SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PAPER
Mata Kuliah : Bukti Digital
Dosen Pengampuh : Dr. Bambang Sutiyoso, SH.,M.Hum.
Di Susun Oleh :
Rahmat Inggi
(16917220)
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA
KOSENTRASI FORENSIKA DIGITAL
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
ANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan
munculnya kejahatan yang disebut “CyberCrime” atau kejahatan melalui
jaringan internet. Munculnya beberapa kasus “CyberCrime” di Indonesia,
seperti pencurian kartu kresit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data
orang lain, misnya email, dan manipulasi data dengan cara menyiapkan
perintah yang tidak dikehendaki kedalam programmer computer. Sehingga
dalam computer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik
formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki computer oaring lain tanpa
ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat
kerugian bagi orang lain. Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas,
sehongga pemerintah sulit mengimbangi kejahatan yang dilakukan dengan
teknologi computer.
Khususnya jaringan internet dan intranet. Pengamanan secara teknis
disertai dengan social pressure. Adanya banyak orang mengawasi membuat
seseorang mengurungkan diri untuk melakukan kejahatan. Pendidikan etika
dan moral nampaknya harus kita aktifkan kembali, khususnya untuk dunia
cyberspace.
Dalam sebuah kasus kejahatan yang paling penting di siapkan yaitu
barang bukti begitu juga pada kejahatan yang melibatkan alat teknologi
informasi. Barang bukti sangat penting akan keberadaannya karena Barang
Bukti mengarah pada proses bagaimana, siapa, dan dimana pelaku
melakukannya dan tidak hanya hal Teknis saja, tapi barang bukti
mempengaruhi hasil dipengadilan nantinya. Untuk itu sangat perlu
memperhatikan perubahan disetiap tahap dalam proses analisa forensik yang
kita kembangkan. Dalam dunia komputer dan internet, tindakan kejahatan juga
akan melalui proses yang sama. Proses kejahatan yang dilakukan tersangka
terhadap korbannya juga akan mengandalkan bantuan aspek pendukung dan
juga akan saling melakukan pertukaran atribut. Namun dalam kasus ini aspek
pendukung, media, dan atribut khas para pelakunya adalah semua yang
berhubungan dengan sistem komputerisasi dan komunikasi digital. Atribut-
atribut khas serta identitas dalam sebuah proses kejahatan dalam dunia
komputer dan internet inilah yang disebut dengan bukti-bukti digital.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan paper ini adalah :
a. Untuk mengetahui ruang lingkup Digital Forensik
b. Untuk mengetahui bagai mana penanganan barang bukti digital agar dapat
di pertanggung jawabkan di persidangan
c. Agar kita mengetahui bagai mana sebuah bukti digital yang berbentuk
abstrak yang akan di analisi kembali untuk membatu pengungkapan
kejahatan, berdasarkan contoh kasus.
1.3. Batasan Masalah
Pada pembahasan kali ini diarahkan pada masalah Penanganan barang buktti
digital agar barang bukti digital yang masi berupa abstrak dan tidak di mengerti
oleh orang awam yang akan di analisis kembali untuk membantu mengunkap
sebuah kejahatan yang melibatkan perangkat digital.
1.4. Manfaat Penulisan
a) Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Seorang
investigator di bidang digital forensic tentang bagai mana menangani barang
bukti digital.
b) Penulisan ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang
Bakaimana menganalisi kasus, ketika kasus tersebut terdapat barang bukti
digital berupa CCTV.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bukti Digital (Digital Evidence)
Barang bukti sangat penting akan keberadaanya karena barang bukti mengarah pada
proses bagaimana, siap, dan dimana pelaku melakukan dan tidak hanya hal teknis
saja tapi barang bukti mempengaruhi hasil dipengadilan nantinya. Untuk itu sangat
perlu memperhatikan perubahan disetiap tahap dalam proses analisa forensic yang
kita kembangkan. Berikut ini beberapa definisi tentang barang bukti digital :
a) Kelompok kerja yang bernama “The Scientific Working Group on Digital
Evidence” (SWGDE), (US Federal Crime Laboratory) dan supervisi dari
International Organization on Computer Evidence (IOEC)
Bukti Digital adalah “Information of probative value stored or
transmitted in digital form.”Artinya Bukti digital adalah segala informasi
yang bersifat membuktikan terhadap nilai yang tersimpan atau ditransmisikan
dalam bentuk digital. Berdasarkan definisi tersebut, bukti digital tidak hanya
meliputi bukti yang dihasilkan atau ditransmisikan melalui jaringan komputer
saja, akan tetapi juga termasuk perangkat audio, video bahkan telepon selular.
b) Menurut (Casey: 2000)
Bukti digital adalah semua data yang dapat menampilkan atau
menujukkan bahwa tindak kriminal terjadi atau dapat memberi atau
menghubungkan antara kriminalitas dan korbannya, atau tindak kriminal dan
pelakunya
c) Harley Kozushko, 2003).
Bukti digital adalah setiap dan semua data digital yang dapat
membuktikan bahwa itu adalah sebuah kejahatan yang telah dilakukan atau
data digital yang menghubungkan antara kejahatan dengan korban atau
kejahatan dengan pelakunya.
d) Menurut Chisum, 1999
Bukti Digital (Digital Evidence) adalah data yang disimpan atau
dikirimkan menggunakan komputer yang dapat mendukung atau menyangkal
sebuah pelanggaran tertentu, atau bisa juga juga disebut sebagai petunjuk yang
mengarahkan kepada elemen-elemen penting yang berkaitan dengan sebuah
pelanggaran.
e) Menurut Venema & Farmer, 2000
Bukti Digital umumnya merupakan abstraksi dari beberapa objek
digital atau kejadian. Ketika seseorang mengoperasikan komputer untuk
melakukan berbagai hal seperti mengirim e-mail, atau kegiatan lainnya maka
kegiatan itu akan menghasilkan jejak-jejak data yang dapat memberikan
sebagian gambaran dari kejadian yang sudah terjadi sebelumnya
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik atau yang sering disebut dengan UU ITE yang merupakan
pedoman hukum cyber di Indonesia ternyata tidak mencantumkan penjelasan
tentang bukti digital ini. Namun terdapat dua istilah yang mirip dengan bukti
digital ini, yaitu informasi elektronik dan dokumen elektronik.
Dalam pasal 1 butir 1 UU ITE disebutkan bahwa informasi elektronik
adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas
pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data
interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks,
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang
yang mampu memahaminya.
Sedangkan dalam pasal 1 butir 4 UU ITE menjelaskan bahwa dokumen
elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan,
dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,
dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
Informasi dan dokumen elektronik tersebut dapat dibedakan tapi tidak
dapat terpisahkan. Maksudnya adalah Informasi elektronik merupakan data
atau sekumpulan data sedangkan dokumen elektronik merupakan tempat atau
wadah dari informasi eletkronik tersebut. Sebagai contoh, sebuah video
berformat .mp4, maka isi dari video tersebut baik itu berupa gambar, suara,
dan lainnya merupakan informasi elektronik, sedangkan file video .mp4
merupakan dokumen elektroniknya.
Selanjutnya bagaimana keabsahan bukti digital ini.? Seperti yang kita
etahui dalam KUHP pasal 184 ayat (1) mengatakan “alat buktiyang sah adalah
: “keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan
terdakwa”. Tidak ada satu kata pun yang berbunyi bukti digital dalam pasal
tersebut.
Ternyata hal ini telah diatur di dalam pasal 5 ayat (1) UU ITE yang
mengatakan bahwa “alat bukti yang sah adalah : “Informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti
hukum yang sah”. Dan juga diperkuat dalam ayat (2) pasal 5 UU ITE juga
menjelaskan bahwa “Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
dan/atau hasil cetakannya merupakan perluasan dari alat bukti hukum yang
sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia”.
Makna dari “perluasan dari alat bukti hukum yang sah” tersebut
menurut (Sitompul, 2012) adalah:
 Memperluas cakupan atau ruang lingkup alat bukti yang diatur dalam Pasal
184 KUHAP; dan
 Mengatur sebagai alat bukti lain, yaitu menambah alat bukti yang diatur dalam
Pasal 184 KUHAP
2.2 Penanganan Barang Bukti Digital
Penanganan barang bukti digital sangat penting di lakukan diakibatkan
barang buti digital muda saja di manipulasi. Dalam penangan barang bukti digital
salah satu ahli forensik digital mabes polri yaitu bapak Muhammad Nuh Al-Azhar
dalam bukunya yang perjudul Digital Forensics Panduan Praktis Investigasi
Komputer telah mengemas bukti forensic digital dalam sebuah laporan yang rapih
dan mudah dipahami yaitu sebagai berikut :
a. Judul : memuat judul pemeriksaan yang dilengkapi dengan nomor
pemeriksaan di laboratorium
b. Pendahuluan : memuat nama-nama analisis forensic yang melakukan
pemeriksaan dan analisis secara digital forensic terhadap barang bukti
elektroni. Di samping itu, bab ini juga memuat tanggal/waktu pemeriksaan.
c. Barang bukti : memuat jumlah dan jenis barang bukti elektronik yang
diterima untuk dilakukan pemeriksaan dan analisis. Ini juga termasuk data
tentang sfesifikasi teknis dan barang bukti tersebut seperti merek, model,
serial/produc number, serta ukuran kapasitas (size) dari media penyimpanan
seperti harddisk dan flashdisk. Untuk barang bukti berupa
handphone/smartphone, hendaknya data nomor IMEI (International Mobile
Equipment Identity) yang terdiri atas sejumlah digit yang unik sebagai
penanda mesi handphone secara internasional, sedangkan untuk simcard
dilengkapi dengan nomor iCCID (Integrated Circuit Card ID) yang
merupakan data administrasi yang berasal dari provider seluler.
d. Maksud Pemeriksaan : memuat nama lembaga pengirim darang bukti
elektronik berikut surat tertulis yang berisikan maksud permintaan untuk
pemeriksaan data analisis barang bukti tersebut secar digital forensic.
Maksud permintaan ini harus dimintakan kembali penjelasan secara detail
oleh analisis forensic kepada investigator, skaligus analisis forensik
meminta investigator untuk memaparkan secara singkat dan jelas fakta-
fakta kasus yang diinvestigasi.
e. Prosedur Pemeriksaan : menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan slama
proses pemeriksaan dan analisis barang bukti tersebut secara digital
forensic. Sebaiknya penjelasan panjang mengenai tahapan tersebut yang
akan ditulis dalam laporan, diringkas menjadi SOP (Standard Operating
Procedure) yang baku dan lengkap. Misalnya DFAT (Digital Forensic
Analyst Team) PUSLABFOR BARESKRIM POLRI memiliki sejumlah
SOP, antara lain.
 SOP 1 tentang Prosedur Pemeriksaan Digital Forensic
 SOP 2 tentang Komitmen Jam Kerja
 SOP 3 tentang Pelaporan Hasil Pemeriksaan Digital Forensic
 SOP 4 tentang Penerimaan Barang Bukti Elektronik
 SOP 5 tentang Penyerahan Barang Bukti Elektronik
 SOP 6 tentang Triage Forensik
 SOP 7 tentang Akuisisi Langsung Komputer
 SOP 8 tentang Akuisisi Harddisk, Falsdisk dan Memory Car.
 SOP 9 tentang Analisis Harddisk, Falsdisk dan Memory Car.
 SOP 10 tentang Akuisisi Handphone dan Simcard
 SOP 11 tentang Analisis Handphone dan Simcard
 SOP 12 tentang Analisis Audio Forensic
f. Hasil pemeriksaan : memuat data digital yang berhasil di-recovery dari
image file yang kemudian dianalisis lebih detail dan dikonfirmasi dengan
investigator untuk memastika sesuai dengan investigasi yang sedang
berlangsung.
g. Keismpulan : memuat ringkasan yang disarikan dari hasil pemeriksaan
diatas.
h. Penutup : menjelaskan bahwa proses pemeriksaan dan analisis dilakukan
dengan sebenar-benarnya tanpa ada rekayasa yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah.
Laporan ini nantinya yang akan diajukan dipengadilan untuk diuraikan yang bisa
memberatkan ataupun yang akan meringankan terdakwa/tersangka tergantun kasus
yang dihadapi.
2.3 Contoh Kasus
Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan peran CCTV (Close Circuit
Television) dalam mengungkap kasus kejahatan dalam perampokan pada Toko
Emas. Dalam kasus tersebut telah di dapatkan barang bukti digital berupa rekaman
hasil ekstraksi DVR (Data Video Recording), DVR berfungsi untuk merekam
gambar dalam format digital kedalam harddisk, flashdisk, kartu memori dan lain-
lain.
Setehah hasil ekstrasi didapatkan dari DVR maka langka selanjutnya adalan
proses imaging/bit-stream copy terhadap barang bukti, yaitu proses duplikasi
barang bukti ke dalam bentuk salinan (copy) yang identik ke media penyimpanan
yang lain agar data yang original masi tetap utuh selanjutnya dilakukan analisi
forensik video, setelah dilakukan analisi menggunakan tools Video Forensic maka
di dapatkan data-data sebagai berikut.
a) Nilai Hash/MD5 dari Video CCTV tersebut
b) Data video CCTV (Durasi,Format,Rosolusi dan Frame Rate)
c) Waktu kejadian
d) Ciri-Ciri Fisik Pelaku
e) Ciri-Ciri Fisik Kendaraan yang digunakan
f) Plat nomor kendaraan yang digunakan
Dari temuan-temuan data diatas maka akan memudahkan penyelidikan kepada
pelaku perampokan toko emas tersebut.
Selanjutnya untuk menyusun hasil penemuan data pada penanganan barang
bukti yang telah dianalisis, agar data dan laporan tersebut dapat dimengerti oleh
hakim, jaksa, penasehat hukum dan peserta sidang, maka jika data tersebut berasal
dari hasil recovery maka sebaiknya ditampilkan screenshot (Rekaman monitor
dalam bentuk gambar) dan jika data tersebut berupa gambar/foto atau video maka
sebaiknya ditampilkan juga screenshot-nya, dan jika data digital tersebut
merupakan gambar yang memuat konte pornografi, maka bagian-bagian yang
mengandung unsur pornografi tersebut harus ditutupi dengan warna hitam.
Setelah data semua telah dikumpulkan dan laporan telah dibuat maka langka
selanjutnya adalah melakukan presentasi di muka pengadilan/di depan penyidik,
presentase dilakukan dengan menyajikan dan menguraikan secara detai laporan
penyelidikan dengan bukti-bukti yang sudah dianalisa secara mendalam dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum di pengadilan. Laporan yang disajikan harus
dicross chek langsung dengan saksi baik saksi yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung.
Dalam proses presentase ada beberapa hal penting yang perlu dicantumkan pada
saat presentase penyajian laporan ini antara lain :
a. Tanggal dan waktu terjadinya pelanggaran
b. Tanggal dan waktu pada saat investigasi
c. Permasalahan yang terjadi
d. Masa berlaku analisa laporan
e. Penemuan barang bukti yang berharga (pada laporan akhir penemuan ini
sangat ditekankan sebagai bukti penting proses penyidikan)
f. Teknik khusu yang digunakan contoh : password crecker
g. Bantuan pihak lain (pihak ketiga)
Setelah semua proses di atas selesai dengan baik dan prosedural, selanjutnya
laporan hasil pemeriksaan secara digital forensic berikut barang bukti digital
diserahkan kembali kepada investigator atau lembaga pengirimnya. Pada tahapan
ini, proses serah terima barang bukti harus dicatat di log book dan formulir
penyerahan barang bukti yang dilengkapi dengan identitas jelas dan tanda tangan
petugas dari perwakilan lembaga yang menerima kembali barang bukti dan petugas
yang menyerahkanya, selain tanggal/waktu serah terima dan jumlah spesifikasi
teknis barang bukti tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bukti Digital (Digital Evidence) adalah setiap data atau informasi yang di
transmisikan menggunakan alat komputer yang berupa data digital hasil
ekstrak dari perangkat elektronik yang dapat di pertanggung jawabkan di
depan persidangan dan dapat menghasilkan fakta-fakta mengenai kasus
yang sedang di persidangkan baik itu untuk mendukun atau menyangkal
sebuah pelanggaran tertentu.
2. Prosedur pemeriksaan baran bukti digital harus sesuai dengan SOP
(Starndard Operating Procedure) akan menghasislkan peresentasi yang
baik dan di mengerti di depan persidangan.
3. Setelah semua tahapan dalam pengumpulan bukti yaitu Authorization /
approval (izin persetujuan), Preparation (Persiapan), Securing and
Evaluating the Scene (mengamankan dan mengevaluasi tempat kejadian),
Documenting the Scene (Mendokumentasikan tempat kejadian), Evidence
Collection (Mengumpulkan Barang Bukti), Packaging, Transportation and
Storage, Initial Inspection (Pemeriksaan awal), Forensic Imaging and
Copying , Forensic Examination and Analysis, Presentation and Report,
Review, maka selanjutnya akan dipresentasekan laporan tersebut di
pengadilan.
4. Penjelasan laporan dipengadilan harus bisa dipahami oleh semua personel
yang hadir, dari hakim, juri maupun peserta audience, mengingat
banyaknya istilah-istilah forensik dalam prosedure forensika digital, secara
sederhana saksi harus menerangkan istilah tersebut dalam bahasa yang
dipahami oleh semua peserta persidangan.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details lagi dalam menjelaskan tentang paper di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.
Untuk itu saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (2008). Indonesia.
Rayers, A dan Wiles, J, Best Damn Cybercrime and Digital Forensis, Syngress
Publishing Inc.
Al-Azhar, M.N. (2012) Digital Forensics Panduan Praktis Investigasi Komputer,
Salemba Infotek, Jakarta,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4e8ec99e4d2ae/apa-perbedaan-alat-
bukti-dengan-barang-bukti (di akses 8 Mei 2017)
Ryder, K. Computer Forensics – We’ve had an incident, who do we get to
investigate? SANS Institute InfoSec Reading Room.
Casey, E. (2011). Digital Evidence and Computer Crime : Forensics Science,
Computers and the Internet
Sommer, P. Digital Evidence, Digital Investigations and E-Disclosure: A Guide
to Forensic Readiness for Organisations, security Advisers and lawyers, Third
Edition

More Related Content

What's hot

Makalah perkembangan komputer dari awal hingga sekarang
Makalah perkembangan komputer dari awal hingga sekarangMakalah perkembangan komputer dari awal hingga sekarang
Makalah perkembangan komputer dari awal hingga sekarangRocky Nikijuluw
 
Isu Gojek Terkait Etika Bisnis
Isu Gojek Terkait Etika BisnisIsu Gojek Terkait Etika Bisnis
Isu Gojek Terkait Etika BisnisSylvi Ellyusman
 
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana PerbankanPenyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana PerbankanAinul Yaqin
 
Kelompok 2 it forensik
Kelompok 2 it forensikKelompok 2 it forensik
Kelompok 2 it forensikFarhanYazid6
 
Ppt teknologi informasi dan komunikasi
Ppt teknologi informasi dan komunikasiPpt teknologi informasi dan komunikasi
Ppt teknologi informasi dan komunikasiirmaerviana99
 
PPT Jaringan Komputer
PPT Jaringan KomputerPPT Jaringan Komputer
PPT Jaringan KomputerFaksi
 
Power point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kuePower point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kueJack Mclean
 
Contoh Perubahan Proses Bisnis/Sosial Akibat Teknologi Yang "Melunturkan" Nil...
Contoh Perubahan Proses Bisnis/Sosial Akibat Teknologi Yang "Melunturkan" Nil...Contoh Perubahan Proses Bisnis/Sosial Akibat Teknologi Yang "Melunturkan" Nil...
Contoh Perubahan Proses Bisnis/Sosial Akibat Teknologi Yang "Melunturkan" Nil...naufals11
 
Analisis ERD Database Rumah Sakit
Analisis ERD Database Rumah SakitAnalisis ERD Database Rumah Sakit
Analisis ERD Database Rumah SakitFitria Nuri
 
Rencana pembuatan rt rw net
Rencana pembuatan rt rw netRencana pembuatan rt rw net
Rencana pembuatan rt rw netYoga Firmansyah
 
Aspek-Aspek Keamanan Jaringan
Aspek-Aspek Keamanan JaringanAspek-Aspek Keamanan Jaringan
Aspek-Aspek Keamanan JaringanFanny Oktaviarti
 
Proposal rencana bisnis pt
Proposal rencana bisnis ptProposal rencana bisnis pt
Proposal rencana bisnis ptFidhin Cilick
 
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui Internet
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui InternetPpt Penyebaran Berita Hoax Melalui Internet
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui InternetTiara Arianti
 
Privasi dan Keamanan Internet
Privasi dan Keamanan InternetPrivasi dan Keamanan Internet
Privasi dan Keamanan InternetICT Watch
 
Kripik pisang davi
Kripik pisang daviKripik pisang davi
Kripik pisang davinoviyulia2
 

What's hot (20)

Makalah perkembangan komputer dari awal hingga sekarang
Makalah perkembangan komputer dari awal hingga sekarangMakalah perkembangan komputer dari awal hingga sekarang
Makalah perkembangan komputer dari awal hingga sekarang
 
Isu Gojek Terkait Etika Bisnis
Isu Gojek Terkait Etika BisnisIsu Gojek Terkait Etika Bisnis
Isu Gojek Terkait Etika Bisnis
 
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana PerbankanPenyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
 
Kelompok 2 it forensik
Kelompok 2 it forensikKelompok 2 it forensik
Kelompok 2 it forensik
 
Ppt teknologi informasi dan komunikasi
Ppt teknologi informasi dan komunikasiPpt teknologi informasi dan komunikasi
Ppt teknologi informasi dan komunikasi
 
Digital forensic
Digital forensicDigital forensic
Digital forensic
 
PPT Jaringan Komputer
PPT Jaringan KomputerPPT Jaringan Komputer
PPT Jaringan Komputer
 
Perlindungan konsumen
 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 
Power point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kuePower point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kue
 
Contoh Perubahan Proses Bisnis/Sosial Akibat Teknologi Yang "Melunturkan" Nil...
Contoh Perubahan Proses Bisnis/Sosial Akibat Teknologi Yang "Melunturkan" Nil...Contoh Perubahan Proses Bisnis/Sosial Akibat Teknologi Yang "Melunturkan" Nil...
Contoh Perubahan Proses Bisnis/Sosial Akibat Teknologi Yang "Melunturkan" Nil...
 
Analisis ERD Database Rumah Sakit
Analisis ERD Database Rumah SakitAnalisis ERD Database Rumah Sakit
Analisis ERD Database Rumah Sakit
 
Rencana pembuatan rt rw net
Rencana pembuatan rt rw netRencana pembuatan rt rw net
Rencana pembuatan rt rw net
 
Laporan analisis sistem informasi
Laporan analisis sistem informasiLaporan analisis sistem informasi
Laporan analisis sistem informasi
 
Aspek-Aspek Keamanan Jaringan
Aspek-Aspek Keamanan JaringanAspek-Aspek Keamanan Jaringan
Aspek-Aspek Keamanan Jaringan
 
Proposal rencana bisnis pt
Proposal rencana bisnis ptProposal rencana bisnis pt
Proposal rencana bisnis pt
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui Internet
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui InternetPpt Penyebaran Berita Hoax Melalui Internet
Ppt Penyebaran Berita Hoax Melalui Internet
 
Privasi dan Keamanan Internet
Privasi dan Keamanan InternetPrivasi dan Keamanan Internet
Privasi dan Keamanan Internet
 
Kripik pisang davi
Kripik pisang daviKripik pisang davi
Kripik pisang davi
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 

Similar to ANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL

Bukti Digital/Digital Evidence
Bukti Digital/Digital EvidenceBukti Digital/Digital Evidence
Bukti Digital/Digital EvidenceRahmat Inggi
 
Digital forensik investigasi
Digital forensik investigasiDigital forensik investigasi
Digital forensik investigasirozita izan
 
CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTI
CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTICONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTI
CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTIRahmat Inggi
 
Digital forensic | DIGITAL FORENSIC
Digital forensic | DIGITAL FORENSICDigital forensic | DIGITAL FORENSIC
Digital forensic | DIGITAL FORENSICBambang Karyadi
 
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)Fenti Anita Sari
 
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan CyberlawMakalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan Cyberlawotwta kita
 
Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiTeknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiFikria362
 
Riko guantenk 9 a
Riko guantenk 9 aRiko guantenk 9 a
Riko guantenk 9 ariko4412
 
3.1 aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadap
3.1 aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadap3.1 aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadap
3.1 aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadapdhayati
 
HUKUM_TELEMATIKA_CYBER_CRIME_LAW.pdf
HUKUM_TELEMATIKA_CYBER_CRIME_LAW.pdfHUKUM_TELEMATIKA_CYBER_CRIME_LAW.pdf
HUKUM_TELEMATIKA_CYBER_CRIME_LAW.pdfEmirPasha1
 
Tugas 1 tik
Tugas 1 tikTugas 1 tik
Tugas 1 tikricoardi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalahneng15
 

Similar to ANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL (20)

Bukti Digital/Digital Evidence
Bukti Digital/Digital EvidenceBukti Digital/Digital Evidence
Bukti Digital/Digital Evidence
 
Digital forensik investigasi
Digital forensik investigasiDigital forensik investigasi
Digital forensik investigasi
 
CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTI
CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTICONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTI
CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTI
 
Digital forensic | DIGITAL FORENSIC
Digital forensic | DIGITAL FORENSICDigital forensic | DIGITAL FORENSIC
Digital forensic | DIGITAL FORENSIC
 
E discovery - tugas 1
E discovery - tugas 1E discovery - tugas 1
E discovery - tugas 1
 
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
 
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan CyberlawMakalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
 
Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiTeknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi
 
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan KomunikasiTeknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi
 
Riko guantenk 9 a
Riko guantenk 9 aRiko guantenk 9 a
Riko guantenk 9 a
 
3.1 aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadap
3.1 aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadap3.1 aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadap
3.1 aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadap
 
Ruu ite-final
Ruu ite-finalRuu ite-final
Ruu ite-final
 
Kewarganegaraan Digital.pdf
Kewarganegaraan Digital.pdfKewarganegaraan Digital.pdf
Kewarganegaraan Digital.pdf
 
Tugas 1 tik
Tugas 1 tikTugas 1 tik
Tugas 1 tik
 
HUKUM_TELEMATIKA_CYBER_CRIME_LAW.pdf
HUKUM_TELEMATIKA_CYBER_CRIME_LAW.pdfHUKUM_TELEMATIKA_CYBER_CRIME_LAW.pdf
HUKUM_TELEMATIKA_CYBER_CRIME_LAW.pdf
 
Tugas 1 tik
Tugas 1 tikTugas 1 tik
Tugas 1 tik
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Tugas 1 tik
Tugas 1 tikTugas 1 tik
Tugas 1 tik
 
Tugas 1 tik
Tugas 1 tikTugas 1 tik
Tugas 1 tik
 
Tugas 1 tik
Tugas 1 tikTugas 1 tik
Tugas 1 tik
 

More from Rahmat Inggi

Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareRahmat Inggi
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity TheftCyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity TheftRahmat Inggi
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft Rahmat Inggi
 
Presentase Data Digital Forensics
Presentase Data Digital ForensicsPresentase Data Digital Forensics
Presentase Data Digital ForensicsRahmat Inggi
 
A to z of cyber crime
A to z of cyber crimeA to z of cyber crime
A to z of cyber crimeRahmat Inggi
 
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumMasalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumRahmat Inggi
 
PRESESNTASE DATA FORENSIC
PRESESNTASE DATA FORENSICPRESESNTASE DATA FORENSIC
PRESESNTASE DATA FORENSICRahmat Inggi
 

More from Rahmat Inggi (9)

Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity TheftCyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft
 
Presentase Data Digital Forensics
Presentase Data Digital ForensicsPresentase Data Digital Forensics
Presentase Data Digital Forensics
 
A to z of cyber crime
A to z of cyber crimeA to z of cyber crime
A to z of cyber crime
 
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumMasalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
 
PRESESNTASE DATA FORENSIC
PRESESNTASE DATA FORENSICPRESESNTASE DATA FORENSIC
PRESESNTASE DATA FORENSIC
 
Materi workshop
Materi workshopMateri workshop
Materi workshop
 
Materi workshop
Materi workshopMateri workshop
Materi workshop
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

ANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL

  • 1. PAPER Mata Kuliah : Bukti Digital Dosen Pengampuh : Dr. Bambang Sutiyoso, SH.,M.Hum. Di Susun Oleh : Rahmat Inggi (16917220) PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA KOSENTRASI FORENSIKA DIGITAL FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2017 ANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut “CyberCrime” atau kejahatan melalui jaringan internet. Munculnya beberapa kasus “CyberCrime” di Indonesia, seperti pencurian kartu kresit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misnya email, dan manipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki kedalam programmer computer. Sehingga dalam computer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki computer oaring lain tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehongga pemerintah sulit mengimbangi kejahatan yang dilakukan dengan teknologi computer. Khususnya jaringan internet dan intranet. Pengamanan secara teknis disertai dengan social pressure. Adanya banyak orang mengawasi membuat seseorang mengurungkan diri untuk melakukan kejahatan. Pendidikan etika dan moral nampaknya harus kita aktifkan kembali, khususnya untuk dunia cyberspace. Dalam sebuah kasus kejahatan yang paling penting di siapkan yaitu barang bukti begitu juga pada kejahatan yang melibatkan alat teknologi
  • 3. informasi. Barang bukti sangat penting akan keberadaannya karena Barang Bukti mengarah pada proses bagaimana, siapa, dan dimana pelaku melakukannya dan tidak hanya hal Teknis saja, tapi barang bukti mempengaruhi hasil dipengadilan nantinya. Untuk itu sangat perlu memperhatikan perubahan disetiap tahap dalam proses analisa forensik yang kita kembangkan. Dalam dunia komputer dan internet, tindakan kejahatan juga akan melalui proses yang sama. Proses kejahatan yang dilakukan tersangka terhadap korbannya juga akan mengandalkan bantuan aspek pendukung dan juga akan saling melakukan pertukaran atribut. Namun dalam kasus ini aspek pendukung, media, dan atribut khas para pelakunya adalah semua yang berhubungan dengan sistem komputerisasi dan komunikasi digital. Atribut- atribut khas serta identitas dalam sebuah proses kejahatan dalam dunia komputer dan internet inilah yang disebut dengan bukti-bukti digital. 1.2. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan paper ini adalah : a. Untuk mengetahui ruang lingkup Digital Forensik b. Untuk mengetahui bagai mana penanganan barang bukti digital agar dapat di pertanggung jawabkan di persidangan c. Agar kita mengetahui bagai mana sebuah bukti digital yang berbentuk abstrak yang akan di analisi kembali untuk membatu pengungkapan kejahatan, berdasarkan contoh kasus.
  • 4. 1.3. Batasan Masalah Pada pembahasan kali ini diarahkan pada masalah Penanganan barang buktti digital agar barang bukti digital yang masi berupa abstrak dan tidak di mengerti oleh orang awam yang akan di analisis kembali untuk membantu mengunkap sebuah kejahatan yang melibatkan perangkat digital. 1.4. Manfaat Penulisan a) Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Seorang investigator di bidang digital forensic tentang bagai mana menangani barang bukti digital. b) Penulisan ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang Bakaimana menganalisi kasus, ketika kasus tersebut terdapat barang bukti digital berupa CCTV.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Bukti Digital (Digital Evidence) Barang bukti sangat penting akan keberadaanya karena barang bukti mengarah pada proses bagaimana, siap, dan dimana pelaku melakukan dan tidak hanya hal teknis saja tapi barang bukti mempengaruhi hasil dipengadilan nantinya. Untuk itu sangat perlu memperhatikan perubahan disetiap tahap dalam proses analisa forensic yang kita kembangkan. Berikut ini beberapa definisi tentang barang bukti digital : a) Kelompok kerja yang bernama “The Scientific Working Group on Digital Evidence” (SWGDE), (US Federal Crime Laboratory) dan supervisi dari International Organization on Computer Evidence (IOEC) Bukti Digital adalah “Information of probative value stored or transmitted in digital form.”Artinya Bukti digital adalah segala informasi yang bersifat membuktikan terhadap nilai yang tersimpan atau ditransmisikan dalam bentuk digital. Berdasarkan definisi tersebut, bukti digital tidak hanya meliputi bukti yang dihasilkan atau ditransmisikan melalui jaringan komputer saja, akan tetapi juga termasuk perangkat audio, video bahkan telepon selular. b) Menurut (Casey: 2000) Bukti digital adalah semua data yang dapat menampilkan atau menujukkan bahwa tindak kriminal terjadi atau dapat memberi atau
  • 6. menghubungkan antara kriminalitas dan korbannya, atau tindak kriminal dan pelakunya c) Harley Kozushko, 2003). Bukti digital adalah setiap dan semua data digital yang dapat membuktikan bahwa itu adalah sebuah kejahatan yang telah dilakukan atau data digital yang menghubungkan antara kejahatan dengan korban atau kejahatan dengan pelakunya. d) Menurut Chisum, 1999 Bukti Digital (Digital Evidence) adalah data yang disimpan atau dikirimkan menggunakan komputer yang dapat mendukung atau menyangkal sebuah pelanggaran tertentu, atau bisa juga juga disebut sebagai petunjuk yang mengarahkan kepada elemen-elemen penting yang berkaitan dengan sebuah pelanggaran. e) Menurut Venema & Farmer, 2000 Bukti Digital umumnya merupakan abstraksi dari beberapa objek digital atau kejadian. Ketika seseorang mengoperasikan komputer untuk melakukan berbagai hal seperti mengirim e-mail, atau kegiatan lainnya maka kegiatan itu akan menghasilkan jejak-jejak data yang dapat memberikan sebagian gambaran dari kejadian yang sudah terjadi sebelumnya
  • 7. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang sering disebut dengan UU ITE yang merupakan pedoman hukum cyber di Indonesia ternyata tidak mencantumkan penjelasan tentang bukti digital ini. Namun terdapat dua istilah yang mirip dengan bukti digital ini, yaitu informasi elektronik dan dokumen elektronik. Dalam pasal 1 butir 1 UU ITE disebutkan bahwa informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Sedangkan dalam pasal 1 butir 4 UU ITE menjelaskan bahwa dokumen elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
  • 8. Informasi dan dokumen elektronik tersebut dapat dibedakan tapi tidak dapat terpisahkan. Maksudnya adalah Informasi elektronik merupakan data atau sekumpulan data sedangkan dokumen elektronik merupakan tempat atau wadah dari informasi eletkronik tersebut. Sebagai contoh, sebuah video berformat .mp4, maka isi dari video tersebut baik itu berupa gambar, suara, dan lainnya merupakan informasi elektronik, sedangkan file video .mp4 merupakan dokumen elektroniknya. Selanjutnya bagaimana keabsahan bukti digital ini.? Seperti yang kita etahui dalam KUHP pasal 184 ayat (1) mengatakan “alat buktiyang sah adalah : “keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa”. Tidak ada satu kata pun yang berbunyi bukti digital dalam pasal tersebut. Ternyata hal ini telah diatur di dalam pasal 5 ayat (1) UU ITE yang mengatakan bahwa “alat bukti yang sah adalah : “Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”. Dan juga diperkuat dalam ayat (2) pasal 5 UU ITE juga menjelaskan bahwa “Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetakannya merupakan perluasan dari alat bukti hukum yang sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia”.
  • 9. Makna dari “perluasan dari alat bukti hukum yang sah” tersebut menurut (Sitompul, 2012) adalah:  Memperluas cakupan atau ruang lingkup alat bukti yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP; dan  Mengatur sebagai alat bukti lain, yaitu menambah alat bukti yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP 2.2 Penanganan Barang Bukti Digital Penanganan barang bukti digital sangat penting di lakukan diakibatkan barang buti digital muda saja di manipulasi. Dalam penangan barang bukti digital salah satu ahli forensik digital mabes polri yaitu bapak Muhammad Nuh Al-Azhar dalam bukunya yang perjudul Digital Forensics Panduan Praktis Investigasi Komputer telah mengemas bukti forensic digital dalam sebuah laporan yang rapih dan mudah dipahami yaitu sebagai berikut : a. Judul : memuat judul pemeriksaan yang dilengkapi dengan nomor pemeriksaan di laboratorium b. Pendahuluan : memuat nama-nama analisis forensic yang melakukan pemeriksaan dan analisis secara digital forensic terhadap barang bukti elektroni. Di samping itu, bab ini juga memuat tanggal/waktu pemeriksaan. c. Barang bukti : memuat jumlah dan jenis barang bukti elektronik yang diterima untuk dilakukan pemeriksaan dan analisis. Ini juga termasuk data tentang sfesifikasi teknis dan barang bukti tersebut seperti merek, model,
  • 10. serial/produc number, serta ukuran kapasitas (size) dari media penyimpanan seperti harddisk dan flashdisk. Untuk barang bukti berupa handphone/smartphone, hendaknya data nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity) yang terdiri atas sejumlah digit yang unik sebagai penanda mesi handphone secara internasional, sedangkan untuk simcard dilengkapi dengan nomor iCCID (Integrated Circuit Card ID) yang merupakan data administrasi yang berasal dari provider seluler. d. Maksud Pemeriksaan : memuat nama lembaga pengirim darang bukti elektronik berikut surat tertulis yang berisikan maksud permintaan untuk pemeriksaan data analisis barang bukti tersebut secar digital forensic. Maksud permintaan ini harus dimintakan kembali penjelasan secara detail oleh analisis forensic kepada investigator, skaligus analisis forensik meminta investigator untuk memaparkan secara singkat dan jelas fakta- fakta kasus yang diinvestigasi. e. Prosedur Pemeriksaan : menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan slama proses pemeriksaan dan analisis barang bukti tersebut secara digital forensic. Sebaiknya penjelasan panjang mengenai tahapan tersebut yang akan ditulis dalam laporan, diringkas menjadi SOP (Standard Operating Procedure) yang baku dan lengkap. Misalnya DFAT (Digital Forensic Analyst Team) PUSLABFOR BARESKRIM POLRI memiliki sejumlah SOP, antara lain.  SOP 1 tentang Prosedur Pemeriksaan Digital Forensic  SOP 2 tentang Komitmen Jam Kerja
  • 11.  SOP 3 tentang Pelaporan Hasil Pemeriksaan Digital Forensic  SOP 4 tentang Penerimaan Barang Bukti Elektronik  SOP 5 tentang Penyerahan Barang Bukti Elektronik  SOP 6 tentang Triage Forensik  SOP 7 tentang Akuisisi Langsung Komputer  SOP 8 tentang Akuisisi Harddisk, Falsdisk dan Memory Car.  SOP 9 tentang Analisis Harddisk, Falsdisk dan Memory Car.  SOP 10 tentang Akuisisi Handphone dan Simcard  SOP 11 tentang Analisis Handphone dan Simcard  SOP 12 tentang Analisis Audio Forensic f. Hasil pemeriksaan : memuat data digital yang berhasil di-recovery dari image file yang kemudian dianalisis lebih detail dan dikonfirmasi dengan investigator untuk memastika sesuai dengan investigasi yang sedang berlangsung. g. Keismpulan : memuat ringkasan yang disarikan dari hasil pemeriksaan diatas. h. Penutup : menjelaskan bahwa proses pemeriksaan dan analisis dilakukan dengan sebenar-benarnya tanpa ada rekayasa yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Laporan ini nantinya yang akan diajukan dipengadilan untuk diuraikan yang bisa memberatkan ataupun yang akan meringankan terdakwa/tersangka tergantun kasus yang dihadapi.
  • 12. 2.3 Contoh Kasus Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan peran CCTV (Close Circuit Television) dalam mengungkap kasus kejahatan dalam perampokan pada Toko Emas. Dalam kasus tersebut telah di dapatkan barang bukti digital berupa rekaman hasil ekstraksi DVR (Data Video Recording), DVR berfungsi untuk merekam gambar dalam format digital kedalam harddisk, flashdisk, kartu memori dan lain- lain. Setehah hasil ekstrasi didapatkan dari DVR maka langka selanjutnya adalan proses imaging/bit-stream copy terhadap barang bukti, yaitu proses duplikasi barang bukti ke dalam bentuk salinan (copy) yang identik ke media penyimpanan yang lain agar data yang original masi tetap utuh selanjutnya dilakukan analisi forensik video, setelah dilakukan analisi menggunakan tools Video Forensic maka di dapatkan data-data sebagai berikut. a) Nilai Hash/MD5 dari Video CCTV tersebut b) Data video CCTV (Durasi,Format,Rosolusi dan Frame Rate) c) Waktu kejadian d) Ciri-Ciri Fisik Pelaku e) Ciri-Ciri Fisik Kendaraan yang digunakan f) Plat nomor kendaraan yang digunakan Dari temuan-temuan data diatas maka akan memudahkan penyelidikan kepada pelaku perampokan toko emas tersebut.
  • 13. Selanjutnya untuk menyusun hasil penemuan data pada penanganan barang bukti yang telah dianalisis, agar data dan laporan tersebut dapat dimengerti oleh hakim, jaksa, penasehat hukum dan peserta sidang, maka jika data tersebut berasal dari hasil recovery maka sebaiknya ditampilkan screenshot (Rekaman monitor dalam bentuk gambar) dan jika data tersebut berupa gambar/foto atau video maka sebaiknya ditampilkan juga screenshot-nya, dan jika data digital tersebut merupakan gambar yang memuat konte pornografi, maka bagian-bagian yang mengandung unsur pornografi tersebut harus ditutupi dengan warna hitam. Setelah data semua telah dikumpulkan dan laporan telah dibuat maka langka selanjutnya adalah melakukan presentasi di muka pengadilan/di depan penyidik, presentase dilakukan dengan menyajikan dan menguraikan secara detai laporan penyelidikan dengan bukti-bukti yang sudah dianalisa secara mendalam dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum di pengadilan. Laporan yang disajikan harus dicross chek langsung dengan saksi baik saksi yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Dalam proses presentase ada beberapa hal penting yang perlu dicantumkan pada saat presentase penyajian laporan ini antara lain : a. Tanggal dan waktu terjadinya pelanggaran b. Tanggal dan waktu pada saat investigasi c. Permasalahan yang terjadi d. Masa berlaku analisa laporan
  • 14. e. Penemuan barang bukti yang berharga (pada laporan akhir penemuan ini sangat ditekankan sebagai bukti penting proses penyidikan) f. Teknik khusu yang digunakan contoh : password crecker g. Bantuan pihak lain (pihak ketiga) Setelah semua proses di atas selesai dengan baik dan prosedural, selanjutnya laporan hasil pemeriksaan secara digital forensic berikut barang bukti digital diserahkan kembali kepada investigator atau lembaga pengirimnya. Pada tahapan ini, proses serah terima barang bukti harus dicatat di log book dan formulir penyerahan barang bukti yang dilengkapi dengan identitas jelas dan tanda tangan petugas dari perwakilan lembaga yang menerima kembali barang bukti dan petugas yang menyerahkanya, selain tanggal/waktu serah terima dan jumlah spesifikasi teknis barang bukti tersebut.
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Bukti Digital (Digital Evidence) adalah setiap data atau informasi yang di transmisikan menggunakan alat komputer yang berupa data digital hasil ekstrak dari perangkat elektronik yang dapat di pertanggung jawabkan di depan persidangan dan dapat menghasilkan fakta-fakta mengenai kasus yang sedang di persidangkan baik itu untuk mendukun atau menyangkal sebuah pelanggaran tertentu. 2. Prosedur pemeriksaan baran bukti digital harus sesuai dengan SOP (Starndard Operating Procedure) akan menghasislkan peresentasi yang baik dan di mengerti di depan persidangan. 3. Setelah semua tahapan dalam pengumpulan bukti yaitu Authorization / approval (izin persetujuan), Preparation (Persiapan), Securing and Evaluating the Scene (mengamankan dan mengevaluasi tempat kejadian), Documenting the Scene (Mendokumentasikan tempat kejadian), Evidence Collection (Mengumpulkan Barang Bukti), Packaging, Transportation and Storage, Initial Inspection (Pemeriksaan awal), Forensic Imaging and Copying , Forensic Examination and Analysis, Presentation and Report, Review, maka selanjutnya akan dipresentasekan laporan tersebut di pengadilan. 4. Penjelasan laporan dipengadilan harus bisa dipahami oleh semua personel yang hadir, dari hakim, juri maupun peserta audience, mengingat
  • 16. banyaknya istilah-istilah forensik dalam prosedure forensika digital, secara sederhana saksi harus menerangkan istilah tersebut dalam bahasa yang dipahami oleh semua peserta persidangan. 3.2 Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details lagi dalam menjelaskan tentang paper di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (2008). Indonesia. Rayers, A dan Wiles, J, Best Damn Cybercrime and Digital Forensis, Syngress Publishing Inc. Al-Azhar, M.N. (2012) Digital Forensics Panduan Praktis Investigasi Komputer, Salemba Infotek, Jakarta, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4e8ec99e4d2ae/apa-perbedaan-alat- bukti-dengan-barang-bukti (di akses 8 Mei 2017) Ryder, K. Computer Forensics – We’ve had an incident, who do we get to investigate? SANS Institute InfoSec Reading Room. Casey, E. (2011). Digital Evidence and Computer Crime : Forensics Science, Computers and the Internet Sommer, P. Digital Evidence, Digital Investigations and E-Disclosure: A Guide to Forensic Readiness for Organisations, security Advisers and lawyers, Third Edition