Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Tunanetra merujuk pada kondisi ketidakmampuan seseorang dalam melakukan aktivitas penglihatan akibat kerusakan mata atau organ pendukung penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, klasifikasi, karakteristik, penyebab, diagnosis, strategi pembelajaran, dan kebutuhan khusus tunanetra.
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
TUNANETRA
1. TUNANETRA
D o s e n P e n g a m p u : I b u D r. S u m i y a t i , M . P d . I .
Kelompok 1 :
1. A’ida Sufrotus Sofi (20.13.00015)
2. Arum Dewi Puspita Sari (20.13.00127)
3. Putri Intan Aulia (20.13.00022)
4. Yaya Irwana (20.13.00021)
2. Pengertian Turnanetra
Tunanetra berasal darai kata tuna dan Netra. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) tuna berarti luka, rusak, kurang atau tidak
memiliki. Sementara itu Netra berarti mata atau penglihatan. Jadi,
tunanetra sendiri berarti rusak penglihatan.
Beberapa pengertian tunanetra menurut para ahli:
1. Menurut Persatuan Tunanetra Indonesia (pertuni)
Orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki pengelihatan
sama sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa
pengelihatan tetapi tidak mampu menggunakan pengelihatannya untuk
membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya
normal meskipun dibantu dengan kaca mata.
3. 2. Menurut Somantari
Tunanetra yaitu individu yang memiliki hambatan dalam melihat dikarenakan indera pengelihatannta
tidak berfungsi seperti orang normal, seseorang dikatakan tunanetra jika memiliki ketajaman pengelihatan
kurang dari 6/21 artinya membaca huruf pada jarak 6 m yang oleh orang normal dapat dibaca pada jarak
21 m atau tidak bisa melihat sama sekali.
3. Menurut Hadi
Tunanetra merupakan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang berarti adanya kerugian
yang disebabkan oleh kerusakan atau terganggunya organ mata.
4. Menurut Barraga
Tunanetra adalah individu yang mengalami gangguan fungsi pengelihatan untuk mengikuti belajar
dan mencapai prestasi secara maksimal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tunanetra adalah kondisi seseorang dimana mengalami kesulitan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang melibatkan aktivitas pengelihatan, hal ini disebabkan karena
adanya kerusakan pada mata dan organ-organ lain yang mendukung terjadinya proses pengelihatan.
4. Klasifikasi Visual Disability (Tunanetra)
▪ Klasifikasi yang dialami anak tunanetra, antara lain sebagai berikut:
Menurut Lowenfeld, (1955:219), klasifikasi tunanetra yang didasarkan pada waktu terjadinya
ketunanetraan :
➢ Tunanetra sebelum dan sejak lahir
➢ Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil
➢ Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja
➢ Tunanetra pada usia dewasa
➢ Tunanetra dalam usia lanjut
▪ Klasifikasi tunanetra berdasarkan kemampuan daya penglihatan
➢ Tunanetra ringan
➢ Tunanetra setengah berat
➢ Tunanetra berat
Menurut A kirk dan James J Gallagher membuat klasifikasi ketunanetraan:
➢ Totally blind (Tunanetra Total)
➢ Low Vision
7. Cara Mendiagnosis Tunanetra
Kebanyakan anak tunanetra berat diidentifikasi oleh orang tua dan dokter jauh sebelum mereka
masuk sekolah. Pengecualian paling umum adalah anak-anak penyandang disabilitas ganda. Ada
kemungkinan untuk kondisi lain misalnya, cerebral palsy atau autisme untuk menutupi gangguan
penglihatan. Kunci untuk mengidentifikasi adalah pemeriksaan yang komprehensif.
Gangguan penglihatan tidak hanya terjadi pada orang dewasa, bahkan anak-anak yang masih kecil
pun bisa mengalami masalah penglihatan, misalnya mata silinder atau mata minus. Mengatasi
penglihatan pada anak ini biasanya dokter mata menyarankan Si Kecil untuk menggunakan kacamata.
Namun jika gangguan penglihatan pada anak masih dalam kategori cukup ringan, terkadang dokter
tidak memberikan perawatan apapun. Biasanya gangguan mata pada anak ini terjadi karena gaya hidup
Si Kecil yang tidak sehat, misalnya terlalu sering menatap layar atau terlalu sering menggunakan gadget
8. Tanda-Tanda Gangguan Penglihatan pada Anak
Beberapa tanda-tanda anak yang mengalami mata silinder:
a. Sering mengucek mata meskipun tidak mengantuk
b. Mata terlihat berair
c. Memiringkan kepala saat melihat sesuatu
d. Menutup sebelah mata untuk bisa melihat dengan lebih focus
c. Menghindari aktivitas yang memerlukan fokus penglihatan
f. Mengeluh mata lelah hingga sakit kepala. Jika anak menunjukkan
tanda-tanda tersebut, segera periksakan mata anak ke dokter mata.
9. Strategi Pembelajaran Anak Tunanetra
A. Beberapa bentuk pendekatan pendidikan untuk anak tunanetra yang dilakukan melalui indra non visual:
➢ Braille
➢ Tactile Aids and Manipulative
➢ Technological Aids for Reading Print
➢ Teknologi asistif
➢ Tongkat pemandu dan Anjing pemandu
➢ Alat Bantu Perjalanan Elektronik
B. Beberapa pendekatan pembelajaran untuk low vision diantaranya:
➢ Efisiensi visual
➢ Penggunaan alat optik yang sesuai berdasarkan pemeriksaan professional
➢ Penggunaan tiga pendekatan dasar untuk membaca cetak
10. Anggapan yang Salah terhadap Tunanetra
1 . A n a k t u n a n e t r a m e n d e n g a r l e b i h b a i k d a n l e b i h t a j a m d a r i o r a n g a w a s
2 . M a t a s e o r a n g t u n a n e t r a a k a n b e r t a m b a h r u s a k a p a b i l a i a m e m b a c a .
m e n d e k a t k a n b u k u n y a k e m a t a n y a .
3 . P e n g l i h a t a n a k a n h i l a n g a t a u t a m b a h r u s a k a p a b i l a i a s e r i n g
m e n g g u n a k a n m a t a n y a .
4 . O r a n g s e r i n g m e n g a n g g a p s e o r a n g t u n a n e t r a m e m b u t u h k a n l a m p u d a n
c a h a y a y a n g t e r a n g u n t u k d a p a t m e l i h a t l e b i h b a i k .
5 . B a n y a k l a g i a n g g a p a n y a n g s a l a h t e n t a n g t u n a n e t r a s e p e r t i s e t i a p
t u n a n e t r a m e m b u t u h k a n k a c a m a t a , o r a n g b u t a m e l i h a t h i t a m , t u n a n e t r a
m e m p u n y a i i n d e r a k e e n a m d a n s e b a g a i n y a .
12. Secara rinci alasan dibutuhkannya bimbingan jasmani bagi tunaneta adalah :
1. Dalam perkembangan motoriknya
2. Kehilangan penglihatan membuat stimulasi penglihatan berkurang dan tidak merangsang untuk
bergerak dan bahkan membuat gerakan menjadi sulit.
3. Banyak tunanetra yang dating dari keluarga yang terlalu melindungi sehingga iatidak ada
kesempatan untuk melakukan eksplorasi lingkungan menyebabkan keterampilan motoknya tidak
terlatih.
4. Ketunanetraan tidak memberikan kesempatan untuk membetulkan gerak, gaya jalan dan sikap
tubuhnya karena ia tak bias mencontoh orang sekitarnya.
5. Tunanetra sebagai kelompok memiliki tingkat kesegaran jasmaninya jauh dibawah orang awas.
6. Mata dengan fungnya sebagai alat untuk melihat dapat berfungsi sebagai alat untuk
menyeimbangkan tubuh, oleh karena itu tunanetra memiliki keseimbangan yang kurang baik.
7. Penyimpangan sikap tubuh (posture) banya terjadi pada tunanetra.
8. Tunanetra harus hidup dihabitatnya seperti orang awas lainnya dan ia harus bersaing dengan
orang awas.
Kebutuhan Pengembangan Motorik Tunanetra