SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar belakang masalah 
Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kea rah 
yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang 
dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Maka dari itu 
remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya 
sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar. 
Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik 
adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau 
perbuatan yang merugikan dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar. 
Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi pergaulan 
bebas terhadap remaja 
1.2 Pembatasan masalah 
Kesempatan ini kami hanya akan membatasi pengaruh media massa,media 
elektronik terhadap pergaulan remaja. Media massa (cetak) perlunya remaja 
membaca hal-hal yang positif.Dan media elekronik,tayangan-tayangan di televisi 
yang dapat merusak aqidah dan moral remaja tidak layak untuk ditonton oleh 
para remaja missal tayangan yang berbau misteri dan film-film yang berbau alam 
gaib. 
1.3 Tujuan 
Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini 
terarah pergaulanny yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna 
untuk dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar. 
Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu 
perlu kiranya remaja membentengi diri denan iman yang kuat.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Remaja 
Diantara seluruh tahap kehidupan yang kita alami,mungkin salah satu 
tahap yang paling tak terlupakan adalah masa remaja,karma tampaknya tidak ada 
fase lain banyak dipenuhi dengan pengalaman tentang patah hati,konflik 
batin,dan kesalahpahaman selain masa remaja. 
Kita masih dapat mengingat antara rasa sakit dan kebahagiaan bercampur 
menjadi satu yang kita alami saat remaja.Kita tetap menyimpan kenangan betapa 
kita disalahpahami, betapa kita begitu sering dan cepat berubah-rubah,betapa 
kita begitu mengharapkan penerimaan,dan betapa kita begitu merasakan 
kesepian dan kesendirian. 
Kadang kita juga merasa mengapa tidak ada orang yang mau mengerti 
tentang kita.Kita merasa heran bagaimana semua ini dimulai dan darimana.Semua 
ini terjadi pada masa remaja,saat yang penuh gejolak dan keinginan,tetapi tidak 
jarang mengakibatkan begitu banyak persoalan jika tidak disikapi secara arif dan 
bijak. 
Remaja seing diidenntikan dengan usia belasan tahun sehingga dalam 
bahasa inggris ”remaja” juga disebut dengan istilah “Teenager”,selain kata 
adolescent.Akan tetapi remaja tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan 
usia,tetapi juga bisa ditelisik dari kehidupan yang penuh dengan keceriaan,warna-warni, 
dan permulaan usia mengenal lawan jenis. 
Selain itu,di usia remaja kita juga biasanya mulai bertemu dengan nilai-nilai 
dan norma-norma baru yang berbeda dengan nilai dan norma yang selama ini 
kita kenal.Pada masa remaja juga kita pada umumnya mulai merasakan 
kegelisahan dalam hubungan kita dengan orang tua dan teman-teman sebaya;kita 
ingin menunjukkan kemandirian kita di satu sisi,teapi di sisi lain kita belum dapat 
melepaskan diri sepenuhnya dari pengawasan dan ketergantungan kita dari orang 
tua. 
2.2 Ciri-ciri Fisik dan Psikologis 
Bila merujuk pada psikologi perkembangan akan kita temukan pembagian 
tahap perkembangan psikologis kita menjadi tiga tahap: sembilan tahun pertama, 
sembilan tahun kedua dan sembilan tahun ketiga. Sembilan tahun pertama dalam 
kehidupan kita dapat disebut sebagai masa kanak-kanak. Pada masa ini kita 
hamper sepenuhnya bergantung pada perhatian dan bimbingan orang lain, 
utamanya orangtua kita. Dari persoalan mandi, makan, apa yg kita pakai, pilihan
sekolah, dan teman hamper semuanya di pengaruhi oleh keputusan dan kebijakan 
orangtua kita. Masa kanak-kanak ditandai dengan perkembangan dan 
pertumbuhan fisik yg sangat cepat: mulai dari belajar telungkup, merangkak, 
berjalan, berbicara, dan berpikir. Usia remaja berada pada perkembangan 
psikologis kedua dan sembilan tahun kedua setelah kita melewati masa kanak-kanak. 
Pada masa ini kita mulai diajari tantang kemandirian dan bagaimana 
membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Selain itu, karakteristik umum dari 
pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada periode usia ini dapat dijelaskan 
sebagai berikut: 
Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan 
mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai 
dan perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini kita 
cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa perubahan suara, mulai 
tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-penonjolan pada 
bagian tubuh tertentu bagi perempuan. 
Pada tingkat usia ini system peredarn darah, pencernaan dan pernapasan 
sudah berfungsi secara lengkap meskipun pertumbuhan masih terus berlanjut. 
Parui-paru kita sudah hampir berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi 
orang dewasa. Tekanan darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari pada 
tekanan orang dewasa. Otak dan urat syaraf tulang belakang ( spinal cord ) 
menjadi orang dewasa pada usia 10 tahun, tetapi perkembangan sel-sel yg 
berkaitan dengan perkembangan mental belum sempurna dan terus berlanjut 
selama beberapa tahun kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah mencapai 
ukuran dewasa dan fungsinya sudah berkembang secara maksimal. 
Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, 
tetapi belum memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita, 
remaja, yg kekanak-kanakan atau remaja yg sudah mampu berpikir layaknya 
orang dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita bergantung pada 
orang lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah masa 
“ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan kasih-sayang dan 
perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang 
ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun kita tidak 
sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ? Secara tidak 
langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton, selam ini kita 
telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa kita 
adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-bukan 
sekedar “derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri 
kita. 
Ketergugahan dan keingintahuan itulah yg merupakan titik yg akan menjembatani 
antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tetapi bahkan masa kanak-kanak kita 
yg diaktualisasikan secara lengkap pun belum dpat mempersiapkan diri kita
secara baik untuk menghadapi masa remaja. Tahap krhidupan baru Ini memiliki 
nilai-nilai yg sama sekali unik, demikian juga dengan kewajiban-kewajiban dan 
kebajikan-kebajikannya. Masa remaja menuntut sebuah kehidupan baru yg lebih 
agresif dimana apa yg telah kita pelajari pada masa kanak-kanak hanya memeliki 
sedikit peran dan pengaruh. 
Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas. 
Istilah “puber” kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas 
berarti kelaki-lakian dan menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat 
kelaki-lakian dan ditandai oleh kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri berasal 
dari akar kata ”pubes”, yg berarti rambut-rambut kemaluan, yg menandakan 
kematangan fisik. Dengan demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan dari 
masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai 
15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniah 
berkaitan dengan proses kematangn jenis kelamin. Terlihat pula adanya 
perkembangan psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita dalam 
lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan penuh 
kepada orangtua, pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg baru. 
Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa 
remaja disebut sebagai adolescentia atau adolesensia. Beberapa tokoh psikologi 
menekankan pembahasan tentang adolesensia atau masa remaja pada perubahan-perubahan 
penting yg terjadi di dalamnya. Jean Piaget, misalnya, lebih menitik 
beratkan pada perubahan-perubahan yg dianggap penting dengan memandang 
“adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan, dengan terjadinya perubahan-perubahan 
penting pada fungsi inteligensia, yr tercakup dalam aspek kognitif 
seseorang. 
Tokoh lain, Ana Freud, menggambarkan masa adolesensia sebagai suatu proses 
perkembangan yg meliputi perubahan-perubahan berhubungan dengan 
perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan kita dengan orangtua dan 
cita-cita. F. Neidhart juga melihat masa adolesensia sebagai masa peralihan 
ditintau dari kedudukan ketergantungannya dalam keluarga menuju ke kehidupan 
dengan kedudukan “mandiri”. 
Sedangkan E. H. Erikson mengemukakan timbulnya perasaan baru tentang 
identitas dalam diri kita pada masa adolesensia. Terbentuknya gaya hidup 
tertentu sehubungan dengan penempatan diri kita, yg tetap dapat dikenal oleh 
lingkungan walaupun telah mengalami perubahan baik pada diri kita maupun 
kehidipan sehari-hari. 
Dalam pembahasan kemudian, istilah “adolesensia” diartikan sebagai “masa 
remaja” dengan pengertian yg luas, meliputi seluruh perubahan yg terjadi di 
dalamnya. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa 
dewasa, yakni antara usia 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja 
tersebut meninjukan pada masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka
sulit menentukan batasan umurnya. Tetapi setidaknya dapat dikatakan bahwa 
masa remaja dimulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan dengan 
tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada usia 11 tahun atau mungkin 12 tahun 
pada anak permpuan sedangkan pada anak laki-lakinumumnya terjadi di atas 12 
tahun. 
2.3 Mengenali Kebutuhan-kebutuhan [ Psikologis ] Remaja 
Konsepsi “ kebutuhan pada hakikatnya lrbih berkaitan dengan implikasi-implikasi 
social dari pada sekedar sebuah penggambaran tentang perilaku 
manusia berkaitan dengan insting-insting yg dimilikinya. Insting, berdasarkan 
definisinya, merupakan sebuah atribut bagi seseorang individu. Kebutuhan 
mengisyaratkan kerjasama ( cooperation ) kelompok untuk dapat memenuhinya. 
Ia mengarahkan perhatian dari individu kepada masyarakatnya dengan cara-cara 
yg, jika diperlukan, mungkun digunakan oleh suatu kelompok untuk memodifikasi 
metodo-metodenya dengan harapan mendapatkan pelbagai perubahan yg 
dihasilkan dalam reaksi seorang individu. 
Pelbagai jenis kebutuhan kita sebagai remaja selama ini telah di kompilasikan 
dari kebutuhan-kebutuhan psikologis mendasar. Salah satu penjelasan paling awal 
mengenai kebutuhan-kebutuhan remaja adalah bahwa pada mas remaja pada 
umumnya kita merindukan pengalaman baru, rasa aman, resons, dan pengakuan. Di 
usia ini kita seringkali merasa bahwa rumah tempat kita tinggal telah memberi 
kita monotomi [bukan otonomi], rasa tidak aman dan penolakan. Penyimpangan yg 
kita lakukan kadang-kadang dapat digambarkan sebagai upaya yg salah arah 
untuk menenukan kepuasan atau pemenuhan atas keinginan-keinginan kita yg 
paling fundamental. 
Salah satu kebutuhan psikologis kita yg paling penting dan juga kebutuhan 
seluruh manusi adalah peneromaan oleh kelompoksosial di sekitarnya. Kebutuhan 
ini mencakup kebutuhan akan kasih saying dalam lingkungan dekat dalam rumah, 
penghormatan di antara teman-teman kita sebaya dan apresiasi dari orangtua 
atau guru-guru yg mengajar kita. Kebutuhan ini mengambil bentuk-bentuk yg 
berbeda pada tahap-tahap usia yg berbeda dan dalam hubunganya dengan orang-orang 
berbeda. Tetapi kebutuhan ini tampaknya muncul dari watak esensial 
manusia sebagai makhluk social sebagai anggota kelompok sosisal tertentu. 
Pengalaman akan penerimaan ini pada masa balita dan kanak-kanak mengarahkan 
pada rasa aman yg kemudian membentuk salah satu bahan penting untuk 
kesehatan mental semangat juang dari warga sipil atau tentara yg karena 
diperkuat oleh perasaan ini, mampu menghadapi pelbagai kesulitan dan
kekecewaan tanpa kecemasan yg berlebihan. Hilanhnya perasaan ini pada 
umumnya akn diikuti oleh rsa tertekan yg kemudian dapat memeunculkan 
penyimpangan dan disharmoni mental. Anak-anak yg ditolak atau tidak diinginkan 
pada masa balitanya lebih besar kemungkinanya untuk menjadi nak-anak yg sulit 
diatur dan akan menyulitkan para gurunya pda usia sekolah. 
Bersamaan dengan kebutuhan ini, manusia pada umumnya juga memiliki kebutuhan 
untuk “memberi dan menerima” untuk menunjukan rasa kasih saying, merasakan 
penghormatan, mengekspresikan penghargaan Pelbagai studi kasus yg dilakukakn 
C.M. Fleming, misalnya, menunjukan efek-efek yg merugikan akibat dihalanginya 
komplemen atas penerimaan oleh kelompok sosial ini. Hilangnya rasa ini larangan 
atas kasih saying dalam bentuk ekstrem mengarah pada penekana yg berlebihan 
atas nilai kepuasaan-kepuasaan pengganti semisal hasrat yg besar akan kekuasaa 
ataau atas kesenangan. 
Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan untuk mempelajari hal-hal baru 
kebutuhan untuk mengalami “petualangan-petualangan segar”.Kebutuhan ini 
terkait erat dengan impuls organisme manusia terhadap pertumbuhan dan 
perkembangan; tetapi tidak terbatas hanya pada pertumbuhan fisikal semata. 
Kebutuhan ini tampaknya dirasakan secara terus-menerus sebagai atribut umat 
manusia dari kelahiran hingga kematiannya. Pada masa kanak-kanak, kebutuhan ini 
ditunjukan sebagai eksplorasi atas ruangan, rumah, atau jalan. Pada tahap 
selanjutnya, kebutuhan ini kemudian meluas hingga mencakup pengalaman-pengalaman 
baru di sekolah dan lingkungan; dan, pada masa remaja atau dewasa, 
kebutuhan ini secara potensial meluas sampai pada batas-batas pengetahuan 
mengenai suku, bangsa atau ras. Penaklukannya dari satu langkah menuju langkah 
lainnya ditandai dengan pengalaman akan hasilan pengakuan yg diberikan olah 
kelompok, atau individu itu sendiri, pada fakta bahwa sebuah kemenangan baru 
telah diraih. 
Yang sepadan dengan kebutuhan ini adalah kebutuhan akan pemahaman pencarian 
jawaban atas pelbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yg sedang terjadi, dan, 
(dalam peradabanyg kita kenal dengan baik), dari usia empat atau lima tahun dan 
seterusnya, pertanyaan berkaitan dengan mengapa hal-hal itu terjadi seperti 
sekarang ini. Pertanyaan-pertanyaan metafisikal seseorang anak kecil secara 
langsung sejalan dengan pemikiran keagamaan atau filosofis dari seorang remaja 
atau dewasa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tampaknya diasosiasikan dengan 
kebutuhan yg selalu hadir dengan mendapatkan wawasan berkaitan dengan 
pengalaman yg terus berubah dan kesalingterkaitan yg juga terus bergeser daru 
umat manusia sebagai makhluk sosial dalam pelbagai kelompok sosial dimana anak 
itu merupakan salah seorang anggotanya.
Kebutuhan lain yg melengkapi kebutuhan akan petualangan dan pemahaman ini 
adalah kebutuhan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam jenis tertentu 
untuk memberi sumbangan secara progresif melalui tindakan tertentu bagi 
kesejahteraan kelompok. Seorang anak kecil yg berbahagia dalam kehidupan 
keluarganya pada umumnya dapat dilibatkan untuk melakukan kerjasama aktif 
dalam kehidupan keluarga. Seorang anak kecil sebaiknya diizinkan untuk berbagi 
“tugas-tugas ringan” dengan ibu atau ayahnya, maupun dengan saudara-saudaranya. 
Hal ini dimaksudkan untuk memupuk rasa percaya diri dan tanggung 
jawab pada si anak agar si anak merasa aman dan nyaman di rumahnya sendiri. 
Kebutuhan-kebutuhan yg kita miliki sebagai remaja mempunyai keterkaitan satu 
sama lain yg tidak dapat dipisahkan. 
2.4 Pergaulan Bebas 
Akibat persepsi dan pemaknaan yg keliru tentang cinta, tidak jarang kita terlibat 
dalam pergaulan yg terlalu bebas dan permisif. Apapun boleh dilakukan, asal 
dilakukan atas dasar suka sama suka. Tidak ada lagi pertimbangan tentang sebab 
dan akibat. Tidak ada lagi pertimbangan berdasarkan hati nurani dan akal sehat. 
Dengan dalih cinta, apa pun akan dilakukan. Biasanya kita baru merasa sadar 
ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas tersebut membawa dampak yg 
negative semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder akibat kita merasa 
tidak seperti remaja-remaja lain yg masih “bersih”. 
Meskipun angka kehamilan remaja yg belum menikah sulit untuk diketahui dengan 
pasti akibat belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum menikah, 
akan tetapi, dari pelbagai berita di media massa, baik cetak maupun elektronik, 
dan hasil-hasil penelitian mengenai kehamilan di luar nikah, terlepas dari 
keabsahan penelitian tersebut, menunjukan kecenderungan bahwa kehamilan 
remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari tahu ke tahun. 
Yayah Khisbiyah (1994), misalnya, mengutip pelbagai hasil penelitian yg 
menunjukkan intensitas angka kehamilan remaja di luar nikah. Lembaga konseling 
remaja, Sahabat Remaja, menemukan dari pelbagai kasus yg mereka tangani pada 
tahun 1990 dijumpai ada 80 remaja usia 14-24 tahun yg hamil sebelum nikah. 
Penalitian di Manado yg dilaporkan oleh Warouw mengambil 663 sampel secara 
acak dari 3.106 orang meminta induksi haid ditemukan sebanyak 472 responden 
yg belum menikah (71,3%) mengalami kehamilan yg tidak dikehendaki (unwanted 
pregnancy). Dari jumlah tersebut, 291 responden (28,8%) berusia 14-19 tahun, 
345 responden (52%) berusia 20-24 tahun.
Penelitian lain yg dikutip Khisbiyah adalah penelitian yg dilakukan Widyantoro 
pada tahun 1989 di Jakarta dan Bali. Widyantoro menemukan 405 kasus 
kehamilan tak dikehendaki yg terkumpul di klinik WKBT di dua kota tersebut 
selama satu tahun. Dari data yg terkumpul terungkap bahwa 95 persen kehamialn 
adalah kehamilan pada remaja berusia 15-25 tahun. Dari segi pendidikan, 47 
persen remaja tersebut duduk di tingkat SLTP dan SLTA. Selanjutnya Khisbiyah 
melaporkan bahwa data dari klinik dan praktik dokter di sekitar kabupaten 
Magelang diduga ada sekitar 1456 kasus kehamilan remaja dalam setahun. Tentu 
saja kasus yg terjadi sebenarnya berbeda dari laporan penelitian tersebut. Boleh 
jadi angkanya jauh lebih besar mengingat ada sebagian kasus yg luput dari 
penelitian atau tidak terdektesi oleh klinik atau dokter setempat karena mereka 
dating ke “tempat lain” untuk melakukan “pengobatan”. 
Jika sinyalemen ini bener, maka selayaknya kita merasa prihatin dan mencari 
penangan atas masalah tersebut secara lebih serius dan komprehensif. Kehamilan 
remaja di luar nikah tidak hanya membawa dampak negatif bagi si calon ibu, 
tetapi juag bagi anak yg di kandungnya. Selain itu, keluarga dari remaja yg hamil 
di luar nikah itu pun akan mengalami tekanan batin tertentu mumgkin akan 
diterima oleh si remaja maupun keluarganya. Rasa malu pada tetangga dan teman-teman 
merupakan penderitaan batin tersendiri yg harus ditanggung si remaja 
dan keluarganya. Meskipun ada sebagian orang yg tidak malu dengan 
kehamilannya di luar nikah. 
Dalam islam, jelas sekali Al-Qur’an melarang perzinahan karena dampak buruk yg 
diakibatkannya. Ayat-ayat yg melarang zina antara lain adalah, 
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah 
Suatu perbuatan yang keji dan jalan yang sangat buru (Al-Isra’:32). 
Dan terhadap wanita-wanita yg mengerjakan perbuatan keji (zina), 
Hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksi- 
Kannya). Kemudian apabila mereka telah memberikan persaksian, 
Maka kurunglah wanita-wanita itu dalam rumah sampai menemui 
Ajalnya, atau sampai Allah memberikan jalan yg lain kepada mere- 
Ka (An-Nisa’:15). 
Meskipun persoalan tafsir dan pemahaman atas ayat tersebut masih dapat 
diperdebatkan, tetapi yg jelas zina zina memberikan dampak buruk dan 
perbuatan yg tidak layak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif 
yg dapat ditimbulkan dari kehamilan di usia remaja, utamanya yg menyakut 
perkenbangan bayi yg akan dilahirkan sebagai manusia.
# Perkembangan Kognitif 
Aspek kognitif yg menonjol dalam kehidupan kita adalah kecerdasan. Kecerdasan 
kita terdiri atas beberapa aspek yg salah satunya adalah kemampuan berbahasa 
dan menalar. Perkembangan kognitif kita dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, 
anara lain perawatan kesehatan, keadaan gizi, dan stimulasi mental yg diberikan 
oleh lingkungan, terutama kedua orangtua. Selain itu, kondisi sosial dan eoknomi 
serta kematangan psikologis kedua orangtua kita pun ikut berperan besar dalam 
mempengaruhi perkembangan kognitif kita. 
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di Amerika, misalnya, anak yg dilahirkan oleh 
ibu-ibu remaja rata-rata memiliki tingkat kecerdasan yg lebuh rendah 
dibandingkan dengan anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu yg usianya lebuh dewasa 
(lihat Baldwin & Cain, 1978). Perkembangan bahasa dan penalaran anak-anak yg 
lahir dari ibu-ibu remajaumumnya jauh lebuh terbelakang dibandingkan dengan 
anak-anak yg lahir dari ibu-ibu yg usianya lebih dewasa. 
Menurut sebagian pakar psikologi, sebagaimana dikutip Ancok dan Suroso (1995), 
rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak tersebut disebabkan oleh si ibu yg 
belum mampu memberikan stimulasi mental yg baik pada anak-anak mereka. Hal 
ini, antara lain disebabkan ibu-ibu yg masih remaja ini belum memiliki kesiapan 
untuk menjadi seorang ibu. Perkembangan bahasa seorang anak sangat banyak 
dipengaruhi oleh bagaimana cara kedua orngtuanya berbicara kepada si anak. 
Aspek-aspek kecerdasan lainnya akan berkembang jika kedua orangtua dan 
lingkungannya dapat memberikan permainan atau stimulasi mental dengan baik. 
Orangtua yg masih remaja pada umumnya kurang mampu memberikan stimulasi 
mental semacam ini. 
Mengingat kecerdasan memiliki peran yg sangat penting dalam keberhasilan di 
bidang akademik maupun karier, maka rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak 
yg lahir dari ibu-ibu remaja di luar nikah ini boleh jadi akan mengakibatkan 
kesulitan hidup bagi si anak itu kelak. 
# Perkembangan Sosial dan Emosinal 
Meskipun penelitian mengenai dampak kehamilan ibu remaja diluar nikah 
terhadap perkembangan sosial dan emosinal anaknya belum menunjukan hasil-hasil 
yg konsisten; tetapi cukup banyak penelitian yang menemukan dampak 
negatif dari kehamilan semacam ini. Baldwin dan Cain (1981), misalnya, 
menemukan bahwa anak-anak yg lahir dari ibu remaja lebih banyak memiliki sifat 
hiperaktif, rasa bermusuhan yg besar , kurang mampu mengontrol emosi dan 
lebih impulsive jika dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu dewasa.
Sifat-sifat negatif seperti di atas sedikit banyak akan mempengaruhi proses 
penyesuaian diri kita terhadap lingkungannya, baik di sekolah maupun dalam 
kehidupan sehari-hari di masyarakat. 
Selain itu, prestasi kita di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemempuan kognitif 
kita (kecerdasan kita) dan kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak 
yg tingkat kecerdasannya rendah biasanya memiliki prestasi kurang (atau bahkan 
tidak) baik di sekolah. Selain itu, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan 
keadaan di sekolah memiliki pengaruh yg cukup besar terhadap prestasi belajar 
anak. Anak yg agresif, suka menyerang, suka diatur biasanya memiliki prestasi yg 
kurang baik. Para guru biasanya tidak menyukai anak-anak hiperaktif, nakal, dan 
suka mengganggu teman-temannya. 
Eric Taylor (1988), misalnya, pernah menceritakan seorang anak yg bernama Ari, 
anak berusia sembilan tahun, yg memiliki masalah yg berkaitan dengan sikap 
agresif Ari dan ketelengasannya kepada anak lain. Dalam sebuah perkelahian Ari 
pernak mendorong lawannya keluar dari jendeladan pernah menikam lawannya yg 
lain dengan gunting. Dua sekolahnya yg dahulu telah menyatakan bahwa Aria 
tidak dapat dikendalikan dank arena itu dikeluarkan. Setiap orang yg 
mengenalnya sependapat bahwa di luar biasa over aktif, tidak pernah mengasyiki 
suatui kegiatan apa pun, dikucilkan oleh teman-teman sebayanya, dan mudah 
mengamuk bila merasa frustasi. Pola perilaku seperti ini sudah tampak sejak Ari 
masih berusia satu tahun, tetapi bersamaan dengan tambahnya usia, nyata sekali 
dia menjadi semakin menjadoi pemurung. Sifat lekas marah dan kecurigaannya yg 
berlebihan sebagian besar agaknya terkait dengan suasana rumahnya yg penyh 
“badai”, dimana perbantahan menyangkut kebiasaan buruk ayahnya seringkali 
tidak terkendalikan dan meningkat menjadi percekcokansecara fisik. 
Dalam kasus Ari, jelas sekali perangi atau watak yg ditunjukan orangtua memiliki 
pengaru yg besar terhadap perkembangan psikologis seorang anak. Ada sebuah 
ungkapan bijak yg menyatakan,”Jika seorang anak dan pujian, dia akan belajar 
untuk menghormati orang lain. Jika seorang anak dibesarkan dengan caci maki 
dan hinaan, dia akan belajar untuk membenci orang lain”. 
# Perkembangan Seksual 
Mungkin ada pertanyaan yg pernah terbersit dalam benak sebagian kita: Apakah 
anak perempuan yg dilahirkan oleh ibu remaja di luar nikah pada saat anak itu 
menginjak remaja nanti lebuh memiliki kemungkinan untuk hamil di luar nikah jika 
dibandingkan dengan anak-anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu dewasa dalam 
pernikahan yg sah? Pertanyaan ini cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk 
mengetahui ada tidaknya efek estafet dari kehamilan remaja di luar nikah
terhadap generasi penerusnya. 
Baldwin dan Cain (1981) melaporkan bahwa tanda-tanda terjadinya efek estafet 
itu memang ada. Anak-anak yg lahir dari ibu remaja memiliki kemungkinan lebih 
besar untuk hamil di luar nikah pada usia remaja jika dibandingkan dengan anak-anak 
yg lahir dari ibu dewasa dan dalam pernikahan yg sah. Ini memang logis 
mengingat remaja pada umumnya belum siap untu menerima kehadiran seorang 
anak sebagai bagian darikehidupannya. Ketidaksiapan ini kemudian yg, antara lain, 
menyebabkan kurangnya kemampuan orangtua untuk mendidik dan mengasuh 
anaknya dengan baik dan benar sehingga risiko untuk terjerumus kedalam hal-hal 
yg negatif akan lebih besar.
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam 
pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri 
ini 
Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian 
remaja,karang taruna,dan kegiatan lainnya 
3.2 Saran dan Kritik 
A. Saran 
Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di 
sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan 
restu dari orang tua 
B. Kritik 
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih kurang baik oleh karena itu 
kami sangat membutuhkan kritikan yang membangun dari para pembaca

More Related Content

What's hot

What's hot (17)

Perkembangan Remaja
Perkembangan RemajaPerkembangan Remaja
Perkembangan Remaja
 
Masa Remaja
Masa RemajaMasa Remaja
Masa Remaja
 
Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2
 
Perkembangan reproduksi
Perkembangan reproduksiPerkembangan reproduksi
Perkembangan reproduksi
 
Uks
UksUks
Uks
 
Ppt perkembangan fisik
Ppt perkembangan fisikPpt perkembangan fisik
Ppt perkembangan fisik
 
Remaja
RemajaRemaja
Remaja
 
Materi Sosialisasi Kurikulum Kelas 8 SMPIT AULIYA
Materi Sosialisasi Kurikulum Kelas 8 SMPIT AULIYAMateri Sosialisasi Kurikulum Kelas 8 SMPIT AULIYA
Materi Sosialisasi Kurikulum Kelas 8 SMPIT AULIYA
 
Wanita sebagai gadis pada masa adolesen
Wanita sebagai gadis pada masa adolesenWanita sebagai gadis pada masa adolesen
Wanita sebagai gadis pada masa adolesen
 
Remaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaRemaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannya
 
Normy alam remaja
Normy alam remajaNormy alam remaja
Normy alam remaja
 
Memahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaMemahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluarga
 
9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat 9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat
 
2. batasan-remaja
2. batasan-remaja2. batasan-remaja
2. batasan-remaja
 
Psikologi remaja
Psikologi remaja Psikologi remaja
Psikologi remaja
 
Pengertian masa remaja
Pengertian masa remajaPengertian masa remaja
Pengertian masa remaja
 
Remaja
RemajaRemaja
Remaja
 

Similar to Makalah pergaulan remaja

Similar to Makalah pergaulan remaja (20)

Makalah pergaulan remaja
Makalah pergaulan remajaMakalah pergaulan remaja
Makalah pergaulan remaja
 
Makalah pergaulan remaja
Makalah pergaulan remajaMakalah pergaulan remaja
Makalah pergaulan remaja
 
Makalah pergaulan remaja
Makalah pergaulan remajaMakalah pergaulan remaja
Makalah pergaulan remaja
 
Makalah pergaulan remaja
Makalah pergaulan remajaMakalah pergaulan remaja
Makalah pergaulan remaja
 
4870228.ppt
4870228.ppt4870228.ppt
4870228.ppt
 
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikTugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Makalah Psikologi Remaja dan Pacaran
Makalah Psikologi Remaja dan PacaranMakalah Psikologi Remaja dan Pacaran
Makalah Psikologi Remaja dan Pacaran
 
Tahapan Perkembangan Individu.pdf
Tahapan Perkembangan Individu.pdfTahapan Perkembangan Individu.pdf
Tahapan Perkembangan Individu.pdf
 
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja AwalPeriode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf
 
pelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptxpelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptx
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1
 
kls 12.ppt
kls 12.pptkls 12.ppt
kls 12.ppt
 
Presentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptxPresentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptx
 
tugas Psikologi perkembangan pdf
tugas Psikologi perkembangan pdftugas Psikologi perkembangan pdf
tugas Psikologi perkembangan pdf
 
3030-materials.pdf
3030-materials.pdf3030-materials.pdf
3030-materials.pdf
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
 
5. gejolak masa remaja
5. gejolak masa remaja5. gejolak masa remaja
5. gejolak masa remaja
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (9)

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Makalah pergaulan remaja

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kea rah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar. Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar. Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi pergaulan bebas terhadap remaja 1.2 Pembatasan masalah Kesempatan ini kami hanya akan membatasi pengaruh media massa,media elektronik terhadap pergaulan remaja. Media massa (cetak) perlunya remaja membaca hal-hal yang positif.Dan media elekronik,tayangan-tayangan di televisi yang dapat merusak aqidah dan moral remaja tidak layak untuk ditonton oleh para remaja missal tayangan yang berbau misteri dan film-film yang berbau alam gaib. 1.3 Tujuan Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah pergaulanny yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar. Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu perlu kiranya remaja membentengi diri denan iman yang kuat.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Remaja Diantara seluruh tahap kehidupan yang kita alami,mungkin salah satu tahap yang paling tak terlupakan adalah masa remaja,karma tampaknya tidak ada fase lain banyak dipenuhi dengan pengalaman tentang patah hati,konflik batin,dan kesalahpahaman selain masa remaja. Kita masih dapat mengingat antara rasa sakit dan kebahagiaan bercampur menjadi satu yang kita alami saat remaja.Kita tetap menyimpan kenangan betapa kita disalahpahami, betapa kita begitu sering dan cepat berubah-rubah,betapa kita begitu mengharapkan penerimaan,dan betapa kita begitu merasakan kesepian dan kesendirian. Kadang kita juga merasa mengapa tidak ada orang yang mau mengerti tentang kita.Kita merasa heran bagaimana semua ini dimulai dan darimana.Semua ini terjadi pada masa remaja,saat yang penuh gejolak dan keinginan,tetapi tidak jarang mengakibatkan begitu banyak persoalan jika tidak disikapi secara arif dan bijak. Remaja seing diidenntikan dengan usia belasan tahun sehingga dalam bahasa inggris ”remaja” juga disebut dengan istilah “Teenager”,selain kata adolescent.Akan tetapi remaja tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan usia,tetapi juga bisa ditelisik dari kehidupan yang penuh dengan keceriaan,warna-warni, dan permulaan usia mengenal lawan jenis. Selain itu,di usia remaja kita juga biasanya mulai bertemu dengan nilai-nilai dan norma-norma baru yang berbeda dengan nilai dan norma yang selama ini kita kenal.Pada masa remaja juga kita pada umumnya mulai merasakan kegelisahan dalam hubungan kita dengan orang tua dan teman-teman sebaya;kita ingin menunjukkan kemandirian kita di satu sisi,teapi di sisi lain kita belum dapat melepaskan diri sepenuhnya dari pengawasan dan ketergantungan kita dari orang tua. 2.2 Ciri-ciri Fisik dan Psikologis Bila merujuk pada psikologi perkembangan akan kita temukan pembagian tahap perkembangan psikologis kita menjadi tiga tahap: sembilan tahun pertama, sembilan tahun kedua dan sembilan tahun ketiga. Sembilan tahun pertama dalam kehidupan kita dapat disebut sebagai masa kanak-kanak. Pada masa ini kita hamper sepenuhnya bergantung pada perhatian dan bimbingan orang lain, utamanya orangtua kita. Dari persoalan mandi, makan, apa yg kita pakai, pilihan
  • 3. sekolah, dan teman hamper semuanya di pengaruhi oleh keputusan dan kebijakan orangtua kita. Masa kanak-kanak ditandai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik yg sangat cepat: mulai dari belajar telungkup, merangkak, berjalan, berbicara, dan berpikir. Usia remaja berada pada perkembangan psikologis kedua dan sembilan tahun kedua setelah kita melewati masa kanak-kanak. Pada masa ini kita mulai diajari tantang kemandirian dan bagaimana membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Selain itu, karakteristik umum dari pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada periode usia ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai dan perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini kita cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa perubahan suara, mulai tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-penonjolan pada bagian tubuh tertentu bagi perempuan. Pada tingkat usia ini system peredarn darah, pencernaan dan pernapasan sudah berfungsi secara lengkap meskipun pertumbuhan masih terus berlanjut. Parui-paru kita sudah hampir berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi orang dewasa. Tekanan darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari pada tekanan orang dewasa. Otak dan urat syaraf tulang belakang ( spinal cord ) menjadi orang dewasa pada usia 10 tahun, tetapi perkembangan sel-sel yg berkaitan dengan perkembangan mental belum sempurna dan terus berlanjut selama beberapa tahun kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah mencapai ukuran dewasa dan fungsinya sudah berkembang secara maksimal. Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi belum memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita, remaja, yg kekanak-kanakan atau remaja yg sudah mampu berpikir layaknya orang dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita bergantung pada orang lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah masa “ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan kasih-sayang dan perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun kita tidak sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ? Secara tidak langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton, selam ini kita telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa kita adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-bukan sekedar “derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri kita. Ketergugahan dan keingintahuan itulah yg merupakan titik yg akan menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tetapi bahkan masa kanak-kanak kita yg diaktualisasikan secara lengkap pun belum dpat mempersiapkan diri kita
  • 4. secara baik untuk menghadapi masa remaja. Tahap krhidupan baru Ini memiliki nilai-nilai yg sama sekali unik, demikian juga dengan kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa remaja menuntut sebuah kehidupan baru yg lebih agresif dimana apa yg telah kita pelajari pada masa kanak-kanak hanya memeliki sedikit peran dan pengaruh. Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas. Istilah “puber” kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas berarti kelaki-lakian dan menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat kelaki-lakian dan ditandai oleh kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri berasal dari akar kata ”pubes”, yg berarti rambut-rambut kemaluan, yg menandakan kematangan fisik. Dengan demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan dari masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai 15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniah berkaitan dengan proses kematangn jenis kelamin. Terlihat pula adanya perkembangan psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita dalam lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan penuh kepada orangtua, pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg baru. Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa remaja disebut sebagai adolescentia atau adolesensia. Beberapa tokoh psikologi menekankan pembahasan tentang adolesensia atau masa remaja pada perubahan-perubahan penting yg terjadi di dalamnya. Jean Piaget, misalnya, lebih menitik beratkan pada perubahan-perubahan yg dianggap penting dengan memandang “adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan, dengan terjadinya perubahan-perubahan penting pada fungsi inteligensia, yr tercakup dalam aspek kognitif seseorang. Tokoh lain, Ana Freud, menggambarkan masa adolesensia sebagai suatu proses perkembangan yg meliputi perubahan-perubahan berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan kita dengan orangtua dan cita-cita. F. Neidhart juga melihat masa adolesensia sebagai masa peralihan ditintau dari kedudukan ketergantungannya dalam keluarga menuju ke kehidupan dengan kedudukan “mandiri”. Sedangkan E. H. Erikson mengemukakan timbulnya perasaan baru tentang identitas dalam diri kita pada masa adolesensia. Terbentuknya gaya hidup tertentu sehubungan dengan penempatan diri kita, yg tetap dapat dikenal oleh lingkungan walaupun telah mengalami perubahan baik pada diri kita maupun kehidipan sehari-hari. Dalam pembahasan kemudian, istilah “adolesensia” diartikan sebagai “masa remaja” dengan pengertian yg luas, meliputi seluruh perubahan yg terjadi di dalamnya. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yakni antara usia 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja tersebut meninjukan pada masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka
  • 5. sulit menentukan batasan umurnya. Tetapi setidaknya dapat dikatakan bahwa masa remaja dimulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada usia 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada anak permpuan sedangkan pada anak laki-lakinumumnya terjadi di atas 12 tahun. 2.3 Mengenali Kebutuhan-kebutuhan [ Psikologis ] Remaja Konsepsi “ kebutuhan pada hakikatnya lrbih berkaitan dengan implikasi-implikasi social dari pada sekedar sebuah penggambaran tentang perilaku manusia berkaitan dengan insting-insting yg dimilikinya. Insting, berdasarkan definisinya, merupakan sebuah atribut bagi seseorang individu. Kebutuhan mengisyaratkan kerjasama ( cooperation ) kelompok untuk dapat memenuhinya. Ia mengarahkan perhatian dari individu kepada masyarakatnya dengan cara-cara yg, jika diperlukan, mungkun digunakan oleh suatu kelompok untuk memodifikasi metodo-metodenya dengan harapan mendapatkan pelbagai perubahan yg dihasilkan dalam reaksi seorang individu. Pelbagai jenis kebutuhan kita sebagai remaja selama ini telah di kompilasikan dari kebutuhan-kebutuhan psikologis mendasar. Salah satu penjelasan paling awal mengenai kebutuhan-kebutuhan remaja adalah bahwa pada mas remaja pada umumnya kita merindukan pengalaman baru, rasa aman, resons, dan pengakuan. Di usia ini kita seringkali merasa bahwa rumah tempat kita tinggal telah memberi kita monotomi [bukan otonomi], rasa tidak aman dan penolakan. Penyimpangan yg kita lakukan kadang-kadang dapat digambarkan sebagai upaya yg salah arah untuk menenukan kepuasan atau pemenuhan atas keinginan-keinginan kita yg paling fundamental. Salah satu kebutuhan psikologis kita yg paling penting dan juga kebutuhan seluruh manusi adalah peneromaan oleh kelompoksosial di sekitarnya. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan kasih saying dalam lingkungan dekat dalam rumah, penghormatan di antara teman-teman kita sebaya dan apresiasi dari orangtua atau guru-guru yg mengajar kita. Kebutuhan ini mengambil bentuk-bentuk yg berbeda pada tahap-tahap usia yg berbeda dan dalam hubunganya dengan orang-orang berbeda. Tetapi kebutuhan ini tampaknya muncul dari watak esensial manusia sebagai makhluk social sebagai anggota kelompok sosisal tertentu. Pengalaman akan penerimaan ini pada masa balita dan kanak-kanak mengarahkan pada rasa aman yg kemudian membentuk salah satu bahan penting untuk kesehatan mental semangat juang dari warga sipil atau tentara yg karena diperkuat oleh perasaan ini, mampu menghadapi pelbagai kesulitan dan
  • 6. kekecewaan tanpa kecemasan yg berlebihan. Hilanhnya perasaan ini pada umumnya akn diikuti oleh rsa tertekan yg kemudian dapat memeunculkan penyimpangan dan disharmoni mental. Anak-anak yg ditolak atau tidak diinginkan pada masa balitanya lebih besar kemungkinanya untuk menjadi nak-anak yg sulit diatur dan akan menyulitkan para gurunya pda usia sekolah. Bersamaan dengan kebutuhan ini, manusia pada umumnya juga memiliki kebutuhan untuk “memberi dan menerima” untuk menunjukan rasa kasih saying, merasakan penghormatan, mengekspresikan penghargaan Pelbagai studi kasus yg dilakukakn C.M. Fleming, misalnya, menunjukan efek-efek yg merugikan akibat dihalanginya komplemen atas penerimaan oleh kelompok sosial ini. Hilangnya rasa ini larangan atas kasih saying dalam bentuk ekstrem mengarah pada penekana yg berlebihan atas nilai kepuasaan-kepuasaan pengganti semisal hasrat yg besar akan kekuasaa ataau atas kesenangan. Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan untuk mempelajari hal-hal baru kebutuhan untuk mengalami “petualangan-petualangan segar”.Kebutuhan ini terkait erat dengan impuls organisme manusia terhadap pertumbuhan dan perkembangan; tetapi tidak terbatas hanya pada pertumbuhan fisikal semata. Kebutuhan ini tampaknya dirasakan secara terus-menerus sebagai atribut umat manusia dari kelahiran hingga kematiannya. Pada masa kanak-kanak, kebutuhan ini ditunjukan sebagai eksplorasi atas ruangan, rumah, atau jalan. Pada tahap selanjutnya, kebutuhan ini kemudian meluas hingga mencakup pengalaman-pengalaman baru di sekolah dan lingkungan; dan, pada masa remaja atau dewasa, kebutuhan ini secara potensial meluas sampai pada batas-batas pengetahuan mengenai suku, bangsa atau ras. Penaklukannya dari satu langkah menuju langkah lainnya ditandai dengan pengalaman akan hasilan pengakuan yg diberikan olah kelompok, atau individu itu sendiri, pada fakta bahwa sebuah kemenangan baru telah diraih. Yang sepadan dengan kebutuhan ini adalah kebutuhan akan pemahaman pencarian jawaban atas pelbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yg sedang terjadi, dan, (dalam peradabanyg kita kenal dengan baik), dari usia empat atau lima tahun dan seterusnya, pertanyaan berkaitan dengan mengapa hal-hal itu terjadi seperti sekarang ini. Pertanyaan-pertanyaan metafisikal seseorang anak kecil secara langsung sejalan dengan pemikiran keagamaan atau filosofis dari seorang remaja atau dewasa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tampaknya diasosiasikan dengan kebutuhan yg selalu hadir dengan mendapatkan wawasan berkaitan dengan pengalaman yg terus berubah dan kesalingterkaitan yg juga terus bergeser daru umat manusia sebagai makhluk sosial dalam pelbagai kelompok sosial dimana anak itu merupakan salah seorang anggotanya.
  • 7. Kebutuhan lain yg melengkapi kebutuhan akan petualangan dan pemahaman ini adalah kebutuhan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam jenis tertentu untuk memberi sumbangan secara progresif melalui tindakan tertentu bagi kesejahteraan kelompok. Seorang anak kecil yg berbahagia dalam kehidupan keluarganya pada umumnya dapat dilibatkan untuk melakukan kerjasama aktif dalam kehidupan keluarga. Seorang anak kecil sebaiknya diizinkan untuk berbagi “tugas-tugas ringan” dengan ibu atau ayahnya, maupun dengan saudara-saudaranya. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk rasa percaya diri dan tanggung jawab pada si anak agar si anak merasa aman dan nyaman di rumahnya sendiri. Kebutuhan-kebutuhan yg kita miliki sebagai remaja mempunyai keterkaitan satu sama lain yg tidak dapat dipisahkan. 2.4 Pergaulan Bebas Akibat persepsi dan pemaknaan yg keliru tentang cinta, tidak jarang kita terlibat dalam pergaulan yg terlalu bebas dan permisif. Apapun boleh dilakukan, asal dilakukan atas dasar suka sama suka. Tidak ada lagi pertimbangan tentang sebab dan akibat. Tidak ada lagi pertimbangan berdasarkan hati nurani dan akal sehat. Dengan dalih cinta, apa pun akan dilakukan. Biasanya kita baru merasa sadar ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas tersebut membawa dampak yg negative semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder akibat kita merasa tidak seperti remaja-remaja lain yg masih “bersih”. Meskipun angka kehamilan remaja yg belum menikah sulit untuk diketahui dengan pasti akibat belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum menikah, akan tetapi, dari pelbagai berita di media massa, baik cetak maupun elektronik, dan hasil-hasil penelitian mengenai kehamilan di luar nikah, terlepas dari keabsahan penelitian tersebut, menunjukan kecenderungan bahwa kehamilan remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari tahu ke tahun. Yayah Khisbiyah (1994), misalnya, mengutip pelbagai hasil penelitian yg menunjukkan intensitas angka kehamilan remaja di luar nikah. Lembaga konseling remaja, Sahabat Remaja, menemukan dari pelbagai kasus yg mereka tangani pada tahun 1990 dijumpai ada 80 remaja usia 14-24 tahun yg hamil sebelum nikah. Penalitian di Manado yg dilaporkan oleh Warouw mengambil 663 sampel secara acak dari 3.106 orang meminta induksi haid ditemukan sebanyak 472 responden yg belum menikah (71,3%) mengalami kehamilan yg tidak dikehendaki (unwanted pregnancy). Dari jumlah tersebut, 291 responden (28,8%) berusia 14-19 tahun, 345 responden (52%) berusia 20-24 tahun.
  • 8. Penelitian lain yg dikutip Khisbiyah adalah penelitian yg dilakukan Widyantoro pada tahun 1989 di Jakarta dan Bali. Widyantoro menemukan 405 kasus kehamilan tak dikehendaki yg terkumpul di klinik WKBT di dua kota tersebut selama satu tahun. Dari data yg terkumpul terungkap bahwa 95 persen kehamialn adalah kehamilan pada remaja berusia 15-25 tahun. Dari segi pendidikan, 47 persen remaja tersebut duduk di tingkat SLTP dan SLTA. Selanjutnya Khisbiyah melaporkan bahwa data dari klinik dan praktik dokter di sekitar kabupaten Magelang diduga ada sekitar 1456 kasus kehamilan remaja dalam setahun. Tentu saja kasus yg terjadi sebenarnya berbeda dari laporan penelitian tersebut. Boleh jadi angkanya jauh lebih besar mengingat ada sebagian kasus yg luput dari penelitian atau tidak terdektesi oleh klinik atau dokter setempat karena mereka dating ke “tempat lain” untuk melakukan “pengobatan”. Jika sinyalemen ini bener, maka selayaknya kita merasa prihatin dan mencari penangan atas masalah tersebut secara lebih serius dan komprehensif. Kehamilan remaja di luar nikah tidak hanya membawa dampak negatif bagi si calon ibu, tetapi juag bagi anak yg di kandungnya. Selain itu, keluarga dari remaja yg hamil di luar nikah itu pun akan mengalami tekanan batin tertentu mumgkin akan diterima oleh si remaja maupun keluarganya. Rasa malu pada tetangga dan teman-teman merupakan penderitaan batin tersendiri yg harus ditanggung si remaja dan keluarganya. Meskipun ada sebagian orang yg tidak malu dengan kehamilannya di luar nikah. Dalam islam, jelas sekali Al-Qur’an melarang perzinahan karena dampak buruk yg diakibatkannya. Ayat-ayat yg melarang zina antara lain adalah, Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah Suatu perbuatan yang keji dan jalan yang sangat buru (Al-Isra’:32). Dan terhadap wanita-wanita yg mengerjakan perbuatan keji (zina), Hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksi- Kannya). Kemudian apabila mereka telah memberikan persaksian, Maka kurunglah wanita-wanita itu dalam rumah sampai menemui Ajalnya, atau sampai Allah memberikan jalan yg lain kepada mere- Ka (An-Nisa’:15). Meskipun persoalan tafsir dan pemahaman atas ayat tersebut masih dapat diperdebatkan, tetapi yg jelas zina zina memberikan dampak buruk dan perbuatan yg tidak layak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yg dapat ditimbulkan dari kehamilan di usia remaja, utamanya yg menyakut perkenbangan bayi yg akan dilahirkan sebagai manusia.
  • 9. # Perkembangan Kognitif Aspek kognitif yg menonjol dalam kehidupan kita adalah kecerdasan. Kecerdasan kita terdiri atas beberapa aspek yg salah satunya adalah kemampuan berbahasa dan menalar. Perkembangan kognitif kita dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, anara lain perawatan kesehatan, keadaan gizi, dan stimulasi mental yg diberikan oleh lingkungan, terutama kedua orangtua. Selain itu, kondisi sosial dan eoknomi serta kematangan psikologis kedua orangtua kita pun ikut berperan besar dalam mempengaruhi perkembangan kognitif kita. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di Amerika, misalnya, anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu remaja rata-rata memiliki tingkat kecerdasan yg lebuh rendah dibandingkan dengan anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu yg usianya lebuh dewasa (lihat Baldwin & Cain, 1978). Perkembangan bahasa dan penalaran anak-anak yg lahir dari ibu-ibu remajaumumnya jauh lebuh terbelakang dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu-ibu yg usianya lebih dewasa. Menurut sebagian pakar psikologi, sebagaimana dikutip Ancok dan Suroso (1995), rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak tersebut disebabkan oleh si ibu yg belum mampu memberikan stimulasi mental yg baik pada anak-anak mereka. Hal ini, antara lain disebabkan ibu-ibu yg masih remaja ini belum memiliki kesiapan untuk menjadi seorang ibu. Perkembangan bahasa seorang anak sangat banyak dipengaruhi oleh bagaimana cara kedua orngtuanya berbicara kepada si anak. Aspek-aspek kecerdasan lainnya akan berkembang jika kedua orangtua dan lingkungannya dapat memberikan permainan atau stimulasi mental dengan baik. Orangtua yg masih remaja pada umumnya kurang mampu memberikan stimulasi mental semacam ini. Mengingat kecerdasan memiliki peran yg sangat penting dalam keberhasilan di bidang akademik maupun karier, maka rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak yg lahir dari ibu-ibu remaja di luar nikah ini boleh jadi akan mengakibatkan kesulitan hidup bagi si anak itu kelak. # Perkembangan Sosial dan Emosinal Meskipun penelitian mengenai dampak kehamilan ibu remaja diluar nikah terhadap perkembangan sosial dan emosinal anaknya belum menunjukan hasil-hasil yg konsisten; tetapi cukup banyak penelitian yang menemukan dampak negatif dari kehamilan semacam ini. Baldwin dan Cain (1981), misalnya, menemukan bahwa anak-anak yg lahir dari ibu remaja lebih banyak memiliki sifat hiperaktif, rasa bermusuhan yg besar , kurang mampu mengontrol emosi dan lebih impulsive jika dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu dewasa.
  • 10. Sifat-sifat negatif seperti di atas sedikit banyak akan mempengaruhi proses penyesuaian diri kita terhadap lingkungannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Selain itu, prestasi kita di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemempuan kognitif kita (kecerdasan kita) dan kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak yg tingkat kecerdasannya rendah biasanya memiliki prestasi kurang (atau bahkan tidak) baik di sekolah. Selain itu, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di sekolah memiliki pengaruh yg cukup besar terhadap prestasi belajar anak. Anak yg agresif, suka menyerang, suka diatur biasanya memiliki prestasi yg kurang baik. Para guru biasanya tidak menyukai anak-anak hiperaktif, nakal, dan suka mengganggu teman-temannya. Eric Taylor (1988), misalnya, pernah menceritakan seorang anak yg bernama Ari, anak berusia sembilan tahun, yg memiliki masalah yg berkaitan dengan sikap agresif Ari dan ketelengasannya kepada anak lain. Dalam sebuah perkelahian Ari pernak mendorong lawannya keluar dari jendeladan pernah menikam lawannya yg lain dengan gunting. Dua sekolahnya yg dahulu telah menyatakan bahwa Aria tidak dapat dikendalikan dank arena itu dikeluarkan. Setiap orang yg mengenalnya sependapat bahwa di luar biasa over aktif, tidak pernah mengasyiki suatui kegiatan apa pun, dikucilkan oleh teman-teman sebayanya, dan mudah mengamuk bila merasa frustasi. Pola perilaku seperti ini sudah tampak sejak Ari masih berusia satu tahun, tetapi bersamaan dengan tambahnya usia, nyata sekali dia menjadi semakin menjadoi pemurung. Sifat lekas marah dan kecurigaannya yg berlebihan sebagian besar agaknya terkait dengan suasana rumahnya yg penyh “badai”, dimana perbantahan menyangkut kebiasaan buruk ayahnya seringkali tidak terkendalikan dan meningkat menjadi percekcokansecara fisik. Dalam kasus Ari, jelas sekali perangi atau watak yg ditunjukan orangtua memiliki pengaru yg besar terhadap perkembangan psikologis seorang anak. Ada sebuah ungkapan bijak yg menyatakan,”Jika seorang anak dan pujian, dia akan belajar untuk menghormati orang lain. Jika seorang anak dibesarkan dengan caci maki dan hinaan, dia akan belajar untuk membenci orang lain”. # Perkembangan Seksual Mungkin ada pertanyaan yg pernah terbersit dalam benak sebagian kita: Apakah anak perempuan yg dilahirkan oleh ibu remaja di luar nikah pada saat anak itu menginjak remaja nanti lebuh memiliki kemungkinan untuk hamil di luar nikah jika dibandingkan dengan anak-anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu dewasa dalam pernikahan yg sah? Pertanyaan ini cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk mengetahui ada tidaknya efek estafet dari kehamilan remaja di luar nikah
  • 11. terhadap generasi penerusnya. Baldwin dan Cain (1981) melaporkan bahwa tanda-tanda terjadinya efek estafet itu memang ada. Anak-anak yg lahir dari ibu remaja memiliki kemungkinan lebih besar untuk hamil di luar nikah pada usia remaja jika dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu dewasa dan dalam pernikahan yg sah. Ini memang logis mengingat remaja pada umumnya belum siap untu menerima kehadiran seorang anak sebagai bagian darikehidupannya. Ketidaksiapan ini kemudian yg, antara lain, menyebabkan kurangnya kemampuan orangtua untuk mendidik dan mengasuh anaknya dengan baik dan benar sehingga risiko untuk terjerumus kedalam hal-hal yg negatif akan lebih besar.
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri ini Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian remaja,karang taruna,dan kegiatan lainnya 3.2 Saran dan Kritik A. Saran Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang tua B. Kritik Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih kurang baik oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritikan yang membangun dari para pembaca