kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
Pentingnya pemantauan tumbuh kembang 1000 hari pertama kehidupan anak
1. Pentingnya Pemantauan Tumbuh Kembang 1000 Hari Pertama
Kehidupan Anak
08.05.2017
Pemantauan tumbuh kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting mengingat
pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini. Yang disebut 1.000 hari pertama
kehidupan yaitu mulai dari saat pembuahan di dalam rahim ibu sampai anak berusia 2 tahun. Coba
perhatikan anak usia 2 tahun tinggi badannya sudah mencapai setengah dari tinggi orang dewasa,
dan perkembangan otaknya sudah mencapai 80% dari otak dewasa.
Tumbuh / pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik. Anak menjadi bertambah berat dan
tinggi. Kembang / perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh
menjadi lebih kompleks, contohnya kemampuan bayi bertambah dari berguling menjadi duduk,
berdiri, dan berjalan. Kemampuan ini harus sesuai dengan umurnya, disebut tonggak
perkembangan anak.
Perkembangan otak yang sangat pesat pada usia di bawah 2 tahun ini disebut periode kritis
perkembangan, dan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pemulihan, bila ada
gangguan perkembangan. Menurut penelitian, ternyata angka kejadian gangguan tumbuh
kembang anak cukup tinggi. Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan angka kejadian anak
pendek akibat masalah gizi di Indonesia sebesar 37,2 %, dan tentunya gangguan pertumbuhan
ini akan mengganggu perkembangannya. Karena itulah penting orangtua memantau tumbuh
kembang anaknya terutama untuk anak di bawah usia 2 tahun.
Pemantauan tumbuh kembang, adalah suatu kegiatan untuk menemukan secara dini :
1. Penyimpangan pertumbuhan : misalnya status gizi kurang atau buruk, anak pendek
2. Penyimpangan perkembangan : misalnya terlambat bicara
3. Penyimpangan mental emosional anak: misal gangguan konsentrasi dan hiperaktif
2. Semua ini tujuannya agar orangtua dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dan
menemukan secara dini gangguan tumbuh kembang sehingga dapat ditindaklanjuti segera agar
hasilnya lebih baik.
Untuk skrining pertumbuhan dilakukan dengan menimbang berat badan, mengukur panjang / tinggi
badan dan lingkar kepala, dan kemudian diplotkan ke dalam kurva pertumbuhan yang sesuai untuk
umur dan jenis kelamin yang ada dibuku kesehatan anak.
Untuk skrining perkembangan dapat dilakukan dengan pengamatan langsung pada bayi/anak oleh
petugas kesehatatan dan juga menggunakan kuesioner / lembar jawaban pertanyaan yang dijawab
oleh orangtua atau menggunakan buku kesehatan Ibu dan Anak.
Orangtua juga dapat memantau kurva pertumbuhan dan tonggak perkembangan anak yang ada di
aplikasi Prima IDAI yang dapat diunduh di ponsel pintar.
Siapa yang dipantau dan dimana ?
1. Semua anak umur 0-6 tahun , dapat di tingkat Puskesmas.
2. Semua bayi/anak yang mempunyai “risiko tinggi” dipantau oleh dokter anak di rumah sakit.
Bayi “risiko tinggi” adalah bayi yang dalam perkembangannya masih normal tetapi dapat terjadi
gangguan perkembangan. Contoh bayi risiko tinggi yaitu bayi-bayi yang mempunyai riwayat lahir
kurang bulan, berat lahir rendah, bayi baru lahir yang mengalami infeksi, penurunan kadar gula
darah, sindroma sesak napas, atau kejang.
Bila bayi/anak dinyatakan normal, tetap masih diperlukan skrining perkembangan karena tumbuh
kembang anak merupakan suatu proses yang masih terus berlangsung dan dalam perjalanannya
dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Skrining / pemantauan tumbuh kembang untuk bayi dianjurkan tiap bulan, Anak usia 12 sampai 24
bulan dianjurkan tiap 3 bulan, dan anak usia 24 bulan sampai 72 bulan dianjurkan tiap 6 bulan.
Apa yang perlu dilakukan orangtua untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan?
Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yaitu : Asuh, Asih, Asah
Asuh, kebutuhan fisik-biomedis meliputi antara lain pemberian ASI, gizi yang sesuai,
kelengkapan imunisasi, pengobatan bila anak sakit, pemukiman yang layak, kebersihan
individu dan lingkungan, rekreasi dan bermain.
Asih, kebutuhan emosi dan kasih sayang.
Asah, kebutuhan akan stimulasi mental yang merupakan cikal bakal untuk proses belajar
anak.
Penulis : Dr. Jenni K Dahlia, Sp.A
Reviewer : DR.Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)
Sumber : Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kemenkes RI, 2014
Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.