1. BBPP BATU PEDULI GUNUNG KELUD
P
ada hari kamis, tanggal 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB telah terjadi bencana
meletusnya gunung kelud yang berada di kabupaten Kediri Jawa Timur yang
berdampak pada rusaknya fasilitas dan juga sarana prasarana dibeberapa
kecamatan yang berada di wilayah kabupaten kediri, Blitar dan juga Malang.
Daerah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, adalah salah satu daerah yang parah
terkena dampak erupsi. Selain abu tebal yang mencapai 20 – 30 cm juga terkena lontaran
batu diameter 5-8 centimeter. Atap-atap rumah tertimpa pasir sehingga beberapa rumah,
sekolah, toko dan lainnya roboh.
Berdasarkan kondisi tersebut maka wilayah-wilayah yang terkena dampak berat erupsi
kelud penduduknya direlokasi ketempat yang lebih aman. Untuk kabupaten Malang
pengungsi berasal dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Pujon, Kasembon dan Ngantang,
jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 25 ribu jiwa. Lokasi pengungsi tersebar di
sebagian wilayah Kasembon dan Pare Kediri, Pujon serta Kota Batu. (sumber :
LENSAINDONESIA.COM)
Sebagai bentuk kepedulian atas bencana yang terjadi di gunung kelud, maka BBPP Batu
pada hari Jum’at tanggal 14 Februari 2014, membuka posko pengungsian bagi pengungsi
erupsi kelud yang berasal dari kecamatan ngantang dan sekitarnya.
2. Posko pengungsian di BBPP Batu dipusatkan di
Hall Brizanta BBPP Batu, diperkirakan jumlah
pengungsi yang dapat ditampung di BBPP Batu
sejumlah 300 orang pengungsi. Sejak pagi hari
seluruh karyawan dan karyawati BBPP Batu bahu
membahu menyiapkan segala sesuatunya dalam
rangka menyiapkan posko bagi pengungsi gunung
kelud.
Pada hari jum’at pukul 14. 30 WIB gelombang pengungsi mulai berdatangan menuju posko
pengungsian di BBPP batu, pada hari pertama jumlah pengungsi yang berada di BBPP batu
berjumlah 250 orang yang berasal dari wilayah sekitar ngantang dan kasembon. Sedangkan
total jumlah pengungsi sampai dengan tanggal 18 februari 2014 berjumlah 301 orang.
3. D
emi kenyamanan para pengungsi dan agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka
penempatan para pengungsi dipisahkan untuk
pengungsi yang membawa bayi, lansia, dan pengungsi
yang sehat.
Bagi pengungsi yang membawa bayi dan juga lansia
ditempatkan pada kamar asrama tersendiri yang
dipisahkan dengan pengungsi lain. dimana kamar
tersebut diposisikan dekat dengan posko kesehatan
sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat
segera tertangani.
Mengenai masalah konsumsi bagi para pengungsi diserahkan kepada ibu-ibu dharma wanita
BBPP Batu.
Dalam penanganan bagi pengungsi, BBPP batu bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
diantaranya adalah Basarnas, Dinas kesehatan dan juga para relawan.
4. S
elain bentuk kepedulian dengan menyiapkan posko
pengungsian bagi para korban erupsi gunung kelud,
BBPP Batu juga menyalurkan bantuan berupa pakan
ternak konsentrat untuk sapi perah dan kambing kepada
korban erupsi kelud yang berada di
wilayah kecamatan Ngantang. Bantuan ini
bertujuan untuk memberikan jaminan
bagi kehidupan ternak, meringanan
beban secara materiil bagi peternak
korban erupsi kelud serta bertujuan
untuk mengedukasi peternak tentang
jenis- jenis pakan.
Bentuk kepedulian lain dari BBPP Batu adalah memfasilitasi penanganan kesehatan hewan,
meliputi penanganan kesehatan ternak dilokasi bencana, memberikan bimbingan
penanganan ternak yang terkena dampak erupsi, menyebarkan selebaran tentang cara-cara
penanganan ternak yang terkena erupsi serta memberikan bimbingan teknis sanitasi
lingkungan kandang.
U
paya lain yang dilakukan oleh BBPP Batu dalam rangka mengisi kekosongan dan
menghindari kejenuhan bagi para pengungsi dilokasi pengungsian BBPP Batu
adalah dengan memberikan pelatihan/bimbingan kepada ibu-ibu dan remaja putri
korban erupsi antara lain dengan memberi pelatihan pengolahan hasil ternak (susu dan
daging) diantaranya adalah praktek pembuatan stik susu, permen susu, nugget dll. Kegiatan
ini bertujuan untuk menambah ketrampilan ibu-ibu dan remaja putri korban erupsi sehingga
saat mereka kembali ke daerah asalnya dapat mengembangkan ketrampilan yang bermuara
pada peningkatan pendapatan. (Admin & Dwi Lestari).