1. PANCASILA
SEBAGAI FALSAFAH NEGARA
Disusun Oleh :
Raihanah Artanti
(23011430019)
Dosen Pengampu :
Andi Saputra, M. Bmd
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
2. A. Pengertian Pancasila
Falsafah Pancasila terbentuk dari suatu konsep ruang bangsa Indonesia
atas dirinya dalam memandang relasi antara manusia dalam hubungan vertikal
dengan Tuhannya dan dalam hubungan relasi horizontal dengan sesama manusia.
Dalam konsep hubungan dualitas ini, Pancasila menerapkan dua nilai yang
tertanam dalam ruang kesadarannya yaitu nilai religiositas dan nilai komunal.
Nilai religiositas merupakan nilai-nilai atas keyakinan akan adanya kekuatan
utama sebagai pengendali atas konsep ruang dan waktu manusia. Konsep nilai
komunal keberagaman menunjukkan adanya suatu kesadaran akan adanya
hubungan relasi sesama manusia yang hidup bersama dalam sebuah rumah
bernama Indonesia. Nilai komunalitas ini tercipta dalam kesadaran manusia
Indonesia untuk dapat menerima beragam perbedaan dalam negara Indonesia.
Indonesia menjadi taman sari internasional di mana di Indonesia terdapat beragam
masukan nilai-nilai luar sebagai proses globalisasi yang telah terjadi berabad
lamanya. Nilai-nilai tersebut tersemai dan menyuburkan taman-taman akal budi
manusia Indonesia. (Waristaatmadja,2020).
1. Secara Etimologis (Asal Kata)
Secara etimologis,istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana). Adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan Pancasila
memilki dua macam arti secara leksikal yaitu: “Panca” artinya “lima”
“syila”vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar” “syiila” vokal i
pendek artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh.
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa
diartikan “susila“ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu
secara etimologis kata Pancasila yang dimaksudkan adalah istilah “Panca Syilla”
dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau
secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila”
dengan huruf Dewanagari bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
3. 2. Pengertian Pancasila secara Historis
Proses perumusan dasar negara diawali pada sidang BPUPKI yang pertama,
Dr. Radjiman Wedyodiningrat yang memimpin pembahasan pada sidang tersebut.
Kemudian tampilah tiga tokoh pembbicara yang mengemukakan gagasan mereka
tentang rumusan dasar Negara. Mereka adalah Muh.Yamin, Mr.Soepomo, dan
Ir.Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian
untuk memberikan nama pancasila yang artinya lima dasar, hal ini merupakan
saran dari salah satu teman dari Ir. Soekarno yang merupakan ahli bahas.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945
disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di
mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai satu dasar negara yang
diberi nama Pancasila.Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa
indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan
UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila, namun yang dimaksudkan Dasar
Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah Pancasila. Hal ini
didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon
rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara
bulat.
3. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkanNegara Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan Negara
sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam
sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD Negara
Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri
atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang
berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan
Tambahan terdiri atas 2 ayat.
4. Dalam pembukaan UUD 1945 di dalam alinea yang ke-4 terdapat pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.( Achadi,2020).
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah
yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia,
yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia. ( Achadi,2020)
B. Pancasila Sebagai Ideologi
Pancasila sebagai ideologi menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi
negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara. Sejarah indonesia
menunjukan bahwa pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi
kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur. Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
karena dalam masing- masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi
bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar
negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,
kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang
mampu memisahkan pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. ( Astawa, 2017)
Pembentukan negara juga ditujukan sebagai alat politik guna mencapai
tujuan polity (masyarakat politik) yang terbaik atau ed dam onia (versi Plato dan
Aristoteles), atau dengan kata lain, bertujuan untuk menciptakan keadaan agar
rakyat bisa memperoleh berbagai keinginannya semaksimal mungkin. Negara
harus menjadi tempat yang memungkinkan rakyat dapat berkembang dan
menyelenggarakan daya cipta dengan sebebas-bebasnya. Pada akhirnya, muara
akhir dari tujuan negara ini adalah mampu menjadi tempat untuk menghadirkan
5. kebahagiaan bagi rakyatnya atau bonum publicum, common good, commo.
( Wartoyono,2020)
Sebagai suatu entitas negara, Indonesia juga memiliki tujuan serupa. Untuk
tiba ke tujuan tersebut, Indonesia membutuhkan berbagai daya dukung. Salah satu
daya dukung ini dapat berupa ideologi bangsa, yakni Pancasila. Dengan Pancasila,
Indonesia berupaya untuk bisa mencapai tujuan negara, yang dianggap paling
penting. Secara general, beberapa tujuan negara yang penting dicapaiadalah:
1. Melindungi masyarakat dan bangsa dari berbagai bahaya kehancuran yang
datang dari luar.
2. Melindungi masyarakat dari kehancuran yang berasal dari dalam karena
pertentangan warga sendiri dengan cara membentuk dan menegakkan hukum
untuk memelihara keadilan antara para warga.
3. Mempertinggi dan menyelenggarakan kesejahteraan umum dan memajukan
kebudayaan
Tujuan Negara ini dirangkum oleh Charles E. Merriam, sebagai berikut:
1. External Security (Keamanan ke luar)
2. Internal Order (Ketertiban di dalam)
3. Justice (Keadilan)
4. General Welfare (Kesejahteraan Umum)
5. Freedom (Kebebasan)
Dengan berkaca pada kelima tujuan penting tersebut, Indonesia pun berupaya
untuk bisa mencapai “kemakmuran bersama” (commonwealth) atau “kebaikan
bersama” (Commongood). ( Wartoyono,2020)
Pancasila sebagai sebuah ideologi, harus mampu berperan dalam menjamin
bahwa tujuan negara Indonesia dapat tercapai. Indonesia adalah organisasi
tertinggi bagi seluruh rakyatnya, sehingga penyelenggaraannya harus dapat
dirancang secara tepat. Penyelenggaraan tersebut perlu untuk dilandasi ideologi
bangsa. Pancasila sebagai ideologi, merujuk pada kelima sila sebagai landasan
kehidupan berbangsa dan bernegara.( Wartoyono,2020).
C. Pancasila Sebagai Filsafat
Secara etimologis istilah "filsafat" atau bahasa Inggrisnya disebut
"philosophi" berasal dari bahasa Yunani "philien" (cinta) dan "sophos"
6. (hikmah/kearifan) atau bisa juga diartikan "cinta kebijaksanaan". Makna menurut
beberapa tokoh filsafat yaitu:
Socrates : peninjauan dalam diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan adil dan bahagia.
Plato : filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth).
Dalam pencarian dan menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak
berubah.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan
menyeluruh.( Mahdi, 2012)
Sebagai falsafah negara, semua sila dalam Pancasila adalah satu kesatuan dan
memiliki dimensi struktural-hierarkis. Menurut Moh. Hatta, Pancasila memiliki
dua lapis fundamen penting, yaitu fundamen moral dan fundamen politik.
Pengakuan akan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa adalah fundamen moral, dan
empat dasar lainnya adalah fundamen politik. Pandangan senada diungkapkan
oleh Nurcholis Madjid.( Rizkianto,2022)
Bagi Madjid, sila pertama merupakan sila yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, dengan kata lain sila pertama adalah sila yang bersifat vertikal.
Adapun keempat sila lainnya adalah sila yang bersifat horizontal, karena ia
mengatur hubungan sesama manusia. Jika dilihat dari perspektif Islam, maka
keempat sila setelah sila ketuhanan dalam Pancasila itu adalah konsekuensi logis
keagamaan sekaligus kesadaran akan Berketuhanan Yang Maha Esa. Dengan
kedudukannya sebagai falsafah kenegaraan, maka kelima sila Pancasila memiliki
nilai kontrak bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia; menjadi landasan dalam
upaya membangun bangsa dan negara. Di samping karena Pancasila telah menjadi
kesepakatan bersama para pendiri bangsa, juga karena sila-sila dalam Pancasila itu
adalah tesis terakhir dalam sebuah proses politik ketika dasar negara dibicarakan
sehingga muncul keyakinan bahwa kelima sila dalam Pancasila secara konseptual
sangat tepat dengan kondisi sosiologis, politik dan psikologi masyarakat Indonesia
(Rizkianto,2022).
7. DAFTAR PUSTAKA
Achadi,W,M., (2020). Pancasila Sebagai Falsafah Negara Indonesia,
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Astawa, A, I., (2017). Makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat, Bandung:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Mahdi,M., (2012). Makalah Pancasila sebagai Falsafah Bangsa, Yogyakarta:
STMIK AMIKOM
Rizkianto,A,.( 2022). Falsafah Pancasila Sebagai Basisi Pengembangan Dakwah
Islam, Jurnal Pendidikan PKN( Pendidikan Kewarganegaraan), Vol.3
No.2 69-94
Wartoyono,. (2020). Filsafat Dan Ideologi Pancasila: Teori, Kajian Dan Isu
Kontemporer, Surakarta: UNISRI Press ISBN: 978-623-94743-8-6