SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BOOK READING
Bagus Maulana Akbar NIM. 1930912310052
Eka Novica Puspa Dewi NIM. 1930912320023
Delvi Aulia Larasati NIM. 1930912320111
Natasya Novanda NIM. 1930912320125
Pembimbing :
dr. M. Anhar Dani, M.Kedklin, Sp.OG
BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN ULM
RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN
Juni, 2021
First- and Second-Trimester Pregnancy
Loss
(Section 5 Chapter 11. Placental Abnormalities Williams Obstetrics 25th Edition)
Pengantar
Pusat Statistik Kesehatan Nasional dan Organisasi Kesehatan Dunia
mendefinisikan aborsi sebagai kehilangan atau penghentian
kehamilan dengan janin berusia kurang dari 20 minggu kehamilan
atau berat <500 g. Kriteria ini, agak kontradiktif karena rata-rata berat
lahir janin 20 minggu mendekati 330 g, sedangkan 500 g adalah rata-
rata selama 22 minggu
1
Aborsi Spontan
Pada trimester 1
• Faktor Ibu
Gangguan Medis
Pada keguguran normal
secaraarena kelainan kromosom,
kontribusi ibu mempengaruhi.
Misalnya, risiko keguguran yang
menonjol dikaitkan dengan
diabetes mellitus yang tidak
terkontrol dengan baik, obesitas,
penyakit tiroid, dan lupus
eritematosus sistemik
2
• Faktor Janin
Dari semua abortus, Setengahnya dari
semua keguguran memiliki kelainan
kromosom
Pada tingkat yang lebih rendah,
peningkatan usia ayah juga dikaitkan
dengan risiko aborsi yang lebih besar
Belum dipelajari dengan baik, kelainan
kromosom pada spermatozoa
kemungkinan berperan
4
Prosedur Pembedahan
• Risiko keguguran yang terkait dengan pembedahan tidak
dipelajari dengan baik.Namun, seperti yang dibahas, prosedur
bedah tanpa komplikasi yang dilakukan selama awal kehamilan
tidak mungkin meningkatkan risiko ini
Nutrisi
• Kekurangan satu-satunya dari satu nutrisi atau kekurangan
tidak meningkatkan risiko keguguran. Bahkan dalam kasus-
kasus ekstrem—misalnya, hiperemesis gravidarum—aborsi
jarang terjadi.
Faktor Lingkungan
• Meskipun banyak infeksi yang didapat selama kehamilan, ini
jarang menyebabkan keguguran dini.
3
5
4
Klasifikasi abortus
• Abortus imminens
Ini didefinisikan sebagai perdarahan melalui ostium serviks yang tertutup dalam
20 minggu pertama kehamilan dan dengan embrio atau janin hidup.
• Aborsi incomplete
Selama keguguran, serviks terbuka dan pelepasan plasenta menyebabkan
perdarahan. Sebelum usia kehamilan 10 minggu, janin dan plasenta sering
dikeluarkan bersama-sama, tetapi kemudian, mereka sering melahirkan secara
terpisah.
• Aborsi komplit
Kadang-kadang, seluruh kehamilan dikeluarkan. Dengan selesainya,
perdarahan surut, dan ostium servikalis interna selanjutnya menutup selama
sekitar satu jam berikutnya
6
• Missed abortion
Ini menggambarkan produk konsepsi yang mati yang telah disimpan selama berhari-
hari atau berminggu-minggu di dalam rahim dengan ostium serviks yang tertutup.
• Aborsi yang Tak Terelakkan dari Janin yang Dapat Diselamatkan
Baik pecahnya selaput plasenta atau menggelembungnya selaput ke dalam vagina
dapat menyebabkan aborsi yang tak terhindarkan
• Abortus Septik
Dengan aborsi spontan atau induksi, organisme dapat menginvasi jaringan
miometrium dan meluas hingga menyebabkan parametritis, peritonitis, dan
septikemia
• Abortus Habitualis
Mempengaruhi sekitar 1 persen pasangan subur, keguguran berulang (RPL) secara
klasik didefinisikan sebagai tiga atau lebih keguguran berturut-turut pada usia
kehamilan <20 minggu atau dengan berat janin <500 g
Klasifikasi abortus
5
7
6
8
Abortus pada trimester kedua
Etiologi
7
9
trimester kedua adalah subklasifikasi yang mirip
dengan yang terjadi pada trimester pertama .
Penatalaksanaan serupa dalam banyak hal dengan
yang digunakan untuk aborsi yang diinduksi pada
trimester kedua. Satu pengecualian adalah cerclage
serviks, yang dapat digunakan untuk insufisiensi
serviks.
8
10
Aborsi terinduksi pada trimester 1
• penghentian kehamilan dengan pengobatan atau pembedahan sebelum
kelangsungan hidup janin
Definisi
• Aborsi dapat diselesaikan dengan pengobatan atau pembedahan. Dengan
tidak adanya gangguan ibu yang serius, prosedur aborsi tidak memerlukan
rawat inap
Metode trimester
pertama
• praoperasi Evakuasi bedah dilakukan secara transvaginal melalui serviks
yang berdilatasi dengan tepat. Untuk ini, pematangan serviks pra operasi
biasanya dikaitkan dengan pelebaran serviks intraoperatif yang lebih
mudah, rasa sakit yang lebih sedikit, prosedur yang lebih mudah secara
teknis, dan waktu operasi yang lebih singkat
Aborsi dengan
pembedahan
9
• Juga disebut kuretase
hisap atau pelebaran dan
kuretase hisap, aspirasi
vakum adalah
pendekatan
transservikal, di mana
serviks pertama kali
dibuka dan jaringan
kemudian dievakuasi.
11
Aspirasi Vakum
10
12
Aborsi terinduksi
Obat oral
• Digunakan Bagi banyak wanita,
aborsi obat rawat jalan
merupakan pilihan yang dapat
diterima untuk kehamilan
dengan usia menstruasi 70 hari
• Satu rejimen memberikan
mifepristone plus misoprostol,
tetapi yang lain ada yang hanya
misoprostol saja.
11
13
Dilation and Evacuation (D & E)
• Dengan D & E, dilatasi serviks mekanis yang lebar diperlukan untuk evakuasi
bagian janin. Derajat yang dibutuhkan meningkat seiring dengan usia
kehamilan janin, dan pelebaran yang tidak memadai berisiko terjadinya
trauma serviks, perforasi uterus, atau retensi jaringan
Teknik
• Selama D & E, sonografi dapat digunakan sebagai tambahan dalam semua
kasus atau secara selektif dalam kasus yang lebih menantang. Profilaksis
antibiotik perioperatif mencerminkan hal itu untuk prosedur trimester
pertama
• Untuk mengurangi perdarahan pascaprosedur, vasopresin encer dapat
disuntikkan secara intraservikal atau sebagai bagian dari blok paraservika
12
Metode pada trimester 2
14
Obat obatan
• Mifepristone + Misoprostol
• Misoprostol saja
• PGE2
• Oxytocin
• Ethacridine lactat
13
15
Konsekuensi Aborsi
• Masih terbatasnya data mengenai konsekuensi
aborsi
• Tingkat infertilitas atau kehamilan ektopik tidak
meningkat kecuali infeksi pasca operasi khususnya
yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis
14
16
Kontrasepsi pasca abortus
• Setelah aborsi dini, wanita dapat berovulasi
setelah 8 hari, tetapi rata-ratanya adalah 3 minggu
• Kontrasepsi, baik hormonal maupun
nonhormonal, dapat dimulai segera setelah aborsi
• IUD dapat dimasukkan segera setelah operasi atau
aborsi dengan medikamentosa selesai
15
Terima
Please keep this slide for attribution
17
kasih

More Related Content

Similar to ABORTUS

KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdfKONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdfnurhasanah941864
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxRiandiAkbar1
 
Persalinan caisar (Putri Jayanti) ppt
Persalinan caisar (Putri Jayanti) pptPersalinan caisar (Putri Jayanti) ppt
Persalinan caisar (Putri Jayanti) pptRiz Kalia
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasSeptian Muna Barakati
 
Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas pjj_kemenkes
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to ABORTUS (20)

KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdfKONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Abortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartumAbortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartum
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
 
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio CaesareaKonsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio Caesarea
 
Kesehatan
KesehatanKesehatan
Kesehatan
 
Persalinan caisar (Putri Jayanti) ppt
Persalinan caisar (Putri Jayanti) pptPersalinan caisar (Putri Jayanti) ppt
Persalinan caisar (Putri Jayanti) ppt
 
Askep retensio plasenta
Askep retensio plasentaAskep retensio plasenta
Askep retensio plasenta
 
Askep retensio plasenta
Askep retensio plasentaAskep retensio plasenta
Askep retensio plasenta
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
256898838 copy-of-askeb-bulin
256898838 copy-of-askeb-bulin256898838 copy-of-askeb-bulin
256898838 copy-of-askeb-bulin
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 

Recently uploaded

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

ABORTUS

  • 1. 1 BOOK READING Bagus Maulana Akbar NIM. 1930912310052 Eka Novica Puspa Dewi NIM. 1930912320023 Delvi Aulia Larasati NIM. 1930912320111 Natasya Novanda NIM. 1930912320125 Pembimbing : dr. M. Anhar Dani, M.Kedklin, Sp.OG BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN ULM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Juni, 2021 First- and Second-Trimester Pregnancy Loss (Section 5 Chapter 11. Placental Abnormalities Williams Obstetrics 25th Edition)
  • 2. Pengantar Pusat Statistik Kesehatan Nasional dan Organisasi Kesehatan Dunia mendefinisikan aborsi sebagai kehilangan atau penghentian kehamilan dengan janin berusia kurang dari 20 minggu kehamilan atau berat <500 g. Kriteria ini, agak kontradiktif karena rata-rata berat lahir janin 20 minggu mendekati 330 g, sedangkan 500 g adalah rata- rata selama 22 minggu 1
  • 3. Aborsi Spontan Pada trimester 1 • Faktor Ibu Gangguan Medis Pada keguguran normal secaraarena kelainan kromosom, kontribusi ibu mempengaruhi. Misalnya, risiko keguguran yang menonjol dikaitkan dengan diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik, obesitas, penyakit tiroid, dan lupus eritematosus sistemik 2 • Faktor Janin Dari semua abortus, Setengahnya dari semua keguguran memiliki kelainan kromosom Pada tingkat yang lebih rendah, peningkatan usia ayah juga dikaitkan dengan risiko aborsi yang lebih besar Belum dipelajari dengan baik, kelainan kromosom pada spermatozoa kemungkinan berperan
  • 4. 4 Prosedur Pembedahan • Risiko keguguran yang terkait dengan pembedahan tidak dipelajari dengan baik.Namun, seperti yang dibahas, prosedur bedah tanpa komplikasi yang dilakukan selama awal kehamilan tidak mungkin meningkatkan risiko ini Nutrisi • Kekurangan satu-satunya dari satu nutrisi atau kekurangan tidak meningkatkan risiko keguguran. Bahkan dalam kasus- kasus ekstrem—misalnya, hiperemesis gravidarum—aborsi jarang terjadi. Faktor Lingkungan • Meskipun banyak infeksi yang didapat selama kehamilan, ini jarang menyebabkan keguguran dini. 3
  • 5. 5 4 Klasifikasi abortus • Abortus imminens Ini didefinisikan sebagai perdarahan melalui ostium serviks yang tertutup dalam 20 minggu pertama kehamilan dan dengan embrio atau janin hidup. • Aborsi incomplete Selama keguguran, serviks terbuka dan pelepasan plasenta menyebabkan perdarahan. Sebelum usia kehamilan 10 minggu, janin dan plasenta sering dikeluarkan bersama-sama, tetapi kemudian, mereka sering melahirkan secara terpisah. • Aborsi komplit Kadang-kadang, seluruh kehamilan dikeluarkan. Dengan selesainya, perdarahan surut, dan ostium servikalis interna selanjutnya menutup selama sekitar satu jam berikutnya
  • 6. 6 • Missed abortion Ini menggambarkan produk konsepsi yang mati yang telah disimpan selama berhari- hari atau berminggu-minggu di dalam rahim dengan ostium serviks yang tertutup. • Aborsi yang Tak Terelakkan dari Janin yang Dapat Diselamatkan Baik pecahnya selaput plasenta atau menggelembungnya selaput ke dalam vagina dapat menyebabkan aborsi yang tak terhindarkan • Abortus Septik Dengan aborsi spontan atau induksi, organisme dapat menginvasi jaringan miometrium dan meluas hingga menyebabkan parametritis, peritonitis, dan septikemia • Abortus Habitualis Mempengaruhi sekitar 1 persen pasangan subur, keguguran berulang (RPL) secara klasik didefinisikan sebagai tiga atau lebih keguguran berturut-turut pada usia kehamilan <20 minggu atau dengan berat janin <500 g Klasifikasi abortus 5
  • 7. 7 6
  • 8. 8 Abortus pada trimester kedua Etiologi 7
  • 9. 9 trimester kedua adalah subklasifikasi yang mirip dengan yang terjadi pada trimester pertama . Penatalaksanaan serupa dalam banyak hal dengan yang digunakan untuk aborsi yang diinduksi pada trimester kedua. Satu pengecualian adalah cerclage serviks, yang dapat digunakan untuk insufisiensi serviks. 8
  • 10. 10 Aborsi terinduksi pada trimester 1 • penghentian kehamilan dengan pengobatan atau pembedahan sebelum kelangsungan hidup janin Definisi • Aborsi dapat diselesaikan dengan pengobatan atau pembedahan. Dengan tidak adanya gangguan ibu yang serius, prosedur aborsi tidak memerlukan rawat inap Metode trimester pertama • praoperasi Evakuasi bedah dilakukan secara transvaginal melalui serviks yang berdilatasi dengan tepat. Untuk ini, pematangan serviks pra operasi biasanya dikaitkan dengan pelebaran serviks intraoperatif yang lebih mudah, rasa sakit yang lebih sedikit, prosedur yang lebih mudah secara teknis, dan waktu operasi yang lebih singkat Aborsi dengan pembedahan 9
  • 11. • Juga disebut kuretase hisap atau pelebaran dan kuretase hisap, aspirasi vakum adalah pendekatan transservikal, di mana serviks pertama kali dibuka dan jaringan kemudian dievakuasi. 11 Aspirasi Vakum 10
  • 12. 12 Aborsi terinduksi Obat oral • Digunakan Bagi banyak wanita, aborsi obat rawat jalan merupakan pilihan yang dapat diterima untuk kehamilan dengan usia menstruasi 70 hari • Satu rejimen memberikan mifepristone plus misoprostol, tetapi yang lain ada yang hanya misoprostol saja. 11
  • 13. 13 Dilation and Evacuation (D & E) • Dengan D & E, dilatasi serviks mekanis yang lebar diperlukan untuk evakuasi bagian janin. Derajat yang dibutuhkan meningkat seiring dengan usia kehamilan janin, dan pelebaran yang tidak memadai berisiko terjadinya trauma serviks, perforasi uterus, atau retensi jaringan Teknik • Selama D & E, sonografi dapat digunakan sebagai tambahan dalam semua kasus atau secara selektif dalam kasus yang lebih menantang. Profilaksis antibiotik perioperatif mencerminkan hal itu untuk prosedur trimester pertama • Untuk mengurangi perdarahan pascaprosedur, vasopresin encer dapat disuntikkan secara intraservikal atau sebagai bagian dari blok paraservika 12 Metode pada trimester 2
  • 14. 14 Obat obatan • Mifepristone + Misoprostol • Misoprostol saja • PGE2 • Oxytocin • Ethacridine lactat 13
  • 15. 15 Konsekuensi Aborsi • Masih terbatasnya data mengenai konsekuensi aborsi • Tingkat infertilitas atau kehamilan ektopik tidak meningkat kecuali infeksi pasca operasi khususnya yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis 14
  • 16. 16 Kontrasepsi pasca abortus • Setelah aborsi dini, wanita dapat berovulasi setelah 8 hari, tetapi rata-ratanya adalah 3 minggu • Kontrasepsi, baik hormonal maupun nonhormonal, dapat dimulai segera setelah aborsi • IUD dapat dimasukkan segera setelah operasi atau aborsi dengan medikamentosa selesai 15
  • 17. Terima Please keep this slide for attribution 17 kasih