3. P i l a r S o s i a l
Pembangunan Sosial SDGs adalah tercapainya
pemenuhan hak dasar manusia yang berkualitas
secara adil dan setara untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
3
4. Tanpa Kemiskinan
• Tingkat kemiskinan naik dari 9,03% pada
2019, menjadi 9,37% pada 2020
• Persentase Penduduk Miskin Kota
Tanjungpinang tahun 2018 sebesar 9,24%,
dilihat dari tahun 2014 menunjukkan kondisi
yang postif dan terus menurun selama kurun
waktu 5 tahun. Meskipun kondisi Nasional
pada tahun 2015 mengalami kenaikan
menjadi sebesar 11,13%.
• Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada
tahun 2020 sebesar 9,30%. Persentase ini
mengalami kenatikan dari 6,31 % di tahun
2019.
• Jumlah Penduduk Miskin Kota Tanjungpinang
tahun 2014 hingga tahun 2016 terus
menurun, namun tahun 2017 dan tahun
2018 meningkat menjadi 19,18 ribu pada
tahun 2017 dan 19,30 ribu pada tahun 2018.
Sumber : BPS Kota Tanjungpinang, 2019
4
5. Tanpa Kelaparan
• Pada tahun 2019, besarnya rata-rata
konsumsi kalori masyarakat Kota
Tanjungpinang sebesar 2.036,94 kkal per
kapita per hari. Besarnya rata-rata konsumsi
tersebut sedikit di bawah standar kecukupan
gizi menurut WNPG 2012.
• Selain konsumsi kalori, konsumsi protein juga
digunakan untuk proxy terhadap
kesejahteraan rumah tangga. Rata-rata
konsumsi protein per kapita per hari pada
tahun 2019 di Kota Tanjungpinang sebesar
64,90 gram per kapita per hari. Angka ini
cukup tinggi melebihi standar kecukupan gizi
nasional WNPG 2004.
Rata-Rata Pengeluaran per kapita Sebulan (Rupiah)
Menurut Sub Kelompok Makanan , 2019.
Sumber : Susenas, 2019
5
6. Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Angka Harapan Hidup untuk Kota
Tanjungpinang pada tahun 2019 mencapai
72,02 tahun. Ini berarti bahwa, bayi-bayi yang
dilahirkan menjelang tahun 2019 akan dapat
hidup sampai 72 tahun. Angka Harapan Hidup
Kota Tanjungpinang mengalami peningkatan
dari tahun 2015-2019. Pada tahun 2015
Tanjungpinang memiliki AHH sebesar 71,65
dan naik menjadi 72,02 dalam kurun waktu 5
tahun. Peningkatan Angka harapan Hidup
menunjukkan adanya peningkatan kualitas
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Angka harapan hidup di Kota Tanjungpinang 2015-2019
Angka kesakitan di Kota Tanjungpinang 2017-2019
6
7. Pendidikan Berkualitas
• Rata-rata lama sekolah mengalami sedikit
peningkatan dari 9,9 tahun di tahun 2019
menjadi 10,25 tahun di tahun 2020
• Perkembangan RRLS Kota Tanjungpinang dari
tahun 2012 hingga tahun 2017 terus
mengalami kenaikan, yaitu tahun 2012
sebesar 9,80 tahun dan pada tahun 2017
menjadi sebesar 9,97 tahun. Kondisi RRLS
Kota Tanjungpinang juga sejalan dengan
kondisi Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
pada tahun 2012 hingga tahun 2017 yang juga
mengalami kenaikan. Secara rinci dapat dilihat
Gambar berikut.
7
8. Kesetaraan Gender
• IPG Kota Tanjungpinang mengalami tren yang
meningkat selama tahun 2017 – 2020. Pada
tahun 2017 IPG Kota Tanjungpinang sebesar
96,46 persen, dan pada tahun 2020 mencapai
96,79 persen, meningkat 0,33 poin dibanding
tahun 2017. Tingkat IPM wanita di Kota
Tanjungpinang masih berada di bawah laki-laki,
meskipun begitu IPM wanita mengalami
peningkatan yang lebih tinggi untuk tahun
2019-2020. IPM laki-laki dan perempuan di
Kota Tanjungpinang sudah masuk dalam
kategori pencapaian tinggi (antara 70 sampai
dengan 80). Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan, kesehatan dan ekonomi
antara perempuan dan laki-laki sudah baik.
• Dalam pengukuran IPM, indeks kesehatan
dipengaruhi oleh nilai minimum dan maksimum
yang bisa dicapai. Nilai maksimum umur harapan
hidup (UHH) laki-laki adalah 82,5 tahun
sedangkan bagi perempuan 87,5 tahun.
Sedangkan untuk nilai minimum UHH laki-laki dan
perempuan masing-masing adalah 17,5 dan 22,5
tahun. Angka tersebut mengikuti standar yang
ditetapkan UNDP.
8
• Berdasarkan pada Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) oleh Badan Pusat Statistik, pada tahun
2020 UHH laki-laki adalah 70,12 dan nilai untuk
perempuan adalah sebesar 73,97. Sejak tahun 2017
nilai UHH perempuan dan laki-laki setiap tahunnya
mengalami peningkatan yang berarti bahwa tingkat
kesejahteraan dan pembangunan perempuan dan
laki-laki mengalami perbaikan.
Perkembangan UHH Perempuan,UHH Laki-laki dan UHH
Laki-laki + Perempuan Kota Tanjungpinang 2017 – 2020
10. P i l a r P e m b a n g u n a n E k o n o m i
Pembangunan Ekonomi SDGs adalah tercapainya
pertumbuhan ekonomi berkualitas melali keberlanjutan
peluang kerja dan usaha, inivasi, industri inklusif,
infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan
didukung kemitraan
10
11. ENERGI BERSIH DAN
TERJANGKAU
M e n j a m i n A k s e s E n e r g i y a n g
T e r j a n g k a u , A n d a l , B e r k e l a n j u t a n
d a n M o d e r n u n t u k S e m u a
Produksi listrik pada tahun 2017 mencapai 2.934.900 KWh
menurun dari tahun sebelumnya yaitu 106.289.500 KWh.
Dilihat dari komposisi golongan pelanggan listrik maka
konsumen yang menggunakan listrik PLN di tahun 2017
terbanyak adalah golongan tarif rumah tangga sebanyak
207.837 pelanggan.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersi bagi masyarakat Kota
Tanjungpinang dikelola oleh (PDAM) Tirta Janggi
Tanjungpinang. Produksinya iar bersi tahun 2017 mencapai
6,73 m3 mengalami kenaikan disbanding tahun
sebelumnya.
11
Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, dan Produksi Listrik PT. PLN
(Persero) Cabang Tanjungpinang, 2017
Banyaknya Tenaga Kerja, Pelanggan, Produksi, dan Distribusi Air Minum
di PDAM Tirta Kepri, 2013-2017
12. • Jumlah industri besar dan sedang mencapai 19 unit mampu menyerap
1.260 tenaga kerja sedangkan jumlah industri kecil mencapai 607 unit
usaha
• Memiliki infrastruktur listrik melalui PLTD suka berenang dan PLTD air
raja
• Ekspor melalui Tanjungpinang mecapai 5,1 juta kg dengan nilai 7,5 juta
US$
• Laju inflasi mencapai rerata 2,46 12.Koperasi aktif mencapai 99 unit
• Kegiatan perekonomian logistik barang melalui akses pelabuhan
dengan bongkar muat mencapai 262.274 ton (antar pulau) dan 7.709
ton (internasional) kapasitas bongkar serta 4.389 ton (antar pulau) dan
795 ton (internasional) kapasitas muat;
• Kegiatan perekonomian orang melalui akses pelabuhan mencapai
kedatangan 736.401 jiwa (dalam negeri) dan 239.881 (internasional)
serta keberangkatan 830.373 jiwa (dlaam negeri) dam 248.676
(internasional);
• Kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) berdasarkan Perpres
• Kunjungan kapal mencapai 2 jutaTonage (m3/grt) per tahun
• Lalu lintas keberangkatan dan kedatangan di Bandara RHF) mencapai
2.375 atau rerata 197 unit pesawat per bulan dengan total penumpang
mencapai 190 ribu
PEKERJAAN LAYAK DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
• PDRB menurut lapangan usaha mencapai 19.085.334,6 (juta)
rupiah dengan Pendapatan per kapita tinggi mendapai 80
juta;
• Kemaritiman melaui perikanan tangkap dan pengolahan ikan
• Volume dan nilai produksi perikanan penangkapan mencapai
1.946, 8 ton dengan nilai 51 Milyar sedangkan pengolahan
ikan mencapai 257,74 ton dengan nilai 34,7 milyar
• Keberadaan Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
(RHF) dan akses pelabuhan
• Tingkat pengangguran terbuka rendah, dari total 35.841
angkatan kerja terdapat 1.828 pengganguran terbuka atau
mencapai 5,10%
• Tingkat pendidikan angkatan kerja dengan status pendidikan
terakhir SMA hingga jenjang perguruan tinggi mencapai
56.441jiwa disbanding total 94.121 pekerja atau mencapai
59,97%
• Perkebunan Kelapa seluas 56 ha dengan produksi 78,5 ton
12
13. 13
Hasil listing Sensus Ekonomi 2017 mengungkapkan bahwa
pada tahun 2017 terdapat 19 perushaan Industri Besar dan
Sedang di Kota Tanjungpinang yang mampu menyerap
1.260 tenaga kerja. Dibandingkan dengan tahun 2016,
jumlah tenaga kerja yang diserap berkurang sebanyak 19
orang
Jumlah Perusahaan Industri Besar/Sedang dan
Tenaga Kerja Menurut Kecamatan di Kota Tanjungpinang, 2017
Sumber: BPS Kota Tanjungpinang
INDUSTRI, INOVASI DAN
INFRASTRUKTUR
14. Berkurangnya Kesenjangan
Kesenjangan pendapatan sedang mengalami kenaikan, 10 persen orang-
orang terkaya menguasai 40 persen dari total pendapatan global. Di lain
pihak, 10 persen orang-orang termiskin hanya mendapat antara 2 sampai 7
persen dari total pendapatan global. Di negara-negara berkembang,
kesenjangan ini telah meningkat sebanyak 11 persen jika kita menghitung
berdasarkan pertumbuhan populasi.
Add a Footer 14
15. Kemitraan Untuk
Mencapai Tujuan
• Memiliki potensi wisata tinggi seperti Masjid
penyengat, Pantai Tanjung Siambang, Banyan Tree
Tample, Vihara Avalokitesvara Graha
• Akomodasi hotel berbintang mencapai 8 unit dan hotel
non bintang mecapai 38 unit dengan ketersediaan
kamar mencapai 2.225 ruang;
• Okupansi hotel berintang mencapai 45,80% dna non
bintangmencapai 43,86% dengan rata-rata menginang
1,63-1,93 hari
• Perkembangan akomodasi penunjang pariwisata
(restaurant, pujasera, dsb) mencapai 161 unit
• Memiliki pengembangan landmark daerah seperti
Gedung Gonggong;
• Memiliki event internasional seperti perlombaan
perahu naga, dsb
Add a Footer 15
17. 17
AIR BERSIH DAN SANITASI LAYAK
Add a Footer 17
Usaha untuk menciptakan keadaan yang baik di bidang kesehatan pada tempat tinggal merupakan salah satu hal yang dapat
memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat. Usaha tersebut dapat berupa tersedianya fasilitas tempat tinggal seperti sumber air
minum layak, kepemilikan jamban sendiri, serta jenis atap, lantai dan dinding yang layak. Berdasarkan data Susenas Maret 2020,
sebanyak 63,21 persen rumah tangga sudah menggunakan air kemasan bermerk/ air isi ulang sebagai sumber air minum utama,
namun masih terdapat 3,45 persen rumah tangga menggunakan sumur/ mata air tak terlindung. Jika dilihat dari kepemilikan
jamban, sebanyak 96,39 persen rumah tangga sudah memiliki fasilitas buang air besar sendiri.
Persentase akses sanitasi layak pada tahun 2019 adalah sebesar 86,71%, mengalami peningkatan dari 80,50% pada tahun 2018
18. 18
KOTA DAN PEMUKIMAN YANG BERKELANJUTAN
Add a Footer 18
Tingkat kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup masyarakat dapat dilihat melalui salah satu indikatornya yaitu
status kepemilikan rumah tinggal. Kondisi ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh terhadap kepemilikan rumah
tinggal. Status kepemilikan rumah tinggal yang dicakup disini adalah rumah milik sendiri, kontrak/sewa, bebas sewa
atau status kepemilikan lainnya. Rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri akan lebih tenang karena telah
mampu memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang terjamin dan permanen dalam jangka panjang.
Rumah Tangga di Tanjungpinang berdasarkan hasil Susenas 2019 yang menempati rumah milik sendiri sekitar 67,80
persen dan sisanya sekitar 32,20 persen adalah bukan milik sendiri. Rumah tangga yang menempati rumah bukan
milik sendiri terdiri dari kontrak/ sewa sekitar 15,07 persen, bebas sewa baik milik orang lain maupun orangtua/
Persentase Rumah Tangga menurut Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal di Kota Tanjungpinang Tahun
2019 Sumber : Susenas, 2019 saudara sekitar 13,54 persen dan rumah dinas sebesar 3,58 persen.
19. Berikut merupakan peraturan daerah di
Tanjungpinang yang berkaitan serta mendukung
pelaksanaan TPB di Kota Tanjungpinang adalah
sebagai berikut:
• Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
Anak
• Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 3
tahun 2015 tentang Pengelolaan Persampahan
• Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 6
Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan
• Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2
tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender Dalam Pembangunan Daerah
• Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 4
tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Hak
Penyandang Disabilitas
• Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang No. 1 tahun
2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Tanjungpinang
Add a Footer 19
PILAR HUKUM
Meskipun Pemerintah Kota Tanjungpinang
belum membuat Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (RAD TPB) tetapi,
dalam skala provinsi, Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau telah menyelesaikan pembuatan
RAD TPB Provinsi Kepulauan Riau. RAD TPB
tersebut diatur dalam Peraturan Gubernur
Kepulauan Riau Nomor 73 tahun 2018 tentang
Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan / Sustainable Development
Goals Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021.