SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
TUGA 2
Contoh pengungkapan kasus cybercrime dan analisa barang bukti menggunakan
konsep The role play of digital evidence Terhadap barang bukti yang di sita
Dosen : Yudi Prayudi,S.Si.,M.Kom
Di Susun Oleh :
Rahmat Inggi
(16917220)
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA
KOSENTRASI FORENSIKA DIGITAL
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
BUKTI DIGITA/DIGITAL EVIDENCE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya
kejahatan yang disebut “CyberCrime” atau kejahatan melalui jaringan Internet.
Munculnya beberapa kasus “CyberCrime” diindonesia, seperti pencurian kartu
kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email,
dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki
kedalam programmer computer. Sehingga dalam kejahatan computer
dimungkinkan adanyan delik formil dan delik materil. Delik formil adalah
perbuatan seseorang yang memasuki computer orang lain tanpa ijin, sedangkan
delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain.
Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit
megimbangi teknik kejahatan yang dilkukan dengan teknologi computer,
khususnya jaringan internet dan intranet.
Pengamanan secara teknis disertai dengan social pressure. Adanya banyak
orang mengawasi membuat seseorang mengurungkan diri untuk melakukan
kejahatan. Pendidikan etika dan moral nampaknya harus kita aktifkan kembali,
khususnya untuk dunia cyberspace.
Dunia internet merupakan sebuah tempat dimana kita “hidup” secara maya
(virtual,digital). Di dunia ini kita dapat melakukan beberapa kegiatan yang mirip
dengan kegiatan di dunia nyata (real space). Kita dapat melakukan perniagaan
(commerce) atau sekedar untuk sosialisasi.
Dunia maya ini juga memiliki aturan yang kita definisikan bersama. Aturan ini
ada yang sama dan ada yang berbeda dengan aturan yang ada di dunia nyata
dikarenakan hokum-hukum fisika tidak berlaku di dunia ini. Dua orang yang secara
fisik berada di tempat yang jaraknya ribuan kilometer dapat berada di ruang virtual
yang sama. Aturan yang sama antar lain sopan santun dan etika berbicara (menulis),
meskipun kadang-kadang disertai dengan implementasi yang berbeda.
Dengan kemajuan teknologi ini, bagi para investigator menjadi hal yang sulit
di masa depan karena tantangan untuk melakukan investigasi membutuhkan
keahlian khusus disebabkan semakin cangihnya jenis dan mode kejahatan yang
akan dihadapi. Perkembangan social budaya dan teknologi juga menyajikan peluan
dan tantangan bagi lembaga seperti kepolisian untuk upaya investigasi untuk
memenuhi permintaan dari masyarakat, para lembaga penegag hokum ini akan
memperluas sector kemitraan dengan sector swasta. Ini akan menjadi penting
khususnya dalam investigasi penipuan, Devisi-devisi kejahatan cyber akan dibetuk
untuk menangani kasus-kasus kejahatan yang berbasis computer. Dengan
memanfaatkan kecanggihan robot akan dapat mempermudah pekerjaan kepolisian
atau para lembaga investigator lainya.
1.2. Maksud dan Tujuan
a. Dengan beberapa contoh kasus cybercrime di Indonesia maupun di luar negeri
dapat di ketahui motif dan bentuk kejahatan yang terjadi.
b. Bentuk kejahatan cybercrime beragam, sehingga para pengguna teknologi
informai hendaknya memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi bentuk-
bentuk kejahatan tersebut melalui sebuah pendidikan ataupun proses sosialisasi
dari lembaga yang berwenang dalam hal ini departemen komunikasi dan
informasi Republik Indonesia.
c. Dengan beberapa contoh kasus cybercrime ini juga kita dapa mengetahui jenis
dan baran bukti digital yang biasa di gunakan untuk kejahatan dalam dunia
cybercrime.
1.3. Batasan Masalah
Pada pembahasan kali ini diarahkan pada analisa beberapa kasus cybercrime dan
barang bukti yang di temukan padasaat investigasi yang pernah terjadi diwilayah
hukum Republik Indonesia menggunakan konsep The Role Play Of Digital
Evidence terhadap barang bukti yang disita tersebut.
1.4. Manfaat Penulisan
a. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pengguna
internet/ teknologi informasi sehingga dapat mengenali secara dini bentuk-
bentuk kejahatan yang memanfaatkan teknologi informasi
b. Diharapkan kepada ahli digital forensik dapat membedakan peran Digital
Evidence berdasarkan konsep The Role Play Of Digital Evidence.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Digital Evidence
Sebelum ke contoh kasus terlebih dahulu saya akan menjelaskan Role Of Evidence tentang
Open dan close System dan relayed by digital device yang bersumber dari buku Angus
McKenzie Marchall yang berjudul Digital Corensics, Digital Evidence in Criminal
Invesigation. Dalam buku tersebut agus marshall mengatakan bahwa digital device terbagi
menjadi dua macam yaitu Closed Systems dan Open Systems.
a. Closed System
Closed system adalah sebuah system yang tidak pernah terkoneksi dengan internet.
Dengan tidak terkoneksinya dengan internet yang berarti bahwa system tersebut
terisolasi sehingga system itu ebih mudah untuk dikontrol. Setiap system yang tertutup
dapat mebuat jaringan sendiri dan saling terkoneksi satu sama lain. System yang
tertutup terbentuk dari beberapa system yang saling terhubung namun tidak terkoneksi
dengan internet.
b. Open System
Open system adalah kebalikan dari Closed system. Jika di closed system semua system
nya tidak pernah terkoneksi dengan internet. Maka open system semua systemnya
terkoneksi dengan internet baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak peduli
seberapa besar atau kecil jaringan system yang ada yang penting telah terkoneksi
dengan internet maka system tersebut dapat dikatakan open system.
Rule of Evidence / Peran Digital Device
Menurut Angus McKenzie Marshal melalui bukunya yang berjudul Digital Forensic, Digital
Evidence in criminal Investigation peran digital device terbagi atas 5 yaitu :
1. Witnes
Witnes/Saksi merupakan pengamat pasif dalam sebuah kejadian. Witness tidak
memiliki kontak langsun dengan pihat yang terlibat dalam sebuah kasus. Tetapi witness
bias menggambarkan aktivitas, kondisi lingkungan, dan pihak-pihak yang terlibat
dalam kasus tersebut.
Witness dalam konsep digital merupakan system yang dapat mengamati kasus yang
berkaitan dengan kejadian yang sedang diinvestigasi. Sebagai contoh CCTV dalam
sebuah kasus. CCTV tersebut menjadi saksi yang merekam kejadian yang sedang
berlangsung CCTV akan erekam kejadian kedalam harddisk. Namau tidak semua saksi
adalah murni saksi. Diantara saksi tersebut mungin memiliki keterlibatan dalam
aktivitas atau kasus yang terjadi.
2. Tools
Sebuah tool dalam konteks ini merupakan sesuatu yang mempermudah kejadian
tersebut, tetapi bukan yang utamanya. Tools tersebut dapat berupa software, sebuah
device atau perangkat jadingan yang lengkap.
3. Accomplice
Accomplice merupakan sesuatu yang mempunyai peran yang sangat penting dalam
menentukan keberhasislan suatu aktivitas. Tanpanya aktivitas tersebut tidak akan
terjadi. Sistem digital tidak dapat membedakan mana yang baik buruk dan juga tidak
mengerti akan hokum. Baik buruknya system digital ditentukan oeh penggunanya.
Namu, system digital dapat berperan sebagai accomplice ketika terlibat kontak
langsung dengan pelaku.
Apabila pelaku menemukan sebuah celah atau kelemahan pada sebuah system, maka
pelaku dapat memanfaatkan celah tersebut untuk ditanamkan malware seperti virus,
Trojan dan sebagainya pada system tersebut. Yang akan membuat system terinfeksi
malware, tentunya hal ini akan menjadi accomplice si pelaku untuk melakukan
kejahatan.
4. Victim
Victim atau korban merupakan target dari serangan. Dalam konteks system digital,
jarang ditemukan kondisi dimana system adalah murni target dari serangan. Serangan
yang terjadi pada system biasanya digunakan sebagai alat untuk menyerang organisasi
atau individu yang berkaitan dengan system. Dalam perakteknya, harus diteliti lebih
lanjut lagi untu melihat apakah victim ini dapat menjadi accomplice atau tidak
5. Guardian
Guardian merupakan pelindung dari serangan. Sebuah kejahatan hanya akan terjadi
tanpa adanya penjagaan yang baik dari system. Semakin baik perlindungan didalam
system maka semakin sulit pelaku untuk memberikan serangan.
2.2 Contoh Kasus CyberCrime
Berikut ini beberapa contoh kasus pengungkapan CyberCrime yang menginformasikan
jenis barang bukti yang disita dalam kasus tersebut dan analisa menggunakan Konsep The
Role Play of Digital Evidence terhadap barang bukti yang di sita tersebut.
1. Polres Bogor ciduk 31 WNA Tiongkok karena diduga terlibat penipuan
http://www.antaranews.com/berita/568778/polres-bogor-ciduk-31-wna-tiongkok-
karena-diduga-terlibat-penipuan
Bogor (ANTARA News) - Tim Polri dari Polres Bogor Kota dan Unit Cyber Crime
Bareskrim Polri mengamankan 31 warga negara asing (WNA) asal Tiongkok yang
diduga melakukan kejahatan trans nasional yakni penipuan online atau cyber fraud.
"Sampai saat ini 31 WNA Tiongkok masih menjalani pemeriksaan, kita lakukan
investigasi dan tes urine," kata Kepala Bagian Ops Polres Bogor Kota Komisaris Polisi
Prasetyo Purbo Nurcahyo kepada ANTARA, Selasa.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 31 WNA asal Tiongkok diamankan oleh
petugas dalam operasi gabungan Polres Bogor Kota dan Kantor Imigrasi Bogor.
Berlokasi di Perumahan Villa Duta Jl Kingkilaban Nomor 2-4, Kecamatan Bogor
Timur, Senin malam.
Menurut Prasetyo mereka (WNA Tiongkok-red) datang ke Indonesia secara perorangan
sejak April 2016 lalu. Lalu tinggal menetap di perumahan mewah di wilayah hukum
Kota Bogor.
"Mereka terdiri atas 22 orang laki-laki dan sembilan orang perempuan. Mereka bukan
pula pasangan, diduga perempuan digunakan untuk menyakinkan korbannya,"
katanya.
Mereka diduga melakukan aktivitas ilegal yakni penipuan secara online atau cyber
fraud dengan sasaran warga negara Tiongkok yang ada di Indonesia. Dilihat dari
jumlahnya, diduga mereka sindikat atau komplotan.
"Ini merupakan jaringan internasional, tetapi sasaran korban mereka adalah orang-
orang Tiongkok yang tinggal di Indonesia," katanya.
Selain mengamankan para WNA, anggota tim gabungan Polres Bogor Kota dan Kantor
Imigrasi yang berjumlah 30 orang juga mengamankan sejumlah barang bukti di
antaranya, 25 unit telepon rumah, 34 unit telepon seluler, 14 unit modem aktif, 16 unit
modem tidak aktif, dua unit laptop, satu unit mobil Fortuner warna hitam dengan
Nomor Polisi B 1290 BJN, satu unit sepeda motor Kawasaki Ninja dengan Nomor
Polisi F 4593 DD, empat unit HT dan satu unit printer.
"Pemeriksaan sementara dari Imigrasi, mereka (WNA Tiongkok) tidak memiliki
dokumen sah. Menurut pengakuan mereka, dokumen dikumpulkan di satu orang yang
menempatkan mereka," kata Pras.
Bukti Digital
 25 Unit Telepon rumah
 34 Unit telepon seluler
 30 Unit Modem
 2 Unit leptop
Peran Dari Bukti Digital
 Semua barang bukti yang disita berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang
mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.
2. WN Bulgaria diduga bobol ATM di Lombok
http://www.antaranews.com/berita/573504/wn-bulgaria-diduga-bobol-atm-di-lombok
Lombok Barat (ANTARA News) - Anggota Polisi Resor Lombok Barat menangkap
Yulee Stevanov Chekalarov (51), warga negara Bulgaria karena diduga membobol
mesin ATM di kawasan wisata Gili Air, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara
Barat.
Kepala Polisi Resor Lombok Barat AKPB Wingky Adhityo, kepada wartawan di
Mataram, Sabtu, menjelaskan warga negara Bulgaria tersebut berhasil ditangkap di
Pelabuhan Padang Bai, Bali, pada Kamis (14/7).
"Kami terlambat dua hari menerima laporan, tapi setelah dilakukan pemetaan dan
mengambil keterangan saksi dan barang bukti, disimpulkan terduga pelaku pembobolan
ATM mengarah ke warga negara Bulgaria itu," katanya.
Selain menangkap terduga pelaku, kata Wingky, ia mengamankan sejumlah barang
bukti berupa tiga unit telepon genggam berisi pesan singkat yang diduga ada kaitan
dengan tindak pidana, tiga buah rangkaian modul perangkat elektronik yang diduga
digunakan untuk mentransfer dan mengisi baterai peralatan alat "spy cam".
Barang bukti lain yang disita berupa "hardisk" eksternal denga memori 1 terra, modem
wifi, USB on the go, paspor dan visa terduga pelaku, pinset, obeng dan kunci L.
"Barang bukti dan terduga pelaku sudah diamankan di Mapolres Lombok Barat,"
ujarnya.
Modus dugaan pembobolan mesin ATM Bank Mandiri dan Bank BNI di Gili Air, kata
dia, yakni pelaku memasang "skimmer" (alat pembaca untuk merekam kartu) dan
memasang kamera tersembunyi untuk mengetahui PIN ATM korban.
Alat penyadap tersebut dipasang di mesin target (ATM Bank Mandiri dan Bank BNI)
di kawasan wisata Gili Air.
Pelaku mulai aksi pencurian data nasabah dengan memasang alat "skimmer dan spy
cam" pada mulut "entry" tombol ATM.
Melalui alat "spy cam", pelaku menduplikasi data nomor pada kartu ATM dan pin
korban menggunakan kartu magnet, kemudian terbentuklah kartu ATM baru seperti
milik korban.
"Kasus ini masuk dalam kategori tindak pidana cyber crime dan melanggar Pasal 47
sub 45 Undang-Undang RI Nomor 11/2008 tentang ITE jo Pasal 55 KUH Pidana,"
katanya.
Kasus penangkapan pelaku pembobolan mesin ATM di kawasan wisata tiga gili di
Kabupaten Lombok Utara, sudah yang kedua kalinya.
Sebelumnya, Polres Lombok Barat berhasil menangkap dua warga Turki berinisial AZ
dan VI yang diduga akan membobol mesin ATM di kawasan wisata Gili Trawangan,
Kabupaten Lombok Utara pada Juni 2016.
Bukti Digital
 Telephone Gengam
 Rangkaian Modul Prangkat Elektronik
 Harddisk 1 Tera
 USB on the go
Peran Dari Bukti Digital
 Rangkian modul prangkat elektronik dan USB on the go berperan
sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa
software ataupun hadware.
 Telephone Genggam dan Harddisk sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena
dengan Telephone Genggam dan Harddisk kita dapat melihat komunikasi
yang diduga ada kaitanya dengan tindak pidana, sedangkan hardisk bisajadi
untuk menyimpan data-data atau aplikasi spy cam aktivitasnya terekam di
dalamnya.
3. Polda Metro bongkar penipuan via surat elektronik
http://www.antaranews.com/berita/405906/polda-metro-bongkar-penipuan-via-surat-
elektronik
Jakarta (ANTARA News) - Aparat Polda Metro Jaya telah mengungkap kasus penipuan
bermodus peratasan surat elektronik yang merugikan korbannya hingga ratusan ribu
dolar AS.
"Tersangka berjumlah lima orang. Atas perbuatannya meretas surel PT H dan PT A
yang ada di Amerika Serikat, mereka mendapatkan uang mencapai 229.479,25 dolar
AS," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto di Jakarta, Rabu.
Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Edy Suwandono
mengatakan mereka meretas surel PT H dan PT A sehingga surel tersebut seolah-olah
milik PT Dongan Kreasi Indonesia (DKI) yang melakukan bisnis rambut palsu.
PT DKI selama ini memang melakukan hubungan bisnis dengan beberapa perusahaan
di Amerika Serikat, termasuk PT H dan PT A. Komunikasi untuk pemesanan dilakukan
melalui surel. Setelah mendapatkan pesanan, PT DKI kemudian mengirimkan rambut
palsu.
"Suatu ketika PT DKI menanyakan pembayaran terhadap barang yang sudah dikirim.
Namun, rekan bisnisnya di Amerika Serikat menyatakan bahwa pembayaran barang
pesanan sudah dikirim ke rekening sesuai dengan permintaan melalui surel. Setelah
ditelusuri, ternyata rekening tersebut bukan milik PT DKI," tutur Edy.
Ternyata, melalui surel milik PT H dan PT A yang sudah diretas menjadi seolah-olah
milik PT DKI, para pelaku menyuruh rekan bisnis perusahaan tersebut untuk
mentransfer ke rekening lain dengan alasan ada perubahan nomor rekening.
"Akibatnya, PT H mentransfer uang 156.667,50 dolar AS ke rekening PT JDI dan PT
A mentransfer uang 72.801,75 ke rekening milik PT MS," jelas Edy.
Dalam kasus tersebut, polisi telah menangkap lima orang pelaku berinisial K, I, F, FF,
dan DS.
Polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu bendel rekening koran, empat
lembar foto kopi bilyet giro, satu lembar kartu nama PT MS, dua lembar perjanjian
kerja sama, satu bendel proposal, satu buah buku rekening, dua buah kartu ATM, satu
buah key Internet banking, tiga unit ponsel, satu buah KTP, dan uang Rp154.060.000.
"Para pelaku akan dijerat menggunakan Pasal 378 KUHP tentang Penipuan, Pasal 263
KUHP tentang Pemalsuan, Pasal 3, 4 dan 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang serta Pasal 82
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang transfer dana juncto Pasal 55 KUHP,"
kata Edy.
Bukti Digital
 Rekenin Koran
 Key Internet Banking
 Ponsel
Peran Dari Bukti Digital
 Alat Ponsel dan key Internet Banking berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang
mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.
 Rekenin Koran berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena Rekenin
Koran dapat kita mengetahui transaksi yang dilakukan antara sitersangka dan
korban dalam hal transfer uang, sehingga segala aktivitas transfer terekam di
dalam rekening koran tersebut.
4. Mabes Polri tangkap pelaku penipuan online
http://www.antaranews.com/berita/407230/mabes-polri-tangkap-pelaku-penipuan-
online
Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Subdit 3 Direktorat Tindak Pidana Umum
(Tipidum) Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri menangkap terduga
pelaku penipuan online yang beberapa di antaranya adalah warga negara China.
"Informasi awal, para Penyidik Subdit 3 Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim
Polri sekitar pukul 19.30 WIB telah menangkap para pelaku penipuanonline WN
China," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Ronny F Sompie dalam pesan
singkatnya, di Jakarta, Kamis (28/11) malam.
Ronny mengatakan tempat kejadian perkara (TKP) berada di Jalan Puspita Loka F2 no
12 B BSD City, Tangerang Selatan dengan tersangka 48 orang warga negara asing yang
terdiri dari 16 perempuan dan 32 orang laki-laki. Selain itu, menurut dia dalam
penangkapan itu juga diamankan tiga orang warga negara Indonesia.
"Barang bukti (yang diamankan), yaitu laptop, telepon wireless, konektor, modem, dan
paspor," ujarnya.
Selain itu menurut Ronny, tim penyidik juga sedang menggerebek TKP di Apartemen
Mediterania di jalan Rajawali Selatan 4 nomor 1 Kemayoran. Menurut dia, informasi
lebih lanjut akan segera dilengkapi terkait penggerebekan di lokasi kedua.
Bukti Digital
 Leptop
 Telepon Wreless
 Konektor
 Modem
Peran Dari Bukti Digital
 Alat Leptop,Telepon Wreless,Konektor dan modem berperan
sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa
software ataupun hadware.
5. Unit Cyber Crime Polda Jatim ringkus pengunggah video porno anak
http://www.antaranews.com/berita/498786/unit-cyber-crime-polda-jatim-ringkus-
pengunggah-video-porno-anak
Surabaya (ANTARA NEWS) - Unit "Cyber Crime" Direktorat Reserse Kriminal
Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur meringkus tersangka pengunggah file berisi
video porno anak-anak, MSA (19), warga Trenggalek.
"Tersangka ditangkap di Trenggalek, tapi TKP (tempat kejadian perkara) video porno
anak-anak itu di suatu lokasi di Madiun," kata Direskrimsus Polda Jatim Kombes Pol
Muhammad Nur Rohman di Balai Wartawan, Mapolda Jatim, Jumat.
Didampingi Kabid Humas Polda Jatim AKBP RP Argo Yuwono SIK MSi, ia
menjelaskan modus yang dilakukan tersangka dengan memiliki akun facebook dan
"link blog" yang mendapatkan file video porno itu dari group facebook dalam
jaringannya.
"Motif tersangka yang bekerja di warnet dan baru saja diterima mendaftar PTN itu
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, karena dengan mengunggah dalam group
facebook akan mendapatkan uang dolar," katanya.
Apalagi, tersangka mendapatkan like (dalam group facebook) hingga 900 kali, sehingga
ratingnya akan tinggi dan keuntungannya juga akan semakin meningkat, meski file
yang diunggah itu tergolong lama (2012), tapi motifnya adalah ekonomi (uang).
"Kami masih mengembangkan kasusnya dengan orang yang pertama kali mengunggah
dalam grup facebook itu. Awalnya, kami mendapatkan laporan dari staf KPA Jatim
tentang file berisi video anak-anak yang berusia 6-7 tahun tapi bertindak asusila,"
katanya.
Meski masih dikembangkan, tersangka MSA akan dijerat dengan Pasal 27 ayat 1 dan
Pasal 45 ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
dengan ancaman hukuman enam tahun penjara dan denda Rp1 miliar.
Barang bukti yang disita polisi adalah satu unit handphone (alat pembuat video porno),
satu unit flashdisk, satu unit CPU, dan "print out" blog yang berisi link porno.
Dalam barang bukti rekaman video bermuatan porno itu terlihat ada "sutradara" yang
memaksa dua anak-anak berusia 6-7 tahun (seorang anak laki-laki dan seorang anak
perempuan) untuk melakukan perbuatan asusila, lalu orang itu merekam dengan HP.
"Itu (sutradara) masih didalami, karena kasus itu memang sedang dikembangkan,"
katanya. Secara terpisah, MSA ketika dikonfirmasi mengaku dirinya hanya iseng saat
menjadi penjaga warnet.
"Iseng saja, kok, saya mendapat kiriman dari teman, lalu saya unggah," katanya,
singkat.
Bukti Digital
 Handphone
 Flashdisk
 CPU
 Print out Link Situs Porno
Peran Dari Bukti Digital
 Alat Handphone dan CPU berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang
mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.
 Flashdisk dan Print out Link Situs porno berperan sebagai Witnes (Saksi),
knapa saksi karena dengan Flashdisk dan Print out Link Situs porno data dari
computer dapat di simpan di flashdisk sedangkan link situs porno tersebut
menjadi saksi aktivitas untuk mencari video porno.
6. Polda Metro Jaya bongkar penjualan DVD porno online
http://www.antaranews.com/berita/368475/polda-metro-jaya-bongkar-penjualan-dvd-
porno-online
Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya
(Polda Metro Jaya) membongkar penjualan cakram digital (DVD) film porno secara
dalam jaringan Internet (online), dan menangkap tersangka LT (40).
LT menjadi penyedia yang memiliki piranti penyimpang (hard disk) berisi puluhan
film, kata Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Putut Eko Bayuseno, di
Jakarta, Kamis. "Tersangka menjual DVD film porno secara online seharga Rp100.000
per keping," katanya.
Putut mengatakan tersangka LT mempromosikan penjualan DVD film porno secara
online melalui laman www.dvdstorexx.com yang kini diblokir.
Polisi juga meringkus WR, yang berperan menggandakan, menawarkan dan
menyebarkan video film porno melalui situs http://jualbelibokep.com yang kini juga
diblokir.
Kepala Subdirektorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro
Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Audie Latuheru, mengemukakan bahwa pelaku
sudah beroperasi selama setahun.
Audie mengungkapkan, tersangka menyediakan film dewasa aktor barat dan Asia di
Internet, kemudian mengunduh dalam bentuk DVD. "Pelaku mengirimkan pesanan
melalui jasa pengiriman," ujar Audie.
Selain itu, polisi menyita lima dus berisi DVD film porno, empat dus DVD kosong, tiga
unit komputer (CPU)O, satu dus berisi resi paket pengiriman jasa, satu modem, dua
buku tabungan, dan satu hard disk eksternal.
Pelaku diancam Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan Pasal 7 juncto Pasal 33 Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi dengan ancaman hukuman
maksimal 12 tahun penjara.
Bukti Digital
 DVD Film Porno
 Komputer
 Modem
 Harddisk Eksternal
Peran Dari Bukti Digital
 Alat Komputer dan modem berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang
mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.
 DVD dan Harddisk Eksternal berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi
karena dengan DVD dan Harddisk Eksternal mereka dapat menggandakan dan
menyimpan filem Porno tersebut, sehingga segala aktivitasnya terekam di
dalamnya.
7. Penipuan yang dilakukan warga Nigeria dibantu warga Indonesia terhadap PT
AP dan PT BE
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/24/17561041/Kejahatan.di.Dunia.Maya.
Kian.Berbahaya
Berdasarkan data Polda Metro Jaya, kejahatan lewat internet yang dilaporkan ke Subdit
Cyber Crime mencapai 601 kasus pada 2013 atau sekitar 50 kasus per bulan. ”Untuk
saat ini, kami bisa menerima sekitar 70 kasus per bulan,” kata Duha.
Kasus yang beberapa waktu terakhir diungkap jajaran Polda Metro Jaya di antaranya
penipuan yang dilakukan warga Nigeria dibantu warga Indonesia terhadap PT AP dan
PT BE. Pelaku mencegat percakapan e-mail dua perusahaan yang tengah bertransaksi.
Pelaku DS, warga Nigeria yang masih buron, memalsukan e-mail kedua perusahaan itu.
Kedua perusahaan itu merasa tengah berkomunikasi dengan mitranya, padahal dengan
tersangka sehingga mereka bersedia saat diminta mentransfer uang senilai miliaran
rupiah.
”Warga Nigeria ini memanfaatkan warga Indonesia, biasanya perempuan, untuk
diperistri guna mencari rekening buat menampung hasil penipuan,” kata Duha. Para
pelaku melakukan e-mail sniffing dengan memakai tool atau software untuk
mengendus aliran lalu lintas data keluar dan masuk komputer yang terhubung ke
jaringan.
Kasus lain adalah ditangkapnya warga Nigeria, AO alias Az, oleh jajaran Resmob
Direktorat Reserse Kriminal Umum karena menipu perusahaan di Rusia, Ghips
Biruinta, hingga senilai Rp 3,7 miliar. Pelaku mengirim e-mail seolah-olah dari Top
Glove, perusahaan Malaysia yang bekerja sama dengan perusahaan Ghips, meminta
pembayaran atas transaksi sejumlah barang. Pelaku bekerja sama dengan warga
Indonesia yang berperan menampung uang hasil penipuan.
Selain penipuan lewat e-mail, kasus yang ditangani Polda di antaranya penipuan di
media sosial, pornografi anak, hingga pencurian data. Duha mengimbau pengguna
internet untuk lebih hati-hati dan waspada. ”Pastikan jika bertransaksi lewat e-mail agar
mengecek atau mengonfirmasi. Jika membeli barang online, beli dari perusahaan yang
sudah terkenal atau familier. Agar lebih pasti, lakukan transaksi COD (cash on
delivery),” katanya. (RAY)
Bukti Digital
 Alat Sniffing
 E-Mail
 Komputer
Peran Dari Bukti Digital
 Alat Sniffing berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses
aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.
 E-mail berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena dengan e-mail
mereka melakukan transaksi sehingga segala aktivitasnya terekam di
dalamnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit
megimbangi teknik kejahatan yang dilkukan dengan teknologi computer, khususnya
jaringan internet dan intranet.
Pengamanan secara teknis disertai dengan social pressure. Adanya banyak orang
mengawasi membuat seseorang mengurungkan diri untuk melakukan kejahatan.
Pendidikan etika dan moral nampaknya harus kita aktifkan kembali, khususnya untuk dunia
cyberspace.
Dunia internet merupakan sebuah tempat dimana kita “hidup” secara maya
(virtual,digital). Di dunia ini kita dapat melakukan beberapa kegiatan yang mirip dengan
kegiatan di dunia nyata (real space). Kita dapat melakukan perniagaan (commerce) atau
sekedar untuk sosialisasi.
Dunia maya ini juga memiliki aturan yang kita definisikan bersama. Aturan ini ada
yang sama dan ada yang berbeda dengan aturan yang ada di dunia nyata dikarenakan
hokum-hukum fisika tidak berlaku di dunia ini. Dua orang yang secara fisik berada di
tempat yang jaraknya ribuan kilometer dapat berada di ruang virtual yang sama. Aturan
yang sama antar lain sopan santun dan etika berbicara (menulis), meskipun kadang-kadang
disertai dengan implementasi yang berbeda.
Selanjutnya dalam hal Digital Device terbagi atas 2 macam yaitu Closed Sistem
(Device atau peralatan yang tidak terhubung dengan dunia luar atau internet) dan Open
Sistem (Perangkat yang terhubung dengan akses internet) selain itu juga peran digital
device terbagi atas 5 bagian yaitu Witness,Tools,Acomplice,Viktim dan guardiam.
REFERENSI
 Marshall, A. M. (2008). Digital Forensics - Digital Evidence in Criminal
Investigation. A John Wiley & Sons, Ltd.
 www.antaranews.com
 http://megapolitan.kompas.com

More Related Content

What's hot

SIM, DELLA AMELIZA, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA., IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ...
SIM, DELLA AMELIZA, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA., IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ...SIM, DELLA AMELIZA, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA., IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ...
SIM, DELLA AMELIZA, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA., IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ...dellaameliza
 
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataLaporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataShofura Kamal
 
Seminar Kerja Praktek
Seminar Kerja PraktekSeminar Kerja Praktek
Seminar Kerja PraktekGameloft
 
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensik
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensikBukti digital, forensik digital, dan anti forensik
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensikZumrotul Hoiriyah
 
Ancaman-Ancaman pada Keamanan Jaringan Komputer
Ancaman-Ancaman pada Keamanan Jaringan KomputerAncaman-Ancaman pada Keamanan Jaringan Komputer
Ancaman-Ancaman pada Keamanan Jaringan KomputerFajar Sany
 
UML Aplikasi Rental Mobil
UML Aplikasi Rental MobilUML Aplikasi Rental Mobil
UML Aplikasi Rental MobilDwi Mardianti
 
Algoritma Apriori
Algoritma AprioriAlgoritma Apriori
Algoritma Aprioridedidarwis
 
Privasi dan Perlindungan Data Pribadi
Privasi dan Perlindungan Data PribadiPrivasi dan Perlindungan Data Pribadi
Privasi dan Perlindungan Data PribadiICT Watch
 
Power point pemanfaatan teknologi informasi
Power point pemanfaatan teknologi informasiPower point pemanfaatan teknologi informasi
Power point pemanfaatan teknologi informasidcspica
 
Analisis ERD Database Rumah Sakit
Analisis ERD Database Rumah SakitAnalisis ERD Database Rumah Sakit
Analisis ERD Database Rumah SakitFitria Nuri
 
PPT KEAMANAN DATA & INFORMASI.pptx
PPT KEAMANAN DATA & INFORMASI.pptxPPT KEAMANAN DATA & INFORMASI.pptx
PPT KEAMANAN DATA & INFORMASI.pptxSodaOxygen
 
Erd sistem informasi akademik
Erd sistem informasi akademikErd sistem informasi akademik
Erd sistem informasi akademikDiyat Diyat
 
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)KuliahKita
 
Peranan sistem informasi manajemen pada Gojek
Peranan sistem informasi manajemen pada GojekPeranan sistem informasi manajemen pada Gojek
Peranan sistem informasi manajemen pada Gojekjelitawidyastuti
 
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiTantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiICT Watch
 
Analisis Sistem Informasi Penjualan Alfamart
Analisis Sistem Informasi Penjualan Alfamart Analisis Sistem Informasi Penjualan Alfamart
Analisis Sistem Informasi Penjualan Alfamart SariWahyuningsih4
 
Manajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekManajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekFajar Baskoro
 

What's hot (20)

SIM, DELLA AMELIZA, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA., IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ...
SIM, DELLA AMELIZA, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA., IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ...SIM, DELLA AMELIZA, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA., IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ...
SIM, DELLA AMELIZA, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA., IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ...
 
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataLaporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
 
Seminar Kerja Praktek
Seminar Kerja PraktekSeminar Kerja Praktek
Seminar Kerja Praktek
 
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensik
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensikBukti digital, forensik digital, dan anti forensik
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensik
 
Ancaman-Ancaman pada Keamanan Jaringan Komputer
Ancaman-Ancaman pada Keamanan Jaringan KomputerAncaman-Ancaman pada Keamanan Jaringan Komputer
Ancaman-Ancaman pada Keamanan Jaringan Komputer
 
Pengendalian Sistem
Pengendalian SistemPengendalian Sistem
Pengendalian Sistem
 
UML Aplikasi Rental Mobil
UML Aplikasi Rental MobilUML Aplikasi Rental Mobil
UML Aplikasi Rental Mobil
 
Algoritma Apriori
Algoritma AprioriAlgoritma Apriori
Algoritma Apriori
 
Privasi dan Perlindungan Data Pribadi
Privasi dan Perlindungan Data PribadiPrivasi dan Perlindungan Data Pribadi
Privasi dan Perlindungan Data Pribadi
 
System Request
System RequestSystem Request
System Request
 
Power point pemanfaatan teknologi informasi
Power point pemanfaatan teknologi informasiPower point pemanfaatan teknologi informasi
Power point pemanfaatan teknologi informasi
 
Analisis ERD Database Rumah Sakit
Analisis ERD Database Rumah SakitAnalisis ERD Database Rumah Sakit
Analisis ERD Database Rumah Sakit
 
PPT KEAMANAN DATA & INFORMASI.pptx
PPT KEAMANAN DATA & INFORMASI.pptxPPT KEAMANAN DATA & INFORMASI.pptx
PPT KEAMANAN DATA & INFORMASI.pptx
 
Erd sistem informasi akademik
Erd sistem informasi akademikErd sistem informasi akademik
Erd sistem informasi akademik
 
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
 
Dppl
DpplDppl
Dppl
 
Peranan sistem informasi manajemen pada Gojek
Peranan sistem informasi manajemen pada GojekPeranan sistem informasi manajemen pada Gojek
Peranan sistem informasi manajemen pada Gojek
 
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiTantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
 
Analisis Sistem Informasi Penjualan Alfamart
Analisis Sistem Informasi Penjualan Alfamart Analisis Sistem Informasi Penjualan Alfamart
Analisis Sistem Informasi Penjualan Alfamart
 
Manajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekManajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyek
 

Similar to CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTI

Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan CyberlawMakalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan Cyberlawotwta kita
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeRahmat As-Syaakir
 
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdfMAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdfDaffa Aslam
 
Cybercrime cyberlaw
Cybercrime cyberlawCybercrime cyberlaw
Cybercrime cyberlawrhaarraaa
 
Digital forensik investigasi
Digital forensik investigasiDigital forensik investigasi
Digital forensik investigasirozita izan
 
Makalah cybercrime & cyber law
Makalah cybercrime & cyber lawMakalah cybercrime & cyber law
Makalah cybercrime & cyber lawSusyapriyani
 
Makalah eptik 2
Makalah eptik 2Makalah eptik 2
Makalah eptik 2uichabe
 
Perkembangan cybercrime dan jenis
Perkembangan cybercrime dan jenisPerkembangan cybercrime dan jenis
Perkembangan cybercrime dan jenisAgri Prayogi
 
Implikasi etis dari pemanfaatan teknologi informasi pada pegawai sekretariat ...
Implikasi etis dari pemanfaatan teknologi informasi pada pegawai sekretariat ...Implikasi etis dari pemanfaatan teknologi informasi pada pegawai sekretariat ...
Implikasi etis dari pemanfaatan teknologi informasi pada pegawai sekretariat ...AzhyqaRereanticaMart
 
Makalah cyber crime
Makalah cyber crimeMakalah cyber crime
Makalah cyber crimedennyrah0910
 
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...Ellya Yasmien
 
Cyber crime dan psikologi forensik
Cyber crime dan psikologi forensikCyber crime dan psikologi forensik
Cyber crime dan psikologi forensikDavid Darmawan
 

Similar to CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTI (20)

Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan CyberlawMakalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crime
 
Makalah eptik
Makalah eptikMakalah eptik
Makalah eptik
 
tugas etika profesi
tugas etika profesitugas etika profesi
tugas etika profesi
 
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdfMAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
 
Cybercrime cyberlaw
Cybercrime cyberlawCybercrime cyberlaw
Cybercrime cyberlaw
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Digital forensik investigasi
Digital forensik investigasiDigital forensik investigasi
Digital forensik investigasi
 
Makalah cybercrime & cyber law
Makalah cybercrime & cyber lawMakalah cybercrime & cyber law
Makalah cybercrime & cyber law
 
Makalah eptik 2
Makalah eptik 2Makalah eptik 2
Makalah eptik 2
 
Perkembangan cybercrime dan jenis
Perkembangan cybercrime dan jenisPerkembangan cybercrime dan jenis
Perkembangan cybercrime dan jenis
 
Implikasi etis dari pemanfaatan teknologi informasi pada pegawai sekretariat ...
Implikasi etis dari pemanfaatan teknologi informasi pada pegawai sekretariat ...Implikasi etis dari pemanfaatan teknologi informasi pada pegawai sekretariat ...
Implikasi etis dari pemanfaatan teknologi informasi pada pegawai sekretariat ...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
eptik
eptikeptik
eptik
 
Makalah cyber crime
Makalah cyber crimeMakalah cyber crime
Makalah cyber crime
 
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
 
Cyber crime dan psikologi forensik
Cyber crime dan psikologi forensikCyber crime dan psikologi forensik
Cyber crime dan psikologi forensik
 
Power point eptik
Power point eptikPower point eptik
Power point eptik
 

More from Rahmat Inggi

Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareRahmat Inggi
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity TheftCyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity TheftRahmat Inggi
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft Rahmat Inggi
 
Presentase Data Digital Forensics
Presentase Data Digital ForensicsPresentase Data Digital Forensics
Presentase Data Digital ForensicsRahmat Inggi
 
A to z of cyber crime
A to z of cyber crimeA to z of cyber crime
A to z of cyber crimeRahmat Inggi
 
ANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL
ANALISIS KASUS BUKTI DIGITALANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL
ANALISIS KASUS BUKTI DIGITALRahmat Inggi
 
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumMasalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumRahmat Inggi
 
PRESESNTASE DATA FORENSIC
PRESESNTASE DATA FORENSICPRESESNTASE DATA FORENSIC
PRESESNTASE DATA FORENSICRahmat Inggi
 
TERMINOLOGI BUKTI DIGITAL
TERMINOLOGI BUKTI DIGITALTERMINOLOGI BUKTI DIGITAL
TERMINOLOGI BUKTI DIGITALRahmat Inggi
 
Bukti Digital/Digital Evidence
Bukti Digital/Digital EvidenceBukti Digital/Digital Evidence
Bukti Digital/Digital EvidenceRahmat Inggi
 

More from Rahmat Inggi (12)

Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity TheftCyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft
 
Presentase Data Digital Forensics
Presentase Data Digital ForensicsPresentase Data Digital Forensics
Presentase Data Digital Forensics
 
A to z of cyber crime
A to z of cyber crimeA to z of cyber crime
A to z of cyber crime
 
ANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL
ANALISIS KASUS BUKTI DIGITALANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL
ANALISIS KASUS BUKTI DIGITAL
 
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukumMasalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
Masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum
 
PRESESNTASE DATA FORENSIC
PRESESNTASE DATA FORENSICPRESESNTASE DATA FORENSIC
PRESESNTASE DATA FORENSIC
 
TERMINOLOGI BUKTI DIGITAL
TERMINOLOGI BUKTI DIGITALTERMINOLOGI BUKTI DIGITAL
TERMINOLOGI BUKTI DIGITAL
 
Bukti Digital/Digital Evidence
Bukti Digital/Digital EvidenceBukti Digital/Digital Evidence
Bukti Digital/Digital Evidence
 
Materi workshop
Materi workshopMateri workshop
Materi workshop
 
Materi workshop
Materi workshopMateri workshop
Materi workshop
 

CONTOH PENGUNGKAPAN KASUS CYBERCRIME DAN ANALISA BARANG BUKTI

  • 1. TUGA 2 Contoh pengungkapan kasus cybercrime dan analisa barang bukti menggunakan konsep The role play of digital evidence Terhadap barang bukti yang di sita Dosen : Yudi Prayudi,S.Si.,M.Kom Di Susun Oleh : Rahmat Inggi (16917220) PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA KOSENTRASI FORENSIKA DIGITAL FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2017 BUKTI DIGITA/DIGITAL EVIDENCE
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut “CyberCrime” atau kejahatan melalui jaringan Internet. Munculnya beberapa kasus “CyberCrime” diindonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki kedalam programmer computer. Sehingga dalam kejahatan computer dimungkinkan adanyan delik formil dan delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki computer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit megimbangi teknik kejahatan yang dilkukan dengan teknologi computer, khususnya jaringan internet dan intranet. Pengamanan secara teknis disertai dengan social pressure. Adanya banyak orang mengawasi membuat seseorang mengurungkan diri untuk melakukan kejahatan. Pendidikan etika dan moral nampaknya harus kita aktifkan kembali, khususnya untuk dunia cyberspace. Dunia internet merupakan sebuah tempat dimana kita “hidup” secara maya (virtual,digital). Di dunia ini kita dapat melakukan beberapa kegiatan yang mirip dengan kegiatan di dunia nyata (real space). Kita dapat melakukan perniagaan (commerce) atau sekedar untuk sosialisasi. Dunia maya ini juga memiliki aturan yang kita definisikan bersama. Aturan ini ada yang sama dan ada yang berbeda dengan aturan yang ada di dunia nyata dikarenakan hokum-hukum fisika tidak berlaku di dunia ini. Dua orang yang secara fisik berada di tempat yang jaraknya ribuan kilometer dapat berada di ruang virtual yang sama. Aturan yang sama antar lain sopan santun dan etika berbicara (menulis), meskipun kadang-kadang disertai dengan implementasi yang berbeda. Dengan kemajuan teknologi ini, bagi para investigator menjadi hal yang sulit di masa depan karena tantangan untuk melakukan investigasi membutuhkan keahlian khusus disebabkan semakin cangihnya jenis dan mode kejahatan yang
  • 3. akan dihadapi. Perkembangan social budaya dan teknologi juga menyajikan peluan dan tantangan bagi lembaga seperti kepolisian untuk upaya investigasi untuk memenuhi permintaan dari masyarakat, para lembaga penegag hokum ini akan memperluas sector kemitraan dengan sector swasta. Ini akan menjadi penting khususnya dalam investigasi penipuan, Devisi-devisi kejahatan cyber akan dibetuk untuk menangani kasus-kasus kejahatan yang berbasis computer. Dengan memanfaatkan kecanggihan robot akan dapat mempermudah pekerjaan kepolisian atau para lembaga investigator lainya. 1.2. Maksud dan Tujuan a. Dengan beberapa contoh kasus cybercrime di Indonesia maupun di luar negeri dapat di ketahui motif dan bentuk kejahatan yang terjadi. b. Bentuk kejahatan cybercrime beragam, sehingga para pengguna teknologi informai hendaknya memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi bentuk- bentuk kejahatan tersebut melalui sebuah pendidikan ataupun proses sosialisasi dari lembaga yang berwenang dalam hal ini departemen komunikasi dan informasi Republik Indonesia. c. Dengan beberapa contoh kasus cybercrime ini juga kita dapa mengetahui jenis dan baran bukti digital yang biasa di gunakan untuk kejahatan dalam dunia cybercrime. 1.3. Batasan Masalah Pada pembahasan kali ini diarahkan pada analisa beberapa kasus cybercrime dan barang bukti yang di temukan padasaat investigasi yang pernah terjadi diwilayah hukum Republik Indonesia menggunakan konsep The Role Play Of Digital Evidence terhadap barang bukti yang disita tersebut. 1.4. Manfaat Penulisan a. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pengguna internet/ teknologi informasi sehingga dapat mengenali secara dini bentuk- bentuk kejahatan yang memanfaatkan teknologi informasi b. Diharapkan kepada ahli digital forensik dapat membedakan peran Digital Evidence berdasarkan konsep The Role Play Of Digital Evidence.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Digital Evidence Sebelum ke contoh kasus terlebih dahulu saya akan menjelaskan Role Of Evidence tentang Open dan close System dan relayed by digital device yang bersumber dari buku Angus McKenzie Marchall yang berjudul Digital Corensics, Digital Evidence in Criminal Invesigation. Dalam buku tersebut agus marshall mengatakan bahwa digital device terbagi menjadi dua macam yaitu Closed Systems dan Open Systems. a. Closed System Closed system adalah sebuah system yang tidak pernah terkoneksi dengan internet. Dengan tidak terkoneksinya dengan internet yang berarti bahwa system tersebut terisolasi sehingga system itu ebih mudah untuk dikontrol. Setiap system yang tertutup dapat mebuat jaringan sendiri dan saling terkoneksi satu sama lain. System yang tertutup terbentuk dari beberapa system yang saling terhubung namun tidak terkoneksi dengan internet. b. Open System Open system adalah kebalikan dari Closed system. Jika di closed system semua system nya tidak pernah terkoneksi dengan internet. Maka open system semua systemnya terkoneksi dengan internet baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak peduli seberapa besar atau kecil jaringan system yang ada yang penting telah terkoneksi dengan internet maka system tersebut dapat dikatakan open system. Rule of Evidence / Peran Digital Device Menurut Angus McKenzie Marshal melalui bukunya yang berjudul Digital Forensic, Digital Evidence in criminal Investigation peran digital device terbagi atas 5 yaitu : 1. Witnes Witnes/Saksi merupakan pengamat pasif dalam sebuah kejadian. Witness tidak memiliki kontak langsun dengan pihat yang terlibat dalam sebuah kasus. Tetapi witness bias menggambarkan aktivitas, kondisi lingkungan, dan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut.
  • 5. Witness dalam konsep digital merupakan system yang dapat mengamati kasus yang berkaitan dengan kejadian yang sedang diinvestigasi. Sebagai contoh CCTV dalam sebuah kasus. CCTV tersebut menjadi saksi yang merekam kejadian yang sedang berlangsung CCTV akan erekam kejadian kedalam harddisk. Namau tidak semua saksi adalah murni saksi. Diantara saksi tersebut mungin memiliki keterlibatan dalam aktivitas atau kasus yang terjadi. 2. Tools Sebuah tool dalam konteks ini merupakan sesuatu yang mempermudah kejadian tersebut, tetapi bukan yang utamanya. Tools tersebut dapat berupa software, sebuah device atau perangkat jadingan yang lengkap. 3. Accomplice Accomplice merupakan sesuatu yang mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasislan suatu aktivitas. Tanpanya aktivitas tersebut tidak akan terjadi. Sistem digital tidak dapat membedakan mana yang baik buruk dan juga tidak mengerti akan hokum. Baik buruknya system digital ditentukan oeh penggunanya. Namu, system digital dapat berperan sebagai accomplice ketika terlibat kontak langsung dengan pelaku. Apabila pelaku menemukan sebuah celah atau kelemahan pada sebuah system, maka pelaku dapat memanfaatkan celah tersebut untuk ditanamkan malware seperti virus, Trojan dan sebagainya pada system tersebut. Yang akan membuat system terinfeksi malware, tentunya hal ini akan menjadi accomplice si pelaku untuk melakukan kejahatan. 4. Victim Victim atau korban merupakan target dari serangan. Dalam konteks system digital, jarang ditemukan kondisi dimana system adalah murni target dari serangan. Serangan yang terjadi pada system biasanya digunakan sebagai alat untuk menyerang organisasi atau individu yang berkaitan dengan system. Dalam perakteknya, harus diteliti lebih lanjut lagi untu melihat apakah victim ini dapat menjadi accomplice atau tidak 5. Guardian Guardian merupakan pelindung dari serangan. Sebuah kejahatan hanya akan terjadi tanpa adanya penjagaan yang baik dari system. Semakin baik perlindungan didalam system maka semakin sulit pelaku untuk memberikan serangan.
  • 6. 2.2 Contoh Kasus CyberCrime Berikut ini beberapa contoh kasus pengungkapan CyberCrime yang menginformasikan jenis barang bukti yang disita dalam kasus tersebut dan analisa menggunakan Konsep The Role Play of Digital Evidence terhadap barang bukti yang di sita tersebut. 1. Polres Bogor ciduk 31 WNA Tiongkok karena diduga terlibat penipuan http://www.antaranews.com/berita/568778/polres-bogor-ciduk-31-wna-tiongkok- karena-diduga-terlibat-penipuan Bogor (ANTARA News) - Tim Polri dari Polres Bogor Kota dan Unit Cyber Crime Bareskrim Polri mengamankan 31 warga negara asing (WNA) asal Tiongkok yang diduga melakukan kejahatan trans nasional yakni penipuan online atau cyber fraud. "Sampai saat ini 31 WNA Tiongkok masih menjalani pemeriksaan, kita lakukan investigasi dan tes urine," kata Kepala Bagian Ops Polres Bogor Kota Komisaris Polisi Prasetyo Purbo Nurcahyo kepada ANTARA, Selasa. Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 31 WNA asal Tiongkok diamankan oleh petugas dalam operasi gabungan Polres Bogor Kota dan Kantor Imigrasi Bogor. Berlokasi di Perumahan Villa Duta Jl Kingkilaban Nomor 2-4, Kecamatan Bogor Timur, Senin malam. Menurut Prasetyo mereka (WNA Tiongkok-red) datang ke Indonesia secara perorangan sejak April 2016 lalu. Lalu tinggal menetap di perumahan mewah di wilayah hukum Kota Bogor. "Mereka terdiri atas 22 orang laki-laki dan sembilan orang perempuan. Mereka bukan pula pasangan, diduga perempuan digunakan untuk menyakinkan korbannya," katanya. Mereka diduga melakukan aktivitas ilegal yakni penipuan secara online atau cyber fraud dengan sasaran warga negara Tiongkok yang ada di Indonesia. Dilihat dari jumlahnya, diduga mereka sindikat atau komplotan. "Ini merupakan jaringan internasional, tetapi sasaran korban mereka adalah orang- orang Tiongkok yang tinggal di Indonesia," katanya. Selain mengamankan para WNA, anggota tim gabungan Polres Bogor Kota dan Kantor Imigrasi yang berjumlah 30 orang juga mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya, 25 unit telepon rumah, 34 unit telepon seluler, 14 unit modem aktif, 16 unit modem tidak aktif, dua unit laptop, satu unit mobil Fortuner warna hitam dengan Nomor Polisi B 1290 BJN, satu unit sepeda motor Kawasaki Ninja dengan Nomor Polisi F 4593 DD, empat unit HT dan satu unit printer. "Pemeriksaan sementara dari Imigrasi, mereka (WNA Tiongkok) tidak memiliki dokumen sah. Menurut pengakuan mereka, dokumen dikumpulkan di satu orang yang menempatkan mereka," kata Pras.
  • 7. Bukti Digital  25 Unit Telepon rumah  34 Unit telepon seluler  30 Unit Modem  2 Unit leptop Peran Dari Bukti Digital  Semua barang bukti yang disita berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware. 2. WN Bulgaria diduga bobol ATM di Lombok http://www.antaranews.com/berita/573504/wn-bulgaria-diduga-bobol-atm-di-lombok Lombok Barat (ANTARA News) - Anggota Polisi Resor Lombok Barat menangkap Yulee Stevanov Chekalarov (51), warga negara Bulgaria karena diduga membobol mesin ATM di kawasan wisata Gili Air, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Kepala Polisi Resor Lombok Barat AKPB Wingky Adhityo, kepada wartawan di Mataram, Sabtu, menjelaskan warga negara Bulgaria tersebut berhasil ditangkap di Pelabuhan Padang Bai, Bali, pada Kamis (14/7). "Kami terlambat dua hari menerima laporan, tapi setelah dilakukan pemetaan dan mengambil keterangan saksi dan barang bukti, disimpulkan terduga pelaku pembobolan ATM mengarah ke warga negara Bulgaria itu," katanya. Selain menangkap terduga pelaku, kata Wingky, ia mengamankan sejumlah barang bukti berupa tiga unit telepon genggam berisi pesan singkat yang diduga ada kaitan dengan tindak pidana, tiga buah rangkaian modul perangkat elektronik yang diduga digunakan untuk mentransfer dan mengisi baterai peralatan alat "spy cam". Barang bukti lain yang disita berupa "hardisk" eksternal denga memori 1 terra, modem wifi, USB on the go, paspor dan visa terduga pelaku, pinset, obeng dan kunci L. "Barang bukti dan terduga pelaku sudah diamankan di Mapolres Lombok Barat," ujarnya. Modus dugaan pembobolan mesin ATM Bank Mandiri dan Bank BNI di Gili Air, kata dia, yakni pelaku memasang "skimmer" (alat pembaca untuk merekam kartu) dan memasang kamera tersembunyi untuk mengetahui PIN ATM korban. Alat penyadap tersebut dipasang di mesin target (ATM Bank Mandiri dan Bank BNI) di kawasan wisata Gili Air. Pelaku mulai aksi pencurian data nasabah dengan memasang alat "skimmer dan spy cam" pada mulut "entry" tombol ATM.
  • 8. Melalui alat "spy cam", pelaku menduplikasi data nomor pada kartu ATM dan pin korban menggunakan kartu magnet, kemudian terbentuklah kartu ATM baru seperti milik korban. "Kasus ini masuk dalam kategori tindak pidana cyber crime dan melanggar Pasal 47 sub 45 Undang-Undang RI Nomor 11/2008 tentang ITE jo Pasal 55 KUH Pidana," katanya. Kasus penangkapan pelaku pembobolan mesin ATM di kawasan wisata tiga gili di Kabupaten Lombok Utara, sudah yang kedua kalinya. Sebelumnya, Polres Lombok Barat berhasil menangkap dua warga Turki berinisial AZ dan VI yang diduga akan membobol mesin ATM di kawasan wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara pada Juni 2016. Bukti Digital  Telephone Gengam  Rangkaian Modul Prangkat Elektronik  Harddisk 1 Tera  USB on the go Peran Dari Bukti Digital  Rangkian modul prangkat elektronik dan USB on the go berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.  Telephone Genggam dan Harddisk sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena dengan Telephone Genggam dan Harddisk kita dapat melihat komunikasi yang diduga ada kaitanya dengan tindak pidana, sedangkan hardisk bisajadi untuk menyimpan data-data atau aplikasi spy cam aktivitasnya terekam di dalamnya. 3. Polda Metro bongkar penipuan via surat elektronik http://www.antaranews.com/berita/405906/polda-metro-bongkar-penipuan-via-surat- elektronik Jakarta (ANTARA News) - Aparat Polda Metro Jaya telah mengungkap kasus penipuan bermodus peratasan surat elektronik yang merugikan korbannya hingga ratusan ribu dolar AS. "Tersangka berjumlah lima orang. Atas perbuatannya meretas surel PT H dan PT A yang ada di Amerika Serikat, mereka mendapatkan uang mencapai 229.479,25 dolar AS," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto di Jakarta, Rabu. Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Edy Suwandono mengatakan mereka meretas surel PT H dan PT A sehingga surel tersebut seolah-olah milik PT Dongan Kreasi Indonesia (DKI) yang melakukan bisnis rambut palsu.
  • 9. PT DKI selama ini memang melakukan hubungan bisnis dengan beberapa perusahaan di Amerika Serikat, termasuk PT H dan PT A. Komunikasi untuk pemesanan dilakukan melalui surel. Setelah mendapatkan pesanan, PT DKI kemudian mengirimkan rambut palsu. "Suatu ketika PT DKI menanyakan pembayaran terhadap barang yang sudah dikirim. Namun, rekan bisnisnya di Amerika Serikat menyatakan bahwa pembayaran barang pesanan sudah dikirim ke rekening sesuai dengan permintaan melalui surel. Setelah ditelusuri, ternyata rekening tersebut bukan milik PT DKI," tutur Edy. Ternyata, melalui surel milik PT H dan PT A yang sudah diretas menjadi seolah-olah milik PT DKI, para pelaku menyuruh rekan bisnis perusahaan tersebut untuk mentransfer ke rekening lain dengan alasan ada perubahan nomor rekening. "Akibatnya, PT H mentransfer uang 156.667,50 dolar AS ke rekening PT JDI dan PT A mentransfer uang 72.801,75 ke rekening milik PT MS," jelas Edy. Dalam kasus tersebut, polisi telah menangkap lima orang pelaku berinisial K, I, F, FF, dan DS. Polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu bendel rekening koran, empat lembar foto kopi bilyet giro, satu lembar kartu nama PT MS, dua lembar perjanjian kerja sama, satu bendel proposal, satu buah buku rekening, dua buah kartu ATM, satu buah key Internet banking, tiga unit ponsel, satu buah KTP, dan uang Rp154.060.000. "Para pelaku akan dijerat menggunakan Pasal 378 KUHP tentang Penipuan, Pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan, Pasal 3, 4 dan 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang serta Pasal 82 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang transfer dana juncto Pasal 55 KUHP," kata Edy. Bukti Digital  Rekenin Koran  Key Internet Banking  Ponsel Peran Dari Bukti Digital  Alat Ponsel dan key Internet Banking berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.  Rekenin Koran berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena Rekenin Koran dapat kita mengetahui transaksi yang dilakukan antara sitersangka dan korban dalam hal transfer uang, sehingga segala aktivitas transfer terekam di dalam rekening koran tersebut.
  • 10. 4. Mabes Polri tangkap pelaku penipuan online http://www.antaranews.com/berita/407230/mabes-polri-tangkap-pelaku-penipuan- online Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Subdit 3 Direktorat Tindak Pidana Umum (Tipidum) Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri menangkap terduga pelaku penipuan online yang beberapa di antaranya adalah warga negara China. "Informasi awal, para Penyidik Subdit 3 Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri sekitar pukul 19.30 WIB telah menangkap para pelaku penipuanonline WN China," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Ronny F Sompie dalam pesan singkatnya, di Jakarta, Kamis (28/11) malam. Ronny mengatakan tempat kejadian perkara (TKP) berada di Jalan Puspita Loka F2 no 12 B BSD City, Tangerang Selatan dengan tersangka 48 orang warga negara asing yang terdiri dari 16 perempuan dan 32 orang laki-laki. Selain itu, menurut dia dalam penangkapan itu juga diamankan tiga orang warga negara Indonesia. "Barang bukti (yang diamankan), yaitu laptop, telepon wireless, konektor, modem, dan paspor," ujarnya. Selain itu menurut Ronny, tim penyidik juga sedang menggerebek TKP di Apartemen Mediterania di jalan Rajawali Selatan 4 nomor 1 Kemayoran. Menurut dia, informasi lebih lanjut akan segera dilengkapi terkait penggerebekan di lokasi kedua. Bukti Digital  Leptop  Telepon Wreless  Konektor  Modem Peran Dari Bukti Digital  Alat Leptop,Telepon Wreless,Konektor dan modem berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware. 5. Unit Cyber Crime Polda Jatim ringkus pengunggah video porno anak http://www.antaranews.com/berita/498786/unit-cyber-crime-polda-jatim-ringkus- pengunggah-video-porno-anak Surabaya (ANTARA NEWS) - Unit "Cyber Crime" Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur meringkus tersangka pengunggah file berisi video porno anak-anak, MSA (19), warga Trenggalek. "Tersangka ditangkap di Trenggalek, tapi TKP (tempat kejadian perkara) video porno anak-anak itu di suatu lokasi di Madiun," kata Direskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Muhammad Nur Rohman di Balai Wartawan, Mapolda Jatim, Jumat.
  • 11. Didampingi Kabid Humas Polda Jatim AKBP RP Argo Yuwono SIK MSi, ia menjelaskan modus yang dilakukan tersangka dengan memiliki akun facebook dan "link blog" yang mendapatkan file video porno itu dari group facebook dalam jaringannya. "Motif tersangka yang bekerja di warnet dan baru saja diterima mendaftar PTN itu untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, karena dengan mengunggah dalam group facebook akan mendapatkan uang dolar," katanya. Apalagi, tersangka mendapatkan like (dalam group facebook) hingga 900 kali, sehingga ratingnya akan tinggi dan keuntungannya juga akan semakin meningkat, meski file yang diunggah itu tergolong lama (2012), tapi motifnya adalah ekonomi (uang). "Kami masih mengembangkan kasusnya dengan orang yang pertama kali mengunggah dalam grup facebook itu. Awalnya, kami mendapatkan laporan dari staf KPA Jatim tentang file berisi video anak-anak yang berusia 6-7 tahun tapi bertindak asusila," katanya. Meski masih dikembangkan, tersangka MSA akan dijerat dengan Pasal 27 ayat 1 dan Pasal 45 ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman hukuman enam tahun penjara dan denda Rp1 miliar. Barang bukti yang disita polisi adalah satu unit handphone (alat pembuat video porno), satu unit flashdisk, satu unit CPU, dan "print out" blog yang berisi link porno. Dalam barang bukti rekaman video bermuatan porno itu terlihat ada "sutradara" yang memaksa dua anak-anak berusia 6-7 tahun (seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan) untuk melakukan perbuatan asusila, lalu orang itu merekam dengan HP. "Itu (sutradara) masih didalami, karena kasus itu memang sedang dikembangkan," katanya. Secara terpisah, MSA ketika dikonfirmasi mengaku dirinya hanya iseng saat menjadi penjaga warnet. "Iseng saja, kok, saya mendapat kiriman dari teman, lalu saya unggah," katanya, singkat. Bukti Digital  Handphone  Flashdisk  CPU  Print out Link Situs Porno Peran Dari Bukti Digital  Alat Handphone dan CPU berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.
  • 12.  Flashdisk dan Print out Link Situs porno berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena dengan Flashdisk dan Print out Link Situs porno data dari computer dapat di simpan di flashdisk sedangkan link situs porno tersebut menjadi saksi aktivitas untuk mencari video porno. 6. Polda Metro Jaya bongkar penjualan DVD porno online http://www.antaranews.com/berita/368475/polda-metro-jaya-bongkar-penjualan-dvd- porno-online Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) membongkar penjualan cakram digital (DVD) film porno secara dalam jaringan Internet (online), dan menangkap tersangka LT (40). LT menjadi penyedia yang memiliki piranti penyimpang (hard disk) berisi puluhan film, kata Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Putut Eko Bayuseno, di Jakarta, Kamis. "Tersangka menjual DVD film porno secara online seharga Rp100.000 per keping," katanya. Putut mengatakan tersangka LT mempromosikan penjualan DVD film porno secara online melalui laman www.dvdstorexx.com yang kini diblokir. Polisi juga meringkus WR, yang berperan menggandakan, menawarkan dan menyebarkan video film porno melalui situs http://jualbelibokep.com yang kini juga diblokir. Kepala Subdirektorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Audie Latuheru, mengemukakan bahwa pelaku sudah beroperasi selama setahun. Audie mengungkapkan, tersangka menyediakan film dewasa aktor barat dan Asia di Internet, kemudian mengunduh dalam bentuk DVD. "Pelaku mengirimkan pesanan melalui jasa pengiriman," ujar Audie. Selain itu, polisi menyita lima dus berisi DVD film porno, empat dus DVD kosong, tiga unit komputer (CPU)O, satu dus berisi resi paket pengiriman jasa, satu modem, dua buku tabungan, dan satu hard disk eksternal. Pelaku diancam Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan Pasal 7 juncto Pasal 33 Undang- Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara. Bukti Digital  DVD Film Porno  Komputer  Modem
  • 13.  Harddisk Eksternal Peran Dari Bukti Digital  Alat Komputer dan modem berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.  DVD dan Harddisk Eksternal berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena dengan DVD dan Harddisk Eksternal mereka dapat menggandakan dan menyimpan filem Porno tersebut, sehingga segala aktivitasnya terekam di dalamnya. 7. Penipuan yang dilakukan warga Nigeria dibantu warga Indonesia terhadap PT AP dan PT BE http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/24/17561041/Kejahatan.di.Dunia.Maya. Kian.Berbahaya Berdasarkan data Polda Metro Jaya, kejahatan lewat internet yang dilaporkan ke Subdit Cyber Crime mencapai 601 kasus pada 2013 atau sekitar 50 kasus per bulan. ”Untuk saat ini, kami bisa menerima sekitar 70 kasus per bulan,” kata Duha. Kasus yang beberapa waktu terakhir diungkap jajaran Polda Metro Jaya di antaranya penipuan yang dilakukan warga Nigeria dibantu warga Indonesia terhadap PT AP dan PT BE. Pelaku mencegat percakapan e-mail dua perusahaan yang tengah bertransaksi. Pelaku DS, warga Nigeria yang masih buron, memalsukan e-mail kedua perusahaan itu. Kedua perusahaan itu merasa tengah berkomunikasi dengan mitranya, padahal dengan tersangka sehingga mereka bersedia saat diminta mentransfer uang senilai miliaran rupiah. ”Warga Nigeria ini memanfaatkan warga Indonesia, biasanya perempuan, untuk diperistri guna mencari rekening buat menampung hasil penipuan,” kata Duha. Para pelaku melakukan e-mail sniffing dengan memakai tool atau software untuk mengendus aliran lalu lintas data keluar dan masuk komputer yang terhubung ke jaringan. Kasus lain adalah ditangkapnya warga Nigeria, AO alias Az, oleh jajaran Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum karena menipu perusahaan di Rusia, Ghips Biruinta, hingga senilai Rp 3,7 miliar. Pelaku mengirim e-mail seolah-olah dari Top Glove, perusahaan Malaysia yang bekerja sama dengan perusahaan Ghips, meminta pembayaran atas transaksi sejumlah barang. Pelaku bekerja sama dengan warga Indonesia yang berperan menampung uang hasil penipuan.
  • 14. Selain penipuan lewat e-mail, kasus yang ditangani Polda di antaranya penipuan di media sosial, pornografi anak, hingga pencurian data. Duha mengimbau pengguna internet untuk lebih hati-hati dan waspada. ”Pastikan jika bertransaksi lewat e-mail agar mengecek atau mengonfirmasi. Jika membeli barang online, beli dari perusahaan yang sudah terkenal atau familier. Agar lebih pasti, lakukan transaksi COD (cash on delivery),” katanya. (RAY) Bukti Digital  Alat Sniffing  E-Mail  Komputer Peran Dari Bukti Digital  Alat Sniffing berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.  E-mail berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena dengan e-mail mereka melakukan transaksi sehingga segala aktivitasnya terekam di dalamnya.
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit megimbangi teknik kejahatan yang dilkukan dengan teknologi computer, khususnya jaringan internet dan intranet. Pengamanan secara teknis disertai dengan social pressure. Adanya banyak orang mengawasi membuat seseorang mengurungkan diri untuk melakukan kejahatan. Pendidikan etika dan moral nampaknya harus kita aktifkan kembali, khususnya untuk dunia cyberspace. Dunia internet merupakan sebuah tempat dimana kita “hidup” secara maya (virtual,digital). Di dunia ini kita dapat melakukan beberapa kegiatan yang mirip dengan kegiatan di dunia nyata (real space). Kita dapat melakukan perniagaan (commerce) atau sekedar untuk sosialisasi. Dunia maya ini juga memiliki aturan yang kita definisikan bersama. Aturan ini ada yang sama dan ada yang berbeda dengan aturan yang ada di dunia nyata dikarenakan hokum-hukum fisika tidak berlaku di dunia ini. Dua orang yang secara fisik berada di tempat yang jaraknya ribuan kilometer dapat berada di ruang virtual yang sama. Aturan yang sama antar lain sopan santun dan etika berbicara (menulis), meskipun kadang-kadang disertai dengan implementasi yang berbeda. Selanjutnya dalam hal Digital Device terbagi atas 2 macam yaitu Closed Sistem (Device atau peralatan yang tidak terhubung dengan dunia luar atau internet) dan Open Sistem (Perangkat yang terhubung dengan akses internet) selain itu juga peran digital device terbagi atas 5 bagian yaitu Witness,Tools,Acomplice,Viktim dan guardiam.
  • 16. REFERENSI  Marshall, A. M. (2008). Digital Forensics - Digital Evidence in Criminal Investigation. A John Wiley & Sons, Ltd.  www.antaranews.com  http://megapolitan.kompas.com