1. 24/12/13
[115] Kampanye Kembangkitan Pemuda Pemuda Menggugat Demokrasi!
Kampanye Kembangkitan Pemuda Pemuda Menggugat Demokrasi!
Tuesday, 12 Novemb er 2013 22:35
Demokrasi memb ajak pemuda dengan menjauhkan
pemuda dari peran b esarnya seb agai agen
perub ahan.
Momentum kebangkitan pemuda bulan Oktober
identik dengan peran besar pemuda dalam proses
perjalanan bangsa. Krisis multidimensi membuat
masyarakat semakin sulit, Indonesia sampai saat ini
belum bangkit.
Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) DPD Kota Bandung, Ipank Fatin
Abdullah, menyoroti mekanisme demokrasi di negeri
ini yang justru tidak memihak kepada rakyat, malah
penampuk kekuasaan memperkaya diri sendiri.
"Tidak memihak rakyat malah memperkaya pemilik
modal swasta maupun asing," ujarnya dalam Kampanye Kebangkitan Pemuda 2013, Ahad (27/10) di Gedung Merdeka,
Asia Afrika, Bandung.
Kehidupan liberal demokrasi juga, menurut Ipank, membuat pemuda kehilangan integritasnya dengan menjadi pemuda
induvidualis, hedonis dan tak acuh terhadap lingkungan sekitar. "Ini membuat potensi pemuda menjadi mandul,"
paparnya.
Maka dari itu, para pemuda baik pelajar dan mahasiswa menyatakan menolak demokrasi dalam setiap aspek kehidupan.
"Demokrasi membajak pemuda dengan menjauhkan pemuda dari peran besarnya sebagai agen perubahan," serunya.
Muhammad Irsyad Mu'tashim Billah, pelajar SMP Khoiru Ummah Tanjungsari Sumedang dalam orasinya menuturkan,
terjebaknya kalangan pelajar dengan kehidupan yang liberal akibat diterapkannya sistem demokrasi.
“Pelajar jangan terjebak, sudah saatnya kita ikut berjuang memperjuangkan tegaknya kembali khilafah,” ucapnya tegas.
Diskusi Intelektual
Sehari sebelum aksi Kampanye terbuka, Lajnah Khusus Mahasiwa HTI menggelar Islamic Intelektual (IIM) Meeting, Sabtu
(26/10) di Kampus STIMIK AMIK Bandung. Ruston Firmansyah Aktivis Badan Kordinasi Lembaga Dakwah Kampus
(BKLDK) Jawa Barat mengatakan antara demokrasi dan Islam, tidak bisa disamakan walaupun dari keduanya ada istilah
yang “sama”.
“Banyak orang yang menganggap sama antara demokrasi dengan Islam, bahkan menyebutkan demokrasi bagian dari
Islam karena sama-sama memiliki konsep musyawarah. Padahal jika kita pelajari lebih dalam, ternyata latar belakang dan
landasan keduanya sangat berbeda,” ujarnya di hadapan ratusan peserta dari berbagai kampus di Bandung.
Menurutnya BKLDK memiliki Proyek Kampus Bersih dari Miras, Narkoba dan Fenomena ‘Ayam Kampus’ yang merupakan
produk dari demokrasi. Dari proyek ini diharapkan LDK-LDK se-Bandung Raya dapat menjadikan Islam sebagai solusi
atas permasalahan ini.
Hal senada ditegaskan Rezaldi Harisman, aktivis GEMA Pembebasan Jawa Barat. Menurutnya, demokrasi itu manis di
kata pahit dirasa. Karena, banyak orang slogan-slogan yang ditawarkan demokrasi sangat menyentuh hati, namun pada
faktanya masyarakat banyak mengalami kesengsaraan ketika diterapkan demokrasi.
“Dalam demokrasi suara mayoritas menjadi legitimasi hukum, namun pada faktanya justru kebalikannya. Pemerintah
bersikeras menaikkan harga BBM, padahal saat yang sama mayoritas rakyat indonesia baik di kota maupun desa menolak
kebijakan ini,” pungkasnya.[] fatih mujahid
www.mediaumat.com/media-nasional/5044-115-kampanye-kembangkitan-pemuda-pemuda-menggugat-demokrasi.html
1/1