Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
PPT STUDIO PERANCANGAN KELOMPOK 11 MORUT.pptx
1. KELOMPOK 11
ARMELIA ANATASYA
NINI WIDHI NINGSI
M RIZALDY PUTRA
RENALDI RIZKI PRATAMA
M SHADIQ AKBAR P
STUDIO PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN
KOTA
“AGROTOURISM CITY”
2. Kecamatan Petasia Timur terindikasi memiliki permasalahan
terkait fisiografis yaitu kurangnya pemanfaatan jenis tanah yang
dapat di gunakan sebagai lahan produksi seperti pertanian, dan
perkebunan kemudian pengoptimalan lahan yang mana masih
banyak lahan kosong yang dapat di jadikan permukiman,
sedangkan sarana dan prasarana masih kurang penyediaan
fasilitasnya seperti jalan dan drainase yang perlu dioptimalkan,
yang dapat menunjang kebutuhan yang ada,
LATAR BELAKANG
Lokasi dari perancangan kali ini adalah Kabupaten Morowali Utara,
merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi
Tengah dengan perencanaan terfokus di daerah Kecamatan Petasia
Timur Desa Bunta. Berdasarkan RTRW Kabupaten Morowali Utara
Tahun 2015-2035 Kecamatan Petasia Timur ditetapkan sebagai
kawasan agropolitan,pertanian lahan basah dan permukiman
perdesaan. Ditinjau potensi wilayah yang sangat baik yaitu memiliki
kekayaan alam berupa nikel, perikanan, pertanian hingga perkebunan
dan juga Kecamatan Petasia Timur dapat dikembangkan sebagai
kawasan wisata alam berbasis agrowisata dan budaya
4. KAJIAN TEORI
Kota Tangguh Bencana Spasial/Keruangan
Kota tangguh bencana spasial adalah sebuah kota dimana
mempunyai beberapa cara untuk mengurangi resiko dari
datangnya sebuah bencana dengan mengandalkan spasial
(ruang) atau fisik yang lebih mengarah ke infrastruktur
A-Spasial/Diluar Keruangan
Dalam perencanaan pembangunan Kota Tangguh Bencana
berbasis A- spasial juga diharapkan mampu menggambarkan
keterkaitan antar sub sistem pembangunan yang terdiri
subsistem ekonomi, sosial, lingkungan (ekologi) serta tata
kelola dan hukum. Aspek a-spasial diantaranya yakni ekonomi,
budaya, sosial, politik, hukum, lingkungan, agama, dan
Pendidikan
Pariwisata
Pariwisata adalah kegiatan perpindahan orang untuk sementara
waktu ke destinasi diluar tempat tinggal dan tempat bekerjanya
dan melaksanakan kegiatan selama di destinasi dan juga
penyiapan-penyiapan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan
mereka. (Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gyatri 2005).
5. TEMA DAN KONSEP
Tema Agrowisata
Agrowisata didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan
pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai
objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha dibidang pertanian
Tujuan Pariwisata
- Memperluas Pengetahuan
- Pengalaman Rekreasi
- Hubungan Usaha di Bidang Pertanian
Pendekatan Dalam Penerapan Agrowisata
Pada dasarnya agrowisata merupakan kegiatan yang
berupaya mengembangkan sumberdaya alam suatu daerah yang
memilki potensi di bidang pertanian untuk dijadikan kawasan wisata.
Daerah perkebunan, sentra penghasil sayuran tertentu dan wilayah
perdesaan berpotensi besar menjadi objek agrowisata. Potensi yang
terkandung tersebut harus dilihat dari segi lingkungan alam, letak
geografis, jenis produk, atau komoditas pertanian yang dihasilkan,
serta sarana dan prasarananya. (Sumarwoto, 1990).
6. Konsep Pariwisata
Dalam rangka memahami peran kelembagaan pada
pengembangan pariwisata, UNWTO (2002) mengembangkan
pilar segitiga meliputi environment, community dan industry
Best Practice Agrowisata Di Yogyakarta
Agrowisata Bhumi Merapi Yogyakarta. Tempat
wisata yang terletak di daerah Kaliurang ini menawarkan
wisata edukasi bagi para pengunjungnya.
Dibangun pada tahun 2015 dengan luas 5,2 hektar.
Tempat wisata ini menawarkan konsep pertanian,
perkebunan, dan peternakan. Jadi, selain liburan para
pengunjung pun bisa mendapatkan banyak ilmu.
Suasananya yang sejuk dan nyaman juga membuat para
pengunjung betah berlama-lama disana.
Berbagai aktivitas wisata bisa dilakukan di tempat wisata ini.
Utamanya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pertanian,
peternakan dan perkebunan. Berikut beberapa diantaranya.
1. Berinteraksi Dengan Hewan
2. Field Trip
3. Proses Pembuatan Kopi
4. Spot Foto
7. Fasilitas Agrowisata Bhumi Merapi
Fasilitas yang tersedia di agrowisata ini terbilang
cukup lengkap. Seperti jeep yang bisa digunakan
mengelilingi kawasan wisata. Area camping dan penyewaan
alat berkemah. Restoran, tempat beristirahat serta area
outbound.
8. ,
Gambaran Umum Kabupaten Morowali Utara
Kabupaten Morowali Utara
salah satu Kabupaten yang
berada di Provinsi Sulawesi
Tengah serta memiliki luas
sebesar 10.004,28 km2. Ibu
kota dari kabupaten
Morowali Utara adalah
Kolonodale.
9.
10. Kondisi Topografi Kondisi Iklim Dan Cuaca
No Bulan Curah Hujan
Mm3
Hari Hujan
1 Januari 446,90 20
2 Februari 342,27 18
3 Maret 479,70 18
4 April 585,74 25
5 Mei 338,14 22
6 Juni 760,28 27
7 Juli 349,42 20
8 Agustus 40,40 10
9 September 45,31 4
10 Oktober 104,13 10
11 November 179,53 11
12 Desember 578,51 19
Sumber : Kabupaten Morowali Utara Dalam Angka 2020
Sumber :Archgis 2021
11. Kondisi Tata Guna Lahan
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Km2
)
1 Hutan lahan kering primer 1632,4
2 Hutan lahan kering sekunder 4828,2
3 Hutan mangrove primer 46,2
4 Hutan mangrove sekunder 1,2
5 Hutan rawa primer 3,3
6 Hutan rawa sekunder 6,9
7 Kawasan perkebunan 86,6
8 Permukiman 9,3
9 Pertanian lahan kering 647,9
10 Pertanian lahan kering campur semak 953,5
11 Sawah 77,6
12 Semak belukar 605,06
13 Semak belukar rawa 3,3
14 Tanah terbuka 0,02
15 Tubuh air 39,5
Kondisi infrastruktur adalah penjelasan mengenai keadaan
sebuah struktur dan fasilitas dasar, baik fisik maupun sosial
(misalnya bangunan, jalan, dan pasokan listrik) yang
diperlukan untuk operasional kegiatan masyarakat atau
perusahaan.
Kondisi Infrastrukstur
Prasarana Jalan
Di Kabupaten Morowali Utara memiliki jalan kolektor primer,
strategis nasional,lokal primer, lokal sekunder. Salah satu
infrastruktur yang penting untuk mendukung kelancaran aktifitas
adalah jalan. Berdasarkan data dari Bps Morowali Utara, Pada
tahun 2019 total panjang jalan di Kabupaten Morowali Utara
mencapai 1 292,087 km2. dengan rincian panjang jalan yaitu jalan
yang teraspal mencapai 388,894 km2 , jalan tidak di aspal mencapai
902,893 km2 dan jalan kerikil maupun jalan tanah mencapai 0,300
km2.
12. Prasarana Jaringan Listrik
Tahun Daya
Terpasang
Produksi
Listrik
Listrik
Terjual
Dipakai
Sendiri
Susut/Hilang
2016 - - - - -
2017 - - - - -
2018 - - - - -
2019 - - - - -
2020 23.719.530 35.644.279 31.606.171 177.793 4.038.108
Prasarana Jaringan Telepon
Jenis jaringan telepon terdiri atas jaringan telepon rumah dan
jaringan selular (CDMA). Untuk pemancar jaringan telephonei di
Kabupaten Morowali Utara terdapat 12 BTS yang tersebar dari
provider dan Telkomsel
13. Sarana Air Bersih
Kabupaten Morowali Utara, sebagian besar kecamatan sudah
mendapatkan fasilitas penyediaan air bersih yang dikelola oleh PDAM
Kabupaten Morowali Utara. Banyaknya jumlah air minum yang
disalurkan oleh PDAM kepada pelanggan sebanyak 225.853 m3 dengan
jumlah pelanggan yang tercatat sebanyak 762 pelanggan.
Sarana Persampahan
TPS (tempat pembuangan sementara)
- Beteleme Kec. Lembo
- Kel. Kolonodale
- Kel. Bahontula
- Kel. Bahoue
- Kec. Petasia
- Desa Bungintimbe
- Desa Tompira Kec. Petasia Timur
- Desa Tomata Kec. Mori Atas
- Desa Taliwan Kec. Mori Utara
- Desa Lembasumara Kec. Soyo Jaya
- Desa Baturube Kec. Bungku Utara
- Desa Tanasumpu Kec. Mamosalato
TPA (tempat pembuangan akhir) - Desa Koromatantu Kec. Petasia Timur
penyedia TPA dan TPS di Kabupaten Morowali Utara :
Pengelolaan sampah di Kabupaten
Morowali utara menggunakan prinsip 3 R
yaitu mengurangi (reduce), menggunakan
kembali (reuse), mendaur ulang (recycle)
14. Jaringan Drainase
Pada sistem jaringan drainase di Kabupaten Morowali Utara terdapat di 7 kecamatan dan yang
terbanyak terdapat di Kecamatan Petasia sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan
lembo, Kecamatan Mori Utara, Kecamatan Bungku Utara , Kecamatan Soyo Jaya dan Kecamatan
mamosalato. Untuk sistem Jaringan drainase di daerah Perdagangan hanya terdapat di 1 kecamatan
yaitu Kelurahan Kolonodale Kec.Petasia.
Penduduk
N
o
Desa /
Kelurahan
Jumlah Penduduk
Laju
Pertumbuha
n Penduduk
Per Tahun
Persentase
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
2010 2017 2018
2010-
2018
2017
-
2018
2010 2018 2010 2018
1 Mori Atas 10,418 11,782 11,957 1,85 1,49 10,01 9,52 6,90 7,92
2 Lembo 20,300 14,874 15,152 -3,17 1,87 19,50 12,06
30,0
6
22,4
4
3
Lembo
Raya
- 8,160 8,237 - 0,94 - 6,56 -
12,5
3
4
Petasia
Timur
- 15,405 15,855 - 2,92 - 12,62 -
31,1
0
5 Petasia 33,705 18,601 19,288
-5,37
3,37 32,28 15,31
64,3
7
29,7
5
6
Petasia
Barat
- 8,274 8,461 - 2,26 - 6,74 -
17,6
2
7 Mori Utara 6,819 7,489 7,569 1,37 1,07 6,55 6,03 6,50 7,22
8 Soyo Jaya 7,884 10,059 10,385
3,97
3,24 7,57 8,27
13,0
2
17,1
5
9
Bungku
Utara
14,699 16,361 16,568 1,59 1,27 14,12 13,19 6,11 6,88
10
Mamasalat
o
10,269 11,980 12,212
2,37
1,94 9,82 9,72 6,94 8,34
Jumlah
104,09
4
122,985 125,624
2,215
2,59
100,0
0
100,0
0
10,3
9
12,5
6
15. USA
19,450000
Europe
19,450000
Pendidikan
Kegiatan Utama Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
Angkatan Kerja
Bekerja 41,653 25,063 66,716
Pengangguran 856 587 1,443
Bukan Angkatan Kerja
Sekolah 3,289 3,031 6,320
Mengurus Rumah Tangga 806 14,311 15,117
Lainnya 512 223 735
47,116 43,215 90,331
Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja
90,22 59,35 75,45
Tingkat Pengangguran 2,01 2,29 2,12
Tenaga Kerja
No Desa/Kelurahan TK SD SMP SMA SMK
1 Mori Atas - 19 6 2 1
2 Lembo - 19 6 1 2
3 Lembo Raya - 6 3 - 1
4 Petasia Timur - 13 5 1 -
5 Petasia - 14 3 2 1
6 Petasia Barat - 12 4 - -
7 Mori Utara - 10 4 - 1
8 Soyo Jaya - 11 2 2 -
9 Bungku Utara - 29 7 1 1
10 Mamasalato - 16 4 1 -
Morowali Utara 22 10 44 10 7
Kemiskinan
16. Kondisi Kepariwisataan
obyek wisata yang terdapat di setiap Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Morowali
Utara sudah cukup memadai, namun perkembangan belum berjalan dengan baik.
Pengembangan potensi obyek-obyek wisata yang tersedia belum optimal.
Kebijakan Daerah
Berikut beberapa kebijakan yang terkait kawasan perancangan :
• Pengembangan wilayah berbasis konsep agropolitan dan minapolitan yang
berorientasi pada sumberdaya lokal dan kebutuhan pasar.
• Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang pertanian dan kelautan,
serta bidang-bidang pendukungnya.
• Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah darat maupun laut dan pulau-pulau laut dan pelayanan dasar masyarakat
• Pengembangan sumberdaya utama dan sumberdaya lainnya dengan
memperhatikan kesinambungan, daya dukung lahan, daya tampung kawasan.
• Pengembangan kawasan strategis Kabupaten yang mendukung bidang pertanian
dan perikanan.
17. Gambaran Umum Kawasan
Kecamatan Petasia Timur memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Petasia
Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Witaponda
Sebelah Timur : berbatasan dengan Teluk Tomini
Sebelah Barat : berbatasan denan Kecamatan Lembo
18. Jaringan Listrik
No Desa/Kelurahan 2018 2019
1. Bimor Jaya 1 1
2. Molores 3 3
3. Mohoni 2 2
4. Molino 6 6
5. Towara 1 1
6. Bungintimbe 6 6
7. Tompira 4 4
8. Bunta 2 2
9. Keuno 1 1
10. Ungkea 1 1
11. Towara Pantai 1 1
12 Peboa 2 2
Jumlah 30 30
Persampahan
penanganan sampah yang akan dikembangkan di kabupaten
Morowali Utara meliputi : Pemilahan
sampah,pengumpulan,pengangkutan,pengolahan dan
pemprosesan akhir. Pengolaan sampah akan menggunakan
prinsip 3R yaitu (reduce) menggunakan kembali,(reuse)
mendaur ulang,(recycle)
Jaringan Drainase
• Sistem jaringan drainase di Desa Bunta dan juga di
beberapa desa/kelurahan yang berada di Kecamatan
Petasia Timur
• Sistem jaringan drainase di daerah perdangan/komersial
terdapat di Kelurahan Kolonodale Kecamatan
Petasia,pengembangan system drainase di Kabupaten
Morowali Utara secaraa lebih teknis akan diatur lebih
lanjut dalam rencana induk (Masterplan) Drainase.
22. Indikator dan Konsep Perancangan Kawasan
Tema Kelas (Kota Tangguh Bencana)
Dalam konsep kota tangguh memiliki terkaitan antara 3 aspek yaitu inovasi, mitigasi dan
adaptasi. Ketiga aspek tersebut berfungsi sebagai pengentasan resiko kota terhadap
bencana serta adanya inovasi adaptasi dan mitigasi yang baik terhadap kota
Tema Kelompok
Kota dengan model pengembangan lingkungan dikembangkan menjadi Kota Agrowisata.
Kecamatan Petasia Timur memiliki potensi keindahan alam yang cukup baik untuk
dikembangkan sebagai kawasan wisata alam. Potensi wisata alam yang dimiliki Kecamatan
Petasia Timur berupa lahan pertanian yang luas dan keindahan alam yang menjadi daya
Tarik sehingga sangat cocok dijadikan sebagai kawasan agrowisata .
Penyusunan Indikator Tema dan Konsep Kelompok
Kecamatan Petasia Timur memiliki potensi kebencanaan yaitu banjir yang diakibatkan curah
hujan yg tinggi yg dapat mengakibatkan meluapnya air sungai. Sehingga untuk
meminimalisir banjir dikawasan tersebut akan direncanakan perbaikan saluran dan
perlindungn vegetasi.
23. Desain Survei
Pendekatan Perancangan Terdiri Atas 3 Yaitu :
- Figure Ground Theory (solid-void plan)
- Teori Keterkaitan (Linkage Theory)
- Teori lokasi (Place Theory)
24. Survei dan Kebutuhan Data
- Tahap Survei Awal
- Tahap Survei Lapangan
- Alat Dan Perlengkapan Survei
25. Tabel Kebutuhan Data
No. Kebutuhan Data Bentuk Data Manfaat Tahun
BAPPEDA
1.
RPJPD Kabupaten
Morowali Utara Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
2.
RPJMD Kabupaten
Morowali Utara Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
DINAS PARIWISATA
1. Data Pariwisata Dokumen/Peta
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
kawasan wisata di wilayah
penelitian
Terbaru
2. RIPPDA Dokumen
3.
Penerapan konsep
konsep wisata di
Kabupaten Morowali
Utara
Dokumen
4.
Potensi serta
penggelolaan wisata di
Kecamatan Morowali
Utara
Dokumen
5.
Persebaran kawasan
wisata di Kecamatan
Morowali Utara
Dokumen/Peta
DINAS PUPR
1.
Peta Kawasan
Pariwisata
Data SHP
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
kawasan wisata di wilayah
penelitian
Terbaru
2.
Perta Kawasan Resiko
Bencana
Data SHP
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
3. Peta Jaringan Jalan Data SHP
4.
Peta persebaran
Transportasi
Data SHP
5. Peta Konservasi Alam Data SHP
6.
Peta Persebaran
Drainase
Data SHP
26. 7.
Peta Persebaran
jaringan Air bersih,
Listrik, Limbah,
Telekomunikasi,
Sampah
Data SHP
8. Peta Persebaran Sarana Data SHP Terbaru
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
1. Data Sistem
Persampahan
Dokumen Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
2. Peta Persebaran
Persampahan, Air
limbah, drainase
Data
SHP/Dokumen
BPS KABUPATEN MOROWALI UTARA
1.
PDRB Kabupaten
Morowali Utara
Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
KANTOR BPS KABUPATEN MOROWALI UTARA
1.
Ketenaga kerjaan Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
2.
Transmigrasi Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
3.
Kondisi
Kepariwisataan
Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
KANTOR CAMAT PETASIA TIMUR
1.
Profil
Kecamatan
Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
KANTOR DESA BUNTA
1. Profil Desa Bunta Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
2. RPJMD Desa Bunta Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
BPBD KABUPATEN MOROWALI UTARA
1. Data Kebencanaan Peta dan
Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN MOROWALI UTARA
1.
Jenis-Jenis Pertanian dan
Perkebunan di Kecamatan
Petasia Timur.
Dokumen
Sebagai acuan dalam
perancangan dan pembangunan
di wilayah penelitian
Terbaru
27. Tahapan Analisis Data
1. Pengumpulan Data
2. Analisis Data
3. Penyajian Data
Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Kualitatif
2. Metode Analisis Kuantitatif
Tahapan Penyajian Hasil Analisis
• Menyusun draf pertanyaan wawancara berdasarkan dari unsur-unsur
kredibilitas yang akan ditanyakan pada narasumber atau informan.
• Melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi yang akurat dari
narasumber dengan menyampaikan beberapa pertanyaan tertentu kepada
narasumber.
• Melakukan dokumentasi langsung dilapangan untuk melengkapi data-data
yang berhubungan dengan penelitian.
• Memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua
pertanyaan yang di ajukan kepada narasumber atau informan.
• Menganalisis hasil data wawancara yang telah dilakukan.