A. Latar Belakang
Mata merupakan bagian dari panca indra memiki peranan dan fungsi yang sangat penting bagi setiap manusia. Melalui indra manusia dapat mengamati terhadap lingkungan yang ada di lingkungannya. Dengan terganggunya indra penglihatan manusia maka akan hilang fungsi kemapanan visualnya untuk merekam peristiwa di lingkungannya. Sejak tahun 1940 pendidikan untuk anak yang mengalami gangguan penglihatan ( tuna netra) banyak mengalami perubahan secara drastis. Semula mereka ditempatkan dalam residential school hingga ke sekolah yang lebih terintegrasi dengan anak normal.
Sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua peserta didik baik normal maupun yang berkelainan di kelas yang sama. Pada saat ini, sebagian besar siswa tunanetra di Indonesia belajar disekolah khusus bagi tunanetra yang disebut dengan sekolah luar biasa. Akan tetapi, sebagaimana halnya negara-negara lain, kini semakin banyak siswa tunanetra yang belajar di sekolah umum bersama-sama dengan siswa-siswa pada umumnya dalam setting pendidikan inklusi. Pelayanan khusus sangat diperlukan oleh orang yang menyandang tuanetra. Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas tentang pendidikan dan bimbingan inklusi bagi siswa tuna netra.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut ;
a. Bagaimana pengertian dari anak tuna netra ?
b. Bagaimana penyebab anak tunanetra ?
c. Bagaimana perkembangan kognitif anak tunanetra ?
d. Bagaimana perkembangan motorik anak tunanetra ?
C. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut ;
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari anak tunanetra
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab anak tunanetra
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kognitif anak tunanetra.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan motorik anak tunanetra.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Tunanetra
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBBI) memaparkan bahwa tunanetra berasal dari 2 kata, yaitu tuna dan netra, tuna berarti tidak memiliki, tidak punya, luka atau rusak, sedangkan netra berarti penglihatan sehingga tunanetra berarti tidak memiliki atau rusak penglihatan. Tunanetra digunakan untuk menggambarkan tingkatan kerusakan atau gangguan penglihatan yang berat sampai pada yang sangat berat, yang dikelompokan secara umum menjadi buta dan kurang lihat.
Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni mendefiniskan bahwa orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu melihat penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kacamata. Menurut Frans Harsana Sastraningrat Tunanetra adalah suatu kondisi dari indra penglihat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini disebabkan oleh karena kerusakan pada mata, syaraf optik dan atau bagian otak yang mengolah stimulus
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Pendidikan dan Bimbingan Anak Tunanetra.pptx
1. Pendidikan dan
Bimbingan Anak
Tunanetra
OLEH ; 1. NUR HABIBAH (20161700126012)
2. NAEMAH MASALAE
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN KH.ABDUL CHALIM PACET MOJOKERTO
2. Pengertian Tunanetra
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBBI) , Tunanetra berasal dari 2 kata
yaitu Tuna yang berarti “ tidak/rusak” sedang netra berarti “penglihata”
Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni mendefiniskan bahwa orang tunanetra
adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali hingga mereka yang
masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu melihat penglihatannya
untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal
meskipun dibantu dengan kacamata.
Pengertian dari segi pendidikan, tunanetra adalah suatu cacat penglihatan
sehingga mengganggu proses belajar dan pencapaian belajar secara optimal
sehingga diperlukan metode pengajaran, pembelajaran, penyesuaian dengan
bahan pelajaran dan lingkungan belajar.
3. Klasifikasi Anak Tunanetra
Buta total Low vision
kondisi dimana seseorang tidak
dapat melihat dua jari
dimukanya atau hanya melihat
sinar atau tidak mampu
menerima rangsangan cahaya
dari luar
keadaan dimana anak masih
mampu menerima rangsangan
cahaya luar tetapi ketajamannya
lebih dari 6/21 atau jika anak
hanya mampu headine pada surat
kabar
4. Penyebab Terjadinya Ketunanetraan
Internal Eksternal
1. retinitis pigmentosa
2. Penyakit buta warna
3. Terjadi sebelum
kelahiran
4. Pada saat kelahiran
1. infeksi virus
2. tumor otak
3. Kecelakaan
Contoh Contoh
5. Perkembangan Kognitif Anak Tunanetra
Ketunanetraan tidak secara otomatis mengakibatkan
kecerdasan rendah.
Mulainya ketunaneraan tidak mempengaruhi tingkat
kecerdasan.
Anak tunanetra ternyata banyak yang berhasil mencapai
prestasi intelektual yang baik, apabila lingkungan
memberikan kesempatan dan motivasi kepada anak
tunanetra untuk berkembang
6. Tahapan-tahapan perkembangan kognitif
1. Pada tahapan sensorimotor yang
2. Tahapan pra-operasional
3. Pada tahapan praoperasional konkret
4. Pada tahapan praoperasional formal
7. Perkembangan Motorik Anak Tunanetra
Perkembangan motorik anak tunanetra cenderung lambat
dibandingkan dengan anak awas pada umumnya.
Perlambatan ini terjadi karena dalam perkembangan
perilaku motorik diperlukan adanya koordinasi fungsional
antara neuromuscular system (sistem persyarafan dan
otot) dan fungsi psikhis (kognitif, afektif, dan konatif),
serta kesempatan yang diberikan oleh lingkungan.
keterampilan gerak yang serba terbatas, serta
kurangnya keberanian dalam melakukan sesuatu)