyakit yang menimpanya. Kalaupun sangat mendesak, maka berdoalah ‘Ya Allah,
hidupkanlah hamba jika hidup itu lebih baik bagiku dan matikanlah hamba jika kematian itu baik bagiku.’”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-37
RUQYAH
ِهاَّل ُولُسَر َناََ َالَق ٍْدِعَس َِِبأ ْنَع-ِّْيَعََ ِانَْاْل َنِم ُذهوَعَتَي : َ ََّس َِّْع هللا ََّهَّتَح ِانَسْنِإلْاِانَََّذِِوَعُمْلا ِتَلَزَناهمََََّ
الرتمذى اهَر .اَُُه اَوِاسَم َِ َرََََّ اَمِِِ َذََخأ اَتَلَزَن
Artinya:
Dari Abi Sa’id, dia berkata bahwa Rasulullah SAW senantiasa meminta perlindungan dari beberapa Jin dan
penyakit ‘ain manusia sampai turunlah surat al-mu’awidatani, ketika kedua ayat itu telah turun maka nabi
meminta perlindungan dengan kedua ayat tersebut dan meninggalkan yang selainnya. (HR. At-Tirmidzi)